Anda di halaman 1dari 5

BAB IV

PEMBAHASAN

A. Deskripsi Subjek

Psikoedukasi ini menggunakan populasi pasien rawat jalan di RSUD Ratu


Zalecha Martapura. Jumlah subjek penelitian ini adalah 30 orang dengan jumlah
sampel yang memenuhi kriteria usia dewasa awal sebanyak 18 responden.

1. Subjek Berdasarkan Usia

Dalam psikoedukasi ini usia subjek yang termuda adalah 17 tahun


hingga yang tertua 68 tahun. Dari 30 subjek diambil sebanyak 18
responden yang memenuhi kriteria usia dewasa aal yaitu dari 18-40 tahun.
Tabel Deskripsi Usia Subjek disajikan dengan membuat interval kelas usia
dengan banyak kelas 6 dan panjang kelas 8. Tabel tersebut menunjukkan
bahwa usia responden terbanyak berada di interval usia 26-34 tahun yaitu
sebanyak 9 orang (30%) dengan rincian responden berusia 27 tahun 1
orang, 28 tahun 2 orang, 31 tahun 2 orang, 32 tahun 2 orang, dan 33 tahun
2 orang; diiringi interval usia 35-43 tahun sebanyak 8 orang (27%) dengan
rincian responden berusia 35 tahun 1 orang, 37 tahun 1 orang, 39 tahun 2
orang, 40 tahun 1 orang, 42 tahun 2 orang, dan 43 tahun 1 orang.
Kemudian interval usia 44-52 tahun sebanyak 6 orang (20%) dengan
rincian responden berusia 44 tahun 1 orang, 49 tahun 1 orang, 50 tahun 1
orang, dan 52 tahun 4 orang; interval usia 53-61 tahun sebanyak 1 orang
(3%) yaitu berusia 59 tahun serta interval usia 62-70 tahun sebanyak 1
orang (3%) yaitu berusia 68 tahun.

Tabel Deskripsi Usia Subjek

Interval Usia Frekuensi Persentase(%)


17-25 tahun 5 17%
26-34 tahun 9 30%
35-43 tahun 8 27%
44-52 tahun 6 20%
53-61 tahun 1 3%
62-70 tahun 1 3%
Jumlah 30 100%

B. Hasil Penelitian

1. Deskripsi Data
Berdasarkan data penelitian yang telah diolah maka diperoleh data pre
test dan post test psikoedukasi sense of humor untuk menurunkan
kecemasan. Hasil pengolahan data pre test dan post test disajikan dalam
tabel berikut:
Tabel Deskripsi Frekuensi Pre Test Psikoedukasi Sense of Humor
No Interval F % Kategori
1 32-40 0 0% Tinggi
2 21-31 30 100% Sedang
3 10-20 0 0% Rendah
Jumlah 30 100%

Dari tabel di atas ditemukan bahwa 100% dari skor pre test yang
berasal dari 18 responden berada pada kategori sedang.
Tabel Deskripsi Frekuensi Post Test Psikoedukasi Sense of Humor
No Interval F % Kategori
1 32-40 1 3% Tinggi
2 21-31 29 97% Sedang
3 10-20 0 0% Rendah
Jumlah 30 100%

Dari tabel di atas ditemukan bahwa 3% dari 18 responden memiliki


skor post test yang tinggi sedangkan 97% memiliki skor post test yang
sedang.

2. Analisis Data

a. Uji Asumsi
Penggunaan uji analisis pada penelitian bertujuan menentukan asumsi
yang akan digunakan untuk mengetahui korelasi antara variabel:

1) Uji Normalitas
Uji normalitas dilakukan untuk mengetahui apakah sebaran data
terdisrtibusi normal atau tidak. Distribusi dikatakan normal jika p > 0,05,
sebaliknya jika p < 0,05 maka distribusi dikatakan tidak normal. Teknik
yang digunakan dalam uji normalitas adalah teknik One-Sample
Kormogorov-Smirnov Test dengan program IBM SPSS Statistics 25. Hasil
uji normalitas menunjukkan data pre test dan post test terdistribusi normal
dengan mengambil nilai excact sig. (2-tailed). Uji normalitas data pre test
menunjukkan distribusi normal dengan nilai signifikansi 0,200 > 0,05,
sedangkan data post test menunjukkan distribusi normal dengan nilai
signifikansi 0,595 > 0,05. Rangkuman analisis terdapat dalam tabel
berikut:
Tabel Hasil Uji Normalitas

One-Sample Kolmogorov-Smirnov Test


PRE TEST POST TEST
N 18 18
Normal Parametersa,b Mean 25.72 26.72
Std. Deviation 3.723 2.244
Most Extreme Absolute .244 .173
Differences Positive .244 .173
Negative -.159 -.110
Test Statistic .244 .173
Asymp. Sig. (2-tailed) .006c .163c
Exact Sig. (2-tailed) .200 .595
Point Probability .000 .000
a. Test distribution is Normal.
b. Calculated from data.
c. Lilliefors Significance Correction.

