Anda di halaman 1dari 34

Hesty Nuur Hanifah

Berdasarkan Peraturan Pemerintah (PP)


No. 18/1999 Jo.PP 85/1999
Limbah:
Sisa/buangan dari suatu usaha atau kegiatan
manusia
Limbah dapat menimbulkan dampak
negatif apabila jumlah / konsentrasinya
dilingkungan telah melebihi baku mutu.
Baku Mutu ????
Sebagai ukuran batas atau kadar makhluk
hidup, zat, energi atau komponen yang ada
atau harus ada dan unsur pencemar yang
ditenggang keberadaannya dalam suatu
sumber daya tertentu sebagai unsur
lingkungan hidup

Dengan kata lain,

Baku Mutu Lingkungan: ambang batas / batas


kadar maksimum suatu zat atau komponen
yang diperbolehkan berada di lingkungan agar
tidak menimbulkan dampak negatif
Kadar Maksimum yang
Jenis Limbah Satuan
diperbolehkan
1. Air Raksa
mg/liter 0,001
2. Arsenik
mg/liter 0,01
3. Boron
mg/liter 0,3
4. Kadmium
mg/liter 0,003
5. Tembaga
mg/liter 2
6. Sianida
mg/liter 0,07
7. Fluorida
mg/liter 1,5
8. Timah
mg/liter 0,01
9. Nikel
mg/liter 0,02
10. Nitrat (NO3)
mg/liter 50
1. BERDASARKAN JENIS SENYAWA
A. Limbah Organik
Pengertian secara kimiawi: merupakan segala
limbah yang mengandung unsur carbon
( C ),sehingga meliputi limbah dari makhluk hidup
Secara teknis: sebagai limbah yang hanya berasal
dari makhluk hidup (alami) dan sifatnya mudah
busuk

B. Limbah Anorganik
Pengertian secara kimiawi: meliputi limbah-
limbah yang tidak mengandung unsur karbon
seperti logam, alumunium, kaca dan pupuk
anorganik
Secara teknis: segala limbah yang tidak dapat
atau sulit terurai/busuk secara alami oleh
mikroorganisme pengurai
a. Limbah Cair
b. Limbah Padat
c. Limbah Gas

LIMBAH CAIR
Segala jenis limbah yang berwujud cairan, berupa air beserta
bahan-bahan buangan lain yang tercampur (tersuspensi) maupun
terlarut dalam air

KLASIFIKASI LIMBAH CAIR:


1). Limbah Cair Domestik
2). Limbah Cair Industri
3). Rembesan dan Luapan
4). Air Hujan
Biasannya limbah padat disebut sebagai:
SAMPAH
Bentuk, jenis dan komposisi limbah padat
sangat dipengaruhi oleh:
Taraf hidup masyarakat dan kondisi alam
Sedangkan Jumlahnya sangat dipengaruhi
oleh :Kepadatan penduduk
a. Sampah organik mudah busuk (garbage)
yaitu: limbah padat semi basah, berupa
bahan-bahan organik yang mudah
membusuk atau terurai oleh
mikroorganisme.

b. Sampah anorganik dan organik tak


membusuk (rubbish)
yaitu: limbah padat anorganik atau
organik cukup kering yang sulit terurai
oleh mikroorganisme, sehingga sulit
membusuk.
c. Sampah Abu (ashes)
yaitu: limbah padat yang berupa
abu, biasanya hasil pembakaran.

d. Sampah bangkai binatang (dead


animal)
yaitu: semua limbah yang berupa
bangkai binatang.
e. Sampah sapuan (street sweeping)
yaitu: limbah padat hasil sapuan
jalanan yang berisi berbagai
sampah yang tersebar di jalanan

f. Sampah industri (industrial waste)


yaitu: semua limbah padat yang
berasal dari buangan industri
Di udara, terkandung unsur-unsur kimia: O 2, N2, NO2, CO2,
H 2.

Tingkat kualitas udara tergantung:


Jenis limbah gas
volume yang lepas
lamanya limbah berada di udara

Partikel bahan padatan atau cairan yang tersuspensi


dengan gas-gas di udara disebut sebagai Materi Partikulat
No Jenis Keterangan
1. CO Gas tidak berwarna, tidak berbau
2. CO2 Gas tidak berwarna, tidak berbau
3. NOx Gas berwarna, berbau
4. SOx Tidak berwarna, berbau tajam
5. HCl Berupa uap
6. NH3 Gas tidak berwarna, berbau
7. CH4 Gas berbau
8. HF Gas tidak berwarna
9. NS Gas berbau
10 Cl2 Gas berbau
1. Limbah Domestik

