Anda di halaman 1dari 72

GAMBARAN KADAR HEMOGLOBIN PADA REMAJA PUTRI

DI SMP NEGERI 10 DENPASAR

Oleh:
KOMANG WIDYA MAHARANI HASTARI
NIM. P07134019112

KEMENTERIAN KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA


POLTEKKES KEMENKES DENPASAR
JURUSAN TEKNOLOGI LABORATORIUM MEDIS
PROGRAM STUDI DIPLOMA III
DENPASAR
2022
ii
iii
iv
LEMBAR PERSEMBAHAN

Puji syukur saya panjatkan kehadapan Ida Sang Hyang


Widhi Wasa karena anugerah-Nya Karya Tulis Ilmiah ini
dapat terselesaikan dengan baik dan tepat pada
waktunya. Saya mengucapkan terima kasih kepada orang
tersayang dan terkasih, terutama kepada kedua orang tua
saya yang senantiasa memberikan do’a, dukungan, dan
motivasi baik secara mental maupun material hingga saya
berada sampai di titik ini.
Terima kasih kepada bapak dan ibu dosen Jurusan
Teknologi Laboratorium Medis Poltekkes Kemenkes
Denpasar, serta bapak dan ibu dosen pembimbing yang
telah memberikan ilmu pengetahuan, bimbingan, dan
pengalaman yang sangat berarti selama masa perkuliahan.
Tidak lupa saya ucapkan terima kasih kepada sahabat dan
teman-teman Jurusan Teknologi Laboratorium Medis
Poltekkes Kemenkes Denpasar yang telah memberikan do’a,
bantuan, dan semangat selama mengikuti pendidikan.

v
RIWAYAT PENULIS

Penulis bernama Komang Widya Maharani

Hastari, lahir di Tabanan pada tanggal 4

Oktober 2001. Penulis merupakan anak ketiga

dari pasangan orang tua Gede Yasha (Ayah)

dan Made Widari Kurniati (Ibu). Penulis

memulai Pendidikan pada tahun 2006 di TK Star Kids. Penulis kemudian

melanjutkan Pendidikan pada tahun 2007 di SD Saraswati Tabanan. Pada

tahun 2013, penulis menempuh Pendidikan Sekolah Menengah Pertama di

SMP Negeri 1 Tabanan. Selanjutnya tahun 2016 penulis menempuh

Pendidikan Sekolah Menengah Atas di SMK Kesehatan Bali Medika

Denpasar. Pada tahun 2019, penulis diterima dan melanjutkan Pendidikan

di Politeknik Kesehatan Denpasar

vi
SURAT PERNYATAAN BEBAS PLAGIAT

Saya yang bertanda tangan dibawah ini:


Nama : Komang Widya Maharani Hastari
NIM : P07134019112
Program Studi : DIII
Jurusan : Teknologi Laboratorium Medis
Tahun Akademik : 2021/2022
Alamat Rumah : Jalan Pulau WE No 9 By Pass Ir.Soekarno Tabanan

Dengan ini menyatakan bahwa:


1. Karya tulis ilmiah dengan Judul Gambaran Kadar Hemoglobin Pada Remaja
Putri Di SMP Negeri 10 Denpasar adalah benar karya sendiri atau bukan
plagiat hasil karya orang lain.
2. Apabila dikemudian hari terbukti bahwa Tugas Akhir ini bukan karya saya
sendiri atau plagiat hasil karya orang lain, maka saya sendiri bersedia
menerima sanksi sesuai Peraturan Mendiknas RI No.17 tahun 2010 dan
ketentuan perundang-undangan yang berlaku.

Demikan Surat pernyataan ini saya buat untuk dipergunakan sebagaimana


mestinya.

Denpasar, Juni 2022


Yang membuat pernyataan

Komang Widya Maharani Hastari


NIM. P07134019112

vii
OVERVIEW OF HEMOGLOBIN LEVELS ON TEENAGE GIRLS AT SMP
NEGERI 10 DENPASAR
ABSTRACT

Anemia is the most common nutritional problem worldwide mainly caused by iron
deficiency. This caused by measure of teenage girls experience the menstruation
every month. The purpose of this study was to measuring hemoglobin levels in
teenage girls at SMP Negeri 10 Denpasar. The type of research used is
descriptive research that using Purposive Sampling Technique. the sample used
was 33 teenage girls that obtained from interviews adn the result of measuring
hemoglobin levels using POCT method. based on research characteristic, in the
age group, the numbers of teenage girls aged 12-13 was 16 person (48,5) and
aged 14-15 was 17 respondent (51,5). Also in the group consuming blood added
tablets who were obedient as many as 9 person (27,2) and in the group who were
not obedient aa many as 24 person (72,8). Based on the results of the
measurement of hemoglobin levels, the results of the low category were 3
respondents (9.1%) and the normal category was 30 respondents (90.9%).
Hemoglobin levels based on the characteristics of the study were found in the age
group of 12-13 years as many as 2 young women (6.1%) who had low hemoglobin
levels and in the group consuming Fe tablets there were 26 (78.8%) who had
normal hemoglobin levels and were not compliant. taking blood-boosting tablets.
Keywords: hemoglobin, adolescent girls, anemia

viii
GAMBARAN KADAR HEMOGLOBIN PADA REMAJA PUTRI DI SMP
NEGERI 10 DENPASAR
ABSTRAK

Anemia merupakan masalah gizi yang paling umum di seluruh dunia, terutama
disebabkan oleh defisiensi besi. Tujuan dari penelitian ini untuk mengetahui
gambaran kadar hemoglobin pada remaja putri di SMP Negeri 10 Denpasar pada
remaja putri di SMP Negeri 10 Denpasar. Jenis penelitian yang digunakan adalah
penelitian deskriptif dengan menggunakan teknik Purposive Sampling. Sampel
yang digunakan adalah 33 remaja putri yang diperoleh dari wawancara dan hasil
pengukuran kadar hemoglobin metode POCT. Berdasarkan karakteristik
penelitian, pada kelompok usia didapatkan remaja usia 12-13 tahun sebanyak 16
orang (48,5) dan usia 14-15 tahun sebanyak 17 responden (51,5%) Serta pada
kelompok konsumsi tablet tambah darah yang patuh sebanyak 9 orang (27,2%)
dan tidak patuh sebanyak 24 orang (72,8%). Berdasarkan hasil pengukuran kadar
hemoglobin didapatkan hasil kategori rendah sebanyak 3 responden (9,1%) dan
kategori normal 30 responden (90,9%). Kadar hemoglobin berdasarkan
karakteristik penelitian didapatkan pada kelompok usia 12-13 tahun sebanyak 2
remaja putri (6,1%) yang memiliki kadar hemoglobin rendah dan pada kelompok
konsumsi tablet Fe terdapat 26 (78,8%) yang memiliki kadar hemoglobin normal
dan tidak patuh mengonsumsi tablet tambah darah.
Kata kunci : hemoglobin, remaja putri, anemia

ix
RINGKASAN PENELITIAN

GAMBARAN KADAR HEMOGLOBIN PADA REMAJA PUTRI DI SMP


NEGERI 10 DENPASAR
Oleh : Komang Widya Maharani Hastari (NIM : P07134019112)

Anemia merupakan masalah gizi yang paling umum di seluruh dunia,


terutama disebabkan oleh defisiensi besi. Anemia sangat tinggi (berkisar antara
80-90%) pada anak-anak prasekolah, remaja, ibu hamil dan menyusui. Anemia
gizi besi dapat menyebabkan cepat lelah, konsentrasi belajar menurun sehingga
prestasi belajar menjadi rendah dan dapat menurunkan produktivitas belajar
disekolah. Anemia gizi besi adalah keadaan dimana terjadi penurunan jumlah
eritrosit yang ditunjukkan oleh penurunan kadar hemoglobin (Permata, Dardjito,
dan Anandari, 2016). Berdasarkan penelitian dari Handayani, Sugiarsih (2022)
bahwa kejadian anemia pada remaja putri di SMP Budi Mulia Kabupaten
Karawang tahun 2018 yaitu sebesar 38,8%.
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui gambaran kadar hemoglobin
sebagai derajat anemia pada remaja putri. Tempat penelitian ini dilakukan di SMP
Negeri 10 Denpasar, Unit analisis pada penelitian ini adalah kadar Hemoglobin.
Responden dalam penelitian ini adalah remaja putri kelas VII dan VIII di SMP.
Teknik pengambilan sampel pada penelitian dilakukan dengan menggunakan
Simple Random Sampling. Simple Random Sampling yaitu pengambilan sampel
secara acak. Pengumpulan data mengenai kadar hemoglobin dan karakteristik
responden remaja putri dilakukan melalui wawancara langsung terhadap
responden, kemudian pengukuran kadar hemoglobin dilakukan dengan metode
POCT dengan menggunakan alat Easy Touch GCHB. Hasil yang diperoleh
disajikan dalam betuk tabel dan diberi narasi. Hasil penelitian menunjukkan,
sebaran remaja putri dengan karakteristik usia termuda adalah 12 tahun dan usia
tertua 15 tahun.
Berdasarkan karakteristik penelitian, pada kelompok usia didapatkan remaja
usia 12-13 tahun sebanyak 16 orang (48,5) dan usia 14-15 tahun sebanyak 17
responden (51,5%) Serta pada kelompok konsumsi tablet tambah darah yang

x
patuh sebanyak 9 orang (27,2%) dan tidak patuh sebanyak 24 orang (72,8%).
Berdasarkan hasil pemeriksaan kadar hemoglobin, menunjukkan bahwa dari 33
responden yang di teliti sebanyak 3 orang (9,1%) yang memiliki kadar
hemoglobin yang rendah, dan sebanyak 30 orang (90,9%) yang memiliki kadar
hemoglobin yang normal. Hasil pemeriksan kadar hemoglobin pada remaja putri
di SMP Negeri 10 Denpasar berdasarkan karakteristik penelitian didapatkan pada
kelompok usia 12-13 tahun sebanyak 2 remaja putri (6,1%) yang memiliki kadar
hemoglobin rendah dan pada kelompok konsumsi tablet Fe terdapat 26 (78,8%)
yang memiliki kadar hemoglobin normal dan tidak patuh mengonsumsi tablet
tambah darah.

Daftar bacaan : 38 (2011-2022)

xi
KATA PENGANTAR

Puji syukur penulis panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa, karena

atas izin-Nya dan berkatNya penulis dapat menyelesaikan Karya Tulis Ilmiah

dengan judul Gambaran Kadar Hemoglobin Pada Remaja Putri Di SMP Negeri 10

Denpasar dengan baik dan tepat pada waktunya. Karya Tulis Ilmiah ini disusun

untuk memenuhi salah satu syarat dalam menyelesaikan Pendidikan Diploma III

di Jurusan Teknologi Laboratorium Medik Politeknik Kesehatan Denpasar.

Dalam penyusunan Karya Tulis Ilmiah ini, penulis menemukan banyak

kesulitan namun akhirnya dapat terlewati berkat bantuan, dukungan, dan

bimbingan dari berbagai pihak. Untuk itu dalam kesempatan ini penulis

mengucapkan terima kasih kepada:

1.Bapak Dr. Anak Agung Ngurah Kusumajaya, SP.,M.PH. , selaku Direktur

Politeknik Kesehatan Denpasar yang telah memberikan kesempatan kepada

penulis dalam penyusunan Karya Tulis Ilmiah ini.

2.Ibu Cokorda Dewi Widhya Hana Sundari, S.KM.,M.Si. , selaku Ketua Jurusan

Teknologi Laboratorium Medis Politeknik Kesehatan Denpasar yang telah

memberikan kesempatan kepada penulis dalam penyusunan Karya Tulis Ilmiah

ini. Serta selaku dosen Pembimbing Pendamping yang senantiasa memberikan

bimbingan dan masukan sehingga Karya Tulis Ilmiah ini dapat terselesaikan.

