112 - KM Widya Maharani Hastari
112 - KM Widya Maharani Hastari
Oleh:
KOMANG WIDYA MAHARANI HASTARI
NIM. P07134019112
v
RIWAYAT PENULIS
vi
SURAT PERNYATAAN BEBAS PLAGIAT
vii
OVERVIEW OF HEMOGLOBIN LEVELS ON TEENAGE GIRLS AT SMP
NEGERI 10 DENPASAR
ABSTRACT
Anemia is the most common nutritional problem worldwide mainly caused by iron
deficiency. This caused by measure of teenage girls experience the menstruation
every month. The purpose of this study was to measuring hemoglobin levels in
teenage girls at SMP Negeri 10 Denpasar. The type of research used is
descriptive research that using Purposive Sampling Technique. the sample used
was 33 teenage girls that obtained from interviews adn the result of measuring
hemoglobin levels using POCT method. based on research characteristic, in the
age group, the numbers of teenage girls aged 12-13 was 16 person (48,5) and
aged 14-15 was 17 respondent (51,5). Also in the group consuming blood added
tablets who were obedient as many as 9 person (27,2) and in the group who were
not obedient aa many as 24 person (72,8). Based on the results of the
measurement of hemoglobin levels, the results of the low category were 3
respondents (9.1%) and the normal category was 30 respondents (90.9%).
Hemoglobin levels based on the characteristics of the study were found in the age
group of 12-13 years as many as 2 young women (6.1%) who had low hemoglobin
levels and in the group consuming Fe tablets there were 26 (78.8%) who had
normal hemoglobin levels and were not compliant. taking blood-boosting tablets.
Keywords: hemoglobin, adolescent girls, anemia
viii
GAMBARAN KADAR HEMOGLOBIN PADA REMAJA PUTRI DI SMP
NEGERI 10 DENPASAR
ABSTRAK
Anemia merupakan masalah gizi yang paling umum di seluruh dunia, terutama
disebabkan oleh defisiensi besi. Tujuan dari penelitian ini untuk mengetahui
gambaran kadar hemoglobin pada remaja putri di SMP Negeri 10 Denpasar pada
remaja putri di SMP Negeri 10 Denpasar. Jenis penelitian yang digunakan adalah
penelitian deskriptif dengan menggunakan teknik Purposive Sampling. Sampel
yang digunakan adalah 33 remaja putri yang diperoleh dari wawancara dan hasil
pengukuran kadar hemoglobin metode POCT. Berdasarkan karakteristik
penelitian, pada kelompok usia didapatkan remaja usia 12-13 tahun sebanyak 16
orang (48,5) dan usia 14-15 tahun sebanyak 17 responden (51,5%) Serta pada
kelompok konsumsi tablet tambah darah yang patuh sebanyak 9 orang (27,2%)
dan tidak patuh sebanyak 24 orang (72,8%). Berdasarkan hasil pengukuran kadar
hemoglobin didapatkan hasil kategori rendah sebanyak 3 responden (9,1%) dan
kategori normal 30 responden (90,9%). Kadar hemoglobin berdasarkan
karakteristik penelitian didapatkan pada kelompok usia 12-13 tahun sebanyak 2
remaja putri (6,1%) yang memiliki kadar hemoglobin rendah dan pada kelompok
konsumsi tablet Fe terdapat 26 (78,8%) yang memiliki kadar hemoglobin normal
dan tidak patuh mengonsumsi tablet tambah darah.
Kata kunci : hemoglobin, remaja putri, anemia
ix
RINGKASAN PENELITIAN
x
patuh sebanyak 9 orang (27,2%) dan tidak patuh sebanyak 24 orang (72,8%).
Berdasarkan hasil pemeriksaan kadar hemoglobin, menunjukkan bahwa dari 33
responden yang di teliti sebanyak 3 orang (9,1%) yang memiliki kadar
hemoglobin yang rendah, dan sebanyak 30 orang (90,9%) yang memiliki kadar
hemoglobin yang normal. Hasil pemeriksan kadar hemoglobin pada remaja putri
di SMP Negeri 10 Denpasar berdasarkan karakteristik penelitian didapatkan pada
kelompok usia 12-13 tahun sebanyak 2 remaja putri (6,1%) yang memiliki kadar
hemoglobin rendah dan pada kelompok konsumsi tablet Fe terdapat 26 (78,8%)
yang memiliki kadar hemoglobin normal dan tidak patuh mengonsumsi tablet
tambah darah.
xi
KATA PENGANTAR
Puji syukur penulis panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa, karena
atas izin-Nya dan berkatNya penulis dapat menyelesaikan Karya Tulis Ilmiah
dengan judul Gambaran Kadar Hemoglobin Pada Remaja Putri Di SMP Negeri 10
Denpasar dengan baik dan tepat pada waktunya. Karya Tulis Ilmiah ini disusun
untuk memenuhi salah satu syarat dalam menyelesaikan Pendidikan Diploma III
bimbingan dari berbagai pihak. Untuk itu dalam kesempatan ini penulis
2.Ibu Cokorda Dewi Widhya Hana Sundari, S.KM.,M.Si. , selaku Ketua Jurusan
bimbingan dan masukan sehingga Karya Tulis Ilmiah ini dapat terselesaikan.
3.Ibu I Gusti Ayu Sri Dhyanaputri, S.KM., M.PH. , selaku Kepala Prodi D-III
hingga pada tahap penelitian sebagai tugas akhir dalam menempuh pendidikan
xii
4.Ibu Ni Nyoman Astika Dewi, S.Gz., M.Biomed. , selaku dosen Pembimbing
Utama yang telah bersedia meluangkan waktu, tenaga dan pikirannya untuk
5.Bapak dan Ibu Dosen serta staf Jurusan Teknologi Laboratorium Medis
6.Orang Tua dan Keluarga yang senantiasa memberi dukungan serta motivasi
Kesehatan Denpasar dan semua pihak yang tidak bisa penulis sebutkan satu
Dalam penulisan Karya Tulis Ilmiah ini, penulis menyadari bahwa Karya
Tulis Ilmiah ini jauh dari kata sempurna mengingat keterbatasan ilmu, waktu,
harapan penulis agar Karya Tulis Ilmiah ini dapat bermanfaat bagi pembaca.
