Anda di halaman 1dari 9

HUBUNGAN KADAR HEMOGLOBIN DENGAN INDEKS PRESTASI

KUMULATIF (IPK) MAHASISWI

(CORRELATION BETWEEN HAEMOGLOBIN LEVEL WITH STUDENT


CUMMULATIVE ACHIEVEMENT INDEX)

Jurnal Publikasi

Diajukan Untuk Memenuhi Persyaratan Tugas Akhir


Dalam Rangka Menyelesaikan Pendidikan Program
Studi Diploma III Kebidanan

Oleh :

REZA DEA ASRIARI


NIM.2012.020193

SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN (STIKES) PKU


MUHAMMADIYAH SURAKARTA
2015

1
1 2 3
Reza Dea Asriari , Ratih Prananingrum , Dewi Pertiwi D.K
1
Mahasiswa Program DIII Kebidanan STIKES PKU Muhammadiyah Surakarta
2
Dosen pembimbing I DIII Kebidanan STIKES PKU Muhammadiyah Surakarta
3
Dosen pembimbing II S1 Ilmu Gizi STIKES PKU Muhammadiyah Surakarta
Email: resadeaa@gmail.com

Abstrak

Anemia merupakan masalah gizi yang paling banyak dijumpai baik pada negara maju maupun
berkembang dengan sosial-ekonomi rendah maupun tinggi. Secara global sebanyak 30,2%
anemia diderita oleh wanita terutama masa remaja karena pada masa ini terjadi peningkatan
kebutuhan zat gizi akibat pertumbuhan dan adanya menstruasi. Masalah anemia dapat
berdampak pada penurunan kemampuan dan konsentrasi belajar, menghambat pertumbuhan
fisik dan perkembangan kecerdasan otak sehingga prestasi dapat menurun. Tujuan penelitian
mengetahui hubungan kadar hemoglobin dengan Indeks Prestasi Kumulatif (IPK) Mahasiswi
Prodi DIII Kebidanan STIKES PKU Muhammadiyah Surakarta. Metode penelitian yang
dilakukan adalah penelitian observasional analitik dengan menggunakan rancangan cross
sectional. Sampel penelitian ini adalah mahasiswi DIII Kebidanan STIKES PKU
Muhammadiyah Surakarta sebanyak 63 mahasiswi. Alat pengumpulan data menggunakan
alat GCHb dan nilai IPK mahasiswi. Analisa data menggunakan uji Pearson Product
Momment. Hasil penelitian didapatkan dari 63 sampel sebanyak 28 mahasiswi (44%) yang
mengalami kadar hemoglobin <12 gr/dl mendapatkan IPK sangat memuaskan dan 10
mahasiswi (16%) yang mengalami kadar hemoglobin 12 gr/dl mendapatkan IPK cumlaude.
Hasil analisis menggunakan uji Pearson Product Momment didapatkan nilai p = 0,043 < a =
0,05 dengan n = 63 dan rhitung = 0,256 sehingga Ho ditolak dan Ha diterima. Kesimpulan
ada hubungan antara kadar hemoglobin dengan Indeks Prestasi Kumulatif (IPK) pada
mahasiswi walaupun kekuatan hubungannya lemah.

Kata Kunci : Kadar hemoglobin, Indeks Prestasi Kumulatif


(IPK), mahasiswi

Abstract

Anemia is the most common nutritious problem occurs in developed and developing countries
with low and high socio-economic class. Generally around 30,2% anemia happens on women
specially in teenage years due to the increasing needs of iron for growing up and menstruation.
Anemia take effect on decreasing competence and concentration, blocking physical development
and brain growing so could decreasing the achievement. The purpose is to find out the
correlation between haemoglobin level with Cummulative Achievement Index at students
Program study DIII of midwifery STIKES PKU Muhammadiyah Surakarta. The method of
research useing analytic observational with cross sectional plan. The samples are students of
program study DIII of midwifery STIKES PKU Muhammadiyah Surakarta as many as 63
students. Data collection using GCHb equipment and student Cummulative Achievement Index.
Data analytic using Pearson Product Momment test.. The result obtained from 63 samples as
many as 28 student (44%) with haemoglobin level <12 gr/dl has very satisfying achievement and
10 students with haemoglobin level 12 gr/dl has cumlaude achievement. The enalytical result is
using Pearson product Momment test with p = 0,043 < a = 0,05 with n = 63 n rvalue = 0,256 so
Ho rejected and Ha accepted. conclusion of the research is there is correlation between
1
haemoglobin level with Cummulative Achievement Index of the students eventhough the
correlation is weak.