3.Ibu I Gusti Ayu Sri Dhyanaputri, S.KM., M.PH. , selaku Kepala Prodi D-III

Jurusan Teknologi Laboratorium Medis yang telah memberikan bimbingan

selama menempuh pendidikan di Jurusan Teknologi Laboratorium Medis

hingga pada tahap penelitian sebagai tugas akhir dalam menempuh pendidikan

di Politeknik Kesehatan Denpasar.

xii
4.Ibu Ni Nyoman Astika Dewi, S.Gz., M.Biomed. , selaku dosen Pembimbing

Utama yang telah bersedia meluangkan waktu, tenaga dan pikirannya untuk

memberikan bimbingan dan pengarahan kepada penulis dalam penyusunan

Karya Tulis Ilmiah ini.

5.Bapak dan Ibu Dosen serta staf Jurusan Teknologi Laboratorium Medis

Politeknik Kesehatan Denpasar, yang telah banyak memberikan ilmu yang

bermanfaat dan bimbingan selama mengikuti pendidikan.

6.Orang Tua dan Keluarga yang senantiasa memberi dukungan serta motivasi

berupa moral selama menyelesaikan Proposal Tugas Akhir ini.

7.Teman-teman mahasiswa/i Jurusan Teknologi Laboratorium Medik Politeknik

Kesehatan Denpasar dan semua pihak yang tidak bisa penulis sebutkan satu

persatu yang telah membantudan memberikan motivasi dalam menyelesaikan

Karya Tulis Ilmiah ini.

Dalam penulisan Karya Tulis Ilmiah ini, penulis menyadari bahwa Karya

Tulis Ilmiah ini jauh dari kata sempurna mengingat keterbatasan ilmu, waktu,

kemampuan menulis serta pengalaman yang di miliki penulis. Akhirnya, besar

harapan penulis agar Karya Tulis Ilmiah ini dapat bermanfaat bagi pembaca.

Denpasar, Juni 2022

Penulis

DAFTAR ISI

xiii
Halaman

HALAMAN SAMPUL.............................................................................................i

HALAMAN JUDUL...............................................................................................ii

LEMBAR PERSETUJUAN...................................................................................iii

LEMBAR PENGESAHAN....................................................................................iv

LEMBAR PERSEMBAHAN..................................................................................v

RIWAYAT PENULIS............................................................................................vi

SURAT PERNYATAAN BEBAS PLAGIAT......................................................vii

ABSTRACT...........................................................................................................viii

ABSTRAK..............................................................................................................ix

RINGKASAN PENELITIAN..................................................................................x

KATA PENGANTAR...........................................................................................xii

DAFTAR ISI.........................................................................................................xiv

DAFTAR TABEL.................................................................................................xvi

DAFTAR GAMBAR...........................................................................................xvii
DAFTAR LAMPIRAN……………………………………………………..... iii
DAFTAR RINGKASAN......................................................................................xix

BAB I PENDAHULUAN........................................................................................1

A. Latar Belakang................................................................................................1

B. Rumusan Masalah...........................................................................................3

C. Tujuan Penelitian............................................................................................4

D. Manfaat Penelitian..........................................................................................4

xiv
BAB II TINJAUAN PUSTAKA.............................................................................5

A. Remaja Putri...................................................................................................5

B. Anemia............................................................................................................6

C. Darah...............................................................................................................7

D. Hemoglobin....................................................................................................8

BAB III KERANGKA KONSEP..........................................................................15

A. Kerangka Konsep..........................................................................................15

B. Variabel Penelitian dan Definisi Operasional...............................................16

BAB IV METODE PENELITIAN........................................................................18

A. Jenis Penelitian.............................................................................................18

B. Alur Penelitian..............................................................................................18

C. Tempat dan waktu penelitian........................................................................19

D. Populasi Penelitian........................................................................................19

E. Jenis Teknik dan Instrumen Penalitian.........................................................21

F. Pengolahan dan Analisis Data......................................................................24

G. Etika Penelitian.............................................................................................26

BAB V HASIL DAN PEMBAHASAN................................................................28

A. Hasil Penelitian.............................................................................................28

B. Pembahasan..................................................................................................32

BAB VI SIMPULAN DAN SARAN....................................................................38

DAFTAR PUSTAKA............................................................................................40

LAMPIRAN……………………………………………………………………...

xv
DAFTAR TABEL

Tabel 1 Definisi Operasional.................................................................................16

Tabel 2 Karakteristik Responden Berdasarkan Usia.............................................29

Tabel 3 Karakteristik responden berdasarkan konsumsi tablet tambah darah.......29

Tabel 4 Karakteristik responden berdasarkan Kadar Hemoglobin........................30

Tabel 5 Kadar Hemoglobin Pada Remaja Putri Berdasarkan Usia........................31

Tabel 6 Kadar Hemoglobin Pada Remaja Putri Berdasarkan Konsumsi Tablet

Tambah Darah........................................................................................................31

xvi
DAFTAR GAMBAR

Gambar 1 Kerangka Konsep..................................................................................15

Gambar 2 Alur Penelitian......................................................................................18

xvii
DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran 1 Etika Penelitian...................................................................................44

Lampiran 2 Surat Izin Penanaman Modal Kabupaten Denpasar...........................45

Lampiran 3 Lembar Permohonan Responden........................................................46

Lampiran 4 Lembar Persetujuan Responden.........................................................47

Lampiran 5 Form Wawancara Responden.............................................................48

Lampiran 6 Tabel Data Rekapitulasi Hasil Penelitian...........................................49

Lampiran 7 Dokumentasi Penelitian......................................................................51

Lampiran 8 Surat Pernyataan Persetujuan Publikasi Repository ..........................51

xviii
DAFTAR RINGKASAN

Hb : Hemoglobin

POCT : Point of Care Testing

TTD : Tablet Tambah Darah

Fe : Besi

WHO : World Health Organization

Kemenkes RI : Kementerian Kesehatan Republik Indonesia

Riskesdas : Riset Kesehatan Dasar

APD : Alat Pelindung Diri

GCHb : Glucose, Cholesterol, Hemoglobin

xix
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Anemia merupakan masalah gizi yang paling umum di seluruh dunia,

terutama disebabkan oleh defisiensi besi. Anemia sangat tinggi (berkisar antara

80-90%) pada anak-anak prasekolah, remaja, ibu hamil dan menyusui. Anemia

menyebabkan darah tidak cukup mengikat dan mengangkut oksigen dari paru-

paru ke seluruh tubuh. Bila oksigen yang diperlukan tidak cukup, maka akan

menyebabkan sulitnya berkonsentrasi, sehingga berdampak pada menurun nya

prestasi pada siswa, daya tahan fisik rendah sehingga mudah lelah, aktivitas fisik

menurun, mudah sakit karena daya tahan tubuh rendah (Suryani, Hafiani, dan

Junita, 2015).

Menurut World Health Organization (WHO), yang disebut remaja adalah

mereka yang berada pada usia 12-24 Tahun. Anemia gizi pada remaja putri

menjadi salah satu penyebab tingginya kematian pada saat melahirkan dan

tingginya insiden bayi dengan berat badan yang rendah. Hal penting dalam

mengontrol anemia pada ibu hamil adalah dengan memastikan remaja mampu

memenuhi kebutuhan zat makanan yang dibutuhkan oleh tubuhnya untuk proses

sintesis pembentukan hemoglobin (Suryani, Hafiani, dan Junita, 2015).

Anemia gizi besi dapat menyebabkan cepat lelah, konsentrasi belajar

menurun sehingga prestasi belajar menjadi rendah dan dapat menurunkan

produktivitas belajar disekolah. Anemia gizi besi adalah keadaan dimana terjadi

penurunan jumlah eritrosit yang ditunjukkan oleh penurunan kadar hemoglobin

(Permata, Dardjito, dan Anandari, 2016).

1
Hemoglobin merupakan suatu protein tetramerik eritrosit yang mengikat

molekul bukan protein, yaitu senyawa porfirin besi yang disebut heme.

Hemoglobin mempunyai dua fungsi pengangkutan yang penting dalam tubuh

manusia, yakni pengangkutan oksigen ke jaringan dan pengangkutan

karbondioksida dan proton dari jaringan perifer ke organ respirasi. Nilai batas

normal kadar Hb menurut World Health Organization 2001 yaitu untuk umur 5-11

tahun ≤ 11,5 g/dL, umur 12-14 tahun ≤ 12,0 g/dL sedangkan diatas 15 tahun untuk

perempuan > 12,0 g/dL dan laki-laki > 13,0 g/dL (Gunadi, Mewo, dan Tiho,

2016).

Masa remaja merupakan masa pertumbuhan dan perkembangan, baik

secara fisik, mental, dan aktivitas sehingga kebutuhan makanan yang mengandung

zat-zat gizi menjadi lebih besar. Remaja yang menempuh pendidikan di bangku

Sekolah cenderung memiliki aktivitas yang cukup padat sehari-hari, seperti di

SMP Negeri 10 Denpasar.

Berdasarkan penelitian dari Handayani, Sugiarsih (2022) bahwa kejadian

anemia pada remaja putri di SMP Budi Mulia Kabupaten Karawang tahun 2018

yaitu sebesar 38,8%. Determinan yang ditemukan presentasenya paling banyak

yaitu: status gizi normal Pola makan baik, tidak mengonsumsi Fe, dan

pengetahuan rendah. Kejadian anemia pada remaja putri banyak ditemukan pada

responden yang memiliki pola makan kurang serta tidak mengonsumsi Fe.

Berdasarkan studi pendahuluan pada Kamis, 27 Januari 2022 yang

dilakukan oleh penulis, remaja di SMP Negeri 10 Denpasar, didapatkan bahwa 10

remaja yang diwawancarai terdapat 7 orang yang memiliki kebiasaan yang kurang

baik tentang kesehatan seperti, tidak meminum tablet tambah darah, tidak sarapan

2
pagi, kebiasaan begadang, dan kurang memperhatikan pola makan yang sehat

sehingga membuat remaja kurang fokus dan produktif dalam mengikuti pelajaran

di sekolah. Kebiasaan yang kurang baik tersebut dapat memicu remaja terkena

anemia terutama pada remaja putri. Remaja putri banyak mengalami kekurangan

zat-zat gizi dalam konsumsi makan sehari-hari nya.

Remaja putri merupakan salah satu kelompok yang rawan menderita

anemia gizi besi karena mempunyai kebutuhan zat besi yang tinggi untuk

pertumbuhan dan peningkatan kehilangan akibat menstruasi. Remaja putri lebih

berisiko terkena anemia dibandingkan remaja putra. Hal ini disebabkan karena

remaja putri mengalami menstruasi setiap bulan nya. Selain itu, remaja putri

biasanya sangat memperhatikan bentuk tubuh, sehingga banyak yang membatasi

konsumsi makanan dan banyak pantangan terhadap makanan. Bila asupan

makanan kurang maka cadangan zat besi banyak yang dipecah untuk memenuhi

kebutuhan. Keadaan seperti ini dapat mempercepat terjadinya anemia gizi besi

dan kekurangan zat besi dianggap penyebab paling umum dari anemia (Permata,

Dardjito, dan Anandari, 2016). Berdasarkan latar belakang diatas, peneliti tertarik

untuk melakukan penelitian. Untuk mengetahui gambaran kadar hemoglobin pada

remaja putri di SMP Negeri 10 Denpasar.

B. Rumusan Masalah

Berdasarkan uraian latar belakang di atas maka permasalahan yang ingin

diteliti adalah “Bagaimana gambaran kadar hemoglobin pada remaja putri di SMP

Negeri 10 Denpasar?”.

