Anda di halaman 1dari 27

KEMENTERIAN KEUANGAN

REPUBLIK INDONESIA

PENERAPAN KERANGKA
PENGELUARAN JANGKA MENENGAH
(KPJM) DAN REVIU ANGKA DASAR

RPJMN PBK RKA-KL

RENSTRA KPJM

Direktorat Jenderal Anggaran, Mei 2015


1
Pokok Bahasan

• Dasar Hukum;
• Definisi dan Tujuan KPJM;
• Tahapan Proses Penyusunan KPJM;
• Penerapan KPJM Pada Tingkat K/L;
• Hal-hal yang perlu diperhatikan dalam Reviu;
• Penghitungan Prakiraan Maju;
• Reviu Angka Dasar.

2
Dasar Hukum

1. Undang-undang No. 17 Tahun 2003 tentang


Keuangan Negara.
2. PP Nomor 90 Tahun 2010 tentang Penyusunan RKA-
K/L
3. PMK Nomor 136/PMK.02/2014 tentang Petunjuk
Penyusunan dan Penelaahan RKA-K/L

3
Definis dan Tujuan KPJM
Definisi
Pendekatan penyusunan anggaran berdasarkan kebijakan,
dengan pengambilan keputusan yang menimbulkan implikasi
anggaran dalam jangka waktu lebih dari 1 (satu) tahun
anggaran.

Tujuan
1. Pengalokasian anggaran yang lebih efisien;
2. Meningkatkan kualitas perencanaan penganggaran;
3. Lebih fokus terhadap pilihan kebijakan prioritas;
4. Meningkatkan disiplin fiskal ; dan
5. Menjamin adanya kesinambungan fiskal.

4
Langkah Awal Penerapan KPJM

Pagu Program, Kegiatan dan


Review
Anggaran 1 2
Output (ON)
On/Off
2015

Program
3
Kegiatan
Output • running Cost;
• pelayanan dasar;
Costing • multi years;
Process • Tunggakan;
• Penyelesaian
keg.

Prakiraan Maju
• Hasil costing;
Baseline
5 • Penyesuaian
(Existing policy) parameter;
2016 2017 2018

5
Tahapan Proses Penyusunan KPJM (1/2)
1. Proyeksi ketersediaan sumber daya anggaran untuk
membiayai berbagai rencana belanja pemerintah. Aspek
ini merupakan pendekatan top-down yang ditetapkan
oleh otoritas fiskal;
2. Indikasi rencana kebutuhan pendanaan anggaran yang
dibutuhkan untuk mencapai tingkat kinerja yang telah
ditargetkan. Aspek ini merupakan pendekatan Bottom-Up
yang disusun oleh setiap unit pelaksana kebijakan
belanja negara;
3. Kerangka rekonsiliasi yang memadukan antara kedua hal
tersebut, yaitu antara proyeksi ketersediaan sumber daya
anggaran dengan rencana kebutuhan pendanaan untuk
melaksanakan kebijakan pemerintah yang tengah
berjalan (on-going policies).

6
Tahapan Proses Penyusunan KPJM (2/2)

Dalam rangka penyusunan RKAKL dengan pendekatan


KPJM, K/L perlu menyelaraskan kegiatan/program
dengan RPJMN dan Renstra-KL yang pada tahab
sebelumnya juga menjadi acuan dalam menyusun RKP
dan Renja-KL. Dengan demikian, dalam konteks KPJM,
kebijakan belanja anggaran akan selalu selaras dengan
prioritas-prioritas pemerintah.