Keywords: Haemoglobin level, Cummulative Achievement


Index, studen

1
PENDAHULUAN 50% diantaranya mempunyai prestasi
Masa remaja merupakan masa belajar yang cukup. Menurut hasil studi
peralihan dari masa anak-anak ke masa pendahuluan pada tanggal 17 Februari
dewasa yang sering disebut dengan pubertas 2015 di STIKES PKU Muhammadiyah
(Tawoto, 2010). Jumlah penduduk usia Surakarta yang dilakukan pada 10
remaja (10-19 tahun) di Indonesia sebesar mahasiswi menunjukkan bahwa 6
22,2% dari total penduduk Indonesia yang mahasiswi (60%) memiliki kadar Hb <12
terdiri dari 50,9% laki-laki dan 49,1% gr/dl dan mempunyai IPK sangat
perempuan (Tim Penulis Poltekkes Depkes memuaskan.
Jakarta I, 2010). Remaja putri merupakan Tingginya jumlah mahasiswi yang
salah satu kelompok yang rawan menderita memiliki kadar hemoglobin rendah
anemia. Anemia merupakan masalah gizi menjadi dasar peneliti untuk melakukan
yang paling banyak dijumpai, baik pada penelitian tentang Hubungan Kadar
negara maju maupun berkembang dan pada Hemoglobin dengan Indeks Prestasi
masyarakat dengan sosial-ekonomi rendah Kumulatif (IPK) Mahasiswi.
maupun tinggi. Kelompok remaja (10-19
tahun) yang menderita anemia sebanyak 20- METODE PENELITIAN
30% memiliki penurunan kemampuan fisik Metode penelitian yang dilakukan
(produktivitas) dan kemampuan akademik dalam penelitian ini adalah penelitian
(Briawan, 2012). observasional analitik dengan
Prevalensi anemia untuk perempuan menggunakan rancangan cross
dewasa (15 tahun) secara global menurut sectional. Penelitian ini dilakukan pada
WHO adalah sekitar 30,2% sedangkan bulan Februari sampai Juni 2015 di
prevalensi anemia di Asia Tenggara adalah STIKES PKU Muhammadiyah
sekitar 45,7% (WHO, 2008). Dari data Surakarta. Sampel yang digunakan
Depkes didapatkan prevalensi anemia pada dalam penelitian ini adalah mahasiswi
remaja putri di Indonesia sebesar 33,7% DIII Kebidanan STIKES PKU
(Depkes, 2011), menurut penelitian angka Muhammadiyah Surakarta sebanyak 63
kejadian anemia di Jawa Tengah masih mahasiswi. Teknik Sampling yang
tinggi yaitu sebesar 30,4% (Inayati dalam digunakan adalah Probability sampling
Astuti, 2013). dengan menggunakan teknik simple
Di semua golongan atau tingkat random sampling. Alat pengumpulan
umur, wanita mempunyai risiko tinggi data menggunakan alat GCHb dan nilai
menderita anemia besi terutama masa IPK mahasiswi. Analisa data
remaja karena pada masa ini terjadi menggunakan uji Pearson Product
peningkatan kebutuhan terhadap zat besi Momment.
akibat pertumbuhan dan adanya menstruasi
(Husaini dan Karyadi dalam Farida, 2007). HASIL DAN PEMBAHASAN
Anemia dapat berdampak pada penurunan Hasil Penelitian
kemampuan dan konsentrasi belajar, 1. Tingkatan Umur
menghambat pertumbuhan fisik dan
perkembangan kecerdasan otak (Reniati Tabel 1. Distribusi Tingkat Umur
dalam Damayanti, 2012). Selain itu menurut
Anwar dan Khomsan, seseorang yang Umur Frekuensi Prosentase
menderita anemia malas bergerak sehingga 18 2 3%
kegiatan motoriknya akan terganggu. Daya 19 16 26%
pikir yang menurun akan mengakibatkan 20 21 33%
