Anda di halaman 1dari 15

TUGAS 2

METODOLOGI PENELITIAN
Nama : Ignasius Geraldi Sudin
Kelas : A21
Nim : 210007301010

JENIS INSTRUMEN PENELITIAN

1. INSTRUMEN TES
Tes dapat berupa serentetan pertanyaan, lembar kerja, atau sejenisnya yang
dapat digunakan untuk mengukur pengetahuan, keterampilan, bakat, dan kemampuan
dari subjek penelitian. Lembar instrumen berupa tes ini berisi soal-soal tes yang
terdiri atas butir-butir soal. Setiap butir soal mewakili satu jenis variabel yang diukur.
Berdasarkan sasaran dan objek yang diteliti, terdapat beberapa macam tes,
yaitu: a) tes inteligensi atau intelligence test, dilakukan untuk memperkirakan tingkat
intelektual seseorang, b) tes prestasi atau achievement test, digunakan untuk
mengetahui pencapaian seseorang setelah ia mempelajari sesuatu.
Bentuk instrumen ini dapat dipergunakan salah satunya dalam mengevaluasi
kemampuan hasil belajar siswa di sekolah, tentu dengan memperhatikan aspek aspek
mendasar seperti kemampuan dalam pengetahuan, sikap serta keterampilan yang
dimiliki baik setelah menyelesaikan salah satu materi tertentu atau seluruh materi
yang telah disampaikan.

2. INSTRUMEN ANGKET ATAU KUISIONER


Angket atau Kuesioner adalah teknik pengumpulan data, instrumennya disebut
sesuai dengan nama tekniknya. Bentuk lembaran angket dapat berupa sejumlah
pertanyaan tertulis, tujuannya untuk memperoleh informasi dari responden tentang
apa yang ia alami dan ketahui.
Kuesioner banyak digunakan dalam penelitian pendidikan dan penelitian
sosial yang menggunakan rancangan survei, karena ada beberapa keuntungan yang
diperoleh. Pertama, kuesioner dapat disusun secara teliti dalam situasi yang tenang
sehingga pertanyaaan-pertanyaan yang terdapat di dalamnya dapat mengikuti
sistematik dari masalah yang diteliti. Kedua, penggunaan kuesioner memungkinkan
peneliti menjaring data dari banyak responden dalam periode waktu yang relatif
singkat.
Bentuk kuesioner yang dibuat sebagai instrumen sangat beragam, seperti: a)
kuesioner terbuka, responden bebas menjawab dengan kalimatnya sendiri, bentuknya
sama dengan kuesioner isian. b) kuesioner tertutup, responden tinggal memilih
jawaban yang telah disediakan, bentuknya sama dengan kuesioner pilihan ganda c)
kuesioner langsung, responden menjawab pertanyaan seputar dirinya d) kuesioner
tidak langsung, responden menjawab pertanyaan yang berhubungan dengan orang lain
e) check list, yaitu daftar isian yang bersifat tertutup, responden tinggal
membubuhkan tanda check pada kolom jawaban yang tersedia f) skala bertingkat,
jawaban responden dilengkapi dengan pernyataan bertingkat, biasanya menunjukkan
skala sikap yang mencakup rentang dari sangat setuju sampai sangat tidak setuju
terhadap pernyataannya.
Setelah bentuk kuesioner ditetapkan, langkah selanjutnya adalah membuat
pertanyaan dengan mempertimbangkan jumlah pertanyaan agar tidak terlalu banyak
atau terlalu sedikit, yang penting disesuaikan dengan indikator yang ditetapkan.
Kemudian tidak menanyakan hal yang tidak perlu semisal nomor telp responden yang
jelas tidak akan di olah dalam penelitian.
Dalam menata tampilan pada lembar kuesioner, perlu diperhatikan hal-hal
yang berkaitan dengan keindahan, kemudahan mengisi, dan kemudahan memeriksa
jawaban. Oleh karena itu diperlukan kreativitas untuk membuat tampilan kuesioner
menjadi enak dibaca, seperti penggunaan garis-garis dan kotak pada hal-hal yang
dianggap penting, penggunaan warna-warna dan hiasan, serta meletakkan kelompok
pertanyaan tentang identitas pengisi, pengantar, dan pertanyaan inti pada tempat yang
berbeda.

