Anda di halaman 1dari 14

SISTEM PENGUPAHAN PADA TENAGA KERJA

DI INDONESIA

Dosen Pengampu:
Bapak Taufik Hidayat, SE., M.Si

Disusun untuk memenuhi salah satu tugas mata kuliah Akuntansi Kos

Oleh:

Akuntansi A

Ame Venessa Veronika Br. Ginting 7191220010


Andini Widia Harahap 7193520003
Dianita Safitri 7193220005
Dinda Restu Yovita 7191220004
Halimatusa'diyah Nasution 7192220001
Lusi Maiyulita 7191220015
Luthfiah Fatin 7193520009
Mhd Zaki Faiz Albar 7193520017
Muhammad Gilbran Giffari 7193520007
Nofrianti 7191220019
Nur Afna 7193520002
Nur Atiqah Millenia 7193220001
Rindy Antika 7192220003
Syarfika Amirah 7191220016

FAKULTAS EKONOMI

UNIVERSITAS NEGERI MEDAN

2020
KATA PENGANTAR

Puji syukur penulis ucapkan kepada Tuhan Yang Maha Esa, karena berkat
dan rahmat-Nya penulis dapat menyelesaikan tugas Rekayasa Ide, mata kuliah
Akuntansi Kos.
Penulis juga berterima kasih kepada Bapak Taufik Hidayat, SE., M.Si
selaku dosen pengampu mata kuliah Akuntansi kos, yang telah berkenan
memberikan bimbingan dan arahan kepada penulis dalam proses penyelesaian tugas
ini.
Penulis juga menyadari bahwa tugas ini masih jauh dari kata sempurna, oleh
karena itu penulis minta maaf jika ada kesalahan dalam penulisan, serta penulis juga
mengharap kritik dan saran yang membangun demi kesempurnaan tugas ini. Akhir
kata penulis mengucapkan terima kasih, semoga dapat bermanfaat dan bisa
menambah pengetahuan bagi pembaca.

Medan , Juni 2020

Penulis

i
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR ............................................................................................ i

DAFTAR ISI .......................................................................................................... ii

RINGKASAN ....................................................................................................... iii

BAB 1 PENDAHULUAN ......................................................................................1

1.1 Latar Belakang................................................................................................1

1.2 Tujuan Penelitian ............................................................................................2

1.3 Manfaat Penelitian ..........................................................................................2

BAB 2 GAGASAN ATAU IDE .............................................................................3

BAB 3 KESIMPULAN ..........................................................................................9

DAFTAR PUSTAKA ...........................................................................................10

ii
RINGKASAN

Tugas Rekayasa Ide ini dibuat untuk memenuhi salah satu tugas kurikulum
KKNI dalam mata kuliah Akuntansi kos, Prodi Akuntansi Nondik. Reakyasa Ide
ini berjudul Sistem Pengupahan pada Tenaga Kerja di Indonesia, tidak lebih dan
tidak kurang makalah ini membahas tentang bagaimana pelaksanaan pembayaran
Upah Minimum di Indonesia; apa saja hambatan dan penanganan dalam
pelaksanaan pembayaran Upah Minium di Indonesia; serta beberapa solusi
permasalahan pembayaran upah Minimun di Indonesia. Sebelum penyusunan
makalah ini penulis sudah melakukan riset sederhana dengan judul yang berkaitan.

Dari hasil diskusi kelompok, Sistem upah per jam bisa menjadi alternatif
dalam pemberian upah di Indonesia. Sistem upah ini dibayarkan sesuai dengan jam
kerja. Selain itu, sistem upah per jam bisa bermanfaat bagi para remaja yang ingin
mencari pekerjaan part time, sehingga bisa menambah pengalaman dalam bekerja.

Sistematika penyusunan makalah ini mengikuti sistematika yang ada dalam


kontrak perkuliahan Akuntansi Kos dengan dosen mata kuliah Bapak Taufik
Hidayat, Pengumpulan sementara dalam bentuk softcopy dengan lampiran.

Makalah ini masih jauh dari kata sempurna, tapi tidak ada salahnya untuk
dicoba membaca isi dari makalah ini karena makalah ini mencakup tentang materi-
materi yang dipelajari dalam mata kuliah Matematika Ekonomi.

