Anda di halaman 1dari 17

BAB III

METODE PENELITIAN

3.1 Desain Penelitian

Penelitian ini merupakan penelitian eksplanatori. Menurut Sekaran

(2011) penelitian eksplanatori merupakan suatu penelitian yang bertujuan

untuk mendapatkan penjelasan mengenai hubungan sebab akibat di

antara variabel yang ada melalui pengujian hipotesis. Penelitian ini

menggunakan penelitian survei. Menurut Singarimbun (2006), penelitian

survei adalah pengumpulan informasi secara sistematik dari para

responden dengan maksud untuk memahami atau meramal beberapa

aspek perilaku dari populasi yang diamati. Penelitian survei harus

memperhatikan sampling, desain kuisioner, pengadministrasian kuisioner

dan analisis data.

3.2 Jenis dan Sumber Data

3.2.1 Jenis data

Cara mengukur jenis data dibedakan menjadi dua, yaitu data

kuantitatif dan data kualitatif (Arikunto, 2010). Data kuantitatif merupakan

data yang dapat diukur secara langsung, sedangkan data kualitatif adalah

data yang tidak dapat diukur secara langsung. Dalam penelitian ini jenis

data yang digunakan adalah data kuantitatif

3.2.2 Sumber data

Sumber data yang digunakan dalam penelitian ini adalah :


94

1. Data primer adalah merupakan data yang diperoleh langsung dari

obyek penelitian. Jenis data ini diperoleh melalui penyebaran kuesioner

atau daftar pertanyaan kepada responden. Jadi yang dimaksudkan data


93
primer dalam penelitian ini adalah data yang diperoleh secara langsung

dari responden yang berupa jawaban dan tanggapan atas pertanyaan

dan pernyataan penelitian yang ada dalam kuesioner.

2. Data sekunder adalah data yang diperoleh dari obyek penelitian sudah

dalam keadaan siap untuk digunakan dalam tahap analisis. Data

sekunder diperoleh melalui literatur, jurnal, penelitian, laporan

perusahaan atau dokumen lain yang diperlukan untuk penyusunan

penelitian ini.

3.3 Populasi dan Sampel Penelitian

3.3.1 Populasi Penelitian

Jumlah populasi pegawai BLU rumah sakit Bhayangkara Jayapura

adalah sebesar 270 pegawai dengan uraian sabagai berikut :

Tabel 3.1 Uraian Populasi Pegawai BLU Rumah Sakit Bhayangkara


No Uraian Jumlah Pegawai
1 Perawat 132
2 Bidan 31
3 Tenaga Kesehatan 32
4 Tenaga Non Kesehatan 75
Total 270
Sumber : Data diolah (2024)

3.3.2 Sampel Penelitian

Sampel merupakan sebagian dari populasi yang memiliki

karakteristik yang relatif sama dan dianggap bisa mewakili populasi.


95

Jumlah sampel dalam penelitian ini ditentukan dengan menggunakan

rumus Slovin sebagai berikut:

N
n= 2
1+ N (e)

Dimana :

n = Jumlah sampel
N = Jumlah Populasi
e2 = Toleransi kesalahan
Seperti diketahui bahwa tingkat toleransi kesalahan yang

digunakan dalam penelitian ini 5%. Berdasarkan rumus Slovin, maka

jumlah sampel minimal dalam penelitian ini adalah : n = 270/(1 + (270 x

0,052) = 161,19. Selanjutnya, dengan merujuk pada jumlah sampel

minimal sebagaimana hasil perhitungan dengan rumus Slovin yaitu

161,19. Maka sampel tersebut dibagi per kategori pegawai dan hasil

pembagian jumlah sampel per kategori dapat dilihat pada tabel berikut :

Tabel 3.2 Jumlah Sampel Pegawai BLU Rumah Sakit Bhayangkara


No Uraian Jumlah Pegawai Jumlah Sampel
1 Perawat 132 79
2 Bidan 31 18
3 Tenaga Kesehatan 32 19
4 Tenaga Non Kesehatan 75 45
Total 270 161
Sumber : Data diolah (2024)

