BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN
karyawan pada bagian KYC di PT. Rajawali Berdikari Indonesia (RADIKARI) yang
memiliki atribut-atribut tertentu. Metode ini dapat digunakan pada banyak populasi,
tetapi lebih efektif dengan ukuran sampel yang lebih kecil dan populasi yang lebih
homogen. Pengambilan sampel bermanfaat karena peneliti dapat meneliti semua data.
Alasan meggunakan teknik purposive sampling ini karena sesuai untuk digunakan
menurut Sugiyono, (2016: 85). Untuk analisis pendahuluan, akan disajikan deskripsi
53
54
sebagai berikut :
Berdasarkan pada tabel 4.1 menunjukkan bahwa dari 162 responden, yang
sedangkan yang berjenis kelamin Laki-laki berjumlah 68 responden atau 41,9 persen.
Berdasarkan hasil penelitian ini dapat disimpulkan bahwa responden yang terbanyak
teliti dalam pengerjaan data entry pada bagian KYC di PT. Rajawali Berdikari
Indonesia (RADIKARI).
Data karakteristik responden berdasarkan usia dapat dilihat pada Tabel 4.2.
(Usman dan Akbar, 2006) mengatakan bahwa umur responden pada penelitian
Berdasarkan dari penentuan kelas diatas, maka dapat dilihat profil umur
Berdasarkan tabel 4.2 diatas dapat diketahui bahwa dari 162 responden
karyawan pada bagian KYC di PT. Rajawali Berdikari Indonesia (RADIKARI) yang
Dan diikuti dengan usia responden dari usia 21 - 23 tahun sebanyak 53 responden
dengan persentase 21,7 persen. Jadi, secara umum responden yang merupakan
yang tergolong usia produktif yaitu pada usia 24 – 26 tahun, karena pada usia
tersebut memiliki semangat belajar yang baik dan mobilitas yang tinggi untuk terus
meningkatkan performa kinerja yang baik bagi perusahaan. Serta hal tersebut
berkembang lebih maju dalam melakukan sebuah pekerjaan. Selain itu usia 24 – 26
tahun memiliki antusias dan inovasi yang luar biasa dalam melakukan pekerjaan di
perusahaan tersebut.
Masing – masing karyawan yang bekerja pada bagian KYC di PT. Rajawali
Berdasarkan tabel 4.3 dari tingkat pendidikan terakhir yang ditempuh oleh
para responden menunjukkan bahwa sebagian besar karyawan pada bagian KYC di
responden dengan persentase 8,2 persen dari 162 responden. Dari pendidikan yang
tingkat pendidikan yang baik, hal ini sangat menunjang kompetensi dari pekerjaan
tersebut.
k 3
Kategori Bobot :
penelitian ini digunakan 5 pernyataan yang diambil dari indikator yaitu : Tuntutan
Waktu Kerja. Hasil jawaban indikator variabel stres kerja dapat dilihat pada tabel 4.4
berikut :
Nilai
Katego
INDIKATOR STS TS N S SS Jml Indek
ri
s
Tuntutan Frekuensi 18 23 70 42 9 162
3,00 Sedang
Tugas
Bobot 18 46 210 168 45 487
20 43 72 19 8 162 Sedang
Umpan Baik atau Frekuensi 2,70
Feedback Bobot 20 86 216 76 40 438
6 18 72 42 24 162 Sedang
Tanggung Frekuensi 3,37
Jawab Bobot 6 36 216 168 120 546
indikator variabel stres kerja, dari hasil rata-rata jawaban kuesioner untuk indikator
variabel stres kerja menunjukkan angka 3,59, hal ini artinya sebagian besar
responden telah menilai bahwa stres kerja terhadap karyawan pada bagian KYC PT.
(cukup). Untuk indikator tertinggi dari variabel stres kerja ialah Tanggung Jawab
dengan jumlah nilai indeksnya adalah 3,37 hal ini menunjukan bahwa para karyawan
diberi tanggung jawab lebih namun tidak berikan kewenangan yang cukup oleh
Keterampilan Tugas dengan jumlah nilai indeks nya adalah 2,59, hal ini dikarenakan
ketidak sesuaian ilmu karyawan pada jenjang sekolah dengan tugas yang diberikan
oleh perusahaan.
indikator yaitu : Kondisi Pekerjaan, Penggunaan Waktu Kerja, dan Gaji dan
Tunjangan.
