orang (64%) pria dan 62 orang (36%) wanita.Pengalaman audit yang dimiliki
sarjana strata-1.Mereka bekerja di KAP yang tergolong kecil,sedang dan besar yang
Tabel 5.1.
Demografi Responden
106
107
pengalaman tiga tahun keatas dan tingkat pendidikan rata-rata sarjana, mampu
peneliti.
Tabel 5.2.
Statistik deskriptif
Berdasarkan tabel 5.2. di atas dapat dijelaskan bahwa jawaban yang diberikan
responden cukup bervariasi, hal ini dapat dilihat pada nilai kisaran sesungguhnya yang
berada pada range kisaran teoritis. Nilai rata-rata pada seluruh variabel menunjukkan
konstruk/ faktor laten dalam model ini adalah : Struktur inisiatif, konsiderasi,
tugas dan tekanan ketaatan. Unidemensionalitas dari dimensi- dimesi itu diuji
melalui konfirmatori faktor analysis yang hasilnya adalah seperti disajikan dalam
,00
,26
1
e11
,24
KSD1
1
e12
,66
KSD2
1 2,05
e13,61 KSD3 1,20
1 1,55
e14,46 KSD4 ,62 ,14
1
1,34
e15
,56
KSD5
1,39 KONSIDERASI
1
e16
,77
KSD6 1,11
1 1,35
e17
,57
KSD7 1,43
1 1,00
e18,42 KSD8
1
e19,93 KSD9
1
e20 KSD10
variabel independen maka syarat yang harus dipenuhi adalah bahwa variabel-
struktur inisiatif dengan konsiderasi nilainya adalah 0.05 dan 0,14 yaitu dibawah
Pada gambar 5.2 diatas dapat dilihat hubungan dimensi dari variabel laten kultur
organisasi yaitu birokrasi 0,48, inovatif 0,14 dan suportif 0,18 hasil ini sangat rendah
yaitu rata-rata dibawah 0,80 hal ini menjelaskan bahwa masing-masing dimensi
bersifat independen sehingga dapat mengukur variabel latennya yaitu kultur organisasi.
,52
1
e1
,42 KCI1 ,87 ,27
1 1,27
e2
,48 KCI2 Kecukupan
1 1,34
e3 KCI3 1,00 Informasi
,81
1
e4 KCI4
-,14
,55
1
e5
,28 BSP1 ,33 ,52
1 ,98
e6
,32 BSP2 Boundary
1 ,91 -,05
e7 BSP3 1,00 Spanning
,42
1
e8 BSP4
,21
,32
1 KI
e9 KPG1
,20
1
,96
1,62
,22 N
e10 KPG2 Kepuasan
,83
1
1,31 terhadap 3
,17
e11
,74 KPG3 1,00 Pengawasan
1
e12 KPG4
,17
,12
1
e13
,29 KIN1 1,29 ,22
1 1,66
e14
,31 KIN2 Keakuratan
,88
1 Informasi
e15
,88 KIN3 1,00
1
e16 KIN4
Pada gambar 5.3 diatas dapat dilihat hubungan dimensi dari varibel laten
komunikasi yang terdiri dari kecukupan informasi 0,27, boundary spanning 0,52,
kepuasan terhadap pengawasan 0,22,keakuratan informasi 0,22 hasil ini rendah yaitu
rata-rata dibawah dari 0 80 hal ini menjelaskan bahwa masing-masing dimensi bersifat
,36
1
e11
,64 KMT1
1 1,14
e12
,38 KMT2 ,87 ,20
1 1,39
e13 KMT3 ,20
,25 1,00
1 Komp.Tugas
e14
,39 KMT41,01
1 1,00
e15
,43 KMT5
1
e16 KMT6
,43
1
e17
,46 TKT1 ,33
1
e18
,55 TKT2
1 ,67
e19 TKT3 ,76
,23
1 ,81
e20 TKT4 ,64 ,60
,52
1 ,76
e21
,26 TKT5 ,56 Tek.Ketaatan
1 ,74
e22
,60 TKT6
1,00
1
e23
,69 TKT7
1
e24 TKT8
Pada gambar 5.4 diatas dapat dilihat hubungan dimensi dari variabel laten
0,60 hasil ini rendah yaitu rata-rata dibawah 0,80 hal ini menunjukkan bahwa masing-
masing dimensi bersifat independent sehingga dapat mengukur variabel laten judgment
auditor.