3.4 Teknik Pengumpulan Data

Untuk mendapat data dan informasi yang terkait dengan

permasalahan penelitian, digunakan beberapa teknik pengumpulan data

sebagai berikut :

3.4.1 Studi Lapangan


96

Studi lapangan terhadap obyek penelitian menggunakan 2 (dua)

pendekatan yaitu:

a. Observasi

Teknik observasi dilakukan untuk mengamati secara langsung

berbagai aktivitas karyawan pada Rumah Sakit Bhayangkara

Jayapura.

b. Wawancara

Teknik wawancara digunakan untuk mendapat data-data primer

yang berhubungan dengan permasalahan penelitian.

c. Kuesioner

Kuesioner digunakan untuk mendapatkan data dari sumber primer

dalam hal ini adalah karyawan Blu Rumah Sakit Bhayangkara.

Kuesioner dimaksud memuat antara lain hal-hal tentang variabel-

variabel yang diteliti yaitu variabel pengawasan internal,

kompensasi, disiplin kerja, dan kinerja karyawan.

3.4.2 Studi kepustakaan

Studi kepustakaan yang dimaksudkan dalam penelitian ini adalah

bentuk pengumpulan data dengan mempelajari berbagai literaratur

yang terkait pengawasan internal, kompensasi, disiplin kerja, dan

kinerja karyawan.

3.5 Pengujian Instrumen Penelitian

Pengujian insitrumen penelitian dilakukan terhadap kuesioner untuk

memastikan bahwa pernyataan-pernyataan didalamnya dapat mengukur


97

apa yang ingin diukur dan memberi hasil yang konsisten. Uji instrumen

dalam penelitian ini menggunakan uji validitas dan uji reliabilitas.

3.5.1 Uji Validitas

Pengujian validitas dilakukan untuk mengetahui apakah alat ukur

yang disusun valid atau tidak. (Sugiyono, 2022), penelitian ini

menggunakan validitas konstruk (construct validity), yakni dengan

mengkorelasikan antar skor instrumen dalam suatu faktor, dan

mengkorelasikan skor faktor dengan skor total.

Pengujian validitas alat ukur dilakukan dengan cara menghitung

koefisien korelasi product moment menurut Pearson dengan formula

(Sutrisno Hadi, 2007) :

r xy =
N ∑ XY- (∑X) (∑Y)
√ \{N ∑ X2 - (∑X )2 \} \{N ∑ Y2 - (∑Y )2 \}
Dimana : rXY = Koefisien korelasi

X = Skor item

Y = Skor total

N = Jumlah responden

Menurut Sugiyono (2022), analisis terhadap faktor dilakukan dengan

cara mengkorelasikan jumlah faktor dengan skor total. Bila nilai hasil

korelasi tiap faktor tersebut positif dan besarnya ≥ 0,30 maka alat ukur

yang digunakan dinyatakan valid.

3.5.2. Uji Reliabilitas


98

Pengujian reliabilitas menggunakan teknik Cronbach Alpha untuk

menghasilkan korelasi reliabilitas alpha. Hasil uji reliabilitas menunjukan

bahwa alat pengumpul data cukup reliabel atau terpecaya apabila dapat

dibuktikan dengan nilai alpha (α) > 0,6. Adapun rumus teknik Cronbach

Alpha adalah (Sutrisno Hadi 2001) sebagai berikut.

ry1y2 = [n / (n - 1)] [1 - (2i / 2t)]

dimana: ry1y2 = korelasi reliabilitas alpha

n = jumlah item

2i = jumlah varians skor masing-masing item

2t = varians total

3.6 Uji Asumsi Klasik

Pengujian asumsi klasik dalam penelitian ini dimaksudkan untuk

memastikan bahwa data yang digunakan dalam analisis telah memenuhi

ketentuan penggunaan alat analisis statistik inferensial parametrik dalam

bentuk regresi berganda.

