Anda di halaman 1dari 22

PENGARUH TINGKAT UPAH, MASA KERJA, DAN USIA TERHADAP

PRODUKTIVITAS TENAGA KERJA

PENDAHULUAN

LATAR BELAKANG

Produktivitas merupakan rasio antara hasil kegiatan (output, keluaran) dan segala
pengorbanan (biaya) untuk mewujudkan hasil tersebut (input, masukan). Input bisa mencakup
biaya produksi dan biaya peralata. Sedangkan output bisa terdiri dari penjualan, pendapatan,
market share, dan kerusakan (defects).
Produktivitas tenaga kerja adalah salah satu ukuran perusahaan dalam mencapai
tujuannya. Sumber daya manusia merupakan elemen yang paling strategik dalam organisasi,
harus diakui dan diterima oleh manajemen. Peningkatan produktivitas kerja hanya mungkin
dilakukan oleh manusia. Oleh karena itu tenaga kerja merupakan faktor penting dalam
mengukur produktivitas. Hal ini disebabkan oleh dua hal, antara lain; pertama, karena
besarnya biaya yang dikorbankan untuk tenaga kerja sebagai bagian dari biaya yang terbesar
untuk pengadaan produk atau jasa; kedua, karena masukan pada faktor-faktor lain seperti
modal.
Keberhasilan suatu perusahaan agar dapat memperoleh hasil yang memuaskan dari
proses produksi yang dilakukan, adalah tidak lepas dari bantuan para tenaga kerja yang
dimiliki. Tenaga kerja adalah faktor yang sangat berpengaruh terhadap produktivitas suatu
perusahaan karena tenaga kerja lebih penting dari faktor produksi modal dan jika tidak ada
tenaga kerja maka tidak akan ada tenaga yang mampu menggerakkan roda produksi, sehingga
harus dimanfaatkan seefisien mungkin agar dapat menghasilkan barang dan jasa untuk
memenuhi kebutuhan masyarakat.
Oleh karena itu perhatian dalam bidang sumber daya manusia tidak boleh diabaikan
begitu saja, karena merupakan langkah awal dalam merencanakan tenaga kerja agar dapat
menciptakan sumber daya manusia yang lebih berkualitas di bidangnya. Dapat dikatakan
bahwa sumber daya manusia memegang peranan penting dari saat perencanaan, perumusan,
sasaran dan tujuan sampai pada strategi dalam mencapai cita – cita yang diinginkan oleh

1
perusahaan, yaitu meningkatkan produktivitas tenaga kerja. Salah satunya dengan memberi
motivasi agar produktivitasnya dapat meningkat seperti memberikan tingkat upah yang sesuai
dengan kemampuan, memberikan uang lembur jika ada tambahan jam kerja atau lainnya,
memberikan penghargaan apabila mempunyai masa kerja yang lama. Seiring dengan
pertambahan masa kerja dan usia diharapkan dapat meningkatkan produktivitas tenaga kerja.
Berdasarkan latar belakang tersebut maka penulis mengambil judul “ Analisa
Pengaruh Hubungan Tingkat Upah, Masa Kerja, Usia Terhadap Produktivitas Tenaga Kerja”.

RUMUSAN MASALAH

Dari pembahasan yang telah dipaparkan dalam latar belakang di atas, permasalahan yang akan
dibahas lebih lanjut adalah :

a) Apakah terdapat pengaruh secara signifikan dari variabel tingkat upah, masa kerja, dan
usia terhadap produktivitas tenaga kerja?

b) Apakah terdapat pengaruh secara dominan diantara variabel tingkat upah, masa kerja, dan
usia terhadap produktivitas tenaga kerja?

TUJUAN PENELITIAN

Tujuan yang ingin dicapai pada penelitian ini antara lain :

a) Mengetahui seberapa besar pengaruh tingkat upah, masa kerja, dan usia terhadap
produktivitas tenaga kerja.

b) Mengetahui variabel yang paling dominan berpengaruh diantara 3 (tiga) variabel bebas
diatas terhadap produktivitas tenaga kerja

MANFAAT PENELITIAN

Adapun manfaat penelitian, sebagai berikut :

 Sebagai bahan informasi / masukan dalam upaya meningkatkan kemampuan


kreativitas yang berkaitan dengan produktivitas kerja dimasa yang akan datang.

2
 Sebagai bahan pertimbangan bagi perusahaan untuk menentukan kebijakan terhadap
tenaga kerja dengan memberikan motivasi yang dibutuhkan. Sehingga adanya tingkat
upah, masa kerja, dan usia yang maksimal akan dapat meningkatkan produktivitas

 Dapat dijadikan sebagai bahan pemikiran khususnya pimpinan dalam mengatasi


permasalahan yang berhubungan dengan produktivitas tenaga kerja

HIPOTESIS

Berdasarkan latar belakang, rumusan masalah, dan tujuan penelitian maka dapat
dirumuskan suatu hipotesis yang merupakan jawaban sementara terhadap permasalahan
perusahaan yang masih perlu untuk diuji kebenarannya. Maka hipotesis yang didapat adalah:

1. Diduga bahwa variabel Tingkat upah (X1), Masa Kerja (X2), dan Usia (X3) berpengaruh
secara signifikan terhadap produktivitas tenaga kerja.

