Anda di halaman 1dari 4

PERMASALAHAN PENELITIAN

Menemukan masalah penelitian

Bagi calon penelitian mencari masalah penelitian sangatlah sulit, rumusan masalah dicerminkan oleh
kuantitas dan kualitas kesenjangan dengan dampak tingkat rawan dan tingkat manfaat terhadap
pengembangan ilmu dan mutu kehidupan manusia.

BAHAN KEPUSTAKAAN

Bahan kepustakaan seperti :

1. Buku-buku teks
2. Jurnal ilmiah
3. Laporan hasil penelitian sebelumnya.

Menemukan masalah penelitian

Dalam memilih permasalahan dalam penelitian, dari sudut masalah peneliti harus :

 Memastikan apakah masalah yang dipilih sudah ada jawabannya ?


Dalam hal ini peneliti harus mengikuti perkembangan penelitian yang sudah pernah dilakukan
oleh peneliti lainnya yang berkaitan dengan masalah yang kita pilih.
 Mempertimbangkan relevansinya dengan pembangunan bila masalah tersebut ditelaah melalui
penelitian.
Pertimbangan ini penting dilakukan karena masalah penelitian yang kurang relevan dengan
pembangunan juga kurang berbobot ditinjau dari sisi manfaat praktis.
 Mempertimbangkan teori teoritis
Yaitu sumbangan yang signifikan bagi pengembangan ilmu yang melatarbelakangi pemecahan
masalah tersebut.
 Mempertimbangkan aspek aktualitas masalah
Sedapat mungkin masalah-masalah yang akan diteliti adalah masalah-masalah yang actual atau
masalah-masalah yang sedang hangat dibicarakan pada berbagai kalangan baik akademis
ataupun praktisi.
 Mempertimbangkan jelajah ilmu.
Masalah yang dipilih hendaknya harus dapat dijawab lewat penelaan keilmuan dimana tersedia
data empiris atau secara potensial dijawab.

Beberapa pedoman yang dapat digunakan dalam merumuskan masalah :

1. Masalah penelitian harus dirumuskan dengan menggunakan kalimat tanya dan sama sekali tidak
menggunakan kalimat pernyataan.
2. Masalah ahrus dinyatakan sedemikian rupa sehingga seseorang dapat memberikan jawaban
yang tepat terhadap pertanyaan yang diajukan dan dengan secara jeles memberikan arah
terhadap fakta-fakta yang harus dipilih untuk menjawab pertanyaan tersebut.
3. Masalah harus dirumuskan secara spesifik sehingga jawaban pun harus spesifik.
4. Masalah penelitian dirumuskan sedemikian rupa sehingga jawabannya dapat di uji orang lain.
5. Rumusan masalah penelitian harus mengadung defenisi variable dan unsur pengukuran.

MENGKAJI PUSTAKA
Mengkaji pustaka berarti mendalami, mencermati,menelaah, dan mengidentifikasi bahan
kepustakaan.

Manfaat mengkaji pustaka :

1. Peneliti akan memperoleh kepastian apakah masalah penelitian yang akan dikaji lebh
dalam itu memperoleh jawaban secara tuntas.
2. Dengan menelaah bahan pustaka.
3. Peneliti yang dengan tekun menelaah bahan pustaka secara teoritis akan merasa dituntun
daalm mencari jawaban masalah penelitian.
4. Dengan melakukan telaah pustaka, penelitian sudah mantap dalam
mempertanggungjawabkan karya ilmiah karena udah memenuhi persyaratan metode
keilmuan yaitu metode ilmiah.

Sumber kajian pustaka

1. Buku-buku teks
2. Jurnal-jurnal ilmiah
3. Refensi statistic
4. Internet

CARA MENGKAJI BAHAN PUSTAKA

Ada beberapa lagkah dalam mengakaji bahan pustaka antara lain sebagai berikut:

1. Lakukan identifikasi terhadap variable-variabel yang terungkap secara ekspilisit dalam


rumusan masalah penelitian.
2. Siapkan folder-folder dalam komputer peneliti yang akan membuat nama dari masing-
masing variable tersebut, dan pada masing-masing folder akan membuat nama-nama file
yang berhubungan dengan perilaku variabel itu.
3. Mulailah melakukan pengkajian terhadap bahan pustaka yang akan diperoleh denagn
terlebih dahulu focus pada variabel terikatnya, baru kemudian berturut-turut pada
variabel bebas.

Cara pencantuman sumber kutipan lazimnya diatur sebagai berikut :


1. Apablia dalam kutipan perlu dihilangkan beberapa kalimatnya maka bagian tersebut perlu
diberikan titik 3 kali pada awal pengeikan (dikenal sebagi ellipsis-ed)
2. Setelah kutipan selesai ditulis,tunjukkan sumber kutipan degan menulis nama keluarga
penulis (gelar tidak perlu dicantumkan), tahun buku diterbitkan, kemudian halaman buku
yang dikutip (posisi kalimat itu dikutip).Penunjukan sumber kutipan dapat ditunjukan
dilakukan di depan atau dibelakang kutipan. Contoh :
a) Apablia dicantumkan di depan maka penulisannya sebagai berikut :
Menurut Sukirno (1981;31),pembangunan ekonomi adalah suatu proses yang
menyebabkan pendapatan per kapita penduduk suatu Negara meningkat dalam
jangka panjang.
b) Jika ditulis dibelakang menjadi : …pembangunan ekonomi adalah suatu proses
yang menyebabkan pendapatan per kapita penduduk suatu Negara meningkat
dalam jangka panjang.
3. Apabila penunjukan referensi mempunyai nama pengarang yang sama dengan judul buku
yang berbeda maka penulisannya dapat dilakukan dengan memberikan indeks angka atau
huruf dibelakang tanda kurung yang diketik naik satu spasi: Arikunto (1998:24)1.
4. Penunjukan sumber referensi denagn jumlah pengarang terdiri atas dua ornag atau
maksimal 3 orang maka yang di tulis hanya nama pengarah pertama saja.
5. Apabila jumlah pengarang dari sumber referensi ebih dari 3 orang maka yang ditulis
hanya nama pengarang pertama saja kemudian diikuti dengan singkatan et al. contoh :
buku ditulis oleh Suaharsimi Arikunto, Guritno, Masri Singarimbun, Suparmoko; maka
ditulis Arikunto et al.(1998:25).
6. Apabila sumber referensi diambil dari sejumlah kumpulan atau “bunga rampai” maka
cukup dituliskan nama penyunting terakhir dengan ditambahkan ed. di belakang nama
penyunting tersebut. Contoh : Subiantoro ed.(2000:15).
7. Apabila sumber referensi tidak ada nama pengerang maka penunjuk referensi daapt
dilakukan dengan menuliskan nama lembaga, bila terlalu panjang dapat disingkat.
Contoh : IDI (2000:35).
8. Apabila sumber referensi berasal dari jurnal atau majalah ilmiah maka dituliskan
berurutan : nama jurnal atau majalah, edisi atau nomor penerbitan atau periode penerbitan
(tanggal atau bulan) dan diikuti dalam kurung tahun dan halaman. Contoh :
Indikator,Januari (2000:25) atau indicator , nomor 1(2000:25).

Anda mungkin juga menyukai