3. Analisis Hasil Penelitian


Analisis paired-sample t test digunakan untuk menguji hipotesis
apakah terdapat perbedaan tingkat sense of humor antara sebelum dan
sesudah psikoedukasi sense of humor untuk menurunkan kecemasan. Hasil
analisis paired sample t test disajikan dalam tabel berikut:

Tabel Paired-Sample t Test Sebelum dan Sesudah Psikoedukasi Sense of Humor


Kondisi N Mean SD df t sig
Pre Test 18 25.72 3.723 17 -1.024 .320
Post Test 18 26.72 2.244 17

Berdasarkan analisis paired-sample t test dengan menggunakan taraf


signifikansi 0,05 dapat diketahui bahwa nilai signifikansi yang diperoleh
sebesar 0,320 > 0,05. Sehingga Ho diterima dan Ha ditolak. Dengan
demikian, dapat disimpulkan bahwa tidak terdapat perbedaan yang
signifikan tingkat sense of humor antara sebelum dan sesudah mengikuti
psikoedukasi sense of humor untuk menurunkan kecemasan. Hal ini dapat
dilihat dari nilai rata-rata skor sebelum mengikuti psikoedukasi sebesar
25,72 menjadi 26,27 setelah mengikuti psikoedukasi. Sehingga tidak
terdapat kenaikan rata-rata skor yang signifikan sebelum dan sesudah
mengikuti psikoedukasi yaitu hanya sebesar 1.

C. PEMBAHASAN
Sense of humor merupakan gabungan dari beberapa aspek yang mencakup
kemampuan untuk menciptakan, mengenali, dan menghargai humor yang membuat
seseorang tertawa atau tersenyum, serta memberikan kesenangan sebagai mekanisme
untuk mengatasi dan mencapai tujuan sosial (Thorson dan Powell, 1997). Ada empat
aspek penting dari sense of humor, yaitu:
a. Humor Production, yaitu kemampuan untuk menemukan hal-hal yang
membuat seseorang tertawa dan memberikan kesenangan pada setiap
peristiwa, serta berhubungan dengan perasaan diterima oleh
lingkungan;
b. Coping with Humor, yaitu cara seseorang menggunakan hal-hal yang
membuat orang lain tertawa, menimbulkan kesenangan untuk
mengatasi situasi yang emosional dan stres;
c. Humor Appreciation, yaitu kemampuan untuk menghargai hal-hal yang
membuat seseorang tertawa dan memberikan kesenangan, hal ini
terkait dengan internal locus of control dalam mempersepsikan setiap
peristiwa lucu sebagai bagian dari perilaku orang lain;
d. Attitude Toward Humor, yaitu kemampuan atau kondisi yang
mencerminkan kecenderungan seseorang untuk tertawa dalam situasi
yang lucu.
Kecemasan adalah sebuah kondisi psikologis seseorang berupa munculnya
perasaan takut dan khawatir, meskipun yang ditakutkan belum tentu terjadi. Kata
kecemasan terdiri dari bahasa Latin (Anxious) dan bahasa Jerman (Anst), yaitu kata
yang menggambarkan dampak negatif dan stimulasi fisik (Hanifah et al., 2020).
Kecemasan dapat diartikan sebagai keadaan tegang, perasaan tidak nyaman, dan
khawatir akan suatu peristiwa yang tidak menyenangkan. Beberapa sumber penyebab
tidak diketahui, dan manifestasi kecemasan dapat menyebabkan keadaan somatik dan
psikologis (Sumirta et al., 2019). Penting untuk diingat bahwa kecemasan adalah hal
yang normal dan banyak dialami oleh banyak orang. Namun, jika kecemasan ini
mengganggu kehidupan sehari-hari, menghambat fungsi sosial atau akademik, bahkan
menyebabkan penderitaan yang berlebihan, penting untuk mencari bantuan
profesional seperti psikolog atau konselor yang dapat membantu individu dalam
mengatasi kecemasan dan mengembangkan strategi untuk menghadapinya.
Sense of humor dan kecemasan sendiri memiliki keterkaitan dan saling
berhubungan satu sama lain. Berdasarkan penelitian sebelumnya berjudul
"Peningkatan Sense of Humor untuk Menurunkan Kecemasan pada Lansia" yang
dilakukan oleh Arifiati dan Wahyuni (2019). Penelitian tersebut bertujuan untuk
mengetahui peningkatan rasa humor untuk mengurangi kecemasan pada lansia.
Penelitian ini dilakukan pada 100 orang Lansia berusia 60-90 tahun di Posyandu
Bolon Colomadu Karanganyar yang diambil menggunakan teknik total sampling.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa rasa humor memiliki peran untuk menurunkan
tingkat kecemasan Lansia. Terdapat juga penelitian lainnya berjudul "Sense of
Humor dan Kecemasan Menghadapi Ujian di Kalangan Mahasiswa" yang dilakukan
oleh Zulkarnain dan Novliadi (2009). Penelitian tersebut bertujuan untuk untuk
menyelidiki hubungan antara sense of humor dan kecemasan terhadap ujian. Subjek
penelitian adalah 186 yang terdiri dari 154 perempuan dan 32 laki-laki. Hasil
penelitian menunjukkan bahwa sense of humor memiliki peran untuk menurunkan
tingkat kecemasan dalam menghadapi ujian. Jadi, dari beberapa penelitian tersebut
dapat disimpulkan bahwa sense of humor berpengaruh terhadap tingkat kecemasan
seseorang.
Namun, dalam psikoedukasi ini menghasilkan skor tingkat sense of humor
yang tidak signifikan antara sebelum dan sesudah mengikuti psikoedukasi. Hal ini
dapat terjadi karena beberapa faktor salah satunya karena jumlah subjek yang
memenuhi kriteria usia dewasa awal tidak mencapai target jumlah responden yang
ditetapkan sebelum psikoedukasi dilaksanakan. Sehingga, analisis hasil penelitian
diukur menggunakan jumlah sampel yang tersedia meskipun dengan jumlah yang
sangat sedikit.

Anda mungkin juga menyukai