Anda di halaman 1dari 19

PROPOSAL

PENGARUH LINGKUNGAN KERJA TERHADAP PRODUKTIVITAS


KERJA KARYAWAN PT. PERTAMINA HULU KALIMANTAN TIMUR

Oleh :

MUHAMMAD MUGNI AL HAFIDZ


19.11.1001.3443.145

PROGRAM STUDI MANAJEMEN FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS


UNIVERSITAS 17 AGUSTUS 1945 SAMARINDA

SAMARINDA
2022
BAB III
METODE PENELITIAN

3.1 Definisi Operasional

Indikator-indikator yang digunakan untuk mengukur nilai setiap

variabel, diperoleh dari beberapa teori dan studi terdahulu yang relevan,

dsn dilakukan penyesuaian-penyesuaian seperlunya sehingga indicator-

imdikator tersebut benar-benar mencerminkan (dapat memberikan

gambaran) nilai variabel tersebut, sehingga validitasnya dapat dipenuhi.

Definisi operasional dari setiap konsep/variabel dalam studi ini adalah

sebagai berikut:

1) Lingkungan Kerja (X)

Menurut (Sedarmayanti, 2014) mendifinisikan bahwa : Lingkungan

kerja adalah keseluruhan alat perkakas dan bahan yang dihadapi

lingkungan sekitarnya dimana seseorang bekerja, metode kerjanya, serta

pengakuan dan kerjanya baik sebagai perseorangan maupun sebagai

kelompok. dengan indikator-indikator lingkungan kerja sebagai berikut:

a) Penerangan, yang dirasakan oleh pegawai Bagian Produksi

Minyak PT. Pertamina Hulu Kalimantan Timur

b) Suhu udara, yang dirasakan oleh pegawai Bagian Produksi Minyak

PT. Pertamina Hulu Kalimantan Timur


c) Suara bising, yang dirasakan oleh pegawai Bagian Produksi

Minyak PT. Pertamina Hulu Kalimantan Timur

d) Pengunaan warna, yang dirasakan oleh pegawai Bagian Produksi

Minyak PT. Pertamina Hulu Kalimantan Timur

e) Ruang gerak, yang dirasakan oleh pegawai Bagian Produksi

Minyak PT. Pertamina Hulu Kalimantan Timur

f) Keamanan kerja yang dirasakan oleh pegawai Bagian Produksi

Minyak PT. Pertamina Hulu Kalimantan Timur

g) Hubugan karyawan, yang dirasakan oleh pegawai Bagian Produksi

Minyak PT. Pertamina Hulu Kalimantan Timur.

2) Produktivitas Kerja (Y)

Pengertian produktivitas kerja menurut Sutrisno

(2017:99):Produktivitas adalah ukuran efisiensi produktif suatu

perbandingan antara hasil keluaran dan masukan, masukan sering

dibatasi dengan tenaga kerja sedangkan keluaran diukur dalam ke-

satuan fisik, bentuk, dan nilai. Dengan indikator-indikator

produktivitas antara lain :

1. Kemampuan

2. Meningkatkan hasil yang dicapai


3. Semangat kerja

4. Pengembangan diri

5. Mutu

6. Efisiensi

3.2 Metode Penelitian Yang Digunakan

Metode penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah sebagai

berikut:

3.2.1 Jenis Penelitian

Jenis penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah penelitian

penjelasan (explanatory research) dengan pendekatan kuantitatif. Menurut

Singarimbun (2006:6) penelitian penjelasan (explanatory reaserch) adalah

penelitian yang menjelaskan hubungan kausal antara variabel-variabel

melalui pengujian hipotesa. Analisis deskriptif menurut Sugiyono

(2013:207) dalam Firmazah, dkk (2017:4) adalah statistik yang digunakan

untuk menganalisis data dengan cara mendiskripsikan atau

menggambarkan data yang telah terkumpul sebagaimana adanya tanpa

bermaksud membuat kesimpulan yang berlaku untuk umum atau

generalisasi.
Menurut Sugiyono (2010:13) dalam Soegeng dan Dewi (2013:4)

metode kuantitatif adalah metode yang data hasil penelitiannya berupa

angka dan cara menganalisisnya menggunakan statistika.

