Anda di halaman 1dari 43

library.uns.ac.id digilib.uns.ac.

id

BAB IV

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

A. Hasil Penelitian
1. Deskripsi Data
Data hasil penelitian yang dieskripsikan merupakan data mengenai
karakter teacherpreneur, multicultural personality, Pengembangan
Keprofesian Berkelanjutan (PKB) dan profesionalisme guru abad 21 guru
SMK bisnis dan manajemen di kota Surakarta. Tahap awal yang dilakukan
sebelum analisis data adalah membahas hasil distribusi frekuensi data
penelitian. Selanjutnya dilakukan evaluasi terhadap model pengukuran (outer
model) dan evaluasi terhadap model struktural (inner model) untuk dilakukan
uji hipotesis.
Jumlah responden yang menjadi sampel dalam penelitian ini adalah
159 guru. Jumlah tersebut telah memenuhi jumlah sampel minimal penelitian
menggunakan teknik Structural Equation Modeling (SEM) dengan ukuran
sampel 100-200 untuk teknik estimasi maximum likelihood (ML). Berdasarkan
hasil analisis deskriptif penelitian karakter teacherpreneur, multicultural
personality, PKB, dan profesionalisme guru abad 21 diperoleh skor rata-rata,
median, modus, skor minimum, skor maksimum, varians dan standar deviasi,
jumlah kelas, interval kelas, dan range. Untuk mempermudah dalam
memahami data hasil penelitian, data disajikan dalam bentuk distribusi
frekuensi sebagai berikut.

a. Deskripsi Data Karakter Teacherpreneur


Hasil data penelitian menunjukkan bahwa jumlah responden
(n) = 159, nilai terendah = 44, nilai tertinggi = 76, mean (x) = 60,26,
Median (Me) = 60, Modus (Mo) = 64, standar deviasi (α) = 5, 21. Untuk

commit to user

100
library.uns.ac.id 101
digilib.uns.ac.id

memperjelas data tersebut dijelaskan dalam bentuk distribusi frekuensi


pada tabel 4.1 berikut.

Tabel 4.1 Data Karakter Teacherpreneur

No Kelas Interval Frekuensi

1 44-47 1

2 48-51 1

3 52-55 5

4 56-59 37

5 60-63 36

6 64-67 49

7 68-71 19

8 72-75 10

9 76-79 1

Sumber: data olahan, 2018

Tabel 4.1 menjelaskan sampel yang berada pada rentang skor


terendah yaitu antara 44 sampai dengan 147 berjumlah 1 orang (0,63%),
sedangkan sampel yang beradap pada rentang skor tertinggi antara 76
sampai dengan 79 juga berjumlah 1 orang (0.63%). Frekuensi terbanyak
ditunjukkan pada skor 64 sampai dengan 67 sebanyak 49 orang (30.82%).
.

b. Deskripsi Data Multicultural Personality


Hasil data penelitian menunjukkan bahwa jumlah responden
(n) = 159, nilai terendah = 46, nilai tertinggi = 94, mean (x) = 72,48,
Median (Me) = 73, Modus (Mo) = 74, standar deviasi (α) = 7,48. Untuk
commit to user
library.uns.ac.id 102
digilib.uns.ac.id

memperjelas data tersebut dijelaskan dalam bentuk distribusi frekuensi


pada tabel 4.2 berikut.
Tabel 4.2 Data Multicultural Personality

No Kelas Frekuensi
Interval
1 46 - 51 4

2 52 - 57 0

3 58 - 63 0

4 64 - 69 10

5 70 - 75 37

6 76 - 81 61

7 82 - 87 33

8 88 - 93 13

9 94 - 99 1

Sumber: data olahan, 2018

Tabel 4.2 menjelaskan sampel yang berada pada rentang skor


terendah yaitu antara 46 sampai dengan 51 berjumlah 4 orang (2.52%),
sedangkan sampel yang beradap pada rentang skor tertinggi antara 94
sampai dengan 99 berjumlah 1 orang (0.63%). Frekuensi terbanyak
ditunjukkan pada skor 76 sampai dengan 81 sebanyak 61 orang (38,36%).

c. Deskripsi Data Pengembangan Keprofesian Berkelanjutan (PKB)


Hasil data penelitian menunjukkan bahwa jumlah responden (n)
= 159, nilai terendah = 7, nilai tertinggi = 35, mean (x) = 19,23, Median
(Me) = 19, Modus (Mo) = 15, standar deviasi (α) = 5,12. Untuk
memperjelas data tersebut dijelaskan dalam bentuk distribusi frekuensi
pada tabel 4.3 berikut.

commit to user
library.uns.ac.id 103
digilib.uns.ac.id

Tabel 4.3 Data Pengembangan Keprofesian Berkelanjutan (PKB)

No Kelas Interval Frekuensi


1 7 - 10 3

2 11 - 14 1

3 15 - 18 43

4 19 - 22 38

5 23 - 26 43

6 27 - 30 20

7 31 - 34 10

8 35 - 38 1

9 39 - 42 0

Sumber: data olahan, 2018

Tabel 4.3 menjelaskan sampel yang berada pada rentang skor


terendah yaitu antara 7 sampai dengan 10 berjumlah 3 orang (1,89%),
sedangkan tidak ada sampel yang beradap pada rentang skor tertinggi
antara 39 sampai dengan 42 atau berjumlah 0 orang (0%). Frekuensi
terbanyak ditunjukkan pada skor 23 sampai dengan 26 sebanyak 43 orang
(27,04%).

d. Deskripsi Data Profesionalisme Guru Abad 21


Hasil data penelitian menunjukkan bahwa jumlah responden (n)
= 159, nilai terendah = 72, nilai tertinggi = 107, mean (x) = 88,52, Median
(Me) = 87, Modus (Mo) = 81, standar deviasi (α) = 7,69. Untuk
memperjelas data tersebut dijelaskan dalam bentuk distribusi frekuensi
pada tabel 4.4 berikut.

commit to user
library.uns.ac.id 104
digilib.uns.ac.id

Tabel 4.4 Data Profesionalisme Guru Abad 21

No Kelas Interval Frekuensi

1 72 - 75 1

2 76 - 79 3

3 80 - 83 14

4 84 - 87 40

5 88 - 91 33

6 92 - 95 24

7 96 - 99 15

8 100 - 103 12

9 104 - 107 17

Sumber: data olahan, 2018

Tabel 4.4 menjelaskan sampel yang berada pada rentang skor


terendah yaitu antara 72 sampai dengan 75 berjumlah 1 orang (0,63%),
sedangkan sampel yang beradap pada rentang skor tertinggi antara 104
sampai dengan 107 berjumlah 17 orang (10,69%). Frekuensi terbanyak
ditunjukkan pada skor 84 sampai dengan 87 sebanyak 40 orang (25,16%).

2. Hasil Uji Persyaratan Analisis Data


Penelitian ini menguji tentang pengaruh karakter teacherpreneur dan
multicultural personality terhadap profesionalisme guru abad 21 dengan
dimediasai oleh variabel PKB dengan teknik analisis Partial Least Square
(PLS). Sebelum dilakukan pengujian hipotesis menggunakan analisis PLS,
terdapat beberapa langkah yang harus dilakukan. langkah-langkah tersebut
dijelaskan sebagai berikut.
a. Evaluasi Model Pengukuran (Outer Model)
Evaluasi model pengukuran merupakan pengukuran yang
commit to user
digunakan untuk menilai kevalidan atau keabsahan dan reliabilitas
library.uns.ac.id 105
digilib.uns.ac.id

kuisioner penelitian suatu variabel. Seluruh variabel penelitian merupakan


variabel dengan indikator refleksif yang kemudian di validasi
menggunakan nilai discriminant validity. Tahap pengujian model
pengukuran selanjutnya adalah menguji reliabilitas suatu variabel
mengggunakan convergent validity dengan melihat nilai composite
reliable, cronbach’s Alpha, nilai AVE dan membandingkan nilai akar
AVE dengan korelasi antar konstruk. Jika seluruh indikator telah
memenuhi seluruh persyaratan, maka data tersebut dapat digunakan untuk
menganalisis hipotesis penelitian.

1) Pengujian Validitas Konstruk


Pengujian validitas ini dilakukan dengan melihat nilai
loading factor masing-masin indikator terhadap konstruknya. Batas
loading factor yang digunakan adalah sebesar 0,7 untuk penelitian
kofirmatori, sedangkan untuk penelitian eksploratori batas loading
factor yang digunakan adalah sebesar 0,6. Penelitian ini termasuk
dalam penelitian eksploratori maka batas loading factor yang
digunakan adalah sebesar 0,6. Hal ini sesuai dengan Yamin &
Kurniawan, (2011:202); serta Haryono (2017:405) yang menjelaskan
bahwa parameter uji validitas konvergen dalam model pengukuran
dengan menggunakan indikator refleksif sehingga nilai loading factor
antara 0.5 – 0.6 masih dapat digunakan atau dengan nilai T statistic ≥
1.96 dan nilai P Value ≤ 0.05 pada outer loadings.Pengolahan data
menggunakan aplikasi smart PLS 3.0. Hasil estimasi model PLS di
atas dapat dijelaskan melalui gambar sebagai berikut.

commit to user
library.uns.ac.id 106
digilib.uns.ac.id

Gambar 4.1 Hasil estimasi Model PLS Algorithm

Berdasarkan gambar di atas dapat dijelaskan bahwa seluruh


variabel penelitian memiliki nilai loading factor di atas 0,7 hal ini
menunjukkan seluruh indikator valid dalam mengukur konstruknya
sehingga dapat digunakan dalam penelitian. Nilai loading factor
masing – msing indikator terhadap konstruknya dapat dilihat pada
tabel berikut:

