Anda di halaman 1dari 9

A.

ANALISIS GENDER MENGGUNAKAN HARVARD


Kerangka analisis gender Harvard lebih concern dengan membuat pembagian
kerja gender (division of labour), peran dalam pengambilan keputusan, tingkat kontrol
atas sumberdaya yang kelihatan. Penggunaan Kerangka Analisis Harvard bertujuan
untuk:
1. Membedah alokasi sumber daya ekonomis terhadap laki-laki dan perempuan
2. Membantu perencana proyek untuk lebih efisien dan meningkatan produtifitas secara
keseluruhan

PROFIL KEGIATAN MASYARAKAT DI RW 11


Waktu

Kegiatan

Pelaku Kegiatan

A/
L

I/
P

An/
P
V

An/
L

Tipe Kegiatan

Produkti
f

Reprodukti
f

04.30

Bangun Pagi

04.35

Melakukan
Ibadah

04.45

Memasak

05.00

Mandi/
Memandikan
Anak

05.15

Mencuci
baju/piring

05.30

Membersihkan
rumah

05.50

Menyiapkan
kebutuhan
sekolah

06.00

Sarapan pagi

06.30

Berangkat Kerja/
Sekolah

07.00

Berangkat kerja
(PNS maupun
swasta)

V
V

V
V
V

Sosia
l

16.30

Aktivitas sore
(Les, aktivitas
rumah tangga)

18.00

Ishoma

19.00

Belajar

21.00

Istirahat

23.00

Keliling
kelurahan
(ronda)

Analisis:
Di RW 11 mayoritas penduduknya mempunyai peran produktif baik laki-laki
maupun perempuan. Untuk peran produktif yakni bekerja diutamakan laki-laki, namun
ibu juga memiliki pekerjaan sampingan sebagai pedagang/penjual seperti menjual jus,
pulsa, membuka kos, dan warung makan hal ini dilakukan untuk membantu
perkembangan ekonomi keluarga. Peran reproduktif memasak dilakukan oleh ibu,
mecuci dan menjemur perempuan dilakukan oleh anak perempuan. Berkebun dilakukan
oleh laki-laki (Ayah dan Anak laki-laki). Untuk peran sosial dalam kegiaatan
kenasyarakatan mayoritas penduduk yang berperan adalah laki laki tetapi perempuan
juga ikut berperan.

B. ANALISIS GENDER MENGGUNAKAN KERANGKA MOSER

Kerangka ini menawarkan pembedaan antara kebutuhan praktis dan strategis


dalam perencanaan pemberdayaan komunitas dan berfokus pada beban kerja
perempuan.
Alat 1: Peran lipat tiga (triple roles)

A. Kerja reproduksi perempuan

Perempuan
B. Kerja Produktif
C. Kerja komunitas
Alat 2: Gender need assessment

A. Kebutuhan/kepentingan praktis
B. Kebutuhan/kepentingan strategis

Alat 3: Gender Disaggregated data - intra-

Siapa mengotrol apa dan siapa yang

household

memiliki kekuasaan atas pengambilan


keputusan?

