Anda di halaman 1dari 7

Uji t berpasangan 

(paired t-test) adalah salah satu metode pengujian hipotesis dimana data
yang digunakan tidak bebas yang dicirikan dengan adanya hubungan nilai pada setiap sampel
yang sama (berpasangan). Metode statistik yang digunakan untuk membandingkan dua rata-
rata dari sampel yang berpasangan atau berkaitan. Ini sering digunakan dalam penelitian
untuk membandingkan hasil sebelum dan setelah suatu intervensi tertentu atau perbandingan
dua metode pengukuran yang berbeda pada subjek yang sama.

Keuntungan menggunakan uji t berpasangan meliputi:

1. Uji t berpasangan memungkinkan peneliti untuk mengendalikan variabel-variabel lainnya


yang mungkin memengaruhi hasil penelitian. Dengan membandingkan dua kondisi dalam
subjek yang sama, variabel lainnya cenderung konstan.

2. Uji ini efisien dalam hal jumlah subjek yang diperlukan. Karena dua kondisi dibandingkan
pada subjek yang sama, jumlah subjek yang diperlukan untuk studi jauh lebih sedikit
dibandingkan dengan desain penelitian lainnya.

3. Metode ini juga memungkinkan peneliti untuk mengukur perbedaan dalam skala kontinu,
yang memberikan informasi lebih detail dan sensitif dibandingkan dengan skala kategorikal.

Beberapa kekurangan dari uji t berpasangan meliputi:

1. Uji t berpasangan membutuhkan data pasangan yang tepat. Ini berarti bahwa setiap subjek
harus diukur dalam kedua kondisi. Jika data hilang untuk salah satu kondisi, maka pasangan
tersebut tidak dapat digunakan dalam analisis.

2. Metode ini hanya dapat digunakan untuk membandingkan dua kondisi. Jika penelitian
melibatkan tiga atau lebih kondisi, metode lain mungkin lebih sesuai.

3. Uji ini berdasarkan asumsi bahwa data memiliki distribusi normal. Jika asumsi ini tidak
terpenuhi, hasil analisis mungkin menjadi bias dan tidak dapat diandalkan.

4. Uji t juga sensitif terhadap outlier, yaitu nilai yang jauh berbeda dari nilai-nilai lainnya
dalam sampel. Outlier dapat mempengaruhi rata-rata dan standar deviasi, sehingga
mempengaruhi hasil analisis.

Uji t berpasangan (paired t-test) adalah salah satu metode pengujian yang digunakan
ketika data yang digunakan tidak bebas dan memiliki hubungan nilai pada setiap sampel yang
sama (berpasangan). Anda sebaiknya menggunakan metode ini ketika satu individu (objek
penelitian) dikenai dua perlakuan yang berbeda. Misalnya, pada penelitian yang menguji
efektivitas obat, perlakuan pertama mungkin adalah kontrol (individual tidak diberi obat),
sedangkan pada perlakuan kedua, individu diberi obat. Dengan membandingkan kondisi
individu sebelum dan sesudah diberikan obat, kita dapat mengetahui efektivitas obat tersebut.

Contoh lain adalah ketika melakukan penelitian tentang program diet. Dalam hal ini,
berat badan diukur sebelum dan sesudah diet. Meskipun perlakuan diterapkan pada individu
yang sama, peneliti akan memperoleh dua set data - yaitu data dari sebelum dan sesudah
perlakuan. Sebelum melakukan analisis data dengan uji t berpasangan, Anda perlu
memastikan bahwa data Anda berdistribusi normal dan sampelnya diambil secara acak.

Asumsi

1. Sampel data mengandung unsur yang berpasangan


2. Sampel diambil secara acak
3. Berdistribusi Normal

Uji Statistik

Sebelum melakukan analisis data dengan uji-t berpasangan, terlebih dahulu kita uji apakah
kedua data menyebar normal atau tidak. Statistik uji yang digunakan adalah Lilliefors
(Kolmogorov-Smirnov) normality test.