3
C. Tujuan Penelitian

1. Tujuan umum

Untuk mengetahui gambaran kadar hemoglobin pada remaja putri di SMP

Negeri 10 Denpasar.

2. Tujuan khusus

a. Mengidentifikasi karakteristik remaja putri di SMP Negeri 10 Denpasar

berdasarkan usia dan konsumsi tablet tambah darah.

b. Mengukur kadar hemoglobin pada remaja putri di SMP Negeri 10 Denpasar.

c. Menggambarkan kadar hemoglobin berdasarkan karakteristik remaja putri di

SMP Negeri 10 Denpasar, meliputi usia dan konsumsi tablet tambah darah.

D. Manfaat Penelitian

1. Manfaat teoritis

Hasil penelitian ini dapat dijadikan sebagai referensi untuk pengembangan

ilmu pengetahuan mengenai kadar hemoglobin dan serta penyakit anemia

terutama pada remaja putri di lingkungan SMP Negeri 10 Denpasar.

2. Manfaat praktis

a. Dapat memberikan informasi mengenai kadar hemoglobin pada remaja putri.

b. Dapat memberikan informasi kepada para remaja mengenai pentingnya

menjaga kesehatan baik secara fisik, jasmani, dan mental sebagai pengetahuan

dini tentang penyakit anemia yang ditinjau dari pemeriksaan kadar

hemoglobin darah di SMP Negeri 10 Denpasar

4
BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

A. Remaja Putri

1. Definisi Remaja Putri

Remaja adalah seorang individu yang baru beranjak dewasa, mengenal

lawan jenis, memahami peran di dunia sosial, menerima jati diri yang telah di

anugerahkan pada dirinya, dan mampu mengembangkan seluruh potensiyang ada

dalam diri individu. Usia remaja adalah rentang usia peralihan dari masa kanak-

kanak menuju remaja dan akan menentukan kematangan usia dewasa (Harahap,

2018).

Usia remaja merupakan periode transisi perkembangan dari masa anak ke

masa dewasa, usia antara 10-24 tahun. Secara etimiologi, remaja berarti tumbuh

menjadi dewasa. Definisi remaja (adolescence) menurut organisasi kesehatan

dunia (WHO) adalah periode usia antara 10 sampai 19 tahun, sedangkan

Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) menyebut kaum muda (youth) untuk usia

antara 15-24 tahun. Berdasarkan sifat atau ciri perkembangannya, masa (rentang

waktu) remaja ada tiga tahap antara lain : masa remaja awal (10-12 tahun), masa

remaja tengah (13-15 tahun), dan masa remaja akhir (16-19 tahun). Definisi ini

kemudian disatukan dalam terminology kaum muda (young people) yang

mencakup usia 10-24 tahun (Kusmiran, 2016).

Definisi remaja itu sendiri dapat ditinjau dari tiga sudut pandang, antara

lain (Kusmiran, 2016) :

1. Secara kronologis, remaja adalah individu yang berusia antara 11-12 tahun

sampai 20-21 tahun.

5
2. Secara fisik, remaja ditandai dengan ciri perubahan pada penampilan fisik dan

fungsi psikologis, terutama yang terkait dengan kelenjar seksual.

3. Secara psikologis, remaja merupakan masa dimana individu mengalami

perubahan-perubahan dalam aspek kongnitif, emosi, sosial, dan moral diantara

masa anak-anak menuju masa dewasa.

B. Anemia

1. Pengertian Anemia

Anemia merupakan suatu keadaan dengan kadar hemoglobin dan eritrosit

yang lebih rendah dari normal. Anemia gizi besi pada remaja putri beresiko lebih

tinggi karena menyebabkan seseorang mengalami penurunan daya tahan tubuh

sehingga mudah terkena masalah kesehatan. (Anggoro, 2020)

2. Penyebab Anemia

Faktor utama penyebab anemia adalah asupan zat besi yang kurang. Sekitar

dua per tiga zat besi dalam tubuh terdapat dalam sel darah merah hemoglobin.

Faktor-faktor lain yang berhubungan dengan terjadinya anemia defisiensi besi ini

adalah pendidikan orang tua, pengetahuan dan sikap remaja putri tentang anemia,

tingkat konsumsi gizi, pola menstruasi, dan kejadian infeksi dengan kejadian

anemia pada remaja putri

3. Tanda dan Gejala Anemia

Gejala anemia secara umum adalah cepat lelah, pucat (kulit, bibir, gusi, mata,

kulit kuku, dan telapak tangan), jantung berdenyut kencang saat melakukan

aktivitas ringan, napas pendek, nyeri dada, pusing dan mata yang berkunang,

cepat marah, dan tangan dan kaki dingin.

6
4. Anemia Pada Remaja Putri

Anemia merupakan suatu keadaan di mana kadar hemoglobin dan eritrosit

lebih rendah dari normal. Kadar hemoglobin normal pada laki-laki adalah 14-18

g/dl dan eritrosit 4,5-5,5 juta/mm3 sedangkan. pada perempuan hemoglobin

normal adalah 12-16 g/dL dengan eritrosit 3,5-4,5 juta/mm. Remaja putri lebih

mudah terkena anemia karena pertama, umum nya lebih banyak mengonsumsi

makanan nabati yang kandungan zat besinya sedikit dibandingkan dengan

makanan hewani sehingga tidak dapat memenuhi kebutuhan zat besi dalam tubuh.

Kedua, remaja putri biasanya ingin tampil langsing sehingga membatasi asupan

makan dan zat besi. Ketiga, setiap hari manusia kehilangan zat besi 0,6 mg yang

dieksresi, khususnya melalui feces. Keempat, setiap bulan remaja putri mengalami

datang bulan (Astriana, 2017). Derajat anemia pada remaja putri dikategori

menjadi tiga: 1. Anemia berat (Hb <7 g/dl) 2. Anemia sedang (Hb 7-8 g/dl) 3.

Anemia ringan (Hb 9-10 g/dl) (Utami dan Dian 2014).

C. Darah

Darah adalah jaringan hidup yang bersirkulasi mengelilingi seluruh tubuh

dengan perantara jaringan arteri, vena dan kapilaris, yang membawa nutrisi,

oksigen, antibodi, panas, elektrolit dan vitamin ke jaringan seluruh tubuh. Darah

manusia terdiri atas plasma darah, globulus lemak, substansi kimia (karbohidrat,

protein dan hormon), dan gas (oksigen, nitrogen dan karbon dioksida). Sedangkan

plasma darah terdiri atas eritrosit (sel darah merah), leukosit (sel darah putih) dan

trombosit (platelet). Darah terdiri atas bagian cair (plasma) dan bahan-bahan

intraselular. Plasma darah dan sel-sel darah dapat terpisah dan bebas bergerak

dalam cairan intraselular. Beberapa sel darah, seperti lekosit dapat berpindah

7
melalui pembuluh darah untuk melawan infeksi. Total sirkulasi volume darah

diperkiran sekitar 5-8 % dari total bobot badan dan angka ini bervariasi menurut

umur, spesies, berat tubuh, aktivitas, status kesehatan, status gizi dan kondisi

fisiologis (Afrian, 2013).

Darah berbentuk cairan yang berwarna merah, agak kental dan lengket. Darah

mengalir di seluruh tubuh kita, dan berhubungan langsung dengan sel-sel di dalam

tubuh kita. Darah terbentuk dari beberapa unsur, yaitu plasma darah, sel darah

merah, sel darah putih dan keping darah. Plasma darah merupakan komponen

terbesar dalam darah, karena lebih dari separuh darah mengandung plasma darah.

Hampir 90% bagian dari plasma darah adalah air. Darah terdiri dari 45%

komponen sel dan 55% plasma. Komponen sel tersebut adalah sel darah merah,

sel darah putih, dan trombosit. Eritrosit atau sel darah merah jenis sel darah yang

paling banyak dan berfungsi membawa oksigen ke jaringan tubuh lewat pembuluh

darah. Sel darah merah berbentuk bulat, pipih, cakram bikonkaf (cekung). Sel

darah merah mengandung hemoglobin yang memberikan warna merah pada darah

(Afrian, 2013).

D. Hemoglobin

1. Pengertian Hemoglobin

Hemoglobin adalah protein yang kaya akan zat besi di dalam sel darah merah

yang berfungsi sebagai pengangkut oksigen. Hemoglobin memiliki afinitas (daya

gabung) terhadap oksigen dan dengan oksigen itu dibentuk oksihemoglobin di

dalam sel darah merah (Giri Wiarto, 2013). Hemoglobin dapat mengikat zat-zat

di antaranya karbondioksida (CO2), karbonmonoksida (CO) dan asam karbonat

yang terionisasi. Hemoglobin berfungsi untuk membawa oksigen dari paru-paru

8
ke jaringan tubuh dan karbondioksida dari jaringan ke paru-paru. Fungsi ini

tergantung pada jumlah hemoglobin yang terkandung dalam sel darah merah

(Zulfrianingrum, 2016).

2. Fungsi Hemoglobin

Hemoglobin (Hb) merupakan suatu protein tetrametrik eritrosit yang mengikat

molekul bukan protein, yaitu senyawa porifin besi yang disebut heme.

Hemoglobin mempunyai dua fungsi pengangkutan penting dalam tubuh manusia,

yakni pengangkutan oksigen ke jaringan dan pengangkutan karbondioksida dan

proton dari jaringan perifer ke organ respirasi. Hemoglobin di dalam darah

membawa oksigen dari paru-paru ke seluruh jaringan tubuh dan membawa

kembali karbondioksida dari seluruh sel ke paru-paru untuk dikeluarkan dari

tubuh. Mengatur pertukaran oksigen dengan karbondioksida di jaringan-jaringan

tubuh, mengambil oksigen dari paru-paru kemudian dibawa keseluruh tubuh

untuk dipakai sebagai bahan bakar, untuk mengetahui apakah orang itu

kekurangan darah atau tidak, dapat diketahui dengan pengukuran kadar

hemoglobin. Penurunan kadar hemoglobin dari normal berarti kekurangan darah

yang disebut anemia. Selain kekurangan hemoglobin juga disertai dengan eritrosit

yang berkurang serta nilai hematokrit dibawah normal (Gunadi, Mewo, Tiho,

2016).

