Anda di halaman 1dari 15

BAB III

METODE PENELITIAN

3.1 Jenis Penelitian

Jenis penelitian ini adalah kausal komparatif yaitu penelitian yang bertujuan

untuk mengetahui kemungkinan adanya hubungan sebab akibat dengan cara tertentu

berdasarkan atas pengalaman auditor, kemudian mencari kembali faktor yang diduga

telah menjadi penyebabnya melalui pengumpulan data dengan melakukan

perbandingan di antara data yang terkumpul/ diteliti. Penelitian kausal komparatif

merupakan tipe penelitian ex post facto yaitu tipe penelitian terhadap data yang

dikumpulkan setelah terjadinya suatu fakta atau peristiwa. Peneliti ini

mengidentifikasi fakta atau peristiwa tersebut sebagai variabel yang dipengaruhi

(variabel dependen) dan melakukan penyelidikan terhadap variabel-variabel yang

mempengaruhi (variabel independen) (Nur Indiantoro, 2009 dalam Ramadhanty,

2013). Pada penelitian ini, kinerja auditor sebagai variabel dependen sedangkan

profesionalisme dan komitmen organisasi sebagai variabel independen.

Pendekatan yang digunakan dalam penelitian ini adalah pendekatan kuantitatif

karena data yang disajikan berhubungan dengan angka dan analisis yang digunakan

adalah analisis statistik (Sugiyono,2011)

3.2 Populasi dan Sampel Penelitian

3.2.1 Populasi Penelitian

Populasi adalah sekelompok orang, kejadian atau segala sesuatu yang mempunyai

karakteristik tertentu (Indriantoro dan Supomo, 1999). Populasi dalam penelitian ini adalah

auditor senior dan auditor yunior yang bekerja pada KAP di wilayah kota Malang.
3.2.2 Sampel Penelitian

Menurut Sugiyono (2017) sampel merupakan bagian dari jumlah dan

karakteristik yang dimiliki oleh populasi tersebut. Dalam penelitian ini, metode xx.

Berdasarkan hal tersebut maka kriteria penentuan sampel dalam penelitian ini sebagai

berikut :

1. Auditor yang bekerja di Kantor Akuntan Publik (KAP) tanpa dibatasi oleh jabatan

auditor sehingga dapat diikut sertakan sebagai responden dengan latar belakang

pendidikan minimal S1 Akuntansi

2. Responden dalam penilitian ini adalah auditor pada Kantor Akuntan Publik (KAP) di

wilayah Kota Malang

3. Responden bersedia mengisi kuesioner dengan lengkap dan mengembalikan sesuai

dengan waktu yang ditentukan

3.3 Jenis dan Sumber Data

Jenis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah Data Primer. Data Primer merupakan

sumber data penelitian yang diperoleh secara langsung dari sumber asli, tidak melalui

perantara. Data primer yang digunakan berupa data subyek (self report data) yang berupa

opini dan karakteristik dari responden. Data primer dalam penelitian ini berupa:

1. Karakteristik responden yaitu, jenis kelamin, usia, pendidikan terakhir, lama berprofesi

sebagai auditor, dan jenjang profesi di KAP.

2. Opini dan tanggapan responden atas kompleksitas audit, tekanan anggaran waktu,

pengalaman kerja, kualitas audit, dan pemahaman terhadap sistem informasi dari akuntan
professional yang bekerja pada KAP di Malang. Sumber data adalah auditor senior dan junior

yang bekerja pada KAP di Malang

3.4 Metode Pengumpulan data

Metode pengumpulan data yang dilakukan dalam penelitian ini adalah dengan

menggunakan metode angket. Data dikumpulkan melalui contack person. Metode ini

menggunakan penyebaran kuisioner yang telah disusun secara terstruktur, dimana sejumlah

pertanyaan tertulis disampaikan pada responden untuk ditanggapi sesuai dengan kondisi yang

dialami oleh responden yang bersangkutan. Pertanyaan berkaitan dengan data demografi

responden serta opini atau tanggapan terhadap Artificial Intteligence terhadap kualitas audit

dari para akuntan professional yang bekerja pada KAP di Kota Malang

Penyebaran dan pengumpulan kuisioner dilakukan secara tidak langsung atau secara

online ke KAP di malang yang menjadi objek dalam penelitian ini. Dalam kuisioner ini

nantinya akan digunakan model pertanyann tertutup, yakni bentuk pertanyaan yang sudah

disertai alternative jawaban sebelumnya, sehingga responden dapat memilih salah satu dari

alternatif jawaban tersebut.