3. INSTRUMEN INTERVIEW ATAU WAWANCARA


Dalam pelaksanaannya, interview dapat dilakukan secara bebas artinya
pewawancara bebas menanyakan apa saja kepada terwawancara tanpa harus
membawa lembar pedomannya. Syarat interview seperti ini adalah pewawancara
harus tetap mengingat data yang harus terkumpul.
Lain halnya dengan interview yang bersifat terpimpin, si pewawancara
berpedoman pada pertanyaan lengkap dan terperinci, layaknya sebuah kuesioner.
Selain itu ada juga interview yang bebas terpimpin, dimana pewawancara bebas
melakukan interview dengan hanya menggunakan pedoman yang memuat garis
besarnya saja.
Kekuatan interview terletak pada keterampilan seorang interviewer dalam
melakukan tugasnya, ia harus membuat suasana yang tenang, nyaman, dan bersahabat
agar sumber data dapat memberikan informasi yang jujur. Narasumber harus dibuat
terpancing untuk mengeluarkan informasi yang akurat tanpa merasa diminta secara
paksa, ibaratnya informasi keluar seperti air mengalir dengan derasnya.
Jenis instrumen ini sangat tepat dilakukan oleh peneliti yang ingin
mendapatkan informasi terkini terkait dengan berbagai kejadian, seperti ketika
seorang peneliti ingin mendapatkan gambaran menyeluruh tentang kesulitan seorang
siswa ketika belajar matematika pada materi tertentu, maka lakkukan wawancara
diantaranya dengan guru matematikanya, serta wawancara dilakukan dengan sebagian
siswa yang merupakan teman sejawat dengan siswa terkait.
Menurut Ulfatin (2014; 189), ciri-ciri wawancara terpimpin dan tidak
terpimpin, yaitu: Terpimpin: Kata-kata dalam pertanyaan sudah ditentukan, Pilihan
jawaban sudah terfokus, Bentuk sejenis angket, Situasi sangat formal. Tidak
terpimpin: Pertanyaan sangat terbuka (open ended), Pertanyaan sangat fleksibel,
Bentuk percakapan manasuka, Situasi tidak formal.

4. INSTRUMEN OBSERVASI
Observasi dalam sebuah penelitian diartikan sebagai pemusatan perhatian
terhadap suatu objek dengan melibatkan seluruh indera untuk mendapatkan data. Jadi
observasi merupakan pengamatan langsung dengan menggunakan penglihatan,
penciuman, pendengaran, perabaan, atau kalau perlu dengan pengecapan. Instrumen
yang digunakan dalam observasi dapat berupa pedoman pengamatan, tes, kuesioner,
rekaman gambar, dan rekaman suara.
Instrumen observasi yang berupa pedoman pengamatan, biasa digunakan
dalam observasi sitematis dimana si pelaku observasi bekerja sesuai dengan pedoman
yang telah dibuat. Pedoman tersebut berisi daftar jenis kegiatan yang kemungkinan
terjadi atau kegiatan yang akan diamati. Sebagai contoh, observasi yang dilakukan di
sebuah sekolah, objek yang akan diamati ditulis dalam pedoman tersebut secara
berurutan dalam sebuah kolom yang akan di tanyai. Isi daftarnya adalah berbagai
peristiwa yang mungkin terjadi di sekolah tersebut seperti: kepala sekolah memberi
pengarahan kepada guru-guru, guru piket mengisi materi pada kelas yang pengajarnya
berhalangan hadir, petugas administrasi mengisi buku induk siswa, penjaga sekolah
memelihara peralatan kebersihan sekolah, murid-murid berseragam rapih, dan
sebagainya. Bekerja dengan pedoman pengamatan seperti ini dinamakan sistem tanda
(sign system), data yang didapatkan berupa gambaran singkat (snapshot) mengenai
situasi warga sekolah dalam suatu hari tertentu.
Ada lagi satu bentuk instrumen observasi yang dinamakan category system,
yaitu sistem pengamatan yang membatasi pada sejumlah variabel. Hal yang diamati
terbatas pada kejadian-kejadian yang termasuk dalam kategori variabel, di luar itu,
setiap kejadian yang berlangsung tidak diamati atau diabaikan saja. Contoh,
pengamatan terhadap kinerja kepala sekolah, maka kejadian yang diamati dan
ditanyai adalah kepala sekolah datang ke sekolah tepat waktu, kepala sekolah
mengamati proses belajar mengajar, kepala sekolah membuat rancangan program
peningkatan kualitas guru dan murid, dan sebagainya. Hasil pengamatan
menyimpulkan bahwa kepala sekolah tersebut memiliki kinerja yang baik atau buruk.
Selain bentuk instrumen berupa pedoman pengamatan, terdapat juga
instrumen observasi dalam bentuk tes yang digunakan untuk mengamati aspek
kejiwaan. Kemudian bentuk kuesioner yang diberikan kepada responden untuk
mengamati aspek-aspek yang ingin diselidiki, dan rekaman gambar serta rekaman
suara yang digunakan sebagai penyimpan sumber data, dimana sumber data dapat
diamati lebih lama bahkan berulang-ulang sesuai kebutuhan.