Tabel 4.5 Nilai Loading Faktor tiap Indikator


Variabel Kode Loading Factor Keterangan
Karakter TP1 0.898 Valid
teacherpreneur TP2 0.894 Valid
TP3 0.965 Valid
TP4 0.862 Valid
TP5 0.909 Valid
Multicultural MP1 0.753 Valid
Personality MP2 0.889 Valid
MP3 0.893 Valid
MP4 0.931 Valid
commit
MP5 to user 0.899 Valid
library.uns.ac.id 107
digilib.uns.ac.id

Pengembangan PKB1 0.936 Valid


Keprofesian PKB3 0.948 Valid
Berkelanjutan (PKB) PKB4 0.841 Valid
Profesionalisme PG1 0.961 Valid
guru abad 21 PG2 0.961 Valid
PG3 0.905 Valid
PG4 0.902 Valid
Sumber: data olahan, 2018

2) Pengujian Reliabilitas Konstruk Penelitian


Pengujian reliabilitas suatu konstruk penelitian dapat
dilakukan dengan melakukan pengujian convergent validity. Evalusi
terhadap nilai reliabilitas konstruk dapat diukur dengan composite
reliable, cronbach’s Alpha, nilai (Average Variance Extracted) AVE
dan membandingkan nilai akar AVE dengan korelasi antar konstruk.
Berikut hasil pengolahan data penelitian dengan menggunakan bantuan
aplikasi SmartPLS 3.0 yang disimpulkan pada tabel 4.6.

Tabel 4.6 Hasil Pemerikasaan construct reliability berdasarkan


Convergent Validity
Konstruk Cronbach's Composite AVE
Alpha Reliability
Karakter Teacherpreneur 0.945 0.958 0.821
Multicultural Personality 0.922 0.942 0.766
Pengembangan Keprofesian 0.894 0.935 0.827
Berkelanjutan (PKB)
Profesionalisme Guru Abad 21 0.950 0.964 0.870
Sumber: data olahan, 2018

commit to user
library.uns.ac.id 108
digilib.uns.ac.id

Berdasarkan tabel 4.6 dapat dijelaskan bahwa seluruh


konstruk penelitian dikatakan reliable dan layak digunakan untuk
pengujian hipotesis. Hal tersebut didasarkan pada seluruh variabel
penelitian karakter teacherpreneur, multicultural personality, PKB dan
profesionalisme guru abad 21 memiliki nilai cronbach’s alpha value
dan composite reliability value lebih besar dari 0.7. Kemudian
pemeriksaan selanjutnya dapatdilihat melalui AVE value. Nilai AVE
menunjukkan bahwa semuakonstruk memenuhi syarat fit suatu
konstruk penelitian. Nilai AVEmenunjukkan karakter
teacherpreneur(X1), multicultural personality (X2), PKB (Y1) dan
profesionalisme guru abad 21(Y2) memiliki nilai AVE lebih besar dari
0.5.
Pada tahap selanjutnya, pengujian reliabilitas dengan
mengevaluasi discriminant validity yang meliputi cross loading dan
membandingkan nilai koefisien korelasi indikator atau item kuisioner
pada blok konstruk dengan koefisien korelasi pada kolom lainnya
(Haryono, 2017:408). Discriminant validity dilakukan untuk
memastikan bahwa setiap konsep dari masing variabel laten berbeda
dengan variabel lainnya. Model mempunyai discriminant validity yang
baik jika nilai kuadrat AVE masing-masing konstruk eksogen melebihi
korelasi antara konstruk tersebut dengan konstruk lainnya. Hasil
masing-masing output cross loading konstruk dapat dijelaskan pada
tabel sebagai berikut.

Tabel 4.7 Hasil Output Cross Loading Konstruk Karakter


Teacherpreneur (X1)
MP PG PKB TP
TP1 0.454 0.682 0.637 0.898
TP2 0.328 0.636 0.558 0.894
TP3 0.416 0.682 0.636 0.965
commit to user
library.uns.ac.id 109
digilib.uns.ac.id

TP4 0.400 0.686 0.620 0.862


TP5 0.496 0.724 0.705 0.909
Sumber: data olahan, 2018

Berdasarkan Tabel 4.7 hasil output cross loading konstruk


karakter teacherpreneur (X1) menunjukkan bahwa konstruk X1
memiliki seluruh item indikator yang lebih besar dengan konstruk X1
dibandingkan dengan nilai koefisien korelasi indikator pada konstruk
lainnya. Maka dari itu, dapat disimpulkan bahwa masing-masing item
kuesioner yang menjadi indikator pada konstruk X1syarat instrumen
yang baik.

Tabel 4.8 Hasil Output Cross Loading Konstruk Multicultural


Personality (X2)
MP PG PKB TP
MP1 0.753 0.546 0.573 0.385
MP2 0.889 0.541 0.583 0.319
MP3 0.893 0.706 0.694 0.473
MP4 0.931 0.658 0.669 0.448
MP5 0.899 0.628 0.653 0.395
Sumber: data olahan, 2018

Berdasarkan Tabel 4.28 hasil Output Cross Loading


konstruk multicultural personality (X2) menunjukkan bahwa konstruk
X2 memiliki seluruh item indikator yang lebih besar dengan konstruk
X2 dibandingkan dengan nilai koefisien korelasi indikator pada
konstruk lainnya. Maka dari itu, dapat disimpulkan bahwa masing-
masing item koesioner yang menjadi indikator pada konstruk X2
memenuhi syarat instrument yang baik.

commit to user
library.uns.ac.id 110
digilib.uns.ac.id

Tabel 4.9 Hasil Output Cross Loading Konstruk Pengembangan


Keprofesian Berkelanjutan (Y1)

MP PG PKB TP
PKB1 0.665 0.840 0.936 0.669
PKB2 0.719 0.872 0.948 0.706
PKB3 0.599 0.767 0.841 0.521
Sumber: data olahan, 2018

Berdasarkan Tabel 4.9 hasil Output Cross Loading


konstruk Pengembangan Keprofesian Berkelanjutan(Y1) menunjukkan
bahwa konstruk Y1 memiliki seluruh item indikator yang lebih besar
dengan konstruk Y1 dibandingkan dengan nilai koefisien korelasi
indikator pada konstruk lainnya. Maka dari itu, dapat disimpulkan
bahwa masing-masing item koesioner yang menjadi indikator pada
konstruk Y1 memenuhi syarat instrument yang baik.

Tabel 4.10 Hasil Output Cross Loading Konstruk Profesionalisme


Guru Abad 21 (Y2)

MP PG PKB TP
PG1 0.728 0.961 0.900 0.705
PG2 0.704 0.961 0.878 0.716
PG3 0.606 0.905 0.805 0.622
PG4 0.600 0.902 0.806 0.771
Sumber: data olahan, 2018

Berdasarkan Tabel 4.10 hasil Output Cross Loading


konstruk profesionalisme guru abad 21 (Y2) menunjukkan bahwa
konstruk Y2 memiliki seluruh item indikator yang lebih besar dengan
konstruk Y2 dibandingkan dengan nilai koefisien korelasi indikator
commit
pada konstruk lainnya. Makato user
dari itu, dapat disimpulkan bahwa
library.uns.ac.id 111
digilib.uns.ac.id

masing-masing item koesioner yang menjadi indikator pada konstruk


Y1 memenuhi syarat instrument yang baik.
Setelah mendapatkan hasil Output Cross Loading pada
seluruh konstruk fit. Pemeriksaan selanjutnya adalah membandingkan
nilai akar AVE dengan korelasi antar konstruk. Nilai tersebut akan
dibandingkan melalui tabel 4.11.

tabel 4.11 Nilai akar AVE dengan korelasi antar konstruk


MP PG PKB TP
MP 0.875
PG 0.709 0.933
PKB 0.729 0.910 0.910
TP 0.466 0.755 0.700 0.906
Sumber: data olahan, 2018

Berdasarkan tabel 4.11, dapat dilihat bahwa perbandingan


seluruh nilai kuadrat AVE masing-masing konstruk melebihi nilai
korelasi antara konstruk tersebut dengan konstruk lainnya, hal ini
menunjukkan bahwa model PLS telah memenuhi syarat discriminant
validity.

b. Evaluasi Model Struktural (Inner Model)


Evaluasi model struktural (inner model) dilakukan untuk
memastikan model struktrual yang dibangun robust dan akurat. Tahapan
analisis yang dilakukan pada evaluasi model struktrual dilihat dari
beberapa indikator yaitu predictive relevance (Q2)dan Goodness of Fit
indexs (Gof). Hasil evaluasi model struktural dapat dijelaskan sebagai
berikut..
1) Predictive Relevance (Q2)
Predictive Relevance (Q2) menunjukkan prediksi model.
commit to user
Nilai Q2 model sebesar 0,02 menunjukkan model memiliki predictive
library.uns.ac.id 112
digilib.uns.ac.id

relvance lemah, nilai Q2 model sebesar 0,15 menunjukkan model


memiliki predictive relvance moderate dan nilai Q2 model sebesar 0,35
menunjukkan model memiliki predictive relvance kuat.

Tabel 4.12 Nilai Q2 Model

SSO SSE Q² (=1-SSE/SSO)


MP 795.000 795.000
PG 636.000 188.825 0.703
PKB 477.000 217.455 0.544
TP 795.000 795.000
Sumber: data olahan, 2018

Hasil analisis pada tabel 4.12 menunjukkan bahwa nilai Q2 model


dengan variabel endogen PG (profesionalisme guru abad 21) adalah
sebesar 0,703, hal ini menunjukkan bahwa full model PLS memiliki
predictive relvance kuat, begitu juga nilai Q2 model dengan variabel
endogen PKB (Pengembangan Keprofesian Berkelanjutan) adalah
sebesar 0,544 yang juga menunjukkan predictive relevance yang kuat.

