5.1 Hasil
Penelitian ini termasuk jenis penelitian analitik observasional dengan metode cross
sectional dengan tujuan untuk mengetahui hubungan antara pengetahuan, sikap dan tindakan
Pengambilan data penelitian berupa data primer dari hasil wawancara menggunakan
kuisioner pada pasien TB Paru di Puskesmas Cakranegara dari periode Agustus s/d
November 2020. Secara keseluruhan, berdasarkan hasil kriteria inklusi dan eksklusi
Pada penelitian ini, karakteristik umum subjek penelitian yang digunakan oleh
peneliti meliputi jenis kelamin, usia, pendidikan, pekerjaan, lama pengobatan, dan fase
jenis kelamin lebih banyak pria yaitu 17 orang (56.7%) dan 13 orang wanita (43.3%).
Mayoritas usia subjek penelitian berada pada usia produktif yaitu 18 orang dengan
rentang usia 18-44 tahun (60%) dan 12 orang dengan rentang usia 45-65 tahun (40%)
(Tabel 5.1).
Tabel 5.1 Karakteristik Umum Subjek Penelitian
Wanita 13 43.3
Usia 18-44 tahun 18 60
45-65 tahun 12 40
Pendidikan Tidak sekolah 3 10.0
SD 7 23.3
Petani 6 20.0
Wiraswasta 12 40.0
Dll 1 3.3
Lama pengobatan 2 minggu s/d 2 bulan 20 66.66
>6 bulan - -
Fase pengobatan Fase awal/ intensif 20 66.66
penelitian tamat SMA (Sekolah Menengah Atas) yaitu sebanyak 14 orang (46.7%)
diikuti dengan SD (Sekolah Dasar) sebanyak 7 orang (23.3%), tamat sarjana 4 orang
(13.3%), tidak sekolah 3 orang (10.0%), dan tamat SMP (Sekolah Menengah Atas) 2
wiraswasta yaitu sebanyak 12 orang (40%) diikuti dengan tidak bekerja /IRT sebanyak 8
orang (26.7%), petani sebanyak 6 orang (20.0%), pegawai swasta 3 orang (10.0%), dan
dan lain-lain sebanyak 1 orang (3.3%). Pada karakteristik umum berdasarkan lama
bulan yaitu sebanyak 20 orang (66.66%) dan lama pengobatan selama >2bulan s/d 4
subjek penelitian berada pada fase awal/intensif yaitu sebanyak 20 orang (66.66%) dan
Baik 22 73.33333
Cukup 5 16.66667
Kurang 3 10
Sikap
Baik 16 53.33333
Cukup 13 43.33333
Kurang 1 3.33333
Tindakan
Baik 17 56.66667
Cukup 10 33.33333
Kurang 3 10
Kepatuhan
Patuh 21 70
Tidak Patuh 9 30
5.1.3 Uji Korelasi Pengetahuan. Sikap dan Tindakan Penderita TB Paru dengan
Pada penelitian ini dilakukan pengujian korelasi antara variabel pengetahuan, sikap dan
tindakan dengan kepatuhan minum obat pasien TB Paru dengan menggunakan uji korelasi
spearman (data ordinal-ordinal). Pada uji korelasi, r dikatakan sangat lemah apabila didapatkan
nilai 0.00 – 0.199, lemah apabila 0.20 – 0.399, sedang apabila 0.40 – 0.599, kuat apabila 0.60 –
0.799, dan sangat kuat apabila 0.80 – 1.00. Untuk uji koefisien kontingensi, suatu data dikatakan
memiliki korelasi signifikan secara statistik jika p<0.05 dan dikatakan tidak signifikan bila
p>0.05.
Tabel 5.3 Hubungan Variabel dengan Kepatuhan Minum Obat pada Pasien Tuberkulosis Paru di
Puskesmas Cakrenegara
(Kepatuhan)
Patuh Tidak
Patuh
Pengetahuan 0,079 0,325
Baik 17 5
Cukup 4 1
Kurang 0 3
Sikap 0,000 0,625
Baik 16 0
Cukup 5 8
Kurang 0 1
Tindakan 0,000 0,656
Baik 16 1
Cukup 5 5
Kurang 0 3
P signifikansi bila P<0.05. r dikatakan memiliki korelasi sangat lemah bila r 0,0-<0,2, lemah bila
r 0,2-<0,4, sedang bila r 0,4-<0,6, kuat bila r 0,6-<0,8, dan sangat kuat bila r 0,8-1,0.
5.2 Pembahasan
mengenai : penyebab TB Paru, gejala dan tanda TB Paru, cara pengobatan TB Paru, kemana
mencari pengobatan TB Paru, cara penularan TB Paru, dan cara pencegahan TB Paru.
