Anda di halaman 1dari 35

BAB III

METODOLOGI PENELITIAN

3.1 Jenis Penelitian.

Jenis penelitian ini adalah asosiatif, menurut Sugiyono (2017:44) yaitu

“penelitian yang bertujuan untuk mengetahui pengaruh atau hubungan antara

dua variabel atau lebih”. Dengan demikian penelitian asosiatif ini dapat

dibangun suatu teori yang berfungsi untuk menjelaskan, meramalkan dan

mengontrol suatu gejala. Penelitian ini merupakan studi empiris yang

bertujuan untuk menguji pengaruh motivasi dan disiplin kerja terhadap

produktivitas karyawan.

3.2 Tempat dan Waktu Penelitian.

3.2.1 Tempat Penelitian

Menurut Sugiyono (2017:13) berpendapat “tempat penelitian adalah

sasaran ilmiah untuk mendapatkan data dengan tujuan dan kegunaan

tertentu tentang sesuatu hal yang objektif”. Penelitian ini dilaksanakan di

PT. abc di alamat. Gedung Segitiga Emas Businnes Park Blok xx No. xx

Jalan Prof. Dr. Satrio Kav. xx Karet Kuningan Jakarta Selatan.

3.2.3 Waktu Penelitian

Waktu Penelitian ini dilaksanakan selama 3 (tiga) bulan yang

dimulai dari bulan Oktober-Desember 2019. Adapun penelitian dilakukan

secara bertahap disesuaikan dengan tingkat kebutuhan penulis, diawali

59
dengan persiapan pendahuluan berupa penulisan proposal judul penelitian,

seminar proposal judul tesis, penyempurnaan materi proposal, pembuatan

instrumen penelitian, pengumpulan data primer dan skunder, pengolahan

data yang telah didapat oleh penulis dan penyusunan pelaporan skripsi.

Adapun kegiatan penelitian ini dapat dilihat pada tabel berikut:

Tabel 3.1
Jadwal Penelitian
Okt 2019 Nop 2019 Des 2019
No (minggu) (minggu) (minggu)
Jadwal Kegiatan 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4
1 Penyusunan Usulan Proposal
2 Revisi Usulan Proposal Skripsi
3 Penyusunan Insterumen Penelitian
4 Penyebaran Instrumen Penelitian
5 Pengumpulan Data
6 Tabulasi Data
7 Pengolahan dan Analisis Data
8 Penyusunan Skripsi

3.3 Operasional Variabel Penelitian.

Operasional variabel menurut Sugiyono (2017:63) berpendapat

“operasional variabel adalah sebagai berikut: “Suatu atribut atau sifat atau nilai

dari orang objek atau kegiatan yang mempunyai variasi yang tertentu yang

diterapkan oleh peneliti untuk dipelajari dan kemudian ditarik kesimpulannya”.

Operasionalisasi variabel diperlukan dalam menentukan jenis, indikator, serta

skala dari variabel-variabel yang terkait dalam suatu penelitian, sehingga

pengujian hipotesis dengan alat bantu statistik dapat dilakukan secara benar.

Dalam penelitian yang dilakukan penulis terdiri dari variabel independen dan

variabel dependen. Adapun penjelasan dari masing-masing variabel itu adalah

sebagai berikut:

60
3.3.1 Variabel Independen atau Bebas (X1 dan X2)

Menuurut Sugiyono (2017:33) berpendapat “variabel bebas adalah

variabel yang mempengaruhi variabel terikat (dependen)”. Variabel bebas

merupakan variabel stimulus atau variabel yang dapat mempengaruhi

variabel lain. Variabel bebas merupakan variabel yang diukur atau dipilih

oleh peneliti untuk menentukan hubungannya dengan suatu gejala yang

diobservasi. Variabel bebas yang diteliti dalam penelitian ini meliputi:


Sesuaikan dg yg di
1. Motivasi (X1) Indikator dan Kerangka
Berpikir (BAB II)
Yang dimaksud motivasi dalam penelitian ini pemberian daya

penggerak yang menciptakan kegairahan kerja seseorang, agar mereka mau

bekerja sama, bekerja efektif dan terintegrasi dengan segala upayanya untuk

mencapai kepuasan dalam bekerja. Maslow dalam Sutrisno (2017:55).

Adapun indikator yang digunakan meliputi: 1) Kebutuhan fisiologis, 2)

kebutuhan rasa aman, 3) kebutuhan sosial, 4) kebutuhan penghargaan dan 5)

kebutuhan aktualisasi diri.

2. Disiplin Kerja (X2) Sesuaikan dg yg di


Indikator dan Kerangka
Yang dimaksud disiplin kerja adalah sikap kesediaan Berpikir (BAB II)
dan kerelaan

seseorang untuk mematuhi dan menaati norma-norma peraturan yang berlaku

disekitarnya. (Singodemejo dalam Sutrisno, 2017:86). Adapun indikator yang

digunakan meliputi: 1) Taat terhadap aturan waktu, 2) Taat terhadap

peraturan perusahaan, 3) Taat terhadap aturan perilaku dalam pekerjaan, 4)

Taat terhadap norma dan aturan hukum 5) Taat terhadap peraturan lainnya

Sesuaikan dg yg di
3.3.2 Variabel Dependen atau Terikat (Y) Indikator dan Kerangka
Berpikir (BAB II)
61
Yang dimaksud produktivitas karyawan menurut Simamora (2017:612)

berpendapat “Produktivitas kerja merupakan perbandingan antara hasil yang

dicapai seseorang dengan target yang ditetapkan dalam waktu tertentu

dengan sumber daya yang digunakan”. Adapun indikator yang digunakan

meliputi: 1) Kuantitas kerja, 2) kualitas pekerjaan, 3) waktu menyelesaikan

target kerja.