3.6.1 Uji Linearitas

Uji linearitas dimaksudkan untuk mengukur hubungan antara

variabel-variabel bebas dengan variabel terikat. Uji linearitas dalam

penelitian ini menggunakan deviation from linearity dengan ketentuan jika

nilai signifikansi hasil perhitungan lebih besar dari 0,05 artinya terdapat

hubungan linear antara variabel bebas dengan variabel terikat.

3.6.2 Uji Normalitas


99

Ada dua cara yang digunakan untuk menguji normalitas, yakni

mendiagnosa histogram yang menggambarkan distribusi normal dari

frekuensi observasi, dan mendiagnosa diagram pencer (scatterplot) yang

membandingkan distribusi observasi dari residual-residual untuk distribusi

yang diharapkan, yakni dengan membuat plot dua buah distribusi yang

diharapkan, yakni dengan membuat plot dua buah distribusi kumulatif

(probabilitas kumulatif observasi, dan probabilitas kumulatif yang

diharapkan). Jika kedua distribusi identik, maka akan menghasilkan

sebuah garis lurus.

3.6.3 Uji Multikolinearitas

Metode pengujian derajat multiolinearitas digunakan untuk

menunjukkan indeks kondisi dan dekomposisi varians koefisien, serta

membandingkan nilai toleransi (tolerance) dan faktor inflasi varians

(variance inflation factor, disingkat VIF) dalam alat analisis regresi metode

penuh (enter). Nilai toleransi didapat dari 1 – Ri2, sedangkan nilai VIF

didapat dari 1 / Ri2. Hair, et al. (2010) mengemukakan bahwa nilai

toleransi kecil dan nilai VIF besar menunjukkan kolinearitas yang tinggi.

Dengan demikian hasil pengujian menunjukkan bahwa tidak ada variabel

independen yang mangandung multikolinearitas. Hal tersebut didukung

oleh indeks kondisi yang menunjukkan derajat kolinearitas,

memperlihatkan nilai tidak sampai pada ambang batas 10.

3.6.4 Uji Heteroskedastisitas


100

Uji heteroskedastisitas dimaksudkan untuk mengetahui apakah

variabel-variabel pengganggu (disturbance error) mempunyai varians

konstan. Dalam penelitian ini, uji heteroskedastisitas diuji dengan

mendiagnosa diagram plot residual, yakni membandingkan regression

studentized residual dengan predicted value (nilai prediksi) yang

menggambarkan perubahan distribusi residual dikaitkan dengan

perubahan nilai prediksi variabel independen. Apabila distribusi residual

meningkat tidak diikuti oleh naiknya prediksi, dalam arti nilai prediksi

variabel-variabel independen tetap konstan, maka perubahan itu

menunjukkan bahwa tidak terjadi heteroskedastisitas, atau terjadi

homoskedastisitas.

3.6.5 Uji Autokorelasi

Ghozali (2017:121) menyatakan bahwa uji autokorelasi bertujuan

untuk menguji apakah dalam model regresi linier ada korelasi antara

kesalahan pengganggu pada periode t dengan kesalahan pengganggu

pada periode t-1 (sebelumnya). Autokorelasi muncul karena observasi

yang berurutan sepanjang waktu berkaitan satu sama lainnya. Salah satu

uji formal yang paling popular untuk mendeteksi autokorelasi adalah uji

Durbin-Watson (DW), dasar pengambilan keputusan ada tidaknya

autokorelasi adalah: 1. Bila nilai DW terletak diantara batas atas atau

upper bound (dU) dan (4-dU) maka koefisien autokorelasinya sama

dengan nol, berarti tidak ada autokorelasi. 2. Bila DW lebih rendah dari

batas bawah atau lower bound (dL) maka koefisien autokorelasi lebih
101

besar daripada nol, berarti ada autokorelasi positif. 3. Bila DW lebih besar

dari (4-dU) maka koefisien autokorelasinya lebih kecil daripada nol, berarti

ada autokorelasi. 4. Bila nilai DW terletak antara batas atas (dU) dan

bawah (dL) atau DW terletak antara (40dU) dan (4-dL) maka hasilnya

tidak dapat disimpulkan.