7
Penerapan KPJM Pada Tingkat K/L (1/8)
1. Reviu terhadap Kebijakan Program/Kegiatan
Kerangka Kerja Program/Kegiatan.

Kegiatan
Teknis

Keluaran
(Output)

Komponen Komponen
Utama Pendukung

Harga Volume Harga Volume

8
Penerapan KPJM Pada Tingkat K/L (2/8)
Berdasarkan Kerangka Kerja diatas, KL melakukan reviu
dengan mekanisme sbb:
1. Apakah program/kegiatan tersebut merupakan
program/kegiatan yang ditetapkan “berlanjut atau
berhenti” oleh Kementerian Lembaga? Lihat dokumen
Renstra dan Renja KL;
2. Jika berlanjut, periksa apakah keluaran-keluaran (output-
output) kegiatan teknis tsb masih “berlanjut/berhenti”
sesuai dengan prioritas K/L yang terbaru. Lihat dokumen
Renstra dan Renja KL;
3. Jika berlanjut, apakah keluaran-keluaran (output-output)
kegiatan teknis tsb merupakan keluaran (output) dengan
target tertentu dan bersifat terbatas atau keluaran (output)
yang mengakomodasi setiap perubahan target. Cek
dokumen terkait Renstra dan Renja KL;
9
Penerapan KPJM Pada Tingkat K/L (3/8)
4. Periksa komponen-komponen input, Keluaran (output)
sbb:
a. Apakah komponen-komponen, Keluaran (output) tsb
berlanjut atau berhenti;
b. Jika komponen berlanjut, periksa komponen-
komponen terkait, baik komponen langsung maupun
komponen tidak langsung;
c. Periksa komponen tidak langsung apakah berharga
tetap atau dapat disesuaikan dengan SBM;
d. Periksa komponen langsung apakah berharga tetap
atau dapat disesuaikan berdasarkan kebijakan terbaru
masing-masing KL;

10
Penerapan KPJM Pada Tingkat K/L (4/8)
5. Jika telah melakukan reviu sesuai dengan ke-4
karakteristik tersebut diatas, maka lakukan penyesuaian
penghitungan terhadap alokasi Angka Dasar, yaitu
dengan:
a. Melakukan indeksasi dengan menggunakan indeks
yang ditetapkan. Bagi keluaran-keluaran (outputs)
yang ditetapkan Pemerintah, dapat disesuaikan
dengan harga riil; dan
b. Melakukan penghitungan dengan mengalikan harga
dengan target baru hasil penyesuaian bagi keluaran-
keluaran (outputs) kegiatan teknis yang ditetapkan
Pemerintah berharga tetap.

11
Penerapan KPJM Pada Tingkat K/L (5/8)
Hal-hal yang perlu diperhatikan (1/3)
1. Keluaran teknis merupakan keluaran yang dihasilkan dari
kegiatan teknis yang dituang dalam Renstra KL dan Renja-KL
yang ditetapkan setiap tahun oleh KL:
a. Keluaran teknis berlanjut adalah keluaran kegiatan teknis
yang dinyatakan berlanjut pada tahun anggaran berikutnya
berdasarkan keputusan Menteri/Pimpinan Lembaga yang
dituang secara resmi dalam dokumen Renstra-KL dan Renja-
KL sehingga perlu diperhitungkan dalam implikasi
pendanaannya untuk tahun anggaran berikutnya dalam
perhitungan KPJM; dan
b. Keluaran teknis berhenti adalah keluaran kegiatan teknis
yang dinyatakan telah selesai pada tahun anggaran tertentu
berdasarkan keputusan Menteri/Pimpinan Lembaga sehingga
tidak pelu diperhitungkan kembali implikasi pendanaannya
untuk tahun anggaran berikutnya.
12
Penerapan KPJM Pada Tingkat K/L (6/8)

Hal-hal yang perlu diperhatikan (2/3)


2. Struktur pencapaian keluaran mengikuti struktur anggaran
dalam penerapan PBK;
3. Keluaran (output) teknis terdiri atas komponen utama dan
komponen pendukung layanan;
4. Ciri komponen utama:
a. Merupakan pembiayaan langsung dari pelaksanaan
keluaran;
b. Dipengaruhi oleh total volume keluaran yang akan
dicapai; dan
c. Ditetapkan berlanjut oleh Pemerintah sehingga tetap
dihitung pembiayaannya.