10,06
e1 e2 -,10
1 1
STI KSD
1,00 1,71 11,68
Gaya
Kepemimpinan
,38
3,08 4,78
,11
u1 u2
1
,29 e6 KCI 1 1
1,31
1 ,60
3,11 e7 BSP ,33 Judgment
-1,09 1,29
Komunikasi
1,30 e8 1 KPG Auditor
,86 1,50 1,00
1 1,00
3,73 e9 KIN
,13 PNG KMT TKT
,27 1
1 1
e10 e11 e12
15,48 24,95 10,31 12,36
Kultur
Organisasi
,49
,72 1,00
Model di atas menunjukkan adanya konstruk eksogen dan endogen sebagai berikut:
114
konstruk laten, dapat berhasil dibuktikan dengan nilai korelasi 0,11 berarti Gaya
2). Konstruk eksogen yang kedua adalah sebuah variable terobservasi yaitu Kultur
3). Konstruk endogen yang pertama adalah konstruk laten mengenai Komunikasi
yang dipengaruhi oleh Gaya Kepemimpinan dan Kultur Organisasi, konstruk ini
4). Konstruk endogen yang kedua adalah sebuah variabel laten yaitu Judgment
Gaya Kepemimpinan dan Komunikasi dalam tim audit dengan nilai sebesar 0,27
karena itu merupakan satu faktor independen yang terbentuk melalui dimensinya
dalam model seperti disajikan dalam Tabel 5.7. Oleh karena nilai C.R lebih besar
dari t-tabel ± 1,96 menunjukan bahwa variabel itu secara signifikan merupakan
Asumsi data terdistribusi normal didasarkan pada central limit theorem, yang
mengatakan bahwa selama ukuran sampel yang diambil relative besar, maka distribusi
penyampelan dari rata-rata sampel akan mendekati normal (Nester,et al,1993; Dillon
1998; Dielman 1991 dalam Anggraini 2002). Ukuran sampel dapat dikatakan cukup
besar jika mempunyai ukuran 30 atau lebih (Dielman,1991 dalam Anggraini 2002)
dengan demikian maka asumsi bahwa data terdistribusi normal telah terpenuhi karena
jumlah sampel dalam penelitian ini 197 selain asumsi tersebut uji normalitas data
Tabel 5.3.
116
Berdasarkan tabel 5.3 di atas dapat dilihat bahwa tidak ada angka nilai pada
kolom c.r yang lebih besar dari ±2,58, artinya terbukti bahwa data berdistribusi normal
ditunjukan dengan angka 1,975 yang jauh dari nilai batas ±2,58 sehingga dapat
disimpulkan baik melalui pengujian univariat dan multivariate tidak ada bukti bahwa
nilai ambang batas yang akan dikategorikan sebagai outlier dengan cara mengkonversi
nilai data penelitian kedalam standard deviation score atau disebut juga dengan Zscore
yang memiliki rata-rata 0 dan deviasi standar 1. Untuk sampel besar (di atas 80
observasi) nilai ambang batas dari Zscore berada pada rentang 3 sampai 4 (Hair,et
Tabel 5.4.
Std.