3.4.1 Instrumen Pengumpulan Data

Dalam pengukurannya, setiap responden diminta pendapatnya mengenai suatu

pernyataan, dengan skala penilaian dari 1 sampai dengan 5. Tanggapan positif

(maksimal) diberi nilai paling besar (5) dan tanggapan negatif (minimal) diberi nilai

paling kecil (1). Skala Pengukuran Persepsi Responden

Skala Pengukuran Persepsi Responden (Skala Likert 1 s.d 5)

Sangat tidak setuju Sangat setuju

1 2 3 4 5
Dalam penelitian ini, untuk memudahkan responden dalam menjawab kuesioner,

maka skala penilaiannya sebagai berikut:

Skala 1 : Sangat Tidak Setuju

Skala 2 : Tidak Setuju

Skala 3 : Netral

Skala 4: Setuju

Skala 5: Sangat Setuju

3.5 Definisi Operasional Variabel

Variabel penelitian adalah suatu atribut atau sifat atau nilai dari orang. Obyek

atau kegiatan mempunyai variasi tertentu yang ditetapkan oleh peneliti untuk

dipelajari dan kemudian ditarik kesimpulannya (Sugiyono,2017). Definisi operasional

disusun dalam bentuk tabulasi yang terdiri dari variabel,dimensi,indikator dan butir

(item) pengukuran yang menjadi pedoman untuk menyusun kuesioner.

3.5.1 Variabel Independen (X)

Untuk menjalankan tugas secara profesional, sebagai auditor harus membuat

perencanaan sebelum melaksanakan proses audit. Seorang akuntan publik yang

mempengaruhi atau yang menjadi sebab perubahan atau timbulnya variabel dependen

(terikat) (sugiyono,2017). Berikut variabel independen dalam penelitian ini:

1. Artificial Intelligence (X1)

Variabel Dimensi Indikator Skala

Artificial Pengaruh 1. Seberapa Akurat Likert

Intelligence(X1) Artificial AI dalam

Intelligence Mengukur sajah

terhadap salah saji

saji
Pengaruh 2. Keakuratan AI

Artificial dalam kesesuaian

Intelligence dengan standar

terhadap umum yang

Kesesuaian berlaku

dengan standar

umum yang

berlaku

Pengaruh 3. Keakuratan AI

Artificial dalam kesesuaian

Intelligence dengan temuan

terhadap temuan audit

Audit

Pengaruh 4. Keakuratan AI

Artificial kualitas hasil

Intelligence

terhadap kualitas

hasil

Pengaruh 5. Keakuratan AI

Artificial kualitas tindak

Intelligence lanjjut hasil

terhadap kualitas

tindak lanjut

hasi
2. Audit Forensic

Variabel Dimensi Indikator Skala

Artificial Pengaruh audit 1. Seberapa Akurat Likert

Intelligence(X1) forensic audit forensic

terhadap salah dalam Mengukur

saji sajah saji

Pengaruh audit 2. Keakuratan audit

forensic forensicdalam

terhadap kesesuaian

Kesesuaian dengan standar

dengan standar umum yang

umum yang berlaku

berlaku

Pengaruh audit 3. Keakuratan audit

forensic forensic dalam

terhadap temuan kesesuaian

Audit dengan temuan

audit

Pengaruh audit 4. Keakuratan audit

forensic forensickualitas

terhadap kualitas hasil

hasil

Pengaruh audit 5. Keakuratan audit


forensic forensic kualitas

terhadap kualitas tindak lanjut hasil

tindak lanjut

hasi

3.5.2 Variabel Dependen (Y)

Dependen dalam bahasa indonesia sering disebut sebagai variabel terikat (Sugiyono,

2017). Variabel terikat merupakan faktor-faktor yang diamati dan diukur oleh peneliti

dalam sebuah penelitian, untuk menentukan ada tidak pengaruh dari variabel bebas.

