Anda di halaman 1dari 23

SYSTEMA UROPOETICA

ASTICHA ERLIANING SARI


G0012032
Systema uropoetica adalah sistem dimana terjadi proses penyaringan darah sehingga
darah bebas dari zat-zat yang tidak diperlukan oleh tubuh dan menyerap zat-zat yang masih
diperlukan oleh tubuh. Zat-zat yang tidak diperlukan oleh tubuh larut dalam air dan
dikeluarkan sebagai urin.
Systema uropoetica terdiri dari ren yang menghasilkan urin, ureter yang membawa
urin dari ginjal ke vesica urinaria, vesica urinaria tempat urin dikumpulkan, dan urethra
tempat keluarnya urin.

REN (GINJAL)
1. Letak Anatomis
Ren berjumlah sepasang, keduanya terletak di belakang peritoneum pada dinding
posterior abdomen di samping kanan dan kiri columna vertebralis, disebut juga sebagai
organ retroperitoneal yang artinya hanya kira-kira 1/3 dari ginjal yang ditutupi oleh
peritoneum. Ren sinister terletak setinggi bagian superior Vertebrae Thoracica XII-
inferior Vertebrae Lumbalis III, pada ren dexter terletak lebih rendah ½ vertebrae
karena adanya lobus hepatis dexter sehingga terdapat sebuah pendesakan pada lobus
hepatis dexter yang disebabkan oleh ren dexter, yang disebut sebagai impressio renalis.
Ren sinister lebih panjang, lebih ramping, dan terletak lebih medial daripada ren dexter.

2. Selubung Ren
a. Capsula fibrosa: meliputi ren dan melekat erat pada permukaan luar ren.
b. Perirenal fat (Corpus adiposum perirenale): akumulasi dari lemak pada jaringan
ekstraperitoneal. Perirenal fat meliputi keseluruhan dinding ren dan pembuluh darah
yang masuk dan keluar.
c. Fascia renalis: lapisan membranosa yang akan menutupi perirenal fat, ren, dan
glandula suprarenalis. Fascia renalis dibagi menjadi lamina anterior dan lamina
posterior yang kemudian akan bersatu menjadi fascia transversalis di dinding lateral
abdomen. Lamina anterior fascia renalis akan melingkupi arteria dan vena hingga
menyatu dengan jaringan pengikat aorta abdominalis dan vena cava inferior. Lamina
posterior fascia renalis akan menyatu dengan fascia musculus psoas major. Pada
bagian inferomedial fascia renalis akan berlanjut menjadi fascia periureteric.
d. Pararenal fat (Corpus adiposum pararenale): jaringan lemak extraperitoneal
yang hanya terletak dibagian posterior dan posterolateral dari ren.
Perirenal fat, fascia renalis, dan pararenal fat menyokong dan memfiksasi
ren pada posisinya di dinding posterior abdomen. Keadaan ren berpindah pada
tempatnya disebut ren mobilis. Hal ini disebabkan penyusutan jaringan lemak yang
memfiksasi ren. Dapat juga terjadinya renal ptosis (ren turun kebawah), yang
berakibat gagal tersalurnya urin ke ureter sehingga dapat terjadi hidronefrosis.