2. Diduga bahwa variabel Tingkat upah (X1), Masa Kerja (X2), dan Usia (X3) berpengaruh
secara dominan terhadap produktivitas tenaga kerja

3
METODOLOGI PENELITIAN

Sesuai dengan tujuannya, penelitian itu merupakan usaha untuk menemukan,


mengembangkan dan melakukan verifikasi terhadap kebenaran suatu peristiwa atau suatu
pengetahuan, dengan menggunakan metode-metode ilmiah

Objek Penelitian

Objek dalam penelitian adalah Perusahaan rokok, yang berkaitan dengan produktivitas
jenis data dan sumber data, dari lokasi penelitian dapat di ambil 40 (empat puluh) sampel
yang dapat mewakili sejumlah penelitian.

Jenis Penelitian

Penelitian yang dilakukan menggunakan pendekatan analitis (Analytical Deskriptif


Approach) baik secara kualitatif maupun secara kuantitatif dengan menggunakan metode
survei. Metode analisis statistik yang digunakan adalah regresi linier berganda.

Data dan Sumber Data

1. Data primer yang didapat dari hasil wawancara, kuesioner, dan observasi yang dilakukan
oleh peneliti.

2. Data sekunder yang diperoleh dari Perusahaan yang bersangkutan, Departemen Tenaga
Kerja, atau instansi – instansi terkait.

Teknik Pengambilan Sampel

Teknik pengambilan sampel yang digunakan adalah pengambilan sampel secara acak
yang sederhana (Simple Random Sampling) dengan teknik randomisasi, yaitu suatu teknik
dengan mengambil individu untuk sampel dari suatu populasi dengan cara random.

4
Metode Analisis data

Untuk Metode analisis Data yang digunakan adalah Regresi Linier Berganda yaitu :

Y = α + β1X1 + β2X2 + β3X3 + e

Dimana :

Y = Produktivitas (variabel dependen)


X1 = Tingkat Upah
X2 = Masa Kerja
X3 = Usia
α = Konstanta
β = KoefisienPengganggu
e = Error / Faktor Pengganggu

Definisi Operasional Variabel

1. Variabel dependen (terikat), merupakan variabel yang dipengaruhi atau akibat, karena
adanya variabel bebas, dalam hal ini adalah :

a. Produktivitas kerja tenaga kerja bagian linting (Y), dimana indikator yang digunakan
adalah banyaknya jumlah linting yang dapat diperoleh tiap harinya, dalam satuan
linting.

2. Variabel independen (bebas), merupakan variabel yang mempengaruhi atau yang menjadi
sebab perubahannya atau timbulnya variabel dependen (terikat). Variabel-variabel bebas
yang digunakan dalam penelitian ini terdiri dari :

a. Tingkat upah (X1), yaitu besarnya pendapatan yang diterima oleh tenaga kerja bagian
produksi per bulan sesuai perjanjian kerja, dalam satuan rupiah.

b. Masa Kerja (X2), yaitu berapa lama tenaga kerja mengabdikan dirinya untuk
perusahaan yang diukur berdasarkan satuan tahun.

c. Usia (X3), yaitu besaran umur yang menjadi penunjang produktivitas tenaga kerja
dalam satuan tahun

5
Uji Signifikasi

Pada penelitian ini, hipotesa nol dan hipotesa alternatif yang akan diuji adalah sebagai
berikut :

Ho : variabel independen tidak berpengaruh terhadap variabel dependen.

H1 : variabel independen berpengaruh terhadap variabel dependen.

Keputusan untuk menerima atau menolak Ho dibuat atas dasar nilai perkiraan yang diperoleh
dari hasil observasi (data empiris). Jadi untuk menguji benar tidaknya nilai parameter yang
dinyatakan dalam Ho akan digunakan suatu kriteria uji (test criteria) yang dihitung
berdasarkan data yang diteliti. Dalam hal ini ada beberapa bentuk pengujian statistik yaitu
uji F, uji t, dan pengujian variable yang dominan.

 Uji F

Uji F digunakan untuk menguji apakah variabel bebas tersebut secara simultan
mempunyai pengaruh yang signifikan terhadap variabel terikatnya. Pengujian
dilakukan dengan membandingkan nilai F hitung dengan F tabel. Nilai F hitung dapat
dicari dengan rumus

Dimana :

R² = Koefisien determinasi
k = Jumlah variabel bebas
n = Jumlah sampel

Pengujian tersebut dilakukan dengan membandingkan nilai F dari hasil


perhitungan dicari (F hitung) dengan nilai F yang terdapat dalam tabel (F tabel) pada
derajat bebas tertentu df = n – k – 1, dimana n adalah jumlah observasi dan k
adalah jumlah variabel termasuk konstanta dan pada tingkat kepercayaan tertentu (α).