N Minimum Maximum Mean
Deviation
Zscore STI : Struktur inisiatif 197 -2,8907 2,2773 .000 1,000
Zscore KSD : Konsiderasi 197 -2,8194 2,0827 .000 1,000
Zscore BRK : Birokrasi 197 -2,5285 2,1420 .000 1,000
Zscore INV : Inovatif 197 -2,4285 2,1084 .000 1,000
Zscore SPT : Suportif 197 -2,5987 2,3851 .000 1,000
Zscore KCI: Kec.informasi 197 -2,7985 1,8449 .000 1,000
Zscore BSP : Boundary Spaning 197 -2,2990 2,5929 .000 1,000
Zscore KPG: Kep.pengawasan 197 -1,9956 2,3405 .000 1,000
Zscore KIN: Keak.informasi 197 -2,7094 1,9218 .000 1,000
Zscore PNG : Pengalaman 197 -2,6351 2,2326 .000 1,000
Zscore KMT:KMT : Komp.tugas 197 -2,7841 2,3993 .000 1,000
Zscore TKT : Tekanan Ketaatan 197 -2,9251 1,8954 .000 1,000
Valid N ( listwise) .000 1,000
Zscore yang lebih besar atau sama dengan ±3,0 dengan deviasi standar sebesar satu,
artinya bahwa tidak ada univariate outlier dalam data yang dianalisis. Walaupun data
yang dianalisis menunjukkan tidak ada outliers pada tingkat univariat, tetapi
outliers.
Tabel 5.5.
Mahalanobis d-squared yang lebih kecil dari nilai x2(48,0001) =73,402 sehingga
dapat disimpulkan tidak ada kasus multivariate outliers pada responden yang
singularity (Tabachnick dan Fidell,1996). Dari hasil pengolahan program AMOS pada
determinasi ini sangat jauh dari angka nol sehingga dapat disimpulkan bahwa tidak ada
evaluasi atas kesesuaian model yang diajukan dalam penelitian ini dengan berbagai
criteria goodness-of-fit yang telah diuraikan dalam bab IV sebelumnya. Dari model
yang diajukan dan dihubungkan dengan data yang ada akan diketahui bagaimana
hubungan kausal antara gaya kepemimpinan kultur organisasi komunikasi dalam tim
disyaratkan untuk menentukan baik atau tidaknya ukuran indeks model tersebut.
Tabel 5.6.
Penjelasan:
120
GFI memiliki nilai sebesar 0,918.nilai GFI berada di bawah criteria penerimaan
yaitu GFI ≥ 0,90. Besarnya nilai ini menunjukan dukungan terhadap model.
TLI memiliki nilai sebesar 0952. Dan berada di bawah nilai kritis yaitu TLI ≥ 0,95
Nilai kofisien CFI sebesar 0,946 yang lebih besar daripada kreteria yang
RMSEA memiliki nilai sebesar 0,076 dan berada di atas kreteria yang ditetapkan
pengukuran.
Dengan demikian meskipun hanya memperoleh dukungan marjin dari AGFI, secara
keseluruhan dapat disimpulkan bahwa hipotesis yang diajukan tidak dapat ditolak,
121
konfirmasi yang baik atas hubungan-hubungan kausalitas antar variabel, dengan kata
eksogen terhadap endogen. Dengan melihat nilai Critical Ratio (CR) yang identik
dengan t-hitung pada hasil pengolahan C.R dibandingkan dengan nilai kritisnya yaitu
±1,96 pada tingkat signifikansi 0,05 (5%). Tabel berikut menyajikan nilai dari
Tabel 5.7
Regression Weights
Standar
Variabel Estimate SE CR P Ket
Estimate
Kom KO 0,126 0,267 0,037 3,385 0,000 Signifikan
Kom GK 0,113 0,209 0,039 2,871 0,004 Signifikan
JA GK 0,381 0,451 0,083 4,591 0,000 Signifikan
JA Kom 0,328 0,211 0,126 2,607 0,009 Signifikan
JA KO 0,266 0,363 0,083 3,202 0,001 Signifikan
STI GK 1,000 0,733
KSD GK 1,710 1,001 0,258 6,639 0,000 Signifikan
SPT KO 1,000 1,006
INV KO 0,719 0,667 0,115 6,254 0,000 Signifikan
BRK KO 0,494 0,386 0,098 5,011 0,000 Signifikan
KIN Kom 1,000 0,693
KPG Kom 1,288 0,903 0,108 11,958 0,000 Signifikan
122
Berdasarkan pada angka C.R. dan P pada tabel di atas dapat dikatakan bahwa kelima
hipotesa alternative yang diajukan dalam penelitian ini dapat diterima, semua angka
C.R. lebih besar dari ±1,96 pada tingkat signifikansi 0,05. Penjelasannya dapat
1. Hipotesis 1.
Tabel 5.7. menunjukkan bahwa pengaruh tersebut adalah signifikan dengan C.R.