3. Hubungan dengan organ lain


a. Bagian Anterior
Ren dexter
Pada bagian anterior ren dexter akan berhubungan oleh beberapa organ antara lain:
1) Superior: pada ekstremitas superior akan dilekati oleh glandula suprarenalis
dextra, yang dipisahkan oleh fascia septum. Tepat dibawahnya akan dilekati
oleh hepar, yang membentuk impresio renalis pada facies visceralis lobus
hepatis dexter, dimana keduanya dipisahkan oleh peritoneum.
2) Medial: akan bersentuhan dengan duodenum pars descendens.
3) Inferior: daerah lateral akan bersentuhan dengan flexura coli dextra. Pada
daerah medial ditutupi oleh intestinum tenue
Ren sinister
Pada bagian anterior ren sinister akan berhubungan oleh beberapa organ antara lain:
1) Superior: bagian medial pada kutub atasnya akan dilekati oleh glandula
suprarenalis sinistra, yang dipisahkan oleh fascia septum. Bagian lateral akan
ditutupi oleh organ intraperitoneal, yaitu gaster dan lien (dari medial ke lateral).
2) Medial: ditutupi oleh organ retroperitoneal dan pancreas dibagian medial. Di lateral
ditutupi oleh flexura coli sinistra yang berlanjut menjadi colon descendens.
3) Inferior: ditutupi oleh jejenum.
b. Bagian Posterior
Ren dexter
Pada bagian posterior ren dexter akan berhubungan oleh beberapa organ antara lain:
1) Superior: ditutupi oleh diafragma dan dilekati oleh facies anterior costa XII
2) Inferior: urut dari medial ke lateral; M. psoas major, M. quadratus lumborum, dan
M. transversus abdominis.
Ren sinister
Pada bagian posterior ren sinister akan berhubungan oleh beberapa organ antara
lain:
1) Superior: ditutupi oleh diafragma dan dilekati oleh facies anterior costa XI dan XII
2) Inferior: urut dari medial ke lateral; M. psoas major, M. quadratus lumborum, dan
M. transversus abdominis

4. Struktur ren
Ren mempunyai 2 facies, facies anterior dan posterior, yang ditutupi oleh capsula
fibrosa. Ren mempunyai 2 ekstremitas, ekstremitas superior yang dilekati oleh
glandula suprarenalis dan ekstremitas inferior.

Ren juga mempunyai 2 margo,yaitu:


a. Margo medialis renalis: bentuknya concave (cekung) yang ditengah-tengahnya
terdapat hilus renalis yang akan melebar membentuk suatu ruangan yang disebut
dengan sinus renalis. Struktur yang keluar masuk hilus renalis dari anterior ke
posterior adalah vena renalis, 4 cabang arteria renalis, pelvis renalis, 1 cabang
arteria renalis. Pembuluh limfe dan saraf juga melalui hilus ini.
b. Margo lateralis renalis: bentuknya conveks (cembung). Pada ren sinister
berhubungan dengan lien pada ren dexter berhubungan dengan hepar.

Ketika ren dibelah menjadi 2 tepat di medial ren terdapat bagian-bagian:


a. Medulla renalis (terletak lebih dalam)
Bagian yang berada di tengah-tengah struktur internal ren terdiri dari:
1) Pyramidis renalis (jamak: Pyramides renales)
Massa berbentuk conus yang mempunyai basis yang menghadap ke cortex, dan
apex puncak dari conus yang menghadap ke sinus renalis.
2) Papilla renalis (jamak: Papillae renales)
Penonjolan yang terletak di apex pyramidis renalis yang mengahadap ke arah sinus
renalis.
3) Foramina Papillaria (Area cribosa)
Lubang-lubang kecil di ujung papila renalis, yang merupakan muara dari ductus
papillaris (Bellini) menuju calyx minor.
4) Calyx renalis minor (jamak: Calices renales minores)
Masing-masing calyx renalis minor akan berhubungan dengan 1 atau lebih papillae
renales.
5) Calyx renalis major (jamak: Calices renales majores)
Merupakan gabungan dari 2-3 calyx renalis minor.
6) Pelvis renalis
Merupakan gabungan dari calyx renalis major. Pelvis renalis akan berlanjut
menjadi ureter setelah keluar dari hilus renalis.
7) Sinus renalis
Merupakan pelebaran dari hilus renalis. Ruangan ini berisi pelvis renalis dan
calyces renales majores yang dikelilingi jaringan lemak, A.V. renalis dan serabut
saraf.
b. Cortex renalis
Merupakan jaringan lunak dan jaringan granulair yang mengelilingi medula renalis.
Terletak di bagian t
epi ren dan terdiri dari:
1) Columna renalis (Bertini), struktur cortex renalis yang menjorok di antara
pyramides renales yang berdekatan.
2) Arcus corticalis, struktur yang menghubungkan antara columna renalis satu
dengan lainya.
5. Vaskularisasi
Vasa arteriaosa yang menuju ren adalah arteria renalis yang merupakan cabang
dari aorta abdominalis setinggi pertengahan vertebrae L I dan L II dan masuk ke
dalam hilus renalis. Arteria renalis berjumlah sepasang, arteria renalis dextra dan arteria
renalis sinistra, arteria renalis dextra mempunyai ukuran yang lebih panjang dibanding
arteria renalis sinistra. Arteria renalis akan bercabang menjadi lima A. Segmentalis (4
R. anterior et 1 R. posterior) yang akan masuk melalui hilus renalis, lalu becabang
menjadi R. primarius atau A. lobaris (yang menuju ke setiap pyramidis renalis), lalu
menuju ke setiap columna renalis menjadi dua atau tiga A. interlobaris, ketika arteria
ini sampai di basis dari pyramidis renalis akan bercabang menjadi A. arcuata yg
berjalan sepanjang basis pyramidis renalis, lalu akan bercabang lagi ke arah cortex
renalis menjadi A.interlobularis, arteria interlobularis akan mejadi arteriaole afferent
glomeruli (membawa darah ke glomerulus), darah selanjutnya menuju ke glomerulus
yang berhubungan dengan kapsula bowman (membentuk corpusculum malphigi) untuk
di filtrasi membentuk urin, namun tidak semua darah di glomerulus akan di filtrasi,
terdapat darah yang tetap mengalir dari glomerulus ke arteriaole efferent glomeruli,
yang akhirnya berakhir di A. recta (berfungsi untuk reabsorsi di tubulus-tubulus ginjal).