6
Apabila :

a. F hitung < F tabel atau signifikan F > 5% Maka Ho diterima dan H1 ditolak,
berarti tidak ada pengaruh variabel bebas secara bersama-sama terhadap
variabel terikat.

b. F hitung > F tabel atau signifikan F < 5% Maka Ho ditolak dan H1 diterima,
berarti ada pengaruh variable bebas secara bersama-sama terhadap variabel
terikat.

 Uji t

Uji t digunakan untuk menguji apakah variabel bebas secara parsial atau
individu mempengaruhi variabel terikat dalam model regresi. Pengujian dilakukan
dengan membandingkan t hitung dengan t tabel

Dimana :

t = nilai statistik Uji t


b = koefisien regresi parsial sampel ( estimator )
B = koefisien regresi parsial populasi
Sb = standard error koefisien regresi sampel

Apabila:

a. t hitung < t table atau nilai signifikan t > 5% Maka dinyatakan tidak signifikan
yang berarti secara parsial variable bebas tidak berpengaruh terhadap variabel
terikat

b. t hitung > t table atau nilai signifikan t < 5% Maka dinyatakan signifikan yang
berarti secara parsial variabel bebas berpengaruh terhadap variabel terikat.

7
Pengujian variabel yang dominan

Pengujian berikutnya yaitu mencari variabel yang dominan, dilakukan dengan melihat
nilai koefisien regresi masing-masing variabel. variabel bebas yang memiliki nilai koefisien
tertinggi akan menunjukkan bahwa variabel yang dominan mempengaruhi variabel terikatnya.

Uji Asumsi Klasik

Selanjutnya setelah model regresi berganda diperoleh, dilakukan pengujian atas model
tersebut dengan menggunakan uji asumsi klasik. Pengujian asumsi klasik merupakan suatu
keharusan di dalam analisis data untuk memperoleh hasil yang bersifat BLUE (Best, Linier,
Unbiased, Estimated), artinya koefisien regresi pada persamaan tersebut tidak terjadi
penyimpangan-penyimpangan yang berarti.

1. Uji Normalitas

Model regresi yang baik adalah distribusi data normal atau mendekati normal.
Uji normalitas diperlukan untuk mengetahui kecenderungan data untuk masuk dalam
daerah uji atau mendekati titik tengah dari garis uji. Sebaran data yang tidak
normalakan mempengaruhi hasil analisis penelitian. Adapun dasar pengambilan
keputusan menurut Santoso (2000:214):
a. Jika data menyebar disekitar garis diagonal dan mengikuti arah garis diagonal,
maka model regresi memenuhi asumsi normalitas.
b. Jika data menyebar jauh dari garis diagonal dan/ atau tidak mengikuti arahgaris
diagonal, maka model regresi tidak memenuhi asumsi normalitas.

2. Multikolinearitas
Uji multikolinearitas dimaksudkan untuk mengetahui apakah terdapat
interkorelasi yang sempurna antara beberapa variabel bebas yang digunakan dalam
model regresi. Cara pendeteksian ada atau tidak terjadinya multikolinearitas adalah:
1. Besaran VIF (Variance Inflation Factor) dan Tolerance
Pedoman suatu model regresi yang bebas multikolinearitas adalah:
1. Mempunyai nilai VIF di bawah angka 5.
2. Mempunyai angka TOLERANCE mendekati 1.

8
Besarnya VIF dirumuskan:

atau

2. Besaran Korelasi antar variabel independen


Pedoman suatu model regresi yang bebas multikolinearitas adalah:
1. Koefisien korelasi antar variabel independen haruslah lemah (di bawah 0.5),
Jika korelasi kuat maka terjadi problem multikolinearitas.

3. Autokorelasi

Uji autokorelasi merupakan korelasi antara anggota dari serangkaian observasi


yang diurutkan menurut waktu (data deretan waktu) atau ruang (data crosssectional )
dilakukan untuk menguji apakah dalam sebuah model regresi linier ada korelasi antara
kesalahan pengganggu pada periode t dengan kesalahan pada periode t-1
(sebelumnya). Jika terjadi korelasi, maka dinamakan ada problem autokorelasi
Santoso (2000 : 216).

Jika terjadi autokorelasi maka:

a. Model regresi yang dihasilkan tidak dapat digunakan untuk menduga nilai variabel
terikat dari nilai variabel bebas tertentu.

b. Uji F dan t menjadi tidak efektif lagi sehingga kesimpulan yang diperoleh akan
menyesatkan.

