Anda di halaman 1dari 26

BAB V

ANALISA DAN PEMBAHASAN

5.1. Data Demografi Responden

Responden yang berpartisipasi dalam penelitian ini sebanyak 200 auditor,138

orang (64%) pria dan 62 orang (36%) wanita.Pengalaman audit yang dimiliki

responden rata-rata lebih dari 2 tahun.Tingkat pendidikan responden rata-rata adalah

sarjana strata-1.Mereka bekerja di KAP yang tergolong kecil,sedang dan besar yang

ada di pulau Jawa,Sumatera,Sulawesi,Kalimantan,dan Bali.Data demografi responden

dapat dilihat dalam tabel5.1.

Tabel 5.1.

Demografi Responden

Kriteria Jumlah Prosentase


Jenis Kelamin:
-Pria 138 64 %
-Wanita 62 36 %
Pengalaman audit:
< 3 tahun 28 14 %
3 – 5 tahun 130 65 %
> 5 tahun 42 21 %
Pendidikan:
Diploma 22 11 %
Sarjana (S1) 160 80 %
Sarjana (S2) 18 9%

106
107

Berdasarkan tabel 5.1. dapat dijelaskan bahwa, responden yang

digunakan dalam sample penelitian ini, telah mewakili populasi yang

ada.Sampel dalam penelitian ini 65% yang berpengalaman 3 – 5 tahun dan

21% yang berpengalaman diatas 5 tahun.Berdasarkan data tersebut dapat

dikatakan,umumnya responden dalam penelitian ini telah dapat memahami dan

menilai gaya kepemimpinan, kultur organisasi yang dirasakan dalam KAP

tempat mereka bekerja.

Responden juga rata-rata berpendidikan sarjana-S1 (80%), hal ini

berarti mereka benar-benar orang yang mengetahui tugasnya sebagai

auditor.Dengan demikian dapat disimpulkan auditor yang memiliki

pengalaman tiga tahun keatas dan tingkat pendidikan rata-rata sarjana, mampu

untuk memahami dan menjawab instrument penelitian seperti yang diharapkan

peneliti.

5.2. Statistik Deskriptif

Gambaran mengenai variabel-variabel penelitian digunakan tabel

statistik deskriptif yang menunjukkan angka kisaran teoritis dan sesungguhnya

rata-rata serta deviasi standar dalam tabel 5.2.


108

Tabel 5.2.

Statistik deskriptif

Kisaran Kisaran Rata- Deviasi


Variabel Indikator
Teoritis sesungguhnya rata Standar
Gaya Struktur
10 – 50 17 – 43 31,54 5,03
Kepemimpinan inisiatif
  Konsiderasi 10 – 50 16 – 49 34,98 6,73
Kultur Organisasi Birokrasi 8 – 40 20 – 40 30,83 4,28
  Inovatif 8 – 40 16 – 40 30,71 4,41
  Suportif 8 – 40 19 – 37 28,39 3,61
Komunikasi Kecukupan 4 – 20 9 – 20 15,63 2,37
Boundary
  4 – 20 8 – 20 13,64 2,45
Spaning
Kepuasan thd
  4 – 20 8 – 20 15,82 2,59
Pengawasan
Keakuratan
  4 – 20 5 – 19 12,59 3,15
Informasi.
Judgment Audit, Pengalaman 10 – 50 17 – 48 33,78 6,37
  Komp. Tugas 6 – 30 14 – 30 22,59 3,09
Tekanan
  9 – 45 16 - 40 30,56 4,98
Ketaatan

Berdasarkan tabel 5.2. di atas dapat dijelaskan bahwa jawaban yang diberikan

responden cukup bervariasi, hal ini dapat dilihat pada nilai kisaran sesungguhnya yang

berada pada range kisaran teoritis. Nilai rata-rata pada seluruh variabel menunjukkan

bahwa semua variabel tersebut dirasakan oleh responden cukup tinggi

5.3. Uji Validitas Konstruk dengan Analisis Faktor

Model pengukuran terhadap dimensi- dimensi yang membentuk variabel laten /

konstruk/ faktor laten dalam model ini adalah : Struktur inisiatif, konsiderasi,

kecukupan informasi boundary spanning, kepuasan terhadap pengawasan,

keakuratan informasi, birokrasi, inovatif, sportif, pengalaman, kompleksitas


109

tugas dan tekanan ketaatan. Unidemensionalitas dari dimensi- dimesi itu diuji

melalui konfirmatori faktor analysis yang hasilnya adalah seperti disajikan dalam

gambar berikut ini :

Gambar 5.1.: Path Diagram : X1- Gaya Kepemimpinan


,54
1
e1,58 STI1
1
e2,56 STI2
1 2,01
e3,59 STI3 2,48
1 2,99
e4,70 STI4 3,31 ,05
1
e5,41 STI5 ,70
4,01 STRUKTUR
1 INISIATIF
e6,53 STI6 3,26
1 2,64
e7,78 STI7 1,68
1 1,00
e8,74 STI8
1
e9,44 STI9
1
e10 STI10

,00
,26
1
e11
,24
KSD1
1
e12
,66
KSD2
1 2,05
e13,61 KSD3 1,20
1 1,55
e14,46 KSD4 ,62 ,14
1
1,34
e15
,56
KSD5
1,39 KONSIDERASI
1
e16
,77
KSD6 1,11
1 1,35
e17
,57
KSD7 1,43
1 1,00
e18,42 KSD8
1
e19,93 KSD9
1
e20 KSD10

Garis lengkung dengan anak panah pada masing-masing ujungnya itu

menunjukan korelasi,yaitu melihat apakah variabel dimensi itu merupakan

variabel yang saling berkorelasi.Apabila variabel itu akan diperlakukan sebagai

variabel independen maka syarat yang harus dipenuhi adalah bahwa variabel-

variabel itu tidak saling berkorelasi.Hasil yang diperoleh menunjukkan dimensi

struktur inisiatif dengan konsiderasi nilainya adalah 0.05 dan 0,14 yaitu dibawah

0,80.Rendahnya korelasi antar dimensi menunjukkan bahwa masing-masing


110

variabel dimensi bersifat independen sehingga dapat mengukur variabel latennya

yaitu gaya kepemimpinan.

