Anda di halaman 1dari 10

MAKALAH KEPERAWATAN HIV/AIDS

“REVIEW JURNAL HIV/AIDS”

DOSEN PENGAMPU :
Ns.Dian Anggraini, S.Kep, M.Kep, Sp. KMB

DISUSUN OLEH :

DEVITA MAHARANI

(2114142011070)

PROGRAM STUDI S1 KEPERAWATAN

UNIVERSITAS MOHAMMAD NATSIR YARSI BUKITTINGGI

2022/2023
A. Kata Pengantar
Puji syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT yang mana atas berkat
rahmat dan karunianya penulis dapat menyusun makalah yang berjudul
“ Review Jurnal HIV / AIDS “ untuk menyelesaikan mata kuliah
keperawatan HIV / AIDS
Dalam penyusunan makalah ini, tidak lepas dari hambatan yang kami
hadapi, namun kami menyadari kelancaran dalam penyusunan makalah ini
tidak lain berkat dorongan, bantuan, dan bimbingan semua pihak, sehingga
kendala-kendala yang penulis hadapi dapat teratasi. Oleh karena itu penulis
mengucapkan terima kasih kepada :
1. Ns.Dian Anggraini, S.Kep, M.Kep, Sp. KMB
2. Orang tua yang senantiasa mendukung terselesaikannya
makalah ini

Penulis menyadari dalam penyusunan makalah ini


tentunya masih banyak kekurangan, mengingat akan keterbatasan
kemampuan yang penulis miliki. Untuk itu kritik dan saran sangat
penulis butuhkan dalam makalah ini.

BUKITTINGGI,03 MEI 2023

Penulis,
A.pencarian

https://ejournal.sumselprov.go.id/pptk/article/download/194/115

B. Isi Jurnal

Judul jurnal : ANALISIS FAKTOR RESIKO PENULARAN HIV/AIDS DI KOTA


MEDAN

Penulis : Erledis Simanjuntak*

Publikasi Di : Jurnal Keperawatan Silampari

Tahun : 2010

C. Ringkasan Jurnal

HIV/AIDS merupakan salah satu masalah kesehatan Global. Di seluruh negara saat
ini sedang terancam dengan penyebaran virus yang mematikan ini. Tidak hanya di
negara maju, tetapi juga di negara sedang berkembang seperti Indonesia, termasuk di
Kota Medan.Berbagai faktor resiko penyebab HIV/AIDS, seperti: hubungan sex
bebas(beresiko), pemakaian jarum suntik narkoba,penularan melalui transfuse
darah,dan transmisi dari ibu ke anak.Disampingitu faktor karakteristik juga berperan
terhadap resiko penularan HIV/AIDS, seperti umur, jenis, pekerjaan, dan
pendidikan.Desain penelitian ini Kasus Kontrol, dengan 230 sampel (115:115). Data
diambil dari pasien HIV/AIDS dan Kontrol yang dirawat inap di Rumah Sakit Umum
Pusat Haji Adam Malik Medan tahun 2010, yang berdomisili di Kota Medan.
Dilakukan Analisis Deskriptif, Bivariat (Uji Chi-Square), dan Multivariat (Uji
Regressi Logistik), dengan Program SPSS For Windos 17. Hasil penelitian
menunjukkan ada hubungan yang signifikan pada tingkat kepercayaan 95 % pada
variabel : Pemakai jarum suntik narkoba (P=0,000), Hubungan sex bebas (P=0,000),
Kelompok umur 15 – 24 tahun, 25-34 tahun, 35-44 tahun (P=0,000), jenis kelamin
Laki-laki (P=0,000), Tidak bekerja, Wiraswasta, Pegawai Swasta (P= 0,000),
Pendidikan SD, SLTP (P=0,000), SLTA (P=0,001). Uji Multivariat menunjukkan
faktor resiko yang dominan terhadap penularan HIV/AIDS di Kota Medan adalah:
Pemakaian jarum suntik narkoba (OR=66,551), hubungan sex bebas (OR=25,419),
Pendidikan (OR=2,653), Pekerjaan (OR= 2,288). KataKunci:Kesehatan,
FaktorResikoHIV/AIDS,KasusKontrol.