Secara rinci operasional variabel dalam penelitian ini dibuat tabel

variabel, indikator dan nomor pertanyaan, seperti terlihat bawah ini:

Tabel 3.2
Operasional Variabel Penelitian
Variabel Indikator Nomor Skala
Kuesioner
Motivasi (X1) 1. Kebutuhan fisiologis 1, 2 Interval
2. Kebutuhan rasa aman 3, 4
Sumber: 3. Kebutuhan sosial 5, 6
Maslow dalam 4. Kebutuhan penghargaan 7, 8
Sutrisno (2017:55) 5. Kebutuhan aktualisasi diri 9, 10
Disiplin Kerja (X2) 1. Taat terhadap aturan waktu 1, 2 Interval
2. Taat terhadap peraturan perusahaan 3, 4
Sumber: Singodimejo 3. Taat terhadap aturan perilaku pekerjaan 5, 6
dalam Sutrisno 4. Taat terhadap norma/aturan hukum 7, 8
(2017:86) 5. Taat terhadap peraturan lainnya 9, 10
1. Kuantitas kerja 1, 2, 3, 4 Interval
2. Kualitas Kerja 5, 6, 7
3. Ketepatan waktu dalam target 8, 9, 10
pekerjaan

3.4 Populasi dan Sampel.

3.4.1 Populasi

Menurut Sugiyono (2017:215) berpendapat “populasi adalah jumlah

wilayah generalisasi yang terdiri atas obyek dan karakteristik yang ditetapkan

oleh peneliti dan kemudian ditarik kesimpulannya”. Sedangkan menurut

Suharsimi Arikunto (2014:173) menyampaikan bahwa “populasi adalah

62
keseluruhan subjek penelitian”. Dari pengertian di atas, disimpulkan populasi

adalah keseluruhan karakteristik atau sifat subjek atau objek yang dapat

ditarik sebagai sampel. Dalam penelitian populasinya adalah karyawan PT.

abc yang berjumlah 60 karyawan.

3.4.2 Sampel

Menurut Sugiyono (2017:215) berpendapat “sampel adalah jumlah

dan karakteristik yang dimiliki oleh populasi”. menurut Arikunto (2014:131),

“sampel adalah sebagian atau wakil populasi yang diteliti”.

3.4.3 Teknik Sampling

Jika Sampling Jenuh maka teori yg dipakai yang (Warna Biru)

Menurut Sugiyono (2017:81) “Tehnik sampling merupakan tehnik

pengambilan sampel untuk digunakan dalam penelitian”. Dalam pengambilan

sampel dapat menggunakan sampling jenuh. Menurut Sugiyono (2017:82)

berpendapat “sampling jenuh adalah teknik penentuan sampel bila semua

anggota populasi digunakan sebagai sampel”. Istilah lain sampel jenuh adalah

sensus, dimana anggota populasi di jadikan sampel. Dalam penelitian ini

sampel yang digunakan adalah seluruh karyawan PT. abc yang berjumlah 60

karyawan.

Jika memakai Slovin, maka teori yg dipakai yang (Warna Hijau)

Menurut Sugiyono (2017:81) “Tehnik sampling merupakan tehnik

pengambilan sampel untuk digunakan dalam penelitian”. Dalam penelitian

ini menggunakan probability sampling. Menurut Sugiyono (2017:118)

“probability sampling adalah teknik pengambilan sampling yang

63
memberikan peluang yang sama bagi setiap anggota populasi untuk dipilih

menjadi anggota sampel”.

Menurut Sugiyono (2017:87) berpendapat “dalam sebuah penelitian

jika jumlah populasinya dianggap terlalu besar maka penulis dapat

mempersempit populasi dengan cara menghitung ukuran sampel yang

dilakukan dengan menggunakan teknik Slovin agar representatif dan hasilnya

dapat digereralisasikan”. Dengan demikian penentuan jumlah sampel dalam

penelitian ini dilakukan dengan perhitungan sederhana memakai rumus

slovin sebagai berikut:

N
n
1  N (e ) 2

Keterangan :

n : Ukuran Sampel

N : Jumlah Populasi

e : Kesalahan dalam mengambil sampel yang ditetapkan sebesar 5%

Mengacu pada rumus slovin di atas, maka proporsional sampling dalam

penelitian ini diperoleh sebagai berikut:

64
(dibulatkan menjadi 60 responden)

Jika memakai Rao Purba (jumlah populasi tidak diketahui dengan

pasti), maka teori yg dipakai yang (Warna merah maron)

Tujuan riset seringkali adalah untuk mencari jawaban tentang

sesuatu dari aspek yang lebih luas yang dikenal dengan populasi. Untuk

mencari jawaban permasalahan yang ada di populasi tersebut periset sering

harus sering harus menggunakan sampel daripada memakai populasi secara

keseluruhan. (Suhartanto, 2014:229). Sampel penelitian ini adalah

konsumen PT. abc yang ...........dst.

Karena pada penelitian ini besarnya populasi tidak diketahui dengan

pasti berapa jumlahnya, maka akan sulit mencari jumlah populasi yang

tepat, maka jumlah sampel yang digunakan dalam penelitian ini

menggunakan rumus Rao Purba dalam Kharis (2011:50) yaitu sebagai

berikut:

(dibulatkan menjadi 96 responden)

Dimana:

n = Jumlah sampel

Z = Tingkat keyakinan yang dibutuhkan dalam penentuan sampel yaitu

1,96 atau 95% pada taraf signifikansi.

65
Moe = Margin of error, tingkat kesalahan maksimum (10%)

3.5 Teknik Pengumpulan Data.

Pengumpulan data merupakan upaya untuk mendapatkan informasi

yang akan digunakan dalam pengukuran variabel. Menurut Sugiyono

(2017:308) menyampaikan “metode pengumpulan data adalah cara ilmiah utuk

mendapatkan data yang valid dengan tujuan dapat dibuktikan, dikembangkan

suatu pengetahuan sehingga dapat digunakan memecahkan dan mengantisipasi

masalah”.

3.5.1 Observasi

Menurut Sugiyono (2017:141) berpendapat “observasi adalah proses

yang tersusun dari berbagai proses sehingga diperoleh data berdasarkan fakta

mengenai dunia kenyataan yang diperoleh melalui observasi”. Dalam hal ini

penulis melaksanakan pengamatan langsung terhadap PT. abc dimana

pengamatan terbatas pada pokok permasalahan sehingga perhatian lebih

fokus kepada data (riil) dan relevan.

3.5.2 Kuesioner

Kuesioner merupakan sejumlah pertanyaan yang diajukan kepada

responden secara tertulis. Daftar pertanyaan ditujukan terutama yang

berkaitan dengan masalah yang diteliti. Menurut Sugiyono (2017:142)

berpendapat “kuesioner merupakan tehnik pengumpulan data yang efisien

apabila peneliti tahu dengan siapa variabel akan diukur dan yang diharapkan

dari responden”. Dalam penelitian ini kuesioner yang dibuat berupa

pertanyaan dengan jawaban mengacu pada skala likert: Sangat Tidak Setuju

66
(bobot 1), Tidak Setuju (bobot 2), Kurang Setuju (bobot 3), Setuju (bobot 4)

dan Sangat Setuju (bobot 5).

