Anda di halaman 1dari 11

Siklus Anggaran

Muzdalifah
https://iesp.ulm.ac.id/muzdalifah/
Siklus anggaran

 Proses perjalanan suatu Anggaran yang dimulai dari penyusunan hingga


pertanggungjawaban
 Secara umum siklus anggaran terbagi atas lima tahap yaitu:
1. Perencanaan dan Penganggaran (budget formulation),
2. Pengesahan Anggaran (budget enactment),
3. Pelaksanaan dan Pengawasan Anggaran (budget execution),
4. Pemeriksaan dan Pertanggungjawaban Anggaran (budget auditing and
assessment),
Siklus APBN adalah rangkaian kegiatan dalam proses penganggaran yang dimulai pada saat
anggaran negara mulai disusun sampai dengan perhitungan anggaran disahkan dengan undang-undang[.

Ada 5 tahapan pokok dalam satu siklus APBN di Indonesia sebagai berikut:
A. Perencanaan dan penganggaran APBN
Tahapan ini dilakukan pada tahun sebelum anggaran tersebut dilaksanakan
(APBN t-1) misal untuk APBN 2014 dilakukan pada tahun 2013 yang meliputi
dua kegiatan yaitu, perencanaan dan penganggaran.
 Tahap perencanaan dimulai dari:
1. Penyusunan arah kebijakan dan prioritas pembangunan nasional,
Kementerian Negara/Lembaga (K/L) melakukan evaluasi pelaksanaan
program dan kegiatan pada tahun berjalan, menyusun rencana inisiatif
baru dan indikasi kebutuhan anggaran
2. Kementerian Perencanaan dan Kementerian Keuangan mengevaluasi
pelaksanaan program dan kegiatan yang sedang berjalan dan mengkaji
usulan inisiatif baru berdasarkan prioritas pembangunan serta analisa
pemenuhan kelayakan dan efisiensi indikasi kebutuhan dananya
3. Pagu indikatif dan rancangan awal Rencana Kerja Pemerintah ditetapkan;
4. K/L menyusun rencana kerja (Renja);
5. Pertemuan tiga pihak (trilateral meeting) dilaksanakan antara K/L, Kementerian
Perencanaan, dan Kementerian Keuangan;
6. Rancangan awal RKP disempurnakan;
7. RKP dibahas dalam pembicaraan pendahuluan antara Pemerintah dengan DPR;
sebelum RKP ditetapkan.
 Tahap penganggaran dimulai dari:
1. Penyusunan kapasitas fiskal yang menjadi bahan penetapan pagu indikatif;
2. Penetapan pagu indikatif, penetapan pagu anggaran K/L;
3. Penyusunan Rencana Kerja dan Anggaran K/L (RKA-K/L);
4. Penelaahan RKA-K/L sebagai bahan penyusunan nota keuangan dan
rancangan undang-undang tentang APBN;
5. Penyampaian Nota Keuangan, Rancangan APBN, dan Rancangan UU tentang
APBN kepada DPR.
B. Penetapan/Persetujuan APBN
1. Kegiatan penetapan/persetujuan ini dilakukan pada APBN t-1, sekitar bulan
Oktober-Desember.
2. Kegiatan dalam tahap ini berupa pembahasan Rancangan APBN dan
Rancangan Undang-undang APBN serta penetapannya oleh DPR.
Selanjutnya berdasarkan persetujuan DPR, Rancangan UU APBN ditetapkan
menjadi UU APBN. Penetapan UU APBN ini diikuti dengan penetapan Keppres
mengenai rincian APBN sebagai lampiran UU APBN dimaksud.

C. Pelaksanaan APBN
1. Jika tahapan kegiatan A dan B dilaksanakan pada APBN t-1, kegiatan
pelaksanaan APBN dilaksanakan mulai 1 Januari - 31 Desember pada tahun
berjalan (APBN t). Dengan kata lain, pelaksanaan tahun anggaran 2014 akan
dilaksanakan mulai 1 Januari 2014 - 31 Desember 2014.
2. Kegiatan pelaksanaan APBN dilakukan oleh pemerintah dalam hal ini
kementerian/lembaga (K/L). K/L mengusulkan konsep Daftar Isian
Pelaksanaan Anggaran (DIPA) berdasarkan Keppres mengenai rincian APBN
dan menyampaikannya ke Kementerian Keuangan untuk disahkan.
3. DIPA adalah alat untuk melaksanakan APBN. Berdasarkan DIPA inilah para
pengelola anggaran K/L (Pengguna Anggaran, Kuasa Pengguna Anggaran,
dan Pembantu Pengguna Anggaran) melaksanakan berbagai macam
kegiatan sesuai tugas dan fungsi instansinya.
D. Pelaporan dan Pencatatan APBN
1. Tahap pelaporan dan pencatatan APBN dilaksanakan bersamaan dengan
tahap pelaksanaan APBN, 1 Januari-31 Desember.
2. Laporan keuangan pemerintah dihasilkan melalui proses akuntansi, dan
disajikan sesuai dengan standar akuntansi keuangan pemerintah yang terdiri
dari Laporan Realisasi Anggaran (LRA), Neraca, dan Laporan Arus Kas, serta
catatan atas laporan keuangan.

