Anda di halaman 1dari 29

BAB IV

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

4.1 Deskripsi Objek Penelitian

4.1.1. Gambaran Umum Responden

Perolehan hasil data dari data penelitian dan pengujian hipotesis yang

diajukan sebelumnya pada penelitian ini akan dibahas di bab ini, penelitian

dilakukan kepada konsumen kacang Sukro PT Dua Kelinci.

4.1.2. Deskripsi Responden Berdasarkan Jenis Kelamin

Hasil penelitian memperlihatkan distribusi frekuensi karakteristik

responden berdasarkan jenis kelamin, seperti pada tabel dibawah :

Tabel 4.1
Deskripsi Responden Berdasarkan Jenis Kelamin

No Jenis Kelamin Frekuensi Prosentase


1 Laki-laki 43 37
2 Perempuan 72 63
Jumlah 115 100
Sumber : Data Primer 2023

Pada Tabel 4.1 mendeskripsikan distribusi frekuensi karakteristik

responden berdasarkan jenis kelamin dengan menampakkan hasil responden

pada penelitian ini mendapatkan responden laki-laki dengan frekuensi

sejumlah 43 responden yang memperoleh prosantase sebesar 37 % dan

responden perempuan dengan frekuensi sebanyak 72 responden dengan

prosentase sebesar 63 %.

1
4.1.3. Deskripsi Responden Berdasarkan Usia

Menggunakan 95% pada tingkat keyakinan dengan nilai z 1,96 dan

margin error sebesar 10%. Untuk hasil ukuran sampel pada penelitian ini adalah

sebagai berikut:

2
(1 96) 0 5 0 5
𝑛
01 2

𝑛 96 04

Dari perhitungan, jumlah sampel minimal dipakai dalam penelitian ini

adalah sebesar 96,04 yang dibulatkan menjadi 96 responden. Hasil kategori-

kategori usia responden yang diperoleh ditampakkan pada tabel berikut :

Tabel 4.2
Deskripsi Responden Berdasarkan Usia

No Usia Frekuensi Prosentase

1 17-20 14 12

2 21-25 90 78

3 >25 11 10

Jumlah 115 100

Sumber : Data Primer 2023

Dari Tabel 4.2 menjelaskan mengenai distribusi frekuensi responden

berdasarkan usia. Responden paling banyakberada dikelompok usia 21-25 tahun.

2
Pada usia tersebut cenderung sering mengonsumsi kacang sukro PT Dua Kelinci

sebagai camilan yang diminati diwaktu senggang mereka.

4.1.4. Deskripsi Responden Berdasarkan Konsumen

Pada hasil penelitian ini menampakkan distribusi frekuensi karakteristik

responden berdasarkan konsumen ditunjukkan dengan tabel dibawah ini:

Tabel 4.3
Deskripsi Responden Berdasarkan Konsumen

No Konsumen Frekuensi Prosentase

1 Ya 115 100

2 Tidak 7 0

Jumlah 122 100

Sumber : Data Primer 2023

Dari Tabel 4.3 menjelaskan distribusi frekuensi karakteristik responden

berdasarkan konsumen dengan jawaban berupa Ya dan Tidak. Hasil penelitian

menunjukkan hasil responden sebanyak 115 responden yang semua merupakan

kosumen dari PT Dua Kelinci. Hal tersebut dikarenakan kriteria yang dipakai

pada penelitian ini adalah konsumen PT Dua Kelinci. Namun, 7 responden tidak

dimasukkan dalam data tabulasi karena tidak termasuk ke dalam kriteria

responden.

3
4.1.5. Deskripsi Responden Berdasarkan Jumlah Pembelian

Dari data hasil tabulasi yang diperoleh, distribusi frekuensi karakteristik

responden berdasarkan jumlah pembelian didapatkan hasil berupa

Tabel 4.4
Deskripsi Responden Berdasarkan Jumlah Pembelian

No Jumlah Pembelian Frekuensi Prosentase

1 2 Kali 27 23

2 >2 Kali 88 77

Jumlah 115 100

Tabel 4.4 menunjukkan hasil frekuensi karakteristik responden

berdasarkan jumlah pembelian. Pada hasil penelitian menunjukkan didapatkan

responden penelitian dengan jumlah frekuensi sebanyak 27 orang untuk jumlah

pembelian 2 kali dengan prosentase sebesar 23 %. Sedangkan untuk jumlah

pembelian >2 kali didapatkan frekuensi sebanyak 88 orang dengan prosentase

sebesar 77 %.