Penulis
DAFTAR ISI
xiii
Halaman
HALAMAN SAMPUL.............................................................................................i
HALAMAN JUDUL...............................................................................................ii
LEMBAR PERSETUJUAN...................................................................................iii
LEMBAR PENGESAHAN....................................................................................iv
LEMBAR PERSEMBAHAN..................................................................................v
RIWAYAT PENULIS............................................................................................vi
ABSTRACT...........................................................................................................viii
ABSTRAK..............................................................................................................ix
RINGKASAN PENELITIAN..................................................................................x
KATA PENGANTAR...........................................................................................xii
DAFTAR ISI.........................................................................................................xiv
DAFTAR TABEL.................................................................................................xvi
DAFTAR GAMBAR...........................................................................................xvii
DAFTAR LAMPIRAN……………………………………………………..... iii
DAFTAR RINGKASAN......................................................................................xix
BAB I PENDAHULUAN........................................................................................1
A. Latar Belakang................................................................................................1
B. Rumusan Masalah...........................................................................................3
C. Tujuan Penelitian............................................................................................4
D. Manfaat Penelitian..........................................................................................4
xiv
BAB II TINJAUAN PUSTAKA.............................................................................5
A. Remaja Putri...................................................................................................5
B. Anemia............................................................................................................6
C. Darah...............................................................................................................7
D. Hemoglobin....................................................................................................8
A. Kerangka Konsep..........................................................................................15
A. Jenis Penelitian.............................................................................................18
B. Alur Penelitian..............................................................................................18
D. Populasi Penelitian........................................................................................19
G. Etika Penelitian.............................................................................................26
A. Hasil Penelitian.............................................................................................28
B. Pembahasan..................................................................................................32
DAFTAR PUSTAKA............................................................................................40
LAMPIRAN……………………………………………………………………...
xv
DAFTAR TABEL
Tambah Darah........................................................................................................31
xvi
DAFTAR GAMBAR
xvii
DAFTAR LAMPIRAN
xviii
DAFTAR RINGKASAN
Hb : Hemoglobin
Fe : Besi
xix
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
terutama disebabkan oleh defisiensi besi. Anemia sangat tinggi (berkisar antara
80-90%) pada anak-anak prasekolah, remaja, ibu hamil dan menyusui. Anemia
menyebabkan darah tidak cukup mengikat dan mengangkut oksigen dari paru-
paru ke seluruh tubuh. Bila oksigen yang diperlukan tidak cukup, maka akan
prestasi pada siswa, daya tahan fisik rendah sehingga mudah lelah, aktivitas fisik
menurun, mudah sakit karena daya tahan tubuh rendah (Suryani, Hafiani, dan
Junita, 2015).
mereka yang berada pada usia 12-24 Tahun. Anemia gizi pada remaja putri
menjadi salah satu penyebab tingginya kematian pada saat melahirkan dan
tingginya insiden bayi dengan berat badan yang rendah. Hal penting dalam
mengontrol anemia pada ibu hamil adalah dengan memastikan remaja mampu
memenuhi kebutuhan zat makanan yang dibutuhkan oleh tubuhnya untuk proses
produktivitas belajar disekolah. Anemia gizi besi adalah keadaan dimana terjadi
1
Hemoglobin merupakan suatu protein tetramerik eritrosit yang mengikat
molekul bukan protein, yaitu senyawa porfirin besi yang disebut heme.
karbondioksida dan proton dari jaringan perifer ke organ respirasi. Nilai batas
normal kadar Hb menurut World Health Organization 2001 yaitu untuk umur 5-11
tahun ≤ 11,5 g/dL, umur 12-14 tahun ≤ 12,0 g/dL sedangkan diatas 15 tahun untuk
perempuan > 12,0 g/dL dan laki-laki > 13,0 g/dL (Gunadi, Mewo, dan Tiho,
2016).
secara fisik, mental, dan aktivitas sehingga kebutuhan makanan yang mengandung
zat-zat gizi menjadi lebih besar. Remaja yang menempuh pendidikan di bangku
anemia pada remaja putri di SMP Budi Mulia Kabupaten Karawang tahun 2018
yaitu: status gizi normal Pola makan baik, tidak mengonsumsi Fe, dan
pengetahuan rendah. Kejadian anemia pada remaja putri banyak ditemukan pada
responden yang memiliki pola makan kurang serta tidak mengonsumsi Fe.
remaja yang diwawancarai terdapat 7 orang yang memiliki kebiasaan yang kurang
baik tentang kesehatan seperti, tidak meminum tablet tambah darah, tidak sarapan
2
pagi, kebiasaan begadang, dan kurang memperhatikan pola makan yang sehat
sehingga membuat remaja kurang fokus dan produktif dalam mengikuti pelajaran
di sekolah. Kebiasaan yang kurang baik tersebut dapat memicu remaja terkena
anemia terutama pada remaja putri. Remaja putri banyak mengalami kekurangan
anemia gizi besi karena mempunyai kebutuhan zat besi yang tinggi untuk
berisiko terkena anemia dibandingkan remaja putra. Hal ini disebabkan karena
remaja putri mengalami menstruasi setiap bulan nya. Selain itu, remaja putri
makanan kurang maka cadangan zat besi banyak yang dipecah untuk memenuhi
kebutuhan. Keadaan seperti ini dapat mempercepat terjadinya anemia gizi besi
dan kekurangan zat besi dianggap penyebab paling umum dari anemia (Permata,
Dardjito, dan Anandari, 2016). Berdasarkan latar belakang diatas, peneliti tertarik
B. Rumusan Masalah
diteliti adalah “Bagaimana gambaran kadar hemoglobin pada remaja putri di SMP
Negeri 10 Denpasar?”.
3
C. Tujuan Penelitian
1. Tujuan umum
Negeri 10 Denpasar.
2. Tujuan khusus
SMP Negeri 10 Denpasar, meliputi usia dan konsumsi tablet tambah darah.
