Anda di halaman 1dari 36

IX.

Populasi dan sampel

A. Populasi Dan Pengambilan Sampel

1. Definisi Populasi

Beberapa pengertian kependudukan antara lain dikemukakan oleh


beberapa ahli, yaitu:

a. Menurut Sudaryono (2017) populasi adalah wilayah generalisasi yang


mencakup objek/subyek yang memiliki kualitas dan karakter tertentu
yang ditentukan oleh peneliti untuk dipelajari dan disimpulkan.
b. Martono (2016) menyatakan bahwa populasi adalah semua
benda/subyek di suatu tempat dan memenuhi kriteria yang ditentukan
terkait dengan masalah yang diteliti.
c. Rohmad dan Supriyanto (2016) menyatakan bahwa populasi dalam arti
statistik adalah seluruh kumpulan benda atau orang yang akan diteliti.

d. Azra dan Sutomo (2017) menyatakan bahwa populasi adalah kumpulan


unit pengamatan atau cakupan wilayah dan waktu.
e. Kadir (2016) mendefinisikan populasi sebagai sekumpulan
karakteristik yang ditentukan oleh peneliti, sehingga setiap individu
dapat dinyatakan secara akurat apakah individu tersebut menjadi
anggota atau bukan.
f. Arikunto (2013) menyatakan bahwa populasi adalah seluruh subjek
penelitian.
g. Nazir, (2017) mendefinisikan populasi sebagai sekelompok orang
yang memiliki karakteristik dan nilai yang telah ditentukan
sebelumnya
h. Yuberti dan Saregar (2017) populasi adalah keseluruhan yang menjadi
subyek generalisasi hasil penelitian.
i. Martes (2010) menyatakan populasi sebagai partisipan yang telah
diidentifikasi dan dijadikan sumber informasi.

1
j. Burky dan Larry (2014) mendefinisikan populasi sebagai kelompok
besar dimana peneliti akan menggeneralisasikan hasil dari sampel.
Berdasarkan beberapa pendapat para ahli di atas tentang pengertian
populasi, maka dapat disimpulkan bahwa populasi adalah semua data yang
dipelajari oleh peneliti dalam bidang generalisasi, termasuk subjek dan objek
yang memiliki nilai dan karakteristik yang telah ditentukan. oleh mereka.
seorang peneliti, untuk mempelajari dan kemudian menarik kesimpulan.
Sehingga populasi tidak hanya berbicara tentang orang/individu, tetapi benda
dan benda.

2. Definisi Sampel

Sampel adalah bagian dari populasi yang akan diteliti untuk diamati oleh
seorang peneliti. Sampel adalah bagian dari populasi dengan karakteristik
tertentu yang akan diteliti (Arikunto, 2013; Burky & Larry, 2014; Kadir, 2016;
Martono, 2016; Nazir, 2017; Rohmad & Supriyanto, 2016; Sudaryono, 2017).
Sedangkan Azra dan Sutomo (2017) mendefinisikan sampel sebagai bagian dari
populasi yang terdiri dari unit-unit observasi yang akan digunakan dalam proses
pengumpulan data.

Untuk memahami perbedaan antara populasi dan sampel, perhatikan


contoh berikut. Misalnya, ketika kita memasak satu pot sayuran, populasinya
adalah satu pot sayuran. Sampelnya adalah ketika kita merasakan rasa sayuran,
kita akan mencicipinya menggunakan sendok. Sesendok adalah sampelnya.

Misalnya seorang peneliti akan melakukan penelitian di Universitas


Negeri Padang (UNP), maka UNP adalah populasinya. UNP memiliki banyak
objek/mata pelajaran dan objek lainnya. Populasi dalam hal ini adalah
jumlah/kuantitas. Namun Universitas Negeri Padang memiliki karakteristik
masyarakatnya, antara lain iklim, kerja, disiplin kerja, kepemimpinan, dan
organisasi. UNP juga memiliki karakteristik objek lain, seperti lulusan,
kebijakan, penataan ruang kelas, dan tata kerja. Populasi dalam hal ini bermakna

2
dalam hal karakteristik.

Misalnya, jika darah dalam tubuh seseorang adalah populasi, maka


ketika golongan darah seseorang diperiksa, sebagian dari darah yang diambil
sampelnya akan diambil. Darah yang diambil akan diperiksa dan data yang
diperoleh akan berlaku untuk semua darah yang dimiliki oleh orang tersebut.
Jadi dikatakan populasinya adalah seluruh mahasiswa yang ada di fakultas,
untuk mendapatkan data tidak mungkin jika setiap mahasiswa akan memberikan
pendapat tentang pelayanan yang diberikan, tetapi sebagian mahasiswa akan
diambil dari jurusan di fakultas tarbiah yang menjadi sampel untuk penelitian
ini. semua data. itu dingin.
A. Instrumen
1. Pengertian Instrumen Penelitian

Semua penelitian melibatkan pengumpulan data untuk menguji hipotesis


yang telah ditetapkan dalam penelitian. Menurut Darmadi (2011:85) bahwa
pengertian instrumen adalah sebagai alat untuk mengukur informasi atau melakukan
pengukuran. Instrumen pengumpulan data. Selanjutnya menurut Sukarnyana dkk
(2003:71) instrumen penelitian adalah alat yang digunakan untuk memperoleh atau
mengumpulkan data guna memecahkan masalah penelitian atau mencapai tujuan
penelitian. Jika data yang diperoleh tidak akurat (valid),

Berdasarkan beberapa definisi di atas, dapat disimpulkan bahwa instrumen


penelitian adalah alat yang digunakan untuk memperoleh dan mengumpulkan data
penelitian, sebagai langkah untuk menemukan hasil atau kesimpulan dari penelitian
tanpa meninggalkan kriteria pembuatan instrumen yang baik.

Hal yang perlu diperhatikan dalam penelitian pendidikan atau sosial, ada
empat macam cara untuk mengukur suatu data yang sering dijumpai. Empat jenis
alat ukur untuk jenis data ini, jika disebutkan, dari yang sederhana sampai yang
kompleks (lengkap) adalah: data skala nominal, skala ordinal, skala interval, dan
skala rasio. Dari keempat data tersebut dapat diketahui cara mengukur dan memilih

3
salah satu, kemudian diterapkan dalam bentuk instrumen yang ingin dicapai untuk
mencari data dari subjek penelitian.

B. Jenis Instrumen Penelitian

Instrumen dalam suatu penelitian dibagi menjadi dua, yaitu berupa tes dan non
tes. Instrumen tes terdiri dari tes psikologi dan tes non-psikologis, sedangkan instrumen
non tes terdiri dari angket atau angket, wawancara atau wawancara, observasi atau
observasi, skala bergradasi dan dokumentasi. Penjelasan rinci akan dibahas sebagai
berikut.

1. Instrumen Uji

Tes dalam lingkup pendidikan merupakan istilah yang sangat populer karena
banyak digunakan untuk mengukur hasil belajar siswa setelah mengalami proses
belajar mengajar. Dilihat dari aspek yang diukur, tes dibagi menjadi dua bagian,
yaitu tes non-psikologis dan tes psikologi. Ada dua jenis tes psikologi, yaitu tes
psikologi yang digunakan untuk mengukur aspek afektif dan tes psikologi yang
digunakan untuk mengukur kemampuan intelektual.

Tes psikologi yang digunakan untuk mengukur aspek kemampuan intelektual


disebut tes kemampuan. Tes kemampuan dikategorikan menjadi dua, tes bakat dan
tes profisiensi.

