Anda di halaman 1dari 4

Cara Penanggulangan Pencemaran Udara

1.

Penanganan Pencemaran Udara


Tiga komponen yang harus diperhatikan untuk dilihat bagi pemecahan
masalahnya secara epidemiologis, yaitu:
a.

Sumber-sumber emisi, yang akan merupakan suatu sub system tersendiri

b.

pada penanggulangan nantinya.


Dunia udara kita (atmosfer) sebagai suatu sub system dari system ekologi

c.

keseluruhannya.
Reseptor sebagai pihak-pihak yang nantinya akan mengalami akibat
peristiwa pencemaran. Reseptor ini ternyata adalah unsur biotis maupun
abiotis (lingkunga fisik).

Pada prinsipnya dapat ditempuh 4 pokok-pokok penanggulangan yang


masing-masing bersifat sebagai suatu pendekatan untuk dilakukan tindakantindakan tertentu, keempat pendekatan itu adalah:
a. Pendekatan Tehnologis
Adalah suatu pendekatan yang tehnologis lebih ditujukan kepada faktor
sumber emisi beserta segala sesuatunya yang menjalin bersama-sama
sebagai sub system. Pendekatan tehnologis yaitu dengan pengendalian
pencemaran melalui perubahan proses dalam subsystem sumber emisi
dan pengendalian sumber emisi melalui cara-cara pembuangan
kontaminan.
b. Pendekatan Planologis
Adalah suatu pendekatan yang ditujukan bagi pertataan lingkungan fisik
kita, agar timbal balik dapat menghindar akibat-akibat merugikan yang
dapat diperkirakan menimpa reseptor. Jelasnya lingkungan hidup kita
harus dapat tertata sedemikian rupa melalui perencanaan dan
implementasi planologis untuk menciptakan suatu lingkungan hidup
(perkotaan) yang mampu menjamin rasa aman, keindahan, maupun
persyaratan-persyaratan hidup hygienis dan sosial yang lebih baik.
Beberapa pokok langkah planologis yang perlu memperoleh perhatian dalam
perencanaan tata kota adalah sebagai berikut :

1)

Lokalisasi daerah-daerah sumber emisi, dengan cara penetapan


terhadap daerah industri yang cukup jauh dari daerah permukiman
penduduk.
Pencatatan daerah kota dalam berbagai zonifikasi dengan masing-

2)

masing peranan tertentu, seperti daerah non-industri, daerah industri,


zone pusat pemerintahan, zone pusat transportasi, dll.
Perencanaan system jalur transportasi dalam kota, semakin padat

3)

kendaraan berotor, berarti semakin lambat kecepatan kendaraan


bermotor, sehingga CO yang dihasilkan akan lebih banyak daripada
dalam keadaan cepat. Selain itu dengan pembagian jalur-jalur khusus
misalnya jalur khusus untuk becak, jalur khusus untuk angkutan,
untuk taxi, dll.
c. Pendekatan Administratif
Adalah suatu pendekatan yang akan mengikat semua pihak mengikuti
ketentuan-ketentuan yang berlaku karena berlakunya suatu ketentuan
hukum terhadap masyarakat serta dibinanya ketentuan-ketentuan
administratif

oleh

petugas-petugas

maupun

aparat

pelaksana

pemerintahan dengan seksama.


d. Pendekatan Edukatif
Setiap langkah yang perlu dikerjakan dan diperkembangkan untuk
membina dan memberikan penerangan terus-menerus kepada masyarakat
baik dalam rangka motivasi maupun membangkitkan kesadaran ikut
memelihara kelestarian lingkungan hidup.
Selain dengan cara-cara tersebut diatas, pengendalian pencemaran udara
dapat dilakukan dengan cara deteksi/monitoring untuk mengetahui tingkat
pencemaran oleh suatu polutan dengan alat-alat tertentu dan dengan cara
analyse yang menggunakan alat-alat khusus juga. Untuk cara alami,
pengembangan hutan buatan juga dapat dilakukan, karena beberapa
pepohonan mempunyai sifat baik untuk mengabsorbsir gas-gas tertentu di
udara.
2.

Kontrol terhadap polusi CO

Berbagai usaha telah dilakukan untuk mengontrol polusi CO di udara.


Kebanyakan usaha tersebut ditujukan untuk mengurangi polusi CO dari
kendaraan bermotor karena sebanyak 64% dari seluruh emisi CO dihasilkan
dari transportasi, terutama yang menggunakan bahan bakar (oli,bensin). Hasil
pembakaran mesin ini selain mengandung CO juga mengandung campuran
NOx,HC dan partikel, sehingga masalah yang harus dipecahkan juga
kompleks. Rasio antara udara dan bahan bakar yang rendah akan mengurangi
emisi NOxtetapi menghasilkan emisi CO dan HC yang tinggi. Penggunaan
rasio udara dengan bahan bakar yang tinggi mungkin dapat memecahkan
masalah ini.
Berbagai cara telah dilakukan untuk mengontrol emisi CO dari kendaraan
bermotor. Cara-cara tersebut di antaranya adalah sebagai berikut :
1.

Modifikasi mesin pembakar untuk mengurangi jumlah polutan yang

2.

terbentuk selama pembakaran.


Pengembangan reaktor sistem ekshaust sehingga proses pembakaran
berlangsung sempurna dan polutan yang berbahaya diubah menjadi

3.

polutan yang lebih aman.


Pengembangan substitusi

4.

menghasilkan polutan dengan konsentrasi rendah selama pembakaran.


Pengembangan sumber tenaga yang rendah polusi untuk menggantikan

bahan

bakar

untuk

bensin

sehingga

mesin pembakaran yang ada.


Contoh dari rektor sistem ekshaust misalnya reaktor ekshaust termal dan
reaktor katalitik. Reaktor ekshaust termal terdiri dari suatu wadah yang
bersuhu tinggi yang menempel pada mesin. Jika gas buangan melalui wadah
panas tersebut, udara akan dimasukkan dimana tersedia oksigen untuk proses
pembakaran lengkap. Masalah yang dihadapi adalah untuk membuat wadah
tersebut harus digunakan bahan yang tahan panas dan dapat dipanaskan
dengan cepat, dan tahan terhadap korosi terutama oleh garam timbal (Pb).
Tipe reaktor kedua yang disebut reaktor katalitik menggunakan suatu bed
yang berisi butiran bahan katalis yang menjadi aktif pada suhu sedang. Gas
buangan akan bercampur dengan udara dan melalui katalis yang telah di

aktifkan. Dengan adanya katalis, oksidasi berlangsung sempurna pada suhu


yang lebih rendah dari pada di dalam rektor termal.

Anda mungkin juga menyukai