Anda di halaman 1dari 17

JURNAL

LEMBAR PENGESAHAN

JURNAL

PENGARUH SENAM DIABETES TERHADAP PENURUNAN KADAR GULA


DARAH SEWAKTU PADA PASIEN DENGAN DIABETES MELLITUS DI
WILAYAH KERJA PUSKESMAS GLOBAL KECAMATAN LIMBOTO
KABUPATEN GORONTALO

Oleh
NIRWANTO K. RAHIM
NIM. 841 411 044
ABSTRAK

Nirwanto K. Rahim. 2015. Pengaruh Senam Diabetes Terhadap Penurunan Kadar


Gula Darah Sewaktu Pada Pasien dengan DM tipe II di Wilayah Kerja Puskesmas
Global Kec. Limboto Kab. Gorontalo. Skripsi, Jurusan Program Studi Ilmu
Keperawatan, Fakultas Ilmu-Ilmu Kesehatan dan Keolahragaan, Universitas Negeri
Gorontalo. Pembimbing I Suwarly Mobiliu, S. Kp, M. Kep., dan Pembimbing II
dr. Sitti Rahma, M.Kes.

Diabetes melitus adalah penyakit hiperglikemia yang ditandai dengan insensitivitas


sel terhadap insulin. Senam diabetes merupakan salah satu latihan fisik dan jasmani
utnuk penderita DM tipe II. Tujuan penelitian mengetahui pengaruh Senam diabetes
terhadap penurunan kadar gula darah sewaktu pada pasien dengan DM tipe II di
wilayah kerja Puskesmas Global Kec. Limboto Kab. Gorontalo

Penelitian ini menggunakan jenis penelitian pra eksperimen dengan desain one group
pra-post test design. Sampel pada penelitian ini berjumlah 33 responden dengan
teknik total sampling dan berdasarkan kriteria sampel. Data dikumpul melalui
tekhnik lembar observasi, dianalisis dengan uji T-berpasangan.

Hasil Penelitian menunjukkan didapatkan kadar gula darah sewaktu sebelum


intervensi senam dengan nilai mean 198.67 dan std. deviasi 28.987 sedangkan kadar
gula darah sewaktu setelah intervensi senam dengan nilai mean 163.27 dan std.
deviasi 32.575. Untuk nilai p value = 0.000 (<0.05). Kesimpulan penelitian ini
adalah terdapat pengaruh senam diabetes terhadap penurunan kadar gula darah
sewaktu pada pasien dengan DM tipe II di wilayah kerja puskesmas global kec.
Limboto kab. Gorontalo tahun 2015.

Disarankan kepada pihak puskesmas agar dapat menjadikan senam diabetes sebagai
salah satu cara pengendalian gula darah disamping pembatasan makan, dan
farmakologi.

Kata Kunci : Diabetes Melitus, Senam Diabetes.


Daftar pustaka : 45 referensi (2004-2015)
PENGARUH SENAM DIABETES TERHADAP PENURUNAN KADAR GULA
DARAH PADA PASIEN DENGAN DM TIPE II DI WILAYAH KERJA
PUSKESMAS GLOBAL KEC. LIMBOTO KAB. GORONTALO

Nirwanto K. Rahim 1, Suwarly Mobiliu S. Kp, M. Kep2, dr. Siti Rahma M.Kes3
1. Mahasiswa Jurusan Ilmu Keperawatan UNG
2. Dosen Politeknik Kesehatan Kemenkes Gorontalo
3. Dosen Jurusan Keperawatan UNG

ABSTRAK
Nirwanto K. Rahim. 2015. Pengaruh Senam Diabetes Terhadap Penurunan Kadar
Gula Darah Sewaktu Pada Pasien dengan DM tipe II di Wilayah Kerja Puskesmas
Global Kec. Limboto Kab. Gorontalo. Skripsi, Jurusan Program Studi Ilmu
Keperawatan, Fakultas Ilmu-Ilmu Kesehatan dan Keolahragaan, Universitas Negeri
Gorontalo. Pembimbing I Suwarly Mobiliu, S. Kp, M. Kep., dan Pembimbing II
dr. Sitti Rahma, M.Kes.