Gambar :5.2 Path Diagram : X2- Kultur Organisasi


,41
1
e1 ,33 BRK1
1
e2 ,51 BRK2 ,67
1 ,80
e3 1,10 BRK3 ,86 ,48
1 ,21
e4 ,31 BRK4 ,94
1 BIROKRASI
e5 ,38 BRK5 ,65
1 ,70
e6 ,53 BRK61,00
1
e7 ,54 BRK7
1
e8 BRK8
,35 ,18
1
e9 ,82 INV1
1
e10,45 INV2 1,55
1 ,88
e11,57 INV3 1,91
1 ,14
1,53
e12,47 INV4 1,12
1 INOVATIF ,23
e13,44 INV51,52
1 1,34
e14,63 INV6 1,00
1
e15,59 INV7
1
e16 INV8
,54 ,18
1
e17,64 SPT1
1
e18,48 SPT2 1,36
1 ,62
e19,61 SPT3 1,56
1 ,18
1,19
e20,55 SPT41,09
1 SUPORTIF
e21,47 SPT51,27
1 1,04
e22,64 SPT61,00
1
e23,62 SPT7
1
e24 SPT8

Pada gambar 5.2 diatas dapat dilihat hubungan dimensi dari variabel laten kultur

organisasi yaitu birokrasi 0,48, inovatif 0,14 dan suportif 0,18 hasil ini sangat rendah

yaitu rata-rata dibawah 0,80 hal ini menjelaskan bahwa masing-masing dimensi

bersifat independen sehingga dapat mengukur variabel latennya yaitu kultur organisasi.

Gambar 5.3. Path Diagram : Y- Komunikasi


111

,52
1
e1
,42 KCI1 ,87 ,27
1 1,27
e2
,48 KCI2 Kecukupan
1 1,34
e3 KCI3 1,00 Informasi
,81
1
e4 KCI4

-,14
,55
1
e5
,28 BSP1 ,33 ,52
1 ,98
e6
,32 BSP2 Boundary
1 ,91 -,05
e7 BSP3 1,00 Spanning
,42
1
e8 BSP4
,21
,32
1 KI
e9 KPG1
,20
1
,96
1,62
,22 N
e10 KPG2 Kepuasan
,83
1
1,31 terhadap 3
,17
e11
,74 KPG3 1,00 Pengawasan
1
e12 KPG4

,17

,12
1
e13
,29 KIN1 1,29 ,22
1 1,66
e14
,31 KIN2 Keakuratan
,88
1 Informasi
e15
,88 KIN3 1,00
1
e16 KIN4

Pada gambar 5.3 diatas dapat dilihat hubungan dimensi dari varibel laten

komunikasi yang terdiri dari kecukupan informasi 0,27, boundary spanning 0,52,

kepuasan terhadap pengawasan 0,22,keakuratan informasi 0,22 hasil ini rendah yaitu

rata-rata dibawah dari 0 80 hal ini menjelaskan bahwa masing-masing dimensi bersifat

independent sehingga dapat mengukur variabel latennya yaitu komunikasi.


112

Gambar :5.4. Path Diagram Z- Judgment Auditor


,53
1
e1
,61 PNG1
1
e2
,47 PNG2
1 1,41
e3
,64 PNG3 1,21
1 1,29
e4
,51 PNG4 1,45
1 ,29
,82
e5
,36 PNG5
1 1,33 Pengalaman
e6
,52 PNG61,02
1 ,73
e7
,37 PNG7 ,70
1 1,00
e8
,54 PNG8
1
e9
,63 PNG9
1
e10 PNG10 ,12

,36
1
e11
,64 KMT1
1 1,14
e12
,38 KMT2 ,87 ,20
1 1,39
e13 KMT3 ,20
,25 1,00
1 Komp.Tugas
e14
,39 KMT41,01
1 1,00
e15
,43 KMT5
1
e16 KMT6
,43
1
e17
,46 TKT1 ,33
1
e18
,55 TKT2
1 ,67
e19 TKT3 ,76
,23
1 ,81
e20 TKT4 ,64 ,60
,52
1 ,76
e21
,26 TKT5 ,56 Tek.Ketaatan
1 ,74
e22
,60 TKT6
1,00
1
e23
,69 TKT7
1
e24 TKT8

Pada gambar 5.4 diatas dapat dilihat hubungan dimensi dari variabel laten

judgment auditor yaitu pengalaman 0,29,kompleksitas tugas 0,20,tekanan ketaatan

0,60 hasil ini rendah yaitu rata-rata dibawah 0,80 hal ini menunjukkan bahwa masing-

masing dimensi bersifat independent sehingga dapat mengukur variabel laten judgment

auditor.