Cara mendeteksinya adalah dengan uji statistic Durbin Watson (D.W), berikut:

Dimana:

d = Durbin Watson Statistik


e = error term

9
N = observasi
t = waktu
Pengambilan keputusan mengenai ada tidaknya autokorelasi adalah dengan
cara sebagai berikut :

a. Bila nilai DW terletak antara batas atas atau upper bound (du) dan (4-du), maka
koefisien autokorelasi sama dengan nol, berarti tidak ada autokorelasi.

b. Bila nilai DW lebih rendah daripada batas bawah atau lower bound (dl), maka
koefisien autokorelasi lebih besar daripada nol, berarti ada autokorelasi positif.

c. Bila nilai DW lebih besar daripada (4-dl), maka koefisien autokorelasi lebih kecil
dari pada nol, berarti ada autokorelasi negatif.

d. Bila nilai DW terletak diantara batas atas (du) dan batas bawah (dl) atau DW
terletak antara (4-du) dan (4-dl), maka hasilnya tidak dapat disimpulkan.

4. Uji Heterokedastisitas
Uji heterokedastisitas digunakan untuk mengetahui apakah terjadi
ketidaksamaan nilai simpangan residual akibat besar kecilnya nilai salah satu variabel
bebas. Atau adanya perbedaaan nilai ragam dengan semakin meningkatnya nilai
variabel bebas. Prosedur uji dilakukan dengan Uji Glejser. Pengujian kehomogenan
ragam sisaan dilandasi pada hipotesis:
H0 : ragam sisaan homogen
H1 : ragam sisaan tidak homogen
Prosedur pengujian kehomogenan ragam sisaan adalah:
1. Melakukan pendugaan parameter model regresi linier dengan metode kuadrat
terkecil.
2. Menghitung sisaan dari model regresi yang diperoleh dari langkah 1.
3. Membuat regresi nilai mutlak sisaan, |ei| terhadap peubah penjelas dengan
bentuk fungsional |ei|= β0 + β1Xi + Vi
4. Melakukan uji keberartian koefisien regresi. Jika koefisien regresi tidak nyata maka
terdapat hubungan yang penting secara statistis di antara peubah sehingga dapat
disimpulkan bahwa sisaan mempunyai ragam homogeny (konstan).

10
HASIL DAN PEMBAHASAN

Asumsi-Asumsi Klasik Regresi


Asumsi-asumsi klasik ini harus dilakukan pengujiannya untuk memenuhi penggunaan
regresi linier berganda. Setelah diadakan perhitungan regresi berganda melalui alat bantu
SPSS for Windows, diadakan pengujian uji asumsi klasik regresi. Hasil pengujian disajikan
sebagai berikut :
1. Uji Normalitas
Uji ini dilakukan untuk mengetahui apakah nilai residual tersebar normal atau
tidak. Prosedur uji dilakukan dengan uji kolmogorof-smirnof, dengan ketentuan
sebagai berikut :
Hipotesis yang digunakan :
H0 : residual tersebar normal
H1 : residual tidak tersebar normal
Jika nilai sig. > 0.05 maka H0 diterima yang artinya normalitas terpenuhi.
Dari hasil perhitungan didapat uji kolmogorof-smirnof

One-Sample Kolmogorov-Smirnov Test


Unstandardized
Residual
N 40
Normal Parametersa,,b Mean .0000000
Std. Deviation 5.82482515E2
Most Extreme Differences Absolute .182
Positive .142
Negative -.182
Kolmogorov-Smirnov Z 1.148
Asymp. Sig. (2-tailed) .143
a. Test distribution is Normal.
b. Calculated from data.

Pada Tabel diketahui bahwa nilai sig = 0.143 > 0.05 sehingga dapat dikatakan
bahwa residual menyebar dengan normal

2. Uji Autokorelasi
Uji autokorelasi ini untuk mengetahui korelasi antara sisaan yang diurutkan
menurut waktu (seperti dalam deret waktu) atau ruang (seperti dalam data

11
crosssection). Dalam konteks regresi, model regresi linier klasik mengasumsikan
bahwa tidak terdapat autokorelasi dalam sisaan (ɛi). Hal ini memperlihatkan bahwa
model klasik mengasumsikan bahwa unsur sisaan yang berhubungan dengan
pengamatan tidak dipengaruhi oleh sisaan yang berhubungan dengan pengamatan lain
yang manapun.

Uji ini dapat dilakukan dengan menggunakan uji Durbin-Watson (DW-test).


Hipotesis yang melandasi pengujian adalah:

Ho : ρ = 0 (tidak terdapat autokorelasi di antara sisaan)

H1 : ρ ≠ 0 (terdapat autokorelasi di antara sisaan)

Keputusan uji Durbin-Watson adalah sebagai berikut:

a. Jika d < dL atau d > (4 – dL), maka H0 ditolak, yang berarti terdapat autokorelasi
terhadap sisaan.

b. Jika dU < d < (4 – dU), maka H0 diterima, berarti tidak terdapat auotokorelasi
antar sisaan.

c. Namun jika dL < d < dU atau (4 – dU) < d < (4 – dL), maka uji Durbin- Watson
tidak menghasilkan kesimpulan yang pasti (inconclusive).