Analisis dalam penelitian ini digunakan untuk mendeskripsikan

variabel keselamatan dan kesehatan kerja dan kinerja karyawan dengan

jalan mendistribusikan items dari masing-masing variabel. Setelah seluruh

data terkumpul selanjutnya mengolah data dan mentabulasikan ke dalam

tabel, kemudian membahas data yang telah diolah tersebut secara

deskriptif.

3.2.2 Rincian Data Yang Diperlukan

Data yang diperlukan dalam penelitian ini sebagai berikut:

a. Data Primer

Dalam penelitian ini peneliti menggunakan kuisioner yang akan

dirancang sesuai dengan variabel dan indikator item yang berkaitan

dengan Pengaruh Lingkungan Kerja Terhadap Produktivitas Kerja

Karyawsn Bagian Produksi Minyak Pada PT. Pertamina Hulu

Kalimantan Timur.

b. Data sekunder

Sumber data sekunder adalah catatan atau dekumentasi perusahaan,

publikasi pemerintah, analisis industry oleh media, situs web, internet


dan seterusnya. Dokumen yang digunakan peneliti untuk penelitian ini

adalah gambaran umun perusahaan, visi dan misi perusahaan, struktur

organisasi perusahaan.

3.2.3 Teknik Pengumpulan Data

Metode pengumpulan data dalam penelitian merupakan metode atau

cara yang digunakan oleh peneliti untuk mendapatkan data dalam suatu

penelitian. Adapuin teknk pengumpulan data pada penelitian ini sebagai

berikut:

a. Penelitian Lapangan (Field work Research)

Penelitian ini dilakukan dilapangan atau objek penelitian dengan

mempergunakan Teknik atau cara sebagai berikut:

1) Observasi

Observasi dilakukan dengan cara melakukan pengamatan langsung

pada objek penelitian terutama yang berkaitan dengan kondisi-

kondisi dilapangan terkait penerapan lingkungan kerja terhadap

produktivitas kerja di bagian produksi minyak PT. Pertamina Hulu

Kalimantan Timur

2) Kuesioner

Menurut Sugiyono (2017:142) merupakan teknik pengumpulan

data yang dilakukan dengan cara memberi seperangkat pertanyaan

atau pernyataan tetulis kepada responden untuk dijawabnya.


Menurut Siregar (2016:138) skala likert adalah skala yang dapat

digunakan untuk mengukur sikap, pendapat dan persepsi seseorang

tentang suatu objek atau fenomena tertentu. Fenomena ini telah

ditetapkan secara spesifik oleh penulis yang selanjutnya disebut

sebagai variabel penelitian.

Keterangan Skor

Sangat Setuju 5

Setuju 4

Kurang Setuju 3

Tidak Setuju 2

Sangat Tidak Setuju 1

Tabel 2. Skala Likert

b. Penelitian kepustakaan (Library Research)

Penelitaian yang dilakukan dengan mencari data sekunder melalui

dokumen-dokumen dan data-data yang dibutuhkan dalam penelitian

ini.

Adapun data-data yang dibutuhkan, yaitu:

1. Gambaran umum perusahaan (Company Profile)


2. Struktur organisasi serta rincian pekerjaan seluruh departemen

3. Data karyawan bagian produksi minyak

3.2.4 Populasi Dan Sampel Penelitian

a. Populasi

Sugiyono (2018:130) mengartikan populasi sebagai wilayah

generalisasi yang terdiri atas obyek/subyek yang mempunyai

kualitas dan karakteristik tertentu yang ditetapkan oleh peneliti

untuk dipelajari dan kemudian ditarik kesimpulannya. Berdasarkan

populasi dalam penelitian ini adalah karyawan bagian produksi

minyak PT. Pertamina Hulu Kalimantan Timur dengan jumlah 30

orang.

b. Sampel

Sugiyono (2018:131) mengemukakan bahwa sampel adalah bagian

dari jumlah dan karakteristik yang dimiliki oleh populasi tersebut.

