Anda di halaman 1dari 92

SKRIPSI

HUBUNGAN MEKANISME KOPING DENGAN TINGKAT STRES DALAM


MENYUSUN SKRIPSI PADA MAHASISWA PROGRAM STUDI S1
KEPERAWATAN REGULER XA DI STIKES PERTAMEDIKA

Dibuat untuk memenuhi persyaratan penyelesaian

tugas akhir pada Program Studi S1 Keperawatan

Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan Pertamedika

Oleh :

FILDZAH AULIA RELAWAN

11171015

PROGRAM STUDI S1 KEPERAWATAN

SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN PERTAMEDIKA

TAHUN 2021
HUBUNGAN MEKANISME KOPING DENGAN TINGKAT STRES DALAM
MENYUSUN SKRIPSI PADA MAHASISWA PROGRAM STUDI S1
KEPERAWATAN REGULER XA DI STIKES PERTAMEDIKA

Skripsi ini diajukan sebagai salah satu syarat

untuk memperoleh gelar

Sarjana Keperawatan

Oleh :

FILDZAH AULIA RELAWAN

11171015

PROGRAM STUDI S1 KEPERAWATAN

SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN PERTAMEDIKA

TAHUN 2021
LEMBAR PERSETUJUAN

Penelitian ini Berjudul:

Hubungan Mekanisme Koping dengan Tingkat Stres dalam Menyusun Skripsi


pada Mahasiswa Reguler XA Program Studi S1 Keperawatan di STIKes
Pertamedika

Laporan hasil penelitian ini telah diperiksa, disetujui dan dipertahankan dihadapan
Tim Penguji Program Studi S1 Keperawatan

Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan PERTAMEDIKA

Jakarta, 22 Juli 2021

Menyetujui,

Pembimbing Skripsi,

(Wasijati, S.Kp,. M.Si., M. Kep)

Mengetahui,

Kepala Program Studi S1 Keperawatan,

(Wasijati, S.Kp,. M.Si., M. Kep)

i
LEMBAR PENGESAHAN

Laporan hasil penelitian dengan judul “Hubungan Mekanisme Koping dengan


Tingkat Stres dalam Menyusun Skripsi pada Mahasiswa Program Studi S1
Keperawatan Reguler XA di STIKes Pertamedika”, ini telah diujikan dan dinyatakan
Lulus dalam ujian siding dihadapan Tim Penguji pada tanggal 22 Juli 2021

Penguji I

(Wasijati, S.Kp., M.Si., M.Kep)

Penguji II

(Ns. Tati Suryati, M.Kep., Sp.KJ)

Penguji III

(Ns. Hanik Rohmah, M.Kep., Sp.Mat)

ii
SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN PERTAMEDIKA
PROGRAM STUDI S1 KEPERAWATAN
Riset, Juli 2021
Fildzah Aulia Relawan
Hubungan Mekanisme Koping Dengan Tingkat Stres Dalam Menyusun Skripsi pada
Mahasiswa Program Studi S1 Keperawatan Reguler XA Di STIKes Pertamedika
XIV + 53 halaman + 7 table + 3 skema + 8 lampiran

ABSTRAK
Stres adalah gangguan yang terjadi pada tubuh dan pikiran yang disebabkan oleh
perubahan dan tuntutan kehidupan. Penyebab stres yang banyak terjadi pada
mahasiswa tingkat akhir selama menjalani perkuliahan adalah tugas akhir yang
berupa penugasan skripsi. Dalam menghadapi stres cara individu untuk mengurangi
stres dinamakan mekanisme koping. Mekanisme koping adalah cara yang digunakan
oleh individu dalam menyelesaikan masalah, mengatasi perubahan yang terjadi, dan
situasi yang mengancam baik secara kognitif maupun perilaku. Penelitian ini
bertujuan untuk mengetahui hubungan mekanisme koping dengan tingkat stres dalam
menyusun skripsi pada mahasiswa Program Studi S1 Keperawatan di STIKes
Pertamedika. Penelitian ini menggunakan desain Korelatif dengan pendekatan Cross
Sectional. Populasi dalam penelitian ini adalah mahasiswa Program Studi S1
Keperawatan Reguler XA. Teknis pengambilan sampel menggunakan Total
Sampling dengan jumlah sampel sebanyak 45 orang. Instrument penelitian ini
menggunakan kuesioner. Hasil penelitian menggunakan uji statistik Chi-Square
menunjukkan ada hubungan yang signifikan antara mekanisme koping dengan
tingkat stres (p value = 0,005). Hasil penelitian diharapkan dapat dimanfaatkan untuk
memberikan pengetahuan tambahan tentang hubungan mekanisme koping dengan
tingkat stres dalam menyusun skripsi pada mahasiswa tingkat akhir sehingga dapat
melakukan pencegahan stres dengan tindakan yang tepat