prestasi seseorang menjadi menurun 21 19 30%
(Anwar dan Khomsan dalam Damayanti, 22 5 8%
2012). Total 63 100%
Berdasarkan hasil penelitian Lestari
dan Khurnia (2011) menunjukkan bahwa Berdasarkan tabel diatas diketahui
66,6% siswi di kelas X SMA bahwa dari 63 sampel mayoritas berumur
Muhammadiyah 4 Andong Kabupaten 20 tahun dengan jumlah 21 sampel
Boyolali mengalami anemia ringan dimana
8
(33%) dan minoritas berumur 18 tahun
dengan jumlah 2 sampel (3%). Pembahasan
1. Kadar Hemoglobin pada Mahasiswi
2. Kadar Hemoglobin Kadar hemoglobin merupakan
indikator utama untuk menunjukkan
Tabel 2. Distribusi Kadar Hemoglobin tingkat defisit zat besi. Kadar
Hemoglobin dalam penelitian ini diukur
Kadar Hb Frekuensi Prosentase dengan menggunakan alat ukur Hb
<12 gr/dl 45 71% berupa Easy Touch GCHb dengan cara
12 gr/dl 18 29% penggambilan darah melalui salah satu
Total 63 100% jari tangan yang ditusuk menggunakan
lancet dan darah yang keluar
Berdasarkan tabel diatas diketahui ditempelkan pada stick Hb dan diukur
bahwa dari 63 sampel sebagian besar menggunakan alat tersebut. Kadar
sampel mengalami kadar hemoglobin hemoglobin pada wanita dapat
<12gr/dl dengan jumlah sebanyak 45 dikategorikan menjadi 2 yaitu kadar
sampel (71%). hemoglobin <12 gr/dl dan kadar
hemoglobin 12 gr/dl.
3. Indeks Prestasi Kumulatif (IPK) Berdasarkan hasil penelitian
mengenai kadar hemoglobin diketahui
Tabel 3. Distribusi IPK 71% sampel mengalami mengalami
kadar hemoglobin <12 gr/dl, kejadian ini
IPK Frekuensi Prosentase sejalan dengan pernyataan Arisman
Memuaskan 6 10% (2006) bahwa asupan zat besi yang tidak
Sangat adekuat berpengaruh terhadap kadar
35 55% hemoglobin. Peneliti berasumsi banyak
Memuaskan
Cumlaude 22 35% faktor yang menyebabkan asupan zat
Total 63 100% besi tidak adekuat misalnya mayoritas
sampel merupakan anak kost yang
Bersadarkan tabel diatas diketahui kebutuhan zat gizinya tidak terpenuhi,
bahwa dari 63 sampel sebanyak 35 sampel padahal untuk mendapatkan kadar
(55%) mendapatkan IPK dengan predikat hemoglobin yang normal dibutuhkan zat
sangat memuaskan yaitu berkisar antara gizi yang cukup dalam tubuh. Faktor lain
2,76 3,50. kemungkinan karena cara memasak
makanan yang tidak benar sehingga
4. IPK berdasarkan Kadar hemoglobin kandungan zat gizi dalam makanan
berkurang.
Tabel 4. IPK Berdasarkan Kadar Hb Menurut Husaini dan Karyadi
dalam penelitian Farida (2007), wanita
Kadar Hb IPK (X) mempunyai risiko tinggi menderita
<12 gr/dl 3,23 anemia terutama pada masa remaja
12 gr/dl 3,50 karena pada masa ini terjadi peningkatan
kebutuhan zat besi dan adanya
Berdasarkan tabel diatas diketahui menstruasi. Anemia disebabkan karena
bahwa rata-rata IPK yang mengalami kadar beberapa faktor diantaranya karena
hemoglobin <12 gr/dl adalah 3,23 dan rata- penghancuran sel darah merah yang
rata IPK yang mengalami kadar hemoglobin berlebihan, kehilangan darah yang
12 gr/dl adalah 3,50. berlebihan, produksi sel darah merah
yang tidak optimal (Soebroto, 2009).
5. Hasil Perhitungan Analisis Bivariat Sedangkan menurut Zarianis (2006) ada
beberapa faktor yang memengaruhi kadar