Indikator Nilai
ST TS N S SS Jml Kategori
Indeks
S
Frekue
Kondisi 0 4 57 64 37 162 Tinggi
nsi 3,82
Pekerjaan
Bobot 0 8 171 256 185 620
Penggunaa Frekue
0 18 68 44 32 162 Sedang
n Waktu nsi 3,55
Kerja Bobot 0 36 204 176 160 576
indikator variabel kepuasan kerja, dari hasil rata-rata jawaban kuesioner untuk
indikator variabel kepuasan kerja menunjukkan angka 3,57, hal ini artinya sebagian
besar responden menilai bahwa kepuasan kerja terhadap karyawan pada bagian KYC
(cukup). Indikator tertinggi dari variabel kepuasan kerja adalah indikator Kondisi
Pekerjaan dengan hasil indeks yaitu 3,82, hal ini menyatakan bahwa dalam
melakukan pekerjaan, para pekerja merasa nyaman dengan lingkungan kerja, yang
menyebabkan para pekerja lebih bersemangat untuk memberikan kinerja yang baik
untuk perusahaan. Sedangkan indikator terendah adalah Gaji dan Tunjangan dengan
hasil indeks yaitu 3,34 hal ini menunjukkan bahwa karyawan merasa kurang puas
Normatif. Dibawah ini merupakan hasil jawaban indikator variabel komitmen kerja
Nila
Katego
INDIKATOR ST TS N S SS Jml i
S ri
Inde
Ks
Komitmen Frekuensi 10 13 77 39 23 162
afektif (affective Sedang
commitment). 3,32
Bobot 26 231 156 115 538
10
Komitmen
Frekuensi 9 19 83 36 15 162
berkelangsungan
Sedang
(continuance 3,17
Bobot 9 38 249 144 75 515
commitment).
Komitmen
Frekuensi 2 9 68 53 30 162
normatif
3,61 Sedang
(normative
Bobot
commitment). 2 18 204 212 150 586
Jumlah 3,36 Sedang
indikator variabel komitmen kerja, dari hasil rata-rata jawaban kuesioner untuk
sebagian besar responden menilai bahwa komitmen kerja terhadap karyawan pada
kategori sedang (cukup). Indikator tertinggi dari variabel komitmen kerja adalah
yaitu 3,61, hal ini menunjukkan bahwa suatu perasaan wajib dari individu untuk
tentang kewajiban yang harus dia berikan kepada perusahaan, dan tindakan tersebut
merupakan hal benar yang harus dilakukan. Karyawan dengan komitmen normatif
yang kuat akan tetap bergabung dalam perusahaan karena mereka merasa sudah
Komitmen ini didasarkan pada persepsi karyawan tentang kerugian yang akan
intention dari perhitungan hasil jawaban kuesioner untuk indikator variabel turnover
intention menunjukkan angka 2,57, hal ini artinya bahwa sebagian besar responden
menilai bahwa turnover intention pada Karyawan bagian KYC di PT. Rajawali
Indikator tertinggi dari variabel turnover intention adalah Keinginan untuk keluar
kerja dengan skor nilai 2,66, hal ini menunjukkan bahwa dalam variabel ini sebuah
perilaku karyawan sudah terbentuk dan menjadikan pola perilaku yang melandasi
sebuah tindakan, tindakan tersebut dapat menjadikan tolak ukur yang menjadi
karakter adanya variabel ini. Maka pada variabel ini dapat kita lihat variabel tersebut
memiliki dimensi yang menjadi dasar pernyataan adalah terciptanya niat individu
perlahan untuk keluar dari pekerjaan, atau keinginan dalam melihat dan memilih serta
mencari tahu pekerjaan lainnya diluar pekerjaan saat ini, serta pemikiran untuk
mencari cara bagaimana agar dapat keluar dari perusahaan ini. Sedangkan indikator
terendah dari variabel turnover intention adalah keinginan untuk mencari pekerjaan
di tahun depan karena sudah merasa bosan atas pekerjaan saat ini dengan skor nilai
3,46. Hal ini disebabkan karena karyawan di PT. Rajawali Berdikari Indonesia
(RADIKARI) sudah memiliki sikap yang negatif yaitu merasa tempat kerja dimana