3. Faktor Yang Mempengaruhi Kadar Hemoglobin

Beberapa faktor yang mempengaruhi kadar hemoglobin adalah :

a. Usia

Semakin tua usia seseorang maka semakin berkurang kadar hemoglobinnya.

b. Gaya hidup

9
Gaya hidup yang kurang sehat menjadi salah satu pemicu menurunnya kadar

hemoglobin. Begadang merupakan aktivitas yang dilakukan saat malam hari

dimana aktivitas ini dilakukan saat rata-rata orang lain sedang tidur untuk

memulai aktivitas dihari berikutnya. Jam biologis tidur sekitar jam 22.00

malam. Ini merupakan gambaran ideal jam biologis normal seseorang dari

populasi atau masyarakat umum. Selain itu ketidakmampuan memenuhi

keanekaragaman zat makanan yang dibutuhkan untuk proses pembentukan

Hb, kebiasaan tidak sarapan pagi sebelum melakukan aktivitas, dan aktivitas

fisik yang kurang menyebabkan metabolisme besi dalam tubuh menurun

(Chibriyah, 2017).

c. Nutrisi

Makanan yang dikonsumsi banyak mengandung Fe atau zat besi maka sel

darah yang diproduksi akan meningkat sehingga hemoglobin yang terdapat dalam

darah meningkat, begitu juga sebaliknya.

d. Tablet tambah darah

Kegiatan Suplementasi tablet tambah darah dilakukan secara mandiri dengan

dosis satu tablet seminggu sekali minimal selama 16 minggu, dan dianjurkan

minum satu tablet setiap hari selama masa menstruasi. Sikap, kebiasaan, dan

dukungan lingkungan mengenai konsumsi tablet tambah darah perlu dipahami

oleh remaja putri pentingnya dalam mencegah anemia sejak dini, Manfaat

suplementasi tablet tambah darah sering dihambat oleh kepatuhan dalam

meminum tablet tambah darah. Kepatuhan dalam minum tablet tambah darah

merupakan salah satu faktor yang dianggap paling berpengaruh dalam

10
keberhasilan program suplementasi tablet tambah darah selain penyediaan tablet

tambah darah dan sistem distribusinya (Budiarni dan Subagio, 2012)

5. Metode Pemeriksaan Hemoglobin

Menurut Nugraha (2017), Syarifah, Prasetyaswati, dan Utami (2020), terdapat

berbagai macam metode atau cara yang dapat digunakan untuk menentukan kadar

hemoglobin darah diantaranya yaitu :

a. Metode Tallquist

Pemeriksaan ini didasarkan pada warna darah karena Hb berperan dalam

memberikan warna merah dalam eritrosit. Konsentrasi Hb dalam darah sebanding

dengan warna merah darah, sehingga pemeriksaan ini dilakukan dengan cara

membandingkan warna merah darah terhadap warna standar yang sudah diketahui

konsentrasi hemoglobinnya dalam satuan persen (%). Standar warna Tallquist

memiliki 10 gradasi dari warna merah muda hingga warna merah tua, dengan

rentang 10% hingga 100%, dan setiap gradasi memiliki selisih 10%. Metode ini

tidak banyak digunakan lagi karena tingkat kesalahan pemeriksaan mencapai 30-

50%, dan salah satu faktor kesalahannya adalah standar warna yang tidak stabil

(tidak dapat mempertahankan warna asalnya) dan mudah memudar karena standar

berupa warna dalam kertas.

b. Metode Hemoglobinometer Digital

Hemoglobinometer digital adalah alat sebagai respons terhadap kebutuhan

akan “alat yang sederhana, murah, dan akurat untuk mengukur hemoglobin oleh

petugas kesehatan di luar laboratorium.” Hemoglobinometer digital (laboratorium

HCG TRIESTA) adalah perangkat nanobioelektronik seukuran telapak tangan

dengan sensor kalibrasi mandiri yang membutuhkan waktu <60 detik untuk setiap

11
perhitungan haemoglobin. Sistem hemoglobinometer digital didasarkan pada

prinsip fotometri reflektansi. Sampel darah lengkap kapiler, perifer, vena, atau

arteri dapat digunakan untuk mengukur kadar hemoglobin dengan persyaratan

hanya 8 ml sampel darah. Alat yang memiliki baterai isi ulang 3,6 V yang

membuatnya cocok untuk digunakan di tempat-tempat yang tidak ada listrik.

Hemoglobinometer digital dapat digunakan dalam kisaran suhu 5–45 °C.

Hemoglobinometer digital menggunakan strip plastik tipis yang mengandung

reagen kimia. Reagen kimia yang terdapat pada strip reagen kimia. Reagen kimia

yang terdapat pada strip adalah ferrosianida. Strip memiliki kode unik yang perlu

dimasukkan dalam perangkat setiap kali strip digunakan (Toppo et al., 2019).

c. Metode Tembaga Sulfat (CuSO4)

Pemeriksaan ini didasarkan pada berat jenis, dan CuSO4 yang digunakan

memiliki berat jenis (BJ) 1,053. Pemetapan kadar Hb metode ini dilakukan

dengan cara meneteskan darah pada wadah atau gelas yang berisi larutan CuSO4

BJ 1,053, sehingga darah akan terbungkus tembaga proteinase, yang mencegah

perubahan BJ dalan 15 detik. Bila darah tenggelam dalam waktu 15 detik, maka

kadar Hb lebih dari 12,5 gram/dl. Apabila darah menetap di tengah-tengah atau

muncul kembali ke permukaan, maka kadar Hb kurang dari 12,5 gram/dL. Jika

tetesan darah tenggelam secara perlahan, hasil meragukan sehingga perlu

dilakukan pemeriksaan ulang atau konfirmasi dengan metode lain yang lebih baik.

d. Metode Sianmenthemoglobin

Merupakan pemeriksaan berdasarkan kolorimetri dengan menggunakan alat

spektrofometer atau fotometer, sama dengan pemeriksaan Hb menggunakan

metode oksihemoglobin dan alkalihematin. Metode ini menjadi rekomendasi

12
dalam penetapan kadar Hb karena kesalahannya hanya mencapai 2%. Reagen

yang disebut dengan drabkins mengandung berbagai macam senyawa kimia

sehingga jika direalisasikan dengan darah dapat menghasilkan warna yang

sebanding kadar Hb di dalam darah. Faktor kesalahan pemeriksaan metode ini

pada umumnya bersumber dari alat pengukur, reagen, dan teknik analisa.

6. Pemeriksaan Kadar Hemoglobin

Dilakukan pemeriksaan kadar hemoglobin pada masing-masing responden

dengan menggunakan Easy Touch GCHb. Prinsip kerja metode POCT

menggunakan teknologi biosensor. Teknologi biosensor muatan listrik yang yang

dihasilkan oleh interaksi kimia antara zat tertentu dalam darah dan zat kimia pada

reagen kering (strip) akan diukur dan dikonversi menjadi angka yang sesuai

dengan jumlah muatan listrik. Angka yang dihasilkan dianggap setara dengan

kadar zat yang diukur dalam darah (Menkes, 2010 dalam Laisouw, 2017).

Adapun Kelebihan dan kekurangan metode POCT

1) Kelebihan alat POCT:

a) Hasil cepat diketahui.

b) Mudah digunakan sehingga dapat dilakukan oleh perawat, pasien dan

keluarga yang memonitoring pasien.

c) Volume sampel yang digunakan sedikit.

d) Dapat dilakukan beb side

e) Alat kecil sehingga tidak dibutuhkan ruang khus penyimpanan.

f) Bisa dibawa/mobile.

2) Kekurangan alat POCT:

13
a) Akurasi dan presisi kurang jika dibandingkan dengan mode rujukan (gold

standar).

b) Kemampuan pengukuran terbatas.

c) Dipengaruhi oleh suhu, kelembapan, hematokrit, dan interferensi dengan zat

tertentu.

d) Pra analitik sulit dikontrol jika dilakukan oleh orang yang tidak berkompeten

e) Pemantapan mutu internal kurang diperhatikan dan sulit terdokumentasi

(Laisouw, 2017)

14
BAB III

KERANGKA KONSEP

A. Kerangka Konsep

Usia Remaja Putri

Konsumsi
tablet Kadar Hemoglobin
tambah
darah

Pola makan

Status gizi Rendah Normal Tinggi

Sosial
ekonomi

Penyakit

Keterangan Gambar

= Diteliti

= Tidak Diteliti

Gambar 1 Kerangka Konsep

Berdasarkan kerangka konsep diatas, remaja putri dapat beresiko terkena

anemia yang disebabkan oleh beberapa faktor yaitu usia, konsumsi tablet tambah

darah, pola makan, status gizi, sosial ekonomi, dan penyakit. Sedangkan pada

penelitian ini akan diambil data usia dan konsumsi tablet tambah darah untuk

menggambarkan kadar hemoglobin pada remaja putri di SMP Negeri 10

15
Denpasar. Remaja yang sudah memasuki masa menstruasi dapat menyebabkan

penurunan kadar hemoglobin karena darah yang keluar setiap bulannya, oleh

sebab itu dilakukan pemeriksaan kadar hemoglobin melalui metode POCT hasil

pemeriksaan kadar hemoglobin yang diperolah kemudian dikelompokkan dalam

kategori rendah, normal, dan tinggi.

B. Variabel Penelitian dan Definisi Operasional

1. Variabel Penelitian

Variabel dalam penelitian ini adalah hemoglobin pada remaja putri di SMP

Negeri 10 Denpasar

2. Definisi Operesional

Tabel 1
Definisi Operasional
Variabel Definisi Operasioal Cara Pengukuran Skala
Data
1 2 3 4
Remaja Remaja putri kelas VII dan VIII di Wawancara Nominal
putri SMP Negeri 10 Denpasar

Kadar Kadar hemoglobin merupakan nilai Pemeriksaan Rasio


hemoglobin dari hasil pemeriksaan hemoglobin dengan
(Hb) dalam darah dalam satuan mg/dl. menggunakan
Dengan kategori : alat Easy Touch
1. Rendah <12 g/dl GCHB. Hasil
2. Normal 12-16 g/dl berupa angka

3. Tinggi >16 g/dl

Usia Usia merupakan waktu yang Wawancara Rasio


terhitung sejak tahun lahir nya hingga

16
tahun sekarang
Konsumsi Kepatuhan remaja putri dalam Wawancara Ordinal
Tablet mengkonsumsi tablet tambah darah
tambah dalam 1 bulan terakhir dengan katagori
darah Patuh : jika konsumsi 4 tablet dalam 1
bulan dan Tidak patuh : jika konsumsi
<4 tablet dalam 1 bulan

17
BAB IV

METODE PENELITIAN

A. Jenis Penelitian

Pada studi deskriptif bertujuan untuk membuat deskripsi, gambaran, atau

lukisan secara sistematis, faktual dan akurat mengenai fakta-fakta, sifat-sifat serta

hubungan antar fenomena yang diselidiki (Sastroasmoro, 2011). Dalam penelitian

ini menggunakan jenis penelitian deskriptif sehingga dapat menggambarkan kadar

hemoglobin pada remaja putri di SMP Negeri 10 Denpasar.

B. Alur Penelitian

Identifikasi Masalah

Penyusunan Proposal

Persetujuan dan Pengesahan Proposal

Pengumpulan Sampel Sesuai Kriteria


Inklusi

Pengisian Informed Consent dan


Wawancara pada Responden

Pengambilan Darah Kapiler dan


Pengukuran Kadar Hemoglobin

Analisis Data
Gambar 2 Alur Penelitian

18
C. Tempat dan waktu penelitian

Tempat penelitian ini dilakukan di SMP Negeri 10 Denpasar, Kecamatan

Denpasar Utara, Kota Denpasar pada bulan Februari sampai dengan bulan April

2022.

D. Populasi Penelitian

1. Populasi Penelitian

Populasi pada penelitian ini adalah seluruh remaja putri kelas VII dan kelas

VIII di SMP Negeri 10 Denpasar sebanyak 332 orang.

2. Sampel

Sampel merupakan sebagian dari populasi yang diharapkan dapat mewakili

atau representative populasi, sampel harus memenuhi kriteria yang dikehendaki,

sampel yang dikehendaki merupakan bagian dari populasi target yang akan diteliti

secara langsung (Riyanto,2011)

a. Unit Analisis dan Responden

Unit analisis pada penelitian ini adalah kadar Hemoglobin. Responden dalam

penelitian ini adalah remaja putri kelas VII dan VIII di SMP Negeri 10 Denpasar

Pada penelitian ini peneliti memiliki kriteria inklusi dan eksklusi. Kriteria inklusi

merupakan suatu persyaratan atau karakteristik yang ditentukan peneliti dan

dimiliki oleh subjek penelitian tidak dapat mewakili sampel karena tidak

memenuhi syarat sebagai sampel penelitian atau seseorang yang memenuhi

kriteria inklusi tetapi tidak bersedia ikut dalam penelitian.