13
Penerapan KPJM Pada Tingkat K/L (7/8)

Hal-hal yang perlu diperhatikan (3/3)


5. Ciri komponen pendukung:
a. Digunakan dalam rangka menjalankan dan mengelola
layanan birokrasi/publik satker;
b. Harus relevan dengan keluaran layanan birokrasi/publik;
c. Tidak terkait langsung dengan total volume keluaran;
d. Biasanya dialokasikan dengan akun belanja 52 dan 53;
e. Bersifat pilihan yaitu dapat berlanjut dan berhenti terkait
dengan relevansi dari pencapaian keluaran teknis ybs;
f. Tidak perlu dialokasikan sepanjang sudah termasuk dalam
alokasi komponen operasional dan pemeliharaan kantor;
g. Dapat dilaksanakan pada prakiraan maju ke-1, ke-2 atau
ke-3.

14
Penerapan KPJM Pada Tingkat K/L (8/8)
Contoh Komponen Utama dan Pendukung
1. Keluaran (output) Pemberian Raskin terdiri atas:
a. Komponen Utama adalah biaya pembelian beras miskin
sebesar Rp2.000,-/kg dikalikan dengan target/jumlah
penerima raskin;
b. Komponen Pendukung diantaranya adalah administrasi
pelaksanaan, monev dan pelaporan.
2. Keluaran (output) Pemberian BOS terdiri atas:
a. Komponen Utama adalah biaya pemberian BOS kepada
murid (mis) sebesar Rp600.000,-/siswa untuk SD
dikalikan dengan target/jumlah siswa penerima BOS;
b. Komponen Pendukung diantaranya adalah administrasi
pelaksanaan, monev dan pelaporan.

15
Penghitungan Prakiraan Maju (1/2)
Perhitungan Prakiraan Maju sebagai pagu indikasi awal
tahun anggaran berikutnya harus memperhatikan:
a. Keluaran-keluaran yang dihitung dalam prakiraan maju
adalah keluaran teknis berlanjut yang dituang secara
resmi dalam dokumen Renstra-KL dan Renja-KL;
b. Komponen-komponen yang dihitung dalam prakiraan
maju adalah yang ditetapkan berlanjut;
c. Komponen berhenti/selesai tidak dihitung dalam
prakiraan maju;
d. Penghitungan prakiraan maju menggunakan angka
yang tertuang dalam level keluaran (output) dan
komponen yang berlanjut;

16
Penghitungan Prakiraan Maju (2/2)

e. Penghitungan prakiraan maju awal dilakukan dengan


cara mengkalikan jumlah alokasi anggaran dalam
komponen pada tahun dasar dengan indeks yang
berlaku;
f. Penyesuaian prakiraan maju selanjutnya dilakukan
dengan cara mengkalikan jumlah alokasi anggaran
dalam komponen dengan indeks komulatif;
g. Indeks yang digunakan untuk menghitung prakiraan
maju adalah asumsi-asumsi ekonomi yang ditetapkan
dalam APBN dan/atau indeks yang ditetapkan.

17
Tata Cara Penghitungan Proyeksi Prakiraan Maju

Secara umum prosedur penghitungan keluaran kegiatan


teknis adalah menggunakan rumus:
Harga x Kuantitas

Tata cara menghitungan prakiraan maju awal pada tingkat


KL dengan menggunakan rumus untuk menghitung
prokiraan maju sebuah Keluaran adalah sbb:
Output = Komponen Utama + Komponen Pendukung
Komponen Utama = Harga x Kuantitasx indeks komulatif
Komponen Pendukung = Harga x Kuantitasx indeks komulatif

