Anda di halaman 1dari 5

TELAAH KRITIS JURNAL

Pencemaram Udara Akibat Emisi Gas Buang Kendaraan Bermotor

Judul : Pencemaram Udara Akibat Emisi Gas Buang Kendaraan Bermotor

Penulis : Ismiyati, Devi Marlita, Deslida Saidah

Publikasi : Jurnal Manajemen Transportasi & Logistik (JMTransLog) - Vol. 01/No. 03, 3
November 2014 Penelaah : dr. Mela Aryati

Tanggal telaah : 23 Oktober 2019

I. Deskripsi Jurnal

1. Tujuan Penelitian

Penelitian ini bertujuan untuk mendokumentasikan pencemaran udara akibat emisi gas
buang kendaraan bermotor. Jenis penelitian adalah library research, dengan teknik penyampaian
secara deskriptif, menggunakan teknik pengumpulan data secara studi dokumentasi.

2. Hasil Penelitian

Emisi gas buang adalah hasil dari proses pembakaran yang tidak sempurna, dan
mengandung timbal / timah hitam (Pb) , suspended particulate matter (SPM), oksida nitrogen
(NOx), oksida sulfur (SO2), hidrokarbon (HC), karbon monoksida (CO), dan oksida fotokimia
(Ox). Buangan yang paling signifikan mencemari lingungan berdasarkan massa adalah
karbondioksida (CO2) yang dihasilkan dari pembakaran bahan bakar yang sempurna namun
jarang terjadi di mesin kendaraan.

Pencemaran udara mengakibatkan terjadinya perubahan suhu yang nantinya akan


berujung pada efek rumah kaca (ERK) yang menimbulkan pemanasan global (global warming).
Hal ini banyak diakibatkan oleh proses pembangunan transportasi di Indonesia yang
menimbulkan masalah ekologis terutama udara yang menjadi commons dan open access.
Sumber dan Standar Kesehatan Emisi Gas Buang

Pencemar Keterangan

Karbon Monoksida (CO) Standar Kesehatan: 10 mg / m3 (9ppm)

Oksida Sulfur (SOx) Standar Kesehata: 80 ug/m3 (0.03ppm)

Partikulat Matter Standar Kesehatan: 50 ug/m3 selama 1 tahun; 150ug/m3

Oksida Nitrogen (NOx) Standar Kesehatan: 100 pg/m3 (0.05 ppm) selama 1 jam

Ozon (O3) Standar Kesehatan: 235 ug/m3 (0.12 ppm0 selama 1 jam

Penggunaan kendaraan bermotor yang tidak teratur menjadi salah satu penyebab.
Bertolak belakang dengan tujuan transportasi yang seharusnya memudahkan manusia malah
menimbulkan dampak yang berbahaya bagi manusia dan lingkungannya. Hal ini menjadi ajang
perdebatan, terutama, dalam memahami bagaimana mengartikan sebua lingkungan dan
telkonologi agar dapat berdampinagan tanpa adanya bahaya serta transportasi yang tidak teratur.

Sumber pencemaran udara yang utama di Jakarta adalah kendaraan bermotor dan
industri. Kendaran bermotor menyumbang 71% pencemaran oksida nitrogen (NOx), 15%
pencemar oksida sulfur (SOx) dan 70% pencemar partikulat (PM10) dari beban emisi total. Hal
ini membuat pembangunan transportasi yang ideal amat diharapkan masyarakat namun dati
sudut pandang ekologi, menimbulkan stress pada manusia akibat pencemaran dan polusi yang
terjadi.

Dilihat dari perspektif ekologi, perilaku manusia yang beradaptasi dengan proses akan
jenuh jika adaptasi tersebut dilakukan secara terus menerus sehingga orang yang mengalami
gangguan udara dari trasportasi dan mengalami kejenuhan dapat menimbulkan stress dan
depresi. Hal ini dapat ditunjukkan dari tingkat stress dan depresi penduduk kota besar seperti
Jakarta yang tergolong tinggi, menjadikan pencemaran bukan hanya masalah ekologi namun juga
psikologis bagi manusia.

Saat ini transportasi selalu dijadikan alasan utama bagi pencemaran kota. Pada umumnya,
berbagai sektor potensial dalam mencemari udara, maka, sektor transportasi memegang peran
yang sangat besar disbanding dengan sektor lainnya. Di kota besar, kontribusi gas buang
kendaraan bermotor sebagai sumber polusi udara mencapai 60-70%, sementara dari industry
hanya berkisar 10-15% dan sisanya dari pembakaran lain; rumah tangga, pembakaran sampah,
kebakaran hutan, dan lain-lain.

Faktor penting yang menyebabkan dominannya sektor transportasi terhadap pencemaran


udara adalah:

a. Perkembangan jumlah kendaraan yang cepat (eksponensial)


b. Tidak seimbangnya prasarana transportasi dengan jumlah kendaraan yang ada.
c. Pola lalu lintas perkotaan yang berorientasi memusat, akibat terpusatnya kegiatan-
legiatan perekonomian dan perkantoran.
d. Mesalah turunan akibat pelaksanaan kebijakan pengenabangan kota yang ada,
misalnya daerah pemukiman penduduk yang semakin menjauhi pusat kota.
e. Kesamaan waktu aliran lalu lintas
f. Jenis, umur dan karakteristik kendaraan bermotor.
g. Factor perawatan kendaraan
h. Jenis bahan bakar yang digunakan
i. Jenis permukaan jalan
j. Siklus dan pola mengemudi (driving pattern)

Hampir semua produk energi konvensional dan rancangan motor bakar yang
digunakan dalam sektor transportasi mash menyebabkan sumber emisi pencemaran
udara. Penggunaan BBM (bahan bakar minyak) bensin dalam motor bakar akan selalu
mengeluarkan senyawa-senyawa seperti CO, THC (total hidrokarbon), TSP (debu), NOx,
dan SOx. Premium yang dibubuhi TEL akan mengeluarkan timbal, solar akan
mengeluarkan fraksi-fraksi organik seperti aldehidam PAH (Poli Alifatik Hidrokarbon),
yang mempunyai efek karsinogenik dibanding senyawa-senyawa lainnya.