4.2 Deskripsi Hasil Penelitian

Analisisis bertujuan meninjau jawaban responden terhadap masing-masing

pertanyaan indikator-indikator pada penelitian. Dari hal tersebut, dapat

dikemukakan mengenai deskripsi pilihan jawaban responden terhadap variabel-

4
variabel yang diteliti, sehingga didapatkan intensitas kondisi masing-masing

variabel. Standar kategori yang digunakan pada penelitian adalah :

Rentang Skala / Skala Skor Kategori

1,00 – 1,79 Sangat tidak baik /Sangat rendah

1,80 – 2,59 Tidak baik/ Rendah

2,60 – 3,39 Cukup / Sedang

3,40 – 4,19 Baik /Tinggi

4,20 – 5,00 Sangat Baik / Sangat Tinggi

Sumber : Muhidin dan Abdurrahman (2007)

Berdasarkan rentan skala diatas, maka dapat dilihat hasil analisis deskriptif

masing-masing variable sebagai berikut :

4.2.1 Deskripsi Variable Keputusan Pembelian

Keputusan pembelian merupakan proses merumuskan segala alternatif

tindakan yang bertujuan melabuhkan pilihan alternatif tertentu agar terdorong

melakukan pembelian. Pilihan jawaban responden mengenai pertanyaan

kuisioner yang mewakili variabel keputusan pembelian (Y) dapat dilihat pada

Tabel 4.5.

Tabel 4.5
Deskripsi Variable Keputusan Pembelian

5
No Pertanyaan STS TS KS S SS Skor Rata-
Rata
Membeli karena F 0 0 30 37 48
1 kemantapan 478 4,15
harga dan rasa Skor 0 0 90 148 240

Terbiasa
F 0 1 24 46 44
membeli karena
2 478 4,15
banyaknya
Skor 0 2 72 184 220
rekomendasi
Rasa puas
F 0 0 28 37 50
menghasilkan
3 482 4,19
rekomendasi
Skor 0 0 84 148 250
yang baik
Melakukan
F 0 1 31 33 50
pembelian ulang
4 477 4,14
karena
Skor 0 2 93 132 250
kesesuaian selera
Rata-Rata 4,15

Tanggapan responden seperti yang tertera pada Tabel 4.5 didapati bahwa

rata-rata tanggapan responden sebesar 4,15. Dengan pencapaian rata-rata tersebut

maka demikian masuk pada kategori yang tinggi. Rata-rata tertinggi

mendapatkan hasil 4,19 dicapai oleh indikator menghasilkan rekomendasi,

sedangkan skor terendah sebesar 4,14 yang terdapat pada indikator pembelian

ulang. Hal ini menunjukkan semakin puas konsumen dalam melakukan

pembelian maka menghasilkan rekomendasi yang baik dari konsumen sehingga

6
semakin tinggi kemungkinan konsumen melakukan keputusan pembelian.

Namun, tidak semua responden melakukan keputusan pembelian ulang pada

produk kacang sukro PT Dua Kelinci.

4.2.2 Deskripsi Variable Daya Tarik Produk

Daya tarik produk ialah sesuatu yang disediakan oleh produsen agar

memenuhi kebutuhan atau keinginan pasar yang bersangkutan. Jawaban

responden mengenai pertanyaan kuisioner yang mewakili variabel daya tarik

produk (X1) dilihat pada Tabel 4.6 berikut :

Tabel 4.6
Deskripsi Variable Daya Tarik Produk

No Pertanyaan STS TS KS S SS Skor Rata-


Rata

Produk kacang
F 0 0 30 38 46
sukro memiliki
1 daya tarik sendiri 472 4,10
dari packaging
Skor 0 0 90 152 230
dan rasa

Produk kacang F 0 1 28 42 44
2 sukro memiliki 474 4,12
ciri khas Skor 0 2 84 168 220

7
Iklan pada
F 0 0 31 32 52
medsos dan
3 televisi membuat 481 4,18
konsumen yakin
Skor 0 0 93 128 260
membeli

Rata-Rata 4,13

Pada Tabel 4.6 mendapatkan bahwa rata-rata tanggapan responden

sebesar 4,13. Dengan pencapaian rata-rata tersebut maka demikian masuk pada

kategori yang tinggi. Rata-rata tertinggi sebesar 4,18 dicapai oleh indikator iklan,

sedangkan skor terendah sebesar 4,10 yang terdapat pada indikator daya tarik

produk itu sendiri. Hal ini menunjukkan apabila konsumen lebih tertarik

membeli atau melakukan keputusan pembelian karena adanya iklan televisi dan

medsos yang dilakukan PT Dua Kelinci. Namun, tidak semua responden

membeli produk berdasarkan daya tarik produk itu sendiri dalam melakukan

keputusan pembelian pada produk kacang sukro PT Dua Kelinci.