2) Uji Goodness Of Fit Model


Uji goodness of fit model dapat dilihat dari nilai nilai
SMRM model. Model PLS dinyatakan telah memenuhi kriteria
goodness of fitmodel jika nilai SRMR < 0,10 dan model dinyatakan
perfect fit jika nilai SRMR < 0,08. Hasil uji goodness of fit model PLS
pada tabel 4.18 berikut menunjukkan bahwa nilai SRMR model PLS
adalah sebesar 0,060. Oleh karena nilai SRMR model di bawah 0,10
maka model PLS ini dinyatakan fit, sehingga layak digunakan untuk
menguji hipotesis penelitian. Berikut merupakan hasil uji Goodness of
Fit Model pada tabel 4.13 sebagai berikut.
commit to user
library.uns.ac.id 113
digilib.uns.ac.id

Tabel 4.13 Hasil Uji Goodness of Fit Model

Saturated Model Estimated Model


SRMR 0.060 0.060
d_ULS 0.557 0.557
d_G1 0.930 0.930
d_G2 0.545 0.545
Chi-Square 483.812 483.812
NFI 0.856 0.856
Sumber: data olahan, 2018

3. Hasil Uji Hipotesis


Pengujian hipotesis menggunakan PLS SEM dapat dilihat dari nilai
t-statistik dan nilai probabilitasnya (Hussein, 2015: 20). Untuk pengujian
hipotesis menggunakan nilai statistik maka untuk alpha5% nilai t-statistik
yang digunakan adalah 1,96. Sehingga kriteria penerimaan/penolakan
hipotesis adalah Ha diterima dan H0 di tolak ketika t-statistik > 1,96. Untuk
menolak/menerima hipotesis menggunakan probabilitas maka Ha di terima
jika nilai p < 0,05. Nilai tersebut merupakan dasar pengujian hipotesis
penelitian dengan melihat besarnya korelasi antara konstruk eksogen dengan
endogen dan konstruk endogen dengan endogen. Nilai t statistic dan P Value
ditunjukkan dari output path coefficients dengan bantuan smartPLS 3.0 yang
ditunjukkan pada tabel 4.14.

Tabel 4.14 Rangkuman Hasil Nilai Path Coefficients

Hubungan Kausal t statistics t table P Taraf Keterangan


Values Sig
X1 Y2 6.047 1.96 0.000 0.05 Signifikan
X2 Y2 2.843 1.96 0.005 0.05 Signifikan
Y1 Y2 13.544 1.96 0.000 0.05 Signifikan
commit to user
X1 Y1 11.135 1.96 0.000 0.05 Signifikan
library.uns.ac.id 114
digilib.uns.ac.id

X2 Y1 13.143 1.96 0.000 0.05 Signifikan


X1 Y1 Y2 8.670 1.96 0.000 0.05 Signifikan
X2 Y1 Y2 9.501 1.96 0.000 0.05 Signifikan
Sumber: data olahan, 2018

Berdasarkan tabel 4.14 tersebut, dapat ditemukan bahwa dari 7 jalur


yang diestimasi seluruhnya menunjukkan signifikan. Selanjutnya, berdasarkan
hasil pengujian jalur secara individual tersebut, pengujian hipotesis penelitian
dapat dilakukan. berikut merupakan hasil estimasi koefisien jalur yang
dijelaskan pada tabel 4.15 sebagai berikut:

Tabel 4.15 Rangkuman Estimasi Koefisien Jalur


Hubungan Kausal Koefisien Jalur
X1 Y2 0.242
X2 Y2 0.460
Y1 Y2 0.514
X1 Y1 0.121
X2 Y1 0.652
X1 Y1 Y2 0.336
X2 Y1 Y2 0.300
Sumber: data olahan, 2018

commit to user
library.uns.ac.id 115
digilib.uns.ac.id

Estimasi koefisien jalur juga dapat dijelaskan dari hasil model


estimasi menggunakan hasil estimasi model PLS Algorithm sebagai berikut:

Gambar 4.2 Hasil Estimasi Model PLS Algorithm

Keterangan:
TP : Karakter teacherpreneur (X1)
MP :Multicultural Personality (X2)
PKB :Pengembangan Keprofesian Berkelanjutan (Y1)
PG : Profesionalisme guru abad 21(Y2)

Bedasarkan nilai koefisien pada gambar tersebut, dapat diestimasikan


persamaan struktrual dari masing-masing substruktrual yang terbentuk seperti
berikut:
Substruktural 1
Pada substruktural 1, persamaan struktural dapat dibuat sebagai
berikut:
Y1 = γ1X1 + γ2 X2 + ς1

commit to user
library.uns.ac.id 116
digilib.uns.ac.id

Berdasarkan diagram jalur pada gambar 4.2 yang menunjukkan nilai


koefisien jalur antar variabel, didapat persamaan struktrual untuk subtruktural
1 sebagai berikut:
Y1 = 0.460X1 + 0.514X2 + ς1

Substruktural 2
Pada substruktural 2, persamaan struktural dapat dibuat sebagai
berikut:
Y2 = γ1X1 + γ2 X2 + γ3 Y1 + ς1

Berdasarkan diagram jalur pada gambar 4.2 yang menunjukkan nilai


koefisien jalur antar variabel, didapat persamaan struktrual untuk subtruktural
2 sebagai berikut:
Y2 = 0.242X1 + 0.121X2 + 0.652Y1 + ς1
Keterangan:
X :variabel laten
γ :gamma (kecil), koefisien variabel laten eksogen dengan variabel
laten endogen
ς : zeta (kecil), galat pengukuran variabel laten endogen

Tahap yang selanjutnya dilakukan setelah model menunjukkan


kesesuaian (fit) adalah membuat dekomposisi koefisien jalur yaitu menghitung
pengaruh langsung, pengaruh tidak langsung, dan pengaruh total variabel
eksogen terhadap variabel endogen. Pengaruh total adalah pengaruh langsung
ditambah pengaruh tidak langsung. pengaruh langsung, pengaruh tidak
langsung dan pengaruh total disajikan pada tabel 4. 16.

commit to user
library.uns.ac.id 117
digilib.uns.ac.id

Tabel 4.16 Pengaruh Langsung, Pengaruh Tidak Langsung,dan Pengaruh Total


Variabel
Variabel Pengaruh Total
Langsung Tidak Langsung Melalui
Y1
X1 Y2 0.242 - 0.242
X2 Y2 0.121 - 0.121
Y1 Y2 0.652 - 0.652
X1 Y1 0.460 - 0.460
X2 Y1 0.514 - 0514
X1 Y1 Y2 0.300 0.300
X2 Y1 Y2 0.336 0.336
Sumber: data olahan, 2018

Berdasarkan tabel 4.16 dapat dijelaskan bahwa pengaruh langsung


dan tidak langsung antar variabel penelitian. Berikut merupakan penjelasan
pengaruh parsial, pengaruh simultan, dan pengaruh tidak langsung.

a. Pengaruh Parsial (Effect Size /f Square / f2)


Pengujian besarnya pengaruh secara parsial dalam analisis PLS
ditunjukkan dengan nilai f square (f2). Nilai f square (f2) menunjukkan
besarnya pengaruh parsial masing-masing variabel predictor/variabel
eksogen terhadap variabel endogen. Menurut Cohen (1988), nilai f square
yang diperoleh selanjutnya dapat dikategorikan dalam kategori
berpengaruh kecil (f2 = 0,02), berpengaruh menengah (f2 = 0,15) dan
berpengaruh besar (f2 = 0,35). Berikut ini adalah nilai f2 masing-masing
variabel eksogen terhadap variabel endogen ditunjukkan pada tabel 4.17:

commit to user
library.uns.ac.id 118
digilib.uns.ac.id

Tabel 4.17 Besar Pengaruh Parsial (f2)

MP PG PKB TP
TP 0.214 0.546
MP 0.049 0.684
PG
PKB 0.932
Sumber: data olahan, 2018

Berdasarkan tabel 4.17 diperoleh beberapa hasil bahwa besar


pengaruh variabel karakter teacherpreneur (TP) terhadap profesionalisme
guru abad 21 (PG) adalah 0,214, pengaruh variabel multicultural
personality (MP) terhadap PG adalah sebesar 0,049, dan besar pengaruh
PKB terhadap profesionalisme guru abad 21 (PG) adalah 0,932. Hal ini
menunjukkan bahwa variabel PKB merupakan variabel yang paling besar
memberikan kontribusi kepada variabel profesionalisme guru di samping
variabel karakter teacherpreneur dan multicultural personality.
Hasil analsisis berikutnya pada tabel 4.17 menunjukkan bahwa
besar pengaruh variabel karakter teacherpeneur (TP) terhadap PKB adalah
sebesar 0,546 besar pengaruh variabel multicultural personality (MP)
terhadap PKB adalah sebesar 0,684.Hal ini menunjukkan bahwa variabel
multicultural personality memberikan kontribusi terhadap variabel PKB
lebih besar dibandingkan dengan kontribusi yang diberikan variabel
karakter teacherpeneur (TP) terhadap PKB. Hal ini menunjukkan bahwa
multicultural personality yang dimiliki guru merupakan faktor yang paling
berpengaruh terhadap Pengembangan Keprofesian Berkelanjutan di
samping variabel karakter teacherpreneur.

