Anda di halaman 1dari 25

Presentasi Hasil Kegiatan Field Lab

Topik: Penyuluhan Kesehatan


“Penyakit Menular Seksual”
Disusun oleh:
KELOMPOK A-6
FAKULTAS KEDOKTERAN UNS

Abdurrahman Afa H G0013001


Afifah Syifa Khairunnisa G0013007
Asri Kurnia Ramadhani G0013045
Ayu Pravitaningrum G0013053
Deonika Ariescieka Putri G0013071
Gerry G0013099
Lukluk Al Ulya G0013141
Naura Dhia Fadyla G0013173
Revina Afifa Satria G0013197
Rivan Faetheda G0013203
Septiana Charismawati G0013215
Wida Prima Nugraha G0013233
BAB I
PENDAHULUAN
Latar Belakang
• Penyakit menular seksual (PMS) atau biasa disebut penyakit
kelamin adalah penyakit yang ditularkan melalui hubungan
seksual. Yang termasuk PMS adalah Syphillis, Gonorhoe, Jengger
Ayam, Herpes Genetalis, HIV/AIDS, dan lain-lain.
• Penyebab utama meningkatnya PMS di Negara-negara
berkembang seperti Indonesia antara lain adalah :
1. Kemiskinan dan kebodohan.
2. Belum tumbuhnya kesadaran pentingnya kesehatan reproduksi di
kalangan remaja.
3. Masih dianggap tabunya pendidikan seksual sejak dini.
4. Perubahan gaya hidup global dan desakan jumlah pendudu dan
perubahan struktur penduduk.
Lanjutan
• Cakupan Infeksi Menular Seksual (IMS) yang diobati di seluruh
kabupaten di Indonesia pada tahun 2005-2007 adalah
68,64%. Padahal, target SPM yaitu 100%. Dari hasil evaluasi
tahun 2007 tersebut, masih diperlukan promosi kesehatan
dalam upaya pencegahan penularan penyakit menular seksual,
khususnya HIV-AIDS. Selain itu, perlu juga dikonfirmasikan ke
tiap-tiap puskesmas apakah pada tahun 2006-2007 tersebut,
data kosong yang didapatkan dikarenakan memang tidak
adanya penderita HIV-AIDS di semua puskesmas di setiap
kabupaten, atau karena penjaringan yang kurang memadai.

• Oleh karena itu, semua mahasiswa FK UNS yang sedang


mengambil mata kuliah Field Lab, harus mampu menggali
masalah PMS dan memberi penyuluhan yang efektif, yang
Tujuan Pembelajaran

Setelah melakukan kegiatan laboraturium


lapangan, diharapkan mahasiswa dapat
memiliki kemampuan :
1. Melakukan penyuluhan kesehatan komunitas
tentang PMS, khususnya HIV/AIDS
2. Memahami program pencegahan dan
pengobatan PMS, khususnya HIV/AIDS
3. Memahami tatalaksana PMS-HIV/AIDS
4. Memahami proses rujukan kasus PMS,
terutama yang berisiko tertular HIV/AIDS.
BAB II
KEGIATAN YANG DILAKUKAN

A. Koordinasi (9 Maret 2015)


B. Lapangan 1 (16 Maret 2015)
C. Lapangan 2 (30 Maret 2015)
D. Lapangan 3 (6 April 2015)
BAB III
PEMBAHASAN

A. Pelaksanaan Kegiatan

Kegiatan yang dilakukan pada topik Field Lab ini


adalah memberikan penyuluhan kesehatan kepada siswa
SMK 1 Wonogiri. Topik Field Lab pada kesempatan ini
adalah “Penyuluhan Kesehatan: Penyakit Menular
Seksual” atau biasa disingkat menjadi PMS.
PMS adalah penyakit yang ditularkan melalui
hubungan seksual. Yang termasuk Penyakit Menular
Seksual yaitu Syphillis, Gonorhea, jengger ayam, herpes
genitalis, Trikomoniasis Vaginalis, Klamidia, Candidiasis,
Kutu Pubis, dan HIV/AIDS.
Latar Belakang SMK N 1 Wonogiri