3.5.3 Dokumentasi

Menurut Sugiyono (2017:138) berpendapat “dokumen merupakan

catatan peristiwa yang sudah berlalu”. Dokumen bisa berbentuk tulisan atau

gambar. Metode ini digunakan untuk memperoleh data tentang sejarah

perusahaan, jumlah karyawan dan lain sebagainya.

3.5.3 Studi Kepustakaan

Menurut Sugiyono (2017:140) berpendapat “studi kepustakaan

berkaitan dengan kajian teoritis dan referensi lain yang berkaitan dengan

nilai, budaya dan norma yang diteliti dan penting dalam melakukan

penelitian, hal ini dikarenakan penelitian tidak akan lepas dari literatur

ilmiah”. Dalam penelitian ini studi kepustakaan dilakukan dengan mencari

landasan teoritis yang berhubungan dengan judul penelitian.

3.6 Metode Analisis Data.

Menurut Sugiyono (2017:147) berpendapat “Dalam penelitian

kuantitatif analisa data merupakan kegiatan pengumpulan data dari sumber-

sumber yang diperoleh”. Kegiatan dalam analisis data adalah

mengelompokkan data berdasarkan variabel dan jenisnya, mentabulasi

berdasarkan variabel, menyajikan data berdasarkan variabel yang diteliti,

melakukan perhitungan untuk menjawab rumusan masalah, dan melakukan

perhitungan untuk menguji hipotesis yang telah diajukan. Adapun metode

analisis data yang digunakan dalam melakukan penelitian ini adalah:

67
3.6.1 Uji Instrumen Data.

Dalam suatu penelitian, data mempunyai kedudukan yang sangat

penting. Hal ini dikarenakan data merupakan penggambaran variabel yang

diteliti dan berfungsi sebagai alat pembuktian hipotesis. Valid atau tidaknya

data sangat menentukan kualitas dari data tersebut. Hal ini tergantung

instrumen yang digunakan apakah sudah memenuhi asas validitas dan

reliabilitas. Adapun dalam pengujian instrumen ini digunakan 2 (dua)

pengujian yaitu:

1. Uji Validitas.

Valid adalah menunjukkan derajad ketepatan antara data yang

sesungguhnya terjadi pada obyek dengan data yang dapat dikumpulkan oleh

peneliti. Menurut Sugiyono (2017:361) berpendapat ”valid berarti terdapat

kesamaan antara data yang terkumpul dengan data yang sesungguhnya”.

Menurut Ghozali (2017:52) berpendapat “suatu kuesioner dikatakan

valid jika pertanyaan pada kuesioner mampu untuk mengungkapkan sesuatu

yang akan diukur oleh kuesioner tersebut”. Untuk melakukan uji validitas

dilihat dari tabel Item-Total Statistics.

Nilai tersebut dibandingkan dengan nilai r hitung > r tabel atau dapat

juga dengan nilai chronbath alpa > standar kritis alpa, maka dikatakan valid.

Untuk menguji validitas setiap instrumen, rumus yang digunakan adalah

koefisien korelasi product moment sebagai berikut:

68
Sumber: Sugiyono (2017: 356)

Keterangan:

rxy = koefisien korelasi antar X dan Y

n = jumlah responden

x = skor item kuesioner

y = total skor item kuesioner

∑x² = jumlah kuadrat seluruh skor X

∑y² = jumlah kuadrat seluruh skor Y

Dalam penelitian ini untuk menghitung tingkat validitasnya dilakukan

dengan menggunakan software alat bantu program Statistical Package for

Social Science (SPSS) for window versi 26, sehingga dapat diketahui nilai

dari kuesioner pada setiap variabel bebas.

Kriteria atau syarat keputusan suatu instrumen dikatakan valid dan

tidaknya menurut Sugiyono (2017:173) yaitu dengan membandingkan antara

rhitung dengan rtabel dengan ketentuan:

a. Jika rhitung > rtabel, maka instrument valid,

b. Jika rhitung < rtabel, maka dikatakan tidak valid.

Dalam pengujian validitas ini, digunakan sofware SPSS versi 26 dengan

langkah-langjah sebagai berikut:

a. Buka menu SPSS Versi 26 statistik

b. Klik type in data, kemudian masukan data mentah

c. Pilih menu analyze, pilih correlate dan klik bivariate, masukan data (nilai

seluruh item sampai pada total score)

d. Pilih rumus correlation coefficients spearmen

69
e. Klik two-tailed pada kolom test of significance

f. Kemudian klik ok

2. Uji Reliabilitas.

Uji reliabilitas merupakan serangkaian pengukuran atau serangkaian

alat ukur yang memiliki konsistensi bila pengukuran yang dilakukan dengan

alat ukur itu dilakukan secara berulang. Instrumen yang baik tidak akan

bersifat tendensius mengarahkan responden untuk memilih jawaban

tertentu. Menurut Sugiyono (2017:168) berpendapat ”instrumen yang

reliabel jika digunakan beberapa kali untuk mengukur obyek yang sama,

akan menghasilkan data yang sama. Sedangkan menurut Ghozali (2017:47)

berpendapat ”reliabilitas merupakan alat untuk menguji kekonsistenan

jawaban responden atas pertanyaan di kuesioner. Suatu kuesioner dikatakan

reliabel jika jawaban seseorang terhadap pertanyaan adalah konsisten atau

stabil dari waktu ke waktu.

Berdasarkan definisi diatas, maka relibilitas diartikan sebagai

karakteristik terkait dengan keakuratan, ketelitian, dan kekonsistenan.

Disebut reliabel apabila dalam beberapa kali pelaksanaan pengukuran

terhadap kelompok subjek diperoleh hasil yang relatif sama, selama aspek

yang diukur dalam diri subjek memang belum berubah.

Rumus yang digunakan pada penelitian ini reliabilitas dicari dengan

menggunakan rumus alpha atau cronbach’s alpha (α) dikarenakan

instrumen pertanyaan kuesioner yang dipakai merupakan rentangan antara

beberapa nilai dalam hal ini menggunakan skala rating 1 sampai dengan 5.