Dalam penelitian ini, pengambilan sampel menggunakan teknik

probability sampling dengan metode simple random sampling

untuk menentukan sampel penelitian. Metode simple random

sampling. Ini dipilih karena dalam penelitian ini, setiap anggota


populasi ( karyawan bagian produksi minyak) mempunyai

kesempatan yang sama untuk terpilih sebagai sampel. Jumlah

sampel yang digunakan dalam penelitian ini adalah sebanyak 30

orang. Pengambilan sampel dalam penelitian ini dilakukan dengan

cara menghitung ukuran sampel menggunakan Teknik slovin

dengan tingkat estimasi kesalahan 5%, sebagai berikut:

Rumus Slovin

N
n= 2
1+ N e

Dimana :

n = Ukuran Sampel

N = Ukuran Populasi

E = Estimasi Kesalahan

Berikut ini perhitungan jumlah sampel dalam penelitian ini:

N
n= 2
1+ N e

60
n=
1+60 ¿ ¿

60
n=
1+60 ( 0,0025 )
60
n=
1+60 (0,0025)

60
n= n=52 ,17 , dibulatkan menjadi52 sampel
1 , 15

Maka diperoleh besaran sampel sebesar 52 orang

3.2.5 Uji Instrumen Penelitian

Dengan menggunakan instrument yang valid dan reliable dalam

pengumpulan data, maka diharapkan hasil penelitian akan menjadi valid

dan reliable.

a. Uji Validitas

Menurut Siregar (2016:162) validitas atau kesahihan adalah

menunjukan sejauh mana suatu alat ukur mampu mengukur apa yang

ingin diukur. Sedangkan Muhidin dan Abdurahman (2017:30)

mengemukakan suatu instrumen pengukuran dikatakan valid jika

instrumen dapat mengukur sesuatu dengan tepat apa yang hendak

diukur. Jika rhitung dengan rtabel dengan taraf signifikansi 0,05.

Apabila rhitung < rtabel, maka instrumen dinyatakan tidak valid dan

apabila rhitung > rtabel, maka instrumen dinyatakan valid.

b. Uji Reliabilitas
Menurut Muhidin dan Abdurahman (2017:37) suatu instrumen

pengukuran dikatakan reliabel jika pengukurannya konsisten dan

cermat akurat. Jadi uji reabilitas instrumen dilakukan dengan tujuan

untuk mengetahui konsistensi dari instrumen sebagai alat ukur,

sehingga hasil suatu pengukuran dapat dipercaya. Hasil pengukuran

dapat dipercaya hanya apabila dalam beberapa kali pelaksanaan

pengukuran terhadap kelompok subjek yang sama diperoleh hasil yang

relatif sama, selama aspek yang diukur dalam diri subjek memang

belum berubah.

3.2.6 Alat Analisis

Alat analisis yang digunakan dalam penelitian ini adalah sebagai berikut:

a. Analisis Regresi Linier Berganda

Dalam penelitian ini menggunakan analisis regresi linier

berganda, dikarenakan variabel dalam penelitian ini lebih dari

satu. Analisis ini digunakan unruk mengetahui arah hubungan

antara variabel bebas yaitu Lingkungan Kerja (X) dengan

variabel terikat yaitu Produktivitas Kerja (Y), baik hubungan

positif maupun negatif. Analisi ini juga dapat digunakan untuk

memprediksi nilai dari variabel terikat, apabila nilai variabel


bebas dinaikkan atau diturunkan (Ghozali, 2016:75). Analisis

ini dilakukan dengan bantuan program SPSS for windows

version 25. Adapun model regresi dalam penelitian ini adalah

sebagai berikut:

Y = a + bX + e

Dimana :
Y : Variabel dependen (produktivitas kerja)
a : Konstanta
b : Koefisien garis regresi
X : Variabel independen (lingkungan kerja)
e : error / variabel pengganggu.

b. Koefisien Determinasi (R²)

Menurut (Ghozali, 2016:95) Koefisien determinasi (R²) ada

intinya mengukur seberapa jauh kemampuan model dalam

menerangkan variasi variabel dependen. Nilai koefisien

determinasi adalah antara nol dan satu. Jika nilai R² yang

diperoleh mendekati 1 maka dapat dikatakan semakin kuat

model tersebut menerangkan hubungan variabel bebas terhadap

variabel terikat. Sebaliknya jika R² makin mendekati 0 maka


semakin lemah pengaruh variabel-variabel bebas terhadap

variabel terikat.

c. Uji Asumsi Klasik

Uji asumsi klasik adalah persyaratan statistik yang harus

dipenuhi pada regresi linear berganda yang berbasis Ordinary

Least Square (OLS). OLS merupakan metode estimasi fungsi

regresi yang paling sering digunakan. Jadi analisis regresi yang

tidak berdasarkan OLS tidak memerlukan persyaratan asumsi

klasik. Demikian juga tidak semua uji asumsi klasik harus

dilakukan pada regresi linear, misalnya uji multikolineritas

tidak dilakukan pada analisis regresi linear sederhana. Ada

empat uji klasik sebagai berikut:

1) Uji Normalitas

Menurut (Ghozali, 2016:120) uji normalitas bertujuan

untuk menilai sebaran data pada sebuah kelompok data

atau variabel, apakah sebaran data tersebut berdistribusi

normal atau tidak. Model regresi yang baik adalah

memiliki nilai residual yang terdistribusi normal. Jadi

uji normalitas bukan dilakukan pada masing-masing

variabel tetapi pada nilai residualnya. Sering terjadi

kesalahan yang jamak yaitu bahwa uji normalitas

dilakukan pada masing-masing variabel. Dalam


penelitian ini, peneliti menggunakan uji Kolmogorov

Smirnov dalam pengujian normalitas data. Uji

Kolmogorov Smirnov merupakan pengujian normalitas

yang banyak dipakai, kumpulan suatu data dikatakan

berdistribusi normal jika hasil perhitungan

signifikansinya lebih besar dari 0,05.

2) Uji Multikolineritas

Menurut (Ghozali, 2016:105) Uji multikolineritas

adalah untuk menguji apakah suatu model regresi

terdapat korelasi antar variabel bebas. Jika ada korelasi

yang tinggi antara variabel-variabel bebasnya, maka

hubungan antara variabel bebas terhadap variabel

terikatnya menjadi terganggu. Model regresi yang baik

seharusnya tidak terjadi korelasi antar variabel

bebasnya. Pengijuan, multikolineritas dapat diliha dari

besaran VIF (Variance Inflation Factor) dan tolerance

value. Apabila nilai VIF (Variance Inflation Factor)

kurang dari 10 dan tolerance value lebih besar dari 0,1

maka variabel tersebut dinyatakan bebas dari

multikolineritas.

3) Uji Heteroskedastisitas
Menurut (Ghozali, 2016:139) Uji heteroskedastisitas

bertujuan untuk melihat apakah terdapat

ketidaksamaan varian dari residual satu ke pengamatan

yang lain. Jika varian dari residual satu ke pengamatan

yang lain tetap, maka disebut homoskedastitas dan jika

berbeda disebut heteroskedastisitas. Model regresi yang

memenuhi persyaratan adalah dimana terdapat

kesamaan varian dari residual satu pengamatan ke

pengamatan yang lain tetap atau disebut

homoskedastisitas. Dalam penelitian ini, pengujian

menggunakan uji park. Uji Park dilakukan dengan cara

melakukan pemangkatan terhadap residual di logaritma

natural (di Ln_kan) kemudian dilakukan regresi

terhadap variabel bebasnya. Apabila nilai signifikansi

lebih besar dari 0,05, maka variabel dinyatakan dari

gejala heteroskedastisitas.