Persiapan ujian harus sesuai dengan prosedur dan melalui proses yang benar.
Prosedur yang ditempuh dalam menyusun atau mengembangkan tes kemampuan
dalam konteks penelitian pada dasarnya adalah sebagai berikut:

sebuah)Penentuan Aspek Terukur

Menentukan aspek yang akan diukur merupakan langkah awal dalam


penyusunan atau pengembangan tes. Dalam mengembangkan tes hasil belajar, ada
dua aspek yang mendapat perhatian, yaitu (1) materi pelajaran, dan (2) aspek
kepribadian/ranah kognitif, afektif, dan psikomotorik yang akan diukur.

b) Deskripsi Aspek Terukur

4
Pepenjabaran aspek-aspek yang diukur merupakan penjabaran lebih lanjut
dari aspek-aspek yang telah ditentukan sebelumnya. Dalam proses penyusunan tes,
deskripsi dari variabel-variabel yang telah ditentukan dituangkan dalam bentuk tabel
spesifikasi atau lebih dikenal dengan test grid. Kisi-kisi tes memuat aspek materi
dan kepribadian yang diukur, bentuk tes dan jenis soal yang digunakan, serta jumlah
soal.

c) Pemilihan Formulir Tes

MenjadiTes adalah jenis pertanyaan yang dilihat dari cara peserta tes
memberikan jawaban atas pertanyaan dan cara peneliti memberikan skor. Jika
peserta tes memiliki kebebasan yang luas dalam menjawab soal-soal tes, maka tes
tersebut dikatakan sebagai tes subjektif (free answer test). Jika peserta tes tidak
memiliki kebebasan untuk menjawab soal tes, bahkan hanya memilih dari jawaban
yang telah disediakan oleh peneliti, maka tes tersebut disebut tes objektif (tes
jawaban terbatas). Tes juga dapat dibagi menjadi tes subjektif dan tes objektif,
dilihat dari cara peneliti memberikan skor. Suatu tes disebut tes subjektif
berdasarkan cara peneliti memberikan skor jika skor yang diberikan peneliti
dianggap terlebih dahulu terhadap jawaban peserta tes, baru kemudian diperoleh
skor yang diperoleh dari tes tersebut.

d) Penyusunan Soal

penisSusunan butir soal dalam suatu tes didasarkan pada bentuk dan jenis
soal yang akan dibuat, bukan disusun menurut urutan materi. Soal-soal tes objektif
dikelompokkan secara terpisah, begitu juga soal-soal tes subjektif. Jika di tes

Tes objektif menggunakan beberapa jenis soal (pilihan benar, pilihan kombinasi,
dan/atau pilihan kompleks), sehingga butir-butir tes objektif harus disusun
berdasarkan jenis soal.

5
e) Pelaksanaan Uji
Coba

Pepelaksanaan instrumen tes berupa tes dilakukan untuk mengetahui


keabsahan butir soal, tingkat reliabilitas tes, ketepatan petunjuk dan kejelasan bahasa
yang digunakan, serta jumlah waktu nyata. diperlukan untuk menyelesaikan tes. Uji
coba tes dilakukan terhadap subjek yang memiliki karakteristik yang identik dengan
subjek penelitian yang sebenarnya (relevan) sehingga hasil yang diperoleh sesuai
dengan yang diharapkan.

f) Analisis Hasil Uji

Analisis hasil tes dilakukan untuk mengetahui secara empiris validitas butir
soal dan tingkat reliabilitas tes. Ukuran yang digunakan untuk menilai validitas butir
soal adalah indeks kesukaran butir soal (P) dan indeks pembeda butir soal (D),
sedangkan untuk mengetahui tingkat reliabilitas tes biasanya dihitung koefisien
reliabilitasnya dengan menggunakan KR-20. atau rumus KR-21 untuk tes objektif.
dan koefisien Alpha untuk tes subjektif.

g) Pemilihan Item, Penyempurnaan, dan


Pengaturan

Hasil analisis kualitas butir soal dijadikan dasar bagi peneliti untuk memilih
atau menyempurnakan butir soal yang akan digunakan dalam tes. Pemilihan atau
penyempurnaan butir soal diperlukan karena biasanya selalu ada soal yang tidak
memenuhi syarat dilihat dari kriteria tingkat kesukaran dan daya pembeda soal. Oleh
karena itu, jumlah pertanyaan yang ditulis untuk tujuan pengujian harus selalu lebih
dari jumlah yang diperlukan. Penyusunan soal hendaknya memperhatikan bentuk tes
dan jenis soal, serta memperhatikan tingkat kesukaran soal. Soal-soal yang tergolong
mudah biasanya ditempatkan di bagian paling awal tes, ada juga yang ditempatkan
di bagian paling akhir dan soal-soal yang tergolong sedang dan sulit ditempatkan di
tengah.

6
h) Pencetakan Uji

Tes cetak perlu memperhatikan format, jenis, dan model surat yang akan
digunakan. Format tes berkaitan dengan tata letak dan soal dalam tes, sedangkan
jenis dan model huruf memiliki hubungan yang erat dengan ukuran dan kejelasan
huruf yang digunakan. Pencetakan soal perlu diperhatikan agar tampilan soal
menjadi lebih rapi, indah, dan jelas sehingga menarik untuk dikerjakan.

2. Inventaris Instrumen

Inventarisadalah instrumen penelitian yang digunakan untuk mengukur


karakteristik psikologis tertentu dari individu. Inventarisasi berbeda dengan tes
(kemampuan), jika tes (kemampuan) umumnya membutuhkan jawaban
berdasarkan kemampuan tertentu yang harus dimiliki oleh peserta tes, maka
dalam inventarisasi jawaban yang diberikan adalah situasi normal dalam
kehidupan sehari-hari yang dirasakan dan dialami. . atau sesuatu yang
diharapkan, sehingga dalam menjawab pertanyaan/pernyataan dalam
inventarisasi, orang tidak perlu belajar terlebih dahulu.

Criteria Instrumen Penelitian yang Baik

Kriteria utama yang harus dipenuhi oleh suatu instrumen penelitian agar
dapat dinyatakan memiliki kualitas yang baik adalah validitas, reliabilitas, dan
kepraktisan (Groun & Linn, dalam Ibnu, Suhadi, dkk 2003:73).

Sesedangkan menurut Ibnu Hadjar (1996:160), kualitas instrumen ditentukan


oleh dua kriteria utama, yaitu validitas dan reliabilitas. Menurutnya, validitas suatu
instrumen menunjukkan seberapa jauh ia dapat mengukur apa yang ingin diukurnya.
Sedangkan reliabilitas menunjukkan tingkat konsistensi dan keakuratan hasil
pengukuran.

Langkah-Langkah Penyusunan Instrumen Penelitian

7
LangkaLangkah-langkah yang dilakukan dalam menyusun instrumen
penelitian menurut (Margono, 1997) antara lain:

sebuah) Analisis variabel penelitian, yaitu meneliti variabel-variabel ke dalam


sub penelitian sejelas mungkin, sehingga indikator-indikator tersebut dapat
diukur dan menghasilkan data yang diinginkan peneliti.

b) Menentukan jenis instrumen yang digunakan untuk mengukur variabel


atau subvariabel beserta indikatornya.

c) Peneliti menyusun grid atau lay out instrumen. Kisi-kisi ini berisi ruang
lingkup materi soal, kemampuan yang akan diukur, jenis soal, jumlah soal,
waktu yang dibutuhkan. Kemampuan yang dimaksud adalah kemampuan
yang diharapkan dari mata pelajaran yang sedang dipelajari, misalnya jika
prestasi belajar diukur, maka kemampuan prestasi dilihat dari kemampuan
mata pelajaran dalam hal pengenalan, pemahaman, penerapan analisis,
sintesis, dan evaluasi. . .

d) Peneliti menyusun item atau pertanyaan sesuai dengan jenis instrumen dan
jumlah yang telah ditentukan dalam kisi-kisi. Jumlah pertanyaan dapat
dibuat dari yang telah ditetapkan sebagai item cadangan. Setiap item yang
dibuat oleh peneliti harus sudah memiliki deskripsi jawaban yang
diharapkan. Artinya, prediksi jawaban yang benar atau yang diinginkan
harus dibuat oleh peneliti.

e) Instrumen yang telah dibuat harus diuji dan digunakan untuk revisi
instrumen, misalnya menghapus instrumen yang tidak perlu, menggantinya
dengan item baru, atau memperbaiki konten dan editorial/bahasanya. Cara
uji validitas dan reliabilitas akan dibahas lebih lanjut.