70
Menurut Suharsimi Arikunto (2015:223) cara menghitung tingkat

reliabilitas suatu data yaitu dengan menggunakan rumus Alpha Cronbach

sebagai berikut:

Sumber: Suharsimi Arikunto (2015:223)

Keterangan:

r11 = Koefisien reliabilitas

k = Jumlah butir pertanyaan

= Jumlah variansi butir pertanyaan

= variansi total

Jumlah varians skor setiap item dan varians total, dapat dihitung dengan

menggunakan rumus sebagai berikut:

Sumber: Suharsimi Arikunto (2015:227)

Sedangkan vartians total, dapat dihitung dengan menggunakan rumus

sebagai berikut:

Sumber: Suharsimi Arikunto (2015:227)

Keterangan:

= variansi tiap item

= variansi tiap item

71
X11 = Jawaban responden untuk setiap butir soal

∑Yt = Total jawaban responden untuk setiap butir pertanyaan

n = Jumlah responden

Dalam penelitian ini untuk menghitung tingkat reliabilitas dilakukan

dengan menggunakan software alat bantu program Statistical Package for

Social Science (SPSS) for window versi 26.

Kriteria yang digunakan apabila suatu alat ukur memberikan hasil

yang stabil, maka disebut alat ukur itu handal. Pengukuran dilakukan sekali

dan reliabilitas dengan uji statistik.

Dalam penelitian ini pengukuran yang dipakai dengan

membandingkan nilai Cronbach's Alpha dengan 0,60, dimana menurut

Ghozali (2017:238) dapat berpedoman sebagai berikut:

a. Jika Nilai Cronbach's Alpha > 0,60, maka instrumen reliabel.

b. Jika Nilai Cronbach's Alpha < 0,60, maka instrumen tidak reliabel.

Dalam pengujian reliabilitas ini, digunakan sofware SPSS versi 26

dengan langkah-langjah sebagai berikut:

a. Burka menu SPSS 26 statistik

b. Klik type in data kemudian masukan data mentah

c. Pilih menu analyze →scale → reliability analysis, masukan data (nilai

seluruh item tidak dengan total score)

d. Pilih rumus koefisien alpha cronbach

e. Pilih menu statistik

f. Kemudian klik item dan scale if item deleted → continue → ok

72
3.6.2 Uji Asumsi Klasik.

Uji asumsi klasik digunakan untuk mengetahui ketepatan sebuah data.

Menurut Singgih Santoso (2015:342) berpendapat “sebuah model regresi akan

digunakan untuk melakukan peramalan sebuah model yang baik adalah model

dengan kesalahan peramalan yang seminimal mungkin. Karena itu, sebuah

model sebelum digunakan seharusnya memenuhi beberapa asumsi, yang biasa

disebut asumsi klasik”. Dalam penelitian ini uji asumsi klasik yang digunakan

adalah meliputi: Uji Normalitas, Uji Multikolinearitas, Uji Autokorelasi, dan

Uji Heterokedastisitas.

1. Uji Normalitas.

Uji normalitas digunakan untuk menguji apakah dalam sebuah model

regresi, variabel dependen, variabel independen, atau keduanya mempunyai

distribusi normal atau tidak. Menurut Ghozali (2017:160) berpendapat

”model regresi yang baik adalah berdistribusi normal atau mendekati

normal”. Jadi uji normalitas bukan dilakukan pada masing-masing variabel

tetapi pada nilai residualnya. Dengan demikian uji ini untuk memeriksa

apakah data yang berasal dari populasi terdistribusi normal atau tidak.

Dalam pengujian ini, digunakan sofware SPSS versi 26. Lebih lanjut

Ghozali (2017:161) menjelaskan bahwa uji normalitas dapat berpedoman

pada uji Kolmogorov Smirnov dengan ketentuan:

a. Jika nilai signifikansi < 0,05, maka data tidak berdistribusi normal.

b. Jika nilai signifikansi > 0,05, maka data berdistribusi normal.

73
Uji normalitas juga dapat dideteksi dengan melihat penyebaran pada

(titik) pada sumbu diagonal pada grafik. Adapun menurut Ghozali (2017:164)

dasar pengambilan keputusan adalah sebagai berikut:

a. Jika data menyebar disekitar garis diagonal dan mengikuti arah garis

diagonal, maka model regresi memenuhi normalitas.

b. Jika data menyebar jauh dari garis diagonal dan tidak mengikuti arah

garis diagonal, maka model regresi tidak memenuhi normalitas.

Dalam pengujian normalitas ini, digunakan sofware SPSS versi 26

dengan langkah-langjah sebagai berikut:

a. Klik analyze-regresion- linier

b. Pindahkan item utam ake kotak dependen. Item pendukung kek kotan

independen klik save, unchecklist mahalanobis distance, checklist

residual unsetandardized lalu klik continue.

c. Klik OK , hasil Res_1 keluar pada unjung paling kakan input data

d. Klik analyze-non parametic test-legalcy dialogs-1sample K-S

e. Klik unstandardised residual pindahkan ke kotak test variabel list.

f. Pastikan test distribution -normal telah di check list lalu klik OK

muncul tabel one - sample kolmogorov smirnove-test.

2. Uji Multikolinieritas.

Uji Multikolinieritas ini bertujuan menguji apakah pada model

regresi ditemukan adanya korelasi antar variabel independen. Menurut

Ghozali (2017:105), berpendapat bahwa “uji multikolineritas bertujuan

untuk menguji apakah pada model regresi ditemukan adanya korelasi antar

74
variabel bebas (independen)”. Model regresi yang baik seharusnya tidak

terjadi korelasi di antara variabel independen. Jika variabel independen

saling berkorelasi, maka variabel-variabel ini tidak ortogonal. Variabel

ortogonal adalah variabel independen yang nilai korelasi antar sesama

variabel independen sama dengan nol.

Menurut Singgih Santoso (2015:234) berpendapat “jika terbukti ada

multikolinieritas, sebaiknya salah satu dari variabel independen yang ada

dikeluarkan dari model, lalu pembuatan model regresi diulang kembali”.