D. Manfaat Penelitian
1. Manfaat teoritis
2. Manfaat praktis
menjaga kesehatan baik secara fisik, jasmani, dan mental sebagai pengetahuan
4
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
A. Remaja Putri
lawan jenis, memahami peran di dunia sosial, menerima jati diri yang telah di
dalam diri individu. Usia remaja adalah rentang usia peralihan dari masa kanak-
kanak menuju remaja dan akan menentukan kematangan usia dewasa (Harahap,
2018).
masa dewasa, usia antara 10-24 tahun. Secara etimiologi, remaja berarti tumbuh
antara 15-24 tahun. Berdasarkan sifat atau ciri perkembangannya, masa (rentang
waktu) remaja ada tiga tahap antara lain : masa remaja awal (10-12 tahun), masa
remaja tengah (13-15 tahun), dan masa remaja akhir (16-19 tahun). Definisi ini
Definisi remaja itu sendiri dapat ditinjau dari tiga sudut pandang, antara
1. Secara kronologis, remaja adalah individu yang berusia antara 11-12 tahun
5
2. Secara fisik, remaja ditandai dengan ciri perubahan pada penampilan fisik dan
B. Anemia
1. Pengertian Anemia
yang lebih rendah dari normal. Anemia gizi besi pada remaja putri beresiko lebih
2. Penyebab Anemia
Faktor utama penyebab anemia adalah asupan zat besi yang kurang. Sekitar
dua per tiga zat besi dalam tubuh terdapat dalam sel darah merah hemoglobin.
Faktor-faktor lain yang berhubungan dengan terjadinya anemia defisiensi besi ini
adalah pendidikan orang tua, pengetahuan dan sikap remaja putri tentang anemia,
tingkat konsumsi gizi, pola menstruasi, dan kejadian infeksi dengan kejadian
Gejala anemia secara umum adalah cepat lelah, pucat (kulit, bibir, gusi, mata,
kulit kuku, dan telapak tangan), jantung berdenyut kencang saat melakukan
aktivitas ringan, napas pendek, nyeri dada, pusing dan mata yang berkunang,
6
4. Anemia Pada Remaja Putri
lebih rendah dari normal. Kadar hemoglobin normal pada laki-laki adalah 14-18
normal adalah 12-16 g/dL dengan eritrosit 3,5-4,5 juta/mm. Remaja putri lebih
mudah terkena anemia karena pertama, umum nya lebih banyak mengonsumsi
makanan hewani sehingga tidak dapat memenuhi kebutuhan zat besi dalam tubuh.
Kedua, remaja putri biasanya ingin tampil langsing sehingga membatasi asupan
makan dan zat besi. Ketiga, setiap hari manusia kehilangan zat besi 0,6 mg yang
dieksresi, khususnya melalui feces. Keempat, setiap bulan remaja putri mengalami
datang bulan (Astriana, 2017). Derajat anemia pada remaja putri dikategori
menjadi tiga: 1. Anemia berat (Hb <7 g/dl) 2. Anemia sedang (Hb 7-8 g/dl) 3.
C. Darah
dengan perantara jaringan arteri, vena dan kapilaris, yang membawa nutrisi,
oksigen, antibodi, panas, elektrolit dan vitamin ke jaringan seluruh tubuh. Darah
manusia terdiri atas plasma darah, globulus lemak, substansi kimia (karbohidrat,
protein dan hormon), dan gas (oksigen, nitrogen dan karbon dioksida). Sedangkan
plasma darah terdiri atas eritrosit (sel darah merah), leukosit (sel darah putih) dan
trombosit (platelet). Darah terdiri atas bagian cair (plasma) dan bahan-bahan
intraselular. Plasma darah dan sel-sel darah dapat terpisah dan bebas bergerak
dalam cairan intraselular. Beberapa sel darah, seperti lekosit dapat berpindah
7
melalui pembuluh darah untuk melawan infeksi. Total sirkulasi volume darah
diperkiran sekitar 5-8 % dari total bobot badan dan angka ini bervariasi menurut
umur, spesies, berat tubuh, aktivitas, status kesehatan, status gizi dan kondisi
Darah berbentuk cairan yang berwarna merah, agak kental dan lengket. Darah
mengalir di seluruh tubuh kita, dan berhubungan langsung dengan sel-sel di dalam
tubuh kita. Darah terbentuk dari beberapa unsur, yaitu plasma darah, sel darah
merah, sel darah putih dan keping darah. Plasma darah merupakan komponen
terbesar dalam darah, karena lebih dari separuh darah mengandung plasma darah.
Hampir 90% bagian dari plasma darah adalah air. Darah terdiri dari 45%
komponen sel dan 55% plasma. Komponen sel tersebut adalah sel darah merah,
sel darah putih, dan trombosit. Eritrosit atau sel darah merah jenis sel darah yang
paling banyak dan berfungsi membawa oksigen ke jaringan tubuh lewat pembuluh
darah. Sel darah merah berbentuk bulat, pipih, cakram bikonkaf (cekung). Sel
darah merah mengandung hemoglobin yang memberikan warna merah pada darah
(Afrian, 2013).
D. Hemoglobin
1. Pengertian Hemoglobin
Hemoglobin adalah protein yang kaya akan zat besi di dalam sel darah merah
dalam sel darah merah (Giri Wiarto, 2013). Hemoglobin dapat mengikat zat-zat
8
ke jaringan tubuh dan karbondioksida dari jaringan ke paru-paru. Fungsi ini
tergantung pada jumlah hemoglobin yang terkandung dalam sel darah merah
(Zulfrianingrum, 2016).