B. Desain penelitian pendidikan (kualitatif, kuantitatif, ptk dan penelitian


pengembangan)

8
Penggunaan Jenis Instrumen dan Langkah PenelitianKomposisi instrumen

1. Penelitian Kuantitatif

Pepenelitian kuantitatif dalam pengumpulan data dengan menggunakan


instrumen yangdalam bentuk. Tes dan inventaris digunakan untuk
mengumpulkan data penelitian kuantitatif karena instrumen tes adalah untuk
mengukur kemampuan seseorang dalam bidang tertentu, seperti bakat
matematika, bakat musik, kemampuan bahasa dan sebagainya. Sedangkan
inventori untuk mengetahui ciri-ciri (psikologis) tertentu dari individu. Dari
kedua instrumen tersebut, data yang terkumpul berupa angka-angka yang
nantinya akan diuji dengan statistik untuk menentukan tujuan penelitian.

b) Kuesioner atau Instrumen Kuesioner

Kuesioner atau angket digunakan dalam penelitian kuantitatif, untuk


mengumpulkan data yang bersifat informatif dan faktual. Misalnya data tingkat
pendidikan, usia, penilaian kepribadian dan sebagainya. Jenis data untuk
kuisioner atau kuisioner berupa angka-angka, kemudian akan diolah dengan
bantuan software statistik untuk mengetahui hasil dari data tersebut. Kuesioner
atau angket dalam pengumpulan data, harus sudah ditentukan terlebih dahulu
dan telah diujicobakan terlebih dahulu.

c) Lembar Pengamatan Instrumen

Lembar observasi yang digunakan dalam pengumpulan data penelitian


kuantitatif harus disiapkan terlebih dahulu dan diuji, serta digunakan dalam
pengumpulan data berupa angka-angka.

d) Instrumen Dokumen

9
Dokumen digunakan dalam pengumpulan data penelitian kuantitatif sebagai
pengumpulan data atau rekapitulasi data yang terdiri dari data nilai berupa
angka-angka dan dapat dipilih dengan menggunakan statistik.

Desain Pengembangan

Penelitian yang dilakukan dalam penelitian ini merupakan jenis penelitian


dan pengembangan (R&D), yang bertujuan untuk mengembangkan produk baru
atau menyempurnakan produk yang sudah ada. Ali Maksum (2012: 79),
mengemukakan bahwa istilah produk dapat diartikan sebagai perangkat keras
atau perangkat lunak, seperti model pembelajaran interaktif, model bimbingan
dan sebagainya.

Produk penelitian dan pengembangan di bidang pendidikan dapat berupa


model, media, peralatan, buku, modul, alat evaluasi, dan alat pembelajaran
seperti kurikulum dan kebijakan sekolah. model pengembangan yang dapat
digunakan, salah satunya adalah model pengembangan yang dikembangkan oleh
Dick and Carry (1996) untuk merancang sistem pembelajaran (Endang,
2013:200). Menggunakan lima tahap pengembangan, yaitu:

1. Analisis, yaitu melakukan analisis kebutuhan. Identifikasi masalah,


identifikasi produk yang tepat sasaran, pemikiran tentang produk yang akan
dikembangkan.

2. rancanganTahap desain merupakan tahap merancang konsep produk yang


akan dikembangkan.

3. Perkembangan, pengembangan adalah proses membuat desain menjadi


kenyataan.

4. Sayaaplikasi, implementasi adalah pengujian produk sebagai langkah nyata


untuk mengimplementasikan produk yang kami buat.

10
5. Evaluasi, yaitu proses untuk melihat apakah produk yang dibuat berhasil,
sesuai dengan harapan awal atau tidak.

C. Sistematika dan Teknik Penulisan


Tahapan penyusunan karya ilmiah yang meliputi tahap persiapan:
pemilihan topik dan masalah, pembatasan topik, penentuan judul dan pembuatan
kerangka karya ilmiah; pengumpulan data, penyusunan, pengeditan, pengetikan
atau presentasi; sistematis penulisan tesis, artikel, makalah, dan laporan
penelitian. Mata kuliah ini juga mengkaji teknik penulisan yang meliputi: bahan
dan jumlah halaman, tampilan terdiri dari ukuran kertas dan penomoran serta
penyajian yang meliputi judul tulisan, tujuan penyusunan, lembar persetujuan,
abstrak. Dibahas pula cara penulisan referensi yang meliputi cara merujuk, cara
penulisan daftar referensi.

C.Bahan

SEBUAH. HALAMAN RUMAH

1) Kata Pengantar

Kata pengantar terdiri dari ucapan syukur, terima kasih, kritik, harapan,
tujuan, dan saran serta saran untuk tanggal, bulan, tahun karya ilmiah ini
dibuat.

2) Daftar Isi

daftarr isi terdiri dari nomor halaman bab, nomor halaman sub bab. Daftar
isi yang lengkap sama dengan yang tertulis pada isi skripsi. Nomor bab
ditulis dengan angka Romawi (I, II, II, IV, V, dst). Sub bab ditulis dengan
huruf kapital (A, B, C, D, E, dst) sub bab tidak perlu dicantumkan dalam
daftar isi. Judul bab ditulis dengan huruf kapital, judul sub bab dan
seterusnya ditulis dengan huruf kecil. Namun, huruf pertama ditulis dengan
huruf kapital.

11
3) Daftar Tabel/ Gambar (Jika Ada)

daftarr tabel, gambar, grafik, lampiran dll memuat nomor dan judul tabel
serta nomor halaman yang dimuat. Bilangan terdiri dari angka (1,2,3, dst).
Daftar tabel, gambar, grafik, dll. dibuat dengan halaman baru dan dirender

judul “DAFTAR TABEL/GAMBAR/GRAFIS/LAMPIRAN” dengan


ukuran 14 kali new roman dan dicetak tebal.

4) Daftar Lampiran

b. BAB 1 PENDAHULUAN

1) Latar Belakang Penulisan Kertas

Berisi kesenjangan antara harapan (apa yang seharusnya) dan


kenyataan (apa adanya). Kesenjangan-kesenjangan baik dalam latar belakang
teoritis, empiris dan teoritis dan empiris digunakan sebagai alasan mengapa
penting untuk belajar.

2) Rumusan Masalah atau Topik Diskusi

Berisi masalah utama yang menjadi latar belakang masalah.

3) Batasan Masalah (jika diperlukan)

Batasan masalah menjelaskan batasan masalah yang akan diteliti agar


pembahasan lebih terarah, mendalam dan komprehensif pada masalah yang
menjadi objek penelitian.

4) Tujuan Penulisan

Penjelasan yang mengarah pada hasil akhir penulisan makalah.