Adapun untuk mendeteksi ada tidaknya multikoliniearitas dalam model

regresi dapat dilihat dari tolerance value atau Variance Inflation Factor

(VIF) dengan rumus sebagai berikut:

Sumber: Singgih Santoso (2015:234)

Atau dapat juga menggunakan rumus dibawah ini :

Sumber: Gozali, 2014:43))

Keterangan:

rxy = Koefisien korelasi antara variabel X dan Y

X = Skor item

Y = Sskor total

N = Jumlah subjek

∑xy= Jumlah perkalian antara X dan Y

∑x = Jumlah nilai X

75
∑y = Jumlah nilai Y

∑x2 = Jumlah kuadrat dari X

∑y2 = Jumlah kuadrat dari Y

Dalam penelitian ini ketentuan untuk mendeteksi ada atau tidaknya

multikolonieritas di dalam model regresi dapat dilihat dari nilai tolerance

dan lawannya, variance inflation factor (VIF). Kedua ukuran ini

menunjukkan setiap variabel independen manakala yang dijelaskan oleh

variabel independen lainnya. Tolerance mengukur variabilitas variabel

independen yang terpilih yang tidak dijelaskan oleh variabel independen

lainnya. Jadi nilai tolerance yang rendah sama dengan nilai VIF tinggi

(karena VIF = 1/Tolerance). Model Regresi yang baik adalah yang tidak

terjadi multikolinieritas.

Dalam pengujian, digunakan sofware SPSS versi 26. Untuk

mendeteksi hal tersebut pedomannya adalah sebagai berikut:

a. Jika nilai nilai tolerance lebih > dari 0.1 dan nilai variance inflation

factor (VIF) < dari 10, maka tidak terjadi multikolinieritas.

b. Jika nilai nilai tolerance lebih < dari 0.1 dan nilai variance inflation

factor (VIF) > dari 10, maka terjadi multikolinieritas.

Dalam pengujian multikolinieritas ini, digunakan sofware SPSS versi

26 dengan langkah-langjah sebagai berikut:

a. Klik Analyze, pilih regresion- Linear.

b. Pindahkan item utama ke kotak dependen dan item pendukung ke kotak

independent, Klik Save, uncheklist residual unstandardized, lalu

continue.

76
c. Klik statistic, pilih colinearity diagnostic, lalu continue.

d. Klik OK dan akan keluar hasil ooutput nya apada tabel coefficient.

3. Uji Autokorelasi.

Uji autokorelasi digunakan untuk mengetahui ada atau tidaknya

penyimpangan asumsi klasik autokorelasi, yaitu adanya korelasi antar

anggota sampel. Menurut Ghozali (2017:110) berpendapat bahwa “uji

autokorelasi bertujuan menguji apakah dalam model regresi liner ada

korelasi antar kesalahan pengganggu pada periode t dengan kesalahan

pengganggu pada periode t-1”. Model regresi yang baik adalah regresi yang

bebas dari autokorelasi. Cara yang dapat digunakan untuk menditeksi ada

atau tidaknya autokorelasi dalam penelitian ini yaitu dengan uji Durbin-

Watson (DW test) dengan rumus:

Sumber: Singgih Santoso (2015:234)

Keterangan:

et : adalah residual tahun t

et-1 : adalah residual satu tahun sebelumnya.

Menurut Algifari (2014:88) menyampaikan bahwa “konsekuensi dari

adanya autokorelasi dalam suatu model regresi adalah varian sampel tidak

dapat menjelaskan varian populasinya”. Dalam pengujian ini, digunakan

sofware SPSS versi 26. Selanjutnya untuk mengetahui ada tidaknya

autokorelasi dilakukan uji Durbin-Watson dengan ketentuan:

77
Tabel 3.3
Pedoman Uji Autokorelasi Dengan Darbin-Watson (DW test)
Kriteria Keterangan
< 1,000 Ada autokorelasi
1,100 – 1,550 Tanpa kesimpulan
1,550 – 2,460 Tidak ada autokorelasi
2,460 – 2,900 Tanpa kesimpulan
> 2,900 Ada autokorelasi
Sumber: Algifari, (2014:88).

Dalam pengujian autokorelasi ini, digunakan sofware SPSS versi 26

dengan langkah-langkah sebagai berikut:

a. Buka Program SPSS

b. Pada kolom menu klik Analyse,

c. Kemudian pilih Regression,

d. Pilih Linier,

e. Masukan variabel item pernyataan variabel independen ke kotak

Independen dan variabel dependen ke kotak dependent,

f. Kemudian Klik Statistik lalu centang covariance matrix, Coliniearty

Diagnostics,

g. Klik Continue, dan Ok.

4. Uji Heteroskesdastisitas.

Menurut Ghozali (2017:139) berpendapat “uji heteroskedastisitas

bertujuan untuk mengetahui apakah dalam model regresi terjadi

ketidaksamaan varian dari suatu residual pengamatan ke pengamatan lain”.

Untuk mengetahui ada tidaknya heteroskesdastisitas adalah dengan

menggunakan uji Glejser. Rumus yang digunakan adalah sebagai berikut:

78
Ln  ( i )   o  LnX i   i
2

Sumber: Ghozali (2017:125-126)

Keterangan:

Ln = Regresi

έi2 = Kuadrat nilai undstandarized residual dari uji regresi

βo = Konstanta regresi

βln(X1) = Konstanta regresi variabel independen

µi = Residual test

Ketentuan dalam uji Glejser dapat melihat hasil uji nilai residual absolut

diregresi dengan variabel independen. (Ghozali, 2017:142). Dalam pengujian

ini, digunakan sofware SPSS versi 26. Adapun ketentuan terjadi atau tidak

terjadi gangguan heteroskedastisitas adalah sebagai berikut:

1. Jika variabel independen signifikan secara statistik memiliki nilai

signifikansi (Sig.) < 0,05, maka terjadi gangguan heteroskedastisitas.

2. Jika variabel independen tidak signifikan secara statistik memiliki nilai

signifikansi (Sig.) > 0,05, maka tidak terjadi gangguan

heteroskesdastisitas.

Cara lain dalam menguji heteroskesdastisitas juga dapat dilakukan

dengan grafik scater plot dapat melihat grafik scatter plot (Ghozali,

2017:125-126), dengan ketentuan sebagai berikut:

1. Jika penyebaran data pada scatter plot tidak teratur dan tidak membentuk

pola tertentu (naik turun, mengelompok menjadi satu) maka dapat

disimpulkan tidak terjadi problem Heteroskesdastisitas

79
2. Jika penyebaran data pada scatter plot teratur dan membentuk pola

tertentu (naik turun, mengelompok menjadi satu) maka dapat

disimpulkan terjadi problem Heteroskesdastisitas.