Makalah ini juga sangat bermanfaat dibaca dikalangan mahasiswa jurusan


ekonomi, karena pasti mereka juga mempunyai mata kuliah ini. Maka dari itu
semoga para pembaca menyukai makalah ini dan dapat mengambil makna yang
disampaikan dalam makalah ini.

iii
BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Upah merupakan hal yang paling utama dalam ketenaga kerjaan, karena
tujuan orang bekerja adalah untuk mendapatkan upah yang akan digunakan
untuk memenuhi kebutuhan hidupnya. Jika nilai upah yang ditawarkan oleh
suatu perusahaan tersebut dinilai tidak mencukupi untuk memenuhi kebutuhan
hidup pekerja, maka pekerja tersebut akan menolak pekerjaan yang ditawarkan.
Salah satu alasan yang biasa dipakai dan membuat citra buruh buruk, adalah
produktivitas tenaga kerja yang rendah. Jika kita melihat data resmi Badan
Pusat Statistik (BPS), produktivitas tenaga kerja Indonesia selama 2001-2010
cenderung meningkat. Melihat cara penyelesaian yang dimediasi oleh
pemerintah nampaknya masalah buruh di Indonesia tidak akan pernah selesai.
Perburuhan nasional selalu saja mempermasalahkan aspek kelayakan upah
minimum yang tidak pernah terjadi kesepakatan antara pihak buruh dan
pengusaha.
Pemberian upah yang adil dan setimpal akan memicu motivasi kerja yang
tinggi sehingga kinerja para buruh/pekerja menjadi lebih baik dan tentunya
pengaruh terhadap pendapatan perusahaan. Pemberian upah berguna untuk
meningkatkan output dan efisien, kita haruslah menyadari akan berbagai
kesulitan yang timbul dari sistem pengupahan insentif.
Masalah-masalah perburuhan yang muncul di negeri ini dan di belahan
dunia lain tidaklah dipicu semata-mata oleh konflik ketenagakerjaan dan
derivasinya, melaikan juga disulut oleh persoalan mendasar seperti politik
pemerintahan, kebijakan ekonomi, sosial kemasyarakatan, pendidikan, dan
aspek lainnya yang saling terintegrasi satu sama lain.
Masalah upah ini sangat penting dan dampaknya sangat luas. Jika para
buruh tidak menerima upah yang adil dan pantas, itu tidak hanya akan
mempengaruhi daya beli yang akhirnya berdampak pada standar panghidupan
para buruh beserta keluarga mereka sendiri.

1
Berdasarkan latar belakang diatas penulis tertarik untuk melakukan
penelitian dengan judul “Sistem Pengupahan Pada Tenaga Kerja”.

1.2 Tujuan Penelitian


Sehubung dengan permasalahan yang dibahas dalam penelitian ini, Maka
tujuan dari penelitian ini adalah:
a. Untuk mengetahui pelaksanaan pembayaran Upah Minimum di Indonesia;
b. Untuk mengetahui hambatan dan penanganan dalam pelaksanaan
pembayaran Upah Minium di Indonesia;
c. Untuk memberikan solusi permasalahan pembayaran upah Minimun di
Indonesia;
d. Untuk meyelesaikan tugas Rekayasa Ide mata kuliah Akuntansi Biaya.

1.3 Manfaat Penelitian


Manfaat dari penelitian ini adalah untuk mengetahui permasalah sistem
pengupahan tenaga kerja di Indonesia dan berpikir secara kritis untuk
memecahkan masalah tentang pengupahan tenaga kerja di Indonesia.

2
BAB 2

GAGASAN

Kondisi kekinian pencetus gagasan

Menurut data BPS (2017), pada tahun 2017, pekerjaan utama yang
terbanyak adalah buruh / karyawan / pegawai sebesar 38,08% di Indonesia. Banyak
buruh yang merasa gajinya dibawah standar upah yang ditentukan. Dengan gaji
yang rendah mereka tidak mampu mencukupi kebutuhan sehari-hari diri sendiri
maupun keluarga. Selain itu, di indonesia memakai sistem pengupahan bulanan.
Hal ini ada dampak negatifnya, yaitu mereka tetap akan digaji walau tidak bekerja
secara penuh dalam satu bulan. Bisa saja mereka bermalas-malasan.

Solusi yang pernah ditawarkan atau diterapkan sebelumnya untuk


memperbaiki keadaan pencetus gagasan

Pemerintah sendiri sudah mengatur sistem upah atau sistem penggajian bagi
pekerja di Indonesia. Kebijakan yang dibuat pemerintah adalah dengan
memberlakukan bertumpu pada upah minimum regional (UMR). UMR adalah
standar minimum yang digunakan oleh para pengusaha dan pelaku industri dalam
pengupahan pekerja atau buruh. Tujuan ditetapkannya UMR adalah untuk
memastikan pekerja memperoleh upah sebagai penghasilan yang layak.

UMR bukanlah gaji pokok yang diterima pekerja. Gaji pokok merupakan
imbalan dasar dari sebuah pekerjaan yang besarnya ditentukan menurut skala upah
yang berlaku di perusahaan. UMR ditetapkan oleh pemerintah, sedangkan gji pokok
ditetapkan perusahaan. Perusahaan bisa memberikan upah pekerja yang terdiri dari
gaji pokok saja atau gaji pokok ditambah tunjangan tetap.

