Anda di halaman 1dari 15

MAKALAH

SENAM KAKI DIABETES MELLITUS


Makalah ini disusun untuk memenuhi tugas Keperawatan Medikal Bedah II

Oleh :

1. Dhani Setyani
2. Arief Widayanti
3. Ritana Sari

FAKULTAS KESEHATAN S-1 KEPERAWATAN TRANSFER


UNIVERSITAS NGUDI WALUYO
2022/2023
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Seiring dengan perkembangan zaman, pola penyakit yang diderita masyarakat


telah bergeser dari penyakit infeksi dan kekurangan gizi ke arah penyakit degeneratif
yang salah satunya adalah diabetes melitus (Suyono, 2007). Jumlah penderita
Diabetes Melitus (DM) di dunia dari tahun ke tahun menunjukkan adanya
peningkatan. Berdasarkan data dari International Diabetes Federation (2015). Jumlah
penderita DM sebanyak 387 juta jiwa di tahun 2014 meningkat menjadi 415 juta jiwa
di tahun 2015 dan diperkirakan akan bertambah menjadi 642 juta jiwa pada tahun
2040. Jumlah kematian yang terjadi pada tahun 2015 sebanyak 5,0 juta jiwa.

Menurut International Diabetes Federation [IDF] (2014) terdapat 9 juta kasus


DM di Indonesia. Studi populasi diabetes melitus tipe 2 di Indonesia menempati
urutan ke dua terbesar dengan 9,116 juta orang dan diperkirakan akan menjadi sekitar
14,1 juta pada tahun 2035. Hasil Riset Kesehatan Dasar (RISKESDAS) tahun 2013
menunjukkan bahwa diabetes melitus berada pada peringkat keempat penyakit tidak
menular penyebab kematian pada semua umur di Indonesia setelah asma, PPOK dan
kanker yaitu sebesar 2,1%.

Upaya pemerintah dalam menangani penyakit DM lebih memprioritaskan


upaya preventif dan promotif, dengan tidak mengabaikan upaya kuratif, serta
dilaksanakan secara integrasi dan menyeluruh antara pemerintah, masyarakat dan
swasta. Peraturan Menteri Kesehatan RI Nomor 1575 tahun 2005, dibentuk Direktorat
Pengendalian Penyakit Menular yang mempunyai tugas pokok memandirikan
masyarakat untuk hidup sehat melalui pengendalian faktor risiko penyakit tidak
menular (Depkes, 2010).

Diabetes Mellitus (DM) adalah suatu kelompok penyakit metabolik dengan


karakteristik hiperglikemia yang terjadi karena kelainan sekresi insulin, kerja insulin
atau kedua-duanya (Hermayudi, 2017). DM merupakan penyakit yang tidak dapat
disembuhkan dan membutuhkan pengelolaan seumur hidup dalam mengontrol kadar
gula darahnya agar dapat meningkatkan kualitas hidup penderita (Arisman, 2011).
DM merupakan penyakit yang memiliki komplikasi atau menyebabkan terjadinya
penyakit lain yang paling banyak (Soegondo, 2013).

Tingginya jumlah penderita DM, antara lain disebabkan adanya perubahan


gaya hidup masyarakat karena kurangnya pengetahuan dan pendidikan rendah,
kesadaran untuk menjaga kesehatan, mengatur pola makan dan minimnya aktivitas
fisik juga bisa menjadi faktor penyebab prevalensi DM dimasyarakat. Hal ini jika
diabaikan maka akan beresiko bertambah penyakit DM sehingga jatuh pada keadaan
yang lebih berat dengan munculnya komplikasi DM (Tamher & Noorkasiani, 2009).

Dampak dari hiperglikemi yang terjadi dari waktu ke waktu dapat


menyebabkan kerusakan berbagai sistem tubuh terutama syaraf dan pembuluh darah.
Komplikasi DM yang sering terjadi antara lain: penyebab utama gagal ginjal,
retinopati diabetacum, neuropati (kerusakan syaraf) dikaki yang meningkatkan
kejadian ulkus kaki, infeksi bahkan keharusan untuk amputasi kaki. Meningkatnya
risiko penyakit jantung dan stroke dan risiko kematian penderita diabetes secara
umum adalah dua kali lipat dibandingkan bukan penderita diabetes mellitus
(Departemen Kesehatan RI, 2014).

