Anda di halaman 1dari 20

1

BAB IV

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

4.1 Gambaran Umum Lokasi Penelitian

4.1.1 Sejarah singkat

Badan Pengelola Keuangan dan Aset Daerah merupakan unsur pelaksana

urusan pemerintahan yang menjadi kewenangan daerah. BPKAD dipimpin oleh

kepala Badan yang berkedudukan di bawah dan bertanggung jawab kepada

Walikota melalui Sekretaris Daerah. Badan Pengelola Keuangan dan Aset Daerah

menyelenggarakan fungsi sebagai berikut :

1. Perumusan dan pelaksanaan kebijakan teknis di bidang pengelolaan

keuangan dan aset daerah;

2. Penyusunan Rancangan APBD dan Rancangan Perubahan APBD;

3. Penyusunan Kebijakan dan pedoman pelaksanaan APBD;

4. Penatausahaan keuangan daerah;

5. Pengendalian pelaksanaan APBD;

Badan Pengelola Keuangan dan Aset Daerah mempunyai tugas membantu

Walikota melaksanakan urusan pemerintahan yang menjadi kewenangan daerah

dan tugas pembantuan di bidang keuangan.

4.1.2. Letak Geografis

Badan Pengelola Keuangan Dan Aset Daerah Kota Kendari terletak di

jalan Abunawas, Mandonga Kecamatan Mandonga, Kota Kendari, Sulawesi

Tenggara.
2

4.1.2 Struktur Organisasi

Struktur organisasi merupakan gambaran struktural suatu perusahaan yang

menunjukan kepada siapa harus bertanggung jawab yang ditujukan dengan garis

koordinasi dan garis komando. Lebih jelasnya struktur organisasi BPKAD Kota

Kendari diampilkan pada skema berikut :

Skema 4.1 Organisasi BPKAD


3

4.2 Tingkat Pengembalian Kuisioner

Sampel dalam penelitian ini adalah adalah pegawai negeri sipil di BPKAD

Kota Kendari. Dalam penelitian ini jumlah kuisioner yang disebar sebanyak 50

eksemplar, yang kembali dan bisa dianalisis sebanyak 44 eksemplar dan yang

tidak kembali sebanyak 6 eksemplar. Untuk lebih jelasnya tingkat pengembalian

kuisioner dapat dilihat dalam tabel 4.1 sebagai berikut:

Tabel 4.1

Tingkat Pengembalian Kuisioner

keterangan Jumlah Eksemplar Prosentase (%)

Jumlah disebar 50 100

Tidak kembali 5 10

Kembali lengkap 45 90

Sumber : data primer diolah (2020)

4.3 Karakteristik Responden

Responden penelitian adalah pegawai yang terdaftar di BPKAD Kota

Kendari sebanyak 45 orang. Deskripsi karakteristik responden bertujuan untuk

menjelaskan karakteristik para pegawai yang dijadikan sampel menurut: jenis

kelamin, umur, pendidikan, masa kerja, jabatan, dan golongan. Hasil deskripsi

karakteristik responden disajikan pada tabel 4.1.


4

Tabel 4.1. Karakteristik Responden Penelitian


Karakteristik Responden Frekwensi (orang) Persentase (%)
Laki-laki 19 42,22
Jenis Kelamin Perempuan 26 57,78
Jumlah 45 100
26-35 4 8,89
36-45 30 66,67
Umur (tahun) 46-55 10 22,22
> 55 1 2,22
Jumlah 45 100
SMA 2 4,44
Sarjana (S1) 30 66,67
Pendidikan
Magister (S2) 13 28,89
Jumlah 45 100
2 s.d 10 11 24,44
11 s.d 20 26 57,78
Masa Kerja (tahun)
21 s.d 30 8 17,78
Jumlah 45 100
KADIS 1 3,33
SEKDIS 1 3,33
KABID 3
Jabatan
KASUBID 11 36,67
STAF 29 96,67
Jumlah 45 140
III/a-III/d 41 91,11
Golongan IV/a-IV/d 4 8,89
Jumlah 45 100
Sumber: Data primer diolah, Tahun 2020