19
Adapun kriteria responden yang akan dijadikan sampel untuk penelitian ini

adalah :

1) Kriteria Inklusi

a) Siswa remaja putri kelas VII dan VIII di SMP Negeri 10 Denpasar

b) Remaja putri yang sudah pernah menstruasi

c) Bersedia sebagai sampel dan menandatangani informed consent

2) Kriteria Eksklusi

a) Remaja putri yang sedang sakit

b) Remaja putri yang sedang menstruasi

b. Jumlah dan Besar Sampel

Sampel adalah sebagian dari jumlah dan karakteristik yang dimiliki oleh

populasi tersebut, Jika jumlah subjeknya besar mencapai 332 orang maka dapat

diambil antara 10-15% lebih tergantung sedikit banyak nya dari kemampuan

penelitian dilihat dari waktu, tenaga dan dana, sempit luasnya wilayah

pengamatan dari setiap subyek (Arikunto, 2019).

Dikarenakan adanya keterbatasan waktu, biaya dan tenaga, maka sampel

dalam penelitian ini diambil sebesar 10% dari jumlah populasi yang berjumlah

332 remaja putri. Untuk menentukan besar sampel yang akan digunakan, maka

digunakan rumus sebagai berikut:

10
n= xN
100

Keterangan: N = banyak populasi

n = besar sampel

20
Perhitungan:

10
n= x 332
100

n = 33,2 = 33 sampel

Jadi, besar sampel pada penelitian kali ini adalah sebesar 33 sampel.

c. Teknik Sampling

Teknik sampling adalah teknik yang digunakan oleh peneliti untuk

mendapatkan sampel studi. Teknik pengambilan sampel pada penelitian ini

dilakukan dengan menggunakan Purposive Sampling. Purposive sampling adalah

pemilihan sampel yang berdasarkan pada suatu karakteristik tertentu dalam suatu

populasi yang memiliki hubungan dominan sehingga dapat digunakan untuk

mencapai tujuan penelitian pada remaja putri di kelas VII dan VIII di SMP Negeri

10 Denpasar.

E. Jenis Teknik dan Instrumen Penalitian

1. Jenis data yang dikumpulkan

a. Data Primer

Data primer dalam penelitian ini meliputi hasil pemeriksaan hemoglobin, dan

hasil wawancara meliputi usia, kebiasaan mengkonsumsi tablet tambah darah.

Siswi kelas VII dan VIII SMP Negeri 10 Denpasar

b. Data Sekunder

Data sekunder dalam penelitian ini meliputi hasil data jumlah siswa yang

bersekolah di SMP Negeri 10 Denpasar

21
2. Teknik Pengumpulan Data

a. Wawancara

Wawancara dilakukan untuk memberikan penjelasan tentang tujuan dan

manfaat penelitian serta untuk mendapatkan data karakteristik yaitu usia dan

kebiasaan mengonsumsi tablet tambah darah kemudian responden

menandatangani informed consent dan melakukan wawancara sesuai karakteristik

responden.

b. Pemeriksan Kadar Hemoglobin

Pemeriksaan kadar hemoglobin dilakukan dengan metode POCT dengan

menggunakan alat Easy Touch GCHb

3. Instrumen pengumpulan data

a. Instrumen pengumpulam data

Adapun instrumen yang akan digunakan dalam pengumpulan data pada

penelitian ini yaitu:

1) Alat untuk dokumentasi (Kamera digital/Kamera Hp)

2) Lembar wawancara responden

3) Informed consent

4) Alat tulis

b. Alat dan Bahan

Adapun alat dan bahan yang digunakan dalam pemeriksaan pada penelitian ini

yaitu:

1) Alat

a) Lancet

b) Autoclick

22
c) Alat Easy Toch GCHb

d) APD

2) Bahan

a) Darah kapiler

b) Kapas alkohol 70%

c) Kapas kering

c. Prosedur Kerja

Menurut Pili (2019), adapun prosedur pemeriksaan hemoglobin adalah

sebagai berikut:

1) Persiapan Penelitian

a) Persiapan pasien: Tidak ada persiapan khusus.

b) Persiapan peneliti: Menggunakan APD, Alat dan bahan

2) Pengambilan darah kapiler

Cara kerja: Pengambilan darah kapiler dilakukan dengan carablood lancet

dipasang pada autoclick dan diatur kedalaman penusukkan, kemudian ujung jari

tengah atau jari manis responden dibersihkan dengan kapas alkohol 70% dan

dibiarkan hingga kering. Ujung jari tersebut ditusuk dengan lanset steril sedalam ±

3mm, dan darah dibiarkan keluar sendiri tanpa diperas. Tetesan darah pertama

dihapus dengan kapas kering, karena kemungkinan darah tercampur dengan sisa

alkohol, kemudian tetesan berikutnya dapat digunakan untuk melakukan

pemeriksaan.

3) Pengukuran hemoglobin menggunakan alat easy touch hemoglobin

Cara kerja: Pengukuran kadar hemoglobin menggunakan alat easy touch

hemoglobin, dilakukan dengan cara strip diambil dari botol strip dan botol segera

23
ditutup, kemudian strip tersebut dimasukkan kedalam alat maka secara otomatis

alat akan menyala. Nomor kode pada layar dipastikan sama dengan nomor kode

yang tertera pada label botol strip, kemudian pada saat simbol tetesan darah

muncul pada layar alat, ujung strip disentuh dengan hati-hati pada sampel darah.

Sampel darah akan diserap menuju zona reaksi secara otomatis, dan jika volume

darah telah mencukupi, alat akan menghitung mundur setelah alat berbunyi

“beep”. Hasil pengukuran dibaca setelah menghitung mundur dan hasil akan

tersimpan pada memori. Strip bekas pakai tersebut dikeluarkan dari alat dan alat

akan mati secara otomatis.

F. Pengolahan dan Analisis Data

1. Pengolahan data

Data yang diperoleh dari hasil wawancara terhadap responden terkait

karakteristik yang telah ditentukan, meliputi usia dan mengkonsumsi tablet

tambah darah, serta hasil pengukuran kadar hemoglobin akan dicatat dan diolah

kemudin disajikan dalam bentuk narasi dan tabel

a. Pengecekan data (Editting)

Editing merupakan kegiatan untuk pengecekan dan perbaikan isian formulir

atau jawaban dari pertanyaan wawancara. Proses ini meliputi beberapa hal yaitu:

1) Kelengkapan data

2) Kejelasan jawaban

3) Kesesuaian jawaban dengan pertanyaan

b. Pemberian kode (Coding)

24
Coding merupakan proses pengubahan dari bentuk huruf menjadi bentuk

angka ataupun bilangan. Dalam penelitian ini dilakukan beberapa pengkodean

yaitu:

1) Usia

12-13 tahun Kode U1

14-15 tahun Kode U2

2) Kepatuhan mengkonsumsi tablet tambah darah (TTD)

Patuh (4Fe/bulan) Kode TFe1

Tidak patuh (<4Fe/bulan) Kode TFe2

3) Kadar hemoglobin

Rendah Kode Hb <12 g/dl

Normal Kode Hb 12-16 g/dl

Tinggi Kode Hb > 16 g/dl

c. Memasukkan data (entry data)

Entry data adalah proses yang dilakukan dengan cara mengisi kolom dari

lembar kode atau kode sesaui dengan jawaban dari responden ke program

computer

d. Pentabulasian data (Tabulating)

Tabulating yaitu proses memasukkan data dari hasil penelitian kedalam tabel-

tabel yang sesuai dengan jenis variabel.

2. Analisis Data

Analisis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah analisis deskriptif

yaitu untuk menggambarkan kadar hemoglobin berdasarkan karakteristik

responden, meliputi usia, dan konsumsi tablet tambah darah dengan teori dan

25
faktor resiko yang ada terkait kadar hemoglobin. Adapun nilai rujukan pada

pemeriksaan hemoglobin pada remaja yaitu 12-16 g/dL.

G. Etika Penelitian

Kode etik penelitian merupahan merupakan norma yang harus dipatuhi oleh

peneliti dalam melaksanakan penelitiannya. Dalam melakukan penelitiannya

peneliti tidak akan berhasil tanpa bantuan dari orang lain oleh karena itu

diperlukan responden yang bersedia menyisihkan waktunya untuk terlibat dalam

penelitian, disini diperlukan timbal balik peneliti kepada responden. Responden

yang secara sukarel memberikan informasi penelitian perlu dihargai atas

informasi, kesediaan dan kejujurannya dan hal inilah yang disebut kode etik

penelitian (Kemenkes, 2017). Berikut ini tiga prinsip etika penelitian dibidang

kesehatan berdasarkan Kemenkes (2017)

a. Menghormati harkat martabat manusia (Respect For Persons)

Bentuk penghormatan terhadap harkat martabat manusia sebagai pribadi

(personal) yang memiliki kebebasan berkehendak atau memilih dan sekaligus

bertanggung jawab secara pribadi terhadap keputusan nya sendiri

b. Berbuat baik (Beneficence) dan tidak merugikan (non-maleficence)

Prinsip etik berbuat baik menyangkut kewajiban membantu orang lain

dilakukan dengan mengupayakan manfaat maksimal dengan kerugian minimal.

Prinsip etik berbuat baik, mempersyaratkan bahwa

1) Risiko penelotian harus wajar (reasonable) disbanding manfaat yang di

harapkan

2) Desain penelitian harus memnuhi persyaratan ilmiah (scientifically sound)

26
3) Para peneliti mampu melaksanakan penelitian dan sekaligus mampu menjaga

kesejahteraan subjek penelitian

4) Prinsip do no harm (non maleficent – tidak merugikan yang menentang segala

tindakan dengan sengaja merugikan subjek penelitian

c. Keadilan (Justice)

Prinsip etik keadilan terutama menyangkut keadilan yang merata (distributive

justice) yang mempersyaratkan pembagian seimbang (equitable), dalam hal beban

dan manfaat yang diperoleh subjek dari keikutsertaan dalam penelitian

27
BAB V

HASIL DAN PEMBAHASAN

A. Hasil Penelitian

1. Kondisi lokasi penelitian

SMP Negeri 10 Denpasar adalah salah satu satuan pendidikan dengan

jenjang SMP di wilayah Peguyangan Kaja yang berdiri pada tanggal 19 November

1984. Yang berlokasi di Jalan Gatot Subroto, Penguyangan Kaja, Kecamatan

Denpasar Utara Kota Denpasar Bali. SMP Negeri 10 Denpasar memiliki

akreditasi A, berdasarkan sertifikat 231/BAP-SM/LL/X/2015. SMP Negeri 10

Denpasar memiliki fasilitas berupa ruang perpustakaan, ruang osis, ruang UKS,

ruang rapat, ruang komputer, aula, lapangan olahraga, dan memiliki 28 ruang

kelas yang terdiri dari kelas VII sejumlah 6 kelas, kelas VIII sejumlah 11 kelas,

dan kelas IX sejumlah 11 kelas dengan jumlah siswa keseluruhan sejumlah 1098.

2. Karakteristik Subjek Penelitian

Subjek Penelitian adalah remaja putri di SMP Negeri 10 Denpasar kelas

VII dan VIII. Jumlah remaja putri keseluruhan sebesar 332 dan jumlah sampel

seluruhnya adalah 33 sampel. Teknik pengambilan sampel dilakukan secara

Purposive Sampling, yaitu pemilihan sampel yang berdasarkan pada suatu

karakteristik tertentu dalam suatu populasi yang memiliki hubungan dominan

sehingga dapat digunakan untuk mencapai tujuan penelitian pada siswi remaja

putri kelas VII dan VIII di SMP Negeri 10 Denpasar, remaja putri yang sudah

pernah menstruasi dan remaja putri yang bersedia sebagai sampel dan

menandatangani inform consent.

28
a. Karakteristik Responden Berdasarkan Usia

Karakteristik responden berdasarkan Usia, seperti disajikan pada Tabel 2.

Berdasarkan data pada Tabel 2, menunjukan bahwa dari 33 responden yang

diteliti sebagian besar responden berumur 14-15 tahun sebanyak 17 orang

(51,5%).