Kata kunci : Mekanisme Koping, Tingkat Stres, Skripsi


Daftar Pustaka: 47 (2011-2021)

iii
INSTITUTE OF HEALTH SCIENCE PERTAMEDIKA
BACHELOR OF NURSING PROGRAM
Research, July 2021
FILDZAH AULIA RELAWAN
The Correlation of Coping Mechanisms and Stress Levels in Writing Thesis for
Undergraduate Student of Regular Nursing XA at STIKes Pertamedika
XIV + 53 pages + 7 tables + 3 scheme + 8 attachment
ABSTRACT
Stress is disorders that occur in the body and mind caused by the changes and
demands of life. The most common cause of stress in undergraduate students is final
project in the form of a thesis assignment. In dealing with stress, the individual’s
way of reducing stress is called the coping mechanism. Coping mechanism is
methods used by individuals to solve problems, cope with the changes that occur,
and situations that threaten both cognitively and behaviorally. This research aims to
determine the correlation of coping mechanism and stress levels in writing thesis of
Undergraduate Student of Regular Nursing XA at STIKes Pertamedika. This
research used a Correlative design with a Cross-Sectional approach. The population
in this research is Undergraduate Students of Regular Nursing XA in STIKes
Pertamedika. The sampling technique used is Total Sampling with a sample of 45
people. This research instrument used a questionnaire. The results of the research
were using the Chi-Square statistical test showed that there was a significant
relationship between coping mechanism and stress levels (p value = 0,005). The
results of this research are expected to be used to provide additional knowledge
about the correlation of coping mechanism and stress levels in writing thesis for
undergraduate student, so that it can take the stress prevention with the right action.

Keyword : Coping Mechanism, Stress Levels, Thesis


Bibliography : 47 (2011-2021)

iv
SURAT PERNYATAAN

Yang bertanda tangan di bawah ini, saya :

Nama : Fildzah Aulia Relawan

NIM : 11171015

Mahasiswa S1 Keperawatan/Angkatan : Reguler XA

Menyatakan bahwa saya tidak melakukan kegiatan plagiat dalam penulisan Laporan
Penelitian Mata Ajaran Riset Keperawatan saya yang berjudul:

Hubungan Mekanisme Koping dengan Tingkat Stres dalam Menyusun Skripsi pada
Mahasiswa Program Studi S1 Keperawatan Reguler XA di STIKes Pertamedika.
Apabila suatu saat nanti terbukti saya telah melakukan tindakan plagiat, maka saya
akan menerima sangsi yang telat ditetapkan.

Demikian surat pernyataan ini saya buat dengan sebenar-benarnya.

Jakarta, 22 Juli 2021

Yang Membuat Pernyataan,

(Fildzah Aulia Relawan)

v
HALAMAN PERNYATAAN PERSETUJUAN PUBLIKASI
TUGAS AKHIR UNTUK KEPENTINGAN AKADEMI

Sebagai civitas akademik Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan PERTAMEDIKA (STIKes


PERTAMEDIKA), saya yang bertanda tangan di bawah ini:

Nama : Fildzah Aulia Relawan

NPM : 11171015

Program Studi : S1 Keperawatan

Institusi : Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan PERTAMEDIKA

Jenis Karya : Skripsi

Demi perkembangan ilmu pengetahuan, menyetujui untuk memberikan kepada


Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan PERTAMEDIKA Hak Bebas Royalti Nonekslusif
(Non-exclusive Royalty Free Right) atas skripsi saya yang berjudul:
Hubungan Mekanisme Koping dengan Tingkat Stres dalam Menyusun Skripsi pada
Mahasiwa Program Studi S1 Keperawatan Reguler XA di STIKes Pertamedika.

Beserta perangkat yang ada (jika diperlukan). Dengan Hak Bebas Royalti
Nonekslusif ini STIKes PERTAMEDIKA berhak menyimpan, mengalih
media/formatkan, mengelola dalam bentuk pangkalan data (Database), merawat dan
mempublikasikan tugas akhir saya selama tetap mencantumkan nama saya sebagai
penulis/pencipta dan sebagai pemilik Hak Cipta.

Demikian pernyataan ini saya buat dengan sebenarnya.