b. Besar Pengaruh Simultan


Besar pengaruh simultan menunjukkan bahwa variabel eksogen
berpengaruh terhadap variabel endogen secara bersama –sama. Besarnya
commitdari
pengaruh simultan dapat dilihat to user
nilai R square model (untuk model
library.uns.ac.id 119
digilib.uns.ac.id

dengan variabel eksogen yang tidak melebihi 2), sedangkan untuk model
dengan lebih dari 2 variabel eksogen, besar pengaruh dapat dilihat dari
nilai adjusted R square. Interpretasi R Square / adjusted r square sama
dengan interpretasi R Square pada analisis regresi biasa. Nilai R Square
menunjukkan besar pengaruh simultan (pengaruh bersama-sama) variabel
eksogen terhadap endogen.
Kekuatan model PLS juga dapat ditunjukkan berdasarkan nilai R
square. Ghozali (2016: 78) menjelaskan bahwa nilaiR Square sebesar
0,75 menunjukkan model PLS pada kategori kuat, R Square sebesar 0,50
menunjukkan model PLS kategori moderate dan nilai R Square sebesar
0,25 menunjukkan model PLS yang lemah. Hasil pengujian nilai R square
dan adjusted R square pada penelitian ini ditunjukkan pada tabel 4.18
sebagai berikut:

Tabel 4.18 Output R Square

R Square R Square Adjusted


PG 0.862 0.859
PKB 0.697 0.693
Sumber: data olahan, 2018

Berdasarkan pada tabel 4.18 tersebut, untuk melihat besarnya


pengaruh secara simultan dapat dilihat dari nilai R square adjusted karena
penelitian menggunakan lebih dari dua variabel eksogen. Hasil
perhitungan R square adjustedpada tabel di atas menunjukkan bahwa:
1) Nilai R square adjustedvariabel profesionalisme guru abad 21(PG)
adalah sebesar 0,859. Hal ini menunjukkan bahwa model dengan
variabel endogen profesionalisme guru abad 21(PG) memiliki
kekuatan prediksi yang sangat kuat. Dengan model tersebut sebesar
85,9% variansi variabel profesionalisme guru abad 21(PG) dapat
commit to user
library.uns.ac.id 120
digilib.uns.ac.id

dijelaskan oleh variabel karakter teacherpreneur, multicultural


personality dan Pengembangan Keprofesian Berkelanjutan.
2) Nilai R square adjusted variabel PKB adalah sebesar 0,693, hal ini
menunjukkan bahwa model dengan variabel endogen PKB memiliki
kekuatan prediksi pada kategori moderate. Dengan model tersebut
sebesar 69,3% variansi variabel PKB dapat dijelaskan oleh variabel
karakter teacherpreneur dan multicultural personality.

c. Uji Pengaruh Tidak Langsung (Uji Mediasi)


Variabel mediasi dalam penelitian ini adalah variabel PKB pada
pengaruh variabel karakter teacherpreneur (TP) dan multicultural
personality (MP) terhadap variabel profesionalisme guru abad 21(PG).
Hasil uji pengaruh tidak langsung (uji mediasi) dapat ditunjukkan pada
tabel 4.19 sebagai berikut:

Tabel 4.19 Output Uji Pengaruh Tidak Langsung

Original Sample Standard


T Statistics
Sample Mean Deviation P Values
(|O/STDEV|)
(O) (M) (STDEV)
TP -> PKB ->
0.300 0.300 0.035 8.670 0.000
PG
MP -> PKB ->
0.336 0.335 0.035 9.501 0.000
PG
Sumber: data olahan, 2018

Berdasarkan tabel 4.19 di atas, diperoleh hasil bahwa nilai


signifikan TP terhadap PG melalui PKB adalah sebesar 0,000 dengan nilai
t-statistik 8.670 > 1.96 maka Ho ditolah berarti bahwa variabel PKB dapat
memediasi pengaruh TP terhadap PG. Nilai signifikansi Pengaruh tidak
langsung MP terhadap PGcommit
melaluitoPKB
useradalah sebesar 0,000 dengan nilai
library.uns.ac.id 121
digilib.uns.ac.id

t statistik 9.501 >1.96 dan nilai signifikan yang diperoleh < 0,05 maka Ho
ditolak. Hal ini menunjukkan bahwa PKB dapat memediasi pengaruh MP
terhadap PG.
Model konseptual dalam penelitain ini dapat ditunjukkan pada
gambar 4.3 yang selanjutnya dapat dijelaskan rangkuman pengujian
hipotesis pada tabel 4.20 sebagai berikut.

Gambar 4.3 Model Konseptual Penelitian

Tabel 4.20 Rangkuman Pengujian Hipotesis

Hipotesis Uraian T P Koef Jalur Keputusan


Statistik Value
1 Terdapat pengaruh 6.047 0.000 0.242 Ho = ditolak
karakter Ha1=diterima
teacherpreneur
terhadap
profesionalisme guru
abad 21 guru SMK se-
Kota Surakarta.
commit to user
library.uns.ac.id 122
digilib.uns.ac.id

2 Terdapat pengaruh 11.135 0.000 0.121 Ho = ditolak


karakter Ha2=diterima
teacherpreneur
terhadap PKB guru
SMK se-Kota
Surakarta.
3 Terdapat pengaruh 13.544 0.000 0.514 Ho = ditolak
PKB terhadap Ha4=diterima
profesionalisme guru
abad 21 guru SMK se-
Kota Surakarta.
4 Terdapat pengaruh 8.670 0.000 0.300 Ho = ditolak
karakter Ha3=diterima
teacherpreneur
terhadap
profesionalisme guru
abad 21 melalui PKB
guru SMK se-Kota
Surakarta.
5 Terdapat pengaruh 13.143 0.005 0.652 Ho = ditolak
multicultural Ha5=diterima
personality terhadap
PKB guru SMK se-
Kota Surakarta.
6 Terdapat pengaruh 2.843 0.000 0.460 Ho = ditolak
multicultural Ha6=diterima
personality terhadap
profesionalisme guru
abad 21 guru SMK se-
Kota Surakarta.
commit to user
library.uns.ac.id 123
digilib.uns.ac.id

7 Terdapat pengaruh 9.501 0.000 0.336 Ho = ditolak


multicultural Ha7=diterima
personality terhadap
profesionalisme guru
abad 21 melalui PKB
guru SMK se-Kota
Surakarta.
Sumber: data olahan, 2018

Berdasarkan rangkuman hasil pengujian hipotesis pada tabel 4.20


di atas, dapat dijelaskan bahwa pengujian hipotesis 1 dengan hipotesis
yang diajukan:
Hipotesis Nol:
Ho1: γ1 = 0
Hipotesis alternatif:
Ha1: γ1 > 0

Karakter teacherpreneur Profesionalisme Abad 21

Gambar 4.4 Bagan hipotesis 1

Hasil perhitungan menggunakan program smartPLS 3.0 pada tabel 4.20


menunjukkan bahwa koefisien karakter teacherpreneur (X1) terhadap
profesionalisme guru abad 21(Y2) memiliki nilai T statistik 6.047 > 1.96,
dengan nilai p value atau tingkat signifikansi 0.000 atau kurang dari α –
0.005 (5%). Hasil tersebut menunjukkan bahwa Ho1 ditolak dan
Ha1diterima. Artinya secara statistik karakter teacherpreneur berpengaruh
terhadap profesionalisme guru abad 21.
pengujian hipotesis 2 dengan hipotesis yang diajukan:
Hipotesis Nol:
commit to user
Ho2: γ2 = 0
library.uns.ac.id 124
digilib.uns.ac.id

Hipotesis alternatif:
Ha2: γ2 > 0

Karakter teacherpreneur Pengembangan Keprofesian


Berkelanjutan (PKB)

Gambar 4.5 Bagan hipotesis 2

Hasil perhitungan menggunakan program smartPLS 3.0 pada tabel 4.20


menunjukkan bahwa koefisien karakter teacherpreneur (X1) terhadap
profesionalisme guru abad 21(Y2) memiliki nilai T statistik 11.135 > 1.96,
dengan nilai p value atau tingkat signifikansi 0.000 atau kurang dari α –
0.005 (5%). Hasil tersebut menunjukkan bahwa Ho1 ditolak dan
Ha1diterima. Artinya secara statistik karakter teacherpreneur berpengaruh
terhadap Pengembangan Keprofesian Berkelanjutan (PKB).

Pengujian hipotesis 3 dengan hipotesis yang diajukan:


Hipotesis Nol:
Ho3: γ3= 0
Hipotesis alternatif:
Ha3: γ3> 0

Pengembangan Keprofesian
Profesionalisme Abad 21
Berkelanjutan (PKB)

Gambar 4.6 Bagan hipotesis 3

Hasil perhitungan menggunakan program smartPLS 3.0 pada


tabel 4.20 menunjukkan bahwa koefisien PKB(Y1) terhadap
profesionalisme guru abad 21(Y2) memiliki nilai T statistik 13.544 > 1.96,
dengan nilai p value atau commit
tingkat to user
signifikansi 0.000 atau kurang dari α –
library.uns.ac.id 125
digilib.uns.ac.id

0.005 (5%). Hasil tersebut menunjukkan bahwa Ho4 ditolak dan Ha4
diterima. Artinya secara statistik Pengembangan Keprofesian
Berkelanjutan berpengaruh terhadap profesionalisme guru abad 21.

pengujian hipotesis 4 dengan hipotesis yang diajukan:


Ho4 :tidak terdapat pengaruh antara karakter teacherpreneur terhadap
profesionalisme guru abad 21 melalui Pengembangan Keprofesian
Berkelanjutan (PKB).
Ha4 :terdapat pengaruh antara karakter teacherpreneur terhadap
profesionalisme guru abad 21 melalui Pengembangan Keprofesian
Berkelanjutan (PKB).