3.7 Metode Analisis Data

Untuk menjawab permasalahan penelitian dan menguji kebenaran

hipotesis penelitian, maka digunakan alat analisis data statistik deskriptif

dan statistik inferensial.

3.7.1 Analisis Statistik Deskriptif

Analisis deskriptif dalam penelitian ini meliputi analisis distribusi

frekuensi persepsi responden, karakteristik responden, dan analisis rata-

rata tanggapan responden terhadap variabel Pengawasan Internal (X1),

Kompensasi (X2), Disiplin Kerja (Y1) dan Kinerja Karyawan (Y2).

3.7.2 Analisis Statistik Inferensial (Analisis Jalur)

Analisis statistik inferensial dalam penelitian ini menggunakan

analisis jalur (path analysis). Analisis jalur dimaksudkan untuk mengukur

pengaruh langsung, pengaruh tidak langsung, dan pengaruh total.

Persamaan Jalur I. Y1 = β0 + β1 X1 + β2 X2 + β3 X3 + ei

Persamaan Jalur II. Y2 = β0 + β4 Y1 + ei


102

Perhitungan keofisien jalur pengaruh langsung dan tidak langsung

menggunakan bantuan program Amos versi 24.0. Selanjutnya, model

persamaan jalur dalam penelitian ini dapat dirumuskan sebagai berikut.

Dimana:

X1 : Variabel Pengawasan Internal

X2 : Variabel Kompensasi

Y1 : Variabel Disiplin Kerja

Y2 : Variabel Kinerja Karyawan

β0 : Konstanta

β1 – β5 : Koefisien jalur (regresi) yang diestimasi

ei : Kesalahan estimasi

3.8 Definisi Operasional Variabel Penelitian

Untuk mendapatkan pemahaman yang sama tentang variabel-

variabel tersebut, maka perlu dibuat definisi operasional untuk setiap

variabel. Adapun variabel-variabel dimaksud, antara lain.

1. Pengawasan Internal

Pengawasan internal merupakan tindakan atau kegiatan yang di

lakukan oleh manajer untuk mengetahui apakah jalannya pekerjaan dan

hasilnya sudah sesuai dengan rencana. Adapun indikator pengawasan

internal dalam penelitian ini mengacu pada pendapat Robbins dalam Zai,,

Waruwu dan Telaumbanua (2022) meliputi penetapan standar

(standards), pengukuran (measurement), membandingkan (compare), dan

melakukan tindakan (Action). Pengawasan internal diukur dengan


103

menggunakan skala likert 5 (lima) poin berdasarkan pendapat Sugiyono

(2022) dengan rincian sebagai berikut: Sangat Tidak Setuju poin 1; Tidak

Setuju poin 2; Netral poin 3; Setuju poin 4; dan Sangat Setuju poin 5.

2. Kompensasi

Kompensasi merupakan penghargaan/ganjaran pada para pekerja

yang telah memberikan kontribusi dalam mewujudkan tujuannya, melalui

kegiatan yang disebut bekerja. Adapun indikator kompensasi dalam

penelitian ini mengacu pada pendapat Badriyah (2021) meliputi gaji dan

upah, insentif, bonus, tunjangan, dan fasilitas. Kompensasi diukur dengan

menggunakan skala likert 5 (lima) poin berdasarkan pendapat Sugiyono

(2022) dengan rincian sebagai berikut: Sangat Tidak Setuju poin 1; Tidak

Setuju poin 2; Netral poin 3; Setuju poin 4; dan Sangat Setuju poin 5.