Penderita DM mempunyai risiko 15 % terjadinya ulkus kaki diabetik pada


masa hidupnya (Suyono dalam Nanda, 2011). Komplikasi kaki diabetik merupakan
penyebab tersering dilakukannya amputasi yang didasari oleh kejadian non traumatik
penderita diabetes melitus dibandingkan dengan non diabetes 4 melitus. Risiko
terjadinya 30 kali lebih sering pada penderita diabetes melitus dibandingkan dengan
penderita non diabetes melitus (Amstrong dkk, 2008)

Menurut PERKENI (2011) pengelolaan diabetes melitus yang baik


memerlukan 4 pilar utama yaitu edukasi, perencanaan makan, latihan jasmani, dan
intervensi farmakologis. Salah satu anjuran dalam penatalaksanaan diabetes melitus
yaitu dengan menggunakan latihan jasmani. Salah satu olahraga yang dapat dilakukan
oleh penderita diabetes melitus adalah senam diabetes melitus. Senam diabetes
melitus adalah senam untuk para penderita diabetes melitus yang penekanannya pada
gerakan ritmik otot, sendi, vaskuler dan saraf dalam bentuk peregangan dan relaksasi
(Suryanto, 2009).
Senam kaki bertujuan untuk memperbaiki sirkulasi darah sehingga nutrisi ke
jaringan lebih lancar, memperkuat otot-otot kecil, otot betis dan otot paha,
menurunkan kadar gula darah serta mengatasi keterbatasan gerak sendi yang dialami
oleh penderita diabetes mellitus (Sutedjo, 2010). Senam kaki diabetes melitus bisa
dilakukan dengan posisi berdiri, duduk dan tidur dengan menggerakkan kaki dan
sendi misalnya dengan kedua tumit diangkat, mengangkat kaki dan menurunkan kaki
(Soegondo, 2013).

B. Rumusan masalah
1. Apa itu senam kaki diabetes melitus?
2. Apa tujuan dilakukan senam diabetes mellitus?
3. Apa manfaat dari senam kaki diabetes melitus?
4. Apa indikasi dan kontraindikasi senam kaki diabetes mellitus?
5. Bagaimana teknik senam kaki diabetes mellitus
C. Tujuan
1. Dapat mengetahui apa itu senam diabetes mellitus
2. Dapat mengetahui tujuan dilakukan senam diabetes mellitus
3. Dapat mengetahui manfaat dari senam diabetes mellitus
4. Dapat mengetahui indikasi dan kontraindikasi senam diabetes mellitus
5. Dapat mengetahui teknik dari senam diabetes mellitus
BAB II

