Anda di halaman 1dari 50

PENANGGULANGAN

PENCEMARAN UDARA

HESTY NUUR HANIFAH


PENDAHULUAN

Pencemaran udara diartikan sebagai adanya bahan-


bahan atau zat-zat asing di dalam udara yang
menyebabkan perubahan susunan (komposisi)
udara dari keadaan normalnya.
Kelebihan bahan atau zat asing di dalam udara
dalam jumlah tertentu serta berada di udara dalam
waktu yang cukup lama, akan dapat mengganggu
kehidupan manusia, hewan dan tumbuhan. Kondisi
inilah yang disebut bahwa lingkungan udara telah
tercemar.
Komposisi udara

Udara merupakan campuran beberapa macam gas yang


perbandingannya tidak tetap, tergantung pada keadaan
suhu udara, tekanan udara dan lingkungannya.
Susunan komposisi udara bersih dan kering, kira-kira
tersusun oleh :
- Nitrogen (N2) = 78,09 %
- Oksigen (O2) = 21,94 %
- Argon (Ar) = 0,93 %
- Karbondioksida (CO2) = 0,032 %
Gas-gas lain yang terdapat dalam udara antara lain gas-
gas mulia, nitrogen oksida,hidrogen, methane belerang
dioksida, ammonia dan lain-lain.
Nilai Ambang Batas

Nilai ambang batas adalah alternatif untuk


mengukur sejauh mana komposisi dari komponen
udara masih dapat diterima, tidak mengganggu
kesehatan dan merasa masih aman.
Dalam kata lain, nilai ambang batas juga
diidentikkan dengan kadar maksimum yang
diperkenankan.
Usaha Penanggulangan Pencemaran Udara

Usaha penanggulangan pencemaran udara dapat


dilakukan melalui dua macam cara yaitu:
1. Penanggulangan secara non-teknis, dan
2. Penanggulangan secara teknis
I. Penanggulangan secara non-teknis

Penanggulangan secara non-teknis yaitu usaha


untuk mengurangi dan menanggulangi pencemaran
lingkungan dengan cara menciptakan peraturan
perundangan yang dapat merencanakan, mengatur
dan mengawasi.
Segala macam bentuk kegiatan industri dan
teknologi sedemikian rupa sehingga tidak terjadi
pencemaran lingkungan.
Hal ini dapat dilakukan dengan memberikan
gambaran secara jelas tentang kegiatan industri dan
teknologi yang akan dilaksanakan disuatu tempat.
Penanggulangan secara non-teknis meliputi:

1. Penyajian Informasi Lingkungan (PIL)


PIL adalah suatu telaah secara garis besar
tentang rencana kegiatan yang akan dilakukan atau
diusulkan yang kemungkinan menimbulkan dampak
lingkungan dari kegiatan tersebut apabila berjalan
dan menentukan penilaian ke tahap lebih lanjut.
Kegunaan PIL adalah memutuskan apakah
usulan proyek tersebut perlu diterima tetapi perlu
Amdal, atau tidak perlu Amdal atau ditolak sama
sekali.
2. Analisis Dampak Lingkungan (AMDAL)

Dalam Peraturan Pemerintah No. 27 tahun


1999, disebutkan bahwa AMDAL merupakan kajian
mengenai dampak besar dan penting untuk
pengambilan keputusan suatu usaha dan/atau
kegiatan yang direncanakan pada lingkungan hidup
yang diperlukan bagi proses pengambilan
keputusan tentang penyelenggaraan usaha
dan/atau kegiatan.

3. Menanamkan Perilaku Disiplin


II. Penanggulangan Secara Teknis

Cara yang dapat ditempuh dalam penanggulangan


secara teknis. Diantaranya adalah:
1. Mengubah Proses
Apabila dalam suatu proses industri dan teknologi
terdapat bahan buangan (limbah) yang berupa zat-zat
kimia maka akan terjadi pencemaran lingkungan oleh zat-
zat kimia
Keadaan ini harus dihindari dengan mengubah
proses yang ada dan memenuhi kriteria dibawah ini:
1. Mengutamakan keselamatan lingkungan
2. Teknologi yang telah dikuasai dengan baik
3. Secara teknis dan ekonomis dapat dipertanggung
jawabkan
2. Mengganti Sumber Energi

