1.
2.
3.
4.
Oleh :
( H1B010xxx )
( H1B012023 )
( H1B012025 )
( H1B012031 )
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Pangan merupakan kebutuhan dasar utama bagi manusia yang harus
dipenuhi setiap saat. Bahkan akibat pentingnya pangan tersebut, hak memperoleh
pangan dijadikan sebagai salah satu hak asasi manusia yang tertuang dalam pasal
27 UUD 1945 maupun dalam Deklarasi Roma (1996). Sebagai kebutuhan dasar
dan salah satu hak asasi manusia, pangan mempunyai arti dan peran yang sangat
penting bagi kehidupan suatu bangsa. Ketersediaan pangan yang lebih kecil
dibandingkan kebutuhannya dapat menciptakan ketidak-stabilan ekonomi.
Kondisi pangan yang kritis ini bahkan dapat membahayakan stabilitas ekonomi
dan stabilitas Nasional. Bagi Indonesia, pangan sering diidentikkan dengan beras
karena jenis pangan ini merupakan makanan pokok utama bagi penduduk
Indonesia.
Di Indonesia terdapat banyak daerah penghasil beras, salah satunya adalah
Jawa Tengah yang merupakan lumbung beras nasional kedua setelah Jawa Timur,
dengan produksi sekitar 779 ribu ton dengan hampir setiap wilayah merupakan
daerah potensi padi. Terdapat beberapa wilayah di Jawa Tengah yang merupakan
sentra penghasil beras, salah satunya adalah wilayah Banyumas. Banyumas
menghasilkan sekitar 350 ribu Ton per tahunnya yang kemudian menjadi pemasok
utama kebutuhan beras untuk penduduk Banyumas dan sekitarnya. Akan tetapi
sebagai daerah penghasil beras, ternyata tidak menjamin terjadinya kesejahteraan
terhadap bahan pangan ini. Hal ini terbukti dengan terus meningkatnya harga
beras dari tahun ke tahun di wilayahkabupaten Bnayumas ini. Hingga Februari
2015 harga beras yang beredar dipasaran rata-rata mencapai Rp10.000/kg. Jika
harga terus melonjak naik hal ini tentu saja akan menjadi masalah besar,
dikarenakan beras adalah makanan pokok yang sehari-hari dikonsumsi oleh
penduduk Banyumas.
Berdasarkan penjelasan diatas, dibutuhkan suatu kajian yang dapat
meramalkan harga beras untuk masa yang akan datang. Peramalan adalah kegiatan
memperkirakan yang terjadi di masa depan, salah satunya peramalan
1.5 Kegunaan
Kegunaan yang dapat diperoleh atau dicapai dalam penelitian ini adalah
sebagai berikut :
1. Bagi Mahasiswa
Menambah pengetahuan, wawasan dan dapat mengaplikasikan peramalan
dalam dunia kerja, khususnya bidang statistik dengan menggunakan
Metode Trend Analysis Forecasting.
2. Bagi Instansi Terkait
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Pangan
Pangan adalah segala sesuatu yang berasal dari sumber hayati dan air, baik
yang diolah maupun yang tidak diolah, yang diperuntukkan sebagai makanan
ataupun minuman bagi konsumsi manusia. Termasuk di dalamnya adalah bahan
tambahan pangan, bahan baku pangan dan bahan lain yang digunakan dalam
proses penyiapan, pengolahan atau pembuatan makanan atau minumam (Saparinto
dan Hidayati, 2006).
Kualitas pangan dapat ditinjau dari aspek mikrobiologis, fisik (warna, bau,
rasa dan tekstur) dan kandungan gizinya. Pangan yang tersedia secara alamiah
tidak selalu bebas dari senyawa yang tidak diperlukan oleh tubuh, bahkan dapat
mengandung senyawa yang merugikan kesehatan orang yang mengkonsumsinya.
Senyawa-senyawa yang dapat merugikan kesehatan dan tidak seharusnya terdapat
di dalam suatu bahan pangan dapat dihasilkan melalui reaksi kimia dan biokimia
yang terjadi selama pengolahan maupun penyimpanan, baik karena kontaminasi
ataupun terdapat secara alamiah. Selain itu sering dengan sengaja ditambahkan
bahan tambahan pangan (BTP) atau bahan untuk memperbaiki tekstur, warna dan
komponen mutu lainnya ke dalam proses pengolahan pangan (Hardiansyah dan
Sumali, 2001).