18
Reviu Angka Dasar (1/4)

Pendahuluan
Reviu angka dasar belanja Kementerian Negara/Lembaga tahun
anggaran 2016, yang selanjutnya disebut reviu angka dasar, adalah
kegiatan yang dilakukan untuk menganalisis indikasi awal (ancar-
ancar) kebutuhan anggaran tahun anggaran 2016 yang harus
disediakan untuk melaksanakan Program/Kegiatan Kementerian
Negara/Lembaga sesuai kebijakan Pemerintah disertai target
kinerja tertentu yang telah ditetapkan.
Reviu angka dasar bertujuan untuk:
– Melakukan alokasi sumber daya anggaran yang lebih efisien ;
– Meningkatkan kualitas perencanaan penganggaran;
– Lebih fokus terhadap pilihan kebijakan prioritas;
– Meningkatkan disiplin fiskal (fiscal discipline);
– Menjamin adanya kesinambungan fiskal.

19
19
Reviu Angka Dasar (2/4)
Dokumen yang diperlukan (1/2)
a) Data RKA-K/L APBN/APBNP 2015 memuat alokasi anggaran program,
menurut sumber dana, dan menurut komponen (belanja operasional dan
belanja non operasional);
b) Data realisasi tahun anggaran sebelumnya, antara lain:
– Realisasi Anggaran K/L tahun anggaran 2014 per jenis belanja,
per program, dan per sumber dana;
– Realisasi Output/Outcome;
– Kebijakan remunerasi, termasuk SK penetapan pemberian
tunjangan dan Perpres penetapan Remunerasi;
– Database kepegawaian (antara lain: jumlah pegawai, status
pegawai, pangkat/golongan, gaji pokok);
– Persetujuan kontrak tahun jamak dan dokumen kontrak
lainnya dalam rangka operasional kantor, seperti cleaning
service, Satpam, sopir atau out sourcing, sewa mesin foto copy
atau kendaraan oprasional; kontrak dalam rangka sewa
kantor, khusus bagi Satker yang belum punya gedung kantor;
– Daftar inventaris BMN meliputi gedung bangunan, peralatan,
kendaraan bermotor dan yang sejenis yang perlu pemeliharaan. 20
20
Reviu Angka Dasar (3/4)

Dokumen yang diperlukan (2/2)


c) Angka prakiraan maju 2016 yang sudah disesuaikan oleh
masing-masing Kementerian Negara/Lembaga dengan
angka APBN/APBNP tahun 2015;
d) Peraturan terkait dengan penyusunan RKA-KL, standar
biaya, dan sejenisnya;
e) Dokumen perencanaan berupa RPJMN 2015-2019, RKP
tahun anggaran 2015 yang memuat prakiraan maju tahun
anggaran 2016, arah kebijakan dan prioritas pembangunan
nasional 2015-2016, Renstra K/L dan Renja K/L.

21
21
Reviu Angka Dasar (4/4)
Hal-hal yang perlu diperhatikan:
a) Realisasi Anggaran TA 2014 dan realisasi kinerja (output) untuk
masing-masing Program dan Kegiatan, termasuk pelaksanaan
Penerima Bantuan Iuran (PBI);
b) Kebijakan Pemerintah yang ditetapkan tahun anggaran 2015 dan
masih berlanjut di tahun 2016;
c) Rencana target kinerja untuk tahun anggaran 2016 (kegiatan
ongoing) berdasarkan prakiraan maju dalam database RKA-K/L
APBNP 2015;
d) Kebijakan dan sasaran untuk tahun anggaran 2016 yang ditetapkan
dalam RPJMN 2015-2019;
e) Hasil laporan evaluasi kinerja penganggaran tahun anggaran 2014;
dan/atau
f) Tambahan anggaran antara lain: hasil pembahasan APBN T.A.
berjalan dengan DPR, pengalihan belanja K/L tahun anggaran 2014
ke BA BUN, dan alokasi anggaran untuk pembayaran tunggakan.
22
22
Penyesuaian Angka Dasar (1/4)