12
5) Manfaat menulis

Sasaran kepada siapa penelitian ini dilakukan

c. BAB II TINJAUAN PUSTAKA

Berisi teori-teori yang relevan sebagai dasar untuk mengkaji rumusan masalah
yang diajukan.

d. BAB III PEMBAHASAN

Sayadiskusi merupakan bagian yang sangat penting. Uraian sangat tergantung


pada rumusan masalah, tujuan dari kertas dan sesuai dengan jenis kertas yang
diinginkan.

e. BAB IV KESIMPULAN DAN SARAN

1. Kesimpulan

Arti dari hasil paparan yang telah ditulis sebelumnya. Penentuan kesimpulan
dengan memperhatikan permasalahan yang telah dirumuskan pada bab
sebelumnya.

2. Saran

Ini berarti memberikan saran kepada penulis dari pembaca.

f. REFERENSI

g. LAMPIRAN

2) artikel ilmiah

13
sebuah. Isi dan Sistematika

Artikel ilmiah dalam penulisannya menggunakan sistematika tanpa abjad atau angka.
Artikel ilmiah memiliki sistematika hasil penelitian sebagai berikut:

b. Judul

Judul ditulis singkat dan informatif

c. Nama penulis

Ppenulis tidak disertai dengan judul, dan disertai dengan alamat korespondensi,
nama dan alamat lembaga.

d. Abstrak dan Kata Kunci

Abstrak adalah pernyataan singkat yang berisi masalah, tujuan penelitian,


ringkasan hasil penelitian.

e. pengantar

Pendahuluan tidak berjudul, ditulis segera setelah abstrak, bagian tersebut


sekurang-kurangnya memuat: (1) latar belakang atau rasio penelitian, (2)
masalah dan wawasan rencana pemecahan masalah, (3) rumusan masalah.
tujuan penelitian (manfaat yang diharapkan dari hasil penelitian)

f. metode

Deskripsi penelitian dilakukan untuk mengecek keabsahan hasil penelitian.


Hanya pokok-pokok pokok yang disajikan, uraian penelitian tidak perlu
diuraikan secara rinci. Esensi dan isi metode adalah bagaimana data
dikumpulkan, sumber data, dan bagaimana proses analisis data dilakukan.

14
g. Hasil

Bagian ini menjelaskan secara panjang lebar data yang diperoleh dan
menyajikan hasil analisis data, proses analisis data tidak perlu disajikan pada
bagian ini.

h. Diskusi

Pembahasan berisi (1) menunjukkan bagaimana tujuan penelitian tercapai, (2)


mendeskripsikan dan menginterpretasikan temuan, (3) mengintegrasikan
temuan ke dalam pengetahuan yang ada, (4) mengembangkan teori baru atau
memodifikasi teori yang sudah ada.

saya. Kesimpulan dan rekomendasi

KeKesimpulan merupakan rangkuman hasil dan pembahasan, kesimpulan


disajikan dalam bentuk karangan bukan berupa angka-angka. Saran didasarkan
pada kesimpulan, saran diarahkan pada tingkat pengembangan praktis atau
teoritis.

j. Referensi

daftarr rujukan harus sesuai dengan badan artikel ilmiah, hanya bahan acuan
tersebut yang disebutkan dalam badan artikel ilmiah.

3) Tesis

sebuah. HALAMAN RUMAH

1) Penutup

15
Sampul atau dengan nama lain, halaman sampul terdiri dari judul makalah,
maksud atau maksud penulis dalam membuat Karya Ilmiah (KTI), identitas
penulis beserta lambang lembaga dan tahun penyelesaiannya. atau
manufaktur. Sistematika penulisan judul karya ilmiah ditulis pada seperempat
halaman atas. Sistematika penulisan tujuan karya ilmiah adalah seperempat
halaman pada bagian kedua. Nama penulis ditulis pada seperempat halaman
ketiga, dan nama institusi ditulis di bagian bawah.

2) Judul halaman

Halaman judul dan halaman sampul pada dasarnya sama, namun perbedaan
antara halaman judul dan halaman sampul adalah halaman judul sudah mulai
merender halaman menggunakan huruf romawi kecil seperti i, ii, iii, dan
seterusnya.

3) Halaman pengesahan

Halaman otorisasi adalah karya tulis yang telah diteliti atau diteliti, disetujui
dan kemudian disetujui oleh pembimbing dan pimpinan lembaga. Pembuatan
halaman validasi berjudul "HALAMAN PERSETUJUAN" ditulis dengan
huruf kapital, kali baru

roman size 14. Halaman persetujuan dibuat sedemikian rupa sehingga tidak
melebihi satu halaman.

4) Abstraksi

Abstraksi merupakan gambaran besar dalam sebuah karya ilmiah. Pada


abstrak, tuliskan kata kunci dan judul. Abstraksi dibuat dalam 1 ruang. Dibuat
sebagai halaman baru berjudul "ABSTRAK" dicetak tebal, new times roman
dengan ukuran 14.

5) Kata Pengantar

KatKata pengantar terdiri dari ucapan syukur, terima kasih, kritik, harapan,
tujuan, dan saran serta saran untuk tanggal, bulan, tahun karya ilmiah ini

16
dibuat.

6) Daftar Isi

daftarr isi terdiri dari nomor halaman bab, nomor halaman sub bab. Daftar isi
yang lengkap sama dengan yang tertulis pada isi skripsi. Nomor bab ditulis
dengan angka Romawi (I, II, II, IV, V, dst). Sub bab ditulis dengan huruf
kapital (A, B, C, D, E, dst) sub bab tidak perlu dicantumkan dalam daftar isi.
Judul bab ditulis dengan huruf kapital, judul sub bab dan seterusnya ditulis
dengan huruf kecil. Namun, huruf pertama ditulis dengan huruf kapital.

7) Tabel/Gambar/Grafik, Lampiran dll

daftarr tabel, gambar, grafik, lampiran dll memuat nomor dan judul tabel serta
nomor halaman yang dimuat. Bilangan terdiri dari angka (1,2,3, dst).

daftarr tabel, gambar, grafik, dll dibuat pada halaman baru dan diberi judul
"DAFTAR TABEL/GAMBAR/GRAFIS/LAMPIRAN" dengan ukuran 14 kali
new roman dan dicetak tebal.

b. PENDAHULUAN

1. Latar Belakang

LataBagian belakang merupakan uraian yang berisi penjelasan tentang alasan


perlunya penelitian terhadap suatu masalah yang muncul, dapat berupa uraian,
penjelasan atau pokok-pokoknya saja. Pada bagian ini hal-hal yang perlu
diperhatikan adalah:

sebuah) Pentingnya masalah yang akan diangkat atau didiskusikan.

b) Meninjau literatur yang ada tentang teknologi terkait dengan isu yang
diangkat atau dibahas.

c) Manfaat dari hasil diskusi.

17
d) Rumusan masalah utama, biasakan rumusan yang dibuat dalam bentuk
pertanyaan.

Dalam membuat latar belakang, penulis harus menjelaskan alasan


mengapa ia mengangkat atau memilih judul masalah. Alasan yang dapat
dikemukakan antara lain:

sebuah) Pentingnya masalah yang diangkat untuk penelitian, karena hal ini
akan membantu dalam efektivitas pelaksanaan pekerjaan.

b) Memiliki minat peneliti, karena dari pengalamannya peneliti mendapatkan


gambaran yang sangat menarik.

c) Sepengetahuan peneliti, belum ada orang lain yang melakukan penelitian.

Latar belakang masalah menggambarkan alasan mengapa masalah,


pertanyaan peneliti, dan tujuan peneliti semuanya menjadi fokus peneliti.
Dilatarbelakangi masalah, masalah yang diteliti (tentang masalah) atau
pertanyaan yang muncul dalam penelitian harus dinyatakan secara eksplisit.
Secara operasional, masalah yang diteliti harus relevan dengan rumusan
masalah atau pertanyaan penelitian yang diajukan. Latar belakang utama
masalah harus dapat meyakinkan pihak lain, seperti pengawas dan penguji.