Berdasarkan hasil uji korelasi antara pengetahuan dengan kepatuhan dengan menggunakan
pengetahuan terhadap kepatuhan dengan nilai P= 0,079 dan r = 0,325 (Tabel 5.3)
Hal tersebut tidak sesuai dengan teori Lawrence Green dimana pengetahuan menjadi
salah satu faktor predisposisisi untuk mencapai suatu perilaku patuh dalam pengobatan.
Penelitian ini juga dapat dibandingkan dengan penelitian yang dilakukan di Pakistan dengan
jumlah subjek penelitian 1064 orang yang menunjukkan bahwa pengetahuan memiliki
korelasi yang bermakna dengan kepatuhan (Mushtaq et al., 2010). Pada penelitian lain yang
dilakukan di negara Afrika daerah Moroccan dengan subjek penelitian sebesar 290 pasien TB
kepatuhan pengobatan TB. Pada penelitian ini ditemukan bahwa pasien tidak patuh pada
pengobatan TB sebagian besar merupakan pasien dengan pengetahuan yang sangat kurang.
Penyebab dari hasil penelitian tersebut salah satunya akibat kurangnya kualitas komunikasi
Perbedaan signifikansi korelasi pada penelitian ini dengan 2 penelitian sebelumnya dapat
dipengaruhi oleh beberapa faktor yang berkontribusi mempengaruhi kepatuhan yang tidak
diteliti dalam penelitian ini. Dimana perilaku kesehatan adalah tanggapan dan tindakan
seseorang terhadap sakit dan penyakit, sistem pelayanan kesehatan, makanan dan
lingkungan. Disebutkan juga dalam Lawrence Green bahwa kualitas hidup seseorang dapat
dipengaruhi oleh kesehatannya, sedangkan kesehatan dipengaruhi oleh tiga faktor yaitu
predisposing factors (pengetahuan, sikap dan kepercayaan terhadap apa yang dilakukan, serta
beberapa faktor sosial demografi seperti umur, jenis kelamin, status perkawinan, status sosial
dan ekonomi), enabling factor (ketersediaan sarana dan prasarana kesehatan), dan
reinforcing factor (dukungan dari lingkungan sosialnya). Dimana ketiga faktor tersebut
Hasil penelitian yang dilakukan oleh peneliti ini sesuai dengan penelitian pada pasien TB
Paru rawat jalan di Jakarta yang dilakukan oleh Sari, Mubasyiroh dan Supardi, 2017 dimana
dilakukan penelitian terhadap 33 orang yang datanya diambil dari data primer menggunakan
kuisioner dan subjek penelitian tersebut mengkonsumsi obat anti tuberkulosis kategori 1
yang diobservasi pengobatannya selama 6-8 bulan. Hasil penelitian tersebut didapatkan
hubungan yang tidak bermakna antara pengetahuan dengan kepatuhan (p=0,619) (Sari,
Mubasyiroh dan Supardi, 2017). Pada penelitian lain yang dilakukan oleh Mweemba et al.,
2010 di Lusaka, Zambia dengan melibatkan 104 responden dewasa dengan rentang usia 18-
66 tahun. Hasil dari penelitian ini juga didapatkan tidak adanya hubungan yang bermakna
antara pengetahuan dengan kepatuhan (r=0,12, p=0,12), dimana hal ini menujukkan bahwa
pengetahuan tidak berpengaruh terhadap kepatuhan (Mweemba et al., 2010). Penelitian oleh
5.2.2 Hubungan Sikap Penderita Tuberkulosis Paru dengan Kepatuhan Minum Obat di
Berdasarkan hasil uji korelasi antara sikap dengan kepatuhan dengan menggunakan uji
analisis spearman menunjukkan hubungan yang bermakna dan signifikan antara sikap
terhadap kepatuhan dengan nilai p=0,000 dan r=0,625 yang menunjukkan bahwa dengan
meningkatnya tingkat sikap maka tingkat kepatuhan juga meningkat (Tabel 5.3).
dilakukan oleh Hendesa, Tjekyan dan Pariyana, 2018 di RS Paru Kota Palembang Tahun
Paru Kota Palembang dari bulan Oktober-November dengan minimal sampel 62 orang.
