lilisfayra@gmail.com
ABSTRAK
Remaja putri yang menderita anemia ketika menjadi ibu hamil berisiko melahirkan
dengan bayi BBLR dan stunting. Sosialisasi tentang anemia dan pemberian
suplementasi Tablet Tambah Darah (TTD) pada remaja putri merupakan salah satu
upaya pemerintah Indonesia untuk memenuhi asupan zat besi. Sehingga penulis
tertarik melakukan penelitian dengan tujuan yaitu untuk mengetahui dan
menganalisa efektivitas dari penyuluhan dan kepatuhan minum TTD terhadap
peningkatan kadar hemoglobin pada remaja putri. Metodologi penelitian yang
digunakan adalah Pre-Ekperimental Design dengan rancangan One Group Pretest-
Postest Design. Teknik pengumpulan data yaitu primer dari hasil observasi pada dua
kelompok intervensi dan kontrol. Analisis yang digunakan univariat dan bivariat. Hasil
penelitian, menunjukkan adanya perbedaan bermakna antara remaja putri yang
mendapatkan penyuluhan (p=0,004) dengan remaja putri yang tidak mendapat
penyuluhan (p=0,000) terhadap peningkatan kadar Hb remaja putri. Dan remaja putri
yang patuh minum tablet penambah darah secara teratur 1 minggu sekali selama
dua bulan, pada kelompok intervensi mengalami kenaikan kadar hemoglobin
berkisar antara 0,2-3 gr/dL dan pada kelompok kontrol mengalami kenaikan kadar
hemoglobin berkisar antara 0,2-1,3 gr/dL. Perlu adanya peningkatan pengetahuan
remaja dan orang tua guna mendukung dalam penggulangan anemia bagi remaja,
sehingga tercapainya remaja Indonesia yang bebas anemia.
Kata Kunci : Anemia pada Remaja Putri
ABSTRACT
Adolescent girls who suffer from anemia when they become pregnant are at risk of
having a baby with LBW and stunting. The dissemination of anemia and
supplementation of blood-supplementing tablets to young women is one of the
efforts of the Indonesian government to meet iron intake. So the authors are
interested in conducting research with the aim of which is to find out and analyze the
effectiveness of counseling and adherence to taking TTD to increase hemoglobin
levels in adolescent girls. The research methodology used is Pre-Experimental
Design with One Group Pretest-Postest Design. Data collection techniques are
primary from the results of observations in the two intervention and control groups.
The analysis used univariate and bivariate. The results of the study showed a
significant difference between young women who received counseling (p = 0.004)
and young women who did not receive counseling (p = 0,000) on increasing girls' Hb
levels. And adolescent girls who adhere to take blood-boosting tablets regularly once
a week for two months, in the intervention group experienced an increase in
hemoglobin levels ranging from 0.2-3 gr / dL and in the control group an increase in
hemoglobin levels ranged from 0.2-1 , 3 gr / dL. It is necessary to increase the
knowledge of adolescents and parents to support the recovery of anemia for
adolescents, so that the achievement of anemic adolescent-free Indonesian
teenagers is achieved.
Keywords: Anemia in Young Women
45 | P a g e
Pendahuluan
utama adalah kekurangan zat besi, namun anemia juga merupakan masalah
kurang gizi mikro yang cukup besar didunia dengan prevalensi 40%.1
remaja putri usia 10-18 tahun sebesar 57,1%, dibandingkan pada ibu hamil
menstruasi tidak lepas dari informasi dan pengetahuan, hal ini dikarena
Kalijaya sebanyak ± 499 jiwa dengan 41% remaja putri pernah mendapatkan
tablet penambah darah tapi tidak rutin mengkonsumsi, 59% remaja putri
46 | P a g e
pada remaja yang dapat diaplikasikan dalam bentuk penelitian di Desa
Kalijaya.3
Tahun 2019"
Metode Penelitian
alat ukur hemoglobinometer digital (Easy Touch GCHb) dengan hasil ukur 1
kebutuhan responden.
47 | P a g e
Hasil Penelitian Dan Pembahasan
Tabel 1.2 Ukuran pemusatan dan ukuran penyebaran usia remaja putri
kelompok intervensi rata rata berusia 14.2 tahun dengan usia paling
remaja putri pada kelompok kontrol rata rata berusia 15.6 tahun
dengan usia paling muda berusia 14 tahun dan paling tua berusia 17
tahun.
48 | P a g e
Tabel 1.3 Hasil analisis tingkat pengetahuan remaja putri tentang
pencegahan anemia
penyuluhan.
49 | P a g e
Tabel 1.5 Hasil analisis kejadian anemia pada remaja putri
50 | P a g e
Pada tabel 1.6 diatas dapat dilihat perbedaan nilai rata –rata
pada pemeriksaan kedua tertinggi 14,0 gr/dL. Hasil uji statistic dengan
Pada tabel 3.6 diatas dapat dilihat perbedaan nilai rata –rata
kadar hemoglobin remaja putri pada kelompok kontrol atau yang tidak
pada pemeriksaan kedua tertinggi 15,0 gr/dL. Hasil uji statistic dengan
remaja putri.
51 | P a g e
putri yang tidak mendapat penyuluhan (p=0,000) terhadap
didapatkan bahwa nilai p 0,026 dimana nilai tersebut (< 0,05) artinya
Pacitan.12
peningkatan kadar Hb remaja putri. Dan remaja putri yang patuh minum
tablet penambah darah secara teratur 1 minggu sekali selama dua bulan,
antara 0,2-3 gr/dL dan pada kelompok kontrol mengalami kenaikan kadar
52 | P a g e
Sehingga dapat disimpulkan bahwa penyuluhan dan kepatuhan minum
pencegahan anemia yang salah satunya yaitu patuh minum tablet tambah
remaja putri.
Daftar Pustaka
2. Restuti, Arisanty Nursetia. Hubungan Antara Asupan Zat Gizi Dan Status
Gizi Dengan Kejadian Anemia Pada Remaja Putri. Jember : Jurnal Ilmiah
5549
53 | P a g e
3346) http://ejournal- s1.undip.ac.id/index.php/jkm
Februari 2019)
Multazam
Anemia pada Remaja Purtri dan Wanita Usia Subur (WUS). Jakarta :
Murray RK, Granner DK, Rodwell VW, Editor. Biokimia harper. Edisi ke
27. Pendit BU, alih bahasa Indonesia. Wulandari N, editor edisi bahasa
Kesehatan Metro Sai Wawai Volume VIII No. 1 Edisi Juni 2015 ISSN:
Darah Terhadap
http://eprints.ums.ac.id
13. Saswita, Reni. 2016. Gambaran Lama Menstruasi Dan Status Gizi
54 | P a g e