2. Fungsi Hemoglobin
molekul bukan protein, yaitu senyawa porifin besi yang disebut heme.
untuk dipakai sebagai bahan bakar, untuk mengetahui apakah orang itu
yang disebut anemia. Selain kekurangan hemoglobin juga disertai dengan eritrosit
yang berkurang serta nilai hematokrit dibawah normal (Gunadi, Mewo, Tiho,
2016).
a. Usia
b. Gaya hidup
9
Gaya hidup yang kurang sehat menjadi salah satu pemicu menurunnya kadar
dimana aktivitas ini dilakukan saat rata-rata orang lain sedang tidur untuk
memulai aktivitas dihari berikutnya. Jam biologis tidur sekitar jam 22.00
malam. Ini merupakan gambaran ideal jam biologis normal seseorang dari
Hb, kebiasaan tidak sarapan pagi sebelum melakukan aktivitas, dan aktivitas
(Chibriyah, 2017).
c. Nutrisi
Makanan yang dikonsumsi banyak mengandung Fe atau zat besi maka sel
darah yang diproduksi akan meningkat sehingga hemoglobin yang terdapat dalam
dosis satu tablet seminggu sekali minimal selama 16 minggu, dan dianjurkan
minum satu tablet setiap hari selama masa menstruasi. Sikap, kebiasaan, dan
oleh remaja putri pentingnya dalam mencegah anemia sejak dini, Manfaat
meminum tablet tambah darah. Kepatuhan dalam minum tablet tambah darah
10
keberhasilan program suplementasi tablet tambah darah selain penyediaan tablet
berbagai macam metode atau cara yang dapat digunakan untuk menentukan kadar
a. Metode Tallquist
dengan warna merah darah, sehingga pemeriksaan ini dilakukan dengan cara
membandingkan warna merah darah terhadap warna standar yang sudah diketahui
memiliki 10 gradasi dari warna merah muda hingga warna merah tua, dengan
rentang 10% hingga 100%, dan setiap gradasi memiliki selisih 10%. Metode ini
tidak banyak digunakan lagi karena tingkat kesalahan pemeriksaan mencapai 30-
50%, dan salah satu faktor kesalahannya adalah standar warna yang tidak stabil
(tidak dapat mempertahankan warna asalnya) dan mudah memudar karena standar
akan “alat yang sederhana, murah, dan akurat untuk mengukur hemoglobin oleh
dengan sensor kalibrasi mandiri yang membutuhkan waktu <60 detik untuk setiap
11
perhitungan haemoglobin. Sistem hemoglobinometer digital didasarkan pada
prinsip fotometri reflektansi. Sampel darah lengkap kapiler, perifer, vena, atau
hanya 8 ml sampel darah. Alat yang memiliki baterai isi ulang 3,6 V yang
reagen kimia. Reagen kimia yang terdapat pada strip reagen kimia. Reagen kimia
yang terdapat pada strip adalah ferrosianida. Strip memiliki kode unik yang perlu
dimasukkan dalam perangkat setiap kali strip digunakan (Toppo et al., 2019).
Pemeriksaan ini didasarkan pada berat jenis, dan CuSO4 yang digunakan
memiliki berat jenis (BJ) 1,053. Pemetapan kadar Hb metode ini dilakukan
dengan cara meneteskan darah pada wadah atau gelas yang berisi larutan CuSO4
perubahan BJ dalan 15 detik. Bila darah tenggelam dalam waktu 15 detik, maka
kadar Hb lebih dari 12,5 gram/dl. Apabila darah menetap di tengah-tengah atau
muncul kembali ke permukaan, maka kadar Hb kurang dari 12,5 gram/dL. Jika
dilakukan pemeriksaan ulang atau konfirmasi dengan metode lain yang lebih baik.
d. Metode Sianmenthemoglobin
12
dalam penetapan kadar Hb karena kesalahannya hanya mencapai 2%. Reagen
pada umumnya bersumber dari alat pengukur, reagen, dan teknik analisa.
dihasilkan oleh interaksi kimia antara zat tertentu dalam darah dan zat kimia pada
reagen kering (strip) akan diukur dan dikonversi menjadi angka yang sesuai
dengan jumlah muatan listrik. Angka yang dihasilkan dianggap setara dengan
kadar zat yang diukur dalam darah (Menkes, 2010 dalam Laisouw, 2017).
f) Bisa dibawa/mobile.
13
a) Akurasi dan presisi kurang jika dibandingkan dengan mode rujukan (gold
standar).
tertentu.
d) Pra analitik sulit dikontrol jika dilakukan oleh orang yang tidak berkompeten
(Laisouw, 2017)
14
BAB III
KERANGKA KONSEP
A. Kerangka Konsep
Konsumsi
tablet Kadar Hemoglobin
tambah
darah
Pola makan
Sosial
ekonomi
Penyakit
Keterangan Gambar
= Diteliti
= Tidak Diteliti
anemia yang disebabkan oleh beberapa faktor yaitu usia, konsumsi tablet tambah
darah, pola makan, status gizi, sosial ekonomi, dan penyakit. Sedangkan pada
penelitian ini akan diambil data usia dan konsumsi tablet tambah darah untuk
15
Denpasar. Remaja yang sudah memasuki masa menstruasi dapat menyebabkan
penurunan kadar hemoglobin karena darah yang keluar setiap bulannya, oleh
sebab itu dilakukan pemeriksaan kadar hemoglobin melalui metode POCT hasil
1. Variabel Penelitian
Variabel dalam penelitian ini adalah hemoglobin pada remaja putri di SMP
Negeri 10 Denpasar
2. Definisi Operesional
Tabel 1
Definisi Operasional
Variabel Definisi Operasioal Cara Pengukuran Skala
Data
1 2 3 4
Remaja Remaja putri kelas VII dan VIII di Wawancara Nominal
putri SMP Negeri 10 Denpasar
16
tahun sekarang
Konsumsi Kepatuhan remaja putri dalam Wawancara Ordinal
Tablet mengkonsumsi tablet tambah darah
tambah dalam 1 bulan terakhir dengan katagori
darah Patuh : jika konsumsi 4 tablet dalam 1
bulan dan Tidak patuh : jika konsumsi
<4 tablet dalam 1 bulan
17
BAB IV
METODE PENELITIAN
A. Jenis Penelitian
lukisan secara sistematis, faktual dan akurat mengenai fakta-fakta, sifat-sifat serta
B. Alur Penelitian
Identifikasi Masalah
Penyusunan Proposal
Analisis Data
Gambar 2 Alur Penelitian
18
C. Tempat dan waktu penelitian
Denpasar Utara, Kota Denpasar pada bulan Februari sampai dengan bulan April
2022.