Karakter teacherpreneur Profesionalisme abad 21

Pengembangan Keprofesian
Berkelanjutan
Gambar (PKB) 3
4.6 Bagan hipotesis
Gambar 4.7 Bagan hipotesis 4

Hasil perhitungan menggunakan program smartPLS 3.0 pada tabel 4.20


menunjukkan bahwa koefisien karakter teacherpreneur (X1) terhadap
profesionalisme guru abad 21(Y2) melalui PKB (Y1) memiliki nilai T
statistik 8.670> 1.96, dengan nilai p value atau tingkat signifikansi 0.000
atau kurang dari α – 0.005 (5%). Hasil tersebut menunjukkan bahwa Ho3
ditolak dan Ha3diterima. Artinya secara statistik karakter teacherpreneur
berpengaruh terhadap profesionalisme guru abad 21melalui
Pengembangan Keprofesian Berkelanjutan (PKB).
Pengujian hipotesis 5 dengan hipotesis yang diajukan:
Hipotesis Nol:
Ho5: γ5 = 0
Hipotesis alternatif:
Ha5: γ5 > 0 commit to user
library.uns.ac.id 126
digilib.uns.ac.id

Multicultural Personality Pengembangan Keprofesian


Berkelanjutan

Gambar 4.8 Bagan hipotesis 5

Hasil perhitungan menggunakan program smartPLS 3.0 pada tabel 4.20


menunjukkan bahwa koefisien mulitucultrual personality (X2) terhadap
Pengembangan Keprofesian Berkelanjutan (Y1) memiliki nilai T statistik
13.143 > 1.96, dengan nilai p value atau tingkat signifikansi 0.005 atau
kurang dari α – 0.005 (5%). Hasil tersebut menunjukkan bahwa Ho5
ditolak dan Ha5 diterima. Artinya secara statistik multicultural personality
berpengaruh terhadap PKB.
Pengujian hipotesis 6 dengan hipotesis yang diajukan:
Hipotesis Nol:
Ho6: γ6 = 0
Hipotesis alternatif:
Ha6: γ6 > 0

Multicultural Personality Profesionalisme guru abad 21

Gambar 4.9 Bagan hipotesis 6

Hasil perhitungan menggunakan program smartPLS 3.0 pada tabel 4.20


menunjukkan bahwa koefisien mulitucultrual personality (X2) terhadap
profesionalisme guru abad 21(Y2) memiliki nilai T statistik 2.843 > 1.96,
dengan nilai p value atau tingkat signifikansi 0.005 atau kurang dari α –
0.005 (5%). Hasil tersebut menunjukkan bahwa Ho6 ditolak dan Ha6
commit to user
library.uns.ac.id 127
digilib.uns.ac.id

diterima. Artinya secara statistik multicultural personality berpengaruh


terhadap profesionalisme guru abad 21.
pengujian hipotesis 7 dengan hipotesis yang diajukan:
Ho7 :tidak terdapat pengaruh antara multicultural personality terhadap
profesionalisme guru abad 21 melalui Pengembangan Keprofesian
Berkelanjutan (PKB).
Ha7 :terdapat pengaruh antara multicultural personality terhadap
profesionalisme guru abad 21 melalui Pengembangan Keprofesian
Berkelanjutan (PKB).

Mulitucultrual personality Profesionalisme guru abad 21

Pengembangan Keprofesian
Berkelanjutan
Gambar (PKB) 7
4.6 Bagan hipotesis
Gambar 4.10 Bagan hipotesis 7

Hasil perhitungan menggunakan program smartPLS 3.0 pada tabel 4.20


menunjukkan bahwa koefisien multicultural personality (X2) terhadap
profesionalisme guru abad 21(Y2) melalui Pengembangan Keprofesian
Berkelanjutan (Y1) memiliki nilai T statistik 9.501> 1.96, dengan nilai p
value atau tingkat signifikansi 0.000 atau kurang dari α – 0.005 (5%).
Hasil tersebut menunjukkan bahwa Ho7 ditolak dan Ha7 diterima. Artinya
secara statistik multicultural personalityberpengaruh terhadap
profesionalisme guru abad 21 melalui Pengembangan Keprofesian
Berkelanjutan (PKB).

commit to user
library.uns.ac.id 128
digilib.uns.ac.id

Berdasarkan hasil penelitian tersebut, model empiris sesuai


dengan model konseptual yang dapat dijelaskan pada gambar 4.12
sebagai berikut.

gambar 4.11 Model Empiris Penelitian

B. Pembahasan

Pembahasan yang dilakukan dalam penelitian ini berdasarkan pada hasil


evaluasi model pengukuran dan evaluasi model struktrual. Berdasarkan hasil
analisis data melalui penyebaran kuisioner kepada guru SMK bisnis dan
Manajemen di Kota Surakarta ditemukan bahwa terdapat pengaruh karakter
teacherpreneur, multicultural personality terhadap profesionalisme guru abad 21
melalui Pengembangan Keprofesian Berkelanjutan (PKB). Hipotesis penelitian
diuji dengan taraf kepercayaan 95% atau ɑ=0.05 (5%).
Secara keseluruhan temuan penelitian ini menggunakan empat variabel
yang terdiri dari dua variabel eksogen yaitu variabel karakter teacherpreneur dan
multicultural personality serta dua variabel endogen yaitu variabel Pengembangan
Keprofesian Berkelanjutan (PKB) dan profesionalisme guru abad 21. Pembahasan
hasil penelitian diuraikan lebih jelas sebagai berikut.

commit to user
library.uns.ac.id 129
digilib.uns.ac.id

1. Hasil Penelitian Menunjukkan Pengaruh Langsung Karakter


Teacherpreneur terhadap Profesionalisme guru abad 21 Guru SMK Se-
Kota Surakarta
Berdasarkan pada hasil penelitian menunjukkan bahwa H1
diterima. Hal ini menunjukkan bahwa terdapat pengaruh secara langsung
karakter teacherpeneur terhadap profesionalisme guru abad 21. Nilai koefisien
jalur pada variabel ini adalah 0.242, dan koefisien korelasi sebesar 0.214.
artinya, variabel karakter teacherpreneur secara parsial memiliki pengaruh
yang positif terhadap profesionalisme guru abad 21 sebesar 21.4% dan sisanya
sebesar 78.6% dipengaruhi oleh faktor lain yang tidak dikaji dalam penelitian
ini.
Hasil tersebut mendukung penelitian yang telah dilakukan oleh
Prihadi dan Sofyan (2016:235) bahwa pengembangan karakter teacherpreneur
mampu meningkatkn profesionalisme guru abad 21 guru SMK dalam
menghadapi tantangan abad 21 dan persaingan dengan negara lain sehingga
guru tidak hanya memiliki kompetensi saja, melainkan memiliki kreativitas
dan efektivitas dalam menggunakan berbagai sumber daya dalam
pembelajaran.Hasil penelitian yang serupa oleh Mulyatiningsih (2015:69) juga
menemukan bahwa karakter teacherpreneur mempengaruhi profesionalisme
guru dalam penguasaan pembelajaran melalui pembuatan perangkat
pembelajaran berupa media, modul, peralatan laboratorium. Media
pembelajaran yang telah dikembangkan meliputi media pembelajaran berbasis
web, CD pembelajaran interaktif, news magazine, blog, penugasan terhadap
peserta didik dengan pembuatan video tutorial terkait materi, dan membuat
group online sebagai sarana untuk berbagi materi pembelajaran. Neto,
Rodrigues, dan Panzer (2017: 259) menemukan bahwa guru yang memiliki
karakter entrepreneur memiliki kepuasa kerja yang dampaknya akan
mempengauhi profesionalisme. Penelitian yang dilakukan oleh Buckley dan
Futonge (2016: 7) menjelaskan bahwa karakter teacherpreneur tampak pada
guru yang mampu menggerakan diri sendiri untuk memanfaatkan teknologi
dengan memiliki minat dalam commit to user pendidikan secara virtual.
melaksanakan
library.uns.ac.id 130
digilib.uns.ac.id

Karakter teachepreneur merupakan karakter penting untuk dimiliki


guru pada pendidikan di abad 21. Karakter teacherpreneur merupakan
karakter guru yang percaya diri, berorientasi prestasi, pengambil risiko,
memiliki jiwa kepemimpinan dan keorisinilan yaitu kreatif dan inovatif.
Berdasarkan indikator-indikator dalam karakter teacherpreneur menunjukkan
bahwa karakter teacherpreneur mempengaruhi profesionalisme guru abad 21
guru SMK bisnis dan manajemen. Karaktet teacherpreneur yang
menunjukkan bahwa seorang guru yang memiliki karakter seorang
entrepreneur tidak berarti seorang guru memiliki produk atau melakukan
usaha untuk meningkatkan penghasilannya, seperti pada penelitian yang
dilakukan oleh Prihaswati & Astuti (2016: 13) yang hasil penelitiannya
menunjukkan bahwa profil teacherpreneur mahasiswa Pendidikan
Matematika ditunjukkan oleh keberanian menghadapi kegagalan dan senang
megembangkan ide-ide baru dan berinovasi untuk meningkatkan produksi
dalam berwirausaha serta mencari peluang dalam berwirausaha. Perbedaan
hasil penelitian ini adalah produk yang dihasilkan oleh teacherpreneur
berkaitan dengan bidang keilmuan sebagai keahlian seorang guru dan produk-
produk dalam bidang Pendidikan seperti media pembelajaran, bahan ajar,
sistem Pendidikan virtual dan produk lain yang bertujuan untuk
mengembangkan Pendidikan. Hal ini sesuai dengan konsep pada Pendidikan
abad 21 yang dijelaskan pada P21 framework 21st Century Learning (2015: 1)
bahwa pendidikan abad 21 dikembangkan melalui pendidik, ahli pendidikan,
pemimpin bisnis yang akan mampu mengilustrasikan keterampilan,
pengetahuan, keahlian dan sistem dukungan kepada peserta didik untuk
mencapai kesuksesn baik di dunia kerja, kehidupan dan social mereka melalui
dukungan sistem, penilaian, kurikulum dan pembelajaran, pengembangan
keprofesian, lingkungan belajar yang lebih mendekatkan peserta didik pada
proses belajar dan kesiapan diri setelah lulus dengan masyarakat global dan
digital.
Penelitian yang dilakukan dengan fokus terhadap karakter
commit to user
teacherpreneur terhadap profesionalisme guru abad 21 sesuai dengan konsep
library.uns.ac.id 131
digilib.uns.ac.id