2. Limbah Industri

3. Limbah Pertanian

4. Limbah Pertambangan
Menurut PP RI No. 18/1999 tentang
Pengelolaan Limbah Bahan Berbahaya dan
Beracun adalah :
Sisa suatu kegiatan yang mengandung
bahan berbahaya dan beracun, yang karena
sifat dan atau konsentrasinya, baik secara
langsung maupun tak langsung merusak
lingkungan hidup, kesehatan maupun
manusia
Limbah B3 dapat diklasifikasikan sebagai zat atau
bahan yang mengandung satu atau lebih
senyawa:
Mudah meledak (explosive)
Pengoksidasi (oxidizing)
Amat sangat mudah terbakar (extremely
flammable)
Sangat mudah terbakar (highly flammable)
Mudah terbakar (flammable)
Amat sangat beracun (extremely toxic)
Sangat beracun (highly toxic)
Beracun (moderately toxic)
Berbahaya (harmful)
Korosif (corrosive)
Bersifat Mengiritasi (irritant)
Berbahaya bagi lingkungan
(dangerous to the environment)
Karsinogenik / dapat menyebab-kan
kanker (carcinogenic)
Mutagenic / dapat menyebabkan
mutasi (mutagenic)
Limbah Mudah Meledak
yaitu limbah yang pada suhu dan
o
tekanan standar (25 C, 760 mmHg)
dapat meledak atau melalui reaksi
kimia dan atau fisika dapat
menghasilkan gas dengan suhu dan
tekanan tinggi yang dengan cepat
dapat merusak lingkungan sekitarnya
Limbah Mudah Terbakar
yaitu : limbah yang mempunyai salah satu
sifat berikut:

Limbah berupa cairan yang


mengandung alkohol kurang dari 24%,
volume dan atau pada titik nyala lebih dari
60 o C akan menyala apabila terjadi kontak
dengan api, percikan api atau sumber nyala
yang lain pada tekanan udara 760 mmHg
Limbah bukan berupa cairan yang
pada temperatur dan tekanan standar
dapat mudah menyebabkan kebakaran
melalui gesekan, penyerapan uap air
atau perubahan kimia secara spontan
dan apabila terbakar dapat
menyebabkan kebakaran yang terus-
menerus
Merupakan limbah bertekanan yang
mudah terbakar
Merupakan limbah pengoksidasi
Limbah yang bersifat reaktif, yaitu
limbah yang mempunyai sifat :
Pada keadaan normal tidak stabil dan
dapat menyebabkan perubahan tanpa
peledakan
Dapat bereaksi hebat dengan air
Apabila bercampur dengan air
berpotensi menimbulkan ledakan,
menghasilkan gas, uap atau asap
beracun dalam jumlah yang
membahayakan bagi kesehatan
manusia dan lingkungan
Merupakan limbah sianida, sulfida atau
amonia yang pada kondisi pH antara 2
dan 12,5 dapat menghasilkan gas, uap
atau asap beracun dalam jumlah yang
membahayakan
Limbah yang dapat mudah meledak atau
bereaksi pada suhu dan tekanan standar
Limbah yang menyebabkan kebakaran
karena melepas atau menerima oksigen
atau limbah organik peroksida yang tidak
stabil dalam suhu tinggi
Limbah Beracun, yaitu limbah yang
mengandung pencemar yang bersifat racun
bagi manusia atau lingkungan
Limbah yang menyebabkan infeksi, yaitu
limbah kedokteran, limbah dari laboratorium
atau limbah lainnya yang terinfeksi kuman
penyakit yang menular
Limbah yang bersifat korosif, sifatnya:
Menyebabkan iritasi pada kulit
Menyebabkan pengkaratan pada
lempengan baja
Mempunyai pH 2 (bersifat asam) atau
12,5 (bersifat basa)
Penyediaan air bersih dalam bentuk
kualitas dan kuantitas adalah faktor utama
bagi manusia ataupun makhluk hidup
lainnya.
Parameter yang menentukan kualitas air:
1. Parameter fisika,
2. Parameter kimia, dan
3. Parameter biologi.
1. Parameter fisika adalah yang berhubungan
dengan penglihatan, sentuhan, rasa, ataupun
bau. Padatan tersuspensi, turbiditas, rasa,
dan bau termasuk kategori ini.

Padatan tersuspensi bersumber dari partikel


organik dan anorganik yang tidak larut (ppm).
Contoh Padatan organik : lempung, dan
bahan tanah lainnya dan bahan organik
adalah seperti serabut tumbuhan dan bahan
biologi (sell bakteri, algae dll). Penentuan
padatan terlarut dapat dilakukan dengan
gravimetri dengan jalan mengeringkan
sampel pada 104o C.