Selain A.renalis, terkadang juga terdapat variasi arteria tambahan yang masuk
melalui kedua extremitas renalis, yaitu A. Renalis Polaris Superior dan A. Renalis
Polaris inferior.
Vena-vena di dalam ginjal mengikuti nama dari arteria-arterianya, contoh vena
recta, vena interlobularis, vena arcuata, vena interlobaris, vena lobaris, vena segmentalis.
Vasa venosa yang keluar dari ren adalah vena renalis dextra dan vena renalis
sinistra, yang akan bermuara ke dalam vena cava inferior. Pada vena renalis sinistra
akan dimuarai oleh vena testicularis sinistra pada pria, vena ovarica sinistra pada
wanita, vena suprarenalis sinistra, dan vena communicans lumbalis ascendens.

Aliran limfe dari ren akan menuju ke Nodi aortici laterales yang terletak di sekitar arteria
renalis
6. Inervasi

Inervasi dari ren dibawa oleh plexus renalis, yang didalamnya mengandung serabut
afferen, simpatis, dan parasimpatis. Serabut afferen plexus renalis berasal dari nervi
splanchnici thoraxici. Sympathis oleh N. splanchnicus mayor et N. splanchnicus
minor, dan parasymphatis oleh nervus vagus.

7. Catatan Klinis
 Linea Broedel : daerah pada axis longitudinal, di margo lateral ren yang
hanya mengandung sedikit vaskularisasi sehingga sering dilakukan nephrotomy
melalui daerah ini untuk menghindari perdarahan yang banyak.
 Hidronephrosis : keadaan dimana ren tidak dapat menyalurkan urin sehingga
terkumpul di dalam ren
 Nephrolithiasis : batu ginjal
 Glomerulonefitis : radang pada ginjal
 Kelainan ren congenital :
 Unilateral ren agenesis : Hanya terbentuk satu ren saja
 Pelvic kidney/Ren pelvis : ginjal terdapat di cavitas pelvicus.
 Malrotasi ginjal : hilus renalis terdapat di lateral dari ginjal
 Double kidney : terdapat dua ginjal dalam satu sisi
 Ectopia : ren sinister pindah dan bergabung dengan ren dexter
 Discoid kidney/pancake kidney : fusi dari ren dexter dan ren sinister saat masih
dalam pelvis
 Ren roset : polus superior ren dexter bersatu dengan polus superior ren sinister
 A. Renalis aberant : suatu kondisi dimana A. Renalis yang masuk ke ginjal
lebih dari satu dan letaknya menjepit pelvis atau ureter sehingga menyebabkan
terhambatnya aliran urin.