D. Populasi Penelitian
1. Populasi Penelitian
Populasi pada penelitian ini adalah seluruh remaja putri kelas VII dan kelas
2. Sampel
sampel yang dikehendaki merupakan bagian dari populasi target yang akan diteliti
Unit analisis pada penelitian ini adalah kadar Hemoglobin. Responden dalam
penelitian ini adalah remaja putri kelas VII dan VIII di SMP Negeri 10 Denpasar
Pada penelitian ini peneliti memiliki kriteria inklusi dan eksklusi. Kriteria inklusi
dimiliki oleh subjek penelitian tidak dapat mewakili sampel karena tidak
19
Adapun kriteria responden yang akan dijadikan sampel untuk penelitian ini
adalah :
1) Kriteria Inklusi
a) Siswa remaja putri kelas VII dan VIII di SMP Negeri 10 Denpasar
2) Kriteria Eksklusi
Sampel adalah sebagian dari jumlah dan karakteristik yang dimiliki oleh
populasi tersebut, Jika jumlah subjeknya besar mencapai 332 orang maka dapat
diambil antara 10-15% lebih tergantung sedikit banyak nya dari kemampuan
penelitian dilihat dari waktu, tenaga dan dana, sempit luasnya wilayah
dalam penelitian ini diambil sebesar 10% dari jumlah populasi yang berjumlah
332 remaja putri. Untuk menentukan besar sampel yang akan digunakan, maka
10
n= xN
100
n = besar sampel
20
Perhitungan:
10
n= x 332
100
n = 33,2 = 33 sampel
Jadi, besar sampel pada penelitian kali ini adalah sebesar 33 sampel.
c. Teknik Sampling
pemilihan sampel yang berdasarkan pada suatu karakteristik tertentu dalam suatu
mencapai tujuan penelitian pada remaja putri di kelas VII dan VIII di SMP Negeri
10 Denpasar.
a. Data Primer
Data primer dalam penelitian ini meliputi hasil pemeriksaan hemoglobin, dan
b. Data Sekunder
Data sekunder dalam penelitian ini meliputi hasil data jumlah siswa yang
21
2. Teknik Pengumpulan Data
a. Wawancara
manfaat penelitian serta untuk mendapatkan data karakteristik yaitu usia dan
responden.
3) Informed consent
4) Alat tulis
Adapun alat dan bahan yang digunakan dalam pemeriksaan pada penelitian ini
yaitu:
1) Alat
a) Lancet
b) Autoclick
22
c) Alat Easy Toch GCHb
d) APD
2) Bahan
a) Darah kapiler
c) Kapas kering
c. Prosedur Kerja
sebagai berikut:
1) Persiapan Penelitian
dipasang pada autoclick dan diatur kedalaman penusukkan, kemudian ujung jari
tengah atau jari manis responden dibersihkan dengan kapas alkohol 70% dan
dibiarkan hingga kering. Ujung jari tersebut ditusuk dengan lanset steril sedalam ±
3mm, dan darah dibiarkan keluar sendiri tanpa diperas. Tetesan darah pertama
dihapus dengan kapas kering, karena kemungkinan darah tercampur dengan sisa
pemeriksaan.
hemoglobin, dilakukan dengan cara strip diambil dari botol strip dan botol segera
23
ditutup, kemudian strip tersebut dimasukkan kedalam alat maka secara otomatis
alat akan menyala. Nomor kode pada layar dipastikan sama dengan nomor kode
yang tertera pada label botol strip, kemudian pada saat simbol tetesan darah
muncul pada layar alat, ujung strip disentuh dengan hati-hati pada sampel darah.
Sampel darah akan diserap menuju zona reaksi secara otomatis, dan jika volume
darah telah mencukupi, alat akan menghitung mundur setelah alat berbunyi
“beep”. Hasil pengukuran dibaca setelah menghitung mundur dan hasil akan
tersimpan pada memori. Strip bekas pakai tersebut dikeluarkan dari alat dan alat
1. Pengolahan data
tambah darah, serta hasil pengukuran kadar hemoglobin akan dicatat dan diolah
atau jawaban dari pertanyaan wawancara. Proses ini meliputi beberapa hal yaitu:
1) Kelengkapan data
2) Kejelasan jawaban
24
Coding merupakan proses pengubahan dari bentuk huruf menjadi bentuk
yaitu:
1) Usia
3) Kadar hemoglobin
Entry data adalah proses yang dilakukan dengan cara mengisi kolom dari
lembar kode atau kode sesaui dengan jawaban dari responden ke program
computer
Tabulating yaitu proses memasukkan data dari hasil penelitian kedalam tabel-
2. Analisis Data
Analisis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah analisis deskriptif
responden, meliputi usia, dan konsumsi tablet tambah darah dengan teori dan
25
faktor resiko yang ada terkait kadar hemoglobin. Adapun nilai rujukan pada
G. Etika Penelitian
Kode etik penelitian merupahan merupakan norma yang harus dipatuhi oleh
peneliti tidak akan berhasil tanpa bantuan dari orang lain oleh karena itu
informasi, kesediaan dan kejujurannya dan hal inilah yang disebut kode etik
penelitian (Kemenkes, 2017). Berikut ini tiga prinsip etika penelitian dibidang
harapkan
26
3) Para peneliti mampu melaksanakan penelitian dan sekaligus mampu menjaga
c. Keadilan (Justice)
27
BAB V
A. Hasil Penelitian
Denpasar memiliki fasilitas berupa ruang perpustakaan, ruang osis, ruang UKS,
ruang rapat, ruang komputer, aula, lapangan olahraga, dan memiliki 28 ruang
kelas yang terdiri dari kelas VII sejumlah 6 kelas, kelas VIII sejumlah 11 kelas,
dan kelas IX sejumlah 11 kelas dengan jumlah siswa keseluruhan sejumlah 1098.
VII dan VIII. Jumlah remaja putri keseluruhan sebesar 332 dan jumlah sampel
sehingga dapat digunakan untuk mencapai tujuan penelitian pada siswi remaja
putri kelas VII dan VIII di SMP Negeri 10 Denpasar, remaja putri yang sudah
pernah menstruasi dan remaja putri yang bersedia sebagai sampel dan
28
a. Karakteristik Responden Berdasarkan Usia
(51,5%).