Tabel 5. Hasil perhitungan Analisis hemoglobin yaitu kecukupan zat besi
Bivariat dalam tubuh yang akan menyebabkan
terbentukknya sel darah merah yang
lebih kecil dan kandungan hemoglobin
9
yang rendah. Faktor lainnya yaitu berasumsi bahwa prestasi belajar yang
metabolisme besi dalam tubuh yang baik dapat dipengaruhi oleh faktor yang
terganggu meliputi proses absorbsi, tidak diteliti seperti adanya kebiasaan
pengangkutan, pemanfaatan, penyimpanan sarapan pagi. Sarapan pagi yang
dan pengeluaran sehingga memengaruhi dilakukan sampel dapat membantu
kadar hemoglobin. meningkatkan kemampuan dalam
Menurut Soebroto (2009) gejala mengikuti proses belajar di kelas.
anemia secara umum seperti lemah, letih, Selain dari kebiasaan sarapan pagi,
lesu, mudah lelah dan lunglai, wajah prestasi belajar siswa dapat dipengaruhi
tampak pucat, mata berkunang-kunang, oleh beberapa faktor menurut Syah
nafsu makan berkurang, sulit berkonsentrasi (2012) yaitu faktor internal meliputi:
dan mudah lupa, sering sakit, pada bayi dan aspek fisiologis, aspek psikologis
balita biasanya terdapat gelaja seperti kulit (intelegensi, sikap, bakat, minat dan
pucat atau berkurangnya warna merah muda motivasi). Faktor eksternal meliputi:
pada bibir dan bawah kuku, jika anemia lingkungan sosial seperti dosen dan
disebabkan penghancuran berlebihan dari teman, lingkungan non sosial seperti
sel darah merah maka terdapat gelaja lain fasilitas pembelajaran. Disamping faktor-
seperti jaundice, warna kuning pada bagian faktor internal dan eksternal, faktor
putih mata, pembesaran limpa dan warna pendekatan belajar juga berpengaruh
urin seperti teh. terhadap taraf keberhasilan proses belajar
Dampak anemia menurut Soebroto seseorang. Dalam penelitian ini, hasil
(2009) dapat berpengaruh terhadap aktivitas pengamatan peneliti bahwa fasilitas
sehari-hari seperti berkurangnya daya pikir kampus seperti kelengkapan
dan konsentrasi, berkurangnya prestasi, pembelajaran sudah dapat disebut baik
berkuranganya semangat belajar dan sebagai penunjang proses belajar
bekerja, menurunnya produktivitas kerja, mengajar. Dosen dengan pendidikan
menurunnya kebugaran tubuh, mudah tinggi juga menunjang penerapan proses
terserang penyakit. Peneliti berasumsi hal mengajar sehingga prestasi belajar
ini berkaitan dengan seringnya sampel mahasiswi dapat meningkat. Namun
mengalami kehilangan konsentrasi saat faktor rendahnya kecukupan gizi
belajar, merasa ngantuk, tubuh lemah, seseorang mungkin dapat mempengaruhi
merasa lesu dan kadang disertai pusing. prestasi belajar mahasiswi menjadi
menurun.
2. Indeks Prestasi Kumulatif pada
Mahasiswi 3. Hubungan Kadar Hemoglobin dengan
Indeks Prestasi Kumulatif (IPK) Indeks Prestasi Kumulatif pada
merupakan angka yang digunakan untuk Mahasiswi
mengukur prestasi mahasiswa yang didapat Hasil uji statistik menggunakan
dari jumlah angka mutu dibagi jumlah rumus Pearson Product Momment
Satuan Kredit Semester (SKS). menunjukkan bahwa ada hubungan yang
Pengelompokan IPK di STIKES PKU signifikan antara kadar hemoglobin