3. Disiplin Kerja

Disiplin kerja ialah suatu keharusan karyawan dalam menaati norma-

norma dan mematuhi peraturan yang berlaku sebagai pelaksanaan

manajemen untuk memperteguh pedoman-pedoman organisasi untuk

mencapai tujuan. Adapun indikator disiplin kerja dalam penelitian ini

mengacu pada pendapat Rivai (2021) meliputi kehadiran, ketaatan pada

peraturan kerja, ketaatan pada standar kerja, tingkat kewaspadaan, dan

etika bekerja. Disiplin kerja diukur dengan menggunakan skala likert 5

(lima) poin berdasarkan pendapat Sugiyono (2022) dengan rincian

sebagai berikut: Sangat Tidak Setuju poin 1; Tidak Setuju poin 2; Netral

poin 3; Setuju poin 4; dan Sangat Setuju poin 5.


104

4. Kinerja Karyawan

Kinerja karyawan merupakan hasil yang dapat terlihat dari segi

kuantitas dan kualitas atas pelaksanaan tanggung jawab dari tugas-tugas

yang dibebankan kepada karyawan dalam satu periode waktu dengan

mematuhi setiap aturan yang berlaku dan memperhatikan moral, serta

etika dalam mewujudkan tujuan perusahaan. Adapun indikator kinerja

karyawan dalam penelitian ini mengacu pada pendapat Mangkunegara

dalam Maryati (2021) meliputi kualitas, kuantitas, pelaksanaan tugas, dan

tanggung jawab. Kinerja karyawan diukur dengan menggunakan skala

likert 5 (lima) poin berdasarkan pendapat Sugiyono (2022) dengan rincian

sebagai berikut: Sangat Tidak Setuju poin 1; Tidak Setuju poin 2; Netral

poin 3; Setuju poin 4; dan Sangat Setuju poin 5.

Untuk memberikan kejelasan pengertian masing-masing dimensi

penelitian, berikut ini penulis batasi definisi operasional seperti berikut :

Tabel 3.3 Definisi Indikator Operasional Penelitian.

Variabel Indikator Definisi


Skala

Penetapan Penetapan patokan (target)


standard atau hasil yang diinginkan,
(Standards) untuk dapat dilakukan Skala Likert
sebagai perbandingan hasil 1-5
ketika berlangsungnya
kegiatan instansi
proses pengukuran harian,
mingguan, atau bulanan Skala Likert
Pengukuran sehingga tampak yang diukur 1-5
(Measurement) antara mutu dan jumlah hasil.

Pengawasan membandingkan hasil yang


Internal Membandingkan dicapai dengan target atau Skala Likert
105

(Compare) standar yang telah 1-5


ditetapkan, mungkin kinerja
lebih tinggi atau lebih rendah
atau sama dengan standar.

Melakukan keputusan mengambil Skala Likert


tindakan (Action) tindakan koreksi-koreksi atau 1-5
perbaikan.
Gaji atau Upah Balas jasa yang dibayar
secara periodik kepada
Skala Likert
pegawai yang tetap serta
1-5
mempunyai jaminan yang
pasti.
Insentif Balas jasa yang diberikan
kepada pegawai tertentu, Skala Likert
yang prestasinya di atas 1-5
prestasi standar, pemberian
insentif dimaksudkan untuk
Kompensasi memotivasi pegawai agar
bekerja lebih bersemangat
sehingga produktivitas
pegawai meningkat.
Bonus Balas jasa atas hasil Skala Likert
pekerjaan yang telah 1-5
dilaksanakan apabila
melebihi target, diberikan
satu sekali terima tanpa
suatu ikatan pada masa
yang akan datang, beberapa
persen dari laba yang
kemudian dibagikan kepada
yang berhak menerima
bonus.
Tunjangan Pemberian kompensasi guna
menciptakan rasa nyaman Skala Likert
dan aman dalam bekerja, 1-5
seperti tunjangan kesehatan,
tunjangan hari tua, bayaran
di luar jam kerja (sakit, cuti,
libur besar).
Fasilitas Program pelayanan pegawai
Skala Likert
yang berupa fasilitas guna
1-5
mempermudah pegawai
106

dalam bekerja.
Kehadiran Mengukur tingkat Skala Likert
kedisiplinan dan pada 1-5
umumnya disiplin kerja yang
rendah pada pegawai dapat
tercermin dari kebiasaan
pegawai yang suka
terlambat dalam bekerja.

