Anda di halaman 1dari 18

MAKALAH METODOLOGI PENELITIAN

UJI PAIRED T TEST DAN WILCOXON SIGNED RANK TEST


Disusun untuk memenuhi Tugas Kelompok Mata Ajar Metodologi Penelitian

Disusun Oleh :
Kelompok 1
1. Crispina S. Nuryanti 131611123001
2. Leli Ika Hariyati 131611123002
3. Alfan Fachrul Rozi 131611123003
4. Anggar Dwi Untari 131611123004
5. Selvi Ratu Djawa 131611123005
6. Rian Kusuma Dewi 131611123006
7. Awalludin Suprihadi P 131611123007
8. Delisa Alfriani 131611123008
9. Ika Minarni 131611123009
10. Nadhifatul Kamilah 131611123010
11. Rini Purwanti 131611123011
12. Ahmad Eko Wibowo 131611123012

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN NERS


FAKULTAS KEPERAWATAN
UNIVERSITAS AIRLANGGA
2017
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Dalam uji statistik parametrik terdapat beberapa uji yang dapat digunakan untuk
mengambil kesimpulan tentang populasi dari sampel tersebut yang diambil. Seandainya
sampel yang diambil merupakan sampel yang saling berhubungan, maka akan timbul
suatu permasalahan bagaimana cara (metode) menganalisisnya dan uji statistik apa yang
digunakan. Salah satu uji statistik parametrik digunakan adalah uji T-test Dependent dan
tes Wilcoxon Signed-Rank.

T-test atau uji T adalah uji statistik yang digunakan untuk menguji kebenaran atau
kepalsuan hipotesis nol. Uji T pertama kali dikembangkan oleh William Seely Gosset pada
tahun 1915. Uji T dapat dibagi menjadi 2, yaitu uji T yang digunakan untuk pengujian
hipotesis 1 sampel dan uji t yang digunakan untuk pengujian hipotesis 2 sempel. Bila
dihubungkan dengan kebebasan (independency) sampel yang digunakan (khusus bagi uji T
dengan 2 sampel), maka uji T dibagi lagi menjadi 2, yaitu uji T untuk sampel bebas
(independent) dan uji T untuk sampel berpasangan (paired).

Uji T-test Dependent adalah pengujian yang mana tidak adanya perbedaan yang
signifikan antara nilai variabel dari dua sampel yang berpasangan atau berkolerasi. Fungsi
dari T-test Dependent adalah untuk membandingkan rata-rata dua grup yang saling
berpasangan. Sampel berpasangan dapat diartikan sebagai sebuah sampel dengan subjek
yang sama namun mengalami 2 perlakuan atau pengukuran yang berbeda, yaitu
pengukuran sebelum dan sesudah dilakukan sebuah perlakuan. Syarat jenis uji T-test
dependent adalah: data berdistribusi normal, kedua kelompok data adalah dependen
(saling berhubungan/berpasangan) dan jenis data yang digunakan adalah numeric dan
kategorik (dua kelompok).

Sedangkan tes Wilcoxon signed-rank adalah sebuah tes hipotesis non-parametrik


statistik yang digunakan ketika membandingkan dua sampel yang berhubungan atau
pengukuran ulang pada sampel tunggal untuk menilai apakah populasi mereka berarti
berbeda (yakni merupakan uji perbedaan pasangan).

Pada tahun 1945 Frank Wilcoxon mengusulkan suatu cara nonparametrik yang
amat sederhana untuk membandingkan dua populasi kontinu bila hanya tersedia
sampel bebas yang sedikit dan kedua populasi asalnya tidak normal. Uji ini digunakan
untuk menguji kondisi (variabel) pada sampel yang berpasangan atau dapat juga
untuk penelitian sebelum dan sesudah. Dalam uji ini ingin diketahui manakah yang
lebih besar dari antara pasangan. Cara ini sekarang dinamakan uji Wilcoxon atau Uji
Ranking Bertanda Wilcoxon. Merupakan penyempurnaan dari uji tanda. Uji Wilcoxon ini
hampir sama dengan Uji Tanda tetapi besarnya selisih nilai angka antara positif dan negatif
diperhitungkan, dan digunakan untuk menguji hipotesis komparatif 2 sampel berpasangan.
Uji wilcoxon lebih peka daripada uji tanda dalam menentukan perbedaan antara
rataan populasi dan karena itu akan dibahas secara mendalam. Jika sampel
berpasangan lebih besar dari 25, maka distribusinya dianggap akan mendekati distribusi
normal. Untuk itu digunakan Z sebagai Uji Statistiknya.

