Anda di halaman 1dari 2

JUMP 3

Makanan rendah serat tinggi gula dan tinggi lemak  defekasi tidak banyak  waktu transit
makanan di usus lebih lama yang menyebabkan peningkatan tekanan lumen usus yang
menimbulkan sumbatan fungsional apendiks dan pertumbuhan kuman flora colon meningkat.

JUMP 7
Menurut Smeltzer dan Bare (2002), komplikasi potensial setelah apendiktomi antara lain:

1. Peritonitis

Observasi terhadap nyeri tekan abdomen, demam, muntah, kekakuan abdomen, dan takikardia.
Lakukan penghisapan nasogastrik konstan. Perbaiki dehidrasi sesuai program. Berikan preparat
antibiotik sesuai program.

2. Abses pelvis atau lumbal

Evaluasi adanya anoreksi, menggigil, demam, dan diaforesis. Observasi adanya diare, yang dapat
menunjukkan abses pelvis, siapkan pasien untuk pemeriksaan rektal. Siapkan pasien untuk
prosedur drainase operatif.
3. Abses Subfrenik (abses dibawah diafragma)

Kaji pasien terhadap adanya menggigil, demam, diaforesis. Siapkan untuk pemeriksaan sinar-x.
Siapkan drainase bedah terhadap abses.

4. Ileus

Kaji bising usus. Lakukan intubasi dan pengisapan nasogastrik. Ganti cairan dan elektrolit
dengan rute intravena sesuai program. Siapkan untuk pembedahan, bila diagnosis ileus mekanis
ditegakkan.
Smeltzer, S.C. and Bare, B. G., 2002. Buku Ajar Keperawatan Medikal-Bedah Brunner dan
Suddarth Vol. 2. Edisi 8. Jakarta: EGC.
Prognosis baik bila dilakukan diagnosis dini sebelum ruptur, dan diberi antibiotik yang lebih
baik. Apendisitis akut tanpa perforata memiliki mortalitas sekitar 0,1%, dan mencapai 15% pada
orang tua dengan perforata. Umumnya, mortalitas berhubungan dengan sepsis, emboli paru,
ataupun aspirasi. Prognosis setelah operasi tergantung pada usia, kondisi, keadaan umum dan
penyakit penyerta, seperti diabetes mellitus. Luka operasi akan sembuh dalam 10-28 hari.
(Schwartz, 2000).
Schwartz, S. I., dkk., 2000. Intisari Prinsip-Prinsip Ilmu Bedah. Edisi 6. Jakarta: EGC.

Anda mungkin juga menyukai