Sumber energi yang digunakan pada berbagai


kegiatan industri dan teknologi sebagian besar
masih mengandalkan pada pemakaian bahan
bakar fosil, yang menghasilkan komponan
pencemaran udara yang berupa gas. Hal ini bisa
dikurangi dengan memakai bahan bakar LNG
(Liquid Natural Gases) yang menghasilkan gas
buangan yang lebih bersih.
3. Mengelola Limbah

Pengelolaan limbah industri dari bahan


buangan industri dan teknologi dimaksudkan
untuk mengurangi pencemaran lingkungan. Cara
pengolahan limbah ini sering disebut dengan
Waste Management. Cara mengelola limbah
industri dan teknologi tergantung pada sifat
kandungan limbah serta tergantung pula pada
rencana pembuangan olahan limbah secara
permanen.
4. Menambah Alat Bantu

Untuk melengkapi cara penanggulangan pencemaran


secara teknis dilakukan dengan menambah alat bantu
yang dapat mengurangi pencemaran. Beberapa alat bantu
yang digunakan untuk mengurangi atau menanggulangi
pencemaran lingkungan diantranya:
a. Filter udara
Filter udara dimaksudkan untuk menangkap abu atau
partikel yang keluar dari cerobong, agar tidak ikut terlepas
kelingkungan udara bersih saja yang keluar dari
cerobong.
Gambar 1. Filter udara (kiri) dan pengendap siklon (kanan)
b. Pengendapan siklon (Cyclone separator)

Pengendapan siklon adalah pengendapan


debu/abu yang ikut dalam gas buangan atau udara
dalam ruangan pabrik yang berdebu. Prinsip kerja
pengendapan siklon adalah pemanfaatan gaya
sentrifugal dari udara/gas buangan yang sengaja
dihembuskan melalui tepi dinding tabung siklon
sehingga partikel yang relatif beratakan jatuh
kebawah.
c. Filter basah (Serubbers/Wel Colectors)

Prinsip kerja filter basah adalah


membersihkan udara yang kotor dengan cara
menyemprot air dari bagian atas alat. Pada saat
udara yang berdebu kontak dengan air, maka
debu akan ikut semprotan air turun kebawah.
d. Pengendap sistem gravitasi

Alat pengendap ini hanya digunakan untuk


membersihkan udara kotor yang ukuran partikelnya
relative cukup besar, sekitar 50 mikro atau lebih.
Cara kerja alat ini sederhana sekali, yaitu dengan
mengalirkan udara yang kotor kedalam alat yang
dibuat sedemikian rupa sehimgga pada waktu terjadi
perubahan kecepatan secara tiba-tiba,partikel akan
jatuh terkumpul dibawah akibat gaya berat sendiri.
Namun, masih banyak pabrik industri yang belum
menggunakan filter pengendap sistem gravitasi
karena biayanya relatif mahal.
e. Pengendap elektrostatik

Alat pengendap elektrostatik digunakan untuk


membersihkan udara kotor dalam jumlah relative
besar dan pengotor udaranya adalah aerosol atau
uap air, alat dapat membersihkan udara secara
cepat dan udara yang keluar dari alat ini sudah
relatif bersih.
Prinsip Kerja Pengendap Elektrostatik

Alat pengendap ini menggunakan arus searah yang


mempunyai tegangan 25-100 KV alat ini berupa tabung
silinder dimana dindingnya diberi muatan positif, sedangkan
di tengah ada sebuah kawat yang merupakan pusat selinder,
sejajar dinding tabung diberi muatan negative. Adanya
perbedaan tegangan yang cukup besar akan menimbulkan
corona discharge di daerah pusat silinder. Hal ini
menyebabkan udara kotor seolah-olah mengalami ionisasi.
Kotoran udara menjadi ion negative sedangkan udara bersih
menjadi ion positif dan masing-masing akan menuju ke
elektroda yang sesuai. Kotoran yang menjadi ion negative akan
ditarik oleh dinding tabung sedangkan udara bersih akan
berada di tengah-tengah silinder dan kemudian terhembus
keluar.
Jenis penyaring polusi pengendap elektrostatik,
masih banyak ditemukan kekurangan dan
harganya juga relatif mahal, sehingga tidak
banyak pihak pemilik pabrik tidak mau
menggunakannya. Selain itu juga, jenis filter ini
tidak memanfaatkan air, sehingga belum mampu
mengikat silika sebagai yang terkandung pada
limbah asap pabrik sebagai bahan dasar
pembuatan semen.
f. Catalitic converter

