Anda di halaman 1dari 28

UNIVERSITAS LINGGABUANA PGRI SUKABUMI

PENDIDIKAN EKONOMI SMESTER VII (Tujuh)


TAHUN AJARAN 2023

INSTRUMEN PENELITIAN
Dosen Pengampu: Iin Khaerunnisa, M.Pd

Disusun Oleh :
IYAN SOPIAN (201660095)
MARISAKUE (201660058)
VERAWATI VAZRIN ELIA D. (201660068
A. Pengertian Instrumen

Pada umumnya penelitian akan berhasil apabila banyak


menggunakan instrumen, sebab data yang diperlukan untuk menjawab
pertanyaan penelitian (masalah) dan menguji hipotesis diperoleh melalui
instrumen. Instrumen sebagai alat pengumpul data harus betul-betul
dirancang dan dibuat sedemikian rupa sehingga menghasilkan data empiris
sebagai datanya. Data yang salah atau tidak menggambarkan data empiris
bisa menyesatkan peneliti, sehingga kesimpulan penelitian yang ditarik/dibuat
oleh peneliti bisa keliru
Beberapa langkah yang ditempuh dalam menyusun instrumen
penelitian. Langkah-langkah tersebut adalah :

1. Analisis variabel penelitian yakni mengkaji variabel menjadi


subpenelitian sejelas-jelasnya, sehingga indikator tersebut bisa
diukur dan menghasilkan data yang diinginkan peneliti.

2. Menetapkan jenis instrumen yang digunakan untuk mengukur


variabel/subvariabel/indikator-indikatornya.

3. Peneliti menyusun kisi-kisi atau lay out instrumen. Kisi-kisi ini


berisi lingkup materi pertanyaan, abilitas yang diukur, jenis
pertanyaan, banyak pertanyaan, waktu yang dibutuhkan. Abilitas
dimaksudkan adalah kemampuan yang diharapkan dari subjek yang
diteliti.misalnya kalau diukur prestasi belajar,
maka abilitas prestasi tersebut dilihat dari kemampuan subjek dalam
hal pengenalan, pemahaman, aplikasi analisis, sintesis, evaluasi.

4. Peneliti menyusun item atau pertanyaan sesuai dengan jenis


instrumen dan jumlah yang telah ditetapkn dalam kisi-kisi. Jumlah
pertanyaan bisa dibuat dari yang telah ditetapkan sebagai item
cadangan. Setiap item yang dibuat peneliti harus sudah punya
gambaran jawaban yang diharapkan. Artinya, prakiraan jawaban
yang betul/diinginkan harus dibuat peneliti.

5. Instrumen yang sudah dibuat sebaiknya diuji coba digunakan


untuk revisi intrumen, misalnya membuang instrumen yang tidak
perlu, menggantinya dengan item yang baru, atau perbaikan isi dan
redaksi/bahasanya. Bagaimana uji coba validitas dan reliabilitas
akan dibahas lebih lanjut
Jadi untuk mengumpulkan data, paradigma ilmiah
memanfaatkan tes tertulis (tes-pensil-kertas) atau kuesioner atau
menggunakan alat fisik lainnya seperti poligraf,dsb. Pencari-tahu-
alamiah dalam pengumpulan data lebih banyak bergantung pada
dirinya sebagai alat pengumpulan data. Hal itu mungkin disebabkan
oleh sukarnya mengkhususkan secara tepat pada apa yang akan teliti.
Di samping itu, orang-sebagai-instrumen memiliki senjata ”dapat-
memutuskan” yang secara luwes dapat digunakannya. Ia senantiasa
dapat menilai keadaan dapat dan dapat mengambil keputusan.[2]
Dalam penelitian kuantitatif, membuat instrumen penelitian,
menentukan hipotesis benar-benar digunakan dalam kegiatan
penelitian. Karena dalam penelitian kuantitatif, instrument untuk
keperluan pengumpulan data harus dibuat terlebih dahulu secara
matang untuk melengkapi proposal penelitian yang diajukan.
B. Fungsi Instrumen Penelitian
Instrumen penilitian memiliki fungsi yang sangat penting
dalam proses penelitian, yaitu digunakan sebagai alat dalam
mengumpulkan data yang diperlukan dalam suatu penelitian. Dengan
adanya intrumen penelitian, maka akan mengetahui sumber daya data
yang akan diteliti dan jenis datanya, teknik pengumpulan datanya,
instrumen pengumpulan datanya, langkah penyusunan instrumen
penelitian tersebut serta mengetahui validitas, rebilitas, tingkat
kesukaran daya pembeda, dan pengecoh/distractor suatu data dalam
penelitian.
C. Jenis-jenis Instrumen Penelitian
1. Instrumen Tes