Tabel 2
Karakteristik Responden Berdasarkan Usia
No. Kelompok Usia Jumlah Presentase (%)
1. Remaja usia 12-13 tahun 16 48,5

2. Remaja usia 14-15 tahun 17 51,5

Total 33 100%

b. Karakteristik responden berdasarkan konsumsi tablet tambah darah

Karakteristik responden berdasarkan konsumsi tablet tambah darah, seperti

disajikan pada Tabel 3. Berdasarkan data pada tabel 3, menunjukkan bahwa dari

33 responden yang di teliti sebanyak 9 orang (27,2%) yang patuh mengonsumsi

tablet tambah darah dan sebanyak 24 orang (72,8%) tidak patuh mengonsumsi

tablet tambah darah.

Tabel 3
Karakteristik responden berdasarkan konsumsi tablet tambah darah
No Kepatuhan Konsumsi TTD Jumlah Presentase (%)
1 Patuh 9 27,2
2 Tidak patuh 24 72,8
Total 33 100%

29
3. Hasil pemeriksaan kadar hemoglobin pada remaja putri di SMP Negeri

10 Denpasar berdasarkan karakteristik.

a. Hasil pemeriksaan kadar hemoglobin

Berdasarkan data pada Tabel 4, kadar hemoglobin dikatagorikan

menjadi tiga yaitu rendah (<12 g/dl), normal (12-16 g/dl), tinggi (>16 g/dl).

Berdasarkan data pada Tabel 4, menunjukkan bahwa dari 33 responden yang

di teliti sebanyak 3 orang (9,1%) yang memiliki kadar hemoglobin yang

rendah, dan sebanyak 30 orang (90,9%) yang memiliki kadar hemoglobin

yang normal.

Tabel 4
Karakteristik responden berdasarkan Kadar Hemoglobin
No Kadar Hemoglobin Jumlah Presentase%
1 Rendah 3 9,1%
2 Normal 30 90,9%
Total 33

4. Hasil pemeriksaan kadar hemoglobin berdasarkan karakteristik usia

dan konsumsi tablet tambah darah

a. Kadar hemoglobin pada remaja putri berdasarkan usia

Berdasarkan Tabel 5, dapat dilihat bahwa dari 33 remaja putri yang menjadi

sampel, terdapat 2 remaja putri (6,1%) yang memiliki kadar hemoglobin rendah

dengan usia 12-13 tahun, terdapat 1 remaja putri (3,0%) yang memiliki kadar

hemoglobin rendah dengan rentang usia 14-15 tahun. Kemudian terdapat 14

remaja putri (42,42%) yang memiliki hemoglobin normal dengan rentang usia

12-13 tahun, terdapat 16 remaja putri (48,48%) yang memiliki hemoglobin

normal dengan rentang usia 14-15 tahun.

30
Tabel 5
Kadar Hemoglobin pada Remaja Putri berdasarkan Usia
Kadar hemoglobin Total
Usia Rendah Normal
f % f % f %
12-13 tahun 2 6,1% 14 42,42% 16 48,5%
14-15 tahun 1 3,0% 16 48,48% 17 51,5%
Total 3 9,1% 30 90,9% 33 100%

b. Kadar hemoglobin pada remaja putri berdasarkan konsumsi tablet tambah

darah

Berdasarkan Table 6, dapat dilihat dari 33 remaja putri yang menjadi

sampel, terdapat 1 remaja putri (3,0%) yang memiliki kadar hemoglobin rendah

dan patuh mengkonsumsi tablet tambah darah, terdapat 2 remaja putri (6,1%)

yang memiliki kadar hemoglobin rendah dan tidak patuh mengonsumsi tablet

tambah darah. Kemudian terdapat 4 remaja putri (12,1%) yang memiliki kadar

hemoglobin normal dan patuh mengonsumsi tablet tambah darah, terdapat 26

(78,8%) yang memiliki kadar hemoglobin normal dan tidak patuh mengonsumsi

tablet tambah darah.

Tabel 6
Kadar Hemoglobin pada Remaja Putri berdasarkan konsumsi
Tablet Tambah darah
Kadar hemoglobin Total
Konsumsi tablet Rendah Normal
tambah darah f % f % f %
Patuh 1 3,0% 4 12,1% 5 15,2%
Tidak Patuh 2 6,1% 26 78,8% 28 84,8%
Total 3 9,1% 30 40,9% 33 100%

31
B. Pembahasan

Metode yang digunakan pada penelitian ini adalah metode POCT, metode

ini merupakan metode pemeriksaan sederhana yang menggunakan sampel dalam

jumlah yang sedikit, cepat, mudah, dan efektif untuk dilakukan. Alat yang

digunakan pada POCT menggunakan teknologi biosensor sehingga dapat

menghasilkan muatan listrik hasil interaksi antara hemoglobin dalam darah.

Remaja merupakan fase perpindahan dari anak-anak menjadi dewasa.

Masa remaja adalah masa yang rentan terhadap masalah kesehatan yang berkaitan

dengan kebiasaan dan dapat berpengaruh terhadap kesehatan, terutama terkait

penyakit degeneratif, di kemudian hari. Selain itu remaja adalah kelompok yang

rawan menderita anemia. Hal ini disebabkan oleh beberapa hal terkait gaya hidup

remaja yaitu pola makan remaja yang mulai memiliki kendali dalam memilih

makanan sendiri. Kebiasaan makanan yang dilakukan pada saat remaja

mempengaruhi terkait kebiasaan makan pada masa selanjutnya. Masa remaja juga

menunjukkan pola makan yang kurang sehat seperti melakukan diet penurunan

berat badan dengan melewatkan waktu makan dan suka mengonsumsi makanan

cepat saji (Rathi, Riddell and Worsley, 2017).

Remaja putri yang mengonsumsi tablet tambah darah sebanyak 4 tablet

dalam 1 bulan dikatagorikan patuh, sedangkan remaja putri yang mengonsumsi

tablet tambah darah <4 tablet dalam 1 bulan dikatagorikan tidak patuh.

Berdasarkan Tabel 3, terdapat 9 remaja putri (27,2%) yang patuh mengonsumsi

tablet tambah darah dan terdapat 24 remaja putri (72,8%) yang tidak patuh

mengkonsumsi tablet tambah darah. Hal ini sejalan dengan hasil penelitian

Budiarni dan Subagio (2012), sebesar 48,2% subjek tidak mengonsumsi tablet

32
tambah darah karena rasa yang tidak enak dan bau amis. Selain itu, faktor atau

alasan yang menyebabkan remaja putri tidak patuh alam mengonsumsi tablet

tambah darah karena setelah meminum tablet tambah darah responden merasakan

gejala yang tidak nyaman seperti sakit kepala, mual, dan muntah.

Sesuai dengan hasil penelitian Albery (2011), dukungan keluarga menjadi

faktor yang diperlukan untuk membentuk niat para remaja putri dalam

mengonsumsi tablet tambah darah untuk mencegah anemia. Dengan tingginya

dukungan yang diberikan oleh keluarga maka akan terbentuk suatu keyakinan

normatif dan remaja putri akan cenderung membentuk presepsi positif terhadap

konsumsi tablet tambah darah, untuk membentuk suatu niat yang kuat untuk

mengonsumsi tablet tambah darah agar terhindar dari resiko anemia. Berdasarkan

hasil wawancara responden, kepatuhan remaja putri dalam mengkonsumsi tablet

tambah darah, disebabkan karena adanya program pemberian tablet tambah darah

yang dilaksanakan oleh pemerintah dan didistribusikan melalui fasilitas pelayanan

Kesehatan ke sekolah masing-masing. 1 tablet/minggu dan 1 tablet/hari ketika

menstruasi (Nuradhiani, 2017).

Pada sebagian orang, setelah mengonsumsi tablet zat besi (Fe) akan

menimbulkan gejala-gejla seperti mual, muntah, nyeri di daerah lambung, dan

terkadang menimbulkan diare bahkan sulit buang air besar (Kementrian

Kesehatan, 2015). Selain gejala tersebut, feses akan berwarna gelap setelah

mengkonsumsi tablet zat besi (Fe), hal ini bukan merupakan sesuatu yang

berbahaya melainkan menandakan bahwa zat besi diserap dengan baik oleh tubuh.

33
Tablet tambah darah akan efektif sebagai salah satu perbaikan gizi, apabila

diminum sesuai aturan pakai. Adapun salah satu aturan pemakaian tablet tambah

darah, minum satu tablet tambah darah seminggu sekali atau sesuai kebutuhan dan

dianjurkan minum satu tablet selama haid. Manfaat tablet tambah darah sebagai

berikut: Pengganti zat besi yang hilang bersama darah pada wanita haid, wanita

mengalami hamil, menyusui, sehingga kebutuhan zat besinya sangat tinggi yang

perlu dipersiapkan sedini mungkin semenjak remaja, mengobati wanita remaja

putri yang menderita anemia, meningkatkan kemampuan belajar, kemampuan

kerja dan kualitas sumber daya manusia serta generasi penerus, meningkatkan

status gizi dan kesehatan remaja putri dan wanita.

Berdasarkan data pada Tabel 4, menunjukkan bahwa dari 33 responden

yang di teliti sebanyak 3 orang (9,1%) yang memiliki kadar hemoglobin yang

rendah (<12 g/dl), dan sebanyak 30 orang (90,9%) yang memiliki kadar

hemoglobin yang normal (12-16 g/dl). Dari pemeriksaan kadar hemoglobin

diperoleh kadar hemoglobin terendah 9,0 g/dL dan kadar hemoglobin tertinggi

15,8 g/dL. Menurut Akib (2017). Remaja putri beresiko mengalami anemia,

disebabkan oleh asupan gizi yang rendah dipicu oleh kebiasaan makan remaja

yang tidak sehat. Faktor yang dapat menyebabkan anemia yaitu asupan gizi yang

buruk atau tidak sesuai dengan kebutuhan yang diperlukan oleh tubuh dapat

mengakibatkan seseorang lebih mudah terkena anemia. Karena dari nutrisi yang

dikonsumsi dapat menambah asupan gizi yang kurang pada tubuh. Sedangkan

pada hasil hemoglobin normal disebabkan oleh asupan gizi yag tercukupi dan juga

pola tidur yang baik selain itu rutin nya diberikan tablet tambah darah oleh pihak

puskesmas kepada remaja putri.

34
Berdasarkan hasil penelitian berdasarkan usia didapatkan sebagian besar

remaja putri dengan rentang usia 18-21 tahun memiliki hemoglobin normal

sebanyak 17 remaja putri (54,5%). Penelitian ini sejalan dengan Simanjuntak

(2018), didapatkan bahwa mayoritas responden tidak anemia sebanyak 21 orang

(61,8%) dan sebanyak 13 orang (38,2%) masih mengalami anemia diketahui

bahwa sebagian responden tidak anemia kemungkinan oleh kebiasaan serapan

di pagi hari, istirahat cukup, dan terpenuhi asupan zat besi, zat besi bisa

didapatkan pada sayuran hijau, kacang-kacangan, buah-buahan dan daging segar.

Sedangkan responden yang mengalami anemia disebabkan konsumsi protein dan

zat besi didalam tubuh kurang biasanya jajanan disekolah seadanya tanpa

memperhitungkan komposisi gizi didalamnya, aktifitas yang berlebihan, olahraga

terlalu berat sehingga menyebabkan keadaan fisik akan semakin mudah lelah, dan

tidak bertenaga. Khususnya untuk remaja putri saat menstruasi akan mengalami

kehilangan zat besi sehingga kalau tidak diimbangi dengan makanan akan merasa

lemas dan lesu menyebabkan kadar hemoglobin menjadi berkurang. Hasil

penelitian ini sejalan dengan Reni dan Robiul Tahun 2016 yang berjudul

hubungan antara kadar hemoglobin dengan prestasi belajar pada anak SD

Muhammadiyah Pujotomo di kelurahan Pandansari Mertoyu dan diketahui

dari 30 responden dengan kadar Hb >12 gr/dl (tidak anemia) sebanyak 27 orang

(90,00%) dan anemia sebanyak 29 orang (414 %).