4.2.3 Deskripsi Variable Cita Rasa

Cita rasa merupakan atribut pemilihan makanan berdasarkan rasa,

penampakan, bau, tekstur, dan suhu. Berikut hasil jawaban responden mengenai

pertanyaan kuisioner yang mewakili variabel cita rasa (X2) yang terdapat dilihat

pada Tabel 4.7.

8
Tabel 4.7
Deskripsi Variabel Cita Rasa

No Pertanyaan STS TS KS S SS Skor Rata-


Rata
Aroma produk F 0 1 30 38 46
1 menggiurkan 474 4,12
konsumen Skor 0 2 90 152 230

Produk memiliki
F 0 1 31 34 49
rasa yang sesuai
2 476 4.13
dengan selera
Skor 0 2 93 136 245
konsumen
Terkstur kacang
F 0 1 22 46 46
sukro
3 482 4,19
mempengaruhi
Skor 0 2 66 184 230
konsumen
Varian
mempengaruhi F 0 0 31 30 54
4 483 4,20
keputusan
pembelian Skor 0 0 93 120 270
Rata-Rata 4,16

Pada Tabel 4.7 didapatkan bahwa deskripsi variabel cita rasa didapatkan

rata-rata tanggapan responden sebesar 4,16. Dengan pencapaian rata-rata tersebut

maka demikian masuk pada kategori yang tinggi. Rata-rata tertinggi sebesar 4,20

dicapai oleh indikator varian, sedangkan skor terendah sebesar 4,12 yang

terdapat pada indikator aroma. Keadaan ini menampakkan konsumen melakukan

9
keputusan pembelian karena varian sesuai dengan selera konsumen PT Dua

Kelinci. Namun, tidak semua responden membeli produk berdasarkan aroma

dalam melakukan keputusan pembelian pada produk kacang sukro PT Dua

Kelinci dikarenakan konsumen tidak bisa langsung mencium aroma dari produk

sebelum membuka kemasan produk.

4.2.4 Deskripsi Variable Promosi

Promosi merupakan suatu teknik untuk meningkatkan penjualan seperti

iklan bahkan diskon ataupun potongan harga. Tabel 4.8 berikut menunjukkan

hasil responden mengenai pertanyaan kuisioner yang mewakili variabel promosi

(X3).

Tabel 4.8
Deskripsi Variabel Promosi

No Pertanyaan STS TS KS S SS Skor Rata-


Rata
Tertarik
F 0 0 22 42 51
membeli karena
1 bekerja sama 489 4,25
dengan Real Skor 0 0 66 168 255
Madrid
Adanya diskon
F 0 1 31 37 46
membuat
2 473 4,11
pembeli lebih
Skor 0 2 93 148 230
tertarik membeli

10
Pembelian pada
F 0 1 21 41 52
marketplace
3 489 4,25
memudahkan
Skor 0 2 63 164 260
pembeli
Ketenaran
F 0 1 23 38 53
kacang sukro
4 488 4,24
menambah minat
Skor 0 2 69 152 265
pembeli
Rata-Rata 4,21

Data responden pada Tabel 4.8 didapati rata-rata tanggapan sebesar 4,21.

Dengan pencapaian rata-rata tersebut maka demikian masuk pada kategori yang

sangat tinggi. Rata-rata tertinggi sebesar 4,25 dicapai oleh indikator iklan dan

penjualan personal, sedangkan skor terendah sebesar 4,11 yang terdapat pada

indikator promosi dengan potongan harga. Keadaan ini menunjukkan keputusan

pembelian mendapatkan pengaruh dari iklan dan penjualan personal dari produk PT

Dua Kelinci. Namun, tidak semua responden membeli produk karena pengaruh oleh

diskon/potongan harga untuk melakukan keputusan pembelian produk kacang sukro

PT Dua Kelinci

4.3 Uji Instrumen Penelitian

4.3.1 Uji Validitas

Dalam penelitian, validitas analisis menggunakan df (degree of freedom)

115 dengan taraf signifikansi 0,05, dari hal tersebut menghasilkan nilai r

11
tabel sebesar 0,182. Apabila r hitung lebih kecil dari r tabel, maka

pertanyaan atau variabel dinyatakan tidak valid. Dan kebalikannya, bilamana

r hitung lebih besar dari r tabel dan nilai positif maka pertanyaan atau

variabel dinyatakan valid. Hasil uji validitas pada indikator-indikator

penelitian ini ditampilkan dengan hasil berikut :

Tabel 4.9
Hasil Pengujian Validitas

No Variabel/Indikator r hitung r tabel Keterangan


1 Keputusan Pembelian :
Y.1 0,437 0,182 Valid
Y.2 0,453 0,182 Valid
Y.3 0,524 0,182 Valid
Y.4 0,550 0,182 Valid
2 Daya Tarik :
X1.1 0,473 0,182 Valid
X1.2 0,367 0,182 Valid
X1.3 0,393 0,182 Valid