Kekeruhan adalah pengukuran langsung


padatan tersuspensi menggunakan Jackson
turbidimeter.
1 JTU = 1 mg/L SiO2 (dalam air destilasi).
Warna dari bahan organik seperti daun, kayu,
akar, asam humus dll. Bahan anorganik dari
besi oksida - berwarna merah, mangan
oksida-- warna coklat atau kehitaman. Pada
limbah industri, produksi kertas, proses
makanan, produksi kimia, penambangan, dan
kilang adalah berupa zat warna dan lainnya.
Pengukuran zat warna menggunakan standar
warna TCU (True color unit) --1 TCU = 1 mg/L
platinum. Alatnya Spektrometri.
Rasa dan Bau adalah berasal dari mineral-
mineral, logam-logam dan garam-garam dari
tanah dan terakhir dari reaksi biologi.
Pengukuran bau dan rasa--bahan organik dapat
dilakukan dengan gas/liquid chromatografi.
Dapat juga dg threshold odor number (TON)
TON = A + B/A
A = volume air bau
B = volume air bebas bau untuk menghasilkan
200 ml campuran (ditabelkan).
Suhu adalah parameter yang akan mempengaruhi
reaksi di alam.
Air merupakan pelarut yang sangat baik
sehingga banyak sekali bahan-bahan yang
dapat larut dalam air.

Parameter kimia kualitas air :


pH
Zat padat terlarut total (TDS),
Alkalinitas,
Kesadahan,
Logam-logam, bahan organik, nutrisi, dan
pestisida.
Pengukuran pH dilaksanakan dengan
langsung dengan peralatan pH meter
yang dilakukan dengan mengukur
log [H+]
Zat padat terlarut total dapat
diketahui dengan mengukur
konduktivitas sampel air atau dengan
penjumlahan kandungan ion-ion
utama dalam air dalam satuan mg/L.
Alkalinitas dapat ditentukan dengan
volumetri menggunakan asam (H2SO4)
sebagai pentiter
Kesadahan : Sifat air yang dapat mencegah
pembentukan busa dalam pemakaian sabun
yang diakibatkan oleh adanya ion Ca2+ , Mg2+,
Fe 2+ , Cr 2+.
dalam pengukurannya menggunakan satuan
mg/L CaCO3 yang dapat dikonversi menjadi
meq/L.
Logam-logam dalam air ditentukan
konsentrasinya dengan AAS (Atomic
Absorption Spectrometry) atau flame
photometry untuk K+ dan Na+.
Bahan Organik dapat diukur dengan GC (kromatografi Gas)
atau GC-MS.
Nutrisi dalam sampel air diperkirakan dengan pengukuran
N, P & K dalam air sampel.
Pestisida biasanya ditentukan dengan GC (Chromatographi
Gas).

Kebutuhan Oksigen Biologis (BOD)


BOD atau Biological Oxygen Demand adalah suatu
karakteristik yang menunjukkan jumlah oksigen terlarut
yang diperlukan oleh mikroorganisme (biasanya bakteri)
untuk mengurai atau mendekomposisi bahan organik
dalam kondisi aerobik
BOD tinggi DO rendah
BOD ini merupakan salah satu parameter kunci untuk
kualitas air.
Sedangkan COD atau Chemical Oxygen Demand
adalah jumlah oksigen yang diperlukan untuk
mengurai seluruh bahan organik yang
terkandung dalam air.

Dengan demikian, selisih nilai antara COD dan


BOD memberikan gambaran besarnya bahan
organik yang sulit urai yang ada di perairan. Bisa
saja nilai BOD sama dengan COD, tetapi BOD
tidak bisa lebih besar dari COD. Jadi COD
menggambarkan jumlah total bahan organik
yang ada.
Kebanyakan air permukaan di alam adalah
mengandung bakteri dan virus dan
pengukurannya dilakukan dengan
mengidentifikasi bakteri patogen. Dalam
rekayasa lingkungan pengukurannya
dilakukan dengan indikator bakteri patogen
E. Coli dalam 100 ml air contoh.
Plankton
Kelimpahan plankton yang terdiri dari
phytoplankton dan zooplankton sangat
diperlukan untuk mengetahui kesuburan suatu
perairan yang akan dipergunakan untuk
kegiatan budidaya.Plankton sebagai
organisme perairan tingkat rendah yang
melayang-layang di air dalam waktu yang
relatif lama mengikuti pergerakan air.
Plankton pada umumnya sangat peka terhadap
perubahan lingkungan hidupnya (suhu, pH,
salinitas, gerakan air, cahaya matahari dll) baik
untuk mempercepat perkembangan atau yang
mematikan.

Anda mungkin juga menyukai