Sekolah Menengah Kejuruan (SMK) Negeri 1 Wonogiri,


yang berlokasi di Jalan Arjuna 6 (Wonokarto), Wonogiri, Jawa
Tengah. Sekolah yang tengah dipimpin Drs. Suwandi ini memiliki
total 33 kelas (11 kelas tiap angkatannya) dengan dibagi ke dalam
empat jurusan keahlian, yaitu 5 kelas untuk jurusan akuntansi, 2
kelas untuk jurusan tataboga, 2 kelas untuk jurusan administrasi
perkantoran dan 2 kelas untuk pemasaran. Masing-masing kelas
kurang lebih memiliki 35 siswa, sehingga total siswa SMK N 1
Wonogiri adalah 1153 siswa. Dari total seluruh siswa hanya ada
kurang lebih 25 siswa putra, 98% dari jumlah ini adalah siswa
putri.
Latar belakang sosial dan ekonomi dari siswa SMK N 1
Wonogiri berasal dari kalangan menengah ke bawah. Sebagian
besar dari orang tua siswa bekerja merantau. Sehingga
kebanyakan siswa SMK N 1 Wonogiri tidak tinggal bersama orang
Target Penyuluhan

• Angkatan pertama dan kedua (kelas X dan


XI) SMK N 1 Wonogiri, dengan jumlah
kelas 22 (tiap angkatan terdiri dari 11
kelas), dan dengan jumlah siswa 728
Teknik Penyuluhan

• Presentasi Slide
Dibuat secara mandiri oleh kelompok kami dengan
sumber materi yang berasal dari beberapa buku dan
media internet.

• Pretest untuk siswa


Untuk menilai pengetahuan siswa terhadap PMS

• Post test untuk siswa


Untuk menilai pemahaman siswa setelah diberikan
penyuluhan dan menilai kualitas dari penyuluhan
Hasil dan Analisis Pretest - Post test

• Pretest

Nilai pretest Jumlah Siswa (Kelas X dan Prosentase


XI)
100 1 0.14%
90 23 3.16%
80 71 9.75%
70 138 18.96%
60 191 26.24%
50 156 21.43%
40 98 13.46%
30 37 5.08%
20 8 1.10%
10 2 0.27%
0 1 0.14%
• Post test

Nilai postest Jumlah Siswa (Kelas X dan Prosentase


XI)
100 103 14.15%
90 146 20.05%
80 183 25.14%
70 162 22.25%
60 68 9.34%
50 19 2.60%
40 5 0.69%
30 3 0.41%
20 2 0.27%
10 2 0.27%
0 0 0%
• Analisis Setiap Soal

No.So Jawaban Prosentas Jawaban Prosenta Selisih


al benar e benar se
(pretest) (Pretest) (Postest) (Postest)
1 186 25.55% 643 88.32% 62.77
2 397 54.53% 470 64.56% %
3 532 73.08% 655 89.97% 10.03%
4 583 80.08% 664 91.21% 10.03%
5 264 36.26% 641 88.05% 11.13%
6 613 84.20% 635 87.23% 51.79%
7 558 76.65% 643 88.32% 3.03%
8 437 60.03% 475 65.24% 11.67%
9 616 84.62% 714 98.08% 5.21%
10 110 15.11% 202 27.75% 13.46%
12.64%
• Akreditasi