KONSEP TEORI

A. Pengertian
Senam diabetes merupakan gerakan senam yang penekanannya pada gerakan
ritmik otot, sendi, vaskular dan saraf dalam bentuk peregangan dan relaksasi
(Suryanto, 2009). Konsep gerakan pada senam sehat diabetes melitus menggunakan
konsep latihan ketahanan jantung paru (endurance) dengan mempertahankan
keseimbangan otot kanan dan kiri (Kemenpora, 2010).
B. Tujuan
Menurut Santoso dalam Suryanto (2009), senam diabetes melitus memiliki
beberapa tujuan antara lain adalah sebagai berikut :
a. Mengontrol gula darah, terutama pada diabetes mellitus tipe 2 yang mengikuti
olahraga teratur maka monitor gula darah HbA1C mengalami perbaikan. Glukosa
darah dibakar menjadi energi sehingga sel-sel energi menjadi lebih sensitif
terhadap insulin. Peredaran darah lebih baik dan risiko terjadinya diabetes tipe 2
akan turun sampai 50%. Keuntungan lain dari olahraga adalah bertambahnya
massa otot. Glukosa darah diserap oleh otot sekitar 70-90 %, pada orang yang
kurang bergerak massa otot berkurang dan gula darah pun akan meningkat.
b. Menghambat dan memperbaiki faktor risiko penyakit kardiovaskuler yang banyak
terjadi pada penderita DM, membantu memperbaiki profil lemak darah, dan
menurunkan kolesterol total. LDL trigliserida dan menaikan HDL kolesterol serta
memperbaiki sistem hemostatik, sirkulasi dan tekanan darah. Kondisi tersebut
dapat menghambat terjadinya aterosklerosis dan penyakitpenyakit vaskuler yang
berbahaya seperti penyakit jantung koroner (PJK), stroke, penyakit pembuluh
darah perifer. Dengan olahraga yang teratur ternyata penderita DM yang telah
terserang penyakit jantung koroner tingkat kesegaran jasmaninya dapat tetap
terjaga dengan baik
c. Menurunkan berat badan, pengaturan olahraga secara optimal dan diet DM pada
penderita kegemukan (obesitas) dapat menurunkan berat badan. Penurunan berat
badan menguntungkan dalam regulasi obese, yaitu memperbaiki insulin resisten,
mengontrol gula darah dan memperbaiki risiko PJK
d. Memperbaiki gejala-gejala muskuloskeletal otot, tulang, sendi yaitu dengan gejala-
gejala neuropati perifer dan osteoartrosis, seperti kesemutan, gatal-gatal, linu-linu
e. Memberikan keuntungan psikologis, olahraga yang teratur juga dapat memperbaiki
tingkat kesegaran jasmani karena memperbaiki sistem kardiovaskuler, respirasi,
pengontrolan gula darah sehingga penderita merasa fit. Selain itu dapat mengurangi
rasa cemas pasien terhadap penyakitnya, timbul rasa senang dan lebih percaya diri
serta pada akhirya kualitas hidupnya meningkat meskipun dia menderita penyakit
menahun.
C. Manfaat
Manfaat tersebut didapat karena olah raga memberi pengaruh pada:
a. Jantung Otot jantung bertambah kuat dan bilik jantung bertambah besar, sehingga
denyutan kuat dan daya tampung besar. Kedua hal ini akan meningkatkan efisiensi
kerja jantung. Dengan efisiensi kerja yang tinggi, jantung tak perlu berdenyut te
rlalu sering (Strauss, 1979 dalam Kushartanti, 2007).
b. Pembuluh darah Elastisitas pembuluh darah akan bertambah, karena berkurangnya
timbunan lemak dan penambahan kontraktilitas otot dinding pembuluh darah.
Elastisitas pembuluh darah yang tinggi akan memperlancar jalannya darah dan
mencegah timbulnya hipertensi (Sukarman, 1987 dalam Kushartanti, 2007).
c. Paru-paru Elatisitas paru-paru akan bertambah, sehingga kemampuan berkembang
kempis juga akan bertambah (McArdle, 1986 dalam Kushartanti, 2007).
d. Otot Kekuatan, kelentukan dan daya tahan otot akan bertambah. Hal ini disebabkan
oleh bertambah besarnya serabut otot dan meningkatnya sistem penyediaan energi
di otot (Brooks, 1984 dalam Kushartanti, 2007).
e. Tulang Penambahan aktivitas enzim pada tulang akan meningkatk an kekuatan,
kepadatan dan besarnya tulang, selain mencegah pengeroposan tulang (Fox, 1988
dalam Kushartanti, 2007).
f. Ligamentum dan tendo Ligamentum dan tendo akan bertambah kuat, demikian
juga perlekatan tendo pada tulang (Teitz, 1989 dalam Kushartanti, 2007)
D. Indikasi dan Kontraindikasi
Indikasi dan Kontraindikasi Menurut Kemenpora (2010); APTA (2007) pelaksanaan
latihan senam diabetes mellitus harus memperhatikan indikasi dan kontraindikasi
yaitu :
a. Indikasi
1) Pasien diabetes mellitus dengan KGD lebih dari 70 mg/dL dan tidak melebihi
300 mg/dL
2) Tanda-tanda vital dalam keadaan normal.
b. Kontraindikasi
1) Pasien dengan gangguan metabolik berat
2) Pasien dengan kadar gula darah kurang dari 70 mg/dL atau lebih dari 300
mg/dL.
3) Pasien dengan gangguan persendian
4) Pasien dengan komplikasi serius (hipoglikemia, hiperglikemia, gagal ginjal
kronis, congestive heart failure (CHF);
5) Pasien DM tipe 2 yang mengkonsumsi obat hipoglikemia sebelum senam
6) Pasien DM tipe 2 yang dilarang melakukan olahraga oleh dokter
E. Pedoman Program Latihan Senam DM
Pedoman program latihan bagi penderita diabetes melitus (Rifkin: 1984 dalam
Long, 1996).
a. Jenis senam; aerobic
b. Durasi; 30-60 menit (pemanasan, inti, dan pendinginan)
Tahapan senam : masing-masing tahap senam meliputi :
1) Lima sampai 10 menit pemanasan peregangan tungkai
2) 20-30 menit latihan aerobik dengan denyut jantung pada zona target (75 -80%
denyut jantung maksimal)
3) 15-20 menit latihan ringan dan peregangan untuk pendinginan

Hal-hal yang perlu di perhatikan adalah setiap program latihan, apapun


macamnya harus mengandung unsur pemanasan, latihan inti dan pendinginan.