Dalam penelitian tersebut menunjukkan tidak terdapat hubungan yang signifikan sikap pasien
TB Paru dengan kepatuhan berobat (p=0,213 dan OR=1,909 (95% CI: 0,687-5,305). Pada
penelitian tersebut dijelaskan tidak adanya hubungan dapat terjadi akibat dari faktor ekonomi
yang rendah sehingga responden tidak siap untuk bertindak disebabkan karena kurangnya
biaya (Hendesa, Tjekyan and Pariyana, 2018). Pada penelitian lain yang dilakukan oleh Elita
I, Yohanes S, 2019 di Jember dengan melibatkan 21 subjek penelitian. Hasil uji korelasi
antara sikap dan kepatuhan penelitian tersebut menunjukkan hasil yang tidak signifikan
antara sikap terhadap kepatuhan dengan p= 0,321 dan r= 0,228 (Elita Ismi Mientarini,
memiliki tingkat kepatuhan yang tinggi. Hasil yang dilakukan oleh peneliti ini sesuai dengan
penelitian yang dilakukan di Lusaka, Zambia dengan melibatkan 104 responden dewasa
dengan rentang usia 18-66 tahun yang menunjukkan adanya hubungan yang signifikan antara
sikap penderita TB Paru dengan kepatuhan minum obat (Mweemba et al., 2010). Penelitian
lain yang dilakukan Wahyuni et al., 2018 di 7 Puskesmas di kota Medan dengan melibatkan
100 responden penderita TB Paru dewasa menunjukkan adanya hubungan yang signifikan
antara sikap dengan kepatuhan pengobatan. Hal ini dibuktikan dengan sikap yang baik akan
meningkatkan kepatuhan pengobatan 3,7 kali lebih patuh dibandingkan dengan pasien yang
Hasil dari domain sikap pada penelitian ini didukung oleh teori dari Notoatmojo (2014)
yang mengatakan bahwa sikap (attitude), merupakan reaksi atau respon yang masih tertutup
dari seseorang terhadap suatu stimulus objek yang akan mempengaruhi perilaku seseorang.
Sikap merupakan kesiapan untuk beraksi atau bertindak terhadap objek di lingkungan
tertentu sebagai suatu penghayatan terhadap objek tersebut. Hal ini menunjukkan bahwa
aspek sikap memiliki banyak pengaruh terhadap perilaku kesehatan termasuk kepatuhan
pengobatan. Oleh karena itu sangat penting untuk menemukan cara memperbaiki sikap guna
meningkatkan kepatuhan pasien. Implikasi dari penelitian ini adalah pentingnya bagi petugas
memahami sikap individu pasien. Peningkatan sikap yang positif salah satunya dapat
ditingkatkan dengan memberikan konseling yang baik untuk pasien TB Paru. Temuan pada
penelitian ini juga setuju dengan apa yang disarankan pada sebuah penelitian di Botswana
dalam Mweemba et al., 2010 dimana tingkat sikap yang tinggi itu akan mengarah pada
kesesuaian perilaku pencarian kesehatan (health seeking behavior) dan persepsi yang
seharusnya didorong dan ditingkatkan pada pasien untuk meningkatkan kepatuhan terhadap
5.1.4 Hubungan Tindakan Penderita Tuberkulosis Paru dengan Kepatuhan Minum Obat
Berdasarkan hasil uji korelasi antara tindakan dengan kepatuhan dengan menggunakan
uji analisis spearman menunjukkan hubungan yang bermakna dan signifikan antara tindakan
terhadap kepatuhan dengan nilai P= 0,000 dan r=0,656 yang menunjukkan bahwa dengan
meningkatnya tingkat tindakan maka tingkat kepatuhan juga meningkat (Tabel 5.3).
Penelitian ini selaras dengan penelitian di India yang dilakukan oleh Grace,
Gopalakrishnan dan Umadevi, 2018 pada 20 desa di daerah Tamil, Nadu dengan subjek
penelitian berjumlah 400 orang. Pada penelitian ini menunjukkan bahwa adanya hubungan
yang bermakna dan signifikan secara statistik antara tindakan dengan kepatuhan pengobatan
pada pasien TB (Grace, Gopalakrishnan dan Umadevi, 2018). Adanya korelasi antara
tindakan dengan kepatuhan ini juga selaras dengan teori perilaku yang dikemukakan oleh
Notoatmojo 2014 yang mengatakan bahwa perilaku manusia merupakan tindakan atau
aktifitas dari manusia itu sendiri. Menurut Notoatmojo 2014 juga mengatakan bahwa
perilaku terbentuk dalam 3 domain sesuai dengan tujuan pendidikan yaitu pengetahuan, sikap
dan tindakan. Selain itu seorang ahli psikologi Skinner (1938) dalam Wawan dan Dewi
(2011) merumuskan bahwa perilaku adalah respon atau reaksi seseorang terhadap stimulus
(rangsangan dari luar). Secara lebih operasional perilaku dapat diartikan suatu respons
organisme atau seseorang terhadap rangsangan (stimulus) dari luar subjek tersebut (Wawan
tersebut mengadakan penilaian atau pendapat terhadap apa yang di ketahui, proses
diketahui atau disikapinya. Inilah yang disebut tindakan kesehatan atau dapat dikatakan
perilaku kesehatan (Notoatmojo S, 2014). Hasil dari penelitian ini menunjukkan tindakan
yang baik dari penderita TB Paru memiliki kepatuhan pengobatan yang baik juga. Hal ini
stimulus yang memengaruhi persepsi seseorang dan akibatnya secara tidak langsung akan
TB Paru.