Berdasarkan Tabel 4.1 tampak bahwa karakteristik responden dilihat dari

jenis kelamin menunjukkan bahwa responden berjenis kelamin laki-laki yakni 19

orang atau 42,22% dibandingkan dengan jumlah responden perempuan yang

berjumlah 26 orang atau 57,78%. Kondisi ini wajar karena dalam pelaksanaan

tugas administrasi keuangan umumnya perempuan yang lebih banyak berperan

dibandingkan dengan laki-laki khususnya pada penatatan keuangan. Jenis kelamin

mempengaruhi tugas-tugas yang dibebankan dalam perencanaan keuangan.


5

Berdasarkan Tabel 4.1 dapat dilihat bahwa dari 45 orang responden terdiri

dari 4 orang atau 8,89% berumur antara 26-35 tahun, 30 orang atau 66,67%

berumur antara 36- 45 tahun, 10 orang atau 22,22% berumur antara 46- 55 tahun,

dan 1 orang atau 2,22% berumur lebih dari 55 tahun. Hal ini mengindikasikan

umur produktif pegawai kesehatan yang terdaftar di BPKAD Kota Kendari

didominasi umur antara 36- 45 tahun.

Tingkat pendidikan dalam penelitian ini adalah tingkat pendidikan formal

yang ditamatkan oleh pegawai di BPKAD Kota Kendari yang menjadi responden.

Tingkat pendidikan berpengaruh terhadap pola berpikir dan cara pandang dalam

membentuk penilaian terhadap berbagai persolan yang dihadapinya. Hasil

penelitian ini menunjukkan sebagian besar responden memiliki pendidikan

terakhir adalah Strata 1 (S1) sebanyak 30 orang atau 66,67%. Kondisi ini

menunjukkan tingkat pendidikan pegawai BPKAD sudah cukup tinggi atau

memadai, sehingga dengan mudah memahami sistem pengelolaan keuangan.

Hasil penelitian ini, diketahui masa kerja para pegawai di Puskesmas

Puwatu sebagian besar berkisar 11-20 tahun (57,78%). Kondisi ini menunjukkan

pegawai BPKAD Kota Kendari telah memiliki pengalaman yang cukup banyak

dalam melaksanakan pengelolaan anggaran. Fakta ini berkaitan erat dengan

keterampilan dan kemampuan kerja pegawai dalam memahami pentingnya

perencanaan anggaran yang baik.

Berdasarkan jabatan pegawai yang ditugaskan pada Puskesmas Puwatu

yang menjadi responden penelitian ini sebagian besar staf sebanyak 29 orang atau

96,67%. Akhirnya karakteristik responden berdasarkan Pangkat/golongan


6

sebagian besar responden berada pada pangkat/golongan III/a-III/d sebanyak 41

orang atau 91,11%. Kondisi ini menunjukkan potensi pegawai dalam memahami

sistem perencanaan anggaran yang baik dan mampu dalam menjalankan tugas-

tugas yang diberikan sehingga dapat meningkatkan serapan anggaran. Karena itu

berdasarkan jenis kelamin, umur, tingkat pendidikan, masa kerja, jabatan, dan

pangkat/golongan yang dimiliki setiap responden diharapkan bahwa semua

pegawai yang terlibat dalam penelitian ini mempunyai tingkat pemahaman dan

pengetahuan yang memadai untuk menjawab penyataan-pernyataan dalam

instrumen. Sehingga informasi yang diperoleh peneliti relevan dengan tujuan

penelitian.