5. INSTRUMEN DOKUMENTASI
Bentuk instrumen dokumentasi terdiri atas dua macam yaitu pedoman
dokumentasi yang memuat garis-garis besar atau kategori yang akan dicari datanya,
dan check-list yang memuat daftar variabel yang akan dikumpulkan datanya.
Perbedaan antara kedua bentuk instrumen ini terletak pada intensitas gejala yang
diteliti. Pada pedoman dokumentasi, peneliti cukup menuliskan tanda centang dalam
kolom gejala, sedangkan pada check-list, peneliti memberikan tanda pada setiap
pemunculan gejala.
Instrumen dokumentasi dikembangkan untuk penelitian dengan menggunakan
pendekatan analisis isi. Selain itu digunakan juga dalam penelitian untuk mencari
bukti-bukti sejarah, landasan hhukum, dan peraturan-peraturan yang pernah berlaku.
Subjek penelitiannya dapat berupa buku-buku, majalah, dokumen, peraturan-
peraturan, notulen rapat, catatan harian, bahkan benda-benda bersejarah seperti
prasasti dan artefak.
Penggolongan dokumen dan data sekunder menurut Johnson dan Christensen
(2004) diantaranya: a) Dokumen resmi, yaitu bahan atau catatan yang dibuat atau
disusun secara formal baik untuk kepentingan dan keperluan internal maupun
eksternal kelembagaan. b) Dokumen pribadi, yaitu catatan atau bahan yang ditulis
atau dibuat oleh seseorang yang menggambarkan pengalaman, peristiwa, dan atau
perasaan seseorang individu atau pribadi. Yang termasuk dokumen pribadi contohnya
buku harian, surat pribadi, riwayat hidup, foto/video pribadi, dan sebagainya. c) Data
fisik, dalam hal ini termasuk di dalamnya tempat-tempat dan benda fisik yang
diperuntukkan sebagai alat untuk menelusuri bermacam-macam aktivitas. Misalnya
perpustakaan, museum, papan pengumuman dan yang lain. d) Data penyelidikan yang
di simpan, yaitu data hasil penelitian yang dapat digunakan untuk penelitian
berikutnya. Data hasil penelitian ini biasanya disimpan dalam bentuk printout atau
floppy disk atau CD-ROM.
TEKNIK PENGUMPULAN DATA