sesuatu yang buruk sedang terjadi diperusahaan tersebut, seperti halnya atasan yang
selalu menuntut tanpa memberi solusi, memberikan beban kerja yang tidak masuk
akal, dan rekan kerja yang konsisten bersikap kasar karena tidak cocok dengan
karyawan tersebut, tentu karyawan tersebut merasa tidak nyaman ditempat kerja dan
tidak ingin kembali kesana.Dalam keterikatan tempat kerja yang sibuk maka
karyawan memiliki pikiran negatif dan meremehkan lingkungan tempat kerjanya, dan
dalam keterikatan tempat kerja yang menakutkan / tidak teratur, tentunya karyawan
memiliki perasaan negatif tentang diri sendiri dan tempat mereka bekerja, sehingga
penelitian ini. Semua variabel survei berisi 14 pernyataan yang harus ditanggapi oleh
keabsahan klaim yang digunakan dalam penelitian ini adalah sebagai berikut :
Dilihat dari 2 kriteria diatas, jika angka r (nilai korelasi Pearson) lebih besar
dari r tabel dan nilai r positif, maka item-item indikator pernyataan dalam variabel
Berikut merupakan hasill dari Uji Validitas yang dapat diliaht pada Tabel 4.8
sebagai berikut :
Tabel 4.8 Hasil Uji Validitas
Berdasarkan Tabel 4.8, dapat diketahui bahwa nilai r hitung dari semua
indikator lebih besar dari nilai pada r tabel. Oleh karena itu dapat disimpulkan bahwa
Uji Reliabilitas adalah alat untuk mengukur suatu kuesioner, yaitu alat untuk
mengukur suatu konstruk atau variabel. Sebuah survei dianggap andal atau dapat
dipercaya ketika jawaban dari seseorang terhadap suatu pernyataan konsisten atau
stabil dari waktu ke waktu (Ghozali, 2011). Uji reliabilitas adalah tingkat kestabilan
semakin stabil meteran tersebut. Variabel dikatakan reliabel bila Cronbach Alpha >
0,60 (Nunnaly dalam Ghazali, 2006). Dibawah ini adalah hasil uji realibilitas dapat
Berdasarkan Tabel 4.9, dapat diketahui bahwa nilai Cronbach Alpha dari
semua item memenuhi hasil angka > 0,60. Oleh karena itu dapat disimpulkan bahwa
menemukan adanya korelasi antar variabel bebas (independent). Model regresi yang
VIF (variance inflation factor) dan nilai toleransi. Nilai VIF ditunjukkan pada Tabel
Dari Tabel 4.10 terlihat bahwa tidak ada variabel yang memiliki nilai VIF
lebih besar dari 10 dan nilai tolerance lebih kecil dari 0,1 yang berarti tidak ada
korelasi antara variabel independen. Jadi orang bisa menyimpulkan dari ini
tidak terdapat multikolinearitas antar variabel bebas dalam model regresi ini.
69
terjadi ketidaksamaan variance dari residual satu pengamatan yang lain. Jika
variance dari residual satu pengamatan ke pengamatan lain tetap, maka disebut
untuk mendeteksi ada atau tidaknya heteroskedastisitas itu dengan uji glejser.
Penerapan uji glejser jika signifikasi diatas tingkat kepercayaan 5% atau 0,05
regresi variabel independen terhadap nilai absolut dari unstandardized residual. Hasil
Coefficientsa
Uji normalitas bertujuan untuk menguji apakah model regresi linier berganda
pada variabel terikat (dependent variable) dan variabel bebas (independent variable)
Distribusi model regresi tinggi adalah normal atau mendekati normal. Uji
berdistribusi normal.
N 162
Mean .0000000
Normal Parametersa,b
Std. Deviation 2.73442571
Absolute .080
Most Extreme Differences Positive .080
Negative -.078
Kolmogorov-Smirnov Z 1.012
Asymp. Sig. (2-tailed) .257
a. Test distribution is Normal.
b. Calculated from data.