4.4 Deskripsi Variabel Penelitian

Deskripsi variabel penelitian ini bertujuan untuk menginterpretasikan

makna masing-masing variabel penelitian, indikator variabel dan item pernyataan

penelitian berdasarkan distribusi frekuensi, persentase dan rerata jawaban

responden. Berdasarkan skala pengukuran data yang digunakan (Likert), rentang

skala pernyataan responden di mulai dari satu sampai lima yang artinya dimulai

dari sangat tidak baik/setuju sampai sangat baik/setuju. Variabel-variabel yang

dianalisis dalam penelitian ini terdiri dari: perencanaan anggaran dan serapan

anggaran. Hasil survei yang dilakukan dengan membagikan kuesioner kepada

responden diperoleh deskripsi setiap indikator variabel penelitian ini yang dapat

diuraikan sebagai berikut:

4.4.1 Deskripsi Variabel Perencanaan Anggaran (X1)


7

Menurut Menurut Halim (2014) menyimpulkan bahwa perencanaan

anggaran terdiri atas beberapa komponen penting, yaitu: a) prosedur

penganggaran, , dan b) waktu pelaksanaan anggaran. Deskripsi tanggapan

responden terhadap indikator variabel perencanaan anggaran pada penelitian ini

disajikan pada Tabel 4.2.

Tabel 4.2. Deskripsi Variabel Perencanaan Anggaran

Sumber: Data primer diolah, Tahun 2020

Deskripsi jawaban responden yang disajikan pada Tabel 4.2 diketahui nilai

rerata (mean) variabel perencanaan anggaran sebesar 4,32 yang dapat diartikan

sebagian besar pegawai yang terdaftar di BPKAD Kota Kendari menyatakan

sudah baik dalam pelaksanaan perencanaan anggaran jika dicerminkan dari aspek

prosedur penganggaran dan waktu pelaksanaan anggaran. Tanggapan responden

menunjukkan bahwa indikator waktu pelaksanaan anggaran memiliki nilai rata-

rata tertinggi dengan nilai 4,67 dan yang terkecil adalah indikator prosedur

penganggaran dengan nilai 3,98 Jika dicermati dari kondisi empiris yang

sesungguhnya, variabel perencanaan anggaran berdasarkan persepsi responden

berada pada interval penilaian yang sudah baik. Karena itu pelaksanaan
8

perencanaan anggaran yang baik diharapkan dapat mempengaruhi peningkatan

serapan anggaran.

4.4.2 Deskripsi Variabel Serapan Anggaran (Y)

Variabel serapan anggaran dalam penelitian ini diukur dengan indikator

sebagai berikut: efisien, efektif, dan ekonomis (Lubis, 2012). Deskripsi tanggapan

responden terhadap indikator variabel serapan anggaran pada penelitian ini

disajikan pada Tabel 4.3.

Tabel 4.3. Deskripsi Variabel Serapan Anggaran

Sumber: Data primer diolah, Tahun 2020

Deskripsi jawaban responden yang disajikan pada Tabel 4.3 diketahui nilai

rerata (mean) variabel serapan anggaran sebesar 4,09 yang dapat diartikan

sebagian besar pegawai yang terdaftar di BPKAD Kota Kendari menyatakan baik

dalam serapan anggaran jika dicerminkan dari aspek efisien, efektif, dan

ekonomis. Tanggapan responden menunjukkan bahwa indikator efektif nilai rata-

rata tertinggi dengan nilai 4,39 diikuti indikator efisien dengan nilai 4,21, dan

yang terkecil adalah indikator ekonomis dengan nilai 3,66. Jika dicermati dari
9

kondisi empiris yang sesungguhnya, variabel serapan anggaran berdasarkan

persepsi responden berada pada interval penilaian yang baik. Karena itu

implementasi serapan anggaran pada BPKAD Kota Kendari berada dalam kriteria

yang baik.

4.5 Uji Kualitas Data

4.5.1 Uji Validitas

Validitas instrumen penelitian ini dapat dilihat dari nilai signifikansi. Jika

nilai signifikansi kurang dari 0,05 maka item pertanyaan dikatakan valid dan

sebaliknya (Sugiono, dan Wibowo, 2004). Nilai signifikan dari setiap item

pertanyaan dapat dilihat pada Tabel 4.4.