Diabetes melitus adalah penyakit hiperglikemia yang ditandai dengan insensitivitas


sel terhadap insulin. Senam diabetes merupakan salah satu latihan fisik dan jasmani
utnuk penderita DM tipe II. Tujuan penelitian mengetahui pengaruh Senam diabetes
terhadap penurunan kadar gula darah sewaktu pada pasien dengan DM tipe II di
wilayah kerja Puskesmas Global Kec. Limboto Kab. Gorontalo

Penelitian ini menggunakan jenis penelitian pra eksperimen dengan desain one group
pra-post test design. Sampel pada penelitian ini berjumlah 33 responden dengan
teknik total sampling dan berdasarkan kriteria sampel. Data dikumpul melalui
tekhnik lembar observasi, dianalisis dengan uji T-berpasangan.

Hasil Penelitian menunjukkan didapatkan kadar gula darah sewaktu sebelum


intervensi senam dengan nilai mean 198.67 dan std. deviasi 28.987 sedangkan kadar
gula darah sewaktu setelah intervensi senam dengan nilai mean 163.27 dan std.
deviasi 32.575. Untuk nilai p value = 0.000 (<0.05). Kesimpulan penelitian ini
adalah terdapat pengaruh senam diabetes terhadap penurunan kadar gula darah
sewaktu pada pasien dengan DM tipe II di wilayah kerja puskesmas global kec.
Limboto kab. Gorontalo tahun 2015.

Disarankan kepada pihak puskesmas agar dapat menjadikan senam diabetes sebagai
salah satu cara pengendalian gula darah disamping pembatasan makan, dan
farmakologi.

Kata Kunci : Diabetes Melitus, Senam Diabetes.


Daftar pustaka : 45 referensi (2004-2015

1
PENDAHULUAN
Diabetes Melitus (DM) merupakan sekelompok kelainan heterogen yang
ditandai oleh kenaikan kadar glukosa dalam darah atau hiperglikemia (Smeltzer,
2013)1. Penyakit ini disebabkan gangguan metabolisme glukosa akibat kekurangan
insulin baik secara absolut maupun relative, diabetes melitus dapat diklasifikasikan
berdasarkan penyebabnya, perjalanan klinik, dan terapinya, yaitu diabates tipe 1,
diabetes tipe 2(RISKESDAS 2013)2, diabetes melitus gestasional (GDM) dan tipe
tertentu yang berhubungan dengan keadaan lainnya (International Diabetes
Federation, 2006)3.
4
Goldstein (2008) 5% dari populasi penduduk dunia terkena diabetes, dan
prevalensinya meningkat sangat pesat. Berdasarkan data WHO tahun 2011 jumlah
penderita diabetes melitus di dunia 200 juta jiwa, Indonesia menempati urutan ke-
empat terbesar dalam jumlah penderita diabetes melitus di dunia. Pada tahun 2011,
terdapat sekitar 5,6 juta penduduk Indonesia yang mengidap diabetes. Berdasarkan
survei yang dilakukan oleh Badan Penelitian dan Pengembangan Kesehatan
5
Kementrian Kesehatan RI (2013) dalam laporan Hasil Riset Kesehatan Dasar
didapatkan bahwa prevalensi diabetes di Indonesia mengalami peningkatan dari tahun
2007 per 1000 penduduk yaitu 2,1% di tahun 2013, angka tersebut lebih tinggi
dibanding dengan tahun 2007 yaitu 1,1%. Provinsi Gorontalo menduduki peringkat
ke 11 di Indonesia dengan tingkat prevalensi diabetes 1.5%.
Berdasarkan laporan hasil Dinas Kesehatan Provinsi Gorontalo dalam 2 tahun
terakhir dari 2013 dan tahun 2014 tercatat jumlah penderita diabetes melitus pada
kasus baru di Gorontalo mengalami peningkatan dari 878 orang menjadi 1275 orang,