B. Tujuan
Tujuan dari penulisan makalah ini adalah untuk :
1. Mengetahui dan mengaplikasikan penggunaan uji statistik Paired T-test
2. Mengetahui dan mengaplikasikan penggunaan uji statistik Wilcoxon Signed-Rank

C. Manfaat
Penulisan makalah ini diharapkan mampu memberikan manfaat yang signifikan
bagi pembacanya dalam memahami dan mengimplementasikan perhitungan statistika yang
berguna dalam melakukan penelitian.
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA

A. UJI PAIRED T TEST


Uji paired T Test digunakan untuk menguji perbedaan di antara dua kelompok data
yang dependen dan mengetahui perbedaan sebelum dan sesudah dilakukan treatmen atau
perlakuan tertentu pada sample. Syarat dilakukan uji Paired T Test adalah distribusi data
normal, kedua kelompok data dependen serta skala pengukuran data yaitu rasio dan
interval (Wibowo, Soenarnatalina, Indawati, Mahmudah, & Indriani, 2008).
Contoh uji Paired T Test pada perbedaan antara rata-rata prestasi belajar siswa
sebelum dan sesudah mengikuti bimbingan belajar intensif tercatat dalam tabel dibawah
ini:
Subyek Sesudah Sebelum
1 86.2 77.7
2 80 80.3
3 93.4 73.2
4 91.3 76.8
5 85.3 90.1
6 81 68.8
7 95 84.2
8 87 70
9 76.6 72
10 72 80
1. Tahapan SPSS :
a. File Open - Data

b. Deklarasi variabel input

c. Entry Data

d. Uji Normalitas-Saphiro Wilk (data <30)


Sehingga tampilannya seperti berikut

Setelah itu, klik Variabel View, selanjutnya untuk variabel Nilai isikan dengan
nilai diatas, dan untuk variabel Bimbingan Belajar Intensif isikan 1 untuk nilai
kelompok Sesudah, dan 2 untuk nilai Kelompok Sebelum.
Selanjutnya dari menu SPSS, klik Analyze-Descriptive Statistikc-Explore
Masukkan variabel Nilai ke kotak Dependent List, lalu masukkan variabel Bimbingan
Belajar Intensif ke kotak Factor List, pada bagian Display pilih Both lalu pilih Plot.

Setelah itu, centang pada pilihan Normality Plot with tests, lalu klik Continue-OK
Berdasarkan output Test of Normality, diperoleh nilai signifikansi untuk kelompok
sesudah 0,764 sedangkan nilai signifikansi untuk kelompok sebelum 0,879. Karena kedua
nilaiinya >0,05 maka dapat disimpulkan bahwa data berdistribusi normal.

e. Analyze Compare Means Paired Sample T Test


f. Pada paired-Sample T Test, blok kedua variabel baik sebelum maupun sesudah,
berarti kedua variabel siap dipindah pada kotak Paired Variables kemudian klik
tanda panah kanan.
Kedua variabel telah pindah ke kotak Paired Variables, kemudian klik OK

g. Apabila pada Optiom di klik, maka akan tampak secara otomatis pada output SPSS
nantinya akan memperlihatkan Confidence Interval 95%
h. Window output SPSS
2. Cara membaca dan analisa
a. Paired Samples Statistics: ringkasan statistik masing-masing variable
b. Paired Samples Correlations:hasil korelasi antara kedua variabel (perbedaan antara
rata-rata prestasi belajar siswa sebelum dan sesudah mengikuti bimbingan belajar
intensif)
Analisa :
Jika sig > 0,05 maka Ho diterima
Jika sig < 0,05maka Ho ditolak
Dari penelitian diatas bahwa sig < 0,05 maka Ho ditolak.
Output Paired Sample Test

Analisa
Karena p=0,033 < 0,05 maka H0 ditolak.