Dengan demikian, unsur-unsur yang perlu diperhatikan dalam


pembuatan latar setidaknya memuat hal-hal sebagai berikut:

sebuah) Penjelasan dan/atau mengapa masalah, dan/atau pertanyaan


penelitian yang diteliti penting dan menarik.

b) Beberapa bukti dari masalah yang diajukan tidak ada jawaban atau solusi
yang tidak memuaskan dari masalah tersebut. Harus dijelaskan bahwa
masalah yang diajukan atau diteliti belum dipelajari oleh orang lain, jika

18
ada yang pernah meneliti/meneliti ulang (replikasi), harus dijelaskan
mengapa hal itu dilakukan.

c) Kedudukan masalah yang diteliti dalam konteks masalah yang lebih luas
dengan memperhatikan perkembangan bidang yang diteliti.

2) Rumusan masalah

Hal pertama dalam merumuskan masalah adalah menentukan topik.


Dari topik yang telah ditentukan ini, kemudian fokus pada bagian diskusi yang
lebih spesifik/memperluas/mendalam. Ketika ruang lingkup telah ditentukan
dari sini masalah dapat dilakukan. Dalam merumuskan masalah dapat berupa
pertanyaan-pertanyaan yang kemudian dianalisis atau argumentasi dari
penjabaran bukti-bukti hasil yang telah dianalisis. Berikut cara membuat
rumusan masalah, antara lain:

1) Menentukan jenis karya ilmiah yang akan dibuat.

2) Perluas atau siapkan referensi/sumber.

3) Memperluas atau mempersempit topik.

4) Membangun masalah dari topik.

3) Tujuan

Pada bagian ini penulis memaparkan tujuan yang ingin dicapai melalui
proses penelitian. Tujuan penelitian harus jelas dan ringkas. Tujuan penelitian
adalah indikasi atau data (informasi) tentang apa yang ingin dicapai melalui
penelitian. Tujuan penelitian dapat dirumuskan melalui pernyataan-pernyataan
yang konkrit dan terukur.

TTujuan penelitian dapat dibagi menjadi dua bagian:

19
sebuah) Tujuan Umum: Tujuan umum adalah keseluruhan tujuan yang ingin
dicapai.

b) Tujuan Khusus: Tujuan khusus adalah penjabaran dari tujuan umum, lebih
spesifik dan bersifat operasional, di mana tujuan khusus tersebut juga
tercapai tujuan umum.

Jika tujuan umum bersifat khusus, maka tidak perlu dijabarkan dalam
tujuan khusus, artinya tidak perlu adanya tujuan umum dan tujuan khusus,
cukup membuat “tujuan penelitian” saja.

4) Manfaat Penelitian

Pada bagian ini penulis memaparkan manfaat yang dapat diambil


atau dirasakan dari hasil penelitian nantinya dan sebagai contoh bagi orang
lain. Penulis harus menguraikan manfaat secara spesifik, artinya manfaat yang
diambil tidak hanya untuk penulis tetapi juga dapat digunakan untuk mata
pelajaran eksternal seperti guru, masyarakat, orang tua dan lain-lain. Di
bagian ini

penaTulisan ini memaparkan temuan baru yang dihasilkan dan manfaat


temuan penelitian tersebut bagi pengembangan ilmu pengetahuan yang dapat
dimanfaatkan oleh ilmuwan lain untuk mengembangkan ilmu pengetahuan,
teknologi, dan seni (IPTEKS).

5) Batasan masalah

Batasan masalah adalah ruang lingkup suatu masalah agar batas-batas


masalah yang kita pelajari tidak melebar dan dapat terfokus pada suatu
masalah yang akan dipelajari. Oleh karena itu, peneliti akan memilih 1 atau 2
masalah yang telah diidentifikasi di lapangan. Dalam mendefinisikan masalah,

20
masalah harus jelas dan memiliki alasan yang kuat serta ada teori yang dapat
memperkuat masalah yang kita teliti.

6) Hipotesis

Perlu diperhatikan bahwa setiap penelitian harus merumuskan


hipotesis, sedangkan penelitian eksploratif dan deskriptif tidak perlu
merumuskan hipotesis. Hipotesis sering disebut sebagai jawaban sementara
atas masalah penelitian karena jawaban yang diberikan hanya berdasarkan
teori yang relevan dan belum nyata. Penelitian yang dirumuskan dengan
hipotesis adalah penelitian yang menggunakan pendekatan kuantitatif, dalam
penelitian kualitatif hipotesis tidak dirumuskan tetapi diharapkan ditemukan.

hhipotesa. Selanjutnya peneliti akan diuji oleh peneliti dengan pendekatan


kuantitatif, dalam hal ini perlu dibedakan pengertian hipotesis penelitian dan
hipotesis statistik. Satu atau suatu penelitian, dapat terjadi atau timbul jika ada
hipotesis penelitian, tetapi tidak selalu hipotesis statistik. Penelitian yang
dilakukan terhadap populasi dapat berisi hipotesis penelitian yang
hipotesisnya merupakan jawaban sementara dari rumusan masalah dan
hipotesis yang akan diuji disebut hipotesis kerja.

Contoh hipotesis:

sebuah) Kemampuan bahasa asing siswa di sekolah luar biasa sangat rendah
(hipotesis deskriptif untuk populasi, hipotesis ini sering tidak dirumuskan
dalam penelitian sosial)

b) Tidak ada perbedaan prestasi belajar antara sekolah negeri dan swasta.
(hipotesis komparatif, untuk populasi)

c) Ada hubungan positif antara pendapatan orang tua dengan ketersediaan


fasilitas belajar anak. (hipotesis asosiatif, untuk populasi)

21
Contoh hipotesis yang diteliti adalah populasi, jadi tidak ada hipotesis
statistik, hanya hipotesis penelitian yang ada buktinya, tidak ada istilah
“signifikansi”

"(nilai kesalahan atau nilai keyakinan.)

Ada dua macam hipotesis penelitian, yaitu: hipotesis kerja dan hipotesis
nol. hipotesis kerja dinyatakan dalam kalimat positif dan hipotesis nol
dinyatakan dalam kalimat negatif. Dalam statistika juga terdapat dua macam
hipotesis yaitu hipotesis kerja dan hipotesis alternatif (hipotesis alternatif tidak
sama dengan hipotesis kerja). Dalam kegiatan penelitian, yang pertama akan
diuji adalah hipotesis penelitian, khususnya hipotesis kerja. Jika penelitian
tersebut untuk membuktikan apakah hasil pengujian hipotesis signifikan atau
tidak, maka diperlukan hipotesis statistik.

Dalam hipotesis statistik, yang diuji adalah hipotesis nol, hipotesis


bahwa tidak ada perbedaan antara data sampel, dan data populasi. Hipotesis
nol diuji karena peneliti tidak mengharapkan adanya perbedaan antara sampel
dan populasi atau statistik parameter adalah ukuran terhadap populasi, dan
statistik didefinisikan di sini sebagai ukuran sehubungan dengan sampel.

c. BAB II TINJAUAN PUSTAKA ATAU LANDASAN TEORI

1) Studi Teoritis

KaPenelitian teoritis adalah kumpulan teori tentang sesuatu atau


variabel yang sedang dipelajari. Kajian teoritis ini akan mendukung dan
memperkuat hal-hal yang akan kami buat dalam penelitian ini. Dalam kajian
teoritis dapat memuat teori-teori oleh beberapa ahli. Teori-teori ini harus saling
berhubungan. Maksudnya adalah apa yang akan kita teliti harus sama dengan

22
kenyataan/kejadian nyata yang dinyatakan dalam bentuk teori oleh beberapa
ahli atau orang yang sebelumnya telah melakukan penelitian yang sama dengan
penelitian yang akan kita teliti. .