Gangguan kesehatan akibat pencemaran terutama terjadi pada fungsi faal dari organ
tubuh seperti paru-paru dan pembuluh darah, atau menyebabkan iritasi pada mata dan
kulit. Biasanya, pencemaran udara karena partikel debu dapat menyebabkan pernyakit
pernapasan kronis, gangguan pembentukan sel darah merah akibat kadar timbal, anemia,
kerusakan ginjal, dan lain-lain.

Upaya pengendalian pencemaran udara akibat kendaraan bermotor yang mencakup


upaya-upaya pengendalian baik langsung maupun tidak langsung, akan dapat
menurunkan tingkat emisi dari kendaraan bermotor secara efektif:

a. Mengurangi jumlah mobil lalu Lalang dengan berjalan kaki, naik sepeda,
menggunakan kendaraan umum, atau naik satu kendaraan pribadi dengan teman
(car pooling).
b. Selalu merawat mobil dengan seksama agar tidak boros bahan bakar dan asapnya
tidak mengotori udara.
c. Meminimalkan pemakaian AC.
d. Memilih bensin yang bebas timbal.

3. Kesimpulan

Solusi untuk mengatasi polusi udara kota, terutama ditujukan pada pembenahan
sektor transportasi tanpa mengabaikan sektor lain. Diantaranya dengan pembatasan izin
bagi angkutan umum kecil, dengan memperbanyak kendaraan angkutan massal; seperti
bus dan kereta api, diperbanyak. Kontrol terhadap jumlah kendaraan pribadi juga dapat
dilakukan seiring dengan perbaikan pada sejumlah angkutan umum.

Pembatasan usia kendaraan terutama bagi angkutan umum juga perlu


mendapatkan pertimbangan secara khusus, mengingat, semakin tua kendaraan, apalagi
yang kurang terawat, sangat berpotensi besar sebagai penyumbang polutan udara. Selaras
dengan itu, pembangunan MRT, dan Electronic Road Pricing (ERP), juga mendesak
untuk direalisasikan. Di samping itu, pengaturan lalu-lintas, rambu-rambu, dan tindakan
tegas terhadap pelanggaran berkendara benar-benar dapat diwujudkan, begitu juga uji
emisi yang dilakukan secara berkala, serta penanaman, pohon berdaun lebar di pinggir
jalan, terutama yang lalu lintasnya padat, dapat juga mengurangi polusi udara.

II. Telaah Jurnal

1. Gaya dan sistematika penulisan

a) Artikel ini sudah memuat sistematika ulasan sebuah library research dan sudah memuat
abstrak. pendahuluan, hasil dan pembahsan, dan kesimpulan.
b) Tata bahasa yang digunakan dalam penulisan jurnal ini cukup mudah dipahami sehingga
memudahkan pembaca untuk, mengerti bagaimana penelitian ini.

2. Judul

a) Judul penelitian menggambarkan apa yang akan diteliti.


b) Judul terdiri kurang dari 12 kata, sesuai dengan aturan penulisan judul.
c) Bahasa yang digunakan baku dan mudah dipahami.

3. Penulis
a) Penulis dalam penelitian ini ada 3 orang.
b) Penulis mencantumkan institusi dan alamat email korespondensi.

4. Abstrak

a) Abstrak menggambarkan mengenai latar belakang, tujuan, metodologi penelitian, hasil


dan kesimpulan yang didapat.
b) Abstrak ditulis dengan bahasa Inggris.
c) Terdapat singkatan dalam abstrak yang tidak dijelaskan.
d) Jumlah kata dalam abstrak tidak melebihi 250 kata.
e) Abstrak mencatumkan 4 kata kunci (kata kunci maksimal hanya 5).

5. Pendahuluan

a) Berisi latar belakang permasalahan yang dikaitkan dengan teori dan mengandung tujuan
penelitian.
b) Terdiri dari 13 paragraf dan sudah menjelaskan permasalahan dengan baik.

6. Metode Penelitian

a) Pada tulisan ini tidak mencantumkan secara tertulis metode dari penulisan ini.

7. Hasil Penelitian

a) Hasil penelitian disajikan dalam bentuk paragraf yang mudah dipahami.

8. Kesimpulan dan Saran

b) Kesimpulan cukup jelas namun terdapat pengulangan hasil secara verbatim.


c) Saran sudah dikemukakan dengan baik dan ditinjau dari berbagai aspek yang
mempengaruhi pencemaran udara.

9. Daftar Pustaka

a) Penyusunan literatur berdasarkan Harvard.


b) Referensi menggunakan literatur dari buku cetak, serta jurnal dan artikel ilmiah.
c) Terdapat kepustakaan yang lebih dari 5 tahun saat penelitian ini di publikasikan.
d) Jumlah daftar pustaka yang dipakai sebanyak 9 buah.

Anda mungkin juga menyukai