Menurut Arikunto (2002:127) tes adalah serentetan


pertanyaan atau latihan atau alat lain yang digunakan untuk
mengukur keterampilan, pengetahuan intelegensi, kemampuan atau
bakat yang dimiliki individu atau kelompok.

Macam-macam Instrumen tes:


a. Tes kepribadian yaitu tes yang digunakan untuk mengungkap
kepribadian seseorang. Yang diukur bisa self-concept, kreativitas,
disiplin, kemampuan khusus,dll.

b. Tes bakat yaitu tes yang digunakan untuk mengukur atau


mengetahui bakat seseorang.
c. Tes intelegensi yaitu tes yang digunakan untuk mengadakan estimasi
atau perkiraan terhadap tingkat intelektual seseorang dengan cara
memberikan berbagai tugas kepada orang yang akan diukur intelegensinya.
d. Tes sikap yaitu alat yang digunakan untuk mengadakan pengukuran
terhadap berbagai sikap seseorang.
e. Tes minat yaitu alat untuk menggali minat seseorang terhadap sesuatu.
f. Tes prestasi yaitu tes yang digunakan untuk mengukur pencapaian
seseorang setelah mempelajari sesuatu.
2. Instrumen Nontest
a. Angket atau kuesioner

Kuesioner adalah sejumlah pertanyaan tertulis yang


digunakan untuk memperoleh informasi dari responden dalam arti
laporan tentang pribadinya, atau hal-hal yang ia ketahui. Ditinjau dari
bentuknya Kuesioner dapat dibedakan menjadi 4 kelompok yaitu :

1. Kuesioner pilihan ganda

2. Kuesioner isian

3. Check list yaitu responden tinggal membubuhkan tanda check (√)

4. Rating-scale yaitu sebuah pernyataan diikuti oleh kolom-kolom


yang menunjukkan tingkatan-tingkatan misalnya mulai dari sangat
setuju sampai ke sangat tidak setuju.
a). Keuntungan kuesioner :

1. Tidak memerlukan hadirnya peneliti.

2. Dapat dibagikan secara serentak kepada banyak responden.

3. Dapat dijawab oleh responden menurut waktu senggang responden.

b). Kelemahan kuesioner :

1. . Seringkali sukar dicari validitasnya


2. Walaupun dibuat anonim, kadang-kadang responden dengan
sengaja memberikan jawaban yang tidak betul atau tidak jujur.
3. Waktu pengembaliannya tidak bersama-sama, bahka kadang-
kadang ada yang terlalu lama sehingga terlambat.[3]
b. Interview
Interview yang sering disebut juga dengan wawancara atau kuesioer
lisan adalah sebuah dialog yang dilakukan oleh pewawancara untuk
memperoleh informasi dari terwawancara. Interview digunakan oleh
peneliti untuk meneliti keadaan seseorang misalnya untuk mencari
data tentang variabel latar belakang murid, orang tua, pendidikan,
perhatian, sikap terhadap sesuatu.
Ditinjau dari pelaksanaannya, maka interview dibedakan atas :
1. Interview bebas di mana pewawancara bebas menanyakan apa
saja, tetapi juga mengingat akan data apa yang akan dikumpulkan.
2. Interview terpimpin di mana pewawancara deng membawa
sederetan pertanyaan lengkap dan terperinci.
3. Interview bebas terpimpin yaitu antara kombinasi antara interview
bebas dan interview terpimpin.
Keunggulan teknik interview adalah:

1. Peneliti memiliki peluang atau kesempatan memeperoleh respon


atau jawaban yang relatif tinggi dari responden.