A. A. renalis aberrant B. A. renalis aberrant yang


menyebabkan obstruksi urin
C.Hidronefrosis
URETER
Merupakan saluran muskularis yang berfungsi mengangkut urin dari ren menuju
vesica urinaria. Ureter merupakan peralihan dari pelvis renalis yang akan membentuk
ureteropelvic junction.
1. Batas ureter
A. Ureter Dextra
 Anterior: duodenum, pars terminalis ileum, arteria et vena colica dextra,
arteria et vena ileocolica, arteria et vena testicularis dextra (pada pria),
pada wanita arteria et vena ovarica dextra.
 Posterior: M. psoas mayor dextra yang memisahkan ureter dari processus
transversus vertebrae lumbalis dan bifurcatio arteria iliaca communis
dextra.
B. Ureter Sinistra
 Anterior: colon sigmoideum dan mesocolon sigmoideum, arteria et vena
colica sinistra, arteria et vena testicularis sinistra (pria), arteria et vena
ovarica sinistra (wanita).
 Posterior: M. psoas mayor sinistra dan bifurcatio arteria iliaca communis
sinistra.
2. Penyempitan ureter ada 3, yaitu:
a. Ureteropelvic junction, saat
pertemuan pelvis renalis dengan
ureter.
b. Saat ureter menyilangi bifurcatio di
arteria iliaca communis di tepi
apertura pelvis superior.
c. Saat ureter menembus dindinh vesica
urinaria.
Penyempitan di atas adalah tempat
mudah tersangkutnya batu ureter.
3. Vascularisasi ureter
a. Bagian superior divaskularisasi oleh arteria renalis.
b. Bagian medial divaskularisasi oleh cabang aorta abdominalis, arteria testicularis
(ovarica), dan arteria iliaca communis.
c. Bagian inferior divaskularisasi oleh cabang-cabang arteria iliaca interna.

Aliran limfe ureter akan di teruskan ke Nodi Aortici Laterales dan Nodi Illiaci

4. Inervasi ureter
Plexus Renalis, plexus aorticus, dan plexus hypogastric superior
5. Aliran limfe pada Nodi aortici laterales dan nodi iliaci.
6. Catatan Klinis
 Pelvis ganda : suatu kondisi dimana pelvis renalis pada satu sisi terdapat dua buah.
 Ureter bifida : suatu kondisi dimana pelvis renalis dan ureter pada satu sisi
terdapat dua buah
 Orificium Ureter ektopik : Muara dari ureter yang tidak pada vesica urinaria (
pada urethra contohnya )
 Megalo ureter : ureter yang terbentuk lebih besar dari normal
 Ureter postcaval : ureter menyilang ke belakang vena cava inferior
 Vesico Ureter Reflux : keadaan dimana berbaliknya cairan urin (retrograde) dari
Vesica urinaria ke ureter
 Ureterolithiasis : batu pada ureter
 Ureteritis : radang pada ureter

Vesico Ureter Reflux Ureter bifida


Orificium ureter ektopik Postcaval ureter

VESICA URINARIA
Merupakan bangunan yang terletak di belakang pubis di dalam cavitas pelvicus,
dibentuk oleh musculus yang tebal dan berfungsi sebagai tempat penyimpanan sementara
urin dan pada dewasa kapasitas maksimum 500 ml. Pada anak kecil Vesica urinaria yang
kosong menonjol di atas appertura pelvis superior; kemudian bila pelvis membesar (saat
dewasa) vesica urinaria akan terbenam/tertinggal dalam pelvis untuk menempati posisi
seperti pada orang dewasa. Pada pria vesica urinaria terletak di depan rectum, pada wanita
vesica urinaria terletak di depan uterus.

1. Batas-batas vesica urinaria


Pada laki-laki
Anterior: symphisis pubis, lemak retropubik, dan dinding anterior abdomen
Posterior: excavatio rectovesicalis, ductus deferens, vesicula seminalis, fascia
rectovesicalis, dan rectum.
Lateral: di atas musculus obturator internus dan di bawah musculus levator ani
Superior: cavitas peritonealis, lengkung ileum, dan colon sigmoideum.
Inferior: prostat.
Pada perempuan
Karena tidak ada prostat, vesica urinaria terletak lebih rendah di dalam pelvis
perempuan dibandingkan dengan pelvis laki-laki dan collum vesicae terletak langsung
di atas diaphragma urogenitale.
Anterior: symphisis pubis, lemak retropubica, dan dinding anterior abdomen.
Posterior: dipisahkan dari rectum oleh vagina.
Lateral: di atas musculus obturator internus dan di bawah musculus levator ani.
Superior: excavatio uterovesicalis dan corpus uteri
Inferior: diaphragma urogenitale.