Dalam pengujian heteroskesdastisitas ini, digunakan sofware SPSS

versi 26 dengan langkah-langjah sebagai berikut:

1. Buka Program SPSS Versi 26

2. Buka menu Transform, Klik Compute variable.

3. Lalu pada kolom “Target Variabel” ketik: RES2

4. Pada Kolom: “Numeric Expression” ketik ABS_RES(RES_1), Lalu

Klik OK

5. Kemudian lihat pada Data View maka akan muncul Variabel baru dengan

nama RES2.

6. Kemudian klik Analyse, pilik Regression, Klik Linier

7. Keluarkan dulu variabel Y diganti dengan variabel RES_2, lalu klik

save.

8. Muncul Linier Regression: Save, lalu hilangkan tanda centang di

Understand, kemudian klik Continue, lalu klik OK.

3.6.3 Analisis Deskriptif.

Metode diskriptif merupakan data yang digunakan dengan

mengadakan pengumpulan data dan menganalisa sehingga diperoleh

deskripsi, gambar yang jelas mengenai fakosmetik Wardah, sifat-sifat serta

pengaruh fenomena yang diteliti.

1. Pembuatan Skala Likert

80
Dalam penelitian ini, untuk pembobotan data, peneliti menggunakan

skala pengukuran. Menurut Sugiyono (2017:92), skala pengukuran

merupakan kesepakatan yang digunakan sebagai acuan untuk menentukan

panjang pendeknya interval yang ada dalam alat ukur sehingga bila

digunakan akan menghasilkan data kuantitatif.

Dalam ilmu statistik banyak sekali jenis-jenis skala dipelajari dan

digunakan baik untuk kepentingan akademisi maupun kepentingan

praktisi. Dari sekian banyak jenis skala yang telah dikembangkan, maka

dalam penelitian ini penulis menggunakan Skala Likert dalam bentuk

data-data yang diperoleh.

Menurut Malholta (2009:298) berpendapat “Skala likert adalah

pengukuran dengan lima kategori respon yang berkisar “sangat setuju”

hingga “sangat tidak setuju” yang mengharuskan responden menentukan

derajat persetujuan atau ketidak setujuan mereka terhadap masing-masing

dari serangkaian pernyataan mengenai obyek stimulus”.

Pendapat di atas dipertegas oleh Sugiyono (2017:92) bahwa “Skala

Likert adalah skala yang digunakan untuk mengukur sikap, pendapat, dan

persepsi seseorang atau sekelompok orang tentang fenomena sosial”.

Lebih lanjut Sugiyono (2017:92) menjelaskan bahwa “Dengan

menggunakan skala likert maka variabel yang akan diukur dijabarkan menjadi

indikator variabel dan indikator tersebut dijadikan acuan dalam menyusun

pertanyaan maupun pernyataan”.

Dalam penelitian fenomena sosial ini, variabel telah ditetapkan secara

spesifik oleh peneliti, yang selanjutnya disebut sebagai variabel penelitian.

81
Dalam penelitian ini skala likert dan nilai (scoring) yang digunakan sebagai

berikut:

Tabel 3.4
Skala Likert
Alternatif Jawaban Bobot
Sangat Setuju 5
Setuju 4
Kurang setuju 3
Tidak Setuju 2
Sangat Tidak Setuju 1
Sumber: Di adaptasi dari Sugiyono (2017:92)

Dengan skala pengukuran ini, maka nilai variabel yang diukur

dengan instrumen tertentu dapat dinyatakan dalam bentuk angka, sehingga

akan lebih akurat, efisien dan komunikatif.

Selanjutnya menurut pendapat Istijanti (2009:91) menyatakan bahwa

“Penggunaan 5 kategori dalam skala likert di atas sangat populer dalam survei

konsumen karena dipandang mewakili dengan baik tingkat intensitas

penilaian responden”. Penggunaan kategori yang terlalu banyak (misalnya

sampai 9 kategori) sering kali justru membingungkan responden karena

perbedaan tiap kategori menjadi sedemikian tipis dan responden kesulitan

untuk membuat pilihan. Sebaliknya penggunaan skala dengan jumlah kategori

yang sedikit (misalnya 2 kategori) membuat responden tidak leluasa

mengungkapkan penilaiannya dan menjadi terpaksa memilih karena tidak ada

pilihan yang lebih cocok.

2. Skala Interval

82
Setelah dibuat skala likert dan skala nilainya (scoring), selanjutnya

dicari rata-rata dari setiap jawaban responden. Untuk memudahkan

penilaian rata-rata tersebut, maka digunakan skala interval. Sedangkan

skala interval itu sendiri menurut Istijanto (2009:83), adalah ”Skala yang

memiliki urutan dan memiliki interval atau jarak yang sama antara

kategori atau titik-titik terdekatnya”.

Hal tersebut dipertegas oleh Malholtra (2009:278) yang menyatakan

bahwa “Skala interval adalah skala yang menggunakan angka untuk

memeringkat obyek sedemikian rupa sehingga jarak setara secara numerik

mewakili jarak setara karakteristik yang sedang diukur.

Untuk memudahkan penilaian rata-rata tersebut maka digunakan

interval, untuk menentukan panjang kelas interval, menurut Sudjana

(2005:47) digunakan rumus sebagai berikut:

Sumber: Sudjana (2005:47)

Keterangan:

P = Panjang Kelas Interval

K = Banyak Kelas

R = Rentang (data terbesar – data terkecil)

Jadi panjang kelas interval sebagai berikut: P = Error! Reference source

not found. = 0,8

Maka panjang kelas interval a dalam penelitian ini dapat diketahui

sebagai berikut:

83
Tabel 3.5
Skala Interval
Kriteria atau Interpretasi Kategori Skala Interval
Sangat Tidak Setuju atau Sangat Tidak Baik 1,00 – 1,79
Tidak Setuju atau Tidak Baik 1,80 – 2,59
Kurang Setuju atau Kurang Baik 2,60 – 3,39
Setuju atau Baik 3,40 – 4,19
Sangat Setuju atau Sangat Baik
Sumber: Di adaptasi dari Sujana (2005:47)

3.6.4 Analisis Kuantitatif.

Analisis kuatitatif adalah penelitian untuk menilai kondisi dari nilai

pengaruh, dan ignifikansi pengaruh tersebut. Menurut Sugiyono (2017:55)

berpendapat “metode verifikatif merupakan penelitian yang bertujuan untuk

mengetahui hubungan antara 2 (dua) variabel atau lebih. Dengan demikian

dari hasil dari analisis ini akan memberikan jawaban awal dari rumusan

masalah mengenai pengaruh variabel independen terhadap variabel

dependen. Adapun tahapan analisis yang dilakukan adalah:

1. Analisis Regresi Linier Sederhana dan Linier Berganda

Menurut Sugiyono (2017:277) berpendapat “analisis regresi

digunakan untuk melakukan prediksi bagaimana perubahan nilai variabel

dependen bila nilai variabel independen dinaikan/diturunkan”. Dalam

pengujian ini dilakukan dengan regresi linier sederhana dan linier

berganda.