Dari 22 Kelas, 7 kelas yang diisi tidak mengisi


penilaian kepada pemberi materi (tertera dalam
soal nomor 11 postest) dan hanya 15 kelas yang
mengisi akreditasi, dengan nilai rata-rata adalah :
3,33
Pertanyaan yang disampaikan oleh
siswa
1. Mengapa PMS dapat menimbulkan bintik-bintik merah diseluruh
tubuh?
2. Apa penyebab berhenti menstruasi selama 8 bulan?
3. Mengapa saat menstruasi terasa sakit?
4. Apakah keputihan itu normal?
5. Apakah nyeri saat haid itu normal?
6. Bagaimana cara menghilangkan keputihan secara herbal?
7. Bagaimana cara membedakan nyeri haid dengan kelainan yang
lain?
8. Mengapa kadang menstruasi terjadi dengan jeda yang terlalu
lama?
9. Apakah keputihan datangnya bisa maju? Apa penyebabnya?
10. Apakah benar bila minum es pada waktu haid dapat
menyebabkan menstruasi terasa makin sakit?
Pertanyaan yang disampaikan oleh
siswa
14. Bagaimana keputihan yang normal dan tidak normal itu?
15. Mengapa ada perempuan yang darah haidnya keluar banyak ada
yang keluar sedikit?
16. Apakah dengan minum es saat haid, seorang wanita dapat
terkena penyakit kista?
17. Apakah penyakit kista itu menurun pada anak?
18. Kapan waktu yang tepat untuk mengganti pembalut?
19. Mengapa perempuan mengalami pre menstruation syndrome?
20. Bagaimana mencegah kutu pubis selain dengan mencukur rambut
pubis?

Dilihat dari banyaknya pertanyaan yang diajukan oleh para siswa,


mayoritas dari mereka menayakan mengenai siklus haid dan
perubahan-perubahan pada tubuh yang mengiringinya. Sedangkan
yang bertanya mengenai PMS itu sendiri secara khusus tidak begitu
B. Hambatan

– Keterbatasan alat
– Proyektor tidak bisa digunakan
– Tidak ada time keeper atau pembatas
waktu yang tepat
– Belum ada kejelasan mengenai jumlah
siswa
C. Solusi
– Untuk keterbatasan alat atau dalam hal ini laptop, sebaiknya
sebelum kegiatan ditanyakan terlebih dahulu apakah di
setiap kelas terdapat komputer atau tidak, jika tidak ada,
bisa dipersiapkan dari rumah untuk membawa kelengkapan
laptop atau meminjam teman.
– Karena proyektor di kelas tidak bisa digunakan karena
sedang rusak, maka solusi yang diberikan adalah dengan
memutarkan laptop yang berisi gambar dan materi
presentasi ke tiap siswa yang ada di kelas.
– Tidak ada time keeper atau pembatas waktu yang tepat,
solusinya adalah dengan kesadaran masing-masing
mahasiswa untuk memerhatikan waktu/jam atau mungkin
bisa dengan memasang alarm.
– Belum ada kejelasan mengenai jumlah siswa, solusinya
adalah dengan menanyakan kejelasan jumlah siswa. Karena
bingung dalam menggandakan soal maka solusinya bisa
dengan membuat soal di slide powerpoint.
BAB III
PENUTUP
A. Simpulan

– Belum terlaksananya penyuluhan tentang PMS secara


menyeluruh pada masyarakat, hal tersebut dapat
dilihat dari ketidaktahuan siswa SMKN 1 Wonogiri
tentang bahaya PMS.
– Kegiatan Penyuluhan PMS berjalan dengan lancar, para
instruktur membimbing dengan sangat baik. Sehingga
tujuan pembelajaran dari kegiatan Field Lab ini dapat
tercapai.
– Penyuluhan PMS kepada masyarakat khususnya remaja
bertujuan untuk menumbuhkan kesadaran akan
bahaya PMS, dan untuk mencegah tingginya prevalensi
B. Saran

– Mahasiswa kedokteran perlu terus mengasah


communication skill.
– Penyuluhan Penyakit Menular Seksual (PMS) kepada
remaja harus lebih sering dilakukan mengingat
pentingnya pendidikan seksual sejak dini untuk
meningkatkan kesadaran para remaja akan bahaya
PMS.
– Puskesmas diharapkan lebih aktif dalam melaksanakan
penyuluhan terutama pada daerah yang merupakan
target utama penyuluhan.
– Puskesmas beserta penyuluh (mahasiswa Fakultas
Kedokteran UNS) hendaknya menentukan sasaran
yang tepat disesuaikan dengan urgensi dari
penyuluhan PMS.
Daftar Pustaka

Tim Field Lab FK UNS (2015). Penyuluhan


kesehatan: penyakit menular seksual (PMS).
Surakarta: Fakultas Kedokteran Universitas
Sebelas Maret
LAMPIRAN
Sambutan
Pretest
Penyuluhan
Post Test

Anda mungkin juga menyukai