Anda di halaman 1dari 14

KELOMPOK 2

DISUSUN OLEH
 Maulana Faizal R (D1A140992)
 Eksa Srimulyani M (D1A140999)
 Eni Mahsunah (D1A141001)
 Geri Nugraha (D1A141005)
 Husnul Fahmi (D1A141033)
 Ika Nurul H (D1A140911)
 Rizki Putri L (D1A140910)
 Wilda Ayu B (D1A140996)

FARMAKOEKONOMI
ANALISIS EFEKTIVITAS BIAYA
PENGGUNAAN TERAPI OBAT GOLONGAN BIGUANIDE YAITU
METFORMIN DENGAN OBAT GOLONGAN SULFONYLUREA
YAITU GLIMEPIRIDE PADA PASIEN DIABETES MELITUS TIPE 2
RAWAT JALAN
DI RS X BANDUNG
LATAR BELAKANG

Diabetes mellitus (DM) merupakan salah satu penyakit yang banyak menarik perhatian
karena angka prevalensinya yang semakin bertambah. Menurut WHO kasus DM di
Indonesia pada tahun 2000 adalah 8,4 juta orang berada pada rangking 4 dunia, pada
tahun 2003 menduduki posisi kelima, dan pada tahun 2005 Indonesia bergeser ke posisi
ketiga (Mayasari, 2015).
Secara epidemiologi, diperkirakan bahwa pada tahun 2030 prevalensi diabetes melitus
di Indonesia mencapai 21,3 juta orang. Hasil Riset Kesehatan Dasar (Riskesdas) tahun
2007, diperoleh bahwa proporsi penyebab kematian akibat DM pada kelompok usia 45-
54 tahun di daerah perkotaan menduduki ranking ke-2 yaitu 14,7%. DM menduduki
ranking ke-6 yaitu 5,8% di daerah pedesaan (Depkes RI., 2009).
LATAR BELAKANG
Diabetes mellitus (DM) merupakan penyakit metabolik yang ditandai dengan hiperglikemia;
disebabkan karena abnormalitas metabolisme karbohidrat, lemak, dan protein; dan dapat
menyebabkan komplikasi kronik seperti mikrovaskuler, makrovaskuler dan neuropatik. Penderita
Diabetes Melitus menyebar di seluruh provinsi.
Jawa Barat merupakan salah satu provinsi di Indonesia yang mempunyai jumlah penderita diabetes
yang cukup tinggi. Pasien Diabetes Melitus tipe 2 yang melakukan rawat jalan di beberapa rumah
sakit di Jawa Barat pada tahun 2007 berjumlah 39.853 orang, sedangkan yang menjalani rawat inap
sebanyak 6.668 orang (Dinas Kesehatan Jawa Barat, 2008). Sebagai ibukota dari Jawa Barat, Bandung
merupakan salah satu kota di Jawa Barat dimana terdapat 10 persen penduduknya mengidap
penyakit Diabetes Melitus (Tandra, 2008). Penyakit Diabetes Melitus juga menempati sepuluh
terbesar pola penyakit di Kota Bandung (Profil Kesehatan Kota Bandung, 2010).
LATAR BELAKANG
Dalam dasawarsa terakhir, biaya pelayanan kesehatan dirasakan semakin meningkat sebagai akibat
dari berbagai faktor, yaitu perubahan pola penyakit dan pola pengobatan, peningkatan
penggunaan teknologi canggih, meningkatnya permintaan masyarakat dan perubahan ekonomi
secara global. Dilain pihak biaya yang tersedia untuk kesehatan belum dapat ditingkatkan, dimana
kemampuan pemerintah semakin terbatas dan peran masyarakat masih belum maksimal.
Suatu terapi pengobatan yang baik dan benar akan sangat menguntungkan bagi pasien, baik dari
segi kesehatan atau kesembuhan penyakit yang diderita, biaya yang harus dikeluarkan, dan
kepatuhan pasien dalam mengkonsumsi obat tersebut terutama sekali bagi pasien yang harus
mengkonsumsi obat dalam waktu lama, bahkan seumur hidupnya, seperti penyakit diabetes
mellitus, oleh karena itu efisiensi dan efektivitas penggunaan obat dan biayanya merupakan faktor
yang penting diperhatikan.
IDENTIFIKASI
MASALAH