Tabel 2
Karakteristik Responden Berdasarkan Usia
No. Kelompok Usia Jumlah Presentase (%)
1. Remaja usia 12-13 tahun 16 48,5
Total 33 100%
disajikan pada Tabel 3. Berdasarkan data pada tabel 3, menunjukkan bahwa dari
tablet tambah darah dan sebanyak 24 orang (72,8%) tidak patuh mengonsumsi
Tabel 3
Karakteristik responden berdasarkan konsumsi tablet tambah darah
No Kepatuhan Konsumsi TTD Jumlah Presentase (%)
1 Patuh 9 27,2
2 Tidak patuh 24 72,8
Total 33 100%
29
3. Hasil pemeriksaan kadar hemoglobin pada remaja putri di SMP Negeri
menjadi tiga yaitu rendah (<12 g/dl), normal (12-16 g/dl), tinggi (>16 g/dl).
yang normal.
Tabel 4
Karakteristik responden berdasarkan Kadar Hemoglobin
No Kadar Hemoglobin Jumlah Presentase%
1 Rendah 3 9,1%
2 Normal 30 90,9%
Total 33
Berdasarkan Tabel 5, dapat dilihat bahwa dari 33 remaja putri yang menjadi
sampel, terdapat 2 remaja putri (6,1%) yang memiliki kadar hemoglobin rendah
dengan usia 12-13 tahun, terdapat 1 remaja putri (3,0%) yang memiliki kadar
remaja putri (42,42%) yang memiliki hemoglobin normal dengan rentang usia
30
Tabel 5
Kadar Hemoglobin pada Remaja Putri berdasarkan Usia
Kadar hemoglobin Total
Usia Rendah Normal
f % f % f %
12-13 tahun 2 6,1% 14 42,42% 16 48,5%
14-15 tahun 1 3,0% 16 48,48% 17 51,5%
Total 3 9,1% 30 90,9% 33 100%
darah
sampel, terdapat 1 remaja putri (3,0%) yang memiliki kadar hemoglobin rendah
dan patuh mengkonsumsi tablet tambah darah, terdapat 2 remaja putri (6,1%)
yang memiliki kadar hemoglobin rendah dan tidak patuh mengonsumsi tablet
tambah darah. Kemudian terdapat 4 remaja putri (12,1%) yang memiliki kadar
(78,8%) yang memiliki kadar hemoglobin normal dan tidak patuh mengonsumsi
Tabel 6
Kadar Hemoglobin pada Remaja Putri berdasarkan konsumsi
Tablet Tambah darah
Kadar hemoglobin Total
Konsumsi tablet Rendah Normal
tambah darah f % f % f %
Patuh 1 3,0% 4 12,1% 5 15,2%
Tidak Patuh 2 6,1% 26 78,8% 28 84,8%
Total 3 9,1% 30 40,9% 33 100%
31
B. Pembahasan
Metode yang digunakan pada penelitian ini adalah metode POCT, metode
jumlah yang sedikit, cepat, mudah, dan efektif untuk dilakukan. Alat yang
Masa remaja adalah masa yang rentan terhadap masalah kesehatan yang berkaitan
penyakit degeneratif, di kemudian hari. Selain itu remaja adalah kelompok yang
rawan menderita anemia. Hal ini disebabkan oleh beberapa hal terkait gaya hidup
remaja yaitu pola makan remaja yang mulai memiliki kendali dalam memilih
mempengaruhi terkait kebiasaan makan pada masa selanjutnya. Masa remaja juga
menunjukkan pola makan yang kurang sehat seperti melakukan diet penurunan
berat badan dengan melewatkan waktu makan dan suka mengonsumsi makanan
tablet tambah darah <4 tablet dalam 1 bulan dikatagorikan tidak patuh.
tablet tambah darah dan terdapat 24 remaja putri (72,8%) yang tidak patuh
mengkonsumsi tablet tambah darah. Hal ini sejalan dengan hasil penelitian
Budiarni dan Subagio (2012), sebesar 48,2% subjek tidak mengonsumsi tablet
32
tambah darah karena rasa yang tidak enak dan bau amis. Selain itu, faktor atau
alasan yang menyebabkan remaja putri tidak patuh alam mengonsumsi tablet
tambah darah karena setelah meminum tablet tambah darah responden merasakan
gejala yang tidak nyaman seperti sakit kepala, mual, dan muntah.
faktor yang diperlukan untuk membentuk niat para remaja putri dalam
dukungan yang diberikan oleh keluarga maka akan terbentuk suatu keyakinan
normatif dan remaja putri akan cenderung membentuk presepsi positif terhadap
konsumsi tablet tambah darah, untuk membentuk suatu niat yang kuat untuk
mengonsumsi tablet tambah darah agar terhindar dari resiko anemia. Berdasarkan
tambah darah, disebabkan karena adanya program pemberian tablet tambah darah
Pada sebagian orang, setelah mengonsumsi tablet zat besi (Fe) akan
Kesehatan, 2015). Selain gejala tersebut, feses akan berwarna gelap setelah
mengkonsumsi tablet zat besi (Fe), hal ini bukan merupakan sesuatu yang
berbahaya melainkan menandakan bahwa zat besi diserap dengan baik oleh tubuh.