1
Smeltzer, Keperawatan Medikal Bedah, Jakarta: EGC, 2011.
2
Bagus Febriyanto. dkk, Hasil Riset Kesehatan Dasar (RISKESDAS) Provinsi Gorontalo 2013, Jakarta: Lembaga
Penerbitan Badan Litbankes,2013.
3
International Diabetes Federation, Diabetes Atlas 3rd Edition, Belgium: World Diabetes Foundation,2006.
4
Goldstein, Barry, Type 2 Diabetes Principles and Practice Second Edition, New York, London: Informa
Healthcare. 2008
5
Bagus Febriyanto, Hasil Riset Kesehatan Dasar (RISKESDAS) Provinsi Gorontalo 2013, Jakarta: Lembaga
Penerbitan Badan Litbankes, 2013.

2
sedangkan kasus lama yang tercatat mengalami peningkatan dari 1918 menjadi 2531
orang, dengan jumlah kematian akibat diabetes tercatat mengalami peningkatan
dengan jumlah kematian 68 orang menjadi 90 orang. Kabupaten Gorontalo
menduduki peringkat 1 kasus diabetes dengan jumlah kasus yang ditemukan
sebanyak 647 orang pada tahun 2014, dan tahun 2013 sebanyak 245 kasus (Dinkes
Prov. Gorontalo, Dikes Kab. Gororntalo, 2013& 2014)6.
Latihan jasmani merupakan upaya awal dalam mencegah, mengontrol, dan
mengatasidiabetes. Latihan jasmani menjadi penting dikarenakan selain sebagai salah
satu pilar pengendalian diabetes, latihan jasmani atau olahraga memiliki fungsi untuk
meningkatkan kadar kolesterol HDL, menurunkan berat badan, memperbaiki gejala
musculoskeletal. Hal ini berguna untuk mencegah komplikasi lebih lanjut.
Diabetes melitus adalah penyakit kronis yang menyebabkan morbiditas dan
mortalitas utama, seperti halnya penyakit kronis lainnya.Pengontrolan gula darah
merupakan tujuan utama dari berbagai penatalaksanaan yang dilakukan oleh
penderita diabetes melitus.Hal ini bisa dicapai dengan melakukan 4 pilar
pengendalian diabetes melitus, yaitu edukasi, pengaturan makanan, olahraga, dan
obat (Novitasari, 2012)7.
Latihan jasmani merupakan upaya awal dalam mencegah, mengontrol, dan
mengatasi peningkatan kadar glukoksa dalam darah. Salah satu latihan yang
dianjurkan adalah senam diabetes melitus. Menurut PERSADIA (Persatuan Diabetes
Indonesia) senam diabetes adalah senam fisik yang dirancang menurut usia dan status
fisik dan merupakan bagian dari pengobatan diabetes melitus. Ilyas (2013)8
menjelaskan latihan jasmani menyebabkan terjadinya peningkatan aliran darah, jala-
jala kapiler lebih banyak terbuka sehingga lebih banyak tersedia reseptor insulin dan

6
Dinas Kesehatan Provinsi Gorontalo,Jumlah Kasus Baru, Kasus Lama dan Kematian Penyakit Diabetes Melitus
Provinsi Gorontalo tahun 2013 dan 2014. Gorontalo: Dinas Kesehatan Provinsi Goronalo, 2014.
7
Retno Novitasari, Diabetes Melitus. Yogyakarta: Nuha Medika,2012.
8
Ermita, Ilyas, Penatalaksanaan Terpadu Pasien Diabetes Melitus Ediisii Kedua, Jakarta: Balai Penerbit FKUI,
2013

3
reseptor menjadi lebih aktif yang akan berpengaruh terhadap penurunan glukosa
darah pada pasien diabetes.