Gambar : 5.5 Path Diagram SEM


113

10,06
e1 e2 -,10
1 1
STI KSD
1,00 1,71 11,68
Gaya
Kepemimpinan

,38
3,08 4,78
,11
u1 u2
1
,29 e6 KCI 1 1
1,31
1 ,60
3,11 e7 BSP ,33 Judgment
-1,09 1,29
Komunikasi
1,30 e8 1 KPG Auditor
,86 1,50 1,00
1 1,00
3,73 e9 KIN
,13 PNG KMT TKT
,27 1
1 1
e10 e11 e12
15,48 24,95 10,31 12,36
Kultur
Organisasi
,49
,72 1,00

BRK INV SPT


1 1 1 UJI HIPOTESIS
e3 21,50 e4 9,98 e5 -,19 Chi-Square = 102,463
Probabilitas = 0.000
CMIN/DF = 1,635
GFI = 0,918
TLI = 0,952
CFI = 0,946
RMSEA = 0,076
AGFI = 0,896
DF = 48

Model di atas menunjukkan adanya konstruk eksogen dan endogen sebagai berikut:
114

1). Konstruk eksogen pertama adalah Gaya Kepemimpinan yang dipostulasikan

mempunyai hubungan positif terhadap komunikasi yang dinyatakan sebagai

konstruk laten, dapat berhasil dibuktikan dengan nilai korelasi 0,11 berarti Gaya

Kepemimpinan mempunyai hubungan positif terhadap Komunikasi.

2). Konstruk eksogen yang kedua adalah sebuah variable terobservasi yaitu Kultur

Organisasi yang dipostulasikan mempunyai hubungan yang positif terhadap

Komunikasi berhasil dibuktikan dengan nilai korelasi 0,13 berarti Kultur

Organisasi mempunyai hubungan positif terhadap Komunikasi.

3). Konstruk endogen yang pertama adalah konstruk laten mengenai Komunikasi

yang dipengaruhi oleh Gaya Kepemimpinan dan Kultur Organisasi, konstruk ini

dipostulasikan mempunyai pengaruh terhadap Judgment Auditor nilai

korelasinya 0,33 berarti Komunikasi yang dipengaruhi oleh Gaya Kepemimpinan

dan Kultur Organisasi mempunyai pengaruh walaupun tidak begitu besar.

4). Konstruk endogen yang kedua adalah sebuah variabel laten yaitu Judgment

Auditor yang dipostulasikan sebagai variabel yang dipengaruhi oleh Komunikasi,

Gaya Kepemimpinan dan Komunikasi dalam tim audit dengan nilai sebesar 0,27

berarti Judgment Auditor dipengaruhi oleh Komunikasi tim audit.

Rendahnya korelasi antara Gaya Kepemimpinan, Kultur Organisasi dan Komunikasi

dan Judgment Auditor menunjukkan bahwa masing-masing bersifat independen dan

karena itu merupakan satu faktor independen yang terbentuk melalui dimensinya

masing-masing. Bagaimana kuatnya dimensi ini membentuk faktor latennya dapat

dianalisis dengan menggunakan uji-t terhadap regression weight yang dihasilkan


115

dalam model seperti disajikan dalam Tabel 5.7. Oleh karena nilai C.R lebih besar

dari t-tabel ± 1,96 menunjukan bahwa variabel itu secara signifikan merupakan

dimensi dari faktor laten yang dibentuk.

5.4. Analisis Full Struktural Equation Model

5.4.1. Evaluasi asumsi-asumsi SEM

Sebelum dilakukan evaluasi kesesuaian model terlebih dahulu dilakukan evaluasi

asumsi SEM yang harus dipenuhi yaitu:

5.4.1.1 Evaluasi normalitas data

Asumsi data terdistribusi normal didasarkan pada central limit theorem, yang

mengatakan bahwa selama ukuran sampel yang diambil relative besar, maka distribusi

penyampelan dari rata-rata sampel akan mendekati normal (Nester,et al,1993; Dillon

1998; Dielman 1991 dalam Anggraini 2002). Ukuran sampel dapat dikatakan cukup

besar jika mempunyai ukuran 30 atau lebih (Dielman,1991 dalam Anggraini 2002)

dengan demikian maka asumsi bahwa data terdistribusi normal telah terpenuhi karena

jumlah sampel dalam penelitian ini 197 selain asumsi tersebut uji normalitas data

diperlihatkan pada tabel 5.3.

Tabel 5.3.
116

Assessment of normality (Group number 1)

Variable min max skew c.r. kurtosis c.r.


PNG 19,000 48,000 -,321 -1,842 -,088 -,253
KMT 17,000 42,000 -,004 -,020 -,297 -,851
TKT 16,000 40,000 -,567 -2,247 ,393 1,127
KCI 9,000 19,000 -,582 -2,334 -,381 -1,092
BSP 8,000 16,000 -,471 -1,696 -,262 -,751
KPG 8,000 19,000 ,227 1,303 -,434 -1,245
KIN 8,000 19,000 -,190 -1,089 -,829 -2,374
BRK 16,000 48,000 -,094 -,540 -,038 -,109
INV 17,000 39,000 -,155 -,887 ,120 ,343
SPT 16,000 40,000 -,236 -1,350 ,422 1,208
KSD 18,000 42,000 -,755 -2,329 -,189 -,541
STI 20,000 45,000 -,166 -9,51 ,540 1,546
Multivariate 5,158 1,975

Berdasarkan tabel 5.3 di atas dapat dilihat bahwa tidak ada angka nilai pada

kolom c.r yang lebih besar dari ±2,58, artinya terbukti bahwa data berdistribusi normal

secara univariat pada tingkat 1% demikian juga dengan normalitas multivariate

ditunjukan dengan angka 1,975 yang jauh dari nilai batas ±2,58 sehingga dapat

disimpulkan baik melalui pengujian univariat dan multivariate tidak ada bukti bahwa

data yang digunakan berdistribusi tidak normal.