Berikut variabel dependen dalam penelitian ini kualitas audit. Menurut Indra Bastian

(2014:186) kualitas audit adalah yang dimulai dari melakukan perencanaan terlebih

dahulu sebelum melaksanakan pemeriksaan dan menggunakan keahlian serta

kecermatan dalam menjalankan profesinya (Indra Bastian, 2014:186).

Operasionalisasi variabel kualita audit menggunakan dimensi dan indikator sebagai

berikut:

3.6 Metoda Analisa Data

Menurut Sugiyono (2017) analisis data merupakan kegiatan setelah data dari

seluruh responden atau data lain terkumpul. Kegiatan dalam analisi data adalah

mengelompokan data berdasarkan variabel dan jenis responden. Mentabulasi data

berdasarkan variabel dari seluruh responden, menyajikan data tiap variabel yang
diteliti, melakukan perhitungan untuk menjawab rumusan masalah dan melakukan

perhitungan untuk hipotesis yang telah diajukan. Penelitian ini menggunakan metoda

analisis sebagai berikut :

3.6.1 Uji Validitas dan Reliabilitas

Menurut Ghozali (2016) Uji kualitas data yang dihasilkan dari penggunaan

instrumen penelitian dapat dievaluasi melalui uji validitas dan reliabilitas

3.6.1.1 Uji Validitas

Uji Validitas digunakan unruk mengukur sah atau validnya suatu kuesioner. Suatu

kuesioner dikatakan valid jika pertanyaan pada kuesioner mampu untuk

mengungkapkan sesuatu yang akan diukur oleh kuesioner tersebut. Uji validitas

dilakukan dengan membandingkan nilai rhitung dengan rtabel untuk degree of fredom (df)

= n – 2. Dalam hal ini n adalah jumlah sampel.

Kriteria :

1. Jika rhitung > rtabel maka kuesioner valid

2. Jika rhitung < rtabel maka kuesioner tidak valid

3.6.1.2 Uji Reliabilitas

Reabilitas adalah alat untuk mengukur suatu kuesioner yang merupakan indikator

dari variabel konstruk. Suatu kuesioner dikatakan reliabel atau handal jika jawaban

seseorang terhadap pernyataan adalah konsisten atau stabil dari waktu ke waktu.

Pengukuran reliabilitas dapat dilakukan dengan pengukuran sekali saja (one shot).

Dinisi pengukurannya hanya sekali dan kemudian hasilnya dibandingkan dengan

pertanyaan lain atau mengukur korelasi antara jawaban pertanyaan. Untuk mengukur

reliabilitas dilakukan dengan uji statisik Cronbach Alpha (α). Suatu konstruk atau

variabel dikatakan reliabel jika memberikan nilai Cronbach Alpha > 0.70
3.6.2 Uji Statistik Deskriptif

Statistik deskriptive dalam penelitian ini digunakan analisis indeks persepsi yang

menggambarkan jawaban responden dari item-item pertanyaan yang diajukan. Skor

yang digunakan dalam penelitian ini yaitu skor tertinggi 5 dan skor terendah 1, maka

perhitungan indeks jawaban responden dihitung dengan rumus (Ferdinand,2016):

Indeks Persepsi : ¿

Keterangan :

F1 : Frekuensi responden yang menjawab Sangat tidak setuju (Skor 1) atas kuesioner

yang diajukan

F2 : Frekuensi responden yang menjawab Tidak setuju (Skor 2) atas kuesioner yang

diajukan

F3 : Frekuensi responden yang menjawab Netral (Skor 3) atas kuesioner yang

diajukan

F4 : Frekuensi responden yang menjawab Setuju (Skor 4) atas kuesioner yang

diajukan

F5 : Frekuensi responden yang menjawab Sangat setuju (Skor 5) atas kuesioner yang

diajukan

Untuk mendapatkan kecenderungan jawaban responden terhadap masing-

masing variabel, maka akan didasarkan pada nilai skor rata-rata (indeks) yang

dikategorikan ke dalam rentang skor berdasarkan perhitungan lima kategori, yaitu:

Batas atas rentang skor : (%F5*5) / 5 = (100*5)/5 = 100

Batas bawah rentang skor : (%F1*1) / 5 = (100*1)/5 = 20


Angka indeks yang dihasilkan menunjukkan skor 20-100, dengan rentang

sebesar 80 dibagi lima, sehingga menghasilkan rentang untuk masing-masing sebesar

16, dimana akan digunakan sebagai daftar interpretasi indeks sebagai berikut:

No Indeks Kategori

1 20-35 Sangat Rendah

2 36-52 Rendah

3 52-67 Sedang

4 68-83 Tinggi

5 84- Sangat Tinggi

100

Statistik deskriptif menganalisis indeks persepsi responden terhadap instrumen-instrumen

setiap variabel yang digunakan dalam penelitian ini.

3.7 Uji Asumsi Klasik

Sebelum melakukan hipotesis, terlebih dahulu peneliti melakukan uji asumsi klasik. Suatu

model penelitian dikatakan cukup baik dan dapat digunakan untuk memprediksi jika lolos

serangkaian uji asumsi klasik yang melandasinya. Uji asumsi klasik yang digunakan atas data

primer ini meliputi uji normalitas,multikolinearitas,heterokedasititas.

3.7.1 Uji Normalitas


Uji Normalitas dilakukan untuk menguji apakah dalam sebuah model regresi,residu dari

persamaan regresi mempunyai distribusi normal atau tidak (Ghozali,2016). Uji Normalitas

bertujuan untuk menguji apakah dalam model regresi,variabel penganggu atau residual

memiliki distribusi normal. Seperti diketahui bahwa uji t dan f mengasumsikan bahwa nilai

residual mengikuti distribusi normal. Ada dua cara untu mendeteksi apakah residual

berdistribusi normal atau tidak yaitu dengan analisis grafik dan uji statistik

1. Analisis Grafik

Salah satu cara untuk melihat normalitas residual adalah dengan melihat grafik

histogram yang membandingkan antara data observasi dengan distribusi yang

mendekati distribusi normal. Tetapi metode yang lebih handal adalah dengan melihat

normal probability plot yang membandingkan distribusi kumulatif dari distribusi

normal.

2. Analisis Statistik

Uji normalitas dengan grafik harus hati-hati secara visual terlihat normal, padahal

secara statistik bisa sebaliknya. Oleh sebab itu dianjurkan, disamping uji grafik harus

dilengkapi juga dengan uji statistik. Uji statistik yang dapat dilakukan adalah uji

statistik nonparametik Kolmogorov-Smirnov (K-S). Residual berdistribusi normal jika

memiliki nilai signifikansi > 0,05.

3.7.2 Uji Multikolinearitas

Uji Multikolinearitas bertujuan untuk menguji apakah model regresi ditemukan

adanya korelasi antara variabel bebas (Independen). Untuk mendeteksi ada atau tidaknya

multikolinearitas dalam regresi, dapat dilakukan beberapa cara. Pengujian ini dapat dilihat

dari tolerance atau Variance Inflation Factor (CIF). Kedua ukuran menunjukan setiap
variabel independen manakah yang dijelaskan oleh variabel lainnya atau dapat diartikan

secara sederhana bahwa setiap variabel independen menjadi variabel dependen dan

diregres terhadap variabel lainnya. Ghozali (2016) menyatakan bahwa dasar pengambilan

keputusan dengan tolerance atau Variance Inflation Factor (CIF). adalah sebagai berikut :

1. Jika nilai tolerance > 0,1 dan nilai VIF < 10 maka dapat disimpulkan bahwa tidak

ada multikolinearitas antar variabel independen dalam model regresi.

2. Jika nilai tolerance <0,1 dan nilai VIF > 10 maka dapat disimpulkan bahwa ada

multikolinearitas antar variabel independen dalam model regresi

3.7.3 Uji Heterokedasititas

Uji Heterokedasititas dilakukan untuk mengetahui apakah model regresi bergenda

terjadi ketidaksamaan varian dan residual suatu pengamatan kepengamatan lain.

(Ghozali,2016) menyatakan bahwa jika varian dan residual satu pengamatan ke

pengamatan lain tetap maka disebut homoskedastisitas sedangkan jika berbeda

heterokedastisitas digunakan metode Scatterplot.