Tabel 4.4 Hasil Uji Validitas

Koefisien
Variabel Item Korel. (r)
Indikator Variabel Sig. Hasil
Penelitian (Butir)

,
X1.1.1 Valid
X1.1. Prosedur ,900** 000
Penganggaran ,
X1.1.2 Valid
Perencanaan ,831** 000
Anggaran (X1) ,
X1.2.1 Valid
X1.2. Waktu Perencanaan ,732** 000
Anggaran ,
X1.2.2 Valid
,606** 000
10

,
Y1.1 ,770* Valid
012
Y1.1 Efisien
,
Y1.2 ,800** Valid
000
,
Y2.1 ,742** Valid
Serapan 000
Y1.2 Efektif
Anggaran (Y) ,
Y2.2 ,887** Valid
000
,
Y3.1 ,893** Valid
000
Y1.3 Ekonomis
,
Y3.2 ,722** Valid
004
Sumber: Data primer diolah, Tahun 2020

Berdasarkan tabel 4.4 tersebut terlihat bahwa semua item pertanyaan dapat

dikatakan valid karena nilai signifikan semua variabel kurang dari 0,05.

4.5.2 Uji Reliabilitas

Reliabilitas alat ukur merupakan tingkat kemantapan hasil pengukuran

suatu gejala. Semakin tinggi reliabilitasnya, maka semakin tinggi kemantapan

hasil pengukuran. Kriteria pengujian tes reliabilitas dapat menggunakan tabel

kriteria indeks koefisen reliabilitas (Arikunto, 2010) :

Tabel 4.5 Kriteria Pengujian Tes Reliabilitas


No Interval Kriteria
1 < 0,200 Sangat lemah
2 0,200 – 0,399 Rendah
3 0,400 – 0,599 Cukup
4 0,600 – 0,799 Tinggi
5 0,800 – 1,000 Sangat tinggi

Dari hasil penelitian yang sudah diolah diperoleh koefisien reliabilitas

dapat dilihat pada tabel 4.6 :

Tabel 4.6 Hasil Uji Reliabilitas


Variable Cronbach's Alpha Keterangan
11

Perencanaan Anggaran 0.832 Sangat Tinggi

Serapan Anggaran 0.799 Tinggi

Sumber: Hasil olahan data, Tahun 2020

Berdasarkan tabel tersebut diketahui bahwa nilai Cronbach's Alpha lebih

dari 0,60 sehingga dapat dinyatakan bahwa semua variabel telah reliabel.

4.6 Hasil Uji Asumsi Klasik Regression Analysis

Hasil uji asumsi analisis regresi multipelpada penelitian ini meliputi: uji

normalitas, multikolinieritas, heteroskedastisitas,dan uji linearitas, sebagai

berikut:

4.6.1 Uji Normalitas

Model regresi yang baik adalah mempunyai distribusi data normal atau

mendekati normal. Deteksi normalitas dapat dilakukan dengan metode grafik.

Hasil uji metode grafik dengan melihat penyebaran titik pada sumbu diagonal dari

grafik. Selanjutnya dapat pula dibuktikan dengan Kolmogorov Smirnov Test.

Dasar pengambilan keputusan jika nilai probabilitas atau Asymp. Sig (2-tailed) ≥ α

= 0.05 (taraf signifikan yang ditetapkan peneliti 95%). Lebih jelasnya dapat

dilihat pada tabel 4.7.

Tabel4.7. Uji Normalitas


Item Perencanaan Anggaran
Kolmogorov-Smirnov Z ,946
Asymp. Sig. (2-tailed) ,332

Sumber: Hasil olahan data primer, Tahun 2020

Pada tabel 4.7 terlihat model regresi layak dipakai untuk prediksi dan telah

memenuhi asumsi normalitas. Hasil analisis diperoleh bahwa nilai Kolmogorov


12

Smirnov (K-S) variabel bebas perencanaan anggaran 0,946, dan nilai Asymp.Sig

(2-tailed) sebesar 0,515, dan penilaian prestasi kerja sebesar 0,332. Hasil tersebut

mengindikasikan bahwa model persamaan regresi tersebut berdistribusi normal

karena nilai Asymp. Sig (2-tailed) lebih besar dari nilai α= 0,05.