Sumber : Data Primer yang diolah, 2023
Berdasarkan dari tabel 4.12 diatas, terlihat bahwa nilai Monte Carlo Sig >
variabel terikat (independent variable) yaitu pengaruh stres kerja, kepuasan kerja,
dan komitmen kerja terhadap variabel terikat (dependen variable) yaitu turnover
intention.
Dibawah ini merupakan Hasil Koefisien Regresi dari Pengolahan data dengan
program SPSS Statistics 21 pada Tabel 4.13 dapat memberikan hasil sebagai berikut :
Coefficientsa
Berdasarkan tabel 4.13 diatas, maka dapat dilihat bahwa persamaan regresi
Nilai koefisien regresi untuk variabel Stres Kerja (b1) yaitu sebesar 0,231.
Nilai tersebut menunjukkan pengaruh positif antara variabel Stres Kerja dan
Turnover Intention. Hal ini artinya jika variabel Stres Kerja meningkat maka
Nilai koefisien regresi untuk variabel Kepuasan Kerja (b2) yaitu sebesar -0,
Kerja dan Turnover Intention, hal ini artinya jika variabel kepuasan kerja
Nilai koefisien regresi untuk variabel Komitmen Kerja (b3) yaitu sebesar -0,
Kerja dan Turnover Intention, hal ini artinya jika Komitmen Kerja karyawan
akan menurun.
73
pengujian yaitu :
1. Signifikansi t < 0,05 dan 𝑡ℎi𝑡𝑢𝑛g > 𝑡𝑡𝑎𝑏e𝑙, maka hipotesis nol (𝐻0) ditolak
dan hipotesis anternative (𝐻𝑎) diterima. Hal ini berarti ada pengaruh antara
2. Signifikansi t > 0,05 dan 𝑡ℎi𝑡𝑢𝑛g < 𝑡𝑡𝑎𝑏e𝑙, maka hipotesis nol (𝐻0) diterima
dan hipotesis anternative (𝐻𝑎) ditolak. Hal ini berarti tidak ada pengaruh yang
Dibawah ini merupakan hasil dari Uji T (Parsial) dapat dilihat pada Tabel 4.14
sebagai berikut :
Tabel 4.14 Hasil Uji t
Coefficientsa
1. Pengujian Hipotesis I
74
Uji hipotesis Stres Kerja (X1) terhadap Turnover Intention (Y) pada
mengenai stress kerja terhadap turnover intention karyawan diperoleh nilai 𝑡ℎi𝑡𝑢𝑛g
sebesar 3,065. Dengan signifikasi sebesar 0,003 < 0,05 maka Ho ditolak Ha diterima.
Artinya hipotesis penelitian ini menyatakan bahwa “stress kerja berpengaruh positif
dan signifikan terhadap turnover intention”. Artinya dimana semakin tinggi tingkat
stres kerja yang dialami karyawan maka semakin tinggi juga tingkat turnover
2. Pengujian Hipotesis II
Uji hipotesis Kepuasan Kerja (X2) terhadap Turnover Intention (Y) pada
nilai 𝑡ℎi𝑡𝑢𝑛g sebesar -2,064. Dengan signifikasi sebesar 0,010 < 0,05 maka Ho ditolak
Uji hipotesis Komitmen Kerja (X3) terhadap Turnover Intention (Y) pada
Dengan signifikasi sebesar 0,023 < 0,05 maka Ho ditolak Ha diterima Artinya
hipotesis penelitian ini menyatakan bahwa komitmen kerja berpengaruh negatif dan
signifikan terhadap kinerja karyawan”. Artinya semakin tinggi kepuasan kerja maka
merupakan model regresi yang baik. Sehingga dapat digunakan untuk memprediksi.