5.4.1.2. Evaluasi Outlier

Untuk mendeteksi adanya univariate outliers dilakukan dengan menentukan

nilai ambang batas yang akan dikategorikan sebagai outlier dengan cara mengkonversi

nilai data penelitian kedalam standard deviation score atau disebut juga dengan Zscore

yang memiliki rata-rata 0 dan deviasi standar 1. Untuk sampel besar (di atas 80

observasi) nilai ambang batas dari Zscore berada pada rentang 3 sampai 4 (Hair,et

al,1988). Hasil pengujian outlier ditampilkan pada tabel 5.4.


117

Tabel 5.4.

Uji univariate Outlier

Std.
  N Minimum Maximum Mean
Deviation
Zscore STI : Struktur inisiatif 197 -2,8907 2,2773 .000 1,000
Zscore KSD : Konsiderasi 197 -2,8194 2,0827 .000 1,000
Zscore BRK : Birokrasi 197 -2,5285 2,1420 .000 1,000
Zscore INV : Inovatif 197 -2,4285 2,1084 .000 1,000
Zscore SPT : Suportif 197 -2,5987 2,3851 .000 1,000
Zscore KCI: Kec.informasi 197 -2,7985 1,8449 .000 1,000
Zscore BSP : Boundary Spaning 197 -2,2990 2,5929 .000 1,000
Zscore KPG: Kep.pengawasan 197 -1,9956 2,3405 .000 1,000
Zscore KIN: Keak.informasi 197 -2,7094 1,9218 .000 1,000
Zscore PNG : Pengalaman 197 -2,6351 2,2326 .000 1,000
Zscore KMT:KMT : Komp.tugas 197 -2,7841 2,3993 .000 1,000
Zscore TKT : Tekanan Ketaatan 197 -2,9251 1,8954 .000 1,000
Valid N ( listwise)       .000 1,000

Hasil pengujian menunjukkan nilai yang telah distandardisasi dalam bentuk

Zscore yang lebih besar atau sama dengan ±3,0 dengan deviasi standar sebesar satu,

artinya bahwa tidak ada univariate outlier dalam data yang dianalisis. Walaupun data

yang dianalisis menunjukkan tidak ada outliers pada tingkat univariat, tetapi

observasi-observasi tersebut mungkin dapat menjadi outliers bila sudah

dikombinasikan (multivariate outliers).Tabel 5.5. berikut adalah hasil uji multivariate

outliers.

Tabel 5.5.

Uji Multivariate outliers


118

Observation Number Mahalanobis d- Square P1 P2


148 31,511 0,002 0,277
173 28,537 0,005 0,231
113 27,320 0,007 0,158
97 26,036 0,011 0,159
42 25,893 0,011 0,070
146 24,886 0,015 0,085
25 24,171 0,190 0,089
91 24,003 0,020 0,050
80 23,823 0,022 0,028
8 23,417 0,024 0,024

Pengujian multivariate outliers dengan komputasi AMOS dihasilkan

Mahalanobis d-squared yang lebih kecil dari nilai x2(48,0001) =73,402 sehingga

dapat disimpulkan tidak ada kasus multivariate outliers pada responden yang

berpartisipasi dalam penelitian ini.

5.4.1.3. Evaluasi Multicollinearity dan Singularity

Multicollinearity dan Singularity dalam sebuah kombinasi variabel dapat

dideteksi melalui determinant of sample covariance matrix.Nilai determinan yang

sangat kecil akan mendekati nol mengindikasikan adanya multicollinierity atau

singularity (Tabachnick dan Fidell,1996). Dari hasil pengolahan program AMOS pada

penelitian ini ditunjukkan nilai determinasi sebesar = 569365656557,362 nilai

determinasi ini sangat jauh dari angka nol sehingga dapat disimpulkan bahwa tidak ada

multicollinierity atau singularity dalam data penelitian ini.

5.4.2. Analisis kesesuaian model


119

Setelah dilakukan evaluasi atas asumsi SEM,analisis selanjutnya adalah

evaluasi atas kesesuaian model yang diajukan dalam penelitian ini dengan berbagai

criteria goodness-of-fit yang telah diuraikan dalam bab IV sebelumnya. Dari model

yang diajukan dan dihubungkan dengan data yang ada akan diketahui bagaimana

hubungan kausal antara gaya kepemimpinan kultur organisasi komunikasi dalam tim

audit dan judgment auditor.

Untuk mengetahui ketepatan model dengan data penelitian ,maka dilakukan

pengujian goodness-of-fit.Index hasil pengujian dibandingkan dengan nilai kritis yang

disyaratkan untuk menentukan baik atau tidaknya ukuran indeks model tersebut.

Perbandingan tersebut ditunjukkan pada tabel 5.6.

Tabel 5.6.