BAHAN DAN METODE PENELITIAN


Pelaksanaan penelitian di Puskesmas Global Kec. Limboto Kab. Gorontalo.
Waktu pelaksanaan tanggal 18 mei - 06 Juni 2015.
Desain penelitian ini peneliti menggunakan jenis penelitian pra eksperimen
dengan desain one group pra-post test design. Sampel diambil dengan cara total
sampling yakni seluruh responden yang menderita DM tipe II di Wilayah kerja
Puskesmas Global Kec.Limboto. Dengan kriteria sampel bersedia menjadi responden,
sanggup mengikuti senam diabetes selama 3 minggu dan 3 kali dalam seminggu, dan
kadar gula darah <300 mg/dl.
Dari 50 pasien DM tipe II hanya didapatkan 33 reponden yang sesuai dengan
kriteria sampel. 3 orang tidak bersedia menjadi responden, 10 orang mempunyai
kadar gula darah >300 mg/dl, dan 4 orang di drop out karena mengikuti senam tidak
sesuai jadwal. Data dikumpul melalui tekhnik lembar observasi, dianalisis dengan uji
T-berpasangan.

4
HASIL PENELITIAN
Tabel 1 : Kadar Gula Darah Sewaktu Sebelum Senam

Jumlah
Kadar Gula darah sewaktu setelah senam
n %
Terkontrol (<200 mg/dl) 30 90.9
Tidak terkontrol(>200 mg/dl) 3 9.1
Total 33 100,0
Sumber: Data Primer 2015
Berdasarkan tabel 1. Menunjukkan bahwa sebelum diberikan senam
responden yang memiliki kadar gula darah terkontrol 18 responden dan yang
memiliki kadar gula darah tidak terkontrol sebanyak 15 responden.

Tabel 2 : Kadar Gula Darah Sewaktu Setelah Senam

Jumlah
Kadar Gula darah sewaktu sebelum senam
n %
Terkontrol (<200 mg/dl) 18 54.5
Tidak terkontrol(>200 mg/dl) 15 45.5
Total 33 100,0
Sumber: Data Primer 2015
Berdasarkan tabel 2. menunjukkan bahwa setelah diberikan intervensi
diberikan senam responden yang memiliki kadar gula darah terkontrol 30 responden
dan yang memiliki kadar gula darah tidak terkontro1 sebanyak 3 responden.

5
Tabel 3 : Pengaruh Senam Diabetes Terhadap Penurunan Kadar Gula Darah
Sewaktu pada pasien DM tipe 2

n Rerata std. deviasi p

Kadar gula darah sewaktu 33 198.67 28.987


sebelum senam
0.000
Kadar gula darah sewaktu
setelah senam 33 163.27 32.575
Sumber: Data Primer 2015
Berdasarkan tabel 3 didapatkan bahwa terdapat perbedaan kadar gula darah
sebelum dan sesudah diberikan intervensi senam, berdasarkan uji T-berpasangan
didapatkan p value sebesar 0.000 (p<0.05) ,yang menunjukkan terdapat pengaruh
senam diabetes terhadap penurunan kadar gula darah pada pasien dengan DM tipe II
diwilayah kerja Puskesmas Global Kec. Limboto Kab. Gorontalo.

PEMBAHASAN
1. Kadar Gula darah sewaktu sebelum senam
Pada tabel 1. menunjukkan bahwa sebelum diberikan senam responden yang
memiliki kadar gula darah terkontrol sebanyak 18 responden dan yang memiliki
kadar gula darah tidak terkontrol sebanyak 15 responden.
Asumsi peneliti kadar gula darah yang tinggi ataupun tidak terkontrol
disebabkan karena responden tidak mampu untuk mengontrol/ menurunkan kadar
gula darahnya agar tetap stabil. Hal ini karena masih kurangnya aktifitas fisik yang
dilakukan oleh responden, dan masih kurangnya manajemen diit makanan serta
kepatuhan minum obat yang masih kurang.
Kadar glukosa darah pada penderita DM tidak normal karena terganggunya
metabolisme karbohidrat. Sebagai akibatnya kadar gula darah akan naik hingga