Kajian teoritis juga memuat hal-hal penting yang akan mendukung


penelitian. Hal utama dalam sebuah penelitian teoritis adalah memberikan
informasi kepada peneliti atau pembaca tentang apa yang akan dimasukkan
dalam sebuah penelitian dan memberikan informasi yang komprehensif tentang
hal-hal atau kata kunci yang terkandung dalam penelitian yang akan kita buat.
Tinjauan teoretis ini biasanya memberikan pemahaman yang komprehensif
tentang penelitian kami. Kajian teoritis berperan dalam memperjelas masalah
yang akan diteliti.

Ada beberapa hal yang dapat dilakukan dalam mendeskripsikan sebuah


kajian teoritis, yaitu:

sebuah) Tentukan variabel yang akan diteliti

b) Mencari sebanyak mungkin sumber bacaan yang relevan dengan variabel


yang diteliti

c) Carilah definisi variabel yang kita teliti sebanyak mungkin dari sumber
bacaan yang telah kita peroleh. Ambil definisi yang sesuai dengan
penelitian kami.

d) Langkah selanjutnya adalah menganalisis semua sumber yang telah kita


ambil, kemudian memasukkannya ke dalam bahasa yang sederhana dan
mudah dipahami.

e) Jangan lupa sertakan sumber bacaan/referensi dari setiap buku yang kita
gunakan untuk mendukung skripsi kita.

23
2) Kerangka

KerangkaPemikiran adalah gambaran atau penjelasan dari konsep


pemecahan masalah yang telah dirumuskan sebelumnya. Kerangka pikir atau
bisa juga disebut kerangka berpikir menggambarkan secara kompleks atau
komprehensif variabel-variabel apa saja yang digunakan dalam suatu penelitian
sehingga alasan kejelasan dalam rumusan masalah yang kita buat lebih jelas.
Intinya kenapa kita harus mengambil rumusan masalah atau apa yang kita buat.
Semakin jelas kerangka berpikir yang kita buat, semakin jelas pula penjelasan
logis dari masalah yang kita kemukakan. Sangat penting untuk menciptakan
kerangka berpikir yang jelas karena melibatkan logika yang berjalan dalam
sebuah penelitian.

Komponen utama dalam kerangka berpikir adalah adanya variabel


bebas, variabel terkait, indikator variabel bebas yang akan diamati, dan
indikator variabel terkait yang akan diamati. Disinilah peran arus logika
mengenai kejelasan variabel bebas, variabel terkait, indikator variabel bebas
yang akan diamati, dan indikator variabel terkait yang akan diamati. Apakah
ada hubungan atau tidak antara variabel bebas dengan variabel terkait.

3) Hipotesis

Hipotesis adalah dugaan sementara yang harus diuji kebenarannya.


Penentuan menebak tergantung pada basis pengetahuan. Asumsi sementara
penelitian terhadap variabel adalah positif. Hipotesis penelitian dapat
dikemukakan setelah melalui serangkaian kajian teoritis dan kerangka berpikir
yang jelas, bukan atas dasar intuisi atau akal sehat. Proses mempelajari teori
hingga merumuskan hipotesis merupakan proses berpikir deduktif. Oleh karena
itu, hipotesis harus dirumuskan ke dalam hal-hal yang spesifik, sehingga
memungkinkan untuk diuji, hipotesis yang kompleks akan sulit untuk diuji.

Penggunaan hipotesis dalam penelitian ini adalah:

1) Memberikan batasan, ruang lingkup atau jangkauan peneliti

24
2) Membantu peneliti mengidentifikasi arah/sasaran dimana penelitian
dilakukan

3) Memfokuskan data yang tersebar

4) Mempersiapkan peneliti sehingga mereka dapat memilih apa yang akan


dikumpulkan

5) Membantu (membimbing) peneliti dalam memilih teknik analisis data.

d. BAB III METODOLOGI PENELITIAN

1. Waktu Penelitian dan Tempat Penelitian

a) Waktu Penelitian

Waktu pengamatan sesuai dengan jadwal penelitian yang


telah ditentukan oleh masing-masing individu atau program
studi.

b) Tempat Penelitian

Tempat atau letak tempat pengamatan dengan menyebutkan nama sekolah,


nama tempat atau perusahaan beserta alamatnya.

2. Metode dan Desain Penelitian

sebuah. Metode penelitian

1) Sebutkan nama metode yang digunakan dalam penelitian!

2) Sebutkan teknik-teknik yang digunakan dalam mengumpulkan data


penelitian, misalnya

dengan menggunakan observasi, angket, observasi dan lain-lain.

25
3) Teknik analisis data menggunakan atau menggunakan rumus statistik Tu
dengan menggunakan model perhitungan analitik lainnya.

2. Desain penelitian

rancangann penelitian memiliki definisi dalam arti sempit dan arti


luas. Dalam arti sempit, desain penelitian adalah proses pengumpulan data
dan analisis data penelitian. Sedangkan dalam arti luas, desain penelitian
adalah suatu proses yang meliputi perencanaan dan pelaksanaan dalam
penelitian. Rancangan penelitian dibuat agar pelaksanaan penelitian dapat
dilaksanakan dengan baik, baik dan lancar sesuai dengan rancangan yang
dibuat. Terdapat komponen umum yang terdapat dalam desain penelitian
yaitu tujuan penelitian, jenis penelitian yang digunakan, populasi penelitian,
waktu dan tempat penelitian, teknik pengumpulan data, teknik pengumpulan
sampel, definisi operasional variabel penelitian, teknik analisis data,
pengukuran dan instrumen data. .

3. Populasi dan Sampel Penelitian

Populasi tidak hanya manusia atau manusia, tetapi juga berupa benda dan
benda alam lainnya. Populasi juga bukan sekedar jumlah subjek atau objek
yang diteliti, tetapi juga mencakup keseluruhan sifat dan sifat dari objek atau
subjek yang diteliti.

b. Sampel Penelitian

Sampel penelitian adalah bagian dari sifat dan jumlah populasi. Jika
populasinya besar, peneliti mungkin tidak mempelajari semua yang ada
dalam populasi. Misalnya ada beberapa kendala atau kendala seperti
keterbatasan dana, waktu atau tenaga. Kemudian peneliti dapat
menggunakan sampel yang mereka ambil dari populasi tersebut. Jadi, apa
pun yang dipelajari dari sampel, kesimpulannya akan dialokasikan untuk
populasi dan sampel yang diambil oleh peneliti benar-benar representatif.

4. Instrumen Penelitian

26
diinstrumen sama dengan metode. Instrumen merupakan acuan kita untuk
mengukur proses penelitian dimana instrumen tersebut harus diuji validitasnya
jika instrumen tersebut valid, artinya instrumen tersebut dapat digunakan untuk
mengukur apa.

induk ayamtidak diukur. Valid artinya data yang kita peroleh sesuai dengan
kenyataan di lapangan. Misalnya di sebuah sekolah ada anak yang memiliki dua
disabilitas, seperti Autisme dan Hiperaktif, sedangkan peneliti hanya melaporkan
bahwa anak tersebut hanya memiliki satu disabilitas, yaitu Autisme. Sehingga
data yang dilaporkan peneliti tidak valid. Untuk mengetahui validitasnya dapat
diuji melalui uji reliabilitas dan objektivitas. Objektivitas berkaitan dengan
kesepakatan antara banyak orang, jika banyak orang menyatakan pendapat yang
sama maka datanya objektif. Jadi instrumen penelitian adalah alat yang
digunakan peneliti untuk mengumpulkan data, bukan alat untuk proses
penelitian.