1) Pemanasan dimaksudkan untuk mempersiapkan organ-organ tubuh beserta


perangkatnya (termasuk enzim) agar mampu melakukan gerakan-gerakan
dengan baik dan terhindar dari cedera. Lebih dari itu pemanasan juga
dimaksudkan untuk mempersiapkan menghadapi latihan.
2) Latihan inti disesuaikan dengan kemampuan, kemauan, keharusan dan keadaan.
Latihan ini sangat spesifik, setiap kasus berbeda dan pada kasus yang sama pun
satu orang dengan orang lain akan berbeda.
3) Pendinginan dilakukan dengan cara mengurangi gerakan secara bertahap
sebelum berhenti sama sekali. Merupakan suatu keharusan untuk melakukan
pendinginan setelah latihan, sebab tanpa pendinginan dapat timbul rasa pusing,
mual, muntah, bahkan bisa sampai pingsan. Pendinginan juga bermanfaat untuk
mempercepat hilangnya rasa capai setelah latihan, sebab zat pelelah (asam
laktat) akan segera kembali ke peredaran darah
F. Tahap-Tahap Senam
a. Pemanasan
Berdiri di tempat. Angkat kedua tangan keatas seluruh bahu. Kedua tangan
bertautan. Lakukan bergantian dengan posisi kedua tangan di depan tubuh.
b. Pemanasan
Berdiri di tempat, angkat kedua tangan ke depan tubuh hingga lurus bahu.
Kemudian, gerakkan kedua jari seperti hendak meremas. Lalu, buka lebar.
Lakukan secara bergantian, namun tangan diangkat ke kanan-kiri tubuh hingga
lurus bahu.
c. Inti 1
Posisi tegap berdiri, kaki kanan maju selangkah ke depan. Ka ki kiri tetap di
tempat. Tangan kanan diangkat diangkat ke kanan tubuh selurus bahu. Sedangkan
tangan kiri ditekuk hingga telapak tangan mendekati dada. Lakukan secara
bergantian.
d. Inti 2 Posisi berdiri tegap
Kaki kanan diangkat hingga paha dan betis bentu k sudut 90 derajat. Kaki kiri tetap
ditempat. Tangan kanan diangkat kekanan tubuh selurus bahu. Sedangkan tangan
kiri di tekuk hingga telapak tagan mendekati dada. Lakukan secara bergantian.
e. Pendinginan 1
Kaki kanan agak menekuk, kaki kiri lurus. Tangan ki ri lurus kedepan selurus
bahu. Tangan kanan ditekuk ke dalam. Lakukan secara bergantian.
f. Pendinginan
Posisi kaki bentuk hurut V terbalik. Kedua tangan direntangkan ke atas dengan
membentuk huruf V.
Tahap-tahap dalam melakukan senam seperti dikutip dari Brosur Diabetasol
”olahraga dan senam diabetes mellitus” adalah:
a. Peregangan (streching). Latihan ini bertujuan untuk mencegah cedera otot.
Lakukan gerakan peregangan pada semua otot tubuh selama lebih kurang 5
menit.
b. Pemanasaan (warming up). Pemanasan sebaiknya dilakukan dalam gerakan
lambat selama lima sampai 10 menit sehingga kecepatan jantung meningkat
secara bertahap.
c. Latihan inti dengan kecepatan penuh (full speed). Lakukan gerakan olahraga
dengan irama lebih cepat selama 20-30 menit. Ini bertujuan untuk meninglatkan
kerja jantung dan paru.
d. Pendinginan (cooling down). Lakukan gerakan pendinginan dalam tempo
lambat selama 5 -10 menit. Regangkan semua otot untuk mencegah nyeri atau
cidera.