E. Pemeriksaan dan Pertanggungjawaban APBN


 Tahap terakhir siklus APBN adalah tahap pemeriksaan dan
pertanggungjawaban yang dilaksanakan setelah tahap pelaksanaan
berakhir (APBN t+1), sekitar bulan Januari - Juli.
Contoh, jika APBN dilaksanakan tahun 2013, tahap pemeriksaan dan
pertanggungjawabannya dilakukan pada tahun 2014. Pemeriksaan ini dilakukan
oleh Badan Pemeriksa Keuangan (BPK).
 Untuk pertanggungjawaban pengelolaan dan pelaksanaan APBN secara
keseluruhan selama satu tahun anggaran, Presiden menyampaikan
rancangan undang-undang tentang pertanggungjawaban pelaksanaan
APBN kepada DPR berupa laporan keuangan yang telah diperiksa BPK,
selambat-lambatnya 6 (enam) bulan setelah tahun anggaran berakhir.
 Dari kelima tahapan itu, tahapan B dan E dilaksanakan bukan oleh
pemerintah, yaitu masing-masing
 tahap B penetapan/persetujuan APBN dilaksanakan oleh DPR (lembaga
legislatif), dan;
 tahap E pemeriksaan dan pertanggungjawaban dilaksanakan oleh Badan
Pemeriksa Keuangan (BPK).
 Sedangkan tahapan lainnya dilaksanakan oleh pemerintah.
Ada tiga cara dalam menyusun anggaran
yaitu:
1. Bottom – Up (dari bawah ke atas)
Pada cara ini, penyusunan anggaran dimulai dari unit organisasi yang paling
bawah kemudian diteruskan secara berjenjang ke unit organisasi yang lebih
tinggi. Dalam mengajukan usulan, unit organisasi yang paling bawah harus
memperhitungkan besar kecilnya kegiatan yang akan dilakukan.
2. Top – Down (dari atas ke bawah)
Cara ini merupakan kebalikan dari cara bottom – up. Pada cara ini, unit
organisasi yang paling tinggi menetapkan batas tertinggi (plafond) anggaran
yang dapat dibelanjakan oleh unit organisasi yang lebih rendah. Unit organisasi
yang telah ditetapkan batas anggarannya tidak boleh melakukan
pengeluaran melebihi dari batas tersebut
3. Campuran
Cara ini merupakan gabungan dari 2 cara di atas
Pengawasan anggaran secara
kelembagaan
dibagi dalam 2 bagian yaitu:
1. Pengawasan intern, yaitu pengawasan yang dilakukan oleh unit inspeksi
yang betugas melakukan pengawasan di lingkungan departemen yang
bersangkutan.
2. Pengawasan ekstern, yaitu pengawasan yang dilakukan oleh aparatur
pengawasan dari luar departemen.
Masalah Umum Anggaran

 Setiap siklus anggaran memiliki problem tersendiri.


 Fase penyusunan dan pembahasan lebih banyak akibat adanya campur
tangan politik.
 Fase pelaksanaan dan pemeriksaan lebih mengarah pada isu-isu
manajemen dan akuntansi. Untuk mencapai hasil yang diharapkan.
 Kombinasi konflik antara manajemen dan politik perlu diakomodasi secara
memadai.
Kasus Indonesia
Penentuan asumsi-asumsi ekonomi dan indikator fiskal
 kerentanan terhadap fluktuasi perdagangan dunia
 menentukan jumlah ideal penyerapan pendapatan publik melalui
pajak
 koordinasi pembangunan terencana dalam jangka panjang serta
berkesinambungan.

Beberapa permasalahan mungkin diakibatkan oleh faktor-faktor diluar


kontrol, akan tetapi banyak juga ketidakefisienan yang disebabkan
oleh praktek penyusunan anggaran yang tidak fair.

Sebagian anggaran mengalami kebocoran atau penggunaan yang


tidak selaras dengan pembangunan perekonomian
berkesinambungan. Hal tersebut dapat juga disebabkan oleh
lembaga-lembaga legislatif dan pemeriksa yang tidak independen
atau tidak mempunyai kapasitas sebagaimana mestinya.

Anda mungkin juga menyukai