DI INDONESIA
Dosen Pengampu:
Bapak Taufik Hidayat, SE., M.Si
Disusun untuk memenuhi salah satu tugas mata kuliah Akuntansi Kos
Oleh:
Akuntansi A
FAKULTAS EKONOMI
2020
KATA PENGANTAR
Puji syukur penulis ucapkan kepada Tuhan Yang Maha Esa, karena berkat
dan rahmat-Nya penulis dapat menyelesaikan tugas Rekayasa Ide, mata kuliah
Akuntansi Kos.
Penulis juga berterima kasih kepada Bapak Taufik Hidayat, SE., M.Si
selaku dosen pengampu mata kuliah Akuntansi kos, yang telah berkenan
memberikan bimbingan dan arahan kepada penulis dalam proses penyelesaian tugas
ini.
Penulis juga menyadari bahwa tugas ini masih jauh dari kata sempurna, oleh
karena itu penulis minta maaf jika ada kesalahan dalam penulisan, serta penulis juga
mengharap kritik dan saran yang membangun demi kesempurnaan tugas ini. Akhir
kata penulis mengucapkan terima kasih, semoga dapat bermanfaat dan bisa
menambah pengetahuan bagi pembaca.
Penulis
i
DAFTAR ISI
ii
RINGKASAN
Tugas Rekayasa Ide ini dibuat untuk memenuhi salah satu tugas kurikulum
KKNI dalam mata kuliah Akuntansi kos, Prodi Akuntansi Nondik. Reakyasa Ide
ini berjudul Sistem Pengupahan pada Tenaga Kerja di Indonesia, tidak lebih dan
tidak kurang makalah ini membahas tentang bagaimana pelaksanaan pembayaran
Upah Minimum di Indonesia; apa saja hambatan dan penanganan dalam
pelaksanaan pembayaran Upah Minium di Indonesia; serta beberapa solusi
permasalahan pembayaran upah Minimun di Indonesia. Sebelum penyusunan
makalah ini penulis sudah melakukan riset sederhana dengan judul yang berkaitan.
Dari hasil diskusi kelompok, Sistem upah per jam bisa menjadi alternatif
dalam pemberian upah di Indonesia. Sistem upah ini dibayarkan sesuai dengan jam
kerja. Selain itu, sistem upah per jam bisa bermanfaat bagi para remaja yang ingin
mencari pekerjaan part time, sehingga bisa menambah pengalaman dalam bekerja.
Makalah ini masih jauh dari kata sempurna, tapi tidak ada salahnya untuk
dicoba membaca isi dari makalah ini karena makalah ini mencakup tentang materi-
materi yang dipelajari dalam mata kuliah Matematika Ekonomi.
iii
BAB I
PENDAHULUAN
1
Berdasarkan latar belakang diatas penulis tertarik untuk melakukan
penelitian dengan judul “Sistem Pengupahan Pada Tenaga Kerja”.
2
BAB 2
GAGASAN
Menurut data BPS (2017), pada tahun 2017, pekerjaan utama yang
terbanyak adalah buruh / karyawan / pegawai sebesar 38,08% di Indonesia. Banyak
buruh yang merasa gajinya dibawah standar upah yang ditentukan. Dengan gaji
yang rendah mereka tidak mampu mencukupi kebutuhan sehari-hari diri sendiri
maupun keluarga. Selain itu, di indonesia memakai sistem pengupahan bulanan.
Hal ini ada dampak negatifnya, yaitu mereka tetap akan digaji walau tidak bekerja
secara penuh dalam satu bulan. Bisa saja mereka bermalas-malasan.
Pemerintah sendiri sudah mengatur sistem upah atau sistem penggajian bagi
pekerja di Indonesia. Kebijakan yang dibuat pemerintah adalah dengan
memberlakukan bertumpu pada upah minimum regional (UMR). UMR adalah
standar minimum yang digunakan oleh para pengusaha dan pelaku industri dalam
pengupahan pekerja atau buruh. Tujuan ditetapkannya UMR adalah untuk
memastikan pekerja memperoleh upah sebagai penghasilan yang layak.
UMR bukanlah gaji pokok yang diterima pekerja. Gaji pokok merupakan
imbalan dasar dari sebuah pekerjaan yang besarnya ditentukan menurut skala upah
yang berlaku di perusahaan. UMR ditetapkan oleh pemerintah, sedangkan gji pokok
ditetapkan perusahaan. Perusahaan bisa memberikan upah pekerja yang terdiri dari
gaji pokok saja atau gaji pokok ditambah tunjangan tetap.
3
Upah adalah pembalas berupa uang dan sebagainya yang dibayarkan untuk
membalas jasa atau sebagai pembayar tenaga yang sudah dikeluarkan untuk
mengerjakan sesuatu. Upah bulanan adalah pekerja yang mendapat bayaran tetap
dengan nilai tertentu dalam satu bulan, biasanya di awal atau di akhir bulan. Upah
per jam adalah pekerja yang mendapat bayaran dihitung berdasarkan jam kerja. Di
Indonesia sistem upah per jam masih asing, sedangkan di Amerika Serikat adalah
hal yang biasa.