Muhammadiyah Surakarta dikategorikan dengan Indeks Prestasi Kumulatif (IPK)
menjadi 3 predikat yaitu memuaskan (2,00- pada mahasiswi dengan hasil p = 0,043 <
2,75), sangat memuaskan (2,76-3,50) dan = 0,05. Penelitian ini sesuai dengan
cumlaude (3,51-4,00). hasil penelitian yang sebelumnya
Dalam penelitian ini IPK didapatkan dilakukan oleh Rahmawati (2013),
dari data prestasi belajar mahasiswi dengan hasil ada hubungan antara kadar
semester ganjil yang diperoleh dari catatan hemoglobin dengan motivasi belajar
nilai IPK semester 1 untuk tingkat 1, IPK siswi SMP Kelas VIII SMP
semester 3 untuk tingkat 2 dan IPK Muhammadiyah 3 Jetis Ponorogo dan
semester 5 untuk tingkat 3. Berdasarkan penelitian oleh Lestari dan Khurnia
hasil penelitian diketahui bahwa 55% (2012) dengan hasil ada hubungan antara
sampel mendapatkan IPK sangat anemia dengan prestasi belajar pada
memuaskan, meskipun 6% hanya siswi kelas X SMA Muhammadiyah 4
mendapatkan IPK memuaskan. Peneliti Andong, Kabupaten Boyolali.
1
0
Penelitian menunjukkan bahwa (Zn), asupan zat besi seperti daging
terdapat 10 mahasiswi (16%) mengalami merah, hati, ikan, ayam, dan sayur-
kadar hemoglobin 12 gr/dl mendapatkan sayuran, serta mengolah makanan
IPK cumlaude. Hal ini kemungkinan dengan cara yang benar sehingga
disebabkan karena faktor yang tidak diteliti kandungan gizi dalam makanan tersebut
misalnya kecukupan asupan gizi sampel tidak berkurang.
yang dapat membantu sampel dalam
meningkatkan prestasi belajar. Sedangkan
28 mahasiswi (44%) mengalami kadar SIMPULAN
hemoglobin <12 gr/dl hanya mendapatkan Berdasarkan penelitian yang telah
IPK sangat memuaskan. Sesuai dengan teori dilakukan pada para mahasiswi Prodi
Wijayanti (2005) bahwa dampak dari kadar DIII Kebidanan di STIKES PKU
hemoglobin yang rendah adalah Muhammadiyah Surakarta dapat diambil
menurunnya kemampuan dan konsentrasi beberapa simpulan sebagai berikut:
belajar, pertumbuhan fisik dan kecerdasan 1. Sebagian besar mahasiswi
otak terhambat, serta meningkatkan risiko mempunyai kadar hemoglobin <12
terkena infeksi karena daya tahan tubuh gr/dl (71%).
menurun, akibatnya prestasi belajar juga 2. Sebagian besar mahasiswi
mengalami penurunan. Sebaliknya mendapatkan IPK sangat memuaskan
seseorang yang mempunyai kadar dengan nilai antara 2,763,50 (55%).
hemoglobin normal atau lebih maka akan 3. Ada hubungan signifikan antara kadar
mempunyai ketahanan atau kemampuan hemoglobin dengan Indeks Prestasi
untuk berkonsentrasi lebih baik. Kumulatif Mahasiswi Prodi DIII
McCann dan Ames dalam penelitian Kebidanan STIKES PKU
Widyastuti (2014) mengungkapkan fakta, Muhammadiyah Surakarta walaupun
bahwa defisiensi besi baik yang disertai kekuatan hubungannya lemah
anemia maupun tidak, terbukti dapat ditunjukkan dengan uji Pearson
memengaruhi perkem]bangan kognitif. Zat Product Momment p = 0,043 dan r =
besi merupakan mikronutrien yang 0,256.
mempunyai peran penting pada
perkembangan mental dan kognitif Zat besi REFERENSI
dibutuhkan untuk perkembangan otak, yaitu
pada proses mielinisasi, metabolisme Astuti, MP. 2013. Tingkat Pengetahuan