Perbandingan hasil dengan goodness-of-fit indeces

Kriteria Nilai Hasil Evaluasi Model


χ – Chi - Square
2
Relative Kecil 102, 463 ; df = 48  
DF Positif 48 Baik
Probability ≥ 0,05 0 Baik
RMSEA ≤ 0,08 0,076 Baik
GFI ≥ 0,90 0,918 Baik
CFI ≥ 0,94 0,946 Baik
TLI ≥ 0,95 0,952 Baik
AGFI ≥ 0,90 0,896 Marginal
C Min /DF ≤ 2,00 1,635 Baik

Penjelasan:
120

1. Chi-square Relatif (CMIN/DF)

Nilai CMIN/DF sebesar 1,635. Adapun kreteria penerimaan adalah CMIN/DF≤2.

Nilai koefisien CMIN/DF mendukung penerimaan terhadap model

2. Goodness Fit- Index (GFI)

GFI memiliki nilai sebesar 0,918.nilai GFI berada di bawah criteria penerimaan

yaitu GFI ≥ 0,90. Besarnya nilai ini menunjukan dukungan terhadap model.

3. Tucker-Lewis Index (TLI)

TLI memiliki nilai sebesar 0952. Dan berada di bawah nilai kritis yaitu TLI ≥ 0,95

Besarnya nilai ini menunjukan dukungan cukup baik terhadap model

4. Comparative Fit Index (CFI)

Nilai kofisien CFI sebesar 0,946 yang lebih besar daripada kreteria yang

Ditetapkan yaitu CFI ≥ 0,94 memberikan dukungan pada penerimaan model.

5. Root Mean Square Error of Approximation (RMSEA)

RMSEA memiliki nilai sebesar 0,076 dan berada di atas kreteria yang ditetapkan

Yaitu RMSEA ≤ 0,08. Nilai koefisien RMSEA mendukung peneriman Model

pengukuran.

6. Adjusted Good Ness-of-Fit Index (AGFI)

AGFI memiliki nilai sebesar 0,896.

Nilai AGFI di bawah kreteria penerimaan yaitu AGFI ≥ 0,90

Besarnya nilai ini menunjukkan dukungan marjinal terhadap model.

Dengan demikian meskipun hanya memperoleh dukungan marjin dari AGFI, secara

keseluruhan dapat disimpulkan bahwa hipotesis yang diajukan tidak dapat ditolak,
121

karenanya berdasarkan kriteria-kriteria yang diajukan model ini dapat diterima.

Dengan demikian dapat dinyatakan bahwa pengujian model penelitian menghasilkan

konfirmasi yang baik atas hubungan-hubungan kausalitas antar variabel, dengan kata

lain model tersebut dapat diterima dengan baik.

5.5. Pengujian Hipotesis

Setelah model penelitian dapat diterima, maka pengujian hipotesis yang

diajukan dapat dilakukan dengan menganalisis regression weights untuk konstruk

eksogen terhadap endogen. Dengan melihat nilai Critical Ratio (CR) yang identik

dengan t-hitung pada hasil pengolahan C.R dibandingkan dengan nilai kritisnya yaitu

±1,96 pada tingkat signifikansi 0,05 (5%). Tabel berikut menyajikan nilai dari

pengujian hipotesis yang diajukan.

Tabel 5.7

Regression Weights

Standar
Variabel Estimate SE CR P Ket
Estimate
Kom  KO 0,126 0,267 0,037 3,385 0,000 Signifikan
Kom  GK 0,113 0,209 0,039 2,871 0,004 Signifikan
JA  GK 0,381 0,451 0,083 4,591 0,000 Signifikan
JA  Kom 0,328 0,211 0,126 2,607 0,009 Signifikan
JA  KO 0,266 0,363 0,083 3,202 0,001 Signifikan
STI  GK 1,000 0,733      
KSD  GK 1,710 1,001 0,258 6,639 0,000 Signifikan
SPT  KO 1,000 1,006      
INV  KO 0,719 0,667 0,115 6,254 0,000 Signifikan
BRK  KO 0,494 0,386 0,098 5,011 0,000 Signifikan
KIN  Kom 1,000 0,693      
KPG  Kom 1,288 0,903 0,108 11,958 0,000 Signifikan
122

BSP  Kom 0,605 0,537 0,083 7,324 0,000 Signifikan


KCI  Kom 1,315 0,976 0,108 12,228 0,000 Signifikan
TKT  JA 1,000 0,635      
KMT  JA 1,497 0,803 0,239 6,259 0,000 Signifikan
PNG  JA 0,864 0,447 0,183 4,729 0,000 Signifikan
             

Berdasarkan pada angka C.R. dan P pada tabel di atas dapat dikatakan bahwa kelima

hipotesa alternative yang diajukan dalam penelitian ini dapat diterima, semua angka

C.R. lebih besar dari ±1,96 pada tingkat signifikansi 0,05. Penjelasannya dapat

diuraikan sebagai berikut:

1. Hipotesis 1.

Hipotesis 1 yang diajukan adalah gaya kepemimpinan berpengaruh terhadap

komunikasi dalam tim audit.

Tabel 5.7. menunjukkan bahwa pengaruh tersebut adalah signifikan dengan C.R.

2,871 pada level 0,004 dengan demikian hipotesis 1 dapat di konfirmasikan

karena t-hitung 2.871 ≥ t-tabel ±1,96 , p = 0,004 ≤ 0,05.