Kendaraan bermotor berbahan bakar bensin


merupakan salah satu kontributor adanya polusi udara
dari sektor transportasi.
Catalytic Converter merupakan salah satu alternatif
teknologi yang dapat digunakan untuk menurunkan
polutan dari emisi kendaraan bermotor, khususnya
untuk motor berbahan bakar bensin.
Tujuan pemasangan catalytic converter adalah
merubah polutan-polutan yang berbahaya seperti CO,
HC, dan NOx menjadi gas yang tidak berbahaya, seperti
karbondioksida (CO2), uap air (H2O)dan nitrogen (N2)
melalui reaksi kimia.
Pengkonversian polutan-polutan berbahaya
tersebut tergambar pada reaksi sebagai berikut:
1.CO + O2CO2
2.HC + O2 H2O + CO2
3.NOx N2+ O2
Pada reaksi nomor 1 dan 2 terjadi reaksi oksidasi
(penambahan oksigen), sedangkan pada reaksi
nomor 3 memerlukan pengeluaran oksigen
(reduksi).
Catalytic converter terdiri atas bahan-bahan yang bersifat
katalis yaitu bahan yang bisa mempercepat terjadinya
reaksi kimia yang tidak mempengaruhi keadaan akhir
kesetimbangan reaksi dan komposisi kimia katalis tersebut
tidak berubah.
Bahan dasar dari catalytic converter adalah logam katalis.
Logam katalis yang biasa digunakan adalah Platinum (Pt)
dan Rhodium(Rh).
Alasan pemilihan bahan ini karena Platinum mempunyai
keaktifan yang tinggi selama proses oksidasi karbon
monoksida (CO) dan hidrokarbon (HC), sedangkan
Rhodium sangat aktif selama proses reduksi nitrogen
oksida (NOx).
Jenis-Jenis Catalytic

1.Catalytic Converter Oksidasi


Catalytic converter oksidasi atau single bed oxidation
catalytic converter beroperasi pada keadaan udara
berlebih dan mengubah HC dan CO menjadi H2O dan CO2.
Namun catalytic converter ini tidak memberikan pengaruh
terhadap NOx.
2.Catalytic Converter Dua jalan

Sistem ini terdiri dari dua sistem katalis yang dipasang


segaris. Dimana gas buang pertama mengalir melalui
catalytic reduksi dan kemudian catalytic oksidasi.
Sistem yang pertama (Bagian depan) merupakan katalis
reduksi yang berfungsi untuk menurunkan emisi Nox
Sedangkan sistem yang kedua (bagian belakang)
merupakan katalis oksidasi yang dapat menurunkan
emisi HC dan CO.
Konverter jenis ini secara luas dipakai pada mesin diesel
untuk mengurangi senyawa hidrokarbon dan karbon
monoksida
3.Catalytic converter tiga jalan

Sistem ini dirancang untuk mengurangi gas-gas polutan, seperti


CO, HC, NOx yang keluar dari sistem gas buang dengan cara
mengubahnya melalui reaksi kimia menjadi CO2,uap air (H2O),
dan nitrogen (N2).
Terdapat tiga reaksi simultan, terdapat reaksi sebagai berikut:
a)Reaksi reduksi nitrogen oksida menjadi nitrogen dan oksigen:
2NOx > xO2+ N2
B)Reaksi oksidasi karbon monoksida menjadi karbon dioksida :
2CO + O2> 2CO2
c)Reaksi oksidasi senyawa hidrokarbon yang tidak terbakar
menjadi karbon dioksida dan air :
CxH2x+2 + [(3x+1)/2]O2 xCO2+ (x+1)H2O
Catalitic Converter tiga jalan paling ideal digunakan
dengan mesin yang telah menggunakan closed loop
feedback fuel injection.
E. Menjauhkan Sumber Pencemar