3 Cita Rasa :
X2.1 0,560 0,182 Valid
X2.2 0,416 0,182 Valid
X2.3 0,431 0,182 Valid
X2.4 0,291 0,182 Valid
4 Promosi :
X3.1 0,486 0,182 Valid

12
X3.2 0,307 0,182 Valid
X3.3 0,488 0,182 Valid
X3.4 0,579 0,182 Valid

Tabel 4.9 menampakkan keseluruhan instrumen yang dipakai dalam

mengukur variabel pada penelitian didapati nilai korelasi lebih besar dari r tabel

= 0,182 (r hitung > r tabel) yang diartikan bahwa pertanyaan atau variabel

dinyatakan valid.

4.3.2 Uji Reliabilitas

Dari Ghozali (2018) memberikan kriteria pengambilan keputusan yaitu

apabila koefisien Cronbach Alpha > 0,6 dapat dinyatakan andal atau suatu

konstruk maupun variabel dinyatakan reliabel. Dan kebalikannya, apabila

koefisien Cronbach Alpha < 0,6 dapat dinyatakan tidak andal. Hasil uji

reliabilitas pada variabel penelitian ditampilkan oleh hasil berikut :

Tabel 4.10
Hasil Uji Reliabilitas

Cronbrach’s Cut of
Variabel Keterangan
Alpha Value
Kpeutusan Pembelian (Y) 0,834 0,60 Reliabel
Daya Tarik (X1) 0,843 0,60 Reliabel
Cita Rasa (X2) 0,837 0,60 Reliabel
Promosi (X3) 0,835 0,60 Reliabel

13
Dari pengujian Tabel 4.10 mengenai hasil uji reliabilitas diketahui

seluruh koefisien Cronbach Alpha > 0,6 yang didapat, maka kesimpulan dari

hasil tersebut yaitu bahwa keseluruhan variabel dalam penelitian dinyatakan

reliabel.

4.4 Uji Asumsi Klasik

Pengujian asumsi klasik pada penelitian bertujuan memberikan kepastian

bahwasanya persamaan regresi memiliki ketepatan dalam estimasi, tidak bias dan

konsisten.

4.4.1 Uji Deskriptif

Metode statistik deskriptif adalah metod dengan kaitan berupa

pengumpulan dan penyajian suatu kumpulan data yang menaksir kualitas data

berupa jenis variabel, ringkasan statistik seperti mean, median, modus, standar

deviasi, distribusi, dan representasi bergambar (grafik), tidak dengan rumus

probabilistik apapun. Hasil uji deskriptif pada variable ini ditunjukkan pada

Tabel 4.11.

Tabel 4.11
Hasil Uji Deskriptif

Descriptive Statistics
Std.
N Minimum Maximum Mean Deviation
Daya Tarik 115 9 15 12.50 1.489
Cita Rasa 115 11 20 16.55 1.911
Promosi 115 12 20 16.86 1.882

14
Keputusan 115 11 20 16.65 1.996
Pembelian
Valid N (listwise) 115

Pada hasil yang ditunjukkan Tabel 4.11 menunjukkan bahwa N = jumlah

sampel menunjukkan data sebesar 115. Untuk minimum dari variabel daya tarik

menunjukkan angka 9, kemudian untuk cita rasa menujukkan hasil 11, promosi

sebesar 12 serta keputusan pembelian ditunjukkan dengan hasil 11. Untuk

maximum hasil data yang diperoleh dari variabel daya tarik sebesar 15 dan

variabel cita rasa, promosi dan keputusan pembelian masing-masing sebesar 20.

Mean yang didapat pada hasil tersebut menunjukkan bahwa variabel daya tarik

menghasilkan data Mean sebesar 12,50, cita rasa 16,55, promosi, 16,86 dan

keputusan pembelian sebesar 16,65.

4.4.2 Uji Normalitas

Uji normalitas bertujuan menguji model regresi, variabel pengganggu

atau residual didapati distribusi normal atau tidak seperti yang dikemukakan oleh

Siregar (2015). Hasil uji normalitas pada penelitian ditunjukkan Tabel 4.12.

15
Tabel 4.12
Hasil Uji Normalitas

One-Sample Kolmogorov-Smirnov Test


Unstandardiz
ed Residual
N 115
a,b
Normal Parameters Mean .0000000
Std. 1.35389390
Deviation
Most Extreme Absolute .067
Differences Positive .053
Negative -.067
Test Statistic .067
Asymp. Sig. (2-tailed) .200c,d
a. Test distribution is Normal.
b. Calculated from data.
c. Lilliefors Significance Correction.
d. This is a lower bound of the true significance.