2. Bagian-bagian vesica urinaria


a. Apex vesicae, mengarah ke depan dan terletak di belakang pinggir atas symphisis
pubis. Apex vesicae dihubungkan dengan umbilicus oleh ligamentum umbilicale
medianum (sisa urachus).
b. Basis atau facies posterior vesicae, menghadap ke posterior dan berbentuk segitiga.
Bagian atas facies posterior vesicae diliputi peritoneum yang akan membentuk
dinding anterior excavatio rectovesicalis. Bagian bawah facies posterior dipisahkan
dari rectum oleh ductus deferens, vesicula seminalis, dan fascia rectovesicalis.
c. Facies superior vesicae, diliputi peritoneum dan berbatasan dengan lengkung ileum
atau colon sigmoideum.
d. Facies inferolateralis, di bagian depan berbatasan dengan bantalan lemak retropubis
dan os pubis. Lebih ke posterior, di atas berbatasan dengan M. obturator internus dan
di bawah dengan M. levator ani.
e. Collum vesicae, berada di inferior dan terletak pada facies superior prostat. Collum
vesicae dipertahankan pada tempatnya oleh ligamentum puboprostaticum pada laki-
laki dan ligamentum pubovesicale pada perempuan.

Bila vesica urinaria terisi, posisi facies posterior dan collum vesicae relatif tetap,
tetapi facies superior vesicae naik ke atas masuk kedalam cavitas abdominalis.

3. Struktur vesica urinaria, terdiri dari:


a. Tunica serosa
b. Tunica muscularis, terdiri atas otot polos yang tersusun dalam tiga lapisan
(longitudinal, sirkular, longitudinal) yang saling berhubungan yang disebut sebagai
musculus detrusor vesicae. Pada collum vesicae, komponen sirkular dari lapisan
otot ini menebal membentuk musculus sphincter vesicae.
c. Tunika submukosa, berupa jaringan pengikat longgar.
d. Tunika mukosa, umumnya tunika mukosa vesica urinaria melipat-lipat apabila dalam
keadaan kosong dan akan menghilang bila penuh.
Area mukosa pada basis vesika urinaria disebut trigonum vesicae (Liutadi).
Sudut superior trigonum merupakan tempat muara dari ureter dan sudut inferiornya
merupakan ostium urethrae internum. Ureter menembus dinding vesicae urinaria di
ostium ureteris secara miring dan keadaan ini yang membuat fungsinya seperti
katup yang mencegah aliran balik urin ke ginjal saat vesica urinaria terisi penuh.
Trigonum vesicae dibatasi di sebelah atas oleh rigi muscular yang berjalan dari
muara ureter satu ke yang lain dan disebut plica interureterica. Uvulae vesicae
merupakan tonjolan kecil yang terletak tepat dibelakang ostium urethrae yang
disebabkan desakan lobus medius prostatae yang ada dibawahnya.

4. Ligamentum pada vesica urinaria


a. Ligamentum puboprostaticum laterale dan mediale, fiksasi ke arah glandula prostat
dan os pubis pria.
b. Ligamentum pubovesicalis, fiksasi ke arah os pubis wanita.
c. Ligamentum rectovesicalis, fiksasi ke rectum.
d. Ligamentum umbilicus, fiksasi ke umbilicus.

5. Vaskularisasi
a. Arteria
A. vesicalis superior cabang A. iliaca interna
A. vesicalis media cabang A. obturatoria cabang A. iliaca interna
A. vesicalis inferior cabang dari A. glutea inferior, pada wanita A. vesicalis inferior
fungsinya digantikan oleh A. vaginalis cabang A. iliaca interna
b. Venae
Venae membentuk plexus venosus vesicalis yang akan bermuara ke vena iliaca
interna.