5. Teknik pengumpulan data

Dalam penelitian kualitatif, pengumpulan data dapat dilakukan dalam setting


alamiah, yaitu sumber data primer. Pengumpulan data dapat dilakukan dalam
berbagai setting, berbagai sumber, dan dengan berbagai cara. Jika dilihat dari
pengaturan, data dapat dikumpulkan dalam pengaturan alami. Dalam penelitian
kualitatif, pengumpulan data dilakukan dalam setting sederhana (kondisi alam),
sumber data primer, dan teknik pengumpulan data lebih pada observasi.

Jika dilihat dari sumber datanya, pengumpulan data dapat menggunakan


sumber primer, dan sumber sekunder. Sumber primer adalah sumber data yang
secara langsung memberikan data kepada pengumpulan data, selain itu sumber
sekunder juga merupakan sumber yang tidak secara langsung memberikan data
kepada pengumpulan data, misalnya melalui orang lain atau melalui dokumen.
Selanjutnya jika dilihat dari segi metode atau teknik pengumpulan data, teknik
pengumpulan data dapat dilakukan dengan cara observasi (pengamatan)
wawancara (interviews), angket (kuesioner), dokumentasi dan kombinasi

27
keempatnya. Pelayanan berarti mengamati suatu objek dengan tujuan mengetahui
apa yang terjadi berdasarkan pengamatan yang telah dilakukan. Dalam penelitian
observasional dibagi menjadi 3, yaitu:

sebuah. Observasi Partisipatif

Kompatibilitas partisipatif dapat didefinisikan sebagai peneliti dapat


terlibat langsung dengan kegiatan sehari-hari orang-orang yang diamati atau
digunakan sebagai sumber penelitian. Saat melakukan observasi, peneliti
juga berpartisipasi dalam melakukan apa yang dilakukan oleh sumber data
dan berpartisipasi

merasakan suka dan duka. Keuntungan dari observasi ini adalah data yang
kita peroleh akan lebih lengkap, lebih tajam, dan sampai kita mengetahui
perkembangan yang sedang kita teliti.

b. Observasi terus terang atau terselubung

Dalam observasi ini peneliti dalam melakukan pengumpulan data


dilakukan secara terus terang kepada sumber data yang diteliti. Sehingga
mereka yang sedang diteliti dapat mengetahui dari awal sampai akhir
tentang suatu kegiatan penelitian. Namun terkadang peneliti tidak terbuka
atau terselubung dalam pengamatan, hal ini dilakukan untuk menghindari
jika data yang dicari adalah data yang masih bersifat rahasia. Ada
kemungkinan jika dilakukan secara terus terang, peneliti tidak akan
diizinkan untuk melakukan pengamatan lebih lanjut.

c. Pengamatan tidak langsung

Dalam Penelitian kualitatif dilakukan secara tidak terstruktur, karena


fokus penelitiannya tidak jelas. Jika masalah penelitian sudah jelas seperti
dalam penelitian kuantitatif, maka observasi dapat dilakukan secara
terstruktur dengan menggunakan observasi.

28
6. Teknik Analisis Data

Dipenelitian kuantitatif yang dalam teknik analisis data diarahkan untuk


menjawab rumusan masalah atau dapat menguji hipotesis yang telah dirumuskan
dalam proposal. Jadi, karena datanya bersifat kuantitatif, maka teknik analisis
datanya menggunakan metode statistik yang tersedia. Misalnya untuk menguji
hipotesis hubungan antara dua variabel, jika datanya ordinal maka statistik yang
digunakan adalah korelasi Rank Spearman, sedangkan datanya adalah interval
atau rasio dengan menggunakan Korelasi Product Moment Pearson. Saat
menguji signifikansi data dua sampel, datanya adalah interval atau rasio,
digunakan uji t dua sampel, jika datanya nominal, digunakan Chi-kuadrat.
Selanjutnya, ketika menguji hipotesis komparatif lebih dari dua sampel, datanya
adalah interval, digunakan analisis varians.

Hasil analisis data kualitatif biasanya bersifat induktif, yaitu analisis


berdasarkan atau menurut data yang diperoleh, kemudian dikembangkan pola
hubungan tertentu atau menjadi hipotesis. Kemudian berdasarkan data hipotesis
yang dirumuskan, kemudian data tersebut dicari lagi dan lagi sehingga
selanjutnya dapat disimpulkan apakah hipotesis tersebut diterima atau ditolak
berdasarkan data yang terkumpul.

e. BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

1. Hasil Penelitian

Berisi hasil penelitian yang telah diteliti. Isi penelitian dapat dibuat
dalam bentuk deskripsi atau dalam bentuk tabel atau grafik. Hasil penelitian
ini harus didasarkan pada teori-teori yang ada pada bagian pembahasan teori
dan kerangka para ahli.

2. Diskusi Penelitian

Pembahasan ini mengungkapkan atau membahas pandangan teoritis


atau menggunakan bahasa ilmiah tentang hasil penelitiannya sesuai dengan
acuan dan kriteria yang telah ditetapkan.

29
f. BAB V PENUTUP

1. Kesimpulan

Arti dari hasil paparan yang telah ditulis sebelumnya. Penentuan


kesimpulan dengan memperhatikan masalah yang telah dirumuskan.
Kesimpulan merupakan rangkuman hasil dan pembahasan, kesimpulan
disajikan dalam bentuk karangan bukan berupa angka-angka.

2. Tinjauan Literatur

Tinjauan pustaka berisi kajian dan analisis teoritis yang menjadi dasar
penyusunan kerangka

pepemikiran teoritis dalam upaya menjawab permasalahan dan mencapai


tujuan penelitian. Pemilihan bahan pustaka yang akan diteliti didasarkan pada
3 kriteria yaitu relevansi, kelengkapan, dan mutakhir (kecuali penelitian
sejarah). Relevansi berkaitan dengan kesesuaian antara variabel yang diteliti
dengan teori yang dikemukakan, kelengkapan berkaitan dengan jumlah
sumber yang dibaca, dan up-to-date berkaitan dengan kebaruan sumber yang
dijadikan referensi, semakin mutakhir sumber yang digunakan semakin
banyak. teori terbaru. Materi yang dipelajari antara lain sumber dari jurnal
ilmiah, buku teks, makalah seminar, kebijakan, peraturan perundang-
undangan, hasil penelitian, dan informasi lain yang bersumber dari internet.

g. BAGIAN AKHIR

1. Daftar Pustaka

Pada bagian ini penulis menulis daftar pustaka sumber referensi untuk
esai atau penelitiannya. Cara penulisan daftar pustaka dalam buku, jurnal,

30
artikel, makalah atau referensi lain yang ditulis secara berurutan yang
meliputi:

31
1. priatulis daftar pustaka diposisikan di tengah halaman

2. Sebutkan nama penulis terlebih dahulu dengan nama belakang

3. Nama-nama dalam daftar pustaka diurutkan berdasarkan abjad

4. Tahun penerbitan ditulis

5. Judul esai dicetak miring

6. Nama kota tempat penerbit ditulis

7. Tulis nama penerbit

2. Lampiran

Lampiran berisi dokumen tambahan yang dilampirkan atau ditambahkan pada dokumen
utama yang tertulis pada halaman terakhir dokumen. Lampiran ditulis sesuai urutan
judul lampiran dan nomor halaman. Dalam tesis daftar lampiran dibuat jika tesis
memiliki lebih dari 3 lampiran.