2. Hipotesis 2.

Hipotesis 2 yang diajukan adalah gaya kepemimpinan berpengaruh terhadap

judgment auditor.Tabel 5.7. menunjukkan bahwa pengaruh tersebut cukup

signifikan dengan C.R 4,591 pada level 0,000 dengan demikian hipotesis 2 dapat

dikonfirmasikan karena t-hitung 4,591 ≥ t-tabel ±1,96 ,p = 0,000 ≤ 0,05.

3. Hipotesis 3.
123

Hipotesis 3 yang diajukan adalah kultur organisasi berpengaruh terhadap

komunikasi dalam tim audit. Tabel 5.7. menunjukkan bahwa pengaruh tersebut

cukup signifikan dengan C.R.3,385 pada level 0,000 dengan demikian hipotesis 3

dapat dikonfirmasikan karena t-hitung 3,385 ≥ t-tabel ±1,96 , p = 0,000 ≤ 0,05.

4. Hipotesis 4.

Hipotesis 4 yang diajukan adalah kultur organisasi berpengaruh terhadap

judgment auditor. Tabel 5.7. menunjukkan bahwa pengaruh tersebut cukup

signifikan dengan C.R. 3,202 pada level 0,001 dengan demikian hipotesis 4 dapat

dikonfirmasikan karena t-hitung 3,202 ≥ t-tabel ±1,96, p 0,001 ≤ 0,05.

5. Hipotesis 5.

Hipotesis 5 yang diajukan adalah komunikasi tim audit berpengaruh terhadap

judgment auditor.Tabel 5.7. menunjukkan bahwa pengaruh tersebut signifikan

dengan C.R.2,607 pada level 0,009 dengan demikian hipotesis 5 dapat

dikonfirmasikan karena t-hitung 2,607 ≥ t-tabel ± 1,96, p 0,009 ≤ 0,05.

Tabel 5.8.

Pengaruh langsung dan tidak langsung

Variabel Langsung Tidak Langsung Total


Komunikasi  GK 0,363 0,056 0,419
Judgement  GK 0,451 0,044 0,495
124

Komunikasi  KO 0,267 0,000 0,267


Judgment  KO 0,363 0,056 0,419
Judgment  Kom 0.211 0,000 0,211
PNG ← KO 0,000 0,187 0,187
KMT ← KO 0,000 0,336 0,336
TKT ← KO 0,000 0,266 0,266
KCI ← KO 0,000 0,260 0,260
BSP ← KO 0,000 0,143 0,143
KPG ← KO 0,000 0,241 0,241
KIN ← KO 0,000 0,185 0,185
BRK ← KO 0,386 0,000 0,386
INV ← KO 0,667 0,000 0,667
SPT ← KO 1,006 0,000 1,006
KSD ← KO 0,000 0,000 0,000
STI ← KO 0,000 0,000 0,000
PNG ← GK 0,000 0,221 0,221
KMT ← GK 0,000 0,397 0,397
TKT ← GK 0,000 0,314 0,314
KCI ← GK 0,000 0,204 0,204
BSP ← GK 0,000 0,112 0,112
KPG ← GK 0,000 0,188 0,188
KIN ← GK 0,000 0,145 0,145
BRK ← GK 0,000 0,000 0,000
INV ← GK 0,000 0,000 0,000
SPT ← GK 0,000 0,000 0,000
KSD ← GK 1,001 0,000 0,000
STI ← GK 0,733 0,000 0,000
PNG ← Kom 0,000 0,094 0.094
KMT ← Kom 0,000 0,169 0,169
TKT ← Kom 0,000 0,134 0,134
KCI ← Kom 0,976 0,000 0,976
BSP ← Kom 0,537 0,000 0.537
KPG ← Kom 0,903 0,000 0.903
KIN ← Kom 0,693 0,000 0,693
BRK ← Kom 0,000 0,000 0,000
INV ← Kom 0,000 0,000 0,000
SPT ← Kom 0,000 0,000 0,000
STI ← Kom 0,000 0,000 0,000
PNG ← JA 0,447 0,000 0,447
KMT ← JA 0,803 0,000 0,803
TKT ← JA 0,635 0,000 0,635
KCI ← JA 0,000 0,000 0,000
BSP ← JA 0,000 0,000 0,000
KPG ← JA 0,000 0,000 0,000
125

KIN ← JA 0,000 0,000 0,000


BRK ← JA 0,000 0,000 0,000
INV ← JA 0,000 0,000 0,000
SPT ← JA 0,000 0,000 0,000
KSD ← JA 0,000 0,000 0,000
STI ← JA 0,000 0,000 0,000

5.6. Pembahasan Hasil Uji Hipotesis Dan Analisis Pengaruh Langsung Dan

Tidak Langsung

Berdasarkan pada model penelitian yang digunakan,terdapat lima pengaruh

langsung dan dua pengaruh tidak langsung yaitu pengaruh langsung yang

ditunjukkan dengan variabel gaya kepemimpinan ke komunikasi dalam tim audit,

gaya kepemimpinan ke judgment auditor, kultur organisasi ke komunikasi dalam

tim audit, kultur organisasi ke judgment auditor dan komunikasi tim audit ke

judgment auditor. Pengaruh tidak langsung yang ditunjukkan dengan variabel

gaya kepemimpinan melalui komunikasi dalam tim audit ke judgment auditor

dan kultur organisasi melalui komunikasi dalam tim audit ke judgment auditor.

Pengaruh langsung dan tidak langsung tersebut ditampilkan dalam tabel 5.8

Model penelitian menghasilkan 5 (lima) pengujian hipotesis alternatif dan kelima

hipotesis yang diajukan berhasil diterima.