1. TES
Tes merupakan instrumen alat ukur untuk pengumpulan data dimana dalam
memberikan respons atas pertanyaan dalam instrumen. Siswa diminta untuk
mengeluarkan segenap kemampuan yang dimilikinya dalam memberikan respon tes
pertanyaan dalam tes. Tes disusun sesuai dengan kisi-kisi. Teknik tes dibagi menjadi
tiga, yaitu: Tes lisan, tes tertulis, (esai, objektif-benar salah, pilihan ganda,
menjodohkan, melengkapi, jawaban singkat), dan tes perbuatan.
Tes lisan berbentuk pertanyaan lisan di kelas yang dilaksanakan pada saat
pembelajaran di kelas berlangsung atau di akhir pembelajaran. Tes tertulis adalah tes
yang dilaksanakan secara tertulis, baik pertanyaan maupun jawabannya. Sedangkan
tes perbuatan atau tes unjuk kerja adalah tes yang dilaksanakan dengan jawaban
menggunakan perbuatan atau tindakan. Tes tertulis dapat berbentuk uraian
(essay/subjective) atau obyektif (objective tes). Tes uraian berupa pertanyaan yang
menuntut siswa menjawab dalam bentuk menguraikan, menjelaskan, mendiskusikan,
membandingkan, memberikan alasan, dan bentuk lain yang sejenis sesuai dengan
tuntutan pertanyaan. Sedangkan tes obyektif dapat berbentuk soal benar salah, pilihan
ganda, menjodohkan, atau jawaban singkat (isian).
Adapun contoh tes yang diberikan kepada siswa pada materi pelajaran
matematika adalah sebagai berikut:
Soal Tes 1
Kemampuan Pemahaman Konsep Matematika
Nama Sekolah :
Kelas/Semeter :
Hari, Tanggal :
Materi : Penjumlahan, Pengurangan dan Perkalian Operasi Aljabar
Kerjakan soal-soal di bawah ini dengan benar !
1. Mila membuat beberapa potongan kertas berbentuk jajargenjang dengan alas (𝑥 2 −
2𝑥 + 5) dan tinggi (3𝑥 + 3).
a. Berapa luas tiap potongan kertas yang dibuat mila?
b. Golongkan berdasarkan sifat-sifat operasi aljabar!
2. Dalam sebuah kardus berisi 10 bola merah dan 5 bola biru kemudian Andi datang
mengambil 3 bola merah dan meletakkan 4 bola biru. Sekarang berapakah isi kardus
setelah andi datang? Golongkan berdasarkan sifat-sifat operasi aljabar!
3. Diketahui sebuah persegipanjang memiliki panjang (5x + 3) cm dan lebar (6x– 2)
cm.
a. Tentukan luas persegipanjang tersebut!
b. Golongkan berdasarkan sifat-sifat operasi aljabar!
4. Di sebuah meja terdapat 5 sendok, 5 piring, dan 5 gelas. Budi mengambil 1 buah
sendok dan piring. Lalu Ani menaruh 2 buah piring, 3 sendok, dan 1 gelas. Maka
berapakah jumlah peralatan makan yang tersedia di meja tersebut sekarang?
Golongkan berdasarkan sifat-sifat operasi aljabar!
2. ANGKET/KUISIONER
Kuisioner adalah suatu daftar yang berisikan rangkaian pertanyaan mengenai
suatu masalah/bidang yang akan diteliti. Sementara menurut S. Nasution, kuesioner
atau yang sering disebut dengan angket adalah daftar pertanyaan yang didistribusikan
untuk di isi dan dikembalikan/dijawab dibawah pengawasan peneliti. Jadi Kuesioner
adalah salah satu alat pengumpul data yang dilakukan dengan cara memberikan daftar
pertanyaan kepada sampel untuk kemudian diisi sesuai dengan pengetahuannya.
Sebagian besar penelitian umumnya menggunakan kuesioner sebagai metode
yang dipilih untuk mengumpulkan data. Kuesioner atau angket memang mempunyai
banyak kebaikan sebagai instrumen pengumpul data. Prosedur penyusunan kuesioner:
1. Merumuskan tujuan yang akan dicapai dengan kuesioner. 2. Mengidentifikasikan
variabel yang akan dijadikan sasaran kuesioner. 3. Menjabarkan setiap variabel
menjadi sub-variabel yang lebih spesifik dan tunggal. 4. Menentukan jenis data yang
akan dikumpulkan, sekaligus untuk menentukan teknik analisisnya.
Adapun contoh angket motivasi siswa terhadap pelajaran matematika adalah
sebagai berikut:
ANGKET MOTIVASI SISWA
TERHADAP PELAJARAN MATEMATIKA

Mata Pelajaran : Matematika Kelas/Semester : …………………


Hari, Tanggal : …………….. Kode Siswa : …………………

Petunjuk Pengisian Angket


1. Angket terdiri atas 36 pernyataan. Pertimbangkan baik-baik setiap pernyataan dalam
kaitannya dengan pelajaran matematika, berikan jawaban yang benar-benar sesuai
dengan pilihanmu.
2. Berikan tanda cek (√) pada kolom yang sesuai jawabanmu.
STS = Sangat Tidak Setuju S = Setuju
TS = Tidak Setuju SS = Sangat Setuju
R = Ragu-ragu