2. Hipotesis 2.
signifikan dengan C.R 4,591 pada level 0,000 dengan demikian hipotesis 2 dapat
3. Hipotesis 3.
123
komunikasi dalam tim audit. Tabel 5.7. menunjukkan bahwa pengaruh tersebut
cukup signifikan dengan C.R.3,385 pada level 0,000 dengan demikian hipotesis 3
4. Hipotesis 4.
signifikan dengan C.R. 3,202 pada level 0,001 dengan demikian hipotesis 4 dapat
5. Hipotesis 5.
Tabel 5.8.
5.6. Pembahasan Hasil Uji Hipotesis Dan Analisis Pengaruh Langsung Dan
Tidak Langsung
langsung dan dua pengaruh tidak langsung yaitu pengaruh langsung yang
tim audit, kultur organisasi ke judgment auditor dan komunikasi tim audit ke
dan kultur organisasi melalui komunikasi dalam tim audit ke judgment auditor.
Pengaruh langsung dan tidak langsung tersebut ditampilkan dalam tabel 5.8
terhadap komunikasi dalam tim audit.Tujuan pengujian hipotesis ini adalah untuk
tidak langsung terhadap komunikasi dalam tim audit.Hasil analisis data yang
ini telah mampu melampaui nilai kritis ± 1,96 dan nilai p-value 0,004 adalah
lebih kecil dari 0,05 (p<0,05) dan nilai C.R identik dengan t-hitung sebesar 2,871
adalah lebih besar dari nilai t-tabel sebesar ± 1,96 pada probabilitas 0,05 dan
komunikasi dalam tim audit, dengan demikian hipotesis yang diajukan diterima
dalam tim audit tidak terlalu besar yaitu hanya sebesar 0,113 atau hanya 11%
namun arah yang positif dan signifikan menunjukkan bahwa gaya kepemimpinan
Penerapan gaya yang tepat akan memicu terciptanya komunikasi yang baik
dalam tim audit hasil penelitian ini menunjukkan bahwa Gaya Kepemimpinan
konsiderasi menunjukan pengaruh yang lebih besar yaitu dengan nilai1,001 hasil
judgment auditor. Dari hasil analisis data diperoleh bahwa nilai C.R. sebesar
4,591 nilai ini sangat melampaui nilai kritis ± 1,96 dan p-value sebesar 0,000
lebih kecil dari 0,05 (p < 0,05) dan bila dibanding dengan t-tabel 1,96 nilai C.R
(4,591) adalah lebih besar. Hal ini membuktikan bahwa gaya kepemimpinan
pengaruh langsungnya cukup kuat yang ditunjukkan dalam tabel 5.8. sebesar
0,381 atau 38%. Dengan demikian hipotesis alternative yang diajukan diterima
127
atau tidak berhasil ditolak hal ini membuktikan bahwa gaya kepemimpinan
dalam tim audit.Hasil analisa data pada tabel 5.7. memperlihatkan pengaruh
kultur organisasi terhadap komunikasi dalam tim audit ditunjukkan pada nilai
C.R. sebesar 3,385 nilai ini melampaui nilai kritis ± 1,96 dan p-value 0,000 lebih
kecil dari 0,05 (p<0,05) dan nilai C.R. lebih besar dari nilai t-tabel (3,385
positif dan signifikan terhadap komunikasi dalam tim audit dengan demikian
hipotesis alternative yang diajukan dapat diterima hasil ini mendukung hasil
organisasi terhadap komunikasi dalam tim audit ditunjukkan dalam tabel 5.7.