Dibuat di : Tangerang

Pada Tanggal : 22 Juli 2021

Yang Menyatakan

Fildzah Aulia Relawan

vi
KATA PENGANTAR
Puji syukur kami panjatkan kehadirat Allah SWT yang telah melimpahkan Rahmat
dan Karunianya sehingga peneliti dapat menyelesaikan oenelitian yang berjudul
“Hubungan Mekanisme Koping dengan Tingkat Stres dalam Menyusun Skripsi pada
Mahasiswa Reguler XA Program Studi S1 Keperawatan di STIKes Pertamedika.”

Penelitian ini dibuat untuk memenuhi tugas akhir mata ajar Riset Keperawatan pada
Program Studi S1 Keperawatan Sekolah Tinggi Ilmu Keperawatan
PERTAMEDIKA. Peneliti menyadari banyak pihak yang turut membantu sejak awal
penyusunan sampai selesainya penelitian ini. Pada kesempatan ini peneliti ingin
menyampaikan ucapan terima kasih kepada

1. Dr.dr. Fathemah Djan Rachmat,SpB,Sp.BTKV(K),MPH selaku Direktur Utama


PERTAMEDIKA/IHC dan Pembina Yayasan Pendidikan PERTAMEDIKA.
2. Asep Saepudin SH, MM, CHRP, CHRA selaku Ketua Pengurus Yayasan
Pendidikan PERTAMEDIKA.
3. Ns. Maryati, S.Sos, MARS selaku PJS Ketua Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan
PERTAMEDIKA.
4. Dr. Lenny Rosbi Rimbun, SKp., M.Si., M.Kep, selaku Wakil Ketua I Sekolah
Tinggi Ilmu Kesehatan PERTAMEDIKA.
5. Sri Sumartini, SE, MM, selaku Wakil Ketua II Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan
PERTAMEDIKA.
6. Ns. Achirman, S.Kp., M.Si., M.Kep, selaku Wakil Ketua III Sekolah Tinggi
Ilmu Kesehatan PERTAMEDIKA.
7. Wasijati, S.Kp., M.Si., M.Kep, selaku Kepala Program Studi SI Keperawatan
Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan PERTAMEDIKA.
8. Wasijati, S.Kp., M.Si., M.Kep, selaku penguji I sekaligus pembimbing skripsi
yang dengan kesabaran dan kebaikannya telah membimbing penulis selama
proses penelitian ini berlangsung.
9. Ns. Rian Agus S, S.Kep selaku pembimbing akademik.
10. Para Dosen dan Staff Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan PERTAMEDIKA.
11. Ns. Tati Suryati, M.Kep., Sp.KJ, selaku penguji II yang ikut membantu
membimbing proses penelitian ini.

vii
12. Ns. Hanik Rohmah, M.Kep., Sp.Mat. selaku penguji III yang ikut membantu
membimbing proses penelitian ini.
13. Kepala Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan PERTAMEDIKA yang telah
memberikan izin untuk melakukan penelitian ini.
14. Kepada Ayah saya Adjie Herro Relawan dan Ibu saya Dwi Juwita Ningrum yang
selalu mendukung dan mendoakan saya dalam melakukan penelitian ini,
sehingga laporan ini dapat selesai sesuai dengan waktunya.
15. Kepada kakak-kakak saya Bidari Annida Relawan dan Ghifari Afiyan Relawan
yang selalu mendukung dan mendoakan saya dalam melakukan penelitian ini,
sehingga laporan penelitian ini dapat selesai sesuai dengan waktunya.
16. Kepada sepupu-sepupu saya Farah Nabila, Alicia Salsabila, Luthfi Rizky,
Faishal Rivaldi, dan Faris Rizaldi yang selalu ada untuk menyemangati,
membantu, serta mendoakan saya sehingga skripsi ini dapat selesai sesuai
dengan waktunya.
17. Kepada sahabat seperjuangan saya Santi Susilawati, Laily Mirza, dan Ulfia
Azhar yang sangat membantu dan mendukung saya sehingga skripsi ini dapat
selesai sesuai dengan waktunya.
18. Kepada seluruh teman-teman terdekat saya Yolanda Oktaviani, Rifqiyatul
Adibah, Santika Sinaga, Pitria Samoal, Tina Maharani, dan Ahmad Rizaldi yang
selalu ada untuk menyemangati, membantu, serta mendoakan saya sehingga
skripsi ini dapat selesai sesuai dengan waktunya.
19. Kepada seluruh teman SMA saya Ronaa Pindo, Azka Elfriza, Laras Nurbaeti,
Choirunnisa, Maytasya Fadhilla, Adinda Reisha, Janis Rizki, Aditya Yudhistira,
Ridwan Dwi, dan Dianmas Rizal yang selalu ada untuk menyemangati,
membantu, serta mendoakan saya sehingga skripsi ini dapat selesai sesuai
dengan waktunya.
20. Teman-teman Angkatan Reguler X Program Studi SI Keperawatan Sekolah
Tinggi Ilmu Kesehatan PERTAMEDIKA.
21. Kepada teman kelompok bimbingan saya Alfia Andawi, Gita Varidika, Virgini
Sijabat, dan Fahrul Suko yang selalu membantu menyumbangkan ide-idenya
dalam pembuatan skripsi ini.