Untuk nilai-nilai ini, tidak dapat (pada suatu tingkat signifikansi tertentu) disimpulkan
ada tidaknya autokorelasi di antara faktor-faktor gangguan.

Dari tabel Durbin-Watson untuk n = 40 dan k = 3 (adalah banyaknya variable


bebas) diketahui nilai du sebesar 1.66 dan 4-du sebesar 2.34. Nilai Durbin Watson
dapat dilihat pada Tabel

12
Model Summaryb

Adjusted R Std. Error of the


Model R R Square Square Estimate Durbin-Watson

1 .781a .610 .577 606.267 1.837

a. Predictors: (Constant), Usia, Tingkat Upah, Masa Kerja

b. Dependent Variable: Produktivitas Tenaga Kerja

Dari Tabel diketahui nilai uji Durbin Watson sebesar 1.837 yang terletak antara 1.66
dan 2.34, maka dapat disimpulkan bahwa asumsi tidak terdapat autokorelasi telah
terpenuhi.

3. Uji Multikolinieritas
Uji Multikolinieritas ini dilakukan untuk mengetahui bahwa tidak terjadi
hubungan yang sangat kuat atau tidak terjadi hubungan linier yang sempurna atau
dapat pula dikatakan bahwa antar variabel bebas tidak saling berkaitan. Cara
pengujiannya adalah dengan membandingkan nilai Tolerance yang didapat dari
perhitungan regresi berganda, apabila nilai tolerance < 0,1 maka terjadi
multikolinearitas. Nilai multikolinearitas disajikan dalam Tabel

Coefficientsa
Standardized
Unstandardized Coefficients Coefficients Collinearity Statistics
Model B Std. Error Beta t Sig. Tolerance VIF
1 (Constant) -6236.215 1658.502 -3.760 .001

Tingkat Upah 40.103 7.424 .651 5.402 .000 .747 1.340


Masa Kerja 82.672 49.591 .210 1.667 .104 .684 1.461
Usia -20.625 15.893 -.154 -1.298 .203 .766 1.306
a. Dependent Variable: Produktivitas Tenaga Kerja

Berdasarkan Tabel berikut hasil pengujian dari masing-masing variable bebas :


 Tolerance untuk tingkat upah (X1) adalah 0.747
 Tolerance untuk masa kerja (X2) adalah 0.684
 Tolerance untuk usia (X3) adalah 0.766
Pada hasil pengujian didapat bahwa keseluruhan nilai tolerance < 0,1 sehingga
dapat disimpulkan bahwa tidak terjadi multikolinearitas antar vaiabel bebas.

13
Uji multikolinearitas dapat pula dilakukan dengan cara membandingkan
nilaiVIF (Variance Inflation Faktor) dengan angka 10. Jika nilai VIF > 10 maka
terjadi multikolinearitas. Berikut hasil pengujian masing-masing variabel bebas :
 VIF untuk tingkat upah (X1) adalah 1.340
 VIF untuk masa kerja (X2) adalah 1.461
 VIF untuk usia (X3) adalah 1.306
Dari hasil pengujian tersebut dapat disimpulkan bahwa tidak terjadi
multikolinearitas antar variabel bebas. Dengan demikian uji asumsi tidak adanya
multikolinearitas dapat terpenuhi.

4. Uji Heterokedastisitas
Uji heterokedastisitas digunakan untuk mengetahui apakah terjadi
ketidaksamaan nilai simpangan residual akibat besar kecilnya nilai salah satu variabel
bebas. Atau adanya perbedaaan nilai ragam dengan semakin meningkatnya nilai
variabel bebas. Prosedur uji dilakukan dengan Uji Glejser. Pengujian kehomogenan
ragam sisaan dilandasi pada hipotesis:
H0 : ragam sisaan homogen
H1 : ragam sisaan tidak homogen
Prosedur pengujian kehomogenan ragam sisaan adalah:
1. Melakukan pendugaan parameter model regresi linier dengan metode kuadrat
terkecil.
2. Menghitung sisaan dari model regresi yang diperoleh dari langkah 1.
3. Membuat regresi nilai mutlak sisaan, |ei| terhadap peubah penjelas dengan
bentuk fungsional |ei|= β0 + β1Xi + Vi
4. Melakukan uji keberartian koefisien regresi. Jika koefisien regresi tidak nyata
maka terdapat hubungan yang penting secara statistis di antara peubah
sehingga dapat disimpulkan bahwa sisaan mempunyai ragam homogeny
(konstan).
Nilai signifikansi untuk heterokedastisitas menggunakan uji glejser dapat
dilihat pada Tabel

14
Coefficientsa
Standardized
Unstandardized Coefficients Coefficients
Model B Std. Error Beta t Sig.
1 (Constant) 561.888 616.423 .912 .368