Variasi gerakan dalam senam diabetes cukup banyak. Senam tersebu t bisa
mengolah semua organ tubuh manusia, mulai drai otak hingga ujung kaki. Sebab,
dampak penyakit diabetes melitus menyerang seluruh tubuh. Dampak yang paling
ringan adalah kesemutan, sedangkan yang terparah adalah menderita stroke. Senam
kaki dapat mem perbaiki sirkulasi darah dan memperkuat otot-otot kecil kaki dan
mencegah terjadinya kelainan bentuk kaki. Selain itu dapat meningkatkan kekuatan
otot paha, betis dan juga mengatasi keterbatasan gerak sendi. Latihan senam kaki
dapat dilakukan dengan posisi tidur, duduk dan berdiri dengan cara menggerakkan
kaki dan sendi -sendi kaki (Sumarni, 2008).

1. Frekuensi senam: tiga sampai lima kali seminggu


2. Intensitas senam: menyesuaikan usia, kapasitas oksigen maksimal dan tingkat
keparahan penyakit. Intensitas latihan dan beratnya latihan paling tepat
ditentukan dengan presentase kapasitas oksigen maksimal, namun karena
pengukuran kapasitas oksigen maksimal secara langsung tidak mudah, maka
digunakan jumlah denyut nadi per menit sebagai penunjuk intensitas latihan.
Denyut nadi maksimal yang boleh dicapai adalah 220 di kurangi umur. Untuk
menentukan denyut nadi latihan di kemukakan berbagai cara, antara lain
presentase langsung dari denyut nadi maksimal, misal 50% dari 200 -umur
(Sumarni, 2008).
G. Gerakan Senam DM
1. Persiapan alat dan lingkungan :
a. Kertas koran dua lembar
b. Kursi ( jika tindakan dilakukan dalam posisi duduk )
c. Lingkungan yang nyaman dan jaga privasi
Persiapan klien : Lakukan kontrak topik, waktu, tempat, dan tujuan dilaksanakan
senam kaki kepada klien.

2. Prosedur
a. Perawat mencuci tangan.
b. Jika dilakukan dalam posisi duduk maka posisikan klien duduk tegak tidak
boleh bersandar dengan kaki menyentuh lantai.

c. Dengan meletakkan tumit di lantai, jari-jari kedua kaki diluruskan ke atas lalu
dibengkokkan kembali ke bawah seperti cakar ayam sebanyak 10 kali.
d. Dengan meletakkan tumit salah satu kakii di lantai, angkat telapak kaki ke
atas. Cara ini dilakukan bersamaan pada kaki kiri dan kanan secara bergantian
dan diulangi sebanyak 10 kali.

e. Tumit kaki diletakkan di lantai. Bagian ujung kaki diangkat ke atas dan buat
gerakan memutar dengan pergerakkan pada pergelangan kaki sebanyak 10
kali.

f. Jari-jari kaki diletakkan di lantai. Tumit diangkat dan buat gerakan memutar
dengan pergerakan pada pergelangan kaki sebanyak 10 kali.
g. Angkat salah satu lutut kaki, dan luruskan. Gerakkan jari-jari ke depan
turunkan kembali secara bergantian ke kiri dan ke kanan. Ulangi sebanyak 10
kali.
h. Luruskan salah satu kaki di atas lantai kemudian angkat kaki tersebut dan
gerakkan ujung jari kaki ke arah wajah lalu turunkan kembali ke lantai.
i. Angkat kedua kaki lalu luruskan. Ulangi langkah ke-8 , namun gunakan kedua
kaki secara bersamaan. Ulangi sebanyak 10 kali.
j. Angkat kedua kaki dan luruskan, pertahankan posisi tersebut. Gerakkan
pergelangan kaki ke depan dan ke belakang.
k. Luruskan salah satu kaki dan angkat, putar kaki pada pergelangan kaki,
tuliskan pada udara dengan kaki dari angka 0 hingga 9 lakukan secara
bergantian.

l. Letakkan sehelai koran di lantai. Bentuklah koran tersebut menjadi seperti bola
dengan kedua kaki. Kemudian, buka bola itu menjadi lembaran seperti semula
menggunakan kedua kaki. Cara ini dilakukan hanya sekali saja.
a. Lalu sobek koran menjadi dua bagian, pisahkan kedua bagian koran.
b. Sebagian koran disobek menjadi kecil dengan kedua kaki.
c. Pindahkan kumpulan sobekan tersebut dengan kedua kaki lalu letakkan
sobekan koran pada bagian kertas yang utuh.
d. Bungkus semuanya dengan kedua kaki menjadi bentuk bola.
(Setyoadi & Kushariyadi. 2011)