Dari hasil uji statistic non-parametrik Kolmogorov Smirnov (K-S) di

Tabel 4.12 diatas menampakkan signifikasi 0,200. Maka didapatkan kesimpulan

hasil residual secara normal, hal tersebut nampak dari nilai signifikasi >0,05,

sehingga model tersebut layak digunakan dalam penelitian.

4.4.3 Uji Heteroskedastisitas

Uji heteroskedastisitas digunakan untuk memperlihatkan perbedaan

varian dari residual satu ke pengamatan yang lain. Supaya terdeteksi terdapat

atau tidaknya gejala heteroskedastisitas maka dilakukan menggunakan uji glejser

(Ghozali, 2013:139). Hasil perhitungan uji heteroskedastisitas ditampakkan pada

Tabel 4.13.

16
Tabel 4.13

Coefficientsa
Unstandardized Standardized
Coefficients Coefficients
Model B Std. Error Beta t Sig.
1 (Constant) .849 .835 1.017 .311
Daya .007 .065 .013 .112 .911
Tarik
Cita Rasa .004 .050 .010 .085 .932
Promosi .003 .051 .008 .064 .949
a. Dependent Variable: Abs_RES
Hasil Uji Heteroskedastisitas

Dari hasil olah data pada Tabel 4.13, seluruh variabel menunjukkan hasil

signifikasi >0,05 yang dapat diartikan tidak terdapat gejala pada

heteroskedastisitas pada data residual.

4.4.4 Uji Multikolinieritas

Uji multikolinearitas digunakan agar terlihat terdapat atau tidak korelasi

menanjak antara variabel-variabel independen dalam suatu model regresi linear

berganda. Hasil perhitungan uji multikolinieritas ditunjukkan pada Tabel 4.14.

17
Tabel 4.14
Hasil Uji Multikolinieritas

Coefficientsa
Standardize
d
Unstandardized Coefficient Collinearity
Coefficients s Statistics
Std. Toleran
Model B Error Beta T Sig. ce VIF
1 (Constant) 1.603 1.368 1.172 .244
Daya Tarik .079 .107 .059 .738 .462 .656 1.523
Cita Rasa .302 .083 .289 3.656 .000 .662 1.510
Promosi .538 .084 .507 6.390 .000 .658 1.519
a. Dependent Variable: Keputusan Pembelian

Untuk hasil uji multikolinineritas pada Tabel 4.14 , didapatkan seluruh

variabel menghasilkan tolerance dengan rata-rata 0,650 dan VIF rata-rata 1,50

dengan ketentuan tolerance >0,10 dan VIF <10,0, sehingga didapatkan

kesimpulan tidak terjadi multikolinieritas.

4.4.5 Analisis Regresi Linier Berganda

Penelitian ini digunakan agar terlihat terdapat pengaruh antara variabel

independent terhadap keputusan pembelian. Analisis ini menggunakan SPSS

sebagai tempat olah data dengan hasil pada Tabel 4.15.

18
Tabel 4.15
Hasil Uji Analisis Regresi Linier Berganda

Coefficientsa
Standardize
d
Unstandardized Coefficient Collinearity
Coefficients s Statistics
Std. Toleranc
Model B Error Beta T Sig. e VIF
1 (Constant) 1.603 1.368 1.172 .244
Daya .079 .107 .059 .738 .462 .656 1.523
Tarik
Cita Rasa .302 .083 .289 3.656 .000 .662 1.510
Promosi .538 .084 .507 6.390 .000 .658 1.519
a. Dependent Variable: Keputusan Pembelian

Dari tabel 4.15 didapati dua variable independent pada penelitian

berpengaruh signifikan terhadap variabel dependen. Dari dua variabel

independent yaitu cita rasa dan promosi yang dimasukkan ke dalam model

regresi berpengaruh signifikan terhadap variabel dependen dengan masing-

masing tingkat signifikasi 0,000. Untuk variabel independent berupa daya tarik

tidak berpengaruh signifikan terhadap keputusan pembelian dikarenakan

diperoleh tingkat signifikansi sebesar 0,462. Hal tersebut beracuan pada tingkat

signifikansi kurang dari 0,000 (<0,05).

Dari demikian maka dapat dibuat persamaan matematis dengan

persamaan :

Y = (-0,059X1) + 0,289X2 + 0,507X3

19
Keterangan :

Y = Keputusan Pembelian

X1 = Daya tarik

X2 = Cita Rasa

X3 = Promosi

4.4.6 Koefisien Determinasi (R2)

Uji koefisien determinasi (Uji R2) bermaksud sebagai pengukur sebagian

besar independen secara serentak dan keseluruhan. Menurut Ghozali (2018)

koefisien determinasi digunakan sebagai pengujian kesesuaian model regresi.

