Anda di halaman 1dari 10

SKRIPSI

EFEKTIVITAS PENDIDIKAN KESEHATAN DENGAN MEDIA


PENYULUHAN INDIVIDUAL TERHADAP PENGETAHUAN PENCEGAHAN
KEKAMBUHAN ASMA DI PUSKESMAS
SINGKAWANG UTARA II

NOVITASARI
NIM. 211121126
Hasil Penelitian
a. Analisa Univariat
Analisa univariat dilakukan untuk menjelaskan atau mendeskripsikan
karakteristik setiap variabel penelitian (Notoadmodjo, 2012).

Karekteristik responden Kelompok intervensi Kelompok kontrol

  N % N %
Jenis Kelamin        
Laki-laki 5 33,33 9 60
Perempuan 10 66,67 6 40
Jumlah 15 100 15 100
Usia      
15-25 tahun 3 20 3 20
26-35 tahun 3 20 3 20
36-45 tahun 5 33,33 3 20
46-55 tahun 2 13,33 4 26,67
56-65 tahun 2 13,33 2 13,33
Jumlah 15 100 15 100
Tingkat Pendidikan        
SD 6 40 5 33,33
SMP 2 13,33 5 33,33
SMA 5 33,33 1 6,67
Perguruan tinggi 1 6,67 2 13,33
Tidak sekolah 1 6,67 2 13,33
Jumlah 15 100 15 100
Pekerjaan      
IRT 5 33,33 3 20
Buruh/petani 6 40 7 46,67
Wiraswasta 1 6,67 2 13,33
Pelajar 2 13,33 2 13,33
PNS 1 6,67 3 20
Jumlah 15 100 15 100
b. Analisa Bivariat

1. Uji Normalitas Pengetahuan

Variabel P value
Pengetahuan
Intervensi Kontrol

Pre 0,220 0,025


Post 0,050 0,165

Uji normalitas data pada kelompok intervensi (penyuluhan individual) didapatkan nilai p
value > 0,05 maka data dinyatakan berdistibusi normal sehingga uji lanjutannya
menggunakan T-tes, pada kelompok kontrol (leaflet) nilai sebelum dilakukan pemberian
leaflet 0,025 (tidak normal) dan setelah dilakukan pembagian leaflet bernilai 0,165,
dikarekankan pada nilai pre kelompok kontrol bernilai p value <0,05 dinyatakan
berdistribusi tidak normal maka ke pada kelompok kontrol dilanjutkan dengan Wilcoxon.
2. Pengukuran Nilai Pengetahuan Kelompok Intervensi Dan Kontrol
Variabel Kel. Intervensi Kel. Kontrol
Mean±SD Min±Max Mean±SD Min±Max
Pengetahuan
Pre 6,13±1,246 4±8 6,33±1,234 4±8
Post 8,80±0,862 7±10 7,80±1,014 6±10

Hasil pengukuran pengetahuan sebelum dilakukan pendidikan kesehatan pada kelompok


intervensi sebesar 6,13 sedangkan pada kelompok kontrol sebesar 6,33. Setelah
diberikan pendidikan kesehatan, pengetahuan pada kelompok intervensi naik sebesar
8,80 dan pada kelompok kontrol 7,80. Perubahan rata-rata pengetahuan sebelum dan
sesudah diberikan pendidikan kesehatan pada kelompok intervensi dan kontrol
mengalami kenaikan.
3. Analisis perbedaan pengetahuan pada kelompok intervensi dan
kelompok kontrol setelah diberikan intervensi

Variabel Mean±SD P value


Intervensi Kontrol
Pengetahuan
Pre 6,13±1,246 6,33±1,234 0,606a
Post 8,80±0,862 7,80±1,014 0,007b
0,000c 0,001 d
a
uji Mann Whitney, buji T-test, cuji Paired Test, duji Wilcoxcon

Hasil analisa perbedaan Pengetahuan pada kelompok intervensi dilakukan uji normalitas didapatkan
nilai p value > 0,05 berdistribusi normal maka dilakukan uji paired sample test dan didapatkan nilai
0,000 atau p value <0,05 artinya terdapat perbedaan signifikan kenaikan pengetahuan pada kelompok
intervensi. Sedangkan pada kelompok kontrol setelah dilakukan uji normalitas didapatkan nilai p value
< 0,05 berdistribusi tidak normal maka dilanjutkan dengan uji wilcoxcon didapatkan nilai p value 0,001
<0,05 artinya ada perbedaan bermakna pengetahuan pada kelompok kontrol.
Pembahasan

Asma adalah penyakit inflamasi (peradangan) kronik saluran napas yang ditandai dengan adanya mengi, batuk,
dan rasa sesak di dada yang berulang dan timbul terutama pada malam atau menjelang pagi akibat
penyumbatan saluran pernapasan (Infodatin, 2017).
Pada penelitian ini pada kelompok intervensi menunjukkan terdapat pengaruh yang signifikan sebelum
dilakukan (pre-test) pendidikan kesehatan dan setelah dilakukan (post-test) pendidikan kesehatan.

Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa penyuluhan individual lebih efektif dari pada pemberian leaflet. Hal
ini ditunjukkan dari nilai probabiltas penyuluhan individual lebih rendah dari pemberian leaflet, yaitu
0,000>0,001 Karena dengan diberikannya penyuluhan secara individu, responden lebih leluasa mendapatkan
informasi dan dapat dengan nyaman menanyakan hal-hal yang kurang dipahami. Informasi yang diberikan juga
dapat lebih banyak terserap, karena disampaikan dengan cara yang mudah dipahami oleh responden. Selain itu,
interaksi secara langsung juga meningkatkan ketertarikan responden untuk mengetahui upaya pencegahan
kekambuhan asma (Udayani, W. & Amin, M, 2019).
Kesimpulan

● Ada peningkatan nilai rata-rata pengetahuan tentang kekambuhan asma pada kelompok
penyuluhan individual dan leaflet sebelum dan sesudah diberikan intervensi.

● Ada perbedaan rata-rata pengetahuan tentang kekambuhan asma antar kelompok setelah diberikan
intervensi dengan (p value<0,05).

● Terdapat pengaruh yang signifikan pengetahuan responden sebelum dan sesudah diberikan
intervensi berupa pendidikan kesehatan melalui penyuluhan individual dengan hasil p value
(0,000) pada uji Paired Sample T-Test. Dan terdapat perubahan yang signifikan pengetahuan pada
kelompok kontrol dengan p value (0,001) dengan uji wilcoxon.
Thank You 

Anda mungkin juga menyukai