utama dari teacherpreneur oleh Berry (2013: 19) yang menyatakan bahwa
teacherpreneur bukanlah seorang penjual, namun seorang ahli yang
menyebarkan ide dan pendekatan sebagai mentor virtual, guru pendidik,
pengelola komunitas, dan melakukan penelitian tindakan. Jika ditinjau dari
indikator karakter teacherpreneur dan indikator profesionaisme guru abad 21
yang diteliti, karakter teacherpreneur tersebut mempengaruhi tingkat
penguasaan guru terhadap kurikulum, konseptual dan praktikal landasan
kependidikan serta ilmu pengetahuan, keterampilan dalam menggunakan
multimetode pembelajaran dan teknik penilaian, serta kemampuan
membangkitkan motivasi peserta didik terhadap sains dan tekonologi.
Pada penelitian ini, seluruh indikator karakter teacherpreneur
memiliki nilai yang kuat dalam membentuk konstruknamun indikator yang
memiliki nilai terbesar adalah indikator pengambilan resiko dan keorisinalan.
Indikator pengambilan resiko menunjukkan kemampuan guru dalam
mengambil resiko dan dalam menghadapi tantangan, sementara indikator
keorisinilan menunjukkan inovatif dan kreatif. Indikator tersebut merupakan
indikator yang paling dibutuhkan pada Pendidikan di abad 21, hal ini sejalan
dengan penelitian yang dilakukan oleh Prihaswati & Astuti (2016: 523)
karakter yang dikembangkan pada teacherpreneur program adalah ulet dan
siap menghadapi tantangan, serta kreatifitas dalam menciptakan suatu produk.
Selain itu, sejalan dengan Scott (2015:1) yang menjelaskan bahwa salah satu
keterampilan yang penting pada abad 21 yaitu personal skills yang terdiri dari
inisiative, resilience, responsibility, risk taking dan
creativity/kreativitas.Sedangkan Departement of Children’s Service (2009: 5)
menjelaskan bahwa bahwa beberapa kapabilitas dan disposisi pembelajaran
abad 21 adalah kemampuan 3R yang terdiri dari risk taking, resilience, and
reflectiveness. Di sisi lain, Trilling & Fadel dalam Daryanto & Karim (2017:
13) menjelaskan bahwa pada abad ini, keterampilan yang dibutuhkan adalah
life and career skills, learning and innovation skills, dan information media
and technology skills.
commit to user
library.uns.ac.id 132
digilib.uns.ac.id

Kuatnya indikator-indikator pada karakter teacherpreneur yang


ditunjukkan oleh guru pada penelitian ini menunjukkan bahwa guru memiliki
kemampuan inovatif dan kreatif pada pembelajaran dapat dicontohkan dengan
memberikan pembelajaran menggunakan media dan alat peraga sesuai dengan
materi yang akan diajarkan. Kemampuan tersebut menonjol pada proses
pembelajaran yang dilakukan, sehingga guru membutuhkan dukungan baik
dari sekolah, pemerintah, maupun kolaborasi dengan rekan sejawat untuk terus
meningkatkan profesionalisme guru abad 21 sesuai dengan tuntutan abad 21.
Selain itu, guru yang memiliki karakter teacherpreneur menunjukkan
profesionalisme guru abad 21 dengan tidak hanya melihat hasil belajar peserta
didik, namun juga dari prosesnya melalui penilaian autentik ataupun portfolio
yang dibuat. Hal ini penting dilakukan agar peserta didik tidak hanya
memperoleh nilai yang tinggi saja, namun nilai tersebut harus merefleksikan
kemampuan peserta didik yang sebenarnya. Hal ini sejalan juga dengan hasil
penelitian yang dilakukan oleh Wuisan (2015: 295) yang menjelaskan bahwa
seorang guru yang memiliki kemampuan reflektif akan melakukan tindakan
kritis mengenai pelaksanaan pembelajarannya, tidak hanya berfokus pada hasil
belajar peserta didik tetapi pada setiap aspek dalam pembelajaran yang
dilakukan.
Kemampuan guru yang telah dijelaskan tersebut juga menunjukkan
bahwa dengan kreativitas dan inovasi serta keberanian menghadapi resiko
yang dimiliki guru dalam pembelajaran, guru dapat memberikan berbagai
alternatif model pembelajaran dan penilaian terhadap peserta didik,
memberikan dan mengembangkan kemampuan literasi peserta didik sehingga
wawasan peserta didik menjadi berkembang serta dengan kemampuan
kepemimpinan yang dimiliki dapat memotivasi peserta didik meminimalkan
resiko dan efek negatif terhadap suatu hal, sehingga guru dapat mencontohkan
tindakan yang mampu mengembangkan kemampuan resiliensi peserta didik.
Hal ini sejalan dengan penelitian Prihastuti (2011: 204) yang menjelaskan
bahwa resiliensi tidak dapat dikembangkan pada diri peserta didik jika guru
commit tojika
tidak memiliki kemampuan tersebut, userpara pendidik mengalami situasi
library.uns.ac.id 133
digilib.uns.ac.id

yang beresiko tinggi dan mampu mengatasinya, mereka akan menjadi role
model dan menemukan kekuatan untuk meningkatkan resiliensi peserta didik.
Meskipun, sekolah yang diteliti telah memberikan peluang kepada
guru untuk mengembangkan karakter teacherpreneur guru, namun masih
perlu adanya perhatian khusus agar karakter tersebut dapat dimiliki oleh
semua guru. SMKN 1 Surakarta, SMKN 3 Surakarta, SMKN Batik 1 dan
SMKN Batik 2 telah berupaya untuk mengembangkan karakter
teacherpreneur guru meskipun secara tidak langsung. Salah satu cara yang
dilakukan adalah dengan melibatkan guru dalam workshop, pemilihan guru
berprestasi, diklat dan memfasilitasi guru yang akan membuat karya-karya
inovatif.

2. Hasil Penelitian Menunjukkan Pengaruh Langsung Karakter


Teacherpreneur terhadap Pengembangan Keprofesian Berkelanjutan
(PKB)
Berdasarkan hasil penelitian menunjukkan bahwa Ha2 diterima.
Artinya, terdapat pengaruh karakter teacherpreneurterhadap PKB). Nilai
koefisien jalur karakter teacherpreneur terhadap pengembangan keprofesian
(PKB sebesar 0.121 dan nilai koefisien korelasi sebesar 0.546. artinya,
variabel karakter teacherpreneur secara parsial memiliki pengaruh yang
positif terhadap Pengembangan Keprofesian Berkelanjutan (PKB) sebesar
54.6% dan sisanya sebesar 45.4% dipengaruhi oleh faktor lain yang tidak
dikaji dalam penelitian ini.
Hasil penelitian tersebut mendukung hasil penelitian dari
Mulyatiningsih (2015: 68) yang menyatakan bahwa guru berkarakter
teacherpreneur memiliki potensi untuk melakukan Pengembangan
Keprofesian Berkelanjutan (PKB) yang meliputi penelitian tindakan kelas,
pelatihan, belajar mandiri dan studi lanjut, selain itu juga melakukan kegiatan
yang berorientasi ekonomis berkaitan dengan dunia pendidikan melalui
pembuatan karya kreatif dan inovatif, teknologi tepat guna yang relevan
dengan kompetensi keahlian commit to user Penelitian lain oleh Ninlawan
yang dimiliki.
library.uns.ac.id 134
digilib.uns.ac.id

(2015: 1734) juga mengungkapkan hal serupa kreativitas dan inovatif yang
dimiliki oleh guru berkarakter teacherpreneur mempengaruhi pengembangan
guru yang berfokus pada pengembangan course, sumber daya serta
lingkungan, mengembangkan pembelajaran terintegrasi, mengembangkan
kemampuan berbasis ICT, bahasa inggris dalam berkomunikasi. Selain itu,
Mulyatiningsih (2016: 164) menjelaskan bahwa karakter teacherpreneur
mempengaruhi kemampuan guru dalam Pengembangan Keprofesian
Berkelanjutan (PKB) dengan unsur karya inovatif pembelajaran; dan
memperoleh penghasilan tambahan dari produksi barang dan jasa. Wong
(2014: 308) menjelaskan bahwa kemampuan menulis dan inovasi pedagogis
dapat dipengaruhi oleh karakter teacherpreneur dengan indikator berorientasi
terhadap prestasi, kreativitas dan inovasi sehingga guru mampu merefleksikan
technical skill dan kolaborasi dengan tim.
Alasan lain berkaitan dengan kegiatan karya inovatif guru. Neto,
Rodrigues, dan Panzer (2017: 259) menjelasakan bahwa karakter entrepreneur
guru dalam penelitian ini adalah karakter teacherpreneur melakukan
pengembangan profesi dengan cara mengeksplorasi kemampuan kreatif untuk
menciptakan proyek inovatif. Artinya guru tersebut akan terus menerus
melakukan praktik profesional dengan menciptakan karya-karya inovatif yang
berguna bagi peserta didik seperti membuat media pembelajaran inovatif yang
mampu mendorong keterlibatan peserta didik meningkatkan hasil belajar.
Berdasarkan hasil penelitian yang dilakukan dengan didukung oleh
hasil penelitian terdahulu menunjukkan bahwa karakter teacherpreneur yang
paling mendukung Pengembangan Keprofesian Berkelanjutan (PKB) adalah
kreativitas dan inovasi guru dalam menghasilkan karya-karya inovatif. Guru
memiliki kepercayaan diri atas kemampuannya memanfaatkan ICT. Namun,
pada saat penelitian guru juga mengungkapkan terdapat kendala yang dihadapi
untuk melakukan PKB antara lain beban kerja administrasi sekolah dan
kesempatan untuk melakukan kegiatan pengembangan diri melalui publikasi
karya ilmiah maupun buku masih kurang.Sehingga ketika guru membuat suat
karya, karya itu banyak yangcommit
belumtodipublikasikan.
user PKB yang telah rutin
library.uns.ac.id 135
digilib.uns.ac.id

dilakukan guru adalah unsur pengembangan diri yang terdiri dari kegiatan
mengikuti diklat fungsional dan melaksanakan kegiatan kolektif guru seperti
MGMP yang rutin dilaksanakan pada setiap bulan.