Lamanya pengobatan Diabetes mellitus yang bisa sampai seumur hidup


memerlukan keefektivitasan pemilihan obat hiperglikemia yang tepat baik itu
obat yang diberikan maupun dari segi harganya juga.
Komplikasi yang ditimbulkan dari Diabetes millutus dapat menimbulkan faktor
resiko untuk penyakit serebro-vaskular, penyakit jantung koroner, penyakit mata,
ginjal dan saraf sehingga perlu menjadi perhatian khusus untuk pemilihan obat
yang tepat untuk keberhasilan terapi sehingga meminimalisir faktor resikonya.
TUJUAN
Memperbandingkan obat yang efektif untuk pengobatan Monotherapy
pada Diabetes Militus tipe 2 dengan memperbandingkan obat
golongan Biguanide yaitu metformin dengan obat golongan
sulfonylurea yaitu glimepiride pada pasien Diabetes Militus tipe 2 di RS
X Bandung.
METODA METODA
BAHAN Metoda yang di pakai adalah Analisis
Bahan dan sumber data yang akan di Efektivitas Biaya (AEB)/CEA dengan
gunakan dalam penelitian ini memperhitungankan nilai ACER dan
diperoleh dari catatan medik, perincian ICER.
biaya obat di bagian farmasi, kuitansi PROSEDUR PELAKSANAAN
pasien, dan hasil wawancara dengan Rencana penelitian ini akan dilakukan
pasien diabetes mellitus tipe 2 rawat dengan rancangan deskriptif pada
jalan di RS X Bandung. pasien yang berkunjung ke poliklinik
ALAT Endokrinologi RS X Bandung, lama
Alat penelitian yang akan digunakan waktu penelitian adalah selama 3
adalah lembar pengumpul data. bulan.
KRITERIA POPULASI

Pasien yang menjadi target adalah 30 orang pasien di Rumah Sakit X


Bandung dari poliklinik rawat jalan Endokrinologi dengan kriteria
sebagia berikut :
KRITERIA INKLUSI KRITERIA EKSKLUSI

1. Pasien wanita dan pria berusia 35


tahun – 65 tahun
2. Pasien dengan kadar glukosa darah
 Pasien yang sudah terdiagnosa
lebih dari 200mm/dl (11,1 mmol/L)
adanya DM tipe 2 dengan
3. Pasien dengan glukosa puasa lebih
komplikasi serangan jantung,
dari 126mg/dl (7.0 mmol/g)
4. Pasein dengan glukosa 2 jam
hipertensi dan gangguan ginjal

sesudah makan lebih dari 200mm/dl


(11,1 mmol/L)
PERSPEKTIF

Analisis data dilakukan dengan sudut pandang institusi (rumah sakit) meliputi :
 Data demografi pasien, meliputi jenis kelamin, umur, diagnosa, komplikasi
yang terjadi dan lama menderita DM
 Perhitungan biaya rata-rata dari penggunaan antidiabetik tunggal
 Perhitungan biaya medik langsung rata-rata per bulan, meliputi biaya obat,
biaya pemeriksaan dan konsultasi, dan biaya pemeriksaan laboratorium
 Perhitungan Efektivitas terapi
KOMPONEN BIAYA OUTCOME

Biaya langsung, meliputi :


 Biaya pendaftaran
Outcome yang diperoleh adalah
 Biaya pemeriksaan dokter
adanya penurunan glukosa
spesialis endokrine
dalam darah pasien
 Biaya labolatorium
 Biaya obat-obatan

Anda mungkin juga menyukai