Parameter Ekonomi dan Non Ekonomi


1) Penyesuaian Parameter Ekonomi, antara lain :
 Tingkat inflasi dalam APBN;
 Nilai tukar Rupiah thd US$;
2) Penyesuaian Parameter Non Ekonomi, meliputi :
 Penyesuaian perhitungan belanja pegawai disesuaikan
dengan perubahan database kepegawaian;
 Penambahan atau pengurangan Volume Output;
 Pengurangan anggaran;
 Pengurangan target volume output dan anggaran;
 Realokasi anggaran dan target Output serta pagu K/L;
 Penyesuaian dg SBM yg baru;
 Tambahan acress 3,1% untuk Komponen 001.
23
Penyesuaian Angka Dasar (2/4)
Langkah-langkah Penyesuaian Angka Dasar
Biaya Operasional
1) Penyesuaian Komponen 001 :
 Tambahan pegawai baru yg gajinya sudah dibayarkan mulai Januari
tahun 2015;
 Penyesuaian SBM TA 2016 (diluar SBM uang makan);
 Tambahan accress sebesar 3,1%
2) Penyesuaian Komponen 002 :
 Tambahan biaya keperluan sehari-hari perkantoran sesuai
tambahan pegawai baru yg sdh efektif pada bulan Januari 2016;
 Penyesuaian dengan SBM TA 2016;
 Tambahan aset yg hrs dipelihara di TA 2016 sebesar maksimal 2%
dari tambahan belanja modal 2015 dari realisasi belanja modal
2014;
 Tambahan indeks inflasi 5,33% untuk unit cost non SBM TA 2016.

24
Penyesuaian Angka Dasar (2/4)

Langkah-langkah Penyesuaian Angka Dasar


Biaya Non Operasional Berkaraktistik Operasional

1) Penyesuaian Belanja Non Operasional Dukungan Operasional


Pertahanan dan Keamanan (komponen 003) :
 Penyesuaian dengan SBM TA 2016;
 Tambahan indeks inflasi 5,33% untuk unit cost non SBM TA 2016.
2) Penyesuaian Belanja Non Operasional Dukungan Operasional
Penyelenggaraan Pendidikan (komponen 004) :
 Penyesuaian dengan SBM TA 2016;
 Tambahan indeks inflasi 5,33% untuk unit cost non SBM TA 2016.
3) Penyesuaian Belanja Non Operasional Dukungan
Penyelenggaraan Tugas dan Fungsi Unit (komponen 005) :
 Penyesuaian dengan SBM TA 2016;
 Tambahan indeks inflasi 5,33% untuk unit cost non SBM TA 2016.

25
Tindak lanjut hasil Reviu Biaya Operasional
1) Apabila secara nasional alokasi anggaran yg disediakan jumlahnya
cukup, namun dlm pelaksanaannya ada Unit yg menyatakan kurang,
maka perlu segera dilakukan perbaikan pola distribusi antar Program
atau antar Unit/Satker dlm K/L ybs.
2) Dalam hal terjadi kekurangan alokasi pagu, sepanjang penyebabnya
telah diidentifikasi dengan jelas dan dilengkapi dokumen pendukung yg
benar, maka kebutuhan anggarannya harus dihitung menjadi baseline
K/L ybs. Jumlah kekurangan alokasi yg dibutuhkan ditambahkan dalam
“Penyesuaian Baseline”.
3) Dalam hal tdp alokasi pagu yg nyata-nyata berlebih dibandingkan dg
realisasinya, maka selisih lebihnya harus dikeluarkan dari
penghitungan baseline K/L ybs.
4) Total kebutuhan Biaya Operasional, khususnya untuk Komponen 002
(Biaya Penyelenggaraan Operasional Satker), besaran nominal nya
disesuaikan dengan variabel/item yg harus disediakan dana
operasional.
5) Hasil reviu Angka Dasar digunakan sebagai acuan dalam penyesuaian
Angka Dasar dan penghitungan Pagu Indikatif TA 2015. 26
KEMENTERIAN KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA

•Terima Kasih

27

Anda mungkin juga menyukai