JAWABAN
NO. PERNYATAAN
STS TS R S SS
1 Pertama kali saya melihat pembelajaran
matematika, saya percaya bahwa pembelajaran ini
akan mudah bagi saya.
2 Pada awal pembelajaran ada sesuatu yang menarik
bagi saya.
3 Materi pembelajaran matematika lebih sulit
dipahami dari yang saya bayangkan.
4 Setelah membaca pendahuluan, saya mengetahui
apa yang harus saya pelajari dari pembelajaran
matematika.
5 Setelah menyelesaikan tugas-tugas matematika
yang diberikan guru, saya merasa puas dengan nilai
yang saya capai.
6 Hubungan antara materi pembelajaran matematika
dengan kehidupan nyata terlihat jelas bagi saya.
7 Halaman-halaman buku yang begitu banyak
memuat informasi membuat saya sukar untuk
mengambil ide-ide penting dan mengingatnya.
JAWABAN
NO. PERNYATAAN
STS TS R S SS
8 Materi pembelajaran matematika sangat menarik
perhatian.
9 Terdapat cerita, gambar, dan contoh yang
menunjukkan kepada saya bagaimana manfaat
materi pembelajaran matematika.
10 Menyelesaikan pembelajaran matematika dan
mendapatkan nilai bagus adalah sangat penting
bagi saya.
11 Kualitas tulisan pada buku-buku matematika
membuat saya sangat tertarik.
12 Pembelajaran matematika sangat abstrak sehingga
sulit bagi saya untuk fokus kepada pelajaran.
13 Selagi saya menekuni pelajaran matematika, saya
percaya bahwa saya dapat mempelajari isinya.
14 Saya sangat senang pada pembelajaran matematika
sehingga saya ingin mengetahui lebih lanjut pokok
bahasannya.
15 Halaman-halaman buku pelajaran matematika tidak
menarik bagi saya
16 Isi pembelajaran matematika sangat sesuai dengan
minat saya
17 Cara penyusunan informasi pada halaman-halaman
buku membuat saya menyukai matematika.
18 Terdapat penjelasan dan contoh-contoh bagaimana
manusia menggunakan pengetahuan yang ada
dalam pembelajaran matematika.
19 Tugas-tugas latihan yang diberikan terlalu sulit.
20 Ada hal-hal yang merangsang rasa ingin tahu saya
dalam pembelajaran matematika.
21 Saya benar-benar senang mempelajari matematika.
22 Pengulangan-pengulangan pada pembelajaran
matematika terkadang membuat saya bosan.
23 Isi dan tampilan buku matematika memberi kesan
bahwa matematika memberikan manfaat untuk
dipelajari.
24 Saya telah mempelajari sesuatu yang sangat
menarik dalam matematika dan tak terduga
sebelumnya.
25 Setelah mempelajari matematika beberapa saat,
saya yakin bahwa saya akan lulus dalam tes.
26 Pembelajaran matematika tidak sesuai dengan
kebutuhan saya sebab sebagian besar isinya tidak
saya ketahui.
27 Kalimat umpan balik setelah latihan soal-soal
membuat saya merasa mendapat penghargaan atas
usaha saya.
JAWABAN
NO. PERNYATAAN
STS TS R S SS
28 Keanekaragaman bacaan, tugas, ilustrasi dan lain-
lain yang terdapat dalam buku matematika
memukau perhatian saya pada matematika.
29 Gaya tulisan pada buku matematika membosankan.
30 Saya dapat menghubungkan isi pembelajaran
matematika dengan sesuatu yang telah saya lihat,
saya lakukan, atau saya pikirkan di dalam
kehidupan sehari-hari.
31 Pada setiap halaman buku matematika terdapat
banyak kata yang sangat mengganggu.
32 Saya merasa senang dan bahagia karena telah
menyelesaikan pembelajaran matematika dengan
baik.
33 Isi pembelajaran matematika akan sangat
bermanfaat bagi saya.
34 Sedikitpun saya tidak memahami materi
pembelajaran matematika.
35 Pengaturan materi yang baik membuat saya
percaya diri bahwa saya akan dapat
mempelajarinya.
36 Sangat menyenangkan bila mempelajari
matematika yang dirancang dengan baik dan
menarik.
3. WAWANCARA
Wawancara adalah teknik pengumpulan data melalui proses tanya jawab lisan
yang berlansung satu arah , artinya pertanyaan datang dari pihak yang mewawancarai
dan jawaban diberikan oleh yang diwawancara. Menurut Hopkins, wawancara adalah
suatu cara untuk mengetahui situasi tertentu di dalam kelas dilihat dari sudut pandang
yang lain.
Wawancara adalah bentuk komunikasi lansung antara peneliti dan responden.
Komunikasi berlangsung dalam bentuk tanya-jawab dalam hubungan tatap muka,
sehingga gerak dan mimik responden merupakan pola media yang melengkapi kata-
kata secara verbal. Teknik wawancara tau interview merupakan cara yang digunakan
untuk mendapatkan data dengan cara mengadakan wawancara secara langsung
dengan informen.
Lain halnya dengan interview yang bersifat terpimpin, si pewawancara
berpedoman pada pertanyaan lengkap dan terperinci, layaknya sebuah kuesioner.
Selain itu ada juga interview yang bebas terpimpin, dimana pewawancara bebas
melakukan interview dengan hanya menggunakan pedoman yang memuat garis
besarnya saja.
Adapun contoh pedoman wawancara analisis masalah dan kebutuhan dalam
proses pembelajaran matematika adalah sebagai berikut:
PEDOMAN WAWANCARA
Analisis Masalah dan Kebutuhan dalam Proses Pembelajaran