Hal-hal yang mempengaruhi konsentrasi


pencemar udara, diantaranya adalah:
a. Persentase gas yang dikeluarkan (Emisi gas
buang)
b. Jumlah sumber-sumber pencemar (Volume)
c. Waktu beroperasi(lamanya sumber beroperasi)
Agar konsentrasi zat pencemar yang berasal
dari sumber tidak melebihi ambang batas,maka
perlu diadakan rekayasa agar jauh dari
masyarakat. Sebagai contoh:
a. Untuk membagun sebuah pabrik/industri
maka perlu dipilih lokasi yang tepat, misalnya
dengan memperhatikan jumlah pabrik/industri
(sumber pencemar) di daerah tersebut, adanya
perumahan penduduk, pengambangan kota, dan
lain sebagainya, sehingga tidak banyak
menimbulkan permasalan bagi masyarakat.
b. Jika dalam suatu tempat (ruas jalan) terjadi
konsentrasi pencemaran udara yang melebihi
ambang batas, maka dapat ditangani dengan cara
mengurangi jumlah kendaraan yang akan melewati
ruas jalan tersebut. Contohnya : Program Car Free
Day
F. Reboisasi dan Penghijauan

Reboisasi adalah Tindakan penanaman kembali


hutan yang telah gundul akibat di tebang atau akibat
bencana alam.
Dengan kembalinya fungsi hutan maka dapat
menghindarkan lingkungan dari polusi udara,
kembalinya ekosistem hutan, penyerapan
karbondioksida yang optimal.
Penghijauan sebenarnya hampir mirip dengan
reboisasi hanya saja sistem dalam penghijauan
berbeda dengan reboisasi. Jadi penghijauan adalah
usaha untuk menanam pohon dan tumbuhan di
tempat yang dianggap bisa menjadi tumbuh
kembang si tumbuhan tersebut. Gerakan
penghijauan bisa dimulai dari rumah kita sendiri.
Tanaman Yang Bisa Mengurangi Polusi Udara

1. Pohon palm (Chrysalidocarpus lutescens)


Pohon palm paling bagus untuk menghilangkan
formaldehyde dan juga sebagai air humidifier (kalo
di Indonesia air humidifier tidak perlu karena
udaranya lembab, tapi di negara empat musim yang
kering air humidifier sangat dibutuhkan terutama
saat musim dingin, kalo gak kulit kita akan sangat
kering dan pecah-pecah)
2. Pohon Bungur Dan Mahoni

Bungur dan Mahoni mampu menyerap polutan


udara seperti timbal. Kedua pohon ini sebaiknya
ditanam untuk penghijauan di kota-kota besar, dekat
jalan protokol yang padat lalu lintasnya. Bukan
rahasia lagi kalau kendaraan bermotor menjadi
penyumbang timbal terbesar di udara.
3. Lidah Buaya/Aloe Vera (Aloe barbadensis)

Nama latin tumbuhan ini adalah Aloe vera, yang di


Indonesia dikenal sebagai lidah buaya. Tumbuhan
yang dimanfaatkan sebagai penyubur rambut,
penyembuh luka dan mulai dikembangkan sebagai
bahan industri kosmetik, farmasi, dan makanan-
minuman kesehatan ini ternyata mempunyai
kemampuan sebagai penyerap polutan. Aloe vera
mampu menetralisir racun benzena, formaldehida
(formalin), dan berbagai bahan kimia lainnya.
4. Lidah Mertua/Snake Plant (Sansevieria
trifasciata)
Banyak digunakan sebagai tanaman hias, tanaman yang
di Indonesia dikenal dengan nama lidah mertua ini
merupakan tanaman cemara abadi yang toleran terhadap
kurangnya air dan hujan. Ilmuwan menemukan bukti
bahwa tanaman ini memiliki kemampuan luar biasa
untuk menyerap karbonmonoksida, nikotin, benzene,
formaldehyde, trichloroethylene, hingga dioksin. Satu
tanaman dewasa berdaun 4/5 helai dapat menyegarkan
kembali udara dalam ruangan seluas 20 m persegi.
5. Chrysanthemum (Bunga Krisan)
Kalo di rumah anda banyak perokok, sebaiknya
tanam bunga krisan di dlm pot. Bunga ini akan
menyerap zat benzene yang banyak terdapat dalam
tembakau. Benzene ini berbahaya sebagai pemicu
kanker.
TERIMAKASIH

Anda mungkin juga menyukai