3.8 Model Regresi Linier Berganda

Analisis regresi linier berganda atau disebut juga multiple regression analysis adalah

analisis yang digunakan untuk mengetahui pengaruh antara dua atau lebih variabel

independen terhadap variabel dependennya. Adapun rumus perhitungannya adalah:

Y =a+bX 1+ BX 2+e

Keterangan:

Y : Kualitas Audit
X1 : Artificial Intelligence

X2 : Audit Forensic

a : Konstanta

b : Koefisien regresi

c : Eror

3.9 Uji Statistik Deskriptif

Uji Hipotesis bertujuan untuk menganalisis data-data yang telah diperoleh dan

membuat kesimpulan dari hasil analisis data yang diperoleh tersebut, apakah variabel

independen (bebas) berpengaruh terhadap variabel dependen (terikat). Dengan kata lain

bertujuan untuk menguji apakah hipotesis atas penelitian ini diterima atau tidak

(Ghozali,2018). Secara statistik setidaknya menaksir nilai aktual dapat diukur dari nilai

koefisien determinasi, nilai statistik F dan nilai statistik t (Ghozali,2018)

3.9.1 Uji Koefisien Determinasi (Adjusted R2)

Uji Koefisien Determinasi (Adjusted R2) digunakan untuk memprediksi

seberapa besar kontribusi pengaruh variabel independen terhadap variabek

dependen. Nilai koefisien determanisasi adalah antara nol dan satu. Nilai yang

mendekati satu berarti variabel-variabel independen memberikan hampir semua

informasi yang dibutuhkan untuk memprediksi variasi variabel dependen.

Sebaliknya, nilai koefisien determinasi yang kecil menandakan kemampuan

variabel independen dalam menjelaskan variasi variabel dependen amat terbatas

(Ghozali,2018). Nilai koefisien determinasi adalah diantara nol dan satu. Jika nilai

koefisien determinasi mendekati satu maka berarti hampir semua variabek yang
dipakai dapat menjelaskan variasi variabel dependen yang digunakan dalam

penelitian

3.9.2 Uji Parsial (Uji t)

Uji t digunakan untuk menunjukan seberapa jauh pengaruh satu variabel

independen secara individual dalam menerangkan variabel dependen. Adapun

langkah dalam melakukan uji t adalah (Ghozali,2018)

1. Merumuskan hipotesis untuk masing-masing kelompok :

H0 : berarti secara parsial atau individu tidak ada pengaruh yang signifikan antara

X1,X2 dengan Y

H1 : berarti secara parsial atau individu ada pengaruh yang signifikan antara X1,X2

dengan Y

2. Menentukan tingkat signifikan yaitu sebesar 5% (0,05)

3. Membandingkan tingkat signifikan (a = 0,05) dengan tingkat signifikan t yang

diketahui secara langsung dengan menggunakan program SPSS dengan kriteria:

a. Nilai signifikan t < 0,05 berati H0 ditolak dan H1 diterima, hal ini artinya bahwa

semua variabel independen secara individu dan signifikan mempengaruhi variabel

dependen.

b. Nilai signifikan t > 0,05 berati H0 diterima dan H1 ditolak, hal ini artinya bahwa

semua variabel independen secara individu dan signifikan tidak mempengaruhi

variabel dependen.

4. Membandingkan thitung dengan ttabel

a. Jika thitung > ttabel, maka H0 ditolak dan H1 diterima, hal ini artinya bahwa

semua variabel independen secara individu dan signifikan mempengaruhi variabel

dependen
b. Jika thitung < ttabel, maka H0 diterima dan H1 ditolak, hal ini artinya bahwa

semua variabel independen secara individu dan signifikan tidak mempengaruhi

variabel dependen

3.9.3 Uji F

Uji F digunakan untuk mengetahui apakah model regresi yang digunakan telah fit

(Sugiyono,2014). Dalam melakukan pengujian hipotesis dasar kriteria penentuan

model regresi apakah telah fit menggunakan kriteria dasar pertimbangan sebagai

berikut:

a. Jika sig F 5 ≤a (5%) maka H0 ditolak dan Ha diterima

b. Jika sig F>a (5%) maka H0 diterima dan Ha ditolak

Anda mungkin juga menyukai