PENDAHULUAN
Anemia adalah salah satu masalah kesehatan yang terjadi pada negara di seluruh
dunia terutama pada negara berkembang yang diperkirakan 30% penduduk dunia
remaja dan ibu hamil. Anemia yang di alami oleh remaja putri saat ini masih cukup
tinggi, menurut World Health Organization (WHO) pada tahun 2013, prevalensi
anemia yang terjadi di dunia rata rata 40-88%. Jumlah penduduk usia remaja (10-19
tahun) di Indonesia sebesar26,2% yang terdiri dari 50,9% laki-laki dan 49,1%
perempuan (Kemenkes RI,2013). Zat besi pada remaja putri sangat dibutuhkan tubuh
untuk pertumbuhan dan perkembangan bagi mereka. Pada World Health Assembly
(WHA) ke-65, WHO merekomendasikan untuk menyepakati rencana aksi dan target
global untuk gizi ibu, bayi, dan anak dengan komitmen mengurangi setengah (50%)
dari kejadian anemia yang terjadi pada WUS pada tahun 2025 yang akan datang.
Pada saat ini remaja di Indonesia mengalami masalah gizi mikronutrien, yakni
sekitar 12% remaja laki-laki dan 23% remaja perempuan mengalami anemia, yang
sebagian besar diakibatkan kekurangan zat besi (anemia defisiensi besi). Pada tahun
kelompok untuk umur 15- 24 tahun sebesar 84,6%, untuk umur 25 -34 tahun sebesar
33,7%, kelompok umur 35-44 tahun sebesar 33,6% s edangkan untuk umur 45-54
tahun sebesar 24%. Anemia yang terjadi pada remaja putri lebih tinggi di banding
remaja laki-laki. Anemia akan berdampak buruk bagi remaja terhadap penurunan
imunitas, konsentrasi, prestasi belajar, kebugaran remaja dan produktifitas. Selain itu,
secara khusus anemia akan berdampak lebih serius pada remaja putri, mengingat
mereka adalah para calon ibu yang akan hamil dan melahirkan seorang bayi, sehingga
akan memperbesar risiko kematian ibu melahirkan, bayi lahir prematur dan berat bayi
lahir rendah (BBLR) (Kemenkes RI,2018). Anemia pada tahun 2013 pada remaja
putri mengalami peningkatan dari 37,1% menjadi 48,9% pada tahun 2018 (Riskesdas
2018). Remaja putri lebih rentan mengalami anemia di sebabkan banyak kehilangan
darah pada saat menstruasi. Remaja putri yang menderita anemia akan berisiko
mengalami anemia pada saat hamil nanti. Hal ini berdampak buruk bagi pertumbuhan
pada saat kehamilan dan persalinan, bahkan dapat menyebabkan kematian ibu dan
generasi penerus bangsa yang berkualitas di masa yang akan datang (Kemenkes RI,
2018).
jumlah penderita anemianya. Tingginya akan kejadian anemia yang terjadi pada
remaja putri di provinsi lampung sebesar 69,7% dengan defisiensi besi, angka itu
lebih tinggi dari angka gizi nasional yang hanya berkisar 63,3% (Dinkes Provinsi
anemia pada balita umur 0-5 tahun (40,5%), usia sekolah atau remaja (26,5%), wanita
usia subur (WUS) (39,5%), pada ibu hamil (43,5%). (Dinas Kabupaten Lampung
Timur, 2016). Dari data yang diperoleh di Puskesmas Pugung Raharjo dari 1645
remaja putri bahwa remaja putri yang mengalami anemia sebanyak 388 dengan 342
yang mengalami anemia ringan dan 46 mengalami anemia berat (Profil Puskesmas
Pugung Raharjo, 2019). oleh karena berdasar latar belakang masalah tersebut, peneliti
timur.
cara pemberian makanan yang mengandung zat besi. Suplemen yang dapat
meningkatkan kadar hemoglobin yaitu tablet besi, asam folat dan suplemen vitamin C.
Selain dari suplemen, makanan yang dapat meningkatkan kadar hemoglobin salah
satunya adalah kacang hijau. Kacang hijau yang mengandung banyak vitamin dan
mineral yang angat dibutuhkan oleh tubuh, Mineral seperti kalsium, fosfor, besi,
natrium dan kalium yang banyak terdapat pada kacang hijau (Astawan, 2009). Selain
bisa dimanfaatkan sebagai bahan dasar makanan dan minuman, kacang hijau dapat
dimanfaatkan sebagai tambahan asupan zat besi untuk penceghan terjadinya anemia.
Kandungan zat besi yang ada pada kacang hijau sebesar 6,7 mg/100 g. Unsur besi
yang tergolong mineral mikro merupakan komponen utama dari sintesis hemoglobin.