3. Hasil Penelitian Menunjukkan Pengaruh Pengembangan Keprofesian


Berkelanjutan (PKB) terhadap Profesionalisme guru abad 21 Guru SMK
Se-Kota Surakarta
Berdasarkan hasil penelitian menunjukkan bahwa terdapat
pengaruh langsung PKB terhadap profesionalisme guru abad 21. Hal ini
ditunjukkan dengan nilai koefisien jalur 0.514 dan nilai koefisian korelasi
secara parsial sebesar 0.932. Artinya, variabel Pengembangan Keprofesian
Berkelanjutan (PKB) mempengaruhi secara positif terhadap PKB sebesar
93.2% dan sisanya sebesar 6.8% dipengaruhi oleh faktor lain yang tidak dikaji
dalam penelitian ini.
Hasil penelitian ini mendukung pendapat Hosnan (2016: 261) yang
menyatakan bahwa PKB bertujuan untuk meningkatkan profesionalisme guru
yang pada akhirnya juga akan berpengaruh pada kualitas layanan pendidikan
dan mutu pendidikan. Indrawati (2015: 2) juga menjelaskan melalui
Pengembangan Keprofesian Berkelanjutan (PKB) akan terbentuk guru
profesional yang tidak hanya memiliki ilmu pengetahuan yang kuat, namun
juga memiliki kepribadian yang matang, kuat dan seimbang sehingga guru
menunjukkan ciri profesionalisme guru abad 21, dengan kemampuan tersebut,
guru akan terampil membangkitkan minat peserta didik, membimbing peserta
didik untuk berkembang mengikuti perkembangan dan tuntutan masyarakat
pada abad 21.
Identifikasi lain pengaruh Pengembangan Keprofesian
Berkelanjutan (PKB) terhadap profesionalisme guru abad 21 juga dijelaskan
pada hasil penelitian Trisoni (2011: 143) bahwa peningkatakan
profesionalisme harus disesuaikan dengan perkembangan zaman abad 21
dapat dilakukan dengan program pelatihan terintegrasi berbasis kompetensi,
commit to guru,
pemberdayaan MGMP, simposium user program tradisional lainnya,
library.uns.ac.id 136
digilib.uns.ac.id

membaca dan menulis jurnal atau karya ilmiah, berpartisipasi dalam


pertemuan ilmiah, melakukan penelitian, magang, mengikuti berita aktual,
berpartisipasi dan aktif dalam organisasi profesi dan menggalang kerjasama
dengan teman sejawat. PKB yang dilakukan mampu mengembangkan
keterampilan guru abad 21 yaitu keterampilan komunikasi yang interaktif,
keterampilan interpersonal, keterampilan literasi teknologi dan kemampuan
berbahasa (Ming, dkk, 2014: 490). Hasil penelitian ini juga sejalan dengan
Mahmudah (2016: 347) yang menjelaskan bahwa guru yang melaksanakan
PKB mampu mengembangkan pengetahuan, teknologi, seni dan memiliki
karakter kuat sesuai dengan profesinya, sehingga selama mampu memenuhi
tuntutan karir dan kebutuhan peserta didik di masa depan.
Melalui kegiatan yang diikuti guru dalam PKB, kemampuan guru
dalam 4C dan 3R guru terus dikembangkan. Critical thinking dan problem
solving dikembangkan melalui seminar, diskusi dan kegiatan kolektif dalam
MGMP yang membahas permasalahan yang dihadapi oleh guru serta alternatif
solusinya, yang mana dalam mencari solusi suatu permasalahan dibutuhkan
creative thinking sehingga banyak alternatif solusi yang dapat diperoleh.
Dalam menciptakan solusi maupun suatu karya, guru tidak bisa
melakukannnya sendiri melainkan harus berkolaborasi (collaboration) dengan
rekan sejawat, maka melalui PKB tersebut guru berkolaborasi sekaligus
berkomunikasi untuk menyampaikan ide, gagasan dan karyanya kepada orang
lain. Guru yang aktif dalam PKB memiliki kesempatan yang lebih baik dalam
mengembangkan kemampuan professional dan kemampuan pedagogisnya.
Hal ini telah dijelaskan oleh Indrawati (2016: 663) bahwa guru yang secara
aktif melakukan PKB terutama publikasi ilmiah, memiliki kesempatan dalam
mengeksplorasi kemampuan dalam merumuskan masalah belajar, mencari
solusi dan mengimplementasikan solusi atau tindakan yang diperlukan serta
membuat laporan dalam bentuk makalah ilmiah yang bermanfat dalam
meningkatkan kompetensi pedagogis dan profesionalisme mereka.

commit to user
library.uns.ac.id 137
digilib.uns.ac.id

4. Hasil Penelitian Menunjukkan Pengaruh Karakter Teacherpreneur


terhadap Profesionalisme guru abad 21 melalui Pengembangan
Keprofesian Berkelanjutan (PKB) Guru SMK Se-Kota Surakarta
(Pengaruh Tidak Langsung)
Hasil penelitian menunjukkan bahwa terdapat pengaruh tidak
langsung antara karakter teacherpreneur terhadap profesionalisme guru abad
21 melalui PKB dengan nilai koefisien jalur 0.300. nilai t hitung> t
tabel(8.670>1.96) dengan taraf signifikansi 0.000<0.05. Jika berdasarkan pada
hasil pengaruh langsung antara karakter teacherpreneur terhadap
profesionalisme guru abad 21 dengan nilai t hitung> t table (6.047>1.96) dan taraf
siginifikansi 0.000< 0.05 serta pengaruh langsung antara PKBdengan nilai t
hitung> t tabel(13.544>1.96) dan taraf signifikansi 0.000<0.05. Besarnya nilai
specific indirect efect menunjukkan bahwa pengaruh karakter teacherpreneur
terhadap profesionalisme guru abad 21 melalui PKB sebesar 0,300 atau 30%.
Hasil tersebut menunjukkan nilai positif dan signifikan antar variabel artinya
profesionalisme guru abad 21 dapat dipengaruhi oleh karakter teacherpreneur
melalui PKB.
Hasil tersebut didukung oleh Shrout & Bolger (2002: 439) yang
menjelaskan bahwa analisis model mediator dapat diketahui melalui pengaruh
positif dan signifikan antara variabel eksogen terhadap variabel intervening,
kemudian melaui pengaruh positif dan signifikan antara variabel intervening
terhadap variabel endogen, artinya jika kedua variabel terdapat hubungan
positif dan signifikan maka dapat dikatakan bahwa model mediator tersebut
memiliki pengaruh positif yang signifikan.
Karakter teacherpreneur mempengaruhi PKB dapat diidentifikasi
dari berbagai kegiatan yang dilakukan meliputi pengembangan diri
(melakukan diklat fungsional dan kegiatan kolektif guru), melakukan
publikasi karya ilmiah ataupun buku serta membuat karya-karya inovatif.
Kegiatan tersebut mempengaruhi profesionalisme guru abad 21 karena guru
akan selalu melakukan pembaharuan ilmu pengetahuan, mengembangkan
commit
kemampuan dalam pemanfaatan ICTtodan
usermenciptakan karya-karya inovatif
library.uns.ac.id 138
digilib.uns.ac.id

baik dalam pembelajaran maupun dunia pendidikan. Karakter-karakter


teacherpreneur yang berkaitan dengan percaya diri, berorientasi prestasi,
pengambil resiko, dan keorisinilan (kreatif dan inovatif) diidentifikasi
memberikan efek positif terhadap kemauan guru untuk melakukan PKB.
Identifikasi lain dari indikator karakter teacherpreneur adalah
indikator kepemimpinan. Dalam indikator tersebut menjelaskan bahwa guru
yang memiliki indikator kepemimpinan dapat mudah bergaul dengan orang
lain, suka terhadap saran dan kritik yang membangun, serta mampu
memotivasi dan menginspirasi. Indikator tersebut menunjukkan bahwa guru
memiliki kemampuan berkolaborasi dengan rekan sejawat, dan akan selalu
terus menerus memperbaiki dan mengembangkan diri agar mampu menjadi
seorang guru yang profesional sesuai dengan tuntutan perkembangan ilmu
pengetahuan dan teknologi.