Berdasarkan cara perolehannya, pangan dapat dibedakan menjadi 3
(Saparinto dan Hidayati, 2006) :
1. Pangan segar
Pangan segar adalah pangan yang belum mengalami pengolahan. Pangan
segar dapat dikonsumsi langsung ataupun tidak langsung.
2. Pangan Olahan
Pangan olahan adalah makanan atau minuman hasil proses pengolahan dengan
cara atau metode tertentu, dengan atau tanpa bahan tambahan. Contoh: teh
manis, nasi, pisang goreng dan sebagainya. Pangan olahan bisa dibedakan
lagi menjadi pangan olahan siap saji dan tidak siap saji.
a. Pangan olahan siap saji adalah makanan dan minuman yang sudah diolah dan
siap disajikan di tempat usaha atau di luar tempat usaha atas dasar pesanan.
b. Pangan olahan tidak siap saji adalah makanan atau minuman yang sudah
mengalami proses pengolahan, akan tetapi masih memerlukan tahapan
pengolahan lanjutkan untuk dapat dimakan atau minuman.
3. Pangan Olahan Tertentu
Pangan olahan tertentu adalah pangan olahan yang diperuntukkan bagi
kelompok tertentu dalam upaya memelihara dan meningkatkan kualitas
kesehatan. Contoh: ekstrak tanaman stevia untuk penderita diabetes, susu
rendah lemak untuk orang yang menjalani diet rendah lemak dan sebagainya
2.2 Beras
Beras adalah butir padi yang telah dibuang kulit luarnya (sekamnya) yang
menjadi dedak kasar (Sediotama, 1989). Beras adalah gabah yang bagian kulitnya
sudah dibuang dengan cara digiling dan disosoh menggunakan alat pengupas dan
penggiling serta alat penyosoh (Astawan, 2004).
Kebiasaan makan beras dalam bentuk nasi terbentuk melalui sejarah yang
panjang. Beras berasal dari kata weas dalam bahasa Jawa Kuno. Beras dipilih
menjadi pangan pokok karena sumber daya alam lingkungan mendukung
penyediaannya dalam jumlah yang cukup, mudah dan, cepat pengolahannya,
memberi kenikmatan pada saat menyantap, dan aman dari segi kesehatan.
Sesungguhnya rasa lapar dapat dipuaskan dengan memakan makanan apa
saja, terutama makanan sumber pati atau lazimnya disebut karbohidrat. Namun
perlu diperhatikan, dalam konsep makan, terdapat dua unsur yang dianut oleh
kebanyakan orang yaitu kenyang dan nikmat. Makanan disenangi jika
memberikan kesan nikmat pada indra penglihatan mengenai warna, bentuk, dan
ketampakan lainnya seperti indera pembau, pengecap, peraba di mulut mengenai
tekstur, dan bila mungkin juga indera pendengaran pada saat penyajian dan
penyantapannya (Haryadi, 2006).
bidang ekonomi (dalam hal penyerapan tenaga kerja, pertumbuhan dan dinamika
ekonomi perdesaan, sebagai wage good), lingkungan (menjaga tata guna air dan
kebersihan udara) dan sosial politik (sebagai perekat bangsa, mewujudkan
ketertiban dan keamanan). Beras juga merupakan sumber utama pemenuhan gizi
yang meliputi kalori, protein, lemak dan vitamin.
2.4 UJi Kenormalan Data
Uji kenormalan data dapat dilakukan dengan menggunakan uji KolmogorofSmirnov. Pada uji ini akan dilakukan uji hipotesis pada residual data dengan
hipotesis seperti berikut:
H0 : residual berdistribusi normal
H1 : residual tidak berdistribusi normal
Daerah penolakan untuk uji Kolmogorov-Smirnov adalah apabila P-Value <
. Jika H0 ditolak itu berarti residual data tidak berdistribusi normal. Namun jika
H0 gagal ditolak artinya residual data berdistribusi normal. Apabila residual data
berdistribusi normal hal ini menunjukkan bahwa data berdistribusi normal.
2.5 Peramalan
Menurut Heizer dan Render (2006), peramalan adalah seni ilmu untuk
memperkirakan kejadian di masa depan. Hal ini dilakukan dengan melibatkan
pengambilan data masa lalu dan menempatkannya ke masa mendatang
menggunakan
kombinasi
model
matematika
yang
disesuaikan
dengan
pertimbangan yang baik dari seorang manajer. Peramalan merupakan bagian vital
bagi setiap organisasi bisnis untuk pengambilan keputusan manajemen yang
sangat signifikan. Peramalan menjadi dasar bagi perencanaan jangka panjang
perusahaan. Ketepatan hasil peramalan bisnis akan meningkatkan peluang
tercapainya investasi yang menguntungkan. Semakin tinggi akurasi yang dicapai
peramalan, maka semakin meningkat pula peran peramalan dalam perusahaan.