2. Peneliti dapat memebantu menjelaskan lebih, jika ternyata


responden mengalami kesulitan menjawab yang diakibatkan ketidak
jelasan pertanyaan.

3. Peneliti dapat mengontrol jawaban responden secara lebih teliti


dengan mengamati reaksi atau tingkah laku yang diakibatkan oleh
pertanyaan dalam proses interview.

4. Peneliti dapat memperoleh informasi yang tidak dapat diungkapkan


dengan cara kuesioner ataupun observasi.
c. Observasi

Di dalam pengertian psikologik, observasi atau yang


disebut pula dengan pengamatan, meliputi kegiatan pemuatan
perhatian terhadap sesuatu objek dengan menggunakan seluruh
alat indra. Jadi, mengobservasi dapat dilakukan melalui
penglihatan, penciuman, pendengaran, peraba, dan pengecap.
Apa yang di katakan ini sebenarnya adalah pengamatan
langsung. Di dalam artian penelitian observasi dapat dilakuka
dengan tes, kuesioner, rekaman gambar, rekaman suara.

Observasi dapat di bagi menjadi 2 jenis yaitu:

1. Observasi non-sistematis yang dilakukan oleh pengamat


dengan tiak menggunakan instrumen pengamatan.

2. Observasi sistematis yang dilakukan oleh pengamat dengan


menggunakan pedoman ebagai instrumen pengamatan.
Sedangkan observasi dilakukan dengan 2 cara yaitu:

1. Sign system digunakan sebagai instrumen pengamatan situasi


pengajaran sebagai sebuah potret sesuai pengajaran. Instrumen
tersebut berisi sederetan sub-variable

2. Category system adalah sistem pengamatan yang membatasi


pada sejumlah variabel misalnya pengamatan ingin mengetahui
keaktivan atau partisipasi murid dalam proes belajar-mengajar
1. Observasi terbuka, yaitu pada posisi ini kehadiran peneliti dalam
menjalankan tugasnya di tengah-tengah kegiatan responden diketahui
secara terbuka, sehingga antara responden dengan peneliti terjadi
interaksi secara langsung.

2. Observasi tertutup, yaitu pada kondisi ini kehadiran peneliti dalam


menjalankan misinya, yaitu mengambil data dari responden, tidak
diketahui responden yang bersangkutan

3. Observasi tidak langsung, yaitu pada kondisi inipeneliti dapat


melakukan pengambilan data dari responden walaupun mereka tidak
hadir secara langsung di tengah-tengah responden.
d. Dokumentasi

Dalam uraian tentang studi pendahulan, telah disinggung


pula bahwa sebagai objek yang diperhatikan (ditatap) dalam
memperoleh informasi, kita memperhatikan tiga macam sumber,
yaitu tulisan (paper), tempat (place), dan kertas atau orang
(people).

Dokumentasi, dari asal katanya dokumen, yang artinya


barang-barang tertulis. Di dalam melaksanakan metode
dokumentasi, peneliti menyelidiki benda-benda tertulis seperti buku-
buku, majalah, dokumen, peraturan-peraturan, notulen rapat,
catatan harian, dsb.
Metode dokumentasi dapat dilaksanakan dengan :

1. Pedoman dokumentasi yang memuat garis-garis besar atau


kategori yang akan dicari datanya.

2. Check-list, yaitu daftar variabel yang akan dikumpulkan


datanya.dalam hal ini peneliti tinggal memberikan tanda atau
tally setiap pemunculan gejala yang dimaksud.