Penjelasan masing-masing hipotesis tersebut diuraikan sebagai berikut :

Hipotesis pertama menyatakan bahwa Gaya Kepemimpinan berpengaruh

terhadap komunikasi dalam tim audit.Tujuan pengujian hipotesis ini adalah untuk

mengetahui apakah Gaya Kepemimpinan dalam KAP berpengaruh langsung atau

tidak langsung terhadap komunikasi dalam tim audit.Hasil analisis data yang

ditunjukkan pada tabel 5.7. memperlihatkan bahwa hubungan gaya


126

kepemimpinan ke komunikasi ditunjukkan dengan nilai C.R.sebesar 2,871.Nilai

ini telah mampu melampaui nilai kritis ± 1,96 dan nilai p-value 0,004 adalah

lebih kecil dari 0,05 (p<0,05) dan nilai C.R identik dengan t-hitung sebesar 2,871

adalah lebih besar dari nilai t-tabel sebesar ± 1,96 pada probabilitas 0,05 dan

degree of freedom 195 (2,871>1,96). Analisis ini menunjukkan bahwa gaya

kepemimpinan mempunyai pengaruh positip yang signifikan terhadap

komunikasi dalam tim audit, dengan demikian hipotesis yang diajukan diterima

walaupun besarnya pengaruh langsung gaya kepemimpinan terhadap komunikasi

dalam tim audit tidak terlalu besar yaitu hanya sebesar 0,113 atau hanya 11%

namun arah yang positif dan signifikan menunjukkan bahwa gaya kepemimpinan

mempunyai kontribusi yang penting terhadap komunikasi dalam tim audit.

Penerapan gaya yang tepat akan memicu terciptanya komunikasi yang baik

dalam tim audit hasil penelitian ini menunjukkan bahwa Gaya Kepemimpinan

konsiderasi menunjukan pengaruh yang lebih besar yaitu dengan nilai1,001 hasil

ini mendukung hasil penelitian Halimatusyadiah (2000).

Hipotesis kedua menyatakan bahwa gaya kepemimpinan berpengaruh terhadap

judgment auditor. Dari hasil analisis data diperoleh bahwa nilai C.R. sebesar

4,591 nilai ini sangat melampaui nilai kritis ± 1,96 dan p-value sebesar 0,000

lebih kecil dari 0,05 (p < 0,05) dan bila dibanding dengan t-tabel 1,96 nilai C.R

(4,591) adalah lebih besar. Hal ini membuktikan bahwa gaya kepemimpinan

mempunyai pengaruh positif dan signifikan terhadap judgment auditor dan

pengaruh langsungnya cukup kuat yang ditunjukkan dalam tabel 5.8. sebesar

0,381 atau 38%. Dengan demikian hipotesis alternative yang diajukan diterima
127

atau tidak berhasil ditolak hal ini membuktikan bahwa gaya kepemimpinan

memberi kontribusi yang cukup besar terhadap terbentuknya judgment auditor.

Hipotesa tiga menyatakan kultur organisasi berpengaruh terhadap komunikasi

dalam tim audit.Hasil analisa data pada tabel 5.7. memperlihatkan pengaruh

kultur organisasi terhadap komunikasi dalam tim audit ditunjukkan pada nilai

C.R. sebesar 3,385 nilai ini melampaui nilai kritis ± 1,96 dan p-value 0,000 lebih

kecil dari 0,05 (p<0,05) dan nilai C.R. lebih besar dari nilai t-tabel (3,385

>1,96).Analisis ini menunjukkan bahwa kultur organisasi KAP berpengaruh

positif dan signifikan terhadap komunikasi dalam tim audit dengan demikian

hipotesis alternative yang diajukan dapat diterima hasil ini mendukung hasil

penelitian Rachma (2000) dan Halimatusyadiah (2000) besarnya pengaruh kultur

organisasi terhadap komunikasi dalam tim audit ditunjukkan dalam tabel 5.7.

yaitu sebesar 0,126 atau 13%. Angka ini menunjukkan pengaruh yang tidak

begitu kuat (<0,005), namun arah positif dan signifikan menunjukkan bahwa

kultur organisasi memberikan kontribusi terhadap kelancaran komunikasi dalam

tim audit. Kultur yang paling berpengaruh adalah kultur suportif dan inovatif.

Hanya kultur suportif yang mendukung penelitian Rachma (2000)

Hipotesa empat menyatakan kultur organisasi berpengaruh terhadap judgment

auditor. Dari hasil analisis data pada tabel 5.7. memperlihatkan pengaruh kultur

organisasi ke judgment auditor ditunjukkan dengan nilai C.R. sebesar 3,202 nilai

ini melampaui nilai kritis ± 1,96 dan p-value 0,001 lebih kecil dari 0,05 (p<0,05)

dan nilai C.R. lebih besar dari nilai t-tabel (3,202 > 1,96). Analisis ini

menunjukkan bahwa kultur organisasi KAP berpengaruh positif dan signifikan


128

terhadap judgment auditor dengan demikian hipotesis yang diajukan dapat

diterima. Besarnya pengaruh kultur organisasi terhadap judgment auditor dapat

dilihat dalam tabel 5.8. adalah sebesar 0,266 atau 27%, angka ini menunjukkan

adanya pengaruh tetapi tidak begitu kuat (<0,05) namun arah positif dan

signifikan menunjukkan bahwa kultur organisasi memberikan kontribusi

terhadap judgment auditor.Adapun dimensi Judgment auditor yang paling

berpengaruh adalah kompleksitas tugas dan tekanan ketaatan.