6
mencapai kadar yang lebih tinggi dan proses kembalinya membutuhkan waktu yang
lama (Sukardji, 2005)9.
Ketidakpatuhan dalam mengkonsumsi jumlah kalori seperti kurang atau
berlebih akan memberikan dampak pada penderita DM. Apabila konsumsi kalori
kurang, maka penderita DM akan mudah mengalami penurunan berat badan karena
tidak terpenuhinya kebutuhan energi. Sebaliknya, konsumsi kalori yang tinggi akan
meningkatkan kadar glukosa dalam darah sehingga akan menambah beban glukosa
darah penderita DM (Abduracchim, dkk, 2008)10
Kadar glukosa darah penyandang DM selalu berfluktuasi sepanjang hari dan
dipengaruhi oleh banyak hal, yang dapat meningkatkan kadar glukosa darah antara
lain makanan, stress, keadaan sakit sedangkan yang dapat menurunkan kadar glukosa
darah antara lain olahraga, obat anti diabetes (OAD) dan insulin (Sukardji, 2005)11.
Kepatuhan minum obat mempengaruhi tingkat kontrol gula darah,
penggunaan obat secara teratur dapat membantu kadar gula darah dapat terkontrol,
karena dapat bekerja langsung menstimulasi sel beta pancreas untuk melepaskan
insulin atau menambah sensitivitas insulin (Sarwono, 2013)12.
Hal ini senada dengan penelitian yang dilakukan Puji (2007)13 dimana rata-
rata responden yang mengikuti penelitiannya memiliki kadar gula darah yang tinggi
sebelum melakukan aktifitas fisik. Faktor pencetus peningkatan kadar gula darah
tersebut akibat dari gaya hidup yang salah dan kurangnya aktivitas. Selain itu sedikit

9
Sukardji. Penatalaksanaan Gizi pada Diabetes Mellitus. Penatalaksanaan Diabetes Melitus Terpadu. Jakarta :
FKUI, 2005.
10
R. Abduracchim dkk.,Hubungan Tingkat Kepatuhan Diet Dengan Gula Reduksi Urin Dan Indeks Massa
Tubuh Pada Diabetesi Yang Berobat Jalan Di Poliklinik Gizi RSUD Ulin Banjarmasin, Jurnal
Kalimatan Scientiae No.71 Th XXVI Vol. April 2008.
11
Sukardji, Penatalaksanaan Gizi pada Diabetes Mellitus. Penatalaksanaan Diabetes Melitus Terpadu, Jakarta :
FKUI, 2005
12
Sarwono & Waspadji, Diabetes Mellitus: Mekanisme Dasar dan Pengelolaannya yang Rasional,Jakarta: FKUI,
2005.
13
Indriyani Puji, Pengaruh Latihan Fisik; Senam Aerobik Terhadap Penurunan Kadar Gula Darah Pada
Penderita DM Tipe 2 di Wilayah Puskesmas Bukateja Purbalingga, Media Ners, Volume 1, Nomor 2,
Tahun 2007, Hal: 49 99.2007

7
dari mereka yang mengetahui dan mempunyai motivasi untuk melakukan latihan fisik
pada penderita DM.

