METODE PENELITIAN
data yang dapat diukur secara langsung, sedangkan data kualitatif adalah
data yang tidak dapat diukur secara langsung. Dalam penelitian ini jenis
2. Data sekunder adalah data yang diperoleh dari obyek penelitian sudah
penelitian ini.
N
n= 2
1+ N (e)
Dimana :
n = Jumlah sampel
N = Jumlah Populasi
e2 = Toleransi kesalahan
Seperti diketahui bahwa tingkat toleransi kesalahan yang
161,19. Maka sampel tersebut dibagi per kategori pegawai dan hasil
pembagian jumlah sampel per kategori dapat dilihat pada tabel berikut :
sebagai berikut :
pendekatan yaitu:
a. Observasi
Jayapura.
b. Wawancara
c. Kuesioner
kinerja karyawan.
apa yang ingin diukur dan memberi hasil yang konsisten. Uji instrumen
r xy =
N ∑ XY- (∑X) (∑Y)
√ \{N ∑ X2 - (∑X )2 \} \{N ∑ Y2 - (∑Y )2 \}
Dimana : rXY = Koefisien korelasi
X = Skor item
Y = Skor total
N = Jumlah responden
cara mengkorelasikan jumlah faktor dengan skor total. Bila nilai hasil
korelasi tiap faktor tersebut positif dan besarnya ≥ 0,30 maka alat ukur
bahwa alat pengumpul data cukup reliabel atau terpecaya apabila dapat
dibuktikan dengan nilai alpha (α) > 0,6. Adapun rumus teknik Cronbach
n = jumlah item
nilai signifikansi hasil perhitungan lebih besar dari 0,05 artinya terdapat
yang diharapkan, yakni dengan membuat plot dua buah distribusi yang
(variance inflation factor, disingkat VIF) dalam alat analisis regresi metode
penuh (enter). Nilai toleransi didapat dari 1 – Ri2, sedangkan nilai VIF
toleransi kecil dan nilai VIF besar menunjukkan kolinearitas yang tinggi.
meningkat tidak diikuti oleh naiknya prediksi, dalam arti nilai prediksi
homoskedastisitas.
untuk menguji apakah dalam model regresi linier ada korelasi antara
yang berurutan sepanjang waktu berkaitan satu sama lainnya. Salah satu
uji formal yang paling popular untuk mendeteksi autokorelasi adalah uji
dengan nol, berarti tidak ada autokorelasi. 2. Bila DW lebih rendah dari
batas bawah atau lower bound (dL) maka koefisien autokorelasi lebih
101
besar daripada nol, berarti ada autokorelasi positif. 3. Bila DW lebih besar
dari (4-dU) maka koefisien autokorelasinya lebih kecil daripada nol, berarti
ada autokorelasi. 4. Bila nilai DW terletak antara batas atas (dU) dan
bawah (dL) atau DW terletak antara (40dU) dan (4-dL) maka hasilnya
Persamaan Jalur I. Y1 = β0 + β1 X1 + β2 X2 + β3 X3 + ei
Dimana:
X2 : Variabel Kompensasi
β0 : Konstanta
ei : Kesalahan estimasi
1. Pengawasan Internal
internal dalam penelitian ini mengacu pada pendapat Robbins dalam Zai,,
(2022) dengan rincian sebagai berikut: Sangat Tidak Setuju poin 1; Tidak
Setuju poin 2; Netral poin 3; Setuju poin 4; dan Sangat Setuju poin 5.
2. Kompensasi
penelitian ini mengacu pada pendapat Badriyah (2021) meliputi gaji dan
(2022) dengan rincian sebagai berikut: Sangat Tidak Setuju poin 1; Tidak
Setuju poin 2; Netral poin 3; Setuju poin 4; dan Sangat Setuju poin 5.
3. Disiplin Kerja
sebagai berikut: Sangat Tidak Setuju poin 1; Tidak Setuju poin 2; Netral
4. Kinerja Karyawan
sebagai berikut: Sangat Tidak Setuju poin 1; Tidak Setuju poin 2; Netral
dalam bekerja.
Kehadiran Mengukur tingkat Skala Likert
kedisiplinan dan pada 1-5
umumnya disiplin kerja yang
rendah pada pegawai dapat
tercermin dari kebiasaan
pegawai yang suka
terlambat dalam bekerja.
atau uji t (t test) yaitu dengan membandingkan hasil t hitung dan t tabel.
Jika nilai t hitung lebih besar dari t tabel (t hitung > t tabel) maka hipotesis
lebih kecil dari nilai t tabel (t hitung < t tabel) maka hipotesis alternaltif atau
Gambar 3.1
Pengaruh Pengawasan Internal terhadap
Kinerja Karyawan melalui Disiplin Kerja
Gambar 3.2
Pengaruh Kompensasi Internal terhadap
Kinerja Karyawan melalui Disiplin Kerja
ab
t =
√ ( b2 Sa 2 ) + ( a 2 Sb 2 )
Dimana :
mediasi
109