BAB VI
6.1 Kesimpulan
Berdasakan hasil penelitian yang telah dilakukan pada penelitian hubungan pengetahuan,
sikap dan tindakan penderita Tuberkulosis Paru dengan kepatuhan minum obat di Puskesmas
- Tidak ada hubungan yang bermakna dan signifikan antara pengetahuan penderita TB
- Adanya hubungan yang bermakna dan signifikan antara sikap penderita TB Paru
- Adanya hubungan yang bermakna dan signifikan antara tindakan penderita TB Paru
6.2 Saran
Berdasarkan hasil penelitian dan pengalaman peneliti, penelitian ini diharapkan mampu
dikembangkan lebih terutama mengenai jumlah sampel agar data yang didapatkan lebih
faktor perancu yang dapat menyebabkan bias seperti lebih memperhatikan lagi kriteria
inklusi dan eksklusi yang sekiranya akan mempengaruhi variabel penelitian. Penelitian ini
juga diharapkan dapat dikembangkan lebih luas terkait faktor-faktor lain yang mempengaruhi
kepatuhan minum obat. Penelitian ini tidak menunjukkan hubungan yang signifikan antara
aspek pengetahuan dengan kepatuhan pengobatan. Namun, ini tidak menutup kemungkinan
adanya pengaruh pengetahuan terhadap kepatuhan. Untuk itu, petugas kesehatan juga tetap
harus memberikan edukasi tentang penyakit tuberkulosis kepada pasien dan juga keluarga
pasien untuk mencegah penularan dari penyakit tersebut. Selain itu, berdasarkan hasil
DAFTAR PUSTAKA
Cramer, J. A. et al. (2008) ‘Medication Compliance and Persistence’, Value in Health, 11(1),
pp. 44–47.
Dinkes NTB (2019) ‘Profil Kesehatan NTB 2018’, Journal of Chemical
kesehatan/
40–46.
Farihatun, S. dan Machmud, P. B. (2018) ‘Determinant Factors of Drop Out (Do) Among Multi
2015’, Indonesian Journal of Tropical and Infectious Disease, 7(3), p. 87. doi:
10.20473/ijtid.v7i3.7793.Available at :
https://scholar.ui.ac.id/en/publications/determinant-factors-of-drop-out
doamong-multidrugs-resistance-t
Grace, G. A., Gopalakrishnan, S. and Umadevi, R. (2018) ‘Knowledge, attitude and practices
Green, L. W., dan M. W. Kreuter. 2005. Health program planning: An educational and
Risiko Tuberkulosis Pada Penderita Dm Tipe 2’, Jurnal Berkala Epidemiologi, 5(2),
Hendesa, A., Tjekyan, R. . S. and Pariyana (2018) ‘Hubungan Pengetahuan, Sikap, dan
Hsu, N.-C. et al. (2013) ‘Noncancer Palliative Care’, American Journal of Hospice and
Nasional Penanggulangan-TBC-2011-Dokternida.com.pdf.
Kementerian Kesehatan Republik Indonesia, RI (2017) ‘Peraturan Menteri Kesehatan
Mushtaq, M. U. et al. (2010) ‘Knowledge, attitudes and practices regarding tuberculosis in two
Mweemba, P. et al. (2010) ‘Knowledge, attitudes and compliance with Tuberculosis treatment,
10.4314/mjz.v35i4.56064.
Notoatmojo, S. (2010) Promosi Kesehatan Teori dan Aplikasinya. Jakarta : Rineka Cipta
Pandia, P. et al. (2019) ‘The relationship between concordance behaviour with treatment
Sari, I. D., Mubasyiroh, R. and Supardi, S. (2017) ‘Hubungan Pengetahuan dan Sikap dengan
Kepatuhan Berobat pada Pasien TB Paru yang Rawat Jalan di Jakarta Tahun 2014’,
10.22435/mpk.v26i4.4619.243-248.
http://repository.unair.ac.id/56545/.
Syahdrajat, T. (2019) "Panduan Penelitian untuk Skripsi Kedokteran & Kesehatan," Rizky
Offset.
Tachfouti, N. et al. (2012) ‘The impact of knowledge and attitudes on adherence to tuberculosis
Pharmaceutical and Clinical Research, 11(Special Issue 1), pp. 222–224. doi:
10.22159/ajpcr.2018.v11s1.26612.
WHO (2019) Guidelines on tuberculosis infection prevention and control 2019, Who.doi:
10.1017/CBO9781107415324.004. available at
https://apps.who.int/iris/bitstream/handle/10665/329368/9789241565714 eng.pdf?ua=1