KERANGKA MOSER
Identifikasi
PERAN TIGA LIPAT

Kebutuhan
Gender

Kegiatan
ReproProduksi

Perbaiki
Saluran air

Mencukupi
gizi balita

keputusan

Praktis Strategis

V
V

pengambil

nitas
V

Kerja bakti
membersih
kan jamban

Kekuasaan

Komu-

duksi
Menanam
Bunga

Kontrol

Mengikuti
KB

Senam
untuk
lansia

Wirausaha
warung/
took

V
V

C. ANALISIS GENDER MENGGUNAKAN LONGWE FRAMEWORK


KERANGKA KERJA PEMBERDAYAAN
Analisis Gender Perspektif Longwe adalah suatu pendekatan analisis yang
dikembangkan sebagai metode pemberdayaan perempuan dengan lima kriteria analisis
yang meliputi:
1. Dimensi Kesejahteraan
Dimensi ini merupakan tingkat kesejahteraan material yang diukur
dari tercukupinya kebutuhan dasar seperti makanan, penghasilan,
perumahan, dan kesehatan yang harus dinikimati oleh perempuan dan lakilaki
2. Dimensi Akses
Kesenjangan gender di sini terlihat dari adanya perbedaan akses antara
laki-laki dan perempuan terhadap sumber daya. Lebih rendahnya akses
mereka terhadap sumber daya menyebabkan produktivitas perempuan
cenderung lebih rendah dari laki-laki
3. Dimensi kesadaran kritis
Kesenjangan gender ditingkat ini disebabkan adanya anggapan bahwa
posisi sosial ekonomi perempuan yang lebih rendah dari laki-laki dan
pembagian kerja gender tradisional adalah bagian dari tatanan abadi.
Keyakinan bahwa kesetaraaan gender adalah bagian dari tujuan perubahan
merupakan inti dari kesadaran gender dan merupakan elemen ideologis

dalam proses pemberdayaan yang menjadi landasan konseptual bagi


perubahan ke arah kesetaraan.
4. Dimensi Partisipasi
Partisipasi aktif perempuan diartikan bahwa pemerataan partisipasi
perempuan dalam proses penetapan keputusan yaitu partisipasi dalam
proses perencanaan penentuan kebijakan dan administrasi. Di sini
partisipasi berarti keterlibatan atau keikutsertaan aktif sejak dalam
penetapan kebutuhan, formulasi proyek, implementasi dan monitoring
serta evaluasi. Partisipasi dapat dibedakan menjadi partisipasi kuantitatif
dan partisipasi kualitatif.
5. Dimensi Kuasa/Kontrol
Kesenjangan gender di tingkat ini terlihat dari adanya hubungan kuasa
yang timpang antara laki-laki dan perempuan. Ini bisa terjadi di tingkat
rumah tangga, komunitas, dan tingkatan yang lebih luas lagi. Kesetaraan
dalam kuasa berarti adanya kuasa yang seimbang antara laki-laki dan
perempuan, satu tidak mendominasi atau berada dalam posisi dominan atas
lainnya. Artinya perempuan mempunyai kekuasaan sebagaimana juga lakilaki, untuk mengubah kondisi posisi, masa depan diri dan komunitasnya.
Kesetaraan dalam kuasa merupakan prasyarat bagi terwujudnya kesetaraan
gender dan keberdayaan dalam masyarakat yang sejahtera.
Lima kriteria pemberdayaan ini bersifat dinamis, berhubungan satu sama
lain, saling menguatkan dan melengkapi. pemberdayaan tertinggi berada pada
tingkatan kontrol. Jika kegiatan hanya berkonsentrasi pada level yang berada
dibawah kontrol maka peluang terjadinya pemberdayaan perempuan akan
semakin berkurang. Kelima kriteria tersebut juga merupakan tingkatan yang
bergerak memutar seperti spiral, makin tinggi tingkat kesetaraan otomatis
semakin tinggi keberdayaannya.

ANALISIS KESEJAHTERAAN, AKSES, KESADARAN, PARTISIPASI DAN


KONTROL
KEPUTUSAN
BIDANG EKONOMI (produktif)
Menghasilkan pendapatan keluarga
Menggunakan uang
Usaha dagang
Menentukan jenis dagangan
Mengelola dagangan
Membeli alat dapur
Membeli pakaian
Membeli makanan
Membayar untuk berobat
Memberikan sumbangan
Membayar sekolah
PEMELIHARAAN KELUARGA
Merawat kehamilan
Meminta pertolongan pada saat kelahiran
Membawa anak berobat
Menyekolahkan anak
Perkawinan anak
Membantu keluarga
Perawatan keluarga sakit
Menentukan rekreasi
KEMASYARAKATAN
Mengikuti kegiatan di luar rumah
Membina relasi dengan saudara
Menyelenggarakan pesta (acara-acara adat,
dll)
Gotong royong
Berhubungan dengan pemerintah/ lembaga
yang ada (RW)
KEPEMILIKAN
Tanah/ bangunan
Alat-alat rumah tangga
Keterangan :
XX