D. Pengadaan Instrumen
Apabila sudah tersedia instrumen yang terstandar,
maka peneliti boleh meminjam dan menggunakan untuk
mengumpulkan data. Beberapa instrumen yang sudah
distandardisasikan antara lain : tes intelegensi, tes minat, tes
kemampuan dasar (tes bakat), tes kepribadian, dan beberapa
tes prestasi belajar.
Prosedur yang ditempuh dalam pengadaan instrumen yang baik
adalah:

1. Perencanaan meliputi perumusan tujuan, menentukan variabel,


kategorisasi variabel. Untuk tes, langkah ini meliputi perumusan
tujuan dan pembuatan tabel spesifikasi.

2. Penulisan butir soal, atau item kuesioner, penyusunan skala,


penyusunan pedoman wawancara.

3. Penyuntingan, yaitu melengkapi instrumen dengan pedoman


mengerjakan, surat pengantar, kunci jawaban, dll.

4. Uji-coba, baik dalam skala kecil maupun besar.

5. Penganalisaan hasil, analisis item, melihat pola jawaban


peninjauan saran-saran,dsb.

6. Mengadakan revisi terhadap item-item yang dirasa kurang baik,


dengan mendasarkan diri pada data yang diperoleh sewaktu uji-
coba.
Ada dua macam tujuan uji coba dengan persyaratan jumlah subjek
yang berbeda:

a. Uji coba untuk tujuan manajerial.

Uji coba ini lebih menitikberatkan pada segi teknis. Tujuan uji coba
adalah:

1. Untuk mengetahui tingkat keterpahaman instrumen, apakah


responden tidak menemui kesulitan dalam menangkap maksud
peneliti.

2. Untuk mengetahui teknik paling efektif

3. Untuk memperkirakan waktu yang dibutuhkan oleh responden


dalam mengisi angket.

4. Untuk mengetahui apakah butir-butir yang tertera di dalam angket


sudah memadai dan cocok dengan keadaan di lapangan.
a. Uji coba untuk tujuan substansial

Uji coba ini lebih bertujuan untuk keandalan instrumen

E. Validitas dan Reabilitas

Salah satu faktor yang mempengaruhi validitas hasil


penelitian adalah kualitas instrument yang digunakan untuk mengambil
data. Peneliti harus berusaha menyusun instrument agar diperoleh
instrument yang ampuh. Keampuhan instrument ditentukan oleh dua
hal, yaitu tingkat validitas dan tingkat reliabilitasnya.

a. Validitas instrument penelitian

Validitas adalah ukuran tingkat keshahihan (keabsahan) suatu


instrmen. Suatu instrument yang valid memiliki tingkat keshahihan
yang tinggi. suatu instrument dikatan valid jika instrument tersebut
benar-benar mengukur apa yang seharusnya diukur.
Empat katagori yang diusulkan oleh APA (America Psychologocal
Association) sebagaimana yang dikutip Surapranata (2005:50) adalah
sebagai berikut:

1. Validitas isi, yaitu suatu instrument dikatakan valid jika sesuai


standar isi kurikulum yang berlaku.

2. Validitas konstruk, yaitu validitas yang didasarkan pada


kesesuaian instrument dengan konstruksi teoritik di mana instrument
itu dibuat
3. Validitas prediktif, yaitu validitas yang didasarkan pada
kemamapuan instrument tersebut memprediksi hal-hal yang akan
terjadi di masa-masa yang akan datang terkait dengan variable yang
diukur atau diungkap

4. Validitas konkuren, yaitu validitas yang didasarkan pada


kesesuaiannya dengan hasil pengukuran insstrumen lain yang terkait
dengan variable yang dilibatkan.
b. Reliabilitas instrument

Reliabilitas adalah suatu ukuran tingkat keajagan, tingkat kehandalan,


atau tingkat ketidak percayaan suatu instrument. Suatu instrument
dikatakan reliabel jika instrument itu memiliki reliabilitas yang tinggi.