Model hubungan ini disusun dalam fungsi atau persamaan regresi

ganda sebagai berikut:

Y = a + b1X1 + b2X2 + έ
Sumber: Sugiyono (2017:277).

84
Keterangan:

a = Bilangan konstanta

Y = Variabel dependen

b1,2 = Koefisien regresi masing-masing variabel

X1,2 = Variabel Independen

έ = Disturbance’s error / variabel pengganggu

Dalam pengujian regresi ini, digunakan sofware SPSS versi 26

dengan langkah-langjah sebagai berikut:

a. Masuk program SPSS

b. Klik variabel view ada SPSS data editor untuk menginput data

variabel

c. Pada barisan pertama kolom name ketik item pendukungnya pada

type pilih numeric

d. Pindahkan ke kotak data view dan inut data sesuai dengan

variabelnya

e. Klik analyze-regression-linear

f. Klik variabel pendukung pindahkan ke kotak independen dan pada

kotak dependen isi dengan variabel utama

g. Klik OK maka hasil output yang di dapat pada anova, coefficient dan

tabel model summary.

2. Analisis Koefisien Korelasi

Analisis koefisien korelasi dimaksudkan untuk mengetahui tingkat

hubungan antara variabel independen dengan variabel dependen baik

85
secara parsial maupun simultan. Menurut Sugiyono (2017:274)

persamaan correlation pearson dinyatakan dalam rumus sebagai berikut:

Sumber: Sugiyono (2017:183)

Keterangan:

r : Korelasi antara variabel independen dan variabel dependen

n : Banyaknya sampel

X : Nilai variabel independen (bebas)

Y : Nilai variabel dependen (terikat)

Dengan ketentuan sebagai berikut:

a. Apabila nilai r > 0, maka hubungan antara variabel bebas dan

variabel terikat merupakan hubungan yang positif yaitu semakin

besar nilai variabel bebas, maka semakin besar pula pengaruh

terhadap nilai variabel terikat.

b. Apabila nilai r < 0, maka hubungan antara variabel bebas dan

variabel terikat merupakan hubungan negatif, yaitu semakin kecil

variabel bebas, maka semakin kecil nilai variabel terikat.

c. Apabila nilai r = 0, maka antara variabel bebas dan variabel terikat

tidak ada hubungan sama sekali.

d. Apabila r = 1 berarti terdapat hubungan positif yang sempurna

antara variabel bebas dengan variabel terikat.

e. Apabila nilai r = -1, maka telah terjadi hubungan negatif yang

sempurna antara variabel bebas dengan variabel terikat.

86
Dalam pengujian ini, digunakan sofware SPSS versi 26. Lebih lanjut

menurut Sugiyono (2017:184) untuk menginterpretasikan hasil koefisien

korelasi dapat berpedoman pada tabel sebagai berikut:

Tabel 3.6
Pedoman Interpretasi Koefisien Korelasi
Interval Nilai Koefisien Korelasi Tingkat Hubungan
0,000 – 0,199 Sangat Rendah
0,200 – 0,399 Rendah
0,400 – 0,599 Sedang
0,600 – 0,799 Kuat
0,800 – 1,000 Sangat kuat
Sumber: Sugiyono (2017:184)

Dalam pengujian koefisien korelasi ini, digunakan sofware SPSS

versi 26 dengan langkah-langjah sebagai berikut:

a. Masuk program SPSS

b. Klik variabel view ada SPSS data editor untuk menginput data

variabel

c. Pada barisan pertama kolom name ketik item pendukungnya pada

type pilih numeric

d. Pindahkan ke kotak data view dan inut data sesuai dengan variabelnya

e. Klik analyze-regression-linear

f. Klik variabel pendukung pindahkan ke kotak independen dan pada

kotak dependen isi dengan variabel utama

g. Klik OK maka hasil output yang di dapat pada anova, coefficient dan

tabel model summary.

3. Analisis Koefisien Determinasi

87
Analisis koefisien determinasi dimaksudkan untuk mengetahui

besarnya pengaruh antara variabel independen terhadap variabel

dependen baik secara parsial maupun simultan. Menurut Andi Supangat

(2015:350) berpendapat “koefisien determinasi merupakan besaran untuk

menunjukkan tingkat kekuatan hubungan antara dua variabel atau lebih

dalalm bentuk persen” Berdasarkan dari pengertian ini maka koefisien

determinasi merupakan bagian dari keragaman total dari variabel terikat

yang dapat diperhitungkan oleh keragaman variabel bebas dihitung

dengan koefisien determinasi dengan asumsi dasar faktor-faktor lain di

luar variabel dianggap konstan.

Rumus yang digunakan dalam analisis ini menurut Sugiyono

(2017:350) untuk mengetahui besarnya kontribusi dari variabel bebas

terhadap variabel terikat yang dapat dihitung suatu koefisien yang disebut

koefisien penentuan, yang dirumuskan sebagai berikut:


KD = r2 x 100%

Sumber: Sugiyono (2017:350)


Keterangan:

KD : Koefisien Determinasi

r : Koefisien Korelasi antara variabel bebas dan terikat (yang

dikuadratkan)

100% : Pengalian yang diprosentasikan

Dalam pengujian ini, digunakan sofware SPSS versi 26. Adapun

ketentuan besarnya nilai koefisien determinasi (Kd) antara 0 (nol)

sampai dengan 1 (satu) dimana interpretasinya adalah :

88
1. Jika determinasi bernilai 0 = berarti tidak ada hubungan antara

variabel X1 dan X2 (bebas) dengan variabel Y (terikat).

2. Jika determinasi bernilai 1 = berarti ada kecocokan yang sempurna

dari ketepatan perkiraan model.