Berdasarkan Tabel 5, hasil penelitian kadar hemoglobin berdasarkan

karakteristik usia pada remaja putri, dapat dilihat bahwa terdapat 2 remaja putri

(6,1%) yang memiliki kadar hemoglobin rendah dengan rentang usia 12-13 tahun.

Dari data Kemenkes, (2013), terdapat 6,4% penderita anemia yang berusia 5-14

35
tahun dan 18,4% berusia 15-24 tahun (Kemenkes, 2013). Sedangkan pada

penelitian lain menunjukan bahwa remaja pada usia 13-19 tahun di Jawa Barat

prevalensi anemia mencapai 42,4% yang diperoleh dari beberapa faktor yaitu

kekurangan asupan energi, protein, zat besi, vitaim C, dan kebiasaan minum teh

dan kopi serta karena pola mestruasi (Megawati, 2016). Dalam penelitian ini,

kadar Hb cenderung meningkat seiring dengan bertambahnya usia sekalipun

perbedaannya tidak signifikan, dimana mahasiswa yang berusia lebih tua memiliki

kadar Hb yang lebih tinggi dibanding mahasiswa yang berusia lebih muda.

Temuan yang sama juga dilaporkan oleh Li et al. (2018) dalam penelitiannya,

dimana bertambahnya usia responden diikuti oleh peningkatan kadar Hb.

Penelitian juga mencatat bahwa individu yang berada pada kelompok umur lebih

muda memiliki kemungkinan yang sama dan bahkan lebih besar untuk memiliki

kadar Hb yang rendah atau berada dalam kisaran angka yang dapat memengaruhi

perkembangan kognitifnya.

Berdasarkan pada Tabel 6 didapatkan 26 remaja putri (78,8%) katagori

tidak patuh dalam mengonsumsi tablet tambah darah dengan kadar hemoglobin

normal, sedangkan katagori patuh dalam mengonsumsi tablet tambah darah

sebanyak 4 remaja putri (12,1%). Kepatuhan adalah tingkat seseorang melakukan

suatu cara atau berperilaku sesuai dengan apa yang disarankan. Perubahan sikap

atau prilaku individu dengan proses patuh. Ketidak patuhan konsumsi tablet

tambah darah Pada penelitian ini konsumsi tablet tambah darah yang kurang

disebabkan karena kurangnya kesadaran individu akan pentingnya tablet tambah

darah untuk perempuan dan juga kurangnya kontrol dari sekolah yang

bersangkutan. Pemberian tablet tambah darah merupakan salah satu upaya penting

36
dalam mencegah atau menanggulangi anemia, khususnya anemia defisiensi besi.

Banyak nya remaja putri yang tidak patuh dalam mengonsumsi tablet tambah

darah disebabkan oleh beberapa faktor lainnya seperti malas, efek samping yang

sering dirasakan setelah minum tablet tambah darah, penyebab konstipasi,

perubahan warna tinja menjadi hitam, tablet tambah darah memiliki rasa tidak

enak dan bau amis (Yuniarti, dkk., 2015).

Hasil penelitian kadar hemoglobin berdasarkan karakteristik kepatuhan

konsumsi tablet tambah darah pada remaja putri, dapat dilihat bahwa terdapat 1

remaja putri (3,0%) yang memiliki kadar hemoglobin rendah dan patuh

mengonsumsi tablet tambah darah, serta terdapat 4 remaja putri (12,1) yang

memiliki kadar hemoglobin normal dan patuh mengonsumsi tablet tambah darah.

Hasil penelitian ini sejalan dengan penelitian Haryati., dkk (2020), dimana

terjadinya peningkatan kadar hemoglobin setelah mengonsumsi tablet Fe (Haryati

dkk., 2020). Penelitian yang dilakukan di SLTPN 1 Donorejo mendapatkan hasil

serupa, setelah diberikan tablet Fe didapatkan hasil yang menderita anemia

mengalami penurunan dari 102 siswi menjadi 70 siswi (Noky, 2014).

37
BAB VI

SIMPULAN DAN SARAN

A. Simpulan

Berdasarkan penelitian yang telah dilaksanakan tentang Gambaran

Hemoglobin Pada Remaja Putri Di SMP Negeri 10 Denpasar, dapat ditarik

simpulan sebagai berikut :

1. Berdasarkan karakteristik penelitian, pada kelompok usia didapatkan remaja

usia 12-13 tahun sebanyak 16 orang (48,5%) dan usia 14-15 tahun sebanyak

17 responden (51,5%) Serta pada kelompok konsumsi tablet tambah darah

yang patuh sebanyak 9 orang (27,2%) dan tidak patuh sebanyak 24 orang

(72,8%).

2. Hasil pemeriksaan kadar hemoglobin, menunjukkan bahwa dari 33 responden

yang di teliti sebanyak 3 orang (9,1%) yang memiliki kadar hemoglobin yang

rendah, dan sebanyak 30 orang (90,9%) yang memiliki kadar hemoglobin

yang normal.

3. Hasil pemeriksan kadar hemoglobin berdasarkan karakteristik penelitian

didapatkan pada kelompok usia 12-13 tahun sebanyak 2 remaja putri (6,1%)

memiliki kadar hemoglobin rendah dan pada kelompok konsumsi tablet

tambah darah terdapat 26 (78,8%) yang memiliki kadar hemoglobin normal

dan tidak patuh mengonsumsi tablet tambah darah.

38
B. Saran

1. Bagi para remaja putri yang memiliki kadar hemoglobin rendah diharapkan

untuk memperhatikan kepatuhan konsumsi Tablet Tambah Darah sesuai

dengan aturan yang dianjurkan yaitu 1 tablet/minggu dan 1 tablet/hari ketika

menstruasi. Hal ini dapat membantu pemerintah dalam program menurunkan

kejadian anemia pada remaja putri.

2. Hasil dari penelitian ini diharapkan bisa menjadi salah satu referensi bagi

peneliti selanjutnya yang ingin melakukan penelitian dengan topik yang

serupa dengan menambahkan variabel berupa gaya hidup, pola makan, dan

lama nya menstruasi.

39
DAFTAR PUSTAKA

A. Rosita, Mushawwir, Latipudin. (2015). “Status hematologis (eritrosit,


hematokrit, dan hemoglobin) ayam petelur fase layer pada temperature
humidity indexyang berbeda”. Available at:
http://journal.unpad.ac.id/ejournal/article/download/5889/3103.
Afrian, M., A. (2013). “Darah 1”. Available at:
https://www.academia.edu/4603437/JURNAL_KU
Akib, A., dan Sumarmi, S. (2017). “Kebiasaan Makan Remaja Putri yang
Berhubungan dengan Anemia: Kajian Positive Deviance.” pp.105-116.
doi: 10.2473/amnt.v1i2.
Anggoro, S. (2020). “Factors Affecting the Event of Anemia in High School
Students.” Jurnal Ilmiah Permas: Jurnal Ilmiah STIKES Kendal, 10(3),pp
341-350.
Arikunto, Suharsimi. (2019). Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktik.
Jakarta: Rineka Cipta
Available at: https://eprints.uny.ac.id/31826/
Budiarni, W., dan Subagio, H. W. (2021). “Hubungan Pengetahuan, Sikap, Dan
Motivasi Dengan Kepatuhan Konsumsi Tablet Besi Folat Pada Ibu
Hamil”. pp. 99–106 Journal of Nutrition College, 1(1),
Chibriyah, R., dan Anita, K., C., D., (2017). “Hubungan pola makan dan aktivitas
fisik terhadap kadar hemoglobin santriwati pondok pesantren Al-
Munawwir Krapyak Bantul”. Available at:
http://digilib.unisayogya.ac.id/2966/1/NASKAH%20PUBLIKASI%20SK
RIPSI.pdf .
Chintia Risva, T., dan Rahfiludin, Z (2016) “Faktor-Faktor Yang Berhubungan
Dengan Kebiasaan Konsumsi Tablet Tambah Darah Sebagai Upaya
Pencegahan Anemia Pada Remaja Puteri (Studi Pada Mahasiswa Tahun
Pertama Di Fakultas Kesehatan Masyaratak Universitas Diponegoro).”
Jurnal Kesehatan Masyarakat (Vol. 4). Available at : http://ejournal-
s1.undip.ac.id/index.php/jkm
Dameuli, S., Ariyadi, T., Nuroini, F. (2013). “Perbedaan kadar hemoglobin
menggunakan Hb Meter, spektrofotometry, dan hematology analyzer.
Pada sampel segera diperiksa dan ditunda 20 jam”. Available at:
http://repository.unimus.ac.id/2938/1/MANUSKRIP.pdf
Dumilah, P.R.A. (2017). “Hubungan Kejadian Anemia Dengan Prestasi Belajar
Siswi Di Smp Unggulan Bina Insani.” Pp. 331-340,
doi:10.20473/amnt.vl.i4.2017.331-340
ekstrakulikuler bola basket di SMP Negeri 1 Jetis Kabupaten Bandul”

40
Giri Wiarto. (2013) “Fisiologi dan Olahraga. Yogyakarta: Graha Ilmu.”
gizi besi pada remaja putri kota Bengkulu”. Jurnal kesehatan andalas.
Available at:
http://jurnal.fkm.unand.ac.id/index.php/jkma/article/download/157/167
Gunadi, I. R., V., Mewo, Y., M., dan Tiho, M. (2016) “Gambaran kadar
hemoglobin pada pekerja bangunan.: Available at:
https://media.neliti.com/media/publications/66875-ID-gambaran-
kadarhttps://media.neliti.com/media/publications/66875-ID-gambaran-kadar-
hemoglobin-pada-pekerja-b.pdfhemoglobin-pada-pekerja-b.pdf.

Haryanti, E., Kamesworo, K.-, dan Maksuk, M.-. (2021). “Pengaruh Pemberian
Tablet Besi Dalam Meningkatkan Kadar Hemoglobin Remaja Umur Putri Di
Sekolah Menengah Atas Lahat.” Available at: JPP (Jurnal Kesehatan
Poltekkes Palembang), 15(2), pp:136–139. Available at:
https://doi.org/10.36086/jpp.v15i2.537

Herta, M,. Yuli, L,. Yuliana, P, D. (2015). Pola konsumsi (faktor inhibitor dan
enhancer fe) terhadap status anemia remaja putri”. Jurnal kesehatan
masyarakat. Jurusan Gizi Poltekkes Kemenkes Mataram, Nusa Tenggara
Barat.
Irianti, S., “Perbedaan Kadar Hemoglobin Siswi Sma Pedesaan Dan Perkotaan Di
Kabupaten Klaten” Available at: http://eprints.ums.ac.id/2786/
Kusmiran, E. (2011). “Kesehatan Reproduksi Remaja Dan Wanita”. Jakarta.
Salemba Medika
Masrizal. (2007). “Anemia Defisiensi Besi”. Jurnal Kesehatan Masyarakat,
Available at:
http://jurnal.fkm.unand.ac.id/index.php/jkma/article/view/23/22
Maylina, L.A. (2016). “Hubungan Antara Konsumsi Pangan Sumber Protein, Zat
Besi, Dan Vitamin C Dengan Kejadian Anemia Siswa Sekolah Dasar”.
Skripsi. Universitas Jember.

Megawati, M. (2016) “Hubungan Pola Makan dan Pola Menstruasi Remaja


Putri Ma Athoriyah Kecamatan Cikatomas Kabupaten Tasikmalaya Tahun
2016”. Jurnal Kesehatan Komunitas Indonesia, 12.