Menurut Heizer dan Render (2006), peramalan biasanya berdasarkan
horizon waktu masa depan yang dicakupnya. Horizon waktu terbagi atas beberapa
kategori :
a.
b.
jangka
menengah,
atau
rencana operasi.
Peramalan jangka panjang. Peramalan ini umumnya digunakan untuk
perencanaan masa tiga tahun atau lebih. Sebagai contoh adalah untuk
merencanakan
produk
baru,
pembelanjaan
modal,
lokasi
atau
c. Dapat diasumsikan bahwa beberapa aspek pola masa lalu akan terus
berlanjut di masa mendatang.
2.6 Metode Peramalan
Metode peramalan adalah metode atau cara untuk memperkirakan secara
kuantitatif apa yang akan terjadi di masa depan berdasarkan data yang relevan
pada masa lalu. Oleh karena itu, metode peramalan yang digunakan adalah
peramalan objektif karena berdasarkan dengan metode kuantitatif (Assauri, 1984).
Sebelum melakukan peramalan, terdapat beberapa syarat kecukupan yang harus
dipenuhi agar hasil ramalan memiliki error yang minimal. Syarat kecukupan
tersebut di antaranya adalah pemeriksaan kenormalan data. Apabila salah satu
syarat tidak terpenuhi maka data harus ditransformasi agar data lebih stabil.
Berikut ini adalah bagan yang menggambarkan tentang beberapa metode
peramalan :
Peramalan Kualitatif
Peramalan Kuantitatif
Metode Kausal
Metode Smoothing
Metode Regresi
Jenis-jenis Metode Peramalan
Metode Box-Jenkins
Metode Analysis Trend
Peramalan Kualitatif
Model Ekonometri
ModelKuantitatif
Input/Output
Peramalan
Metode Kausal
Metode Smoothing
Metode Regresi
Metode Box-Jenkins
Model Ekonometri
Model Input/Output
1. Metode Kausal, yaitu metode peramalan masa depan dari suatu faktor yang
diramalkan (faktor tak bebas) dengan didasari suatu asumsi bahwa faktor itu
menunjukkan suatu hubungan sebab akibat dengan satu atau lebih faktor
bebas. Tujuan dari metode kausal adalah menemukan bentuk hubungan
sebab akibat tersebut, dan menggunakannya untuk meramalkan nilai masa
depan dari faktor tak bebas.
2. Metode deret waktu, yaitu metode peramalan masa depan yang dilakukan
berdasarkan data masa lalu. Tujuan dari metode deret berkala adalah
menemukan pola dalam deret data historis dan menerapkan pola tersebut
lebih lanjut ke masa depan.
X 1 ,..., X b ,..., X n
Secara matematis suatu data berkala diberi simbol
X1
variabel
dengan nilai
X2
= data pada waktu pertama,
Xb
= data pada waktu kedua,
= data
Xn
pada waktu ke-b dan
= data pada waktu ke-n.
Pola Deret Waktu merupakan pola yang dibentuk oleh suatu deret waktu
yang digunakan pada peramalan tentang masa depan. Menurut Makridakis, dkk.,
(1992), pola deret waktu dibagi menjadi empat bagian, yaitu:
Xt
Xt
Xt
Y a bt
(2.1)
Keterangan:
Y
= Nilai trend periode terperiode tertentu.
a
= Konstanta atau nilai trend pada periode dasar.
b
dan
Y na b t
i 1
i 1
i 1
i 1
i 1
(2.2)
tiYi na ti b ti2
(2.3)
n
t
Untuk menyederhanakan perhitungan,
n
t
dibuat menjadi
i 1
i 1
i 1
terpenuhi syarat
, yaitu seperti berikut:
a.
Untuk data ganjil, angka nol diletakkan pada tahun atau periode yang di
t
tengah, sehingga skala memiliki selisih 1 .
Tabel 2.1 Contoh Skala t Untuk Data Ganjil
Tahun
2000
2001
2002
2003
2004
t
b.
-2
-1
Untuk data genap, maka angka nol diletakan di antara tahun atau periode
t
yang di tengah sehingga skala memiliki selisih 2.