Tingkat Upah 2.573 2.759 .164 .932 .357


Masa Kerja -45.135 18.432 -.451 -2.449 .019
Usia .912 5.907 .027 .154 .878
a. Dependent Variable: RES2
Dengan melihat Tabel di atas, berikut hasil uji heterokedastisitas untuk masing-masing
variabel :
 Nilai sig untuk tingkat upah (X1) adalah 0.357
 Nilai sig untuk masa kerja (X2) adalah 0.019
 Nilai sig untuk usia (X3) adalah 0.878
Dari hasil pengujian tersebut didapat bahwa nilai sig seluruh variabel adalah >
α (α = 0,05), sehingga dapat disimpulkan bahwa koefisien regresi tidak nyata maka
terdapat hubungan yang penting secara statistik di antara peubah sehingga dapat
disimpulkan bahwa sisaan mempunyai ragam homogen (konstan) atau dengan katalain
tidak terdapat gejala heterokedastisitas.
Dengan terpenuhi seluruh asumsi klasik regresi di atas maka dapat dikatakan
model regresi linear berganda yang digunakan dalam penelitian ini adalah sudah layak
atau tepat. Sehingga dapat diambil interpretasi dari hasil analisis regresi berganda
yang telah dilakukan.

Analisis Regresi Linier Berganda


Analisis regresi ini digunakan untuk menghitung besarnya pengaruh antara variabel
bebas yaitu tingkat upah (X1), masa kerja (X2), dan usia (X3) terhadap variabel terikat yaitu
produktivitas kerja (Y).

Dengan menggunakan bantuan SPSS didapat model regresi yang dapat dilihat pada
tabel berikut :

15
Coefficientsa
Standardized
Unstandardized Coefficients Coefficients
Model B Std. Error Beta t Sig.
1 (Constant) -6236.215 1658.502 -3.760 .001

Tingkat Upah 40.103 7.424 .651 5.402 .000


Masa Kerja 82.672 49.591 .210 1.667 .104
Usia -20.625 15.893 -.154 -1.298 .203
a. Dependent Variable: Produktivitas Tenaga Kerja

Berdasarkan pada Tabel 4.6 diatas didapatkan persamaan regresi sebagai berikut :
Y = -6236,215 + 40,103 X1+ 82,672 X2 – 20,625 X3
Dari persamaan di atas dapat diinterpretasikan sebagai berikut:
� Produktivitas kerja akan meningkat sebesar 40,103 linting untuk setiap tambahan satu
tahun X1 (tingkat upah) dengan asumsi variabel yang lainnya konstan. Jadi apabila tingkat
upah mengalami peningkatan 1 tahun, maka produktivitas kerja akan meningkat sebesar
40,103 linting.
� Produktivitas kerja akan meningkat sebesar 82,672 linting untuk setiap tambahan satu
tahun X2 (masa kerja) dengan asumsi variabel yang lainnya konstan. Jadi apabila masa
kerja mengalami peningkatan 1 tahun, maka produktivitas kerja akan meningkat sebesar
82,672 linting.
� Produktivitas kerja akan menurun sebesar 20,625 linting untuk setiap tambahan satu tahun
X3 (usia) dengan asumsi variabel yang lainnya konstan. Jadi apabila usia mengalami
peningkatan 1 tahun, maka produktivitas kerja akan menurun sebesar 20,625 linting.

Berdasarkan interpretasi di atas, dapat diketahui besarnya kontribusi variable bebas


terhadap variabel terikat, antara lain tingkat upah sebesar 40,103, masa kerja 82,672, dan usia
sebesar -20,625. Sehingga dapat disimpulkan bahwa tingkat upah (X1), masa kerja (X2)
berpengaruh positif terhadap produktivitas kerja. Sedangkan usia (X3) mempunyai pengaruh
negatif. Dengan kata lain, apabila tingkat upah dan masa kerja meningkat maka akan diikuti
peningkatan produktivitas kerja.

Untuk mengetahui diantara ketiga variabel bebas tersebut berpengaruh paling dominan
terhadap variabel terikat dapat dilihat dari nilai koefisien beta masing-masing. Koefisien beta
merupakan nilai dari koefisien regresi yang telah distandarisasi dan berguna untuk
membandingkan mana diantara variabel bebas yang dominan terhadap variabel terikat.

16
Dari Tabel dapat dilihat nilai koefisien beta untuk masing-masing variable bebas
tersebut adalah sebagai berikut :
� Nilai koefisien beta X1 (tingkat upah) adalah 0.651
� Nilai koefisien beta X2 (masa kerja) adalah 0.210
� Nilai koefisien beta X3 (usia) adalah -0.154
Sehingga dapat disimpulkan bahwa diantara ketiga variabel bebas dalam penelitian ini
yang lebih dominan pengaruhnya adalah tingkat upah.

