Dosen Pengampu :
Ahmad Ridfah, S.Psi., M.Psi., Psikolog
Widyastuti, S.Psi., M.Si., Psikolog
Nur Akmal, S.Psi., M.A
Disusun Oleh :
Harun Syamsul (200701552018)
Kelas J (Parepare)
FAKULTAS PSIKOLOGI
UNIVERSITAS NEGERI MAKASSAR
2021/2022
A. DEMOGRAFI
1. Usia
29-33 Tahun Usia
5%
41-45 Tahun
22-28 Tahun 3%
3%
16-18 Tahun
19-21 Tahun 52%
37%
16-18 Tahun 19-21 Tahun 22-28 Tahun 29-33 Tahun 41-45 Tahun
2. Jenis Kelamin
Jenis Kelamin
Laki-laki
27%
Perempuan
73%
Laki-laki Perempuan
SMA
80%
SMP SMA S-1
4. Suku
Jumlah
Lainnya
Makassar
3% 5%
Bugis
45%
Toraja
47%
Berdasarkan diagram diatas, terdapat beberapa suku dari seluruh responden. Dari
40 responden, 18 responden berasal dari suku Bugis dengan persentase 45%, 19
responden berasal dari suku Toraja dengan persentase 47%, 1 responden berasal
dari suku Makassar dengan persentase 3%, dan 2 responden memilih opsi lainnya
dengan persentase 5% (Enrekang).
Berdasarkan tabel hasil analisis aitem diskriminasi di atas, terdapat 6 aitem yang
memiliki skor Item-rest correlation ≤ 0,30, yaitu aitem 1, aitem 2, aitem 3, aitem 6,
aitem 20, dan aitem 22. Jadi dapat disimpulkan bahwa ke enam aitem tersebut tidak
memuaskan dan di gugurkan.
C. GAMBARAN VALIDITAS
Validitas menggambarkan sejauh mana alat ukur (tes) benar-benar mengukur
apa yang seharusnya diukur. Menentukan validitas alat tes suatu instrumen sangat sulit,
terutama karena variabel psikologis biasanya berupa konsep-konsep abstrak seperti
intelegensi, ketakutan, dan kepribadian. Konsep-konsep tersebut tidak memiliki realitas
yang konkret, sehingga keberadaannya harus disimpulkan secara tidak langsung
(Growth Marnat, 2011).
Valid atau tidaknya alat ukur tidak hanya ketika mampu memberikan gambaran
mengenai tujuan pengukuran, tetapi mampu menggambarkan secara cermat mengenai
variabel yang diukur. Tes dikatakan valid ketika kesalahan yang dihasilkan rendah,
sehingga angka yang dihasilkan dapat dipercaya sebagai angka yang sebenarnya atau
yang mendekati keadaan sebenarnya.
Uji validitas aitem dengan menggunakan program JASP versi 0.14.1 dengan
output sebagai berikut.
Note : output olah data dibagi 2 dikarenakan tidak muat saat di screenshot
Sebelumnya pada daya diskriminasi, telah diperoleh hasil bahwa 6 item
memiliki skor item-rest correlation ≤0,30 yang berarti aitem tersebut tidak memuaskan
dan digugurkan. Sehingga pada uji validitas ini tersisa 18 aitem yang ingin diuji
validitasnya.
Berdasarkan output diatas, total nilai dari 18 aitem memiliki pearson’sr > 0,5
dan p-value<0,5. Jadi, dapat disimpulkan bahwa seluruh aitem dikategorikan valid.
D. GAMBARAN RELIABILITAS
Reliabilitas merupakan derajat keajegan (consistency) di antara dua skor hasil
pengukuran pada objek yang sama, meskipun menggunakan alat ukur yang berbeda dan
skala yang berbeda (Mehrens & lehmann, 1973; Reynold, Livingstone, & Wilson,
2010). Alat ukur dikatakan reliabel ketika skor amatan memiliki korelasi tinggi dengan
skor yang sebenarnya. Selanjutnya dinyatakan bahwa reliabilitas merupakan koefisien
korelasi antara dua skor amatan yang di peroleh dari hasil pengukuran yang
menggunakan tes atau alat ukur yang paralel.