Nilai R2 yaitu antara nol sampai dengan satu (0 < R2 < 1). Hasil koefisien

determinasi (R2) pada variable ini ditunjukkan Tabel 4.16.

Tabel 4.16
Hasil Pengujian Koefisien Determinasi (R2)

Model Summaryb
Adjusted R Std. Error of the
Model R R Square Square Estimate
1 .735a .540 .527 1.372
a. Predictors: (Constant), Promosi, Cita Rasa, Daya Tarik
b. Dependent Variable: Keputusan Pembelian

Berdasarkan Tabel 4.16 tersebut, nilai adjusted R2 didapat hasil 0,540

atau sama dengan 54 persen. Kondisi ini menjelaskan variabel independent daya

20
tarik, cita rasa, dan promosi memberikan partisipasi pengaruh sebesar 54 persen

terhadap tingkat variabel dependen yaitu keputusan pembelian. Sedangkan

sisanya 46 persen dipengaruhi variabel lain yang tidak disebutkan dalam

penelitian.

4.4.7 Uji Parsial (Uji T)

Menurut Ghozali (2018) uji parsial (T Test) memiliki guna memahami

pengaruh masing-masing variabel bebas terhadap variabel dependen. Pengujian

hipotesis dikatakan signifikan bila nilai T-statistics >1,96, sedangkan bila nilai T-

statistics < 1,96 dianggap tidak signifikan (Ghozali, 2016). Hasil uji F pada

variable ditunjukkan pada Tabel 4.17.

Tabel 4.17
Hasil Uji Parsial (T)

Coefficientsa

Unstandardized Standardized Collinearity


Coefficients Coefficients Statistics
Std. Toleranc
Model B Error Beta T Sig. e VIF
1 (Constant) 1.603 1.368 1.172 .244
Daya .079 .107 .059 .738 .462 .656 1.523
Tarik
Cita Rasa .302 .083 .289 3.656 .000 .662 1.510
Promosi .538 .084 .507 6.390 .000 .658 1.519
a. Dependent Variable: Keputusan Pembelian

21
Berdasarkan olah data SPSS untuk uji T pada penelitian ditunjukkan pada

Tabel 4.17 diatas. Hasil yang diperoleh yaitu :

1. Nilai t hitung pada variabel daya tarik produk sebesar 0,378 dengan tingkat

signifikansi 0,462. Karena 0,378 < 1,96 dan 0,462 > 0,05 maka H1 ditolak.

Hipotesis 1: Daya tarik produk tidak berpengaruh positif signifikan terhadap

keputusan pembelian

2. Nilai t hitung pada variabel cita rasa sebesar 3,656 dengan tingkat

signifikansi 0,000. Karena 3,656 > 1,96 dan 0,000 > 0,05 maka H2 diterima.

Hipotesis 2: Cita rasa berpengaruh positif signifikan terhadap keputusan

pembelian.

3. Nilai t hitung pada variabel promosi sebesar 6,390 dengan tingkat

signifikansi 0,000. Karena 6,390 > 1,96 dan 0,000 < 0,05 maka H3 diterima.

Hipotesis 3: Promosi berpengaruh positif signifikan terhadap keputusan

pembelian.

4.4.8 Uji Simultan (Uji F)

Menurut Ghozali (2018) uji pengaruh bersama-sama (joint) memiliki

guna mendapati apakah variabel independent secara bersama-sama

mempengaruhi variabel dependen. Hasil Uji F variable ditunjukkan oleh Tabel

4.18.

22
Tabel 4.18
Hasil Uji Simultan (F)

ANOVAa
Model Sum of Squares df Mean Square F Sig.
1 Regression 245.122 3 81.707 43.402 .000b
Residual 208.965 111 1.883
Total 454.087 114
a. Dependent Variable: Keputusan Pembelian
b. Predictors: (Constant), Promosi, Cita Rasa, Daya Tarik

Untuk Tabel uji f diatas menampakkan hasil uji statistic signifikansi

sebesar 0,000. Signifikasi ditentukan dengan kurang dari 0,05 yang berarti

terdapat pengaruh signifikan dari variabel bebas bersama-sama terhadap variabel

dependen. Dengan kata lain daya tarik, cita rasa, dan promosi secara serentak

mempengaruhi keputusan pembelian.

4.5 Pembahasan

Pembahasan akan menganalisa lebih lanjut mengenai hasil penelitian

pengaruh daya tarik (X1), cita rasa (X2) dan promosi (X3) terhadap keputusan

pembelian kacang sukro PT Dua Kelinci.