: dominan

Hasil Analisis:
1. Pada level control

: pengikut

LAKI-LAKI

PEREMPUAN

XX
X
X
X
X
X
X
X
XX
XX
XX

XX
XX
XX
XX
XX
XX
XX
XX
X
X
X

X
XX
XX
XX
XX
XX
X
XX

XX
X
XX
X
XX
XX
XX
XX

XX
X
XX

XX
XX
XX

XX
XX

XX
X

XX
XX

X
XX

Dapat dilihat bahwa kesenjangan gender tidak terlihat nyata, dari hasil analisis
ditemukan bahwa antara perempuan dan laki laki, keduanya mempunyai kontrol
yang kuat terhadap pendapatan.
2. Pada level partisipasi
Peran serta perempuan maupun laki-laki baik sebagai individu maupun
kelompok dalam meningkatkan kesejahteraan dan pembangunan sudah diperhatikan,
artinya perempuan nampaknya sudah dilihat. Perempuan juga dilibatkan dengan
kegiatan yang berhubungan dengan kelembagaan RW walaupun tidak banyak
mempunyai kontrol.
3. Pada level penyadaran
Berdasarkan hasil analisis menunjukkan bahwa tidak adanya ketidakadilan
gender. Hal ini jika dilihat dari keputusan yang diambil pada kegiatan upaya
mendapat penghasilan keluarga perempuan sudah terlibat yaitu dengan beadagang.
Hal ini merupakan kenyataan bahwa kesadaran akan kesenjangan kedudukan sosial
ekonomi perempuan setara.
4. Pada level akses
Hasil analisis di RW 11, akses perempuan cenderung sudah setara dengan lakilaki, kesetaraan akses ini dapat dilihat terhadap keputusan dalam pengeluaran rumah
tangga, kegiatan sosial, aktivitas pemasaran, dan hampir terhadap semua layanan
masyarakat sudah banyak mendominasi dalam pengambilan keputusan.
5. Pada level kesejahteraan
Kebutuhan dasar perempuan seperti pangan sandang dan layanan kesehatan,
dan lain lain sudah terpenuhi, artinya pada level kesejahteraan ini tidak terjadi
kesenjangan gender. Semua kegiatan di wilayah penelitian sudah nampak
memperhatikan isu kebutuhan dasar perempuan sehingga hasil dan kegiatan ini dapat
meningkatkan kedudukan perempuan.

D. ANALISIS GENDER MENGGUNAKAN MATRIK ANALISIS GENDER


Tingkat

Kategori Analisis

Analisis
Perempuan

Tenaga

Waktu

Sumberdaya

Perempuan lebih Ada Waktu

Air bersih

Interaksi sosial

aktif

tersedia

di

Luang
Hemat waktu
luang

Laki-Laki

Budaya

Meningkatkan
keahlian

Akhir minggu

dalam

sekitar

saluran

air

limbah

dan

MCK
Air bersih

Interaksi sosial

tersedia

di

sekitar

perbaikan SPAL

saluran

air

dan MCK

limbah

dan

MCK
Rumah

Meningkatkan

tangga

kesehatan

Menciptakan

Sesuai jadwal

Kepemilikan

Kesadaran

Kebersihan

komunitas dan

MCK meningkat Penggunaan

lingkungan dan

kebutuhan

tiap tahun

keluarga

Komunitas

peningkatan

MCK semakin
meningkat

kesehatan
masyarakat

Perempuan

Laki-laki

Pekerjaan
Perempuan
tidak hanya
menjadi ibu
rumah tangga

Waktu
Waktu luang
digunakan
untuk
menambah
penghasilan.
Membantu istri
Menambah
untuk
kedekatannya
melakukan
sebagai
pekerjaan rumah seorang ayah
tangga
terhadap anak-

Sumber Daya
Ekonomi
keluarga
meningkat

Budaya
Terbentuk
komunitas ibuibu arisan dan
ibu-ibu PKK.

Ekonomi
keluarga
meningkat

Mengurangi
pekerjaan rumah

Rumah
Tangga

Masyarakat

Suami dan istri


bahu membahu
menyelesaikan
pekerjaan rumah
tangga
masyarakat aktif
dalam kegiatan
kemasyarakatan

anaknya
Membangun/
mempertahank
an interaksi

Ekonomi
keluarga
meningkat

Anak kurang
mendapatkan
kasih sayang
dari ibu.

Pemberdayaan

Interaksi sosial
masyarakat di
ormas semakin
meningkat

antara suami
istri
Memanfaatkan
waktu luang

masyarakat
meningkat

Anda mungkin juga menyukai