Koefisien Determinasi
Koefisien determinasi digunakan untuk melihat kontribusi variabel bebas terhadap variabel
terikat. Dari analisa perhitungan diperoleh nilai R 2 (koefisien determinasi) dan koefisien
korelasi (R) seperti dalam Tabel

Model Summaryb
Adjusted R Std. Error of the
Model R R Square Square Estimate Durbin-Watson
a
1 .781 .610 .577 606.267 1.837
a. Predictors: (Constant), Usia, Tingkat Upah, Masa Kerja
b. Dependent Variable: Produktivitas Tenaga Kerja

Berdasarkan Tabel didapatkan koefisien determinasi R2 sebesar 0.610 Artinya bahwa


61% variabel produktivitas kerja akan dijelaskan oleh variable bebasnya, yaitu tingkat upah,
masa kerja, dan usia. Sedangkan sisanya 39% variabel produktivitas kerja akan dijelaskan
oleh variabel-variabel yang lain yang tidak dibahas dalam penelitian ini seperti jumlah
keluarga, jarak rumah ke perusahaan ataupun pekerjaan suami.
Selain koefisien determinasi juga didapat koefisien korelasi yang menunjukkan
besarnya hubungan antara variabel bebas yaitu tingkat upah, masa kerja, dan usia dengan
variabel produktivitas kerja, nilai R (koefisien korelasi) sebesar 0,781, nilai korelasi ini
menunjukkan bahwa hubungan antara variable bebas yaitu tingkat upah, masa kerja, dan usia
dengan variabel produktivitas kerja termasuk kategori sangat kuat karena berada pada selang
0,6 – 0,8.
Uji F / Serempak

17
Pengujian F atau pengujian model digunakan untuk mengetahui apakah hasil dari
analisis regresi signifikan atau tidak, dengan kata lain model yang diduga tepat/sesuai atau
tidak.
H0 ditolak jika F hitung > F tabel
H0 diterima jika F hitung < F tabel

ANOVAb
Model Sum of Squares df Mean Square F Sig.
1 Regression 2.067E7 3 6889283.552 18.743 .000a
Residual 1.323E7 36 367559.704

Total 3.390E7 39

a. Predictors: (Constant), Usia, Tingkat Upah, Masa Kerja


b. Dependent Variable: Produktivitas Tenaga Kerja

Berdasarkan Tabel 4.8, nilai F hitung sebesar 18,743. Sedangkan F tabel (α = 0.05 ; db regresi
= 3 : db residual = 36) adalah sebesar 2,87. Karena F hitung > F tabel yaitu 18,743 > 2,87
maka analisis regresi adalah signifikan. Hal ini berarti H 0 ditolak dan H1 diterima sehingga
dapat disimpulkan bahwa produktivitas kerja dapat dipengaruhi secara signifikan oleh
variabel bebas yaitu tingkat upah, masa kerja, dan usia.

Uji T / Parsial
t test digunakan untuk mengetahui apakah masing-masing variabel bebas secara
parsial mempunyai pengaruh yang signifikan terhadap variabel terikat.
 jika t hitung > t tabel atau -t hitung < -t tabel maka hasilnya signifikan dan berarti H 0
ditolak dan H1 diterima.
 jika t hitung < t tabel atau -t hitung > -t tabel maka hasilnya tidak signifikan dan
berarti H0 diterima dan H1 ditolak.

18
Coefficientsa
Standardized
Unstandardized Coefficients Coefficients
Model B Std. Error Beta t Sig.
1 (Constant) -6236.215 1658.502 -3.760 .001

Tingkat Upah 40.103 7.424 .651 5.402 .000


Masa Kerja 82.672 49.591 .210 1.667 .104
Usia -20.625 15.893 -.154 -1.298 .203
a. Dependent Variable: Produktivitas Tenaga Kerja

Berdasarkan Tabel diperoleh hasil sebagai berikut :

� t test antara X1 (tingkat upah) dengan Y (produktivitas kerja) menunjukkan t hitung =


5,402. Sedangkan t tabel (α = 0.05 ; df = 36) adalah sebesar 2.028. Karena t hitung > t
tabel yaitu 5,402 > 2,028 maka pengaruh X1 (upah) adalah signifikan pada tingkat
kesalahan α = 5%. Hal ini berarti H 0 ditolak dan H1 diterima, sehingga dapat disimpulkan
bahwa produktivitas kerja dapat dipengaruhi secara signifikan oleh tingkat upah atau
dengan kata lain bahwa upah merupakan faktor yang dapat meningkatkan produktivitas
kerja perusahaan secara nyata.
� t test antara X2 (masa kerja) dengan Y (produktivitas kerja) menunjukkan t hitung =
1,667. Sedangkan t tabel (α = 0.05 ; df = 36) adalah sebesar 2.028. Karena t hitung < t
tabel yaitu 1,667 < 2.028 maka pengaruh X2 (masa kerja) adalah tidak signifikan pada
tingkat kesalahan α = 5%. Hal ini berarti H0 diterima dan H1 ditolak, sehingga dapat
disimpulkan bahwa produktivitas kerja tidak dapat dipengaruhi secara signifikan oleh
masa kerja.
� t test antara X3 (usia) dengan Y (produktivitas kerja) menunjukkan t hitung = 1,298.
Sedangkan t tabel (α = 0.05 ; df = 36) adalah sebesar 2.028. Karena t hitung < t tabel
yaitu 1,298 < 2.028 maka pengaruh X3 (usia) adalah tidak signifikan pada tingkat
kesalahan α = 5%. Hal ini berarti H 0 diterima dan H1 ditolak, sehingga dapat disimpulkan
bahwa produktivitas kerja tidak dapat dipengaruhi secara signifikan oleh usia.