Signifikansi model regresi di uji dengan melihat nilai (sig) dimana jika nilai signifikansi
< 0,05 maka model regresi merupakan model yang layak untuk digunakan. Dibawah ini
merupakan hasil dari Uji f (Simultan) dapat dilihat pada Tabel 4.15 sebagai berikut :
Berdasarkan tabel 4.15 diatas, Dari hasil uji F pada penelitian ini
didapatkan nilai signifikan 0.000 lebih kecil dari alpha 0.05 dengan nilai Fhitung
sebesar 12.614 lebih besar dari Ftabel sebesar 2.66. Atas dasar regresi diatas hasil
pengaruh variabel independent (Stres Kerja, Kepuasan Kerja, dan Komitmen Kerja)
determinasi adalah antara nol dan satu (Ghozali, 2005 : 83). Pengolahan data dengan
\
Model Summary
diperoleh sebesar 0,178. Hal ini berarti nilai 17,8 % dari variabel Turnover Intention
oleh variabel Stres Kerja, Kepuasan Kerja, dan Komitmen Kerja, sedangkan sisanya
yaitu sebesar nilai 82,2 % Turnover Intention pada Karyawan PT. Rajawali Berdikari
4.4 Pembahasan
yaitu Stres Kerja (X1), Kepuasan Kerja (X2), dan Komitmen Kerja (X3) terhadap
variabel dependen yaitu Turnover Intention (Y) pada PT. Rajawali Berdikari
Berdikari Indonesia (RADIKARI). Hal ini berarti dimana semakin tinggi tingkat
stres kerja yang dialami karyawan, maka semakin tinggi juga tingkat turnover
intention yang terjadi. Tingkat stres kerja yang tinggi pada karyawan PT.
sekolah dengan tugas yang diberikan oleh perusahaan. Disamping hal itu karyawan
juga merasa kurang mendapatkan Umpan Balik atau Feedback dari perusahaan,
karena para karyawan sudah memberikan berbagai saran namun sering diabaikan
oleh perusahaan. Dalam hal konflik semacam ini harus diminimalkan dengan
mengadakan pertemuan atau rapat rutin satu bulan sekali dengan atasan, tujuannya
agar para karyawan merasa lebih dihargai karena sudah memberikan saran untuk
perusahaan. Jika semua hal tersebut berjalan dengan baik dan berkaitan satu sama
lain maka akan semakin meningkatkan kualitas para pekerja dan sesuai dengan apa
. Hal ini menunjukkan bahwa variabel independent stres kerja (X1) terbukti
Hal ini sejalan dengan penelitian yang dilakukan oleh (Lestari & Mujiati,
2018), (Hidayati & Rizalti, 2021), (Wahyudiana Mukti, 2018), (Rahmizal & Novia,
2021), dan (Nasution, 2017) yang menyatakan bahwa variabel stres kerja
puas memiliki pekerjaan yang menyenangkan tentu akan merasa nyaman untuk
berada di perusahaannya, dan karyawan yang merasa tidak puas akan keluar dari
perusahaan.
79
Karyawan pada PT. Rajawali Berdikari Indonesia (RADIKARI) merasa puas dengan
karyawan merasa puas maka mereka akan memaksimalkan Penggunaan Waktu Kerja
(Richardson, 2007). Luther, (2005: 246) dalam Khaidir (2016) menyatakan bahwa
kepuasan kerja yang tinggi menyebabkan turnover intention rendah dan sebaliknya
ketika kepuasan kerja rendah maka turnover intention akan tinggi. Ada korelasi
negatif antara kepuasan kerja dan turnover intention, dimana semakin meningkat
perusahaan.
(Fitriantini et al., 2019), (Sofia et al., 2019), (Nasution, 2017), (Susilo & Satrya,
2019), dan (Meriandayani & Subudi, 2019) yang menyatakan bahwa kepuasan kerja
berpengaruh negatif dan signifikan terhadap turnover intention pada karyawan PT.
sisa karir di perusahaan tersebut yang disebut dengan Komitmen Afektif, sehingga
karyawan merasa akan sangat rugi jika meninggalkan perusahaan tersebut yang
yang telah dilakukan maka: 1) Terbukti adanya pengaruh negatif dari komitmen kerja
(RADIKARI) akan meningkat. Hasil ini sejalan dengan penelitian yang dilakukan
oleh (Putra & Utama, 2018), (Amalia, 2020), (Andriawan & Games, 2019), (Dwi
Cahya Mulia & Supartha, 2018), (Meriandayani & Subudi, 2019) yang menyatakan