D. Kelebihan dan Kekurangan

kelebihan:

- Jurnal ini menjelaskan secara detail bagaimana Analisa pada kasus HIV AIDS
- Topik yang disajikan pada kasus ini menarik sehingga membuat kita paham
akan kasus HIV AIDS
Kekurangan:

- Pada jurnal ini tidak mencantumkan saran,baik saran pada masyarakat maupun
lingkungan sekitar baik itu tenaga Kesehatan maupun peneliti.
BAB II

A. Intervensi dan Hasil Penelitian

Bahan yang dianalisis dalam penelitian ini berupa Data Primer

Primer yang dikumpulkan dengan menggunakan angket. Data dianalisis secara

Deskriptif, Analisis Bivariat (Uji Chi-Square), dilakukan perhitungan terhadap Odds

Ratio (OR), dengan Confident Interval 95%. Analisis terhadap Odds Ratio
dilakukan dengan membandingkan Odds.

Tabel .1.
Distribusi Gambaran Karakteristik Sampel Kasus HIV/AIDS dan Kontrol di Kota
Medan Tahun 2010

No Variabel Kasus Kontrol Total

n % n % n %
1 Umur : 15-24 Tahun 15 13,0 13 11,3 28 12,2
25-34 63 54,8 15 13,0 78 33,9
Tahun
35-44 Tahun 27 23,5 32 27,8 59 25,7
45- 64 Tahun 10 8,7 55 47,8 65 28,3
Jumlah 115 100 115 100 230 100
2 Jenis Kelamin: Laki-laki 96 83,5 70 60,9 166 72,2
Perempuan 19 16,5 45 39,1 64 27,8
Jumlah 115 100 115 100 230 100
3 Pekerjaan: Tidak Bekerja 51 44,3 20 17,4 71 30,9
Wiraswasta 43 37,4 27 23,5 70 30,4
Pegawai Swasta 20 17,4 26 22,6 46 20,0
PNS 1 0,9 42 36,5 43 18,7
Jumlah 115 100 115 100 230 100
4 Pendidikan: SD 9 7,8 2 1,7 11 4,8
SLTP 39 33,9 25 21,7 64 27,8
SLTA 65 56,5 70 60,9 135 58,7
PT/Akademi 2 1,7 18 15,7 20 8,7
Jumlah 115 100 115 100 230 100

Umur
Menunjukkan bahwa proporsi kasus HIV/AIDS ditemukan tertinggi pada Umur

25-34 tahun (54,8%), 35-44 tahun

(23,5%). Hasil uji Bivariat (Tabel. 3.3.) Menunjukkan adanya hubungan yang
signifikan antara umur dan HIV/AIDS (p=0,000), dan jika dilihat dari nilai OR,
maka dapat disimpulkan bahwa Usia yang paling beresiko terhadap HIV/AIDS
adalah umur 25-34 tahun (OR=23,100),

Usia 15-24 tahun (OR=6,346), 35-44 Tahun (OR=4,641).

Tabel.2. Resiko Kejadian HIV/AIDS Pada Sampel Menurut Umur dan Jenis Kelamin
Di Kota Medan Tahun 2010.
No Variabel Kasus Kontrol χ² OR
(Nilai P) (CI 95%)
n % n %
1 Umur :
15-24 Tahun 15 60,0 13 19,1 14,519 6,346
45- 64 Tahun 10 40,0 55 80,9 (0,000) (2,326-17,299).
Jumlah 25 100 68 100
25-34 Tahun 63 86,3 15 21,4 60,656 23,100
45- 64 Tahun 10 13,7 55 78,6 (0,000) (6,600 -55,586)
Jumlah 73 100 70 100
35-44 Tahun 27 73,0 32 36,8 13,633 4,641
45- 64 Tahun 10 27,0 55 63,2 (0,000) (1,991-10,818)
Jumlah 37 100 87 100
2 Jenis 14,635 3,248
Kelamin: (0,000) (1,750-6,028).
Laki-laki 96 83,5 70 60,9
Perempuan 19 16,5 45 39,1
Jumlah 115 100 115 100
Jenis Kelamin.

Dari hasil penelitian menunjukkan bahwa jumlah kasus HIV/AIDS lebih tinggi pada
laki-laki sejumlah (83,5%), dibanding dengan perempuan sejumlah (16,5).
Resiko laki-laki menderita HIV/AIDS jika dilihat dari nilai OR adalah 3,248 kali
lebih tinggi dari perempuan (Tabel.2). Hal ini sejalan dengan data prevalensi
HIV/AIDS tahun 2003, dari 22 provinsi yang telah ada

Pekerjaan

Tabel.1. Memperlihatkan Proporsi Sampel yang tidak bekerja pada


kelompok Kasus HIV/AIDS

Tabel.3. Resiko Kejadian HIV/AIDS Pada Sampel Menurut Pekerjaan dan


Pendidikan Di Kota Medan Tahun 2010.