4.6.2 Uji Multikolinieritas

Asumsi klasik model regresi adalah tidak boleh terdapat multikolinieritas di

antara variabel-variabel bebas didalam model. Deteksi adanya multikolnearitas

dapat dilakukan dengan cara melihat besarnya Variance Inflation Factor (VIF)

dan toleransi. Kriteria suatu model regresi yang bebas dari multikolinearitas

apabila mempunyai nilai VIF tidak boleh besaran nilai toleransi lebih dari cut of

point5 (Imam Ghozali. 2010). Hasil pengujian multikolinearitas pada penelitian

ini dapat dilihat pada Tabel 4.8.

Tabel 4.8.Uji Multikolinearitas


Collinearity Statistics
Variabel Bebas Cut of Point
Toleransi VIF

5 (VIF mendekati 1)
Perencanaan Anggaran 1,000 1,000
(Imam Ghozali. 2010)
Sumber: Hasil olahan data primer, Tahun 2020

Pada Tabel 4.8 menunjukkan hasil Variance Inflation Factor (VIF)

mendekati angka 1 dan nilai toleransi dari variabel bebas kompensasi finansial

dan penilaian prestasi kerja dengan cut of point 5. Dapat disimpulkan tidak

terjadi gejala multikolinearitas dalam model analisis regresi yang digunakan

dalam penelitian ini.

4.6.3 Uji Heteroskedastisitas


13

Terjadinya heteroskedastisitas ditunjukkan dengan adanya ketidaksamaan

varian nilai residualnya antara variabel bebas yang dapat dideteksi melalui

perhitungan uji koefisien korelasi Rank Spearman. Hasil uji koefisien korelasi

Rank Spearman yang mengkorelasikan antara nilai absolute residual dengan

setiap variabel bebas. Hasil uji pada penelitian ini dapat diringkas dalam tabel 4.9.

Tabel 4.9. Hasil Uji Heteroskedastisitas

Koefisien
Variabel Bebas Probabilitas Hasil
Korelasi
Perencanaan Anggaran 0.000 1.000 Homoskedastisitas
Sumber: Hasil olahan data primer, 2020

Pada Tabel 4.9 di atas menunjukkan bahwa koefisien korelasi dari variabel

bebas kompensasi finansial dan diferensiasi produkadalah lebih besar dari  =

0.05 yang berarti model analisis regresi yang digunakan dalam penelitian ini tidak

terjadi heteroskedastisitas.

4.7 Hasil Pengujian Regresi Sederhana

Pada pembahasan sebelumnya telah dikemukakan bahwa untuk dapat

menjawab hipotesis dan permasalahan yang diajukkan dalam penelitian ini yaitu

pengaruh perencanaan anggaran terhadap serapan anggaran dilakukan dengan

analisis regresi. Hasil kompuntasi analisis regresi disajikan pada Tabel 4.10.

Tabel 4.10. Ringkasan Hasil Komputasi Analisis Regresi

Standardized
Pengaruh antar variabel Penelitian Coefficient t-value Sig. t
(Beta)
14

Perencanaan Anggaran Serapan Anggaran 0,585 4,738 ,000


R = 0.586 F-value = 22,452
R-Square = 0.343 Sig. F = 0.000
a = 2,730 n = 45
Sumber: Data primer diolah SPSS, Tahun 2020

Berdasarkan hasil analisis regresi pada Tabel 4.10 diperoleh persamaan

sebagai berikut:

Y= 2,730 + 0.585X1 + e

Hasil analisis regresi pada persamaan di dapat diinterpretasikan. Nilai R =

0.586 menunjukkan bahwa korelasi hubungan variabel bebas kompensasi

finansial dan penilaian prestasi kerja terhadap kinerja pegawai pada pegawai

Puskesmas Puwatu adalah sangat kuat karena nilainya ≥0.752. Selanjutnya nilai

koefisien determinasi (R2) = 0.343. Artinya keragaman variabel perencanaan

anggaran terhadap serapan anggaran dapat di jelaskan oleh model sebesar 34,30%

dan sisanya 65,70% dijelaskan oleh variabel lain di luar model penelitian ini.