viii
22. Para responden atas keikutsertaan dan kerja samanya, sehingga skripsi ini dapat
selesai sesuai dengan waktunya.
23. Semua pihak yang tidak dapat kami sebutkan satu persatu yang turut
berpartisipasi dalam pembuatan skripsi ini.

Peneliti menyadari bahwa dalam penyusunan skripsi ini banyak sekali


kekurangannya, sehingga saran dan kritik yang membangun sangat diharapkan demi
perbaikan dan penyusunan hasil penelitian di masa mendatang.

Jakarta, 2021

Peneliti

ix
DAFTAR ISI

LEMBAR PERSETUJUAN..........................................................................................i
LEMBAR PENGESAHAN..........................................................................................ii
ABSTRAK..................................................................................................................iii
SURAT PERNYATAAN.............................................................................................v
HALAMAN PERNYATAAN PERSETUJUAN PUBLIKASI..................................vi
KATA PENGANTAR................................................................................................vii
DAFTAR ISI................................................................................................................x
DAFTAR SKEMA.....................................................................................................xii
DAFTAR TABEL.....................................................................................................xiii
DAFTAR LAMPIRAN.............................................................................................xiv
BAB I PENDAHULUAN.............................................................................................1
A. Latar Belakang Masalah....................................................................................1
B. Perumusan Masalah...........................................................................................5
C. Tujuan Penelitian...............................................................................................5
D. Manfaat Penelitian.............................................................................................6
BAB II TINJAUAN PUSTAKA..................................................................................7
A. Konsep Dasar Stres............................................................................................7
B. Konsep Mekanisme Koping............................................................................19
C. Penelitian Terkait.............................................................................................24
D. Kerangka Berpikir/Teori..................................................................................27
BAB III KERANGKA KONSEP PENELITIAN.......................................................28
A. Kerangka Konsep.............................................................................................28
B. Hipotesis..........................................................................................................29
C. Definisi Operasional........................................................................................30
BAB IV METODOLOGI PENELITIAN...................................................................32
A. Desain Penelitian.............................................................................................32
B. Populasi, Sampel, dan Teknik Pengambilan Sampel.......................................32
C. Tempat Penelitian............................................................................................33
D. Waktu Penelitian..............................................................................................34
E. Etika Penelitian................................................................................................34

x
F. Alat Pengumpulan Data/Instrumen Penelitian.................................................36
G. Prosedur Pengumpulan Data............................................................................37
H. Prosedur Pengolahan Data...............................................................................39
I. Teknik Analisis Data.......................................................................................41
BAB V HASIL PENELITIAN...................................................................................43
A. Hasil Analisa Univariat....................................................................................43
B. Hasil Analisa Bivariate....................................................................................45
BAB VI PEMBAHASAN HASIL PENELITIAN.....................................................46
A. Interpretasi dan Diskusi Hasil..........................................................................46
B. Keterbatasan Penelitian....................................................................................52
BAB VII PENUTUP...................................................................................................53
A. Kesimpulan......................................................................................................53
B. Saran................................................................................................................53
DAFTAR PUSTAKA.....................................................................................................

xi
DAFTAR SKEMA

Skema 2.1 Rentang Respon Mekanisme Koping……………………………………34


Skema 2.2 Kerangka Teori…………………………………………………………..27
Skema 3.1 Kerangka
Konsep………………………………………………………...29

xii
DAFTAR TABEL

Tabel 2.1 Skala Alternatif Jawaban…………….……………………………………


12
Tabel 3.1 Definisi Operasional………………………………………………………
31
Tabel 4.1 Nilai Hasil Uji Validitas dan Uji
Reliabilitas……………………………...37
Table 5.1 Distribusi Frekuensi Berdasarkan Jenis
Kelamin………………………….43
Table 5.2 Distribusi Frekuensi Berdasarkan Mekanisme Koping……………………
44
Table 5.3 Distribusi Frekuensi Berdasarkan Tingkat Stres….
……………………….44
Table 5.4 Hubungan Mekanisme Koping dengan Tingkat
Stres……………………..45

xiii
DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran 1 Lembar Permohonan Menjadi Responden