No Variabel Kasus Kontrol χ² OR


n % n % (Nilai (CI 95%)
P)
1 Pekerjaan :
A Tidak Bekerja 51 98,1 20 32,3 52,152 107,100
PNS 1 1,9 42 67,7 (0,000) (13,795-831,499)
Jumlah 52 100 62 100
B Wiraswasta 43 97,7 27 39,1 39,135 66,889
PNS 1 2,3 42 60,9 (0,000) (8,691-514,786)
Jumlah 44 100 69 100
C Pegawai 20 95,2 26 38,2 20,878 32,308
Swasta (0,000) (4,089-255,282)
PNS 1 4,8 42 61,8
Jumlah 21 100 68 100
2 Pendidikan:
A SD 9 81,8 2 10,0 15,989 40,500
PT/Akademi 2 18,2 18 90,0 (0,000) (4,876-336,401)
Jumlah 11 100 20 100
B SLTP 39 95,1 25 58,1 15,824 14,040
PT/Akademi 2 4,9 18 41,9 (0,000) (2,996-65,804)
Jumlah 41 100 43 100
C SLTA 65 97,0 70 79,5 10,330 8,357
PT/Akademi 2 3,0 18 20,5 (0,001) (1,866-37,431)
Jumlah 67 100 88 100

Tabel.4. Resiko Kejadian HIV/AIDS Pada Sampel Menurut Cara Penularan Di


Kota Medan Tahun 2010.
No Variabel Kasus Kontrol χ² OR
(Nilai (CI 95%)
n % n %
P)
1 Hubungan Sex
Bebas:
Ya 56 48,7 10 8,7 44,963 9,966
Tidak 59 51,3 105 91,3 (0,000) (4,733-20,985)
Jumlah 115 100 115 100
2 Pemakaian
Jarum Suntik
Narkoba:
Ya 62 53,9 6 5,2 65,476 21,252
Tidak 53 46,1 109 94,8 (0,000) (8,641 -52,268)
Jumlah 115 100 115 100
3 Transfusi Darah

Ya 2 1,7 7 6,1 2,891 0,273


Tidak 113 98,3 108 93,9 (0,089) (0,055-1,344)
Jumlah 115 100 115 100

Pemakaian Jarum Suntik Narkoba

Ada hubungan pemakaian jarum suntik narkoba, dengan HIV/AIDS (P=


0,000). Sampel Pemakai Jarum suntik narkoba kemungkinan 21,252 kali lebih tinggi
menderita HIV/AIDS dibandingkan dengan sampel yang tidak menggunakan
Jarum suntik narkoba. Resiko penggunaan jarum suntik tidak steril/pemakaian
bersama pengguna narkoba sekitar 0,5 – 1 % dan terdapat 510 % dari total kasus
sedunia. Depkes melaporkan bahwa cara penularan HIV/AIDS melalui Pengguna
Narkoba

Suntik/Panasun (39,6%) 1).

Di negara - negara Amerika Latin dilaporkan 7.215 kasus AIDS melanda


kaum muda berusia 20-49 tahun yang sebagian besar adalah kaum homoseksual dan
pengguna obat-obat suntik 6). Di beberapa negara sekitar 50 % lebih pengguna
narkotik dengan jarum suntik hidup dengan HIV/AIDS. Sekitar 50-70 % pengguna
narkotik suntik (penasun), telah terinfeksi HIV.Remaja memerlukan perhatian,
bimbingan dan pembinaan terhadap seluruh aspek kehidupan mereka, baik secara
bio, psiko, social, budaya.

B. Implikasi Keperawatan
Analisa data ini bisa diterapkan pada tenaga Kesehatan ataupun peneliti
karena dengan pemtode seperti ini kitab isa menganalisa tentang
permasalahan HIV/AIDS ini
BAB III

A. kesimpulan
Faktor resiko yang berhubungan secara signifikan (CI:(95%) terhadap
kejadian HIV/AIDS pada sampel di Kota Medan Adalah: Pemakai jarum
suntik narkoba, Hubungan sex bebas, Kelompok umur 15 – 24 tahun,
25-34 tahun, 35-44 tahun, jenis kelamin Lakilaki, sampel yang tidak Tidak
bekerja mempunyai resiko lebih tinggi disbanding sampel yang bekerja, resiko
pada sampel dengan pendidikan yang lebih rendah menjadi HIV/AIDS lebih
tingggi dibanding dengan sampel berpendidikan tinggi.

Anda mungkin juga menyukai