Dalam pengujian koefisien determinasi ini, digunakan sofware

SPSS versi 26 dengan langkah-langjah sebagai berikut:

a. Masuk program SPSS

b. Klik variabel view ada SPSS data editor untuk menginput data

variabel

c. Pada barisan pertama kolom name ketik item pendukungnya pada

type pilih numeric

d. Pindahkan ke kotak data view dan inut data sesuai dengan

variabelnya

e. Klik analyze-regression-linear

f. Klik variabel pendukung pindahkan ke kotak independen dan pada

kotak dependen isi dengan variabel utama

g. Klik OK maka hasil output yang di dapat pada anova, coefficient

dan tabel model summary.

4. Pengujian Hipotesis

Pengujian hipotesis dimaksudkan untuk menentukan apakah suatu

hipotesis sebaiknya diterima atau ditolak. Menurut Sugiyono (2017:213)

berpendapat “hipotesis merupakan jawaban sementara terhadap rumusan

masalah penelitian, oleh karena itu rumusan masalah penelitian biasanya

89
disusun dalam bentuk kalimat pertanyaan.” Dengan demikian hipotesis

penelitian dapat diartikan sebagai jawaban yang bersifat sementara

terhadap masalah penelitian, sampai terbukti melalui data yang terkumpul

dan harus diuji secara empiris. Maka pengujian hipotesis dilakukan

melalui:

a. Uji Hipotesis Secara Parsial (Uji t)

Uji t atau uji parsial dimaksudkan untuk menguji bagaimana

pengaruh masing-masing variabel bebasnya secara sendiri-sendiri

terhadap variabel terikatnya. Dalam penelitian ini rumusan hipotesis

yang dibuat adalah sebagai berikut:

1) Variabel Motivasi (X1)

H0 : ρ1 = 0 Tidak terdapat pengaruh yang signifikan antara

motivasi terhadap produktivitas karyawan secara

parsial pada PT. abc.


Ha : ρ1  0 Terdapat pengaruh yang signifikan antara motivasi

terhadap produktivitas karyawan secara parsial pada

PT. abc.

2) Variabel Disiplin Kerja (X2)

H 0 : ρ2 = 0 Tidak terdapat pengaruh yang signifikan antara

disiplin kerja terhadap produktivitas karyawan secara

parsial pada PT. abc.


Ha : ρ2  0 Terdapat pengaruh yang signifikan antara disiplin

kerja terhadap produktivitas karyawan secara parsial

pada PT. abc.

90
Rumus yang digunakan dalam pengujian hipotesis (uji t) ini,

menurut Sugiyono (2017:184) dapat menggunakan dengan mencari

nilai t hitung dengan rumus sebagai berikut:

Sumber: Sugiyono (2017:184)

Keterangan:

t = Probabilitas

r = Koefisien korelasi parsial

n = Jumlah sampel.

Taraf signifikansi yang digunakan α = 0,05 artinya kemungkinan

hasil penarikan kesimpulan mempunyai probabilitas 95% atau toleransi

kesalahan 5%.

Dalam pengujian ini, digunakan sofware SPSS versi 26. Kriteria

hipotesis diterima atau ditolak yaitu dengan membandingkan antara

nilai t hitung dengan t tabel dengan kriteria sebagai berikut:

1. Jika nilai t hitung > t tabel, maka H0 ditolak dan Ha diterima.

2. Jika nilai t hitung > t tabel, maka H0 diterima dan Ha ditolak.

Kriteria dikatakan signifikan jika nilai t hitung > t tabel atau

probability signifikansi < 0,05. Dalam pengujian hipotesis (uji t) ini,

digunakan sofware SPSS versi 26 dengan langkah-langjah sebagai

berikut:

1. Masuk program SPSS

2. Klik analyze-regression-linear

91
3. Klik variabel pendukung pindahkan ke kotak independen dan pada

kotak dependen isi dengan variabel utama

4. Klik OK maka hasil output yang di dapat pada anova, coefficient

dan tabel model summary

b. Uji Hipotesis Secara Simultan (Uji F)

Uji F atau simultan dimaksudkan untuk menguji pengaruh semua

variabel bebas secara simultan terhadap variabel terikat. Dalam

penelitian ini rumusan hipotesis yang dibuat, sebagai berikut:

H0 : ρ3 = 0 Tidak terdapat pengaruh yang signifikan antara

motivasi (X1) dan disiplin kerja (X2) terhadap

produktivitas karyawan (Y) secara simultan pada PT.

abc.
Ha : ρ3  0 Terdapat pengaruh yang signifikan antara motivasi

(X1) dan disiplin kerja (X2) terhadap produktivitas

karyawan (Y) secara simultan pada PT. abc.


Rumus yang digunakan menurut Sugiyono (2017:252) “Uji F

digunakan untuk mengetahui pengaruh secara simultan (bersama-sama)

antara variabel independen terhadap variabel dependen”. Untuk

mencari nilai F hitung digunakan rumus sebagai berikut:

Sumber: Sugiyono (2017:252)

Keterangan:

r2 = Koefisien korelasi ganda

92
k = Jumlah variabel independen

n = Jumlah data (sampel responden).

Dalam pengujian ini, digunakan sofware SPSS versi 26. Kriteria

hipotesis diterima atau ditolak yaitu dengan mebandingkan antara nilai

F hitung dengan F tabel dengan kriteria sebagai berikut:

1. Jika nilai F hitung > F tabel, maka H0 ditolak dan Ha diterima.

2. Jika nilai F hitung < F tabel, maka H0 diterima dan Ha ditolak.

Kriteria dikatakan signifikan jika nilai F hitung > F tabel atau

probability signifikansi < 0,05. Dalam pengujian hipotesis (UJi F) ini,

digunakan sofware SPSS versi 26 dengan langkah-langjah sebagai

berikut:

1. Masuk program SPSS

2. Klik analyze-regression-linear

3. Klik variabel pendukung pindahkan ke kotak independen dan pada

kotak dependen isi dengan variabel utama

4. Klik OK maka hasil output yang di dapat pada anova, coefficient

dan tabel model summary

3.7 Pembahasan Hasil Penelitan.

Dalam pembahasan ini dilakukan untuk membahas perihal pengaruh

dan signifikansinya dari masing-masing variabel independen terhadap variabel

dependen baik secara parsial maupun secara simultan.

93

Anda mungkin juga menyukai