2. Kadar Gula Darah Sewaktu Setelah Senam


Berdasarkan tabel 2 menunjukkan bahwa setelah diberikan intervensi senam,
responden yang memiliki kadar gula darah terkontrol 30 responden dan yang
memiliki kadar gula darah tidak terkontrol sebanyak 3 responden.
Senam bekerja dengan membuat membran sel otot menjadi permiabel dengan
alasan yang tidak dimengerti terhadap glukosa darah sehingga glukosa darah tetap
dapat masuk ke sel dan diproses menjadi ATP melalui proses glikolisis walaupun
tanpa insulin akibat proses kontraksi itu sendiri (Guyton &Hall, 2007)14.
Terdapat responden yang tidak mengalami penurunan mungkin terjadi karena
responden telah mengkonsumsi makanan yang dapat meningkatkan kadar gula darah.
Hal ini didukung oleh teori bahwa nutrisi yang mengatakan bahwa di dalam
tubuh, karbohidrat sederhana seperti gula pasir, sirup, permen, es krim, jeli, hasil
uraianya akan lebih cepat masuk ke aliran darah sehingga kadar gula darah meningkat
dengan cepat, berbeda dengan karbohidrat kompleks yang harus diurai terlebih
dahulu menjadi rantai tungggal sebelum diserap ke aliran darah, dan juga makanan
yang mengandung kadar lemak tinggi misalnya daging, dapat meningkatkan kadar
kolesterol yang dapat membuat kerja insulin tidak efisien(Nurhaedar, 2004)15.
Peneliti juga berasumsi bahwa selain senam diabetes yang di berikan oleh
peneliti , terdapat faktor lain seperti penggunaan obat DM dan pengaturan diit
makanan yang turut serta berperan dalam pengaturan kadar gula darah pada penelitian
ini.
Penggunaan obat oleh responden berfungsi menurunkan kadar gula darah
melalui pengaruhnya terhadap kerja insulin serta juga pada efeknya menurunkan
14
Guyton & Hall, Buku Ajar Fisiologi Kedokteran Edisi 11, Alih bahasa oleh Irawati. Jakarta: EGC, 2007.
15
Jafar,Nurhaedar. Bahan Ajar Diabetes Mellitus. [serial online].
http://repository.unhas.ac.id/bitsream/handle/123456789/2675/B15%20DIABETES%20MELLITUS.doc
x?sequence=1.pdf [08 juni 2015],2004.

8
produksi glukosa hati (Ilyas 2013)16. Pengaturan diit makanan biasanya memperbaiki
kadar glikemik jangka pendek dan mempuyai potensi meningkatkan kontrol
metabolik jangka lama. Mengurangi makanan yang banyak mengandung gula serta
mengurangi konsumsi lemak, hal ini dapat berperan dalam pengaturan glukosa darah
(Novitasari, 2012)17.
Hasil penelitian ini juga sesuai dengan penelitian yang dilakukan oleh oleh Puji
18
(2007) . dengan hasil setelah dilakukan perlakuan senam terjadi penurunan kadar
gula darah sebesar 30,14 mg%. Hal ini membuktikan bahwa senam dapat
mempengaruhi kadar gula darah

3. Pengaruh Senam Diabetes Terhadap Penurunan Kadar Gula Darah Sewaktu


Pada Pasien DM tipe II di Wilayah Kerja Puskesmas Global Kec.Limboto
Kab. Gorontalo
Berdasarkan hasil penelitian yang didapatkan bahwa terdapat perbedaan kadar
gula darah sebelum dan sesudah diberikan intervensi senam, dimana sebelum
diberikan senam rata-rata kadar gula darah sewaktu responden adalah 198.67 mg/dl
dengan std. deviasi 28.987, setelah melakukan senam rata-rata kadar gula darahnya
yaitu 163.27 mg/dl dengan std. deviasi 32.575, terdapat penurunan rerata kadar gula
darah sewaktu setelah senam sebesar 35.394.
berdasarkan uji statitistik t berpasangan didapatkan p value sebesar 0.000
(p<0.05) yang menunjukkan terdapat pengaruh senam diabetes terhadap penurunan
kadar gula darah pada pasien dengan DM tipe II diwilayah kerja Puskesmas Global
Kec. Limboto Kab. Gorontalo. Senam diabetes pada pasien dengan DM tipe II.

16
Ermita, Ilyas, Penatalaksanaan Terpadu Pasien Diabetes Melitus Edisi Kedua. Jakarta: Balai Penerbit FKUI,
2013.
17
Retno, Novitasari, Diabetes Melitus. Yogyakarta: Nuha Medika, 2012.
18
Indriyani Puji.Pengaruh Latihan Fisik; Senam Aerobik Terhadap Penurunan Kadar Gula Darah Pada
Penderita DM Tipe 2 di Wilayah Puskesmas Bukateja Purbalingga. Media Ners, Volume 1, Nomor 2,
Tahun 2007, Hal: 49 99.. 2007