6. Innervasi
Innervasi vesica urinaria oleh plexus hypogastricus inferior. Yang terdiri dari:
a. Serabut sympatis berasal dari Lumbal I dan II, Fungsi dari saraf sympatis adalah
menghambat kontraksi musculus detrusor vesicae dan merangsang penutupan
musculus spinchter vesicae
b. Serabut parasympatis bersal dari sacralis II-IV, sementara saraf parasympatis bekerja
kebalikan, yaitu merangsang kontraksi musculus detrusor dan menghambat kerja
musculus spinchter vesicae.
c. Impuls sensorik akan dibawa serabut aferen melalui nervi splanchnici pelvici
menuju medula spinalis sakral II-IV. Sebagian serabut aferen berjalan bersama saraf
simpatis dan masuk ke medula spinalis segmen lumbal I dan II.

7. Refleks Berkemih
a. Dimulai saat volume urin mencapai volume 300 ml, reseptor regangan dinding vesica
urinaria akan terangsang dan impuls tersebut diteruskan ke SSP, sehingga orang itu
sadar ingin berkemih.
b. Impuls aferen akan dibawa serabut aferen melalui nervi splanchnici pelvici menuju
medula spinalis segmen sacralis II-IV. Sebagian impuls aferen berjalan bersama
dengan saraf simpatis membentuk plexus hypogastricus dan masuk ke medula
spinalis segmen lumbalis I dan II.
c. Impuls eferen berjalan meninggalkan medula spinalis segmen sacralis II-IV lalu
berjalan melalui serabut-serabut preganglionik parasimpatik dengan peran dengan
perantaraan nervi splanchnici pelvici dan plexus hypogastricus inferior ke dinding
vesica urinaria sehingga musculus detrusor vesicae berkontraksi dan musculus
spinchter vesicae relaksasi. Impuls eferen lain yang dikirim melalui nervus pudendus
akan merelaksasi musculus sphincter urethrae.
d. Reflek berkemih ini dapat dihambat oleh aktifitas korteks serebri. Serabut inhibitor
berjalan melalui tractus corticospinalis menuju medula spinalis segmen sacralis II-IV
yang akan mengakibatkan kontraksi musculus spinchter urethrae.

8. Cairan limfe dari vesica urinaria akan diteruskan ke Nodi illiaci interni et externi.

URETHRA
Urethra berawal dari ostium urethra internum pada vesicae urinaria dan berakhir di
ostium urethra eksternum. Urethra maskulina mempunyai panjang 20 cm dan urethra
feminima hanya 4 cm. Urethra maskulina dibagi menjadi:

1. Pars preprostatica
Memiliki panjang 1 cm mulai vesica urinaria hingga prostat. Bagian lateralnya
terdapat musculus spinchter urethrae interna, yang berfungsi mencegah masuknya
sperma ke vesica urinaria saat ejakulasi.
2. Pars prostatica
Memiliki panjang 3-4 cm dan dikelilingi oleh prostat. Bangunan yang terdapat antara
lain:
a. Crista urethralis, rigi longitudinal akibat penonjolan mukosa
b. Sinus prostaticus, ruangan yang terletak di kanan-kiri crista urethralis dan
tempat bermuaranya ductus prostaticus
c. Colliculus seminalis, peninggian di sebelah distal crista urethralis
d. Utriculus prostaticus, kantong yang terletak di coliculus seminalis
e. Muara ductus ejaculatorius
3. Pars membranosa
Panjangnya kurang lebih 1.25 cm, terletak di dalam diaphragma urogenitale dan
dikelilingi oleh musculus spinchter urethrae eksterna.

4. Pars spongiosa
Panjangnya 14-15 cm, dikelilingi jaringan erektil di dalam bulbus dan corpus
spongiosum penis. Bagian urethra yang terletak di dalam glans penis melebar
membentuk fossa terminalis (fossa navicularis). Glandula bulbourethralis bermuara
ke dalam urethra distalis dari diaphragma urogenitale.

Sumber: Snell, Grays Anatomy, Handout 2011

Anda mungkin juga menyukai