Reliabilitas terkait pula dengan kesalahan pengukuran. Reliabilitas tinggi
menunjukkan kesalahan yang kecil dalam memperoleh hasil pengukuran. Semakin
besat reliabilitas suatu alat tes, akan semakin kecil kesalahann pengukuran, demikian
pula sebaliknya. Kesalahan pengukuran dapat di sebabkan oleh beberapa faktor, seperti
karakteristik instrumen yang digunakan sendiri, misalnya penyusunan dan pelaksanaan
pengukuran yang tidak mengikuti aturan baku, kualitas butir dalam instrumen tidak
baik, adanya kerja sama selama mengerjakan tes atau mengisi instrumen, butir-butir
instrumen yang meragukan, keadaan peserta selama merespon instrumen instrumen,
seperti peserta yang kelelahan, memiliki masalah pribadi, kurangnya motivasi yang di
miliki peserta, lingkungan tempat penyelenggaraan yang kurang mendukung atau
gabungan dari seluruh permasalahan tersebut.
Uji reliabilitas aitem dengan menggunakan program JASP versi 0.14.1 dengan
output sebagai berikut.
Single-Test Reliability Analysis
Frequentist Scale Reliability Statistics
Estimate McDonald's ω Cronbach's α
Point estimate 0.884 0.884
95% CI lower bound 0.832 0.819
95% CI upper bound 0.936 0.929
Berdasarkan output diatas, diperoleh point estimate Cronbach’s a 0.884. jadi, dapat
disimpulkan bahwa 18 item yang lolos uji diskriminasi reliabel karena koefisien
korelasional Cronbach’s >0,7.
E. GAMBARAN NORMA
Norma pengukuran adalah penyebaran skor-skor dari suatu kelompok yang di
gunakan sebagai tolak ukur untuk memberikan makna pada skor yang dihasilkan oleh
individu dalam suatu tes. Norma mengacu pada performa yang dilakukan oleh
kelompok yang telah ditentukan pada jenis tes tertentu. Dalam sebuah tes, norma di
dasarkan pada distribusi skor yang diperoleh dari beberapa sampel individu yang telah
ditentukan sebelumnya. Dalam pengukuran, terdapat kategori untuk norma-norma,
yaitu Penilaian Acuan Norma (PAN) dan penilaian acuan patokan (PAP). Penilaian
Acuan Norma adalah pendekatan dalam penilaian yang membandingkan hasil
pengukuran seseorang dengan hasil yang didapatkan orang lain dalam satu kelompok.
Sedangkan Penilaian Acuan Patokan (PAP) adalah penilaian yang membandingkan
hasil suatu tes terhadap suatu patokan yang telah ditetapkan sebelumnya.
Dari tabel diatas dapat diperoleh jumlah responden dengan skor kategori
tinggi sebanyak 21 orang (52%), skor kategori sedang sebanyak 19 orang
(48%), dan skor kategori rendah tidak ada (0%).
F. KESIMPULAN
Jumlah responden yang diperoleh mulai dari tanggal 4-15 november 2021
sebanyak 40 responden. Pada demografi usia responden, sebanyak 21 responden
berusia 16-18 tahun, 15 responden berusia 19-21 tahun, 1 responden berusia 22-28
tahun, 2 responden berusia 29-33 tahun, dan 1 responden berusia 41-45 tahun. Pada
demografi jenis kelamin, 29 responden berjenis kelamin perempuan dan 11 responden
berjenis kelamin laki-laki. Pada demografi tingkat pendidikan terakhir, 2 responden
memiliki tingkat pendidikan terakhir SMP, 32 responden memiliki tingkat pendidikan
terakhir SMA, dan 6 responden memiliki tingkat pendidikan terakhir S-1. Pada
demografi suku, 18 responden berasal dari suku Bugis, 19 responden berasal dari suku
Toraja, 1 responden berasal dari suku Makassar, dan 2 responden memilih opsi lainnya.
Jumlah aitem sebanyak 24 butir. Kemudian 6 aitem digugurkan pada uji daya
diskriminasi karena memiliki nilai daya diskriminasi ≤ 0,30 sehingga tersisa 18 aitem.
18 aitem tersebut dikategorikan valid karena memiliki nilai p-value < 0,5. Pada uji
reliabilitas, 18 aitem tersebut dinyatakan reliabel dan dapat digunakan untuk mengukur
karena memiliki koefisien korelasional Cronbach’s > 0,7 dengan point estimate
Cronbach’s sebesar 0.884. Pada hasil perhitungan kategorisasi penormaan hipotetik,
diperoleh jumlah responden dengan skor kategori tinggi sebanyak 21 orang, 19
responden dengan skor kategorisasi sedang, dan tidak ada responden dengan skor
kategorisasi rendah.
References
Azwar, & Saifuddin. (2015). Dasar-Dasar Psikometrika Edisi II. Yogyakarta: Pustaka Pelajar.
Widhiarso, W. (2012). (Sekali Lagi) Korelasi Aitem Total Bukanlah Validitas Item.