Ditinjau dari cara pengujiannya, reliabilitas dapat dibedakan menjadi


dua macam, yaitu:

1. Reliabilitas internal, yaitu reliabilitas instrument yang didasarkan


pada hasil pencocokan antar bagian-bagian dari hasil tes. Pengujian
relibialitas ini dilakukan dengan hanya mengadakan satu kali
pengetesan atau uji coba.

2. Reliabilitas eksternal, yaitu reliabilitas instrument yang didasarkan


pada hasil pencocokan terhadap hasil tes yang berbeda, baik dari
instrument yang sam atau dengan instrument lainnya. Uji reliabilitas ini
dilakukan dengan hanya mengadakan satu kali pengetesa atau uji
coba.
F. Skala Pengukuran

Faktor lain yang mempengaruhi ketepatan hasil analisis data,


di samping tujuan ingin dicapai dari analisis data, ada faktor lain yang
mempengaruhi keputusan yang akan diambil kaitannya dengan cara
mengukur data tersebut. Dalam penelitian pendidikan atau social, ada
empat macam cara mengukur suatu data yang sering dijumpai.
1. Skala nominal

Alat ukur data yang paling sederhana dalam pengukuran data adalah
skala nominal. Skala ini hanya memiliki fungsi yang terbatas yaitu
mengidentifikasi dan membedakan.

2. Skala ordinal

Skala ini memiliki fungsi yang lebih baik, jika dibandingkan dengan
skala pengukuran nominal. Karena skala ordinal memiliki dua fungsi,
yaitu selain fungsi membedakan juga memiliki fungsi mengurutkan.

3. Skala interval

Skala ini memiliki fungsi pengukuran yang lebih lengkap disbanding


skala nominal dan ordinal. Selain memiliki fungsi pembeda dan fungsi
mengurutkan, skala interval juga memiliki fungsi penjumlahan dan
pengurangan.
4. Skala rasio

Jika tiga skala yang diuraikan pada bagian sebelumnya, tidak bisa
dibandingkan, data dengan skala rasio dapat difungsikan sebagai data
yang dapat diurutkan, dapat dijumlah, dikurangi dan dibandingkan.
Dapat dikatakan skala rasio adalah skala yang paling lengkap. Di
samping itu, skala rasio juga memiliki titik awal, yaitu titik sebagai awal
pengukuran, sehingga dengan alat ukur ini sifat-sifat perkalian,
pembagian, penjumlahan, danpengurangan dapat dilakukan terhadap
data dengan skala ini.
G. Skala Pengukuran Sikap

Beberapa penelitian pendidikan sering menjadiakan sikap


siswa terhadap suatu mata pelajaran tertentu sebagai variabel
penelitian. Untuk mengukur sikap siswa tersebut diperlukan suatu
instrument yang dapat mengukur sikap siswa. Beberap model

pengukuran sikap adalah sebagai berikut:

1. Skala Likert, yaitu skala sikap yang menggunakan 5 pilihan jawaban


responden. Kelima itu adalah: Sangat setuju (SS), Setuju (S), Netral
(N), Tidak Setuju (TS), dan Sangat Tidak Setuju (STS).

2. Skala Diferensial Semantik, yaitu skala sikap yang menggunakan


pilihan-pilihan di antara batas-batas ekstrim, seperti antara aktif dan
pasif, antara mudah dan sukar, dan sebagainya.

.
3. Skala Thurstone, yaitu skala butsikap yang menggunakan
pembobotan butir-butir pernyataan yang harus dipilih responden.

4. Skala Guttman, yaitu skala sikap yang lebih tepat digunakan untuk
mengukur sikap tertentu dan tidak mengukur kombinasi dari beberapa
sikap. Pada skala ini disajikan beberap pernyataan yang diurutkan
secara hirarkis, untuk melihat sikap tertentu dari responden

Anda mungkin juga menyukai