Perhatian khusus bagi penderita diabetik yang sedang memakai obat


hipoglikemik menurut Syahab (2006):

a. Membawa kartu identitas atau mengenakan gelang yang menunjukkan


pemakainya menderit a diabetes melitus dan apa yang harus dilakukan jika
bertingkah abnormal.
b. Memantau diri sendiri akan timbulnya hipoglikemia selama dan setelah
melakukan senam (termasuk memeriksa diri sendiri gula darah paling tidak saat
memulai senam).
c. Membawa sumber karbohidart yang segera dapat diabsorpsi.
d. Menghindari dehidrasi.
e. Berkonsultasi dengan ahli mengenai alas kaki yang terbaik untuk dipakai senam
f. Latihan pada saat gula darah tinggi (1 -3 jam setelah makan)
g. Latihan yang terencana secara teratur menurunkan insulin
h. Memakan karbohidrat tambahan sebelum dan sesudah senam, kebutuhannya
ditentukan oleh pemeriksaan gula darahnya sendiri.
BAB IV

PENUTUP

A. Kesimpulan

Senam kaki diabetes melitus adalah kegiatan atau latihan yang dilakukan oleh pasien
yang menderita diabetes melitus untuk mencegah terjadinya luka dan membantu
memperlancar peredaran darah bagian kaki. Senam kaki dilakukan 3 kali dalam 1
minggu.
Manfaat Senam Kaki Diabetes Melitus
1. Memperbaiki sirkulasi darah, memperkuat otot-otot kecil kaki, dan mencegah
terjadimnya bentuk kaki
2. Meningkatkan kekuatan otot betis, otot paha
3. Mengatasi keterbatasan pergerakan sendi

B. Saran
Bagi penderita diabetes mellitus sangat dianjurkan untuk melakukan senam diabetes
mellitus ini. Akan tetapi harus meperhatikan kontraindikasi dari senam diabetes
mellitus tersebut agar tidak terjadi sesuatu yang tidak diinginkan
DAFTAR PUSTAKA

Riset Kesehatan Dasar. 2013. Badan Penelitian dan Pengembangan Kesehatan


Kementerian Kesehatan RI Tahun 2013.
http://www.litbang.depkes.go.id/sites/download/rkd2013/Laporan_Riskesdas2
013. PDF. [12 Desember 2014].
Depkes RI. 2010. Diabetes Mellitus dapat Dicegah. Dalam
http//www.depkes.go.id/index.php/berita/press-release/1314diabetesmellitusda
pat dicegah.html. diakses pada tanggal 28 November 2016.
Departemen Kesehatan RI. 2013. Diabetes Melitus Penyebab Kematian Nomor 6 Di
Dunia: Kemenkes Tawarkan Solusi Cerdik Melalui Posbind
http://www.depkes.go.id/article/view/2383/diabetes-melituspenyebab
kematian-nomor-6-di-dunia-kemenkes-tawarkan-solusi-cerdikmelaluiposbin
du.html#sthash.EXkWRG1h.dpuf (22 Desember 2014)
Kementrian Pemuda dan Olahraga Republik Indonesia. 2010. Petunjuk Pelaksanaan
Senam Diabetes Mellitus. Kementrian Pemuda dan Olahraga Republik
Indonesia.
Kushariyadi & Setyoadi. 2011. Terapi Modalitas Keperawatan pada Klien
Psikogeriatrik. Jakarta: Salemba Medika.
Armstrong D. G., Singh N., Lipsky B. A. 2005. Preventing foot ulcers in patients with
diabetes. JAMA.
Santoso, M. 2008. Senam Diabetes Indonesia Seri 4 Persatuan Diabetes Indonesia.
Jakarta :Yayasan Diabetes Indonesia.
Soegondo & Sidartawan. Pelaksanaan Diabetes Melitus Terpadu : Jakarta: FKUI.
Suyono, S. 2009. Kecenderungan Peningktan Jumlah Penyandang Diabetes. Dalam
Soegondo, et al (Ed). Penatalaksanaan Diabetes Melitus Terpadu. Edisi ke-2.
Jakarta: Balai Penerbit FKUI.
Ahmad Kholid. Prosedur Senam Diabetes Mellitus.| Dita Pratiwi - Academia.Edu.
masmamad.blogspot.com

Anda mungkin juga menyukai