4
Laju Pertumbuhan Upah Per jam di AS (%)
Sistem upah per jam bisa membuat pekerja untuk lebih semangat dalam
bekerja dan tidak bermalas-malasan, karena mereka dibayar sesuai dengan seberapa
banyak jam kerja mereka. Selain itu, perlu juga pengawasan yang dilakukan seperti
absensi kehadiran pekerja dengan sidik jari atau absensi biasa juga bisa, memasang
CCTV, dan ada manajer yang melakukan pengawasan.
Dengan sistem upah perjam juga, bisa memberi kesempatan baru bagi
pemuda untuk melakukan parttime. Hal ini bisa menambah pengalaman mereka
dalam dunia kerja, sehingga saat mereka dewasa nanti dan saat mencari pekerjaan
yang tetap mereka sudah terbiasa dengan lingkungan kerja.
5
Menjadikan masyarakat Indonesia tidak malas;
Menjadikan masyarakat Indonesia lebih produktif, karena bekerja lebih giat;
Sistem penggajian menjadi lebih adil;
Banyak anak muda, terutama mahasiswa yang ekonominya terbantu,
dikarenakan pengupahan dihitung per jam, jadi waktu bekerja lebih fleksibel;
Membuat usaha – usaha di Indonesia menjadi semakin kreatif dan inovatif
dalam memasarkan produknya, mengingat produktivitas dari karyawannya
juga bertambah;
Kemungkinan dapat mengatasi masalah ekonomi di Indonesia, karena para
mahasiswa khususnya dapat bekerja secara part time. Dan dapat membantu
ekonomi orang tuanya.
Namun, banyak buruh yang monolak sistem upah per jam di Indonesia
karena bayaran yang diterima lebih kecil. Misalnya UMP DKI Jakarta 2020 yang
merupakan tertinggi di Indonesia, yaitu Rp 4.267.349. Bila menggunakan asumsi
sebulan ada 22 hari kerja dan setiap hari 8 jam kerja maka sebulan jam kerjanya
176 jam. Artinya upah perjamnya adalah Rp 24.246. bila seseorang bekerja 35
jam/pekan, maka gajinya sekitar Rp 848.610/pekan. Dalam sebulan (22 hari dengan
jam kerja 6 jam/hari) maka gajinya adalah Rp 3.200.472. ini lebih rendah dari UMP.
Bagi perusahaan – perusahaan atau tempat usaha yang belum siap menerapkan
hal tersebut, akan membuat usaha itu sendiri gulung tikar karena lebih banyak
pengeluaran untuk menggaji karyawannya.
Penerapan system pengupahan per jam ini belum bisa diterapkan kedalam
semua sector usaha.
Perusahaan merasa dirugikan, jika omzet yang dicapai nantinya tidak sesuai
harapan.
Kemungkinan upah yang diterima oleh pekerja kurang dari upah minimum
biasanya.
6
Seberapa jauh kondisi kekinian pencetus gagasan dapat diperbaiki melalui
gagasan yang diajukan.
Selain itu, jika kualitas sumber dayanya sudah bagus dan unggul, pihak
perusahaan bisa memberikan insentif atau bonus kepada karyawan, sehingga
mereka bisa semangat lagi untuk bekerja dan dapat meningkatkan produktivitas.
7
Pihak perusahaan juga harus memperbaiki sistem departemen di
perusahaannya, sehingga memiliki rincian terperinci memgenai sistem upah kepada
karyawan dan bersifat transparan. Departemen yang digunakan adalah Departemen
Personalia memiliki fungsi untuk perekrutan, pelatihan, penilaian, konseling
pensiun, pemutusan hubungan kerja, dan penempatan luar. Departemen
Perencanaan Produksi bertanggung jawab untuk menjadwalkan untuk memberikan
perintah kerja ke departemen produksi.
8
BAB 3
KESIMPULAN
Sistem upah per jam bisa menjadi alternatif dalam pemberian upah di
Indonesia. Sistem upah ini dibayarkan sesuai dengan jam kerja. Oleh karena itu,
para pekerja harus semangat dan produktif, tidak boleh bermalas-malasan.
Walaupun ada beberapa dampak negatif yang ditimbulkan, jika diterapkan dengan
maksimal pada jangka panjang akan menetralisir dampak negatif tersebut.
Sistem upah ini juga sudah banyak dipakai di banyak negara dan hasilnya
cukup baik. Selain itu, sistem upah per jam bisa bermanfaat bagi para remaja yang
ingin mencari pekerjaan part time, sehingga bisa menambah pengalaman dalam
bekerja.
9
DAFTAR PUSTAKA
Carter, William K.. 2014. Akuntansi Biaya. Diterjemahkan oleh Krista. Buku 1.
Edisi Keempat Belas. Jakarta: Salemba Empat.
https://setkab.go.id/bps-jumlah-penduduk-bekerja-naik-613-juta-pengangguran-
turun-028-persen/
https://www.cnbcindonesia.com/
10