Saat ini, pemerintah sedang mengkaji sistem pengupahan yang berlaku di


Indonesia. Pemerintah berencana untuk mengganti sistem upah bulanan yang
dipakai di Indoensia dnegan sistem upah per jam yang di pakai di Amerika Serikat.

3
Upah adalah pembalas berupa uang dan sebagainya yang dibayarkan untuk
membalas jasa atau sebagai pembayar tenaga yang sudah dikeluarkan untuk
mengerjakan sesuatu. Upah bulanan adalah pekerja yang mendapat bayaran tetap
dengan nilai tertentu dalam satu bulan, biasanya di awal atau di akhir bulan. Upah
per jam adalah pekerja yang mendapat bayaran dihitung berdasarkan jam kerja. Di
Indonesia sistem upah per jam masih asing, sedangkan di Amerika Serikat adalah
hal yang biasa.

Rata-rata Upah Pekerja di AS (US$/Jam)

Sumber: Refinitiv (Hidayat Setiaji)

Diagram di atas menunjukkan, Pada November 2019, upah pekerja non-pertanian


di Amerika Serikat adalah US$ 28,29/jam. Naik 0,2% dibandingkan bulan
sebelumnya dan 3,1% secara YoY.

4
Laju Pertumbuhan Upah Per jam di AS (%)

Sumber: Refinitiv (Hidayat Setiaji)

Sistem upah per jam bisa membuat pekerja untuk lebih semangat dalam
bekerja dan tidak bermalas-malasan, karena mereka dibayar sesuai dengan seberapa
banyak jam kerja mereka. Selain itu, perlu juga pengawasan yang dilakukan seperti
absensi kehadiran pekerja dengan sidik jari atau absensi biasa juga bisa, memasang
CCTV, dan ada manajer yang melakukan pengawasan.

Dengan sistem upah perjam juga, bisa memberi kesempatan baru bagi
pemuda untuk melakukan parttime. Hal ini bisa menambah pengalaman mereka
dalam dunia kerja, sehingga saat mereka dewasa nanti dan saat mencari pekerjaan
yang tetap mereka sudah terbiasa dengan lingkungan kerja.

Adapun beberapa dampak positif yang ditimbulkan dari penerapan system


pengupahan per jam ini antara lain :

 Menjadikan masyarakat Indonesia, khususnya masyarakat yang berusia


produktif menjadi lebih disiplin waktu;

5
 Menjadikan masyarakat Indonesia tidak malas;
 Menjadikan masyarakat Indonesia lebih produktif, karena bekerja lebih giat;
 Sistem penggajian menjadi lebih adil;
 Banyak anak muda, terutama mahasiswa yang ekonominya terbantu,
dikarenakan pengupahan dihitung per jam, jadi waktu bekerja lebih fleksibel;
 Membuat usaha – usaha di Indonesia menjadi semakin kreatif dan inovatif
dalam memasarkan produknya, mengingat produktivitas dari karyawannya
juga bertambah;
 Kemungkinan dapat mengatasi masalah ekonomi di Indonesia, karena para
mahasiswa khususnya dapat bekerja secara part time. Dan dapat membantu
ekonomi orang tuanya.

Namun, banyak buruh yang monolak sistem upah per jam di Indonesia
karena bayaran yang diterima lebih kecil. Misalnya UMP DKI Jakarta 2020 yang
merupakan tertinggi di Indonesia, yaitu Rp 4.267.349. Bila menggunakan asumsi
sebulan ada 22 hari kerja dan setiap hari 8 jam kerja maka sebulan jam kerjanya
176 jam. Artinya upah perjamnya adalah Rp 24.246. bila seseorang bekerja 35
jam/pekan, maka gajinya sekitar Rp 848.610/pekan. Dalam sebulan (22 hari dengan
jam kerja 6 jam/hari) maka gajinya adalah Rp 3.200.472. ini lebih rendah dari UMP.

Dan berikut beberapa dampak negative yang ditimbulkan dari penerapan


system pengupahan per jam, antara lain :

 Bagi perusahaan – perusahaan atau tempat usaha yang belum siap menerapkan
hal tersebut, akan membuat usaha itu sendiri gulung tikar karena lebih banyak
pengeluaran untuk menggaji karyawannya.
 Penerapan system pengupahan per jam ini belum bisa diterapkan kedalam
semua sector usaha.
 Perusahaan merasa dirugikan, jika omzet yang dicapai nantinya tidak sesuai
harapan.
 Kemungkinan upah yang diterima oleh pekerja kurang dari upah minimum
biasanya.