Berdasarkan uji t test dapat diketahui bahwa variabel bebas yang mempunyai
pengaruh secara signifikan dan paling kuat terhadap variabel terikat (produktivitas kerja)
adalah tingkat upah, karena upah memiliki nilai t hitung yang paling tinggi. Tetapi hal ini
tidak diikuti oleh variabel masa kerja dan usia, variabel usia menunjukkan nilai tidak
signifikan sehingga terdapat tidak terdapat pengaruh terhadap produktivitas.

19
KESIMPULAN DAN SARAN

Kesimpulan.

Penelitian ini dilakukan untuk mengetahui variabel apa sajakah yang mempunyai
pengaruh pada produktivitas kerja. Dalam penelitian ini variabel bebas yang digunakan adalah
variabel tingkat upah, masa kerja, dan usia sedangkan variabel terikat yang digunakan adalah
produktivitas kerja. Berdasarkan pada penghitungan analisis regresi linier berganda, dapat
diketahui :

1. Pengaruh secara simultan (bersama-sama) tiap variabel bebas terhadap produktivitas kerja
dilakukan pengujian dengan F-test. Dari hasil analisis regresi linier berganda diperoleh
nilai F Hitung sebesar 18,743, sedangkan F table pada taraf signifikan 0,05 menunjukan
nilai sebesar 2,87. Hal tersebut berarti F hitung lebih besar dari F table sehingga H 0
ditolak dan H1 diterima, yang berarti variabel bebas mempunyai pengaruh yang signifikan
secara simultan terhadap produktivitas kerja.

2. Untuk mengetahui pengaruh secara individu (parsial) variabel bebas (tingkat upah, masa
kerja, dan usia) terhadap produktivitas kerja dilakukan dengan pengujian t-test. Dari hasil
analisis regresi linier berganda diperoleh nilai statistikt variabel tingkat upah sebesar
5,402, masa kerja sebesar 1,667, dan usia sebesar 1,298. sedangkan t table pada taraf
signifikan 0,05 menunjukan nilaisebesar 2.028. Hal tersebut bararti bahwa variabel bebas
yang memiliki pengaruh partial secara signifikan terhadap produktivitas kerja hanya upah
namun masa kerja dan umur tidak memberikan pengaruh secara nyata, artinya tingkat
upah dapat meningkatkan produktivitas kerja secara nyata.

3. Berdasarkan nilai koefisien beta dan t hitung didapatkan bahwa variabel yang dominan
mempengaruhi peningkatan produktivitas kerja adalah tingkat upah, karena upah memiliki
nilai t hitung dan koefisien beta yang paling tinggi.

20
Saran

Hasil penelitian menunjukkan bahwa yang mempunyai pengaruh dominan dari semua
variabel bebas adalah tingkat upah terhadap produktivitas kerja, sehingga saran yang dapat
disampaikan adalah :

1. Sebisa mungkin perusahaan selalu mengkondisikan keadaan intern dengan keadaan di luar
perusahaan, seperti memberikan tingkat upah yang sesuai dengan standart tingkat Upah
Minimum. Dengan adanya peningkatan tingkat upah akan dapat meningkatkan
produktivitas kerja tenaga kerja dan kedua belah pihak akan mendapat keuntungan.

2. Adanya penghargaan untuk tenaga kerja yang mempunyai masa kerja lama

21
Data Pengamatan :

N Y X1 X2 X3
(linting) (ribuan) (tahun) (tahun)
1 3000 210 13 45
2 3000 211 13 41
3 1500 211 13 39
4 2000 210 17 60
5 3000 211 16 52
6 1000 198 13 58
7 4000 250 18 41
8 2000 210 15 47
9 3000 250 11 33
10 3000 211 14 49
11 1000 180 10 39
12 3000 211 16 41
13 3000 211 17 39
14 2000 210 15 37
15 3000 211 18 39
16 1000 198 13 48
17 3000 211 12 35
18 1500 198 13 45
19 3000 210 12 42
20 3000 210 11 38
21 3000 211 12 43
22 1000 188 12 39
23 1000 198 10 34
24 1500 198 14 45
25 3000 210 12 40
26 3000 211 13 44
27 1000 198 11 36
28 1000 198 13 42
29 3000 211 13 39
30 3000 211 17 46
31 3000 210 14 45
32 3000 211 13 41
33 3000 211 13 39
34 2000 211 18 59
35 2500 210 14 52
36 1000 198 10 58
37 4000 250 19 47
38 3000 211 15 41
39 4000 250 12 33
40 3000 211 13 49

22

Anda mungkin juga menyukai