Kurangnya zat besi dalam tubuh yang terjadi terus menerus akan mempengaruhi
jus kacang hijau dan jambu biji terhadap kadar Haemoglobin pada remaja putri usia
13-16 tahun di asrama Yayasan Pendidikan Islam Raudlatul Akbar Jember. Dari 40
dari rata-rata tingkat hemoglobin sebelum pengobatan adalah 10.921gr / dl, Setelah
diberikan campuran sari kacang hijau dan jambu biji pada meningkat rata rata menjadi
12.586gr / dl, Ini berarti Ada efek yang signifikan baik untuk kelompok pengobatan
dan kontrol dalam perawatan sari kacang hijau dan jambu biji terhadap peningkatan
hemoglobin sebelum pemberian kacang susu dengan rata-rata 2,38 dengan simpangan
baku 0,492 dan yang setelah diberikan kacang hijau rata-rata 1,38, dengan simpangan
baku 0,492 dan hasil uji satu sampel yang diperoleh p = 0,000 diketahui perbedaan
signifikan antara sebelum dan sesudahnya, sehingga dalam penelitian fatmah zakaria
tentang peningkatan kadar hemoglobin pada remaja dengan menggunakan sari kacang
hijau kepada remaja putri di pondok pesantren Mamba’ul Ulum yang berada di
wilayah kerja Puskemas Pugung Raharjo. Dengan populasi remaja putri sebanyak 36
orang. setelah peneliti melakukan pra survey terhadap 10 orang remaja putri di
dapatkan yang mengalami anemia sebanyak 6 orang dengan anemia sedang 4 orang
Berdasarkan latar belakang yang ada rumusan masalah dalam penelitian ini
adalah “Apakah ada pengaruh sari kacang hijau terhadap peningkatan kadar
Penelitian ini diharapkan dapat mengetahui pengaruh sari kacang hijau terhadap
hemoglobin
1.4.3 Peneliti
METODE PENELITIAN
menggunakan pendekatan one grup pretest posttest design. Desain ini bertujuan untuk
pembanding. Dalam hal ini, kelompok eksperimental akan diberikan perlakuan berupa
pemberian sari kacang hijau sedangkan kelompok kontrol tidak akan diberikan
perlakuan. Pada kelompok eksperimental dan kelompok kontrol diawali dengan pre-
test yaitu pengecekan kadar hemoglobin pada remaja putri dan setelah diberikan
perlakuan.
3.4 Populasi dan Sampel
3.4.1 Populasi
ini adalah seluruh remaja putri di pondok pesantren Mamba’ul Ulum yang
berjumlah 36 orang.
3.4.2 Sampel
Sampel adalah sebagian yang diambil dari semua objek yang diteliti dan di
Keterangan :
n : Besar sampel
N : Besar populasi
36
n=
1+ 36(0,052 )
36
n= 1+ 0,09
36
n= 1,09
n=33,02
Sehingga besar sampel yang akan diteliti adalah sebanyak 34 remaja putri.
Objek dalam penelitian ini adalah remaja putri yang telah memenuhi
kriteria inklusi. kriteria inklusi adalah kriteria yang perlu dipenuhi oleh setiap
yaitu:
Kriteria ekslusi adalah ciri-ciri anggota populasi yang tidak dapat di ambil
2. Sedang mentruasi
penelitian yang dipilih penulis yaitu Pengaruh jus kacang hijau terhadap peningkatan
kadar hemoglobin pada remaja putri. Variable yang digunakan dalam penelitian ini
rumusan tersebut dapat diobservasi dan di ukur. Untuk membatasi ruang lingkup atau
pengertian variabel-variabel diamati atau diteliti dari variabel tersebut perlu diberi
DEFINISI OPRASIONAL
2 Jus Kacang Salah satu jenis Desain Pemberian sari 1. Pemberian Ordinal
Hijau kacang-kacangan pre test kacang hijau jus kacang
yang mengandung dan post sebanyak 1x sehari hijau
zat besi tinggi test masing-masing 2. Tidak di
adalah kacang dengan dosis 250 cc beri jus
hijau. (vigna dari 72 gram kacang kacang
radiata). (Akbar, hijau yang diberikan hijau
2015) selama 3 hari
3.7 Instrumen Penelitian dan Pengumpulan Data
peneliti dalam menyimpulkan data agar pekerjaannya lebih baik. Salah satu
bentuk instrumen penelitian adalah daftar ceklist yang berisi nama, subjek dan
yang digunakan pada penelitian ini adalah check list. Check list yaitu daftar
variabel yang akan dikumpulkan datanya, dalam hal ini peneliti tinggal
2010).
Instrumen Penelitian:
1. Formulir identitas sampel : data yang diperoleh dari sampel yang meliputi
2. Easy touch GCHB alat ini digunakan untuk mengukur kadar hemoglobin
lancing device.
sterile lancets.
Hb meter.
a. Wawancara
umur.
b. Pemeriksaan
Setelah data yang diperoleh dalam penelitian ini terkumpul, maka dilakukan
1. Editing
2. Coding
Coding adalah pemberian atau pembuatan kode-kode pada tiap data yang
3. Tabulating
Analisis data ini menggunakan analisis data kuantitatif. Data yang sudah
5. Cleaning
penelitian ini menggunakan 2 jenis analisis yaitu analisis univariat dan analisis
bivariat.
1. Analisis Univariat
baik.
2. Analisis Bivariat
kacang hijau.
3.8.3 Jalannya Penelitian
1. Tahap Persiapan
penelitian.
strip kewadahnya.
tube/dropper sampaigaris batas.
72gram/sampel.
sebanyak4 liter.
d. Kemudian kacang hijau di blender hingga halus dan di saring.
Akbar, R. 2015. Aneka Tanaman Apotek Hidup di Sekitar Kita. Edisi 1. Editor: F. Cahyono.
Jakarta: One Book
Ani, LS. 2016. Buku Saku Anemia Defisiensi Besi. Jakarta: EGC