Tabel 2.2 Contoh Skala t Untuk Data Genap
Tahu
200
t
i 1
200
-5
n
Apabila syarat
200
200
-3
200
-1
200
4
3
5
5
0
terpenuhi, maka persamaan (2.2) dan (2.3) menjadi
n
Y na
i 1
i 1
akibatnya
n
i 1
i 1
tiYi b ti2
2.8.2
t Y
i 1
n
i i
i 1
akibatnya
a b
c
, , dan diperoleh dengan menggunakan persamaan
i 1
i 1
i 1
Yi na b ti c ti2
(2.5)
i 1
i 1
i 1
i 1
i 1
i 1
t Y a t
i 1
t
Apabila syarat
i 1
2
i i
i 1
2
i
(2.6)
b ti3 c ti4
(2.7)
0
terpenuhi maka persamaan (2.5), (2.6) dan (2.7) menjadi
n
i 1
i 1
Yi na c ti2
n
t Y b t
i 1
i i
i 1
t Y a t
i 1
2
i i
i 1
2
i
(2.8)
2
i
(2.9)
n
c ti4
i 1
i 1
i 1
na Yi c ti2
Yi c ti2
i 1
i 1
(2.10)
i 1
i 1
tiYi b ti2
t Y
i 1
n
i i
t
i 1
akibatnya
2
i
t Y n t Y
i 1
2
i
i 1
i 1
2
i i
t
i 1
2
i
n ti4
i 1
n
t Y n t Y
i 1
2
i
i 1
t
i 1
2
i
i 1
2
i i
n ti4
i 1
dan
. Perhatikan
bahwa:
Y ab t
log Y log a t log b
(2.11)
(2.12)
Karena bentuk persamaan telah menjadi bentuk persamaan linier, maka nilai dari
dan
i 1
i 1
(2.13)
t log Y t n log a t
i 1
t
Apabila syarat
i 1
i 1
2
i
i 1
log b
(2.14)
log Yi n log a
log a
i 1
log Y
i 1
akibatnya
i 1
log b
ti log Yi t log b
i 1
2.9
t log Y
2
i
i 1
akibatnya
t
i 1
2
i
X
t
dan
Xt
dengan
^
Xt
menyatakan hasil peramalan
pada periode
melihat nilai MAPE atau Presentase kesalahan rata-rata. Nilai MAPE merupakan
nilai yang menunjukkan seberapa besar rata-rata kesalahan peramalan
dibandingkan dengan nilai sebenarnya. Semakin kecil nilai MAPE, maka akan
semakin tepat hasil peramalan yang diperoleh. Persamaan yang digunakan untuk
memperoleh nilai MAPE pada peramalan adalah
n
X t X t
Xt
t 1
MAPE
100.
n
(2.15)
BAB III
METODE PENELITIAN
c.1 Metode
Metode yang penulis gunakan dalam menyelesaikan penulisan proposal
ini adalah metode studi pustaka. Metode ini dilakukan dengan cara mencari,
membaca, mempelajari, dan memahami bahan-bahan yang berasal dari
literatur ataupun dari referensi lain seperti dari internet yang mendukung
penulisan proposal ini.
c.2 Data
Data yang digunakan pada peramalan harga beras di Kabupaten
Banyumas ini merupakan data sekunder yang diambil dari Badan Pusat
Statistik tentang harga beras tahun 2003-2013 . Adapun metode yang
digunakan untuk mengumpulan data tersebut adalah metode dokumentasi,
yaitu metode yang memanfaatkan data dari arsip di Badan Pusat Statistik.
c.3 Tempat Pengambilan Data
Data yang digunakan diperoleh dari arsip Badan Pusat Statistik
Banyumas.
c.4 Analisa Data
Analisis yang kami lakukan menggunakan metode forecasting atau
peramalan, karena kami ingin memproyeksikan harga beras di Kabupaten
Banyumas untuk tahun-tahun selanjutnya. Dalam peramalan terdapat
beberapa metode yang dapat digunakan, akan tetapi kali ini kami
menggunakan metode Trend Analysis Forecasting karena setelah data
diplotkan, hasilnya cenderung terus naik.
Penelitian ini juga dilakukan dengan bantuan software Minitab 14.
Analisis data yang dilakukan dengan menggunakan program Minitab 14,
dengan langkah-langkah sebagai berikut :
1.
2. Memplot data
3. Menguji kenormalan data, menggunakan uji Kolmogorov-smirnov
4. Melakukan Trend Analysis Forecasting menggunakan model Linier,
Quadratic, dan Eksponential Growth.
5. Penentuan model Trend Analysis Forecasting terbaik
6. Melakukan peramalan harga beras.
DAFTAR PUSTAKA