6
Seberapa jauh kondisi kekinian pencetus gagasan dapat diperbaiki melalui
gagasan yang diajukan.

Gaji yang rendah disebabkan kemampuan Sumber daya Manusia yang


rendah pula. Sangat penting memiliki ilmu pengetahuan dalam bekerja. Ilmu
pengetahuan ini seperti hardskill dan soft skill. Terlebih lagi di era industri 4.0
semua bidang memakai teknologi. Para pekerja pula harus bisa beradaptasi. Para
pekerja harus dapat meningkatkan kualitas diri dengan belajar teknologi,
mingkatkan keterampilan, komunikasi, dan sebagainya.

Pihak-Pihak yang dipertimbangkan dapat membantu mengimplementasikan


gagasan dan uaraian peran atau kontribusi masing-masing.

Untuk meningkatkan kualitas sumber daya sangat penting peran


pemerintah. Misalnya saja peran kementerian ilmu dan kebudayakan yang
bertanggungjawab dalam membuat kurikulum. Ini yang bisa dipakai sebagai acuan
di setiap lemabaga pendidikan di Indonesia dari TK sampai Kuliah. Jika sistem
kurikulum sudah bagus, maka akan menghasilkan tenaga kerja yang berkualitas
pula, sehingga dapat meningkatkan upah yang diberikan kepada tenaga kerja atau
pekerja dan dapat meningkatkan UMP.

Langkah-Langkah strategis yang harus dilakukan untuk


mengimplementasikan gagasan sehingga tujuan atau perbaikan yang
diharapkan dapat tercapai

Langkah-langkahnya adalah dengan memberikan kerja praktik langsung


untuk calon pekerja, memberikan pelatihan keterampilan, bekerja secara part time
dan lainnya.

Selain itu, jika kualitas sumber dayanya sudah bagus dan unggul, pihak
perusahaan bisa memberikan insentif atau bonus kepada karyawan, sehingga
mereka bisa semangat lagi untuk bekerja dan dapat meningkatkan produktivitas.

7
Pihak perusahaan juga harus memperbaiki sistem departemen di
perusahaannya, sehingga memiliki rincian terperinci memgenai sistem upah kepada
karyawan dan bersifat transparan. Departemen yang digunakan adalah Departemen
Personalia memiliki fungsi untuk perekrutan, pelatihan, penilaian, konseling
pensiun, pemutusan hubungan kerja, dan penempatan luar. Departemen
Perencanaan Produksi bertanggung jawab untuk menjadwalkan untuk memberikan
perintah kerja ke departemen produksi.

Departemen Pencatatan Waktu memastikan adanya catatan yang akurat atas


waktu kerja setiap karyawan dan melakukan pengawasan, pengendalian, dan
pengumpulan pencatatan waktu. Pada pencatatan waktu yang akurat biasanya
dicapai dengan kartu absen yang menyediakan bukti yang dapat diandalkan atas
kehadiran karyawan dari waktu masuk sampai pulang lalu kartu jam kerja atau jam
pesanan untuk memastikan informasi atas jenis dan lama pekerjaan yang dilakukan.

Departemen Penggajian diproses dalam dua tahap: Pertama, menghitung


dan menyiapkan gaji; Kedua, mendistribusikan biaya gaji ke pesanan dan
departemen. Hal ini dilakukan oleh Departemen Penggajian yang
bertanggungjawab untuk mencatat klasifikasi pekerjaan, departemen, dan tingkat
upah untuk setiap karyawan. Departemen Biaya mencatat biaya tenaga kerja
langsung pada kartu biaya pesanan atau laporan produksi departemental serta
mencatat biaya tenaga kerja tidak langsung pada catatan overhead departemental
yang terinci.

8
BAB 3

KESIMPULAN

Sistem upah per jam bisa menjadi alternatif dalam pemberian upah di
Indonesia. Sistem upah ini dibayarkan sesuai dengan jam kerja. Oleh karena itu,
para pekerja harus semangat dan produktif, tidak boleh bermalas-malasan.
Walaupun ada beberapa dampak negatif yang ditimbulkan, jika diterapkan dengan
maksimal pada jangka panjang akan menetralisir dampak negatif tersebut.

Sistem upah ini juga sudah banyak dipakai di banyak negara dan hasilnya
cukup baik. Selain itu, sistem upah per jam bisa bermanfaat bagi para remaja yang
ingin mencari pekerjaan part time, sehingga bisa menambah pengalaman dalam
bekerja.

9
DAFTAR PUSTAKA

Carter, William K.. 2014. Akuntansi Biaya. Diterjemahkan oleh Krista. Buku 1.
Edisi Keempat Belas. Jakarta: Salemba Empat.

https://setkab.go.id/bps-jumlah-penduduk-bekerja-naik-613-juta-pengangguran-
turun-028-persen/

https://www.cnbcindonesia.com/

10

Anda mungkin juga menyukai