Hipotesa lima menyatakan komukasi dalam tim audit berpengaruh terhadap

judgment auditor. Dari hasil analisis data pada tabel 5.7. memperlihatkan

pengaruh komunikasi dalam tim audit ke judgment auditor ditunjukkan dengan

nilai C.R.2,607 nilai ini melampaui nilai kritis ±1,96 dan p-value 0,009 lebih

kecil dari 0,05 (p<0,05) dan nilai C.R. lebih besar dari nilai t-tabel (2,607>1,96)

analisis ini menunjukkan bahwa komunikasi dalam tim audit berpengaruh positif

dan signifikan terhadap judgment auditor dengan demikian hipotesis alternatip

yang diajukan dapat diterima. Besarnya pengaruh komunikaasi dalam tim audit

terhadap judgment auditor dapat dilihat dalam tabel 5.8. adalah sebesar 0,328

atau 33% angka ini menunjukkan adanya pengaruh tapi tidak kuat (0,05) namun

arah positif dan signifikan menunjukkan bahwa komunikasi dalam tim audit

memberikan kontribusi terhadap judgment auditor. Dimensi yang paling

berpengaruh adalah kompleksitas tugas dan tekanan ketaatan.

Berdasarkan pada tabel 5.8 diatas dapat bahwa pengaruh langsung gaya

kepemimpinan terhadap judgment auditor sebesar 0,381 (38%) angka ini lebih

besar dari pengaruh tidak langsung gaya kepemimpinan terhadap judgment


129

auditor yaitu sebesar 0,037 (4%) hal ini berarti bahwa pengaruh utama dan

pengaruh yang lebih kuat dari gaya kepemimpinan terhadap judgment auditor

bukan melalui komunikasi dalam tim audit melainkan berpengaruh secara

langsung terhadap judgment auditor.

Interpretasi atas hasil ini bahwa auditor dalam memberikan judgment

auditnya pada pelaksanaan pengauditan dipengaruhi oleh faktor lainnya juga

sangat dipengaruhi oleh gaya kepemimpinan yang diterapkan dan komunikasi

tim audit yang terbentuk.Kedua variabel ini,berpengaruh secara signifikan

terhadap judgment auditor.

Pengaruh kultur organisasi secara langsung terhadap judgment auditor

sebesar 0,266 (27%) angka ini lebih besar dari pengaruh tidak langsung kultur

organisasi terhadap judgment auditor yaitu sebesar 0,041 (4%) hal ini berarti

pengaruh utama dan yang lebih kuat dari kultur organisasi terhadap judgment

auditor bukan melalui komukasi tim audit melainkan berpengaruh secara

langsung terhadap judgment auditor.

Interpretasi atas hasil ini bahwa judgment auditor yang terbentuk pada

pelaksanaan pengauditan oleh auditor dipengaruhi oleh faktor lainnya juga sangat

dipengaruhi oleh kultur organisasi yang terbentuk dalam KAP dan komunikasi

dalam tim audit. Kedua variabel ini berpengaruh signifikan terhadap judgment

auditor. Akan tetapi bila dilihat pengaruh tidak langsung terhadap masing-

masing dimensi judgment auditor maka pengaruh gaya kepemimpinan terhadap

masing-masing dimensi judgment auditor adalah lebih besar dibanding


130

komunikasi dalam tim audit dan kultur organisasi. Hal ini dapat dilihat pada tabel

5.9.

Tabel 5.9.
Pengaruh tidak langsung gaya kepemimpinan, kultur organisasi, dan
komunikasi tim audit terhadap masing-masing dimensi Judgment Auditor

Dimensi Gaya Kultur Komunikasi dalam


Judgment Auditor Kepemimpinan Organisasi tim audit
Pengalaman 0,367 0,265 0,283
Komp.Tugas 0,626 0,460 0,491
Tek. Ketaatan 0,418 0,307 0,328
Sumber : data primer diolah ( 2007)

Berdasarkan hasil penelitian ini dapat dijelaskan bahwa variabel gaya

kepemimpinan berpengaruh positif terhadap komukasi dalam tim audit hasil penelitian

ini mendukung penelitian sebelumnya oleh Outley dan Pierce (1995) juga mendukung

hasil penelitian Safriliana (2001) dan penelitian Halimatusyadiah (2000) menunjukkan

gaya kepemimpinan konsiderasi berpengaruh besar terhadap komunikasi dalam tim

audit, kultur organisasi berpengaruh terhadap komunikasi dalam tim audit hasil

penelitian ini juga mendukung penelitian sebelumnya oleh Rachma (2000) yaitu itu

menemukan adanya pengaruh signifikan kultur KAP terhadap proses komunikasi

dalam tim audit adapun kultur yang paling berpengaruh adalah kultur suportif dan

inovatif. Penelitian ini juga mendukung penelitian yang dilakukan oleh

Halimatusyadiah (2000) pentingnya komunikasi dalam organisasi terutama dalam tim

audit mendukung hasil penelitian Miles et al (1996) dan Wardhani (2000). Dengan

demikian hasil penelitian ini membuktikan bahwa ketiga variabel tersebut yaitu gaya
131

kepemimpinan kultur organisasi komukasi dalam tim audit menentukan kualitas dan

kuantitas pembentukan judgment auditor yang baik saat melakukan pengauditan.

Anda mungkin juga menyukai