Hipotesis uji normalitas:

 H0 : Data menyebar normal


 H1 : Data tidak menyebar normal

Pada pengamatan berpasangan:

 Pemasangan antar sampel atau unit dilakukan sebelum percobaan dimulai berdasarkan
harapan bila tidak ada pengaruh perlakuan maka kedua kelompok memberikan respon
yang sama, dan
 Sumber keragaman dari luar dihilangkan, sehingga perhitungan nilai kritiknya
didasarkan pada ragam perbedaan antar kelompok dan bukan pada ragam diantara
individu dalam setiap sampel.

Contoh 1

No Reported height Measured height d


1 53 58.1 -5.1
2 64 62.7 1.3
3 61 61.1 -0.1
4 66 64.8 1.2
5 64 63.2 0.8
6 65 66.4 -1.4
7 68 67.6 0.4
8 63 63.5 -0.5
9 64 66.8 -2.8
10 64 63.9 0.1
11 64 62.1 1.9
12 67 68.5 -1.5
rata-rata -0.475
sd 1.980874
Survey Kesehatan Nasional dan Pengujian Gizi yang diselenggarakan oleh Departemen
Kesehatan dan Layanan Masyarakat, meneliti perbedaan antara tinggi yang dilaporkan sendiri
dan yang diukur langsung dari beberapa wanita yang berusia antara 12-16 tahun. Data tinggi
yang dilaporkan sendiri dan tinggi yang diukur disajikan pada Tabel di bawah ini.

1. Apakah terdapat cukup bukti untuk mendukung dugaan bahwa terdapat perbedaan
antara tinggi yang dilaporkan dan tinggi yang terukur dari wanita yang berusia antara
12-16 tahun? Gunakan taraf nyata 0.05.
2. Buat selang kepercayaan dengan tingkat kepercayaan 95% antara perbedaan rata-rata
tinggi yang dilaporkan dan tinggi yang diukur. 

1. Langkah ke-1: Klaim: dugaan terdapat perbedaan antara tinggi yang dilaporkan dan
tinggi yang terukur dapat dilambangkan dengan: μd ≠ 0, jika dugaan salah, maka μ1 =
μ2
2. Langkah ke-2: Dari kedua persamaan di atas, μd = 0 mengandung unsur persamaan
(equality), sehingga menjadi hipotesis Hipotesis nol dan tandingan (H1) μ1 ≠ μ2.
3. H0: μd = 0
4. H1: μd ≠ 0
5. Taraf nyata: α = 0.05
6. Tentukan uji statistiknya: sampel diambil secara acak dari objek yang berpasangan
sehingga uji statistik yang relevan adalah uji-t berpasangan.
7. Hitung nilai thitung dan tentukan tkritis:
8.

9. Tentukan tkritis dengan db = 12 dan α = 0.05. Dari tabel t-student diperoleh nilai


tkritis untuk uji dua arah = ±2.201 (tanda ± karena uji dua arah)
10. Karena |thitung| < |tkritis|= |-0.83| < |±2.201|, maka H0 diterima!
11. Dari hasil uji-t diperoleh kesimpulan bahwa pada taraf nyata 5%, tidak terdapat cukup
bukti untuk menyatakan adanya perbedaan antara tinggi yang dilaporkan sendiri
dengan tinggi yang diukur oleh Departemen tersebut.

1. Selang kepercayaan 95% untuk perbedaan rata-rata:

Tentukan Nilai Margin Errornya (E)


Artinya, 95% dari rata-rata perbedaan sampel akan terletak pada selang tersebut yang pada
kenyataannya mengandung perbedaan rata-rata dari populasi sebenarnya.

Karena pada batas selang kepercayaan tersebut mengandung nilai 0, maka tidak terdapat
cukup bukti untuk mendukung dugaan bahwa terdapat perbedaan diantara kedua tinggi
tersebut.

Metode Modern:

Metode di atas adalah uji statistik dengan metode tradisional. Uji dengan metode modern
menggunakan nilai p-value dalam menentukan signifikan atau tidaknya suatu uji statistik.

Apabila: P-Value < Taraf Nyata maka uji nyata atau H0 ditolak

Apabila: P-Value > Taraf Nyata maka uji tidak nyata atau H0 diterima

Apabila nilai P-Value < 0.01, maka uji tersebut sangat signifikan!

Perhitungan dengan menggunakan SmartstatXL Excel Add-In


Hasil Analisis

Anda mungkin juga menyukai