9
Senam diabetes pada pasien dengan DM tipe II, berperan dalam pengaturan
kadar glukosa dalam darah. Senam dapat meningkatkan kebutuhan bahan bakar
tubuh oleh otot, glukosa yang tersimpan akan dipecah dan akan digunakan sebagai
sumber energi, sehingga pengambilan glukosa oleh otot meningkat dan dapat
menurunkan kadar glukosa darah.
Menurut Suryanto (2009)19, senam sehat diabetes mellitus merupakan jenis
senam aerobic low impact yang penekanannya pada gerakan ritmik otot, sendi,
vaskuler dan saraf dan dalam bentuk peregangan dan relaksasi. Konsep gerakan
menggunakan konsep latihan ketahanan jantung, paru (endurance) dengan
mempertahankan keseimbangan otot kanan dan kiri. Sehingga senam ini dapat
berpengaruh terhadap penurunan kadar gula darah, karena pada otot yang aktif tidak
memerlukan insulin untuk memasukkan glukosa ke dalam sel karena reseptor insulin
meningkat.
Selama olahraga, sel otot menggunakan lebih banyak glukosa dan bahan bakar
nutrient lain untuk menjalankan aktifitas kontraktil. Laju transport glukosa ke dalam
otot yang sedang berolahraga dapat meningkat lebih dari 10 kali selama aktifitas fisik
sedang sampai berat. Permeabilitas membrane terhadap glukosa meningkat pada otot
yang berkontraksi (Ernawati, 2013)20.
Hasil pada penelitian ini didukung oleh penelitian sebelumnya. Penelitian yang
dilakukan oleh Penelitian yang dilakukan oleh Puji Indriyani, pada tahun 2007
tentang Pengaruh Latihan Fisik Senam Aerobik Terhadap Penurunan Kadar Gula
Darah Pada Penderita DM di Wilayah Puskesmas Bukateja Purbalingga dengan hasil
penelitian menunjukkan bahwa ada pengaruh latihan fisik ; senam aerobic terhadap
penurunan kadar gula darah dengan penurunan rata-rata sebesar 30.14 mg %

19
Suryanto,Peran Olahrga Senam Diabetes Indonesia Bagi Penderita Diabetes Mellitus,Medikora. [serial
online].http://staff.uny.ac.id/sites/default/files/131808680/1.Peran%20Senam%20Diabetes%20Indonesia
%20bagi%20Penderita%20Diabetes%20Mellitus%20(%20Medikora,%20)ktober%202009).pdf. [02 juni
2015]. 2009
20
Ernawati, Penatalaksanaan Keperawatan Diabetes Melitus Terpadu. Jakarta: Mitra Wacana Media. 2013

10
KESIMPULAN
Berdasarkan hasil penelitian yang dilakukan terhadap 33 responden di wilayah
kerja Puskesmas Global Kec. Limboto Kab. Gorontalo.maka peneliti mengambil
kesimpulan sebagai berikut: Kadar gula darah pasien sebelum intervensi senam
didapatkan kadar gula darah >200 mg/dl atau tidak terkontrol sebanyak 15 responden
dan 18 responden lainnya memilki kadar gula darah <200 mg/dl tau terkontrol.
Kadar gula darah sesudah intervensi senam, didapatkan 30 responden yang
memilki kadar gula darah terkontrol <200 mg/dl dan 3 responden diantaranya kadar
gulanya tidak terkontrol >200 mg/dl.
Terdapat pengaruh senam diabetes terhadap penurunan kadar gula darah pada
pasien dengan DM tipe II diwilayah kerja Puskesmas Global Kec. Limboto Kab.
Gorontalo dimana didapatkan p value sebesar 0.000 (p <0.05).

SARAN
Berdasarkan kesimpulan diatas maka peneliti memberikan saran sebagai
berikut:
1. Bagi Institusi Pendidikan
Senam sehat diabetes mellitus dapat dijadikan sebagai materi dalam melakukan
penyuluhan dan dapat diterapkan sebagai program untuk meningkatkan status
kesehatan klien DM tipe 2.
2. Bagi Instansi Kesehatan
Standar operasional prosedur dari senam diabetes dapat digunankan dan
diaplikasikan sehingga dapat menjadikan senam diabetes sebagai salah satu cara
pengendalian gula darah disamping pembatasan makan, dan farmakologi.
3. Bagi Pasien/Responden
Diharapkan dapat menjadi sebuah motivasi untuk menjaga kontrol gula darah,
sehingga dapat mengaplikaskan senam diabetes dalam jadwal kegiatan fisik, sehingga
gula darah dapat terkontrol dengan baik.