Nama Sekolah :
Nama Guru :
Hari/ tanggal wawancara :
Tempat :

1. Bagaimana proses pembelajaran berlangsung saat tahun sebelumnya bapak mengajar


materi bangun ruang sisi datar?

2. Apa kesulitan yang dihadapi saat bapak mengajar matematika terkhusus materi bangun
ruang sisi datar?

3. Adakah kesulitan dari cara bapak menyampaikan materinya?

4. Menurut bapak, bagaimana respon siswa selama proses pembelajaran berlangsung?

5. Apakah bapak mengalami kesulitan dalam mengaitkan materi bangun ruang sisi datar ke
konteks kehidupan sehari-hari?

6. Menurut pandangan bapak, apa yang menyebabkan materi matematika sulit dipahami
siswa?

7. Menurut pandangan bapak, apakah kondisi buku teks yang digunakan dapat mempengaruhi
kelancaran proses pembelajaran?

8. Ada berapa buku teks yang digunakan bapak sebagai acuan melaksanakan proses
pembelajaran?

9. Adakah kesulitan bapak dalam mengelola kelas ?

10. Apakah bapak sudah cukup dengan adanya buku teks atau membutuhkan perangkat
dengan penyajian yang berbeda ?
11. Menurut bapak, apabila dilakukan pengembangan perangkat maka apa saja kriteria
perangkat yang baik ?

4. OBSERVASI
Observasi adalah teknik pengumpulan data yang dilakukaan melalui sesuatu
pengamatan, dengan disertai pencatatan-pencatatan terhadap keadaan atau prilaku
objek sasaran.
Menurut Nana Sudjana observasi adalah pengamatan dan pencatatan yang
sistematis terhadap gejala-gejala yang diteliti. Teknik observasi adalah pengamatan
dan pencatatan secara sistematis fenomena-fenomena yang diselidiki. Dalam arti yang
luas, observasi sebenarnya tidak hanya terbatas pada pengamatan yang dilaksanakan
baik secara langsung maupun tidak langsung.
Peranan yang paling penting dalam menggunakan metode observasi adalah
pengamat. Pengamat harus jeli dalam mengamati adalah menatap kejadian, gerak atau
proses. Mengamati bukanlah pekerjaan yang mudah karena manusia banyak
dipengaruhi oleh minat dan kecenderungan-kecenderungan yang ada padanya.
Padahal hasil pengamatan harus sama, walaupun dilakukan oleh beberapa orang.
Dengan lain perkataan, pengamatan harus objektif.

5. DOKUMENTASI
Metode ini dapat diartikan sebagai cara pengumpulan data dengan cara
memanfaatkan data-data berupa buku, catatan (dokumen) sebagaimana dijelaskan
oleh Sanapiah Faesal sebagai berikut: metode dokumenter, sumber informasinya
berupa bahan-bahan tertulis atau tercatat. Pada metode ini petugas pengumpuan data
tinggal mentransper bahan-bahantertulis yang relevan pada lembaran-lembaran yang
telah disiapkan untuk mereka sebagaimana mestinya. Dokumentasi adalah teknik
pengumpulan data dengan mempelajari catatan-catatan mengenai data pribadi
responden.
Tidak kalah penting dan metode-metode lain, adalah metode dokumentasi,
yaitu mencari data mengenai hal-hal atau variabel yang berupa catatan, transkrip,
buku, surat kabar, majalah, prasasti, notulen rapat, lengger, agenda, dan sebagainya.
Dibandingkan dengan metode lain, metode ini agak tidak begitu sulit, dalam arti
apabila ada kekeliruan sumber datanya masih tetap, belum berubah.
Seperti telah dijelaskan, dalam menggunakan metode dokumentasi ini peneliti
memegang chek-list untuk mencari variabel yang sudah ditentukan. Apabila
terdapat/muncul variabel yang dicari, maka peneliti tinggal membubuhkan tanda
check di tempat yang sesuai.

Anda mungkin juga menyukai