4.5.1 Pengaruh Daya Tarik Produk Terhadap Keputusan Pembelian

Hasil penelitian menampakkan hipotesis menyatakan tidak ada pengaruh

signifikan antara daya tarik terhadap keputusan pembelian telah terbukti. Hal

tersebut dapat dibuktikan dengan nilai signifikasi 0,462 yang menunjukkan

bahwa 0,462 > 0,05. Sehingga penelitian ini membuktikan bahwa hipotesis

23
ditolak. Dan dapat dinyatakan bahwa daya tarik tidak berpengaruh positif

signifikan terhadap keputusan pembelian. Hal tersebut memiliki arti bahwa daya

tarik tidak dapat mempengaruhi keputusan pembelian konsumen. Pada produk

kacsng sukro PT Dua Kelinci sendiri hampir sama dengan produk lainnya. Dari

segi packaging pun hampir sama dengan produk pesaing yang hanya dibedakan

dari logo yang terdapat pada kemasan. Maka dari itu bisa saja para pembeli tidak

terlalu mengihiraukan daya tarik dari produk itu sendiri.

Menurut Melodie dan Kim (2012) daya tarik produk dapat dimaknai bak

tanda bahwa customer lebih tertarik untuk berbelanja lebih banyak dan iklan

cuma-cuma untuk perusahaan. Daya tarik juga dapat membedakan barang atau

jasa perusahaan dari produk kompetitor dalam industri. Sedangkan menurut

Vioneta Eka Legasari dkk (2013) indikator dalam daya tarik adalah daya tarik

produk itu sendiri (Meaningful), ciri-ciri produk (Distinctive), dan iklan yang

dapat dipercaya (Believable).

Hasil deskripsi responden pada variabel daya memiliki rata-rata 4,13.

Dengan pencapaian rata-rata tersebut maka demikian masuk pada kategori yang

tinggi. Rata-rata tertinggi sebesar 4,18 terdapat pada pertanyaan “Iklan pada

medsos dan televisi membuat konsumen yakin membeli”, sehingga didapatkan

temuan riset bahwa hal tersebut tidak terlalu diperhatikan oleh konsumen karena

kacang sukro PT Dua Kelinci kurang menampilkan iklan pada medsos ataupun

televisi sehingga konsumen jarang melihat produk tersebut di iklankan, yang

24
mengakibatkan kurangnya pengenalan produk kepada konsumen dan dapat

mengurangi penjualan. Sedangkan skor terendah sebesar 4,10 yang terdapat pada

pertanyaan “apakah produk kacang sukro memiliki daya tarik sendiri dari

packaging dan rasa”, sehingga ditemukan hasil temuan riset bahwa hal tersebut

juga kurang diperhatikan oleh konsumen sebagai keputusan pembelian kacang

sukro PT Dua Kelinci karena dari segi packaging, kacang sukro memiliki

packaging sama pada umumnya dan rasa yang hampir sama dengan produk

pesaing sehingga dapat menimbulkan kurangnya penjualan. Meskipun produk

kacang sukro hampir sama dengan produk pesaing, konsumen tidak banyak yang

mengerti bahwa PT Dua kelinci mengunggulkan kemajuan teknologi pada proses

produksin melalui fasilitas laboratorium Mikrobiologi, Kimia Pangan, Limbah,

Organoleptik dibantu dengan tenaga-tenaga ahli di bidangnya. Selain itu, PT Dua

Kelinci juga diakomodasi oleh Divisi Riset dan Pengembangan sebagai

menyempurnaan dan mengembangkan produk-produk demi terpenuhinya

permintaan konsumen dalam negeri bahkan menembus pasaran internasional.

Hal tersebut sesuai dengan penelitian yang dilakukan oleh Achmad

Khulil dkk (2021) yang menyatakan bahwa daya tarik produk tidak berpengaruh

terhadap keputusan pembelian. Maka indikator-indikator berupa daya tarik

produk itu sendiri, ciri khas, dan iklan yang dapat dipercaya tidak mempengaruhi

keputusan pembelian konsumen.

25
4.5.2 Pengaruh Cita Rasa Terhadap Keputusan Pembelian

Hasil penelitian mendapatkan hipotesis yang menyatakan adanya

pengaruh signifikan antara cita rasa terhadap keputusan pembelian telah terbukti.

Hal tersebut dapat dibuktikan dengan nilai signifikasi kurang dari 0,05 (0,000 <

0,05). Sehingga penelitian membuktikan bahwa hipotesis ini diterima. Dan dapat

dinyatakan bahwa cita rasa berpengaruh positif signifikan terhadap keputusan

pembelian kacang sukro PT Dua Kelinci. Hal ini memiliki arti bahwa semakin

baik cita rasa yang diberikan pada produk makan akan semakin banyak

konsumen tertarik melakukan keputusan pembelian.