5. Hasil Penelitian Menunjukkan Pengaruh Multicultural Personality


Terhadap Pengembangan Keprofesian Berkelanjutan (PKB) Guru SMK
Se-Kota Surakarta
Berdasarkan hasil penelitian menunjukkan nilai t hitung > t table

(13.143>1.96) dengan taraf signifikansi 0.005 <0.05 berarti terdapat pengaruh


karakter teacherpreneur terhadap PKB secara signifikan. Nilai koefisien jalur
multicultural personality terhadap PKB sebesar 0.652 dan nilai koefisien
korelasi sebesar 0.684. Artinya, variabel multicultural personality secara
parsial memiliki pengaruh yang positif terhadap PKB sebesar 68.4% dan
sisanya sebesar 31.6% dipengaruhi oleh faktor lain yang tidak dikaji dalam
penelitian ini.
Hasil penelitian tersebut mendukung hasil penelitian Ponterott (2010:
718) yang menjelaskan bahwa multicultural personality diperlukan dalam
pekerjaan bidang kesehatan, pendidikan dan pembuat kebijakan yang mana
multicultural personality menjadi suatu prediktor yang mempengaruh variabel
self efficacy, resiliency, fleksibilitas kognitif, empati, humor, memperluas
jaringan sosial dan kemampuan commit to user
mengembangkan diri. Penelitian lain oleh
library.uns.ac.id 139
digilib.uns.ac.id

Caliskan & Isik (2016: 404) juga menjelaskan bahwa kelompok orang maupun
kelompok kerja yang memiliki karakteristik multicultural personality yang
tinggi memiliki lebih banyak kesiapan dalam perubahan baik perubahan secara
internal maupun eksternal seperti perkembangan teknologi, sistem kinerja,
struktur organisasi dengan cara mengembangkan kapasitas dan kemampuan
diri menyesuaikan dengan perubahan tersebut.
Multicultural personality mempengaruhi Pengembangan Keprofesian
Berkelanjutan jika diidentifikasi dari kegiatan kolektif guru berkaitan dengan
indikator empati budaya, berpikiran terbuka, fleksibilitas dan stabilitas emosi
akan memudahkan guru dalam bekerjasama/berkolaborasi dengan rekan
sejawat dengan melaksanakan kegiatan kolektif guru. Kegiatan kolektif guru
yang sudah rutin dilakukan guru yaitu MGMP dengan frekuensi kegiatan satu
bulan/satu semester sekali. Hal ini juga dijelaskan pada hasil penelitian oleh
Pekerti & Thomas (2016: 125) bahwa multicultural personality dapat
mempengaruhi kreativitas dan kompleksitas pengetahuan, bermanfaat bagi
seseorang dan organisasi melalui kerjasama antar anggota organisasi yang
terjalin dengan baik karena seseorang yang memiliki multicultural personality
akan menunjukkan sikap saling terbuka, fleksibel, dan dapat menerima
pendapat orang lain.

6. Hasil Penelitian Menunjukkan Pengaruh Multicultural Personality


Terhadap Profesionalisme guru abad 21 Guru SMK Se-Kota Surakarta
Berdasarkan hasil penelitian menunjukkan bahwa terdapat pengaruh
langsung multicultural personality terhadap profesionalisme guru abad 21.
Hal ini ditunjukkan dengan nilai koefisien jalur 0.460 dan nilai koefisian
korelasi secara parsial sebesar 0.049. Nilai t hitung> t table (2,843>1,96) dengan
taraf signifikansi 0.000 <0.05 artinya, variabel multicultural personality
signifikan mempengaruhi profesionalisme guru abad 21 secara positif sebesar
4,9%. Nilai pengaruh multicultural personality terhadap profesionalisme guru
abad 21 tidak terlalu besar yaitu kurang dari 10% sementara sisanya sebesar
95,1% dipengaruhi oleh faktorcommit to user
lain yang tidak dikaji dalam penelitian ini.
library.uns.ac.id 140
digilib.uns.ac.id

Hasil penelitian ini mendukung penelitian yang telah dilakukan oleh


Hladik, Hrbackova & Vavrova (2012: 341) menjelaskan bahwa guru yang
memiliki multicultural personality mampu memberikan pembelajaran yang
menyesuaikan dengan konteks pendidikan karakter dan menunjang
kompetensi pedagogik guru, misalnya menghormati hak orang lain,
berpandangan luas, kemampuan untuk berkomunikasi secara efektif dan tepat
dalam karakter yang beragam. Kemampuan memberikan pembelajaran yang
menginternalisasikan pendidikan karakter menjadi salah satu aspek yang harus
muncul pada kurikulum 2017 edisi revisi yang mana aspek ini merupakan
salah satu tuntutan pada abad 21.
Pengaruh Multicultural personality terhadap profesionalisme guru
abad 21 berkaitan dengan kemampuan menyesuaikan diri dengan tuntutan
pendidikan abad 21 yaitu penguasaan bahasa asing dan kemampuan
memanfaatkan ICT, kemampuan ini berdampak pada kinerja dan
profesionalisme seorang guru dalam mencapai kualitas pembelajaran yan baik.
Hasil penelitian Kortman (2016: 25) menunjukkan bahwa hubungan antara
multicultural competence yang diukur melalui multicultural personality dan
foreign language (penguasaan bahasa asing) berpengaruh terhadap kinerja.
Kompetensi ini dibutuhkan dalam pekerjaan profesional pada era globalisasi.
Hasil penelitian yang dilakukan juga sejalan dengan Liu, Baker &
Milman (2014) yang menjelaskan bahwa seorang guru yang memiliki
multicultural personality mampu memberikan pembelajaran dengan
memanfaatkan ICT, memiliki kemampuan komunikasi yang baik, memberikan
pengalaman belajar kepada peserta didik baik secara tatap muka, online
maupun campuran atau blended learning.
Hasil penelitian yang dilakukan menunjukkan pengaruh multicultural
personality guru mempengaruhi profesionalisme guru abad 21 sebesar 4,9%.
Meskipun hasil penelitian ini sesuai dengan penelitian terdahulu, namun
besarnya pengaruh yang hanya 4,9% disebabkan oleh responden merupakan
guru senior yang tidak mudah menyesuaikan diri dengan perubahan terutama
dalam hal penggunaan bahasa commit to user
asing dan pemanfaatan ICT. Selain itu,
library.uns.ac.id 141
digilib.uns.ac.id

karakteristik masyarakat Surakarta yang memegang teguh nilai-nilai budaya


setempat menyebabkan guru tidak mudah menerima tuntutan perubahan
zaman. Rendahnya pemanfaatan ICT dalam pencarian informasi juga
menyebabkan guru cepat menerima perkembangan terbaru dalam dunia
pendidikan. Guru cenderung meningkatkan profesionalismenya ketika terdapat
tuntutan dari pemerintah. Hal ini dapat dicontohkan dengan adanya peraturan
Menteri Negara Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi no.
16 Tahun 2009 tentang jabatan fungsional guru dan angka kredit yang
menuntut guru untuk mengumpulkan angka kredit dan penilaian kinerja guru.
Setelah terdapat peraturan tersebut, guru berusaha untuk mengembangkan
profesionalisme sesuai dengan tuntutan pendidikan abad 21 (Satyarini, 2013:
47).

7. Hasil Penelitian Menunjukkan Pengaruh Multicultural Personality


Terhadap Profesionalisme guru abad 21 Melalui Pengembangan
Keprofesian Berkelanjutan (PKB) Guru SMK Se-Kota Surakarta
Hasil penelitian menunjukkan bahwa terdapat pengaruh tidak
langsung antara multicultural personality terhadap profesionalisme guru abad
21 melalui PKB dengan nilai koefisien jalur 0.336. nilai t hitung> t tabel(9,501

>1.96) dengan taraf signifikansi 0.000<0.05. Jika berdasarkan pada hasil


pengaruh langsung antara multicultural personality terhadap Pengembangan
Keprofesian Berkelanjutan (PKB) nilai t hitung> t tabel(13,143>1.96) dan taraf
siginifikansi 0.005< 0.05 serta pengaruh langsung antara multicultural
personality terhadap profesionalisme guru abad 21 dengan nilai t hitung> t
tabel(2,843> 1.96) dan taraf signifikansi 0.000 <0.05. Besarnya nilai specific
indirect efect menunjukkan bahwa pengaruh mutlicultural personality
terhadap profesionalisme guru abad 21 melalui PKB sebesar 0,336 atau
33,6%. Hasil tersebut menunjukkan nilai positif dan signifikan antar variable
artinya profesionalisme guru abad 21 dapat dipengaruhi oleh karakter
teacherpreneur melalui PKB.
commit to user
library.uns.ac.id 142
digilib.uns.ac.id

Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa semakin tinggi multicultural


personality seorang guru maka akan semakin meningkatkan PKB yang
dampaknya akan mempengaruhi profesionalisme. Multicultural personality
guru perlu ditingkatkan dengan dukungan baik dari pihak sekolah, maupun
pemerintah agar guru terus melakukan pengembangan keprofesiannya. Guru
yang memiliki multicultural personality yang tinggi harus terus diberikan
kesempatan untuk mengembangkan diri melalui kegiatan-kegiatan yang
mengembangkan profesionalitasnya.
Berdasarkan hasil penelitian yang menunjukkan pengaruh langsung
multicultural personality terhadap PKB lebih besar dibandingkan dengan
pengaruh langsung multicultural personality terhadap profesionalisme guru
abad 21 menunjukkan bahwa hubungan hubungan mediasi dalam model
penelitian ini adalah full mediasi, artinya untuk meningkatkan profesionalisme
guru abad 21 guru SMK se-Kota Surakarta jika ditinjau dari multicultural
personality memerlukan mediasi PKB.

commit to user

Anda mungkin juga menyukai