Publikasi : Jurnal Manajemen Transportasi & Logistik (JMTransLog) - Vol. 01/No. 03, 3
November 2014 Penelaah : dr. Mela Aryati
I. Deskripsi Jurnal
1. Tujuan Penelitian
Penelitian ini bertujuan untuk mendokumentasikan pencemaran udara akibat emisi gas
buang kendaraan bermotor. Jenis penelitian adalah library research, dengan teknik penyampaian
secara deskriptif, menggunakan teknik pengumpulan data secara studi dokumentasi.
2. Hasil Penelitian
Emisi gas buang adalah hasil dari proses pembakaran yang tidak sempurna, dan
mengandung timbal / timah hitam (Pb) , suspended particulate matter (SPM), oksida nitrogen
(NOx), oksida sulfur (SO2), hidrokarbon (HC), karbon monoksida (CO), dan oksida fotokimia
(Ox). Buangan yang paling signifikan mencemari lingungan berdasarkan massa adalah
karbondioksida (CO2) yang dihasilkan dari pembakaran bahan bakar yang sempurna namun
jarang terjadi di mesin kendaraan.
Pencemar Keterangan
Oksida Nitrogen (NOx) Standar Kesehatan: 100 pg/m3 (0.05 ppm) selama 1 jam
Ozon (O3) Standar Kesehatan: 235 ug/m3 (0.12 ppm0 selama 1 jam
Penggunaan kendaraan bermotor yang tidak teratur menjadi salah satu penyebab.
Bertolak belakang dengan tujuan transportasi yang seharusnya memudahkan manusia malah
menimbulkan dampak yang berbahaya bagi manusia dan lingkungannya. Hal ini menjadi ajang
perdebatan, terutama, dalam memahami bagaimana mengartikan sebua lingkungan dan
telkonologi agar dapat berdampinagan tanpa adanya bahaya serta transportasi yang tidak teratur.
Sumber pencemaran udara yang utama di Jakarta adalah kendaraan bermotor dan
industri. Kendaran bermotor menyumbang 71% pencemaran oksida nitrogen (NOx), 15%
pencemar oksida sulfur (SOx) dan 70% pencemar partikulat (PM10) dari beban emisi total. Hal
ini membuat pembangunan transportasi yang ideal amat diharapkan masyarakat namun dati
sudut pandang ekologi, menimbulkan stress pada manusia akibat pencemaran dan polusi yang
terjadi.
Dilihat dari perspektif ekologi, perilaku manusia yang beradaptasi dengan proses akan
jenuh jika adaptasi tersebut dilakukan secara terus menerus sehingga orang yang mengalami
gangguan udara dari trasportasi dan mengalami kejenuhan dapat menimbulkan stress dan
depresi. Hal ini dapat ditunjukkan dari tingkat stress dan depresi penduduk kota besar seperti
Jakarta yang tergolong tinggi, menjadikan pencemaran bukan hanya masalah ekologi namun juga
psikologis bagi manusia.
Saat ini transportasi selalu dijadikan alasan utama bagi pencemaran kota. Pada umumnya,
berbagai sektor potensial dalam mencemari udara, maka, sektor transportasi memegang peran
yang sangat besar disbanding dengan sektor lainnya. Di kota besar, kontribusi gas buang
kendaraan bermotor sebagai sumber polusi udara mencapai 60-70%, sementara dari industry
hanya berkisar 10-15% dan sisanya dari pembakaran lain; rumah tangga, pembakaran sampah,
kebakaran hutan, dan lain-lain.
Hampir semua produk energi konvensional dan rancangan motor bakar yang
digunakan dalam sektor transportasi mash menyebabkan sumber emisi pencemaran
udara. Penggunaan BBM (bahan bakar minyak) bensin dalam motor bakar akan selalu
mengeluarkan senyawa-senyawa seperti CO, THC (total hidrokarbon), TSP (debu), NOx,
dan SOx. Premium yang dibubuhi TEL akan mengeluarkan timbal, solar akan
mengeluarkan fraksi-fraksi organik seperti aldehidam PAH (Poli Alifatik Hidrokarbon),
yang mempunyai efek karsinogenik dibanding senyawa-senyawa lainnya.
Gangguan kesehatan akibat pencemaran terutama terjadi pada fungsi faal dari organ
tubuh seperti paru-paru dan pembuluh darah, atau menyebabkan iritasi pada mata dan
kulit. Biasanya, pencemaran udara karena partikel debu dapat menyebabkan pernyakit
pernapasan kronis, gangguan pembentukan sel darah merah akibat kadar timbal, anemia,
kerusakan ginjal, dan lain-lain.
a. Mengurangi jumlah mobil lalu Lalang dengan berjalan kaki, naik sepeda,
menggunakan kendaraan umum, atau naik satu kendaraan pribadi dengan teman
(car pooling).
b. Selalu merawat mobil dengan seksama agar tidak boros bahan bakar dan asapnya
tidak mengotori udara.
c. Meminimalkan pemakaian AC.
d. Memilih bensin yang bebas timbal.
3. Kesimpulan
Solusi untuk mengatasi polusi udara kota, terutama ditujukan pada pembenahan
sektor transportasi tanpa mengabaikan sektor lain. Diantaranya dengan pembatasan izin
bagi angkutan umum kecil, dengan memperbanyak kendaraan angkutan massal; seperti
bus dan kereta api, diperbanyak. Kontrol terhadap jumlah kendaraan pribadi juga dapat
dilakukan seiring dengan perbaikan pada sejumlah angkutan umum.
a) Artikel ini sudah memuat sistematika ulasan sebuah library research dan sudah memuat
abstrak. pendahuluan, hasil dan pembahsan, dan kesimpulan.
b) Tata bahasa yang digunakan dalam penulisan jurnal ini cukup mudah dipahami sehingga
memudahkan pembaca untuk, mengerti bagaimana penelitian ini.
2. Judul
3. Penulis
a) Penulis dalam penelitian ini ada 3 orang.
b) Penulis mencantumkan institusi dan alamat email korespondensi.
4. Abstrak
5. Pendahuluan
a) Berisi latar belakang permasalahan yang dikaitkan dengan teori dan mengandung tujuan
penelitian.
b) Terdiri dari 13 paragraf dan sudah menjelaskan permasalahan dengan baik.
6. Metode Penelitian
a) Pada tulisan ini tidak mencantumkan secara tertulis metode dari penulisan ini.
7. Hasil Penelitian
9. Daftar Pustaka