Ekonomi
Sri Maulida, S.E.Sy.,M.E.I
srimaulida@ulm.ac.id
Zaman Yunani Kuno
Plato : Pengatur, Tentara, Pekerja
1.Masa Wahyu
2.Masa Ekspansi
3.Masa Ijtihad
4.Masa Stagnasi
5.Masa Kebangkitan :
Tahap komparasi
Tahap konseptualisasi
Tahap Institusinalisasi
Fase Kemajuan
Fase Stagnasi
Fase Dasar : Zayd bin Ali
Tercatat sebagai ekonom pertama yang
menjelaskan bolehnya harga tangguh tempo lebih
tinggi daripada harga tunai, Zayd bin Ali
membolehkan penjualan suatu komoditi secara
kredit dengan harga yang lebih tinggi dari harga
tunai. Zayd tidak membolehkan harga yang
ditangguhkan lebih tinggi dari pembayaran tunai,
sebagaimana halnya penambahan pembayaran
dalam penundaan pengembalian pinjaman. Setiap
penambahan terhadap penundaan pembayaran
adalah riba
(Time Value of money >< Ec. Value Of Time)
Fase Dasar : Abu Hanifa
(80-150 H/699-767 M)
Abu Hanifa menyumbangkan beberapa konsep
ekonomi, salah satunya adalah salam, yaitu suatu
bentuk transaksi dimana antara pihak penjual dan
pembeli sepakat bila barang yang dibeli dikirimkan
setelah dibayar secara tunai pada waktu kontrak
disepakati. Abu Hanifa mengkritisi prosedur kontrak
tersebut yang cenderung mengarah pada perselisihan
antara yang memesan barang dengan cara
membayar lebih dulu, dengan orang yang
membelikan barang. Beliau mencoba menghilangkan
perselisihan ini dengan menent spek yg jelas di
dalam kontrak, seperti jenis komoditi, kualitas,
kuantitas, waktu, dan tempat pengiriman(mirip
bursa komoditi).
Fase Dasar : Abu Yusuf
(113-182 H/731-798 M)
Kitab Al-Kharaj. Kitab ini ditulis atas permintaan khalifah
Harun ar-Rasyid untuk pedoman dalam menghimpun
pemasukan atau pendapatan negara dari kharaj, ushr,
zakat, dan jizyah. Kitab ini dapat digolongkan sebagai
public finance dalam pengertian ekonomi modern.
Kharaj adalah pajak tanah yang dikuasai oleh kaum
muslim, baik karena peperangan maupun karena
pemiliknya mengadakan perjanjian damai dengan
pasukan muslim. Mereka tetap menjadi pemilik sah dari
tanah-tanahnya tetapi dengan membayar pajak (kharaj)
sejumlah tertentu kepada Baitul Mal. Sedangkan usyur
merupakan bentuk jama’ dari kata usyr sepersepuluh
atau 10 persen. Ia merujuk pada kadar zakat pertanian
dan bea cukai yang dikenakan kepada pedagang muslim
maupun non muslim yang melintasi wilayah Daulah
Islamiyah
Fase Dasar : Al Syaibani dan Ibn
Maskawih
Al Syaibani
●
Perilaku ekonom muslim
Ibn Maskawih
●
Barter dan Peran Uang
Fase Kemajuan : Al Ghazali
Menjelaskan bahwa kebutuhan dasar (basic needs)
termasuk juga alat-alat rumah tangga yang
diperlukan, furniture, pernikahan, alat-alat untuk
kebutuhan membesarkan keluarga dan beberapa
asset.
Al Ghazali juga memperkaya ekonomi Islam dengan
topik pembagian kerja (devision of labor) dan teori
evolusi uang. Al Ghozali juga mengecam
penimbunan uang dibawah lantai atau bantal
(hoarding), karena uang diciptakan untuk
memfasilitasi perdagangan
Al-Ghazali juga memperkenalkan teori permintaan
dan penawaran; jika petani tidak mendapatkan
pembeli, ia akan menjualnya pada harga yang lebih
murah, dan harga dapat diturunkan dengan
menambah jumlah barang di pasar.
Ghazali juga memperkenalkan elastisitas
permintaan, ia mengidentifikasi permintaan
makanan adalah inelastis, karena makanan adalah
kebutuhan pokok. Oleh karena dalam perdagangan
makanan motif mencari keuntungan yang tinggi
harus diminimalisir. Jika ingin mendapatkan
keuntungan tinggi dari perdagangan, selayaknya
dicari barang-barang yang bukan kebutuhan
pokok.
Fase Kemajuan : Ibnu Taimiyah
(661-728 H/1263-1326 M):
Menjelaskan publik duties mencakup manejemen
uang, peraturan tentang timbangan dan ukuran,
kontrol harga bila diperlukan, dan keadaan abnormal
yang dapat diperbolehkan memungut zakat di atas
apa yang ditetapkan syariah.
Ibnu Taimiyah tidak berbicara hanya normative
economocs, namun juga menerangkan tentang
positive economics. Antara lain mengenai mekanisme
supply dan demand dalam menentukan harga.
Ibnu Taimiyah juga menjelaskan pajak tidak langsung
dan bagaimana beban pajak tersebut dialihkan dari
produsen kepada konsumen yang harus membayar
harga yang lebih tinggi.
Menurut Ibnu Taimiyah dalam Al-Hisbah fi Al-
Islam ia mengatakan:
Penawaran bisa datang dari produksi domestik
dan impor. Perubahan dalam penawaran
digambarkan sebagai peningkatan atau
penurunan dalam jumlah barang yang
ditawarkan, sedangkan permintaan sangat
ditentukan oleh selera dan pendapatan. Besar
kecilnya kenaikan harga bergantung pada
besarnya perubahan penawaran dan atau
permintaan. Bila seluruh transaksi sudah sesuai
aturan, kenaikan harga yang terjadi merupakan
kehendak Allah.
Al Maqrizi
Shah Waliullah
●
Jamaluddin Al afghani
Muhammad Abduh
●
Muhammad Iqbal