33
Tablet tambah darah akan efektif sebagai salah satu perbaikan gizi, apabila
diminum sesuai aturan pakai. Adapun salah satu aturan pemakaian tablet tambah
darah, minum satu tablet tambah darah seminggu sekali atau sesuai kebutuhan dan
dianjurkan minum satu tablet selama haid. Manfaat tablet tambah darah sebagai
berikut: Pengganti zat besi yang hilang bersama darah pada wanita haid, wanita
mengalami hamil, menyusui, sehingga kebutuhan zat besinya sangat tinggi yang
kerja dan kualitas sumber daya manusia serta generasi penerus, meningkatkan
yang di teliti sebanyak 3 orang (9,1%) yang memiliki kadar hemoglobin yang
rendah (<12 g/dl), dan sebanyak 30 orang (90,9%) yang memiliki kadar
diperoleh kadar hemoglobin terendah 9,0 g/dL dan kadar hemoglobin tertinggi
15,8 g/dL. Menurut Akib (2017). Remaja putri beresiko mengalami anemia,
disebabkan oleh asupan gizi yang rendah dipicu oleh kebiasaan makan remaja
yang tidak sehat. Faktor yang dapat menyebabkan anemia yaitu asupan gizi yang
buruk atau tidak sesuai dengan kebutuhan yang diperlukan oleh tubuh dapat
mengakibatkan seseorang lebih mudah terkena anemia. Karena dari nutrisi yang
dikonsumsi dapat menambah asupan gizi yang kurang pada tubuh. Sedangkan
pada hasil hemoglobin normal disebabkan oleh asupan gizi yag tercukupi dan juga
pola tidur yang baik selain itu rutin nya diberikan tablet tambah darah oleh pihak
34
Berdasarkan hasil penelitian berdasarkan usia didapatkan sebagian besar
remaja putri dengan rentang usia 18-21 tahun memiliki hemoglobin normal
di pagi hari, istirahat cukup, dan terpenuhi asupan zat besi, zat besi bisa
zat besi didalam tubuh kurang biasanya jajanan disekolah seadanya tanpa
terlalu berat sehingga menyebabkan keadaan fisik akan semakin mudah lelah, dan
tidak bertenaga. Khususnya untuk remaja putri saat menstruasi akan mengalami
kehilangan zat besi sehingga kalau tidak diimbangi dengan makanan akan merasa
penelitian ini sejalan dengan Reni dan Robiul Tahun 2016 yang berjudul
dari 30 responden dengan kadar Hb >12 gr/dl (tidak anemia) sebanyak 27 orang
karakteristik usia pada remaja putri, dapat dilihat bahwa terdapat 2 remaja putri
(6,1%) yang memiliki kadar hemoglobin rendah dengan rentang usia 12-13 tahun.
Dari data Kemenkes, (2013), terdapat 6,4% penderita anemia yang berusia 5-14
35
tahun dan 18,4% berusia 15-24 tahun (Kemenkes, 2013). Sedangkan pada
penelitian lain menunjukan bahwa remaja pada usia 13-19 tahun di Jawa Barat
prevalensi anemia mencapai 42,4% yang diperoleh dari beberapa faktor yaitu
kekurangan asupan energi, protein, zat besi, vitaim C, dan kebiasaan minum teh
dan kopi serta karena pola mestruasi (Megawati, 2016). Dalam penelitian ini,
perbedaannya tidak signifikan, dimana mahasiswa yang berusia lebih tua memiliki
kadar Hb yang lebih tinggi dibanding mahasiswa yang berusia lebih muda.
Temuan yang sama juga dilaporkan oleh Li et al. (2018) dalam penelitiannya,
Penelitian juga mencatat bahwa individu yang berada pada kelompok umur lebih
muda memiliki kemungkinan yang sama dan bahkan lebih besar untuk memiliki
kadar Hb yang rendah atau berada dalam kisaran angka yang dapat memengaruhi
perkembangan kognitifnya.
tidak patuh dalam mengonsumsi tablet tambah darah dengan kadar hemoglobin
suatu cara atau berperilaku sesuai dengan apa yang disarankan. Perubahan sikap
atau prilaku individu dengan proses patuh. Ketidak patuhan konsumsi tablet
tambah darah Pada penelitian ini konsumsi tablet tambah darah yang kurang
darah untuk perempuan dan juga kurangnya kontrol dari sekolah yang
bersangkutan. Pemberian tablet tambah darah merupakan salah satu upaya penting
36
dalam mencegah atau menanggulangi anemia, khususnya anemia defisiensi besi.
Banyak nya remaja putri yang tidak patuh dalam mengonsumsi tablet tambah
darah disebabkan oleh beberapa faktor lainnya seperti malas, efek samping yang
perubahan warna tinja menjadi hitam, tablet tambah darah memiliki rasa tidak
konsumsi tablet tambah darah pada remaja putri, dapat dilihat bahwa terdapat 1
remaja putri (3,0%) yang memiliki kadar hemoglobin rendah dan patuh
mengonsumsi tablet tambah darah, serta terdapat 4 remaja putri (12,1) yang
memiliki kadar hemoglobin normal dan patuh mengonsumsi tablet tambah darah.
Hasil penelitian ini sejalan dengan penelitian Haryati., dkk (2020), dimana
37
BAB VI
A. Simpulan
usia 12-13 tahun sebanyak 16 orang (48,5%) dan usia 14-15 tahun sebanyak
yang patuh sebanyak 9 orang (27,2%) dan tidak patuh sebanyak 24 orang
(72,8%).
yang di teliti sebanyak 3 orang (9,1%) yang memiliki kadar hemoglobin yang
yang normal.
didapatkan pada kelompok usia 12-13 tahun sebanyak 2 remaja putri (6,1%)
38
B. Saran
1. Bagi para remaja putri yang memiliki kadar hemoglobin rendah diharapkan
2. Hasil dari penelitian ini diharapkan bisa menjadi salah satu referensi bagi
serupa dengan menambahkan variabel berupa gaya hidup, pola makan, dan
39
DAFTAR PUSTAKA
40
Giri Wiarto. (2013) “Fisiologi dan Olahraga. Yogyakarta: Graha Ilmu.”
gizi besi pada remaja putri kota Bengkulu”. Jurnal kesehatan andalas.
Available at:
http://jurnal.fkm.unand.ac.id/index.php/jkma/article/download/157/167
Gunadi, I. R., V., Mewo, Y., M., dan Tiho, M. (2016) “Gambaran kadar
hemoglobin pada pekerja bangunan.: Available at:
https://media.neliti.com/media/publications/66875-ID-gambaran-
kadarhttps://media.neliti.com/media/publications/66875-ID-gambaran-kadar-
hemoglobin-pada-pekerja-b.pdfhemoglobin-pada-pekerja-b.pdf.
Haryanti, E., Kamesworo, K.-, dan Maksuk, M.-. (2021). “Pengaruh Pemberian
Tablet Besi Dalam Meningkatkan Kadar Hemoglobin Remaja Umur Putri Di
Sekolah Menengah Atas Lahat.” Available at: JPP (Jurnal Kesehatan
Poltekkes Palembang), 15(2), pp:136–139. Available at:
https://doi.org/10.36086/jpp.v15i2.537
Herta, M,. Yuli, L,. Yuliana, P, D. (2015). Pola konsumsi (faktor inhibitor dan
enhancer fe) terhadap status anemia remaja putri”. Jurnal kesehatan
masyarakat. Jurusan Gizi Poltekkes Kemenkes Mataram, Nusa Tenggara
Barat.