Dapat disimpulkan bahwa dari nilai koefisien determinasi (R 2) model penelitian

ini memiliki akurasi atau ketepatan model yang cukup baik karena nilainya

mendekati 50%.

4.8 Pengujian Hipotesis Penelitian

Pengujian hipotesis dan koefisien jalur pengaruh parsial antara variabel

perencanaan anggaran terhadap serapan anggaran. Hasil analisis pengujian nilai

koefisien jalur, titik kritis (t-statistik) dan p-value yang disajikan pada diagram

jalur Gambar 4.1.

Gambar 4.1. Koefisien Jalur dan Pengujian Hipotesis


15

β = 0,585 (H1. Diterima)


Sig t. = 0.000 (s)

Perencanaan Anggaran Serapan Anggara


(Y)
(X1)
16

Sumber: Hasil olahan data, Tahun 2020

Hasil pengujian pada Gambar 4.1 diperoleh bahwa perencanaan anggaran

berpengaruh positif dan signifikan terhadap serapan anggaran. Hasil pengujian

pada Gambar 4.1 secara lengkap dapat disajikan pada Tabel 4.11. sekaligus

sebagai rujukan dalam pengujian hipotesis dalam penelitian ini.

Tabel 4.12. Koefisien Jalur Pengaruh Parsial dan Pengujian Hipotesis


Unstandardiz t-value Sig. t Hasil
Pengaruh Parsial ed
Coefficient
Perencanaan Anggaran 0,585 4,738 ,000
H1. ≥ α=0.05 Diterima
Serapan Anggaran
Sumber: Hasil olahan data, Tahun 2020

Berdasarkan hasil analisis regresi yang ditunjukkan pada Gambar 4.1 dan

Tabel 4.11 diperoleh pengujian hipotesis dan koefisien jalur pengaruh parsial

bertujuan untuk menjawab hipotesis yang diajukan. Hasil pengujian hipotesis

dapat dijelaskan sebagai berikut:

4.8.1 Pengujian Secara Parsial (Uji t)


17

Secara parsial (uji t) dalam penelitian ini bertujuan untuk menguji

pengaruh perencanaan anggaran terhadap serapan anggaran di Kota Kendari (studi

kasus BPKAD Kota Kendari) sebagai berikut:

H1. Perencanaan anggaran berpengaruh signifikan terhadap searapan

anggaran

Hasil pengujian pengaruh perencanaan anggaran terhadap serapan

anggaran dapat dibuktikan dengan nilai estimate koefisien jalur sebesar 0,585

dengan arah positif. Koefisien jalur bertanda positif memiliki arti pengaruh antara

perencanaan anggaran terhadap serapan anggaran adalah searah. Kemudian dapat

pula dibuktikan dengan nilai sig. t sebesar 0,000 <=0,05. Hasil pengujian

membuktikan bahwa perencanaan anggaran berpengaruh positif dan signifikan

terhadap serapan anggaran. Artinya semakin tinggi tingkat perencanaan anggaran,

serapan anggaran pada BPKAD Kota Kendari semakin meningkat. Hal tersebut

menjadikan hipotesis pertama yang diajukkan dalam penelitian ini dapat diterima

atau didukung oleh fakta.

4.9 Pembahasan Hasil Penelitian

Kajian terhadap anggaran sektor publik dengan pendekatan teori

institusional pada BPKAD Kota Kendari dalam kaitannya dengan variabel

penelitian merupakan upaya untuk memotret fakta tinggi rendahnya atau kondisi

baik tidaknya perencanaan anggaran terhadap serapan anggaran. Berdasarkan

hasil analisis data dalam penelitian ini, maka pembahasan hasil penelitian ini

mengkombinasikan teori, hasil-hasil penelitian terdahulu dan fakta empiris yang

terjadi pada obyek yang dikaji guna menverifikasi hasil penelitian ini memperkuat
18

atau menolak teori maupun hasil penelitian terdahulu. Karena itu pembahasan

penelitian ini meliputi deskriptif variabel, pengukuran koefisien dan hasil

pengujian hipotesis.Pembahasan pengukuran dan deskriptif variabel melalui nilai

rerata pada setiap indikator pengukuran variabel.Selain itu pembahasan mengenai

hubungan dengan memperhatikan nilai koefisien dan signifikan. Jelsanya

pembahasan pengaruh antara variabel yang berdasarkan tujuan dan permasalahan

penelitian ini sebagai berikut:

4.9.1 Pengaruh perencanaan anggaran terhadap serapan anggaran

Hasil penelitian ini diketahui perencanaan anggaran berpengaruh positif

dan signifikan terhadap serapan anggaran. Artinya adanya perubahan peningkatan

kualitas perencanaan anggaran berpengaruh signifikan terhadap peningkatan

serapan anggaran. Perubahan peningkatan perencanaan anggaran yang merupakan

prosedur penganggaran dan waktu pelaksanaan pengangaran berpengaruh

signifikan terhadap peningkatan serapan anggaran yang meliputi: efiein, efektif,

dan ekonomis.

Hasil penelitian ini didukung juga dari deskripsi pernyataan responden

terkait perencanaan anggaran baik dari segi prosedur penganggaran maupun

waktu pelaksanaan pengangaran. Fakta empiris berdasarkan persepsi responden

bahwa indikator waktu pelaksanaan pengangaran memiliki nilai rata-rata tertinggi

dan yang terkecil adalah indikator prosedur penganggaran. Jika dicermati dari

kondisi empiris yang sesungguhnya, variabel perencanaan anggaran berdasarkan

persepsi responden berada pada interval penilaian yang sudah baik. Hasil

penelitian ini didukung dengan persentase jawaban responden sekitar 65,00%


19

menyatakan sudah baik dan 52,50% yang menyatakan sangat baik. Hal ini sesuai

dengan teori institusional W. Richard Scott dalam rotich (2015) yang menjelaskan

bahwa kebijakan atau keputusan yang diambil oleh organisasi akan dipengaruhi

oleh berbagai tekanan maupun kepentingan konstituen sekaligus sebagai

stakeholder yang berlandaskan pada aspek sosial, hukum dan disiplin ilmu yang

berkaitan dengan kebijakan tersebut. Dengan demikian peningkatan kualitas

perencanaan anggaran perlu terus ditingkatkan dan dipertahankan. Hasil penelitian

ini memperkuat atau didukung dengan temuan penelitian Zarinah (2015), Ulfa

(2013), Priatno dkk (2012) dan Arif dkk (2012), menemukan bahwa perencanaan

anggaran berpengaruh positif dan signifikan terhadap serapan anggaran.

Berdasarkan pembahasan hasil penelitian baik secara teoritis maupun fakta

empirik membuktikan bahwa perencanaan anggaran berpengaruh positif dan

signifikan terhadap serapan anggaran. Oleh sebab itu jika BPKAD Kota Kendari

bertujuan untuk meningkatkan serapan anggaran maka yang perlu dilakukan salah

satunya adalah meningkatkan kualitas perencanaan anggaran.

4.10 Keterbatasan Penelitian

Meskipun hipotesis yang diajukan dalam penelitian ini telah diuji

kebenarannya, namun memerlukan kehati-hatian dalam menginterpretasikan hasil

penelitian yang disebabkan oleh adanya beberapa keterbatasan sebagai berikut:

1. Kuesioner yang dipergunakan sebagai alat untuk mengukur variabel-variabel

dalam penelitian ini dimungkinkan masih belum dapat mengungkap seluruh

aspek pada permasalahan yang dikaji, walaupun instrumen tersebut telah


20

dilakukan ujicoba dan divalidasi sesuai dengan tata aturan dalam persyaratan

metodologi.

2. Data penelitian ini menggunakan presepsi pegawai melalui penilaian diri

sendiri atau self appraisal. Kemudian karena kesibukan pegawai dan kendala

waktu, peneliti mengalami kesulitan untuk mengali informasi yang lebih

mendalam terhadap kajian penelitian ini.

Anda mungkin juga menyukai