Kesimpulan :
Maka ada perbedaan perbedaan antara rata-rata prestasi belajar siswa sebelum dan
sesudah mengikuti bimbingan belajar intensif

B. UJI WILCOXON SIGNED RANK TEST


Uji Wilcoxon digunakan untuk menentukan ada tidaknya perbedaan rata-rata dua
sampel yang saling berhubungan. Jika data sampel bertipe interval atau rasio, serta
distribusi data mengikuti distribusi normal, bisa dilakukan uji parametrik untuk dua
sampel berhubungan, seperti uji t paired. Namun jika salah satu syarat tersebut tidak
terpenuhi yaitu : data bertipe nominal atau ordinal data bertipe interval atau rasio, namun
tidak berdistribusi normal. Maka uji t paired harus diganti dengan uji non parametrik yang
khusus digunakan untuk dua sampel yang berhubungan (Sujarweni, 2014).
Contoh uji Wilcoxon Signed Rank Test pada pengukuran denyut nadi terhadap 22
mahasiswa sebelum dan sesudah merokok tercatat dalam tabel dibawah ini :
No Sebelum merokok Sesudah merokok
1 72 75
2 70 73
3 68 69
4 67 68
5 73 72
6 71 72
7 72 72
8 70 71
9 69 57
10 70 73
11 68 69
12 72 71
13 69 68
14 66 69
15 73 74
16 71 73
17 70 70
18 72 74
19 70 68
20 69 71
21 72 74
22 73 74

1. Tahapan SPSS
a. File Open Data

b. Deklarasi variabel input


c. Entry data

d. Analyze Non Parametric Test 2 Releated Sampel


e. Kemudian

f. Windows Output SPSS


2. Analisa
Perumusan Masalah
Apakah terdapat perbedaan denyut nadi sebelum dan sesudah merokok?
Hipotesis (Dugaan)
Ho : Tidak ada perbedaan denyut nadi sebelum dan sesudah merokok
Hi : Ada perbedaan denyut nadi sebelum dan sesudah merokok
Pengambilan Keputusan
Jika sig > 0,05 maka Ho diterima
Jika sig < 0,05maka Ho ditolak
Penelitian diatas bahwa sig (0,035) < 0,05 maka Ho ditolak.

Kesimpulan :
Ada perbedaan denyut nadi sebelum dan sesudah merokok.
BAB III
PENUTUP
A. Simpulan
Diantara metode analisa data pada penelitian kuantitatif yaitu dengan
menggunakan uji paired T test dan wilcoxon. Uji paired T Test untuk menguji
perbedaan di antara dua kelompok data yang dependen dan mengetahui perbedaan
sebelum dan sesudah dilakukan intervensi pada sampel. Syarat dilakukan uji Paired T
Test adalah distribusi data normal, kedua kelompok data dependen serta skala
pengukuran data yaitu rasio dan interval.

Uji Wilcoxon untuk menentukan ada tidaknya perbedaan rata-rata dua sampel
yang saling berhubungan. Jika data sampel bertipe interval atau rasio, serta distribusi
data mengikuti distribusi normal, bisa dilakukan uji parametrik untuk dua sampel
berhubungan, seperti uji t paired. Namun jika syarat tidak terpenuhi menggunakan uji
non parametrik yang khusus digunakan untuk dua sampel yang berhubungan.

B. Saran
Sebagai metode analisa data dalam penlitian kuantitatif, penggunaan uji paired
T tes dan wilcoxon sangat bergantung dengan skala data yang digunakan. Agar
penggunaannya sesuai, setiap mahaiswa sebaiknya dapat memahami dengan baik
jenis metode analisa data yang digunakan dan sesuai dengan metode penelitian yang
diterapkan, sehingga akan memberikan kemudahan dalam proses analisa data dan
memberikan hasil yang sesuai dengan tujuan penelitian yang dilakukan.
DAFTAR PUSTAKA

Sujarweni, V. W. (2014). SPSS Untuk Penelitian. Yogyakarta: Pustaka Baru Press.


Wibowo, A., Soenarnatalina, Indawati, R., Mahmudah, & Indriani, D. (2008). Modul SPSS.
Surabaya: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Airlangga.

Anda mungkin juga menyukai