Ketaatan pada Merupakan bentuk Skala Likert


peraturan kerja kepatuhan dari pegawai 1-5
terhadap peraturan kerja
dan selalu mematuhi
prosedur yang berlaku di
Kantor.

Ketaatan pada Seberapa besar tanggung Skala Likert


Disiplin standar kerja jawab seorang pegawai 1-5
Kerja dalam melaksanakan tugas
yang diberikan.

Tingkat Merupakan sikap teliti dan Skala Likert


kewaspadaan berhati hati dalam bekerja 1-5
tinggi pegawai yang efektif dan efisien.

Etika bekerja Merupakan bentuk dari Skala Likert


tindakan indisipliner dan 1-5
disiplin kerja pegawai.

Kualitas Menunjukkan kemampuan Skala Likert


pegawai pada hasil tugas 1-5
yang telah dikerjakan,
apakah sesuai dengan yang
diperintahkan, dan apakah
pegawai tersebut teliti, rapi,
dan lengkap dalam
mengerjakan setiap tugas-
tugasnya.
Kuantitas Mengarah kepada seberapa Skala Likert
lama seorang karyawan 1-5
bekerja atau seberapa
banyak komoditi barang/jasa
yang dapat dihasilkan dalam
kurun waktu tertentu.
107

Kinerja Pelaksanaan Merupakan sejauh mana Skala Likert


Karyawan Tugas seorang pegawai mampu 1-5
bertahan dalam melakukan
pekerjaannya secara akurat
dan tidak terdapat kesalahan
pada saat menjalankan
pekerjaan yang diembankan
kepadanya.
Tanggung Jawab Sejauh mana karyawan Skala Likert
mampu bertahan dalam 1-5
melaksanakan pekerjaannya
secara akurat dan tidak
terdapat kesalahan pada
saat menyelesaikan
pekerjaan sesuai kebijakan
operasional yang berlaku di
perusahaan.

3.9. Uji Hipotesis Penelitian

3.9.1 Pengujian Hipotesis Pengaruh Langsung

Pengujian hipotesis tentang pengaruh langsung antara variabel

bebas terhadap variabel terikat dilakukan dengan menggunakan uji parsial

atau uji t (t test) yaitu dengan membandingkan hasil t hitung dan t tabel.

Jika nilai t hitung lebih besar dari t tabel (t hitung > t tabel) maka hipotesis

alternaltif atau hipotesis teoritis diterima. Sebaliknya, apabila nilai t hitung

lebih kecil dari nilai t tabel (t hitung < t tabel) maka hipotesis alternaltif atau

hipotesis teoritis ditolak.

3.9.2 Pengujian Hipotesis Pengaruh Tidak Langsung.

Pengujian hipotesis tentang pengaruh tidak langsung antara

variabel bebas pengawasan internal, dan kompensasi terhadap variabel

disiplin kerja sebagaimana nampak pada gambar sebagai berikut.


108

Pengawasan Displin Kerja Kinerja


Internal(X1) (Z) Karyawan
(Y)

Gambar 3.1
Pengaruh Pengawasan Internal terhadap
Kinerja Karyawan melalui Disiplin Kerja

Kompensasi Displin Kerja Kinerja


(X2) (Z) Karyawan
(Y)

Gambar 3.2
Pengaruh Kompensasi Internal terhadap
Kinerja Karyawan melalui Disiplin Kerja

Uji pengaruh tidak langsung dalam penelitian ini menggunakan uji

sobel (dalam Ghozali, 2011) dengan rumus sebagai berikut.

ab
t =
√ ( b2 Sa 2 ) + ( a 2 Sb 2 )

Dimana :

a = Koefisien regresi variabel independen terhadap variabel mediasi

b = Koefisien regresi variabel mediasi terhadap variabel dependen

Sa =Standar eror pengaruh variabel independen terhadap variabel

mediasi
109

Sb = Standar eror pengaruh variabel mediasi terhadap variabel dependen.

Anda mungkin juga menyukai