Irianti, S., “Perbedaan Kadar Hemoglobin Siswi Sma Pedesaan Dan Perkotaan Di
Kabupaten Klaten” Available at: http://eprints.ums.ac.id/2786/
Kusmiran, E. (2011). “Kesehatan Reproduksi Remaja Dan Wanita”. Jakarta.
Salemba Medika
Masrizal. (2007). “Anemia Defisiensi Besi”. Jurnal Kesehatan Masyarakat,
Available at:
http://jurnal.fkm.unand.ac.id/index.php/jkma/article/view/23/22
Maylina, L.A. (2016). “Hubungan Antara Konsumsi Pangan Sumber Protein, Zat
Besi, Dan Vitamin C Dengan Kejadian Anemia Siswa Sekolah Dasar”.
Skripsi. Universitas Jember.
41
Nugraha Y. dkk. (2017) “Perancangan Infografis Tentang Dampak Kebiasaan
Begadang Terhadap Pola Tidur Sehat Bagi Remaja”. Jurnal Sketsa, Vol. 4
No.2 September 2017: 2355-6595, E-ISSN: 2549- 3027. Available
at: http://ejournal.bsi.ac.id/ejurnal/index.php/sketsa
Nugraha,.dan Arviana, N.,A. (2016) “Faktor Yang Mempengaruhi dan Dampak
Kurang Tidur Pada Mahasiswa Jurusan Arsitektur Universitas Katolik
Soegijapranata Semarang”. Available at:
http://repository.unika.ac.id/13133/2/12.40.0014%20Angelica%20Nerissa
%20Arviana%20Nugraha%20BAB%20I.pdf
Nugraha. (2017) “Panduan Pemeriksaan Hematologi Dasar”. Edisi 2. Jakarta:
CV Trans Info Media.
Rosita, S.D. (2017). “Analisis pengaruh kadar hemoglobin pada remaja putri
dengan kejadian disminorea. STIKES Mitra Husada
Karanganyar”.1.pp.116-124
42
Sastroasmoro, S. (2011) “Dasar-Dasar Metode Penelitian Klinis”. Jakarta : cv
Sagung Seto
Suryani, D., Hafiani, R., Junita, R., (2015) “Analisis pola makan dan anemia
43
LAMPIRAN
Lampiran 1
Etika Penelitian
44
Lampiran 2
Surat Izin Penanaman Modal Kabupaten Denpasar
45
Lampiran 3
Lembar Permohonan Responden
Kepada:
Yth. Calon Responden
Di SMP Negeri 10 Denpasar
Kota Denpasar
Dengan hormat,
Saya mahasiswa D-III Teknologi Laboratorium Medis Politeknik Kesehatan Kemenkes
Denpasar Semester VI bermaksud akan melakukan penelitian tentang GAMBARAN
KADAR HEMOGLOBIN PADA REMAJA PUTRI DI SMP NEGERI 10
DENPASAR
Sebagai persyaratan untuk menyelesaikan program studi D-III Teknologi
Laboratorium Medis.
Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui gambaran dari kadar hemoglobin
pada remaja putri di SMP Negeri 10 Denpasar. Untuk tujuan tersebut peneliti memohon
kesediaan Saudara/i untuk menjadi responden yang merupakan sumber informasi bagi
peneliti.
Demikian permohonan ini saya sampaikan dan atas partisipasinya, saya
mengucapkan terima kasih.
Denpasar,
…………………... Peneliti,
Lampiran 4
46
Lembar Persetujuan Responden
No. Responden :
INFORMED CONSENT
Denpasar,…………………
Yang membuat pernyataan
(………………………….)
Lampiran 5
47
Form Wawancara Responden
Nomor responden :
Nama Responden :
Tanggal Lahir :
48
Lampiran 6
Tabel Data
Rekapitulasi Hasil Penelian
Kadar Hemoglobin
No Kode Jenis Usi Minuman
Kategori
responden kelamin a Tablet besi
Rendah Normal Tinggi
(TTD)
(< 12 ( 12-16 ( > 16
g/dl) g/dl) g/dl)
1 01 P 14 Tidak patuh 13.0
2 02 P 14 Tidak patuh 13.1
3 03 P 14 Patuh 12.9
4 04 P 14 Tidak patuh 15.0
5 05 P 14 Patuh 15.2
6 06 P 14 Tidak patuh 12.2
7 07 P 13 Tidak patuh 14.2
8 08 P 15 Patuh 15.6
9 09 P 13 Patuh 11.4
10 10 P 14 Tidak patuh 13.6
11 11 P 14 Tidak patuh 14.2
12 12 P 13 Tidak patuh 15.8
13 13 P 13 Tidak patuh 15.6
14 14 P 13 Tidak patuh 9.0
15 15 P 13 Tidak patuh 14.2
16 16 P 13 Tidak patuh 13.3
17 17 P 14 Tidak patuh 14.7
18 18 P 14 Tidak patuh 13.3
19 19 P 14 Tidak patuh 13.5
20 20 P 13 Tidak patuh 13.4
21 21 P 13 Patuh 14.1
22 22 P 14 Tidak patuh 13.3
23 23 P 12 Tidak patuh 13.2
49
24 24 P 13 Tidak patuh 13.0
25 25 P 13 Tidak patuh 14.2
26 26 P 13 Tidak patuh 15.6
27 27 P 13 Patuh 13.2
28 28 P 12 Patuh 13.8
29 29 P 14 Tidak patuh 11.6
30 30 P 13 Tidak patuh 14.0
31 31 P 14 Tidak patuh 14.8
32 32 P 14 Tidak patuh 14.3
33 33 P 14 Tidak patuh 14.4
50
Lampiran 7 Dokumentasi Penelitian
Dokumentasi Penelitian
51
52
SURAT PERNYATAAN PERSETUJUAN PUBLIKASI REPOSITORY
53