neuron, dan proses di neurotransmitter. Remaja Putri tentang Anemia
Zat besi sebagai pigmen pengangkut pada Siswi Kelas XI di SMA
oksigen dalam darah, sedangkan Muhammadiyah 1 Sragen Tahun
2013. Karya Tulis Ilmiah.
sendiri diperlukan tubuh untuk proses STIKES Kusuma Husada
pembakaran yang menghasilkan energi. Surakarta
Kurangnya kadar dalam darah Briawan, D. 2014. Anemia: Masalah
Gizi pada Remaja Wanita.
menyebabkan terganggunya fungsi-fungsi Jakarta: EGC
sel di seluruh tubuh termasuk otak sehingga Damayanti, RA. 2012. Hubungan Antara
kemampuan berfikir atau kognitif Pengetahuan Anemia, Kesakitan
terganggu, badan menjadi lemah, letih, lesu Diare dan Kesakitan ISPA
dan lunglai. Hal ini dapat menyebabkan dengan Kadar Hemoglobin pada
turunnya kemampuan dan konsentrasi serta Remaja Putri di SMK
gairah untuk beraktifitas, daya ingat rendah, Muhammadiyah 4 Surakarta.
kapasitas pemecahan masalah dan prestasi Skripsi. FIK-UMS
belajar yang rendah serta gangguan Departemen Kesehatan RI. 2011.
perilaku. Mengingat risiko yang terjadi pada Kesehatan Otak Modal Dasar
anemia gizi berpengaruh terhadap prestasi Hasilkan SDM Handal, dalam
belajar, maka upaya yang dapat dilakukan Depkes News.
yaitu peningkatan status gizi dengan http://info.depkes.com/2012/12/0
penambahan suplemen zat besi dan zink 6/kesehatan-otak-modal-dasar-
1
1
hasilkan- sdm-handal. Diakses Sayung Kabupaten Demak. Tesis.
Jumat, 30 Januari 2015 Pascasarjana Universitas
Farida, Ida. 2007. Determinan Kejadian Diponegoro Semarang.
Anemia pada Remaja Putri di www.undip.ac.id. Diakses Sabtu,
Kecamatan Gebong Kabupaten 31 Januari 2015
Kudus Tahun 2006. Tesis.
Pascasarjana Universitas
Diponegoro Semarang.
www.undip.ac.id. Diakses Selasa, 3
Februari 2015
Lestari D, Khurnia N. 2012. Hubungan
Anemia dengan Prestasi Belajar
pada Siswi Kelas X SMA
Muhammadiyah 4 Andong,
Kabupaten Boyolali. Jurnal
Kebidanan Indonesia-AKBID
Mambaul Ulum 4(1): 14-26
Rahmawati, DS. 2013. Hubungan Kadar
Hemoglobin dengan Motivasi
Belajar Siswi Kelas VIII SMP
Muhammadiyah 3 Jetis Ponorogo
Soebroto, I. 2009. Cara Mudah Mengatasi
Problem Anemia. Yogyakarta:
Bangkit
Syah, M. 2012. Psikologi Belajar. Jakarta:
Rajawali Pers
Tawoto. 2010. Kesehatan Remaja: Problem
dan Solusinya. Jakarta: Salemba
Merdeka
Tim Penulis Poltekkes Depkes Jakarta I.
2010. Kesehatan Remaja: Problem
dan Solusinya. Jakarta: Salemba
Medika. http://library.um.ac.id/free-
contents/index.php/buku/detail/kese
hatan-remaja-problem-dan-
solusinya-tim-penulis-poltekkes-
depkes-jakarta-i-40413.html.
Diakses Sabtu, 31 Januari 2015
Widyastuti, AP. 2014. Hubungan Kadar
Hemoglobin Siswa dengan Prestasi
belajar di Sekolah Dasar Negeri 1
Bentangan Wonosari Klaten.
Skripsi. Fakultas Ilmu Kesehatan
Universitas Muhammadiyah
Surakarta
Wijayanti, Anissa. 2005. Skripsi Hubungan
Kadar Hemoglobin dengan Prestasi
Belajar Siswi SMP Negeri 25
Semarang. Fakultas Kesehatan
Masyarakat Universitas Negeri
Semarang
Zarianis, 2006. Efek Suplementasi Besi-
Vitamin C dan Vitamin C terhadap
Kadar Hemoglobin Anak Sekolah
Dasar yang Anemia di Kecamatan
1
2
.

Anda mungkin juga menyukai