Menurut Kusumaning (2019) pengertian cita rasa adalah evaluasi

konsumen terhadap makanan ataupun minuman dengan perasaan rangsangan dan

iritasi, yang datang dari luar atau dalam, yang kemudian dapat dirasakan di

dalam mulut. Sedangkan menurut Saputra dkk (2015) rasa merupakan hasil

kerjasama dari indera manusia, lebih tepatnya indera perasa, yang normalnya

memiliki empat pengecap yaitu asin, manis, pahit dan asam. Meskipun ada

beberapa jenis rasa lain seperti gurih, pedas dll.

Hasil deskripsi responden pada variabel cita rasa memiliki rata-rata

sebesar 4,16. Dengan pencapaian rata-rata tersebut maka demikian masuk pada

kategori yang tinggi. Rata-rata tertinggi sebesar 4,20 didapat pada pertanyaan

“apakah varian mempengaruhi keputusan pembelian”, Sehingga dari hal tersebut

didapatkan termuan riset bahwa varian sangat mempengaruhi keputusan

26
pembelian konsumen. Sedangkan skor terendah terdapat pada pertanyaan

“apakah aroma produk menggiurkan konsumen” dengan hasil sebesar 4,12. Yang

dapat diartikan bahwa pada temuan riset untuk aroma dari produk kacang sukro

PT Dua Kelinci sendiri kurang menjadi minat konsumen dalam melakukan

keputusan pembelian.

Hal tersebut sesuai dengan penelitian yang dilakukan oleh Andi Jamal

dan Sherwin Ary Busman (2021) yang menyatakan bahwa cita rasa berpengaruh

positif dan signifikan terhadap keputusan pembelian. Dari indikator-indikator

yang digunakan dalam penelitian ini seperti bau, rasa, tekstur, dan varian

menunjukkan bahwa konsumen lebih mengutamakan indikator-indikator tersebut

sebagai penentuan keputusan pembelian yang dilakukan.

4.5.3 Pengaruh Promosi Terhadap Keputusan Pembelian

Hasil penelitian mendapatkan hipotesis yang menyatakan adanya

pengaruh signifikan antara promosi terhadap keputusan pembelian telah terbukti.

Hal tersebut dapat dibuktikan dengan nilai signifikasi kurang dari 0,05 (0,000 <

0,05). Sehingga penelitian membuktikan bahwa hipotesis diterima. Dan dapat

dinyatakan promosi berpengaruh positif signifikan terhadap keputusan pembelian

kacang sukro PT Dua Kelinci. Hal ini memiliki arti bahwa promosi dapat

menarik minat dan ketertarikan konsumen terhadap produk sebagai upaya dalam

keputusan pembelian.

27
Menurut Laksana (2019) Promosi adalah proses mengubah sikap dan

perilaku pembeli untuk membuat mereka lebih cenderung membeli produk atau

jasa. Sedangkan menurut Malau (2017) orientasi dari promosi adalah untuk

mempublikasikan, menawan dan merayu customer serta mengingatkan customer

tentang perusahaan dan bauran pemasarannya.

Hasil deskripsi responden pada variable promosi memiliki nilai rata-rata

sebesar 4,21. Dengan pencapaian rata-rata tersebut maka demikian masuk dalam

kategori yang baik. Rata-rata tertinggi terdapat pada pertanyaan “apakah tertarik

membeli karena bekerja sama dengan Real Madrid” dan pertanyaan “apakah

pembelian pada marketplace memudahkan pembeli” dengan masing-masing

memperoleh hasil sebesar 4,25, sehingga dari hal tersebut didapatkan termuan

riset bahwa keputusan pembelian konsumen dipengaruhi karena kerja sama

dengan Real Madrid dan kemudahan pembelian yang disediakan. Sedangkan

skor terendah sebesar 4,11 terdapat pada pertanyaan “apakah ketenaran kacang

sukro menambah minat pembeli”. Dari hal tersebut didapatkan termuan riset

bahwa ketenaran kacang sukro sendiri kurang menjadi minat konsumen dalam

melakukan keputusan pembelian.

Dengan demikian, hal ini sejalan dengan penelitian yang dilakukan oleh

Maria Agatha dan Anasrulloh (2020) yang menyatakan promosi penjualan

mempunyai dampak yang signifikan terhadap keputusan pembelian konsumen.

Dari indikator-indikator yang dipakai dalam penelitian ini seperti iklan, promosi

28
penjualan, penjualan personal, dan publisitas menunjukkan bahwa konsumen

lebih mengutamakan indikator-indikator tersebut sebagai pokok dalam penentuan

keputusan pembelian yang dilakukan.

29

Anda mungkin juga menyukai