yaitu sebesar 0,126 atau 13%. Angka ini menunjukkan pengaruh yang tidak
begitu kuat (<0,005), namun arah positif dan signifikan menunjukkan bahwa
tim audit. Kultur yang paling berpengaruh adalah kultur suportif dan inovatif.
auditor. Dari hasil analisis data pada tabel 5.7. memperlihatkan pengaruh kultur
organisasi ke judgment auditor ditunjukkan dengan nilai C.R. sebesar 3,202 nilai
ini melampaui nilai kritis ± 1,96 dan p-value 0,001 lebih kecil dari 0,05 (p<0,05)
dan nilai C.R. lebih besar dari nilai t-tabel (3,202 > 1,96). Analisis ini
dilihat dalam tabel 5.8. adalah sebesar 0,266 atau 27%, angka ini menunjukkan
adanya pengaruh tetapi tidak begitu kuat (<0,05) namun arah positif dan
judgment auditor. Dari hasil analisis data pada tabel 5.7. memperlihatkan
nilai C.R.2,607 nilai ini melampaui nilai kritis ±1,96 dan p-value 0,009 lebih
kecil dari 0,05 (p<0,05) dan nilai C.R. lebih besar dari nilai t-tabel (2,607>1,96)
analisis ini menunjukkan bahwa komunikasi dalam tim audit berpengaruh positif
yang diajukan dapat diterima. Besarnya pengaruh komunikaasi dalam tim audit
terhadap judgment auditor dapat dilihat dalam tabel 5.8. adalah sebesar 0,328
atau 33% angka ini menunjukkan adanya pengaruh tapi tidak kuat (0,05) namun
arah positif dan signifikan menunjukkan bahwa komunikasi dalam tim audit
Berdasarkan pada tabel 5.8 diatas dapat bahwa pengaruh langsung gaya
kepemimpinan terhadap judgment auditor sebesar 0,381 (38%) angka ini lebih
auditor yaitu sebesar 0,037 (4%) hal ini berarti bahwa pengaruh utama dan
pengaruh yang lebih kuat dari gaya kepemimpinan terhadap judgment auditor
sebesar 0,266 (27%) angka ini lebih besar dari pengaruh tidak langsung kultur
organisasi terhadap judgment auditor yaitu sebesar 0,041 (4%) hal ini berarti
pengaruh utama dan yang lebih kuat dari kultur organisasi terhadap judgment
Interpretasi atas hasil ini bahwa judgment auditor yang terbentuk pada
pelaksanaan pengauditan oleh auditor dipengaruhi oleh faktor lainnya juga sangat
dipengaruhi oleh kultur organisasi yang terbentuk dalam KAP dan komunikasi
dalam tim audit. Kedua variabel ini berpengaruh signifikan terhadap judgment
auditor. Akan tetapi bila dilihat pengaruh tidak langsung terhadap masing-
komunikasi dalam tim audit dan kultur organisasi. Hal ini dapat dilihat pada tabel
5.9.
Tabel 5.9.
Pengaruh tidak langsung gaya kepemimpinan, kultur organisasi, dan
komunikasi tim audit terhadap masing-masing dimensi Judgment Auditor
kepemimpinan berpengaruh positif terhadap komukasi dalam tim audit hasil penelitian
ini mendukung penelitian sebelumnya oleh Outley dan Pierce (1995) juga mendukung
audit, kultur organisasi berpengaruh terhadap komunikasi dalam tim audit hasil
penelitian ini juga mendukung penelitian sebelumnya oleh Rachma (2000) yaitu itu
dalam tim audit adapun kultur yang paling berpengaruh adalah kultur suportif dan
audit mendukung hasil penelitian Miles et al (1996) dan Wardhani (2000). Dengan
demikian hasil penelitian ini membuktikan bahwa ketiga variabel tersebut yaitu gaya
131
kepemimpinan kultur organisasi komukasi dalam tim audit menentukan kualitas dan