4) Uji Autokorelasi

Uji autokorelasi bertujuan untuk menguji apakah dalam

model ini regresi ada korelasi antara kesalahan

pengganggu pada periode-t dengan kesalahan

pengganggu pada periode t-1 atau sebelumnya

(Ghozali, 2016:95). Secara sederhana adalah bahwa


analisis regresi adalah untuk melihat pengaruh antara

variabel bebas terhadap variabel terikat, jadi tidak boleh

ada korelasi antara observasi antara data observasi

sebelumnya. Dengan adanya autokorelasi yaitu varian

sampel tidak dapat menggambarkan varian

populasinya. Untuk mengatahui ada atau tidaknya

autokorelasi dapat dilihat dari nilai Durbin Watson.

Pengujian autokorelasi dilakukan dengan

membandingkan nilai Durbin Watson hitung (d) dengan

nilai Durbin Watson tabel, yaitu batas atas/durbin upper

(du) dan batas bawah/durbin lower (dL), dengan

kriteria sebagai berikut:

1. Jika 0 < d < dL, maka terjadi autokorelasi positif

2. Jika dL ≤ d ≤ du atau 4-du ≤ d ≤ 4 – dL, maka tidak

ada kepastian terjadi autokorelasi atau tidak.

3. Jika 4-dL < d < 4, maka terjadi autokorelasi negatif

4. Jika du < d < 4-du, maka tidak terjadi autokorelasi

positif maupun negatif.

3.2.5 Pengujian Hipotesis


Analisis ini digunakan untuk mengatahui pengaruh beberapa variabel

bebas terhdap variabel terikat. Pengujian hipotesis dilakukan dengan

menggunakan Uji t (parsial) dan Uji F (simultan) dengan program SPSS

for windows version 20.

a. Uji t

Uji statistic t- pada dasarnya menunjukkan seberapa jauh

pengaruh satu variabel penjelas/independen secara individual

dalam menerangkan variabel-variabel dependen (Ghozali,

2016:97). Kriteria pengambilan keputusan yang digunakan

dalam uji t adalah sebagai berikut:

1. Apabila nilai t hitung < t tabel, artinya variabel bebas

secara individual tidak berpengaruh signifikan terhadap

variabel terikat, maka H₀ diterima dan Hₐ ditolak.

2. Sebaliknya, apabila nilai t hitung > t tabel, artinya variabel

bebas secara individual berpengaruh signifikan terhadap

variabel terikat, maka H₀ ditolak dan Hₐ diterima.

b. Uji F

Uji F pada dasarnya menunjukkan apakah semua variabel

independen atau variabel bebas yang dimasukkan dalam model

mempunyai pengaruh secara bersama sama terhadap variabel

dependen atau variabel terikat (Ghozali, 2016:98). Kriteria


pengambilan keputusan yang digunakan dalam uji F adalah

sebagai berikut:

1. Apabila nilai F hitung < F tabel, secara keseluruhan

variabel bebas tidak berpengaruh signifikan terhadap

variabel terikat, maka H₀ diterima dan Hₐ ditolak.

2. Sebaliknya, apabila nilai F hitung > F tabel, artinya secara

keseluruhan variabel bebas berpengaruh signifikan

terhadap variabel terikat, maka H₀ ditolak dan Hₐ diterima.

3.3 Jangkauan Penelitian

a. Tempat Penelitian

Penulis melakukan penelitian di PT. Pertamina Hulu Kalimantan

Timur dengan focus penelitian pada bagian produksi minyak.

b. Waktu Penelitian

Penelitian ini dilakukan selama bulan Januari – Februari 2023.

Anda mungkin juga menyukai