3. biografi penulis

Bio penulis berisi informasi data pribadi tentang penulis seperti nama, tempat lahir, jenis
kelamin, agama, suku, alamat, status, dll.

D. Latihan

1. Buatlah contoh judul penelitian yang bernuansa kuantitatif, kualitatif, R&D, CAR
dan campuran. Kemudian jelaskan manfaat praktis dan teoritis masing-masing!
2. Apa yang dimaksud dengan kerangka teori berdasarkan beberapa teori?
3. Sebutkan dua jenis kerangka teori yang baik berdasarkan penelitiannya!
4. Apa itu variabel?

5. Apa itu hipotesis?


6. Bagaimana cara menulis hipotesis berdasarkan jenisnya?

7. Apa saja contoh hipotesis menurut jenisnya?

8. Apa yang harus diperhatikan dalam menulis hipotesis yang baik?

9. Kesalahan apa yang sering terjadi dalam membuat hipotesis?

SOAL UJIAN AKHIR SEMESTER

Nama:

PENGENAL:

Kelas:

Besar:

PETUNJUK:

1. Bacalah setiap pertanyaan dengan cermat dan teliti!


2. Jawab semua pertanyaan dengan lengkap dan jelas!
3. Tuliskan identitas dan jawaban Anda pada lembar jawaban yang tersedia!

PERTANYAAN
1. Berikan kesimpulan dari berbagai pendapat ahli yang mengemukakan definisi
penelitian dilihat dari kesimpulan pengertian, manfaat dan arah penelitian?

2. Apa pendapat Anda tentang salah satu karakteristik Penelitian Tindakan Kelas
(PTK) adalah penelitian yang diprakarsai guru untuk meningkatkan proses
pembelajaran!
3. Jelaskan perbedaan Penelitian Tindakan Kelas dan Penelitian Kelas Non PTK,
coba jelaskan perbedaannya!

4. Gambarkan dan jelaskan skema siklus/siklus penelitian tindakan dari komponen-


komponen yang terlibat di dalamnya?

5. Berikan contoh langkah-langkah Refleksi/Kontemplasi, Identifikasi Masalah,


Analisis Masalah, dalam penelitian pengembangan!

6. Apa perbedaan antara populasi dan sampel dalam sebuah penelitian?

7. Merefleksikan (merefleksikan) hal-hal dalam Kegiatan Belajar Mengajar


(Learning Process) yang dirasa kurang memuaskan, kemudian menyusun masalah
pembelajaran mulai dari Identifikasi Masalah, Analisis Masalah, dan Perumusan
Judul Penelitian?

8. Merumuskan judul penelitian, kemudian mengidentifikasi variabel penelitian


dalam rumusan judul dan asumsi penelitian apa yang dapat dirumuskan?
9. Sebutkan ciri-ciri Hipotesis Penelitian kemudian berikan contoh rumusan
hipotesisnya (baik hipotesis alternatif maupun hipotesis nol) ?

10. Apa perbedaan antara pendekatan penelitian kualitatif dengan pendekatan


penelitian kuantitatif?

A. Referensi
Apartando, P. 2004. Kamus Populer. Surabaya: PT. Arkola.

Ariningsih, NE, Sumarwati, & Saddhono, K.2012Analisis Kesalahan Bahasa Indonesia dalam
Tulisan Ekspositori Siswa SMA. Literatur Jurnal Penelitian Bahasa, Sastra
Indonesia danajarannya, Jil. 1(1): 40-53.

Barnawati & Arifin, M. (2015). Teknik Penulisan Ilmiah. Yogyakata: AR-RUZZ MEDIA.

Brotowidjojo, M. (1993). Penulisan Ilmiah. Jakarta: Akademisi Presindo.


Denzin, NK, & Lincoln, YS (1994). Hand Book Penelitian Kualitatif. Sage Productions, Inc. AS.
Menteri Pendidikan. 2007. Kamus Besar Bahasa Indonesia. Jakarta: Balai Pustaka.

Djuhari, o Setiawan. (2001) Pedoman Penulisan Skripsi dan Skripsi

Djuroto, T dan Bambang, S. (2003). Penulisan Artikel & Karya Ilmiah. Bandung: Pemuda Rosda
Karya.

Husna A. & Budi S. 2017. Metodologi Penelitian dan Statistika (Percetakan Pertama).
Kementerian Kesehatan RI.

Machmud, M. 2016. Pedoman Penulisan Tugas Akhir Berdasarkan Prinsip Dasar


Penelitian Ilmiah. Laporan Penelitian.

Mahmud. (2011). Metode Penelitian Pendidikan. Bandung: Perpustakaan Setia.

Pardjono. 2007. “Model dan Desain Penelitian Tindakan Kelas”. Makalah dipresentasikan
dalam Pelatihan PTK bagi Dosen CPNS UNY

Perpustakaan Utama.

Rahmadi. 2011. Pengantar Metodologi Penelitian. Banjarmasin: Antasari Pers.

Saddhono, K. (2012). Kajian Sosiolinguistik Penggunaan Bahasa Mahasiswa Asing dalam


Pembelajaran Bahasa Indonesia Bagi Penutur Asing (BIPA) di Universitas Sebelas
Maret. Jurnal Studi Linguistik dan Sastra Vol. 24 (2): 176-186
Sarwono, J. 2006. Metode Penelitian Kuantitatif dan Kualitatif. Yogyakarta: Penerbit Graha
Ilmu.
Saryono, J. 2008. Penelitian Tindakan (Action Research). Makalah Pascasarjana. Universitas
Negeri Malang.

Saunders, M., Lewis, P., & Thomhil, A. 2003. Metode Penelitian Untuk Mahasiswa Bisnis.
Essex: Prentice Hall: Financial Times.

Septiana, D. 2018. Proses Morfologi Verba Waringin. Jurnal Kandai: Pendidikan Bahasa dan
Sastra Indonesia Vol. 14(2): 267-277.

Spock, R. 1985. Sastra, Membaca, Menulis, dan ESL Menjembatani Kesenjangan. Tesol
Quarterly, 1914), 703-725.

Subagyo, Andreas B. (2004). Pengantar Penelitian Kuantitatif dan

Subiyatningsih, F. 2018. Bahasa Resmi: Studi Kasus Penggunaan Bahasa Walikota Surabaya Tri
Rismaharini.Jurnal KandaiJil. 14 (2): 125-242.
Sumadiria, H. (2010). Jurnalisme Indonesia. Bandung: Simbiosis Rekatama Media.
Supriyono, S., Wardani, NE, & Saddhono, K. 2017. Pendidikan Berbasis Karakter Sastra
Sejarahdalam Puisi “Saya Tidak Bisa Menulis Puisi Lagi” oleh Subagio
Sastrowardoyo. Jurnal Artefak: Sejarah dan Pendidikan Vol. 4 (2) 153-160
Surahman, dkk. 2016. Metodologi Penelitian. Jakarta: Badan Pengembangan dan Pemberdayaan
Sumber Daya Manusia.
Wibowo, W. 2008. Terampil Menembus Jurnal Terakreditasi. Jakarta: PT Bumi Aksara.

Zamzani. Dll 2007. Pelatihan Penelitian Tindakan Kelas untuk Guru TK di DIY. FBS. UNY.

Zultaniah, A. 2019. Pengaruh Model Pembelajaran Teaching Games For Understanding


(TGFU) Terhadap Hasil Belajar Siswa Service Bulutangkis SMA Negeri 3 Takalar.
Disertasi doktoral. universitas negeri makassar.

Anda mungkin juga menyukai