11
4. Bagi Peneliti selanjutnya
Agar dapat melakukan penelitian lebih lanjut tentang pengaruh senam diabetes
terhadap penurunan kadar gula darah dengan lebih mengontrol pola diit, atau
menggunakan kelompok kontrol dan desain penelitian yang lain.

DAFTAR PUSTAKA

Abduracchim, R, dkk. (2008). Hubungan Tingkat Kepatuhan Diet Dengan Gula


Reduksi Urin Dan Indeks Massa Tubuh Pada Diabetesi Yang Berobat Jalan Di
Poliklinik Gizi RSUD Ulin Banjarmasin. Jurnal Kalimatan Scientiae No.71 Th
XXVI Vol. April 2008

Febriyanto Bagus, dkk. (2013). Hasil Riset Kesehatan Dasar (RISKESDAS) Provinsi
Gorontalo 2013. Jakarta: Lembaga Penerbitan Badan Litbankes.

Dinas Kesehatan Provinsi Gorontalo . (2014). Jumlah Kasus Baru, Kasus Lama dan
Kematian Penyakit Diabtes Melitus Provinsi Gorontalo tahun 2013 dan 2014.
Gorontalo: Dinas Keseahatan Provinsi Goronalo.

Ernawati. (2013). Penatalaksanaan Keperawatan Diabetes Melitus Terpadu. Jakarta:


Mitra Wacana Media.

Goldstein, Barry. (2008). Type 2 Diabetes Principles and Practice Second Edition.
New York, London: Informa Healthcare.

Guyton & Hall.Buku Ajar Fisiologi Kedokteran(2007).Edisi 11.Alih bahasa oleh


Irawati. Jakarta: EGC.

International Diabetes Federation. (2006). Diabetes Atlas 3rd Edition. Belgium:


World Diabetes Foundation.

lyas,Ermita. (2013). Penatalaksanaan Terpadu Pasien Diabetes Melitus Edisii Kedua.


Jakarta: Balai Penerbit FKUI.

Novitasari,Retno. (2012). Diabetes Melitus. Yogyakarta: Nuha Medika.

Nurhaedar, jafar 2004. Bahan Ajar Diabetes Mellitus. [serial online].


http://repository.unhas.ac.id/bitsream/handle/123456789/2675/B15%20DIABETE
S%20MELLITUS.docx?sequence=1.pdf [08 juni 2015].

12
Puji, I. 2007. Pengaruh Latihan Fisik; Senam Aerobik Terhadap Penurunan Kadar
Gula Darah Pada Penderita DM Tipe 2 di Wilayah Puskesmas Bukateja
Purbalingga. Media Ners, Volume 1, Nomor 2, Tahun 2007, Hal: 49 99.

Sarwono & Waspadji. (2005). Diabetes Mellitus: Mekanisme Dasar dan


Pengelolaannya yang Rasional.Jakarta: FKUI.

Smeltzer. (2011). Keperawatan Medikal Bedah. Jakarta: EGC.

Sukardji,2005. Penatalaksanaan Gizi pada Diabetes Mellitus. Penatalaksanaan


Diabetes Melitus Terpadu. Jakarta : FKUI.

Suryanto.2009. Peran Olahrga Senam Diabetes Indonesia Bagi Penderita Diabetes


Mellitus.Medikora. [serial
online].http://staff.uny.ac.id/sites/default/files/131808680/1.Peran%20Senam%20
Diabetes%20Indonesia%20bagi%20Penderita%20Diabetes%20Mellitus%20(%20
Medikora,%20)ktober%202009).pdf. [02 juni 2015].

13

Anda mungkin juga menyukai