Muliani, (2018) “Pengetahuan Remaja Putri Tentang Manfaat Tablet Fe di SMK


Tunas Husada Kendari”. Poltekkes Kemenkes Kendari. KTI.

Noky,T. (2014) “Efektifitas Pemberian Tablet Tambah Darah Terhadap Kadar Hb


Siswi SLTPN 1 Donorejo Kecamatan Donorejo Kabupaten Pacitan”. Naskah
Publikasi. Fakultas Ilmu Kesehatan. Universitas Muhammadiyah Surakarta.
Available at: http://eprints.ums.ac.id/32255/12/02.%20NASKAH
%20PUBLIKASI.pdf.

41
Nugraha Y. dkk. (2017) “Perancangan Infografis Tentang Dampak Kebiasaan
Begadang Terhadap Pola Tidur Sehat Bagi Remaja”. Jurnal Sketsa, Vol. 4
No.2 September 2017: 2355-6595, E-ISSN: 2549- 3027. Available
at: http://ejournal.bsi.ac.id/ejurnal/index.php/sketsa
Nugraha,.dan Arviana, N.,A. (2016) “Faktor Yang Mempengaruhi dan Dampak
Kurang Tidur Pada Mahasiswa Jurusan Arsitektur Universitas Katolik
Soegijapranata Semarang”. Available at:
http://repository.unika.ac.id/13133/2/12.40.0014%20Angelica%20Nerissa
%20Arviana%20Nugraha%20BAB%20I.pdf
Nugraha. (2017) “Panduan Pemeriksaan Hematologi Dasar”. Edisi 2. Jakarta:
CV Trans Info Media.

Nurbadriyah, W. D. (2019). “Anemia Defisiensi Besi” Available at: Google


Books.https://books.google.co.id/books?
id=j824DwAAQBAJ&printsec=frontcover&dq=anemia+defisiensi+besi&hl
=jv&sa=X&ved=0ahUKEwj66qbS0oLnAhVTg-
YKHWGrD68Q6AEIJTAA#v=onepage&q=anemia defisiensi besi&f=false.
diakses 18 November 2021.
paru dengan daya tahan kardiorespirasi siswa yang mengikuti
Permaesih, D., Herman, S., (2005) “Faktor-faktor yang mempengaruhi anemia
pada remaja”. Jurnal bul. Penel. Kesehatan vol 33. No 4,2005: pp:162-
171
Permata, H., S., Dardjito, E., Anandari, D. (2016). “Anemia Gizi Besi Pada
Remaja Putri di Wilayah Kabupaten Banyumas”. Available at:
http://jos.unsoed.ac.id/index.php/kesmasindo/article/view/138

Proverawati Atika. (2013). “Anemia dan Anemia Kehamilan”. Yogyakarta: Nuha


Medika.

Rachmadianto, N. T. (2014) “Evektifitas Pemberian Tablet Tambah Darah


Terhadap Kadar Hb Siswi SLTPN 1 Donorojo Kecamatan Donorojo
Kabupaten Pacitan”. pp:1–17

Rathi, N., Riddell, L., Worsley, A. (2017). “Food consumption patterns of


adolescents aged 14-16 years in Kolkata, India”. Nutrition Journal, 16(1), 1–
12.

Rosita, S.D. (2017). “Analisis pengaruh kadar hemoglobin pada remaja putri
dengan kejadian disminorea. STIKES Mitra Husada
Karanganyar”.1.pp.116-124

Rusmilawaty, Y., dan Tunggal, T. (2015) “Hubungan Antara Kepatuhan Minum


Tablet Fe Dengan Kejadian Anemia Pada Remaja Putri Di Ma Darul Imad
Kecamatan Tatah Makmur Kabupaten Banjar”. Jurmal Publikasi Kesehatan
Masyarakat Indonesia, 2.

42
Sastroasmoro, S. (2011) “Dasar-Dasar Metode Penelitian Klinis”. Jakarta : cv
Sagung Seto
Suryani, D., Hafiani, R., Junita, R., (2015) “Analisis pola makan dan anemia

Syarifah, Prasetyaswati, B., Utami, M. N. (2020). “Hematologi Dasar”. pt cipta


Gadhing Artha.
Widodo, M. D., Candra, L., Rialita, F. (2019). “Determinan Kejadian Anemia
Pada Remaja Putri Di SMA Negeri 1 Reteh Kecamatan Rete”
Yuniarti, Rusmilawaty, Tunggal, T. (2015) “Hubungan Antara Kepatuhan Minum
Tablet Fe Dengan kejadian Anemia Pada Remaja Putri di MA Darul
Imad Kecamatan Tatah Makmur Kabupaten Banjar”. Poltekkes
Kemenkes Banjarmasin. Jurnal Publikasi Kesehatan Masyarakat
Indonesia, Vol. 2.
Zulfianingum, H, (2016) “Hubungan antara kadar hemoglobin dan kapasitas vital
paru dengan daya tahan kardiorespirasi siswa yang mengikuti
ekstrakulikuler bola basket di SMP Negeri 1 Jetis Kabupaten Bandul”
Available at: https://eprints.uny.ac.id/31826/ pada tanggal 17 Desember
2019

43
LAMPIRAN

Lampiran 1
Etika Penelitian

44
Lampiran 2
Surat Izin Penanaman Modal Kabupaten Denpasar

45
Lampiran 3
Lembar Permohonan Responden

Kepada:
Yth. Calon Responden
Di SMP Negeri 10 Denpasar
Kota Denpasar

Dengan hormat,
Saya mahasiswa D-III Teknologi Laboratorium Medis Politeknik Kesehatan Kemenkes
Denpasar Semester VI bermaksud akan melakukan penelitian tentang GAMBARAN
KADAR HEMOGLOBIN PADA REMAJA PUTRI DI SMP NEGERI 10
DENPASAR
Sebagai persyaratan untuk menyelesaikan program studi D-III Teknologi
Laboratorium Medis.
Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui gambaran dari kadar hemoglobin
pada remaja putri di SMP Negeri 10 Denpasar. Untuk tujuan tersebut peneliti memohon
kesediaan Saudara/i untuk menjadi responden yang merupakan sumber informasi bagi
peneliti.
Demikian permohonan ini saya sampaikan dan atas partisipasinya, saya
mengucapkan terima kasih.

Denpasar,
…………………... Peneliti,

Komang Widya Maharani Hastari


NIM. P07134019112

Lampiran 4

46
Lembar Persetujuan Responden

No. Responden :

INFORMED CONSENT

(Surat Persetujuan Menjadi Responden)

Yang bertandatangan di bawah ini:


Nama :
Usia :
Alamat :
Setelah mendapatkan keterangan secukupnya, serta mengetahui manfaat dan risiko
penelitian yang berjudul GAMBARAN KADAR HEMOGLOBIN PADA
REMAJA PUTRI DI SMP NEGERI 10 DENPASAR
Dengan ini menyatakan bersedia/tidak bersedia*) ikut terlibat sebagai subjek
penelitian, dengan catatan bila sewaktu-waktu merasa dirugikan dalam bentuk apapun
berhak membatalkan persetujuan ini.
Demikian surat pernyataan ini dibuat tanpa ada pemaksaan dari pihak manapun
dan informasi yang diperoleh dapat digunakan sepenuhnya untuk kepentingan penelitian.

Denpasar,…………………
Yang membuat pernyataan

(………………………….)

*) Coret yang tidak perlu

Lampiran 5

47
Form Wawancara Responden
Nomor responden :

Nama Responden :

Tanggal Lahir :

Usia saat ini : Thn

Nomor telepon yang dapat dihubungi :

1. Apakah saudari mengkonsumsi tablet tambah darah (TTD)?


□ Iya, jika iya berapa konsumsi tablet tambah darah dalam 1 bulan
terakhir
(………………………………)
□ Tidak
2. Apakah saudari mengkonsumsi tablet tambah darah yang diberikan
oleh sekolah?
□ Iya
(……………………………)
□ Tidak
3. Apakah saudari menghabiskan tablet tambah darah yang diberikan?
□ Iya
□ Tidak

48
Lampiran 6
Tabel Data
Rekapitulasi Hasil Penelian
Kadar Hemoglobin
No Kode Jenis Usi Minuman
Kategori
responden kelamin a Tablet besi
Rendah Normal Tinggi
(TTD)
(< 12 ( 12-16 ( > 16
g/dl) g/dl) g/dl)
1 01 P 14 Tidak patuh 13.0
2 02 P 14 Tidak patuh 13.1
3 03 P 14 Patuh 12.9
4 04 P 14 Tidak patuh 15.0
5 05 P 14 Patuh 15.2
6 06 P 14 Tidak patuh 12.2
7 07 P 13 Tidak patuh 14.2
8 08 P 15 Patuh 15.6
9 09 P 13 Patuh 11.4
10 10 P 14 Tidak patuh 13.6
11 11 P 14 Tidak patuh 14.2
12 12 P 13 Tidak patuh 15.8
13 13 P 13 Tidak patuh 15.6
14 14 P 13 Tidak patuh 9.0
15 15 P 13 Tidak patuh 14.2
16 16 P 13 Tidak patuh 13.3
17 17 P 14 Tidak patuh 14.7
18 18 P 14 Tidak patuh 13.3
19 19 P 14 Tidak patuh 13.5
20 20 P 13 Tidak patuh 13.4
21 21 P 13 Patuh 14.1
22 22 P 14 Tidak patuh 13.3
23 23 P 12 Tidak patuh 13.2

49
24 24 P 13 Tidak patuh 13.0
25 25 P 13 Tidak patuh 14.2
26 26 P 13 Tidak patuh 15.6
27 27 P 13 Patuh 13.2
28 28 P 12 Patuh 13.8
29 29 P 14 Tidak patuh 11.6
30 30 P 13 Tidak patuh 14.0
31 31 P 14 Tidak patuh 14.8
32 32 P 14 Tidak patuh 14.3
33 33 P 14 Tidak patuh 14.4

50
Lampiran 7 Dokumentasi Penelitian
Dokumentasi Penelitian

51
52
SURAT PERNYATAAN PERSETUJUAN PUBLIKASI REPOSITORY

Saya yang bertanda tangan di bawah ini :


Nama : Komang Widya Maharani Hastari
NIM : P07134019112
Program Studi : D-III
Jurusan : Teknologi Laboratorium Medis
Tahun Akademik : 2021/2022
Alamat : Jalan Pulau WE Br.Taman
No.Hp/Email : 082144599399/maharanihastari@gmail.com

Dengan ini menyerahkan Karya Tulis Ilmiah dengan judul :


“Gambaran Kadar Hemoglobin Pada Remaja Putri Di SMP Negeri 10 Denpasar”
1. Dan menyetujui menjadi hak milik Politeknik Kesehatan Kemenkes Denpasar
serta memberikan Hak Bebas Royalti Non-Ekslusif untuk disimpan,
dialihmediakan, dikelola dalam pangkalan data, dan dipublikasikan di internet
atau media lain untuk kepentingan akademis selama tetap mencantumkan
nama penulis sebagai pemilik Hak Cipta.
2. Pernyataan ini saya buat dengan sungguh-sungguh. Apabila dikemudian hari
terbukti ada pelanggaran Hak Cipta/Plagiarisme dalam Karya Tulis Ilmiah ini,
maka segala bentuk tuntutan hukum yang timbul akan saya tanggung secara
pribadi tanpa melibatkan pihak Politeknik Kesehatan Kemenkes Denpasar.
Demikian surat pernyataan ini saya buat untuk dipergunakan sebagaimana
mestinya.

Denpasar, Juni 2022


Yang menyatakan

Komang Widya Maharani Hastari


NIM. P07134019112

53

Anda mungkin juga menyukai