Lampiran 2 Lembar Persetujuan Menjadi Responden
Lampiran 3 Kuesioner Penelitian
Lampiran 4 Surat Permohonan Izin Memperoleh Data Awal Penelitian
Lampiran 5 Surat Izin Penelitian
Lampiran 6 Lembar Hasil Uji Univariat
Lampiran 7 Lembar Hasil Uji Bivariat
Lampiran 8 Daftar Riwayat Hidup

xiv
BAB I

PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah

Stress adalah gangguan yang terjadi pada tubuh dan pikiran yang disebabkan
oleh perubahan dan tuntutan kehidupan. Stress juga bisa diartikan sebagai
tekanan, ketegangan, atau gangguan yang tidak menyenangkan yang berasal
dari luar diri seseorang (Jenita DT Donsu, 2017). Penyebab stress disebabkan
oleh stressor. Stressor adalah stimulus yang mengawali atau mencetuskan
perubahan (Ardhiyanti, Pitriani & Darmayanti, 2014). Penyebab stress yang
banyak terjadi pada mahasiswa tingkat akhir selama menjalani perkuliahan
adalah tugas akhir yang berupa penugasan skripsi dan penugasan lainnya
yang sangat banyak, atau tidak jelas, hubungan dengan staf akademik dan
tekanan waktu untuk menyelesaikan tugas atau pendidikan (Rikhmawati,
Farida &Nurhalimah, 2014).

Berdasarkan data yang dilaporkan melalui CNN Indonesia pada Desember


2018, didapatkan dua mahasiswa Universitas Padjadjaran ditemukan tidak
bernyawa di kontrakannya. Berdasarkan hasil wawancara yang dilakukan
kepada temannya penyebab bunuh diri kedua mahasiswa terjadi karna
persoalan skripsi yang dialaminya. Berdasarkan penelitian Rosdiana (2019)
dari Universitas Airlangga terhadap 221 mahasiswa, diketahui terdapat
mahasiswa yang mengalami stress dengan berbagai macam tingkat stress
ketika sedang mengerjakan skripsi. Dari hasil penelitiannya terdapat bahwa
sebagian besar mahasiswa mengalami stress berat (25,8%) sedangkan sisanya
merasakan stress normal (23,1%), stress ringan (12,7%), stress sedang
(15,8%), dan stress sangat berat (22,6%).

Stress dapat berdampak untuk performa pekerjaan kita secara efektif, dan bisa
berdampak positif ataupun negatif atas hubungan kerja dengan orang lain.

1
Stress jangka panjang akan menyebabkan kelelahan total hingga menurunnya
fungsi jasmani dan rohani (Ludwig Suparmo, 2018). Penyebab dari stress itu

2
2

sendiri adalah stressor, bagaimana cara kita bertindak yaitu kita perlu
identifikasi terlebih dahulu mana stressor yang paling perlu kita tangani yang
menjadi prioritas. Strategi menghadapi stress dapat melalui tindakan 4 A
yaitu, Avoid (Hindar), Alter (Rubah), Adapt (Adaptasi) & Accept (Menerima)
(Ludwig Suparmo, 2018).

Faktor lain yang dapat menjadi penyebab terjadinya stres yaitu tugas yang
menumpuk, waktu pengumpulan yang singkat, lingkungan yang kurang
mendukung, dan gangguan lainnya yang terjadi berulang kali, stressor yang
datang tidak menutup kemungkinan terjadi dalam banyak bentuk dan ukuran.
Kita sekarang mengetahui bahwa bukan kondisi atau lingkungan saja yang
dapat menyebabkan stress, tetapi persepsi atau interpretasi terhadap situasilah
yang menyebabkannya (Rasmun, 2020).

Dalam menghadapi stress cara individu untuk mengurangi stress itulah yang
dinamakan koping. Secara alamiah baik secara sadar maupun tidak sadar,
sesungguhnya setiap individu telah menggunakan mekanisme koping dalam
menghadapi stress dalam dirinya (Rasmun, 2020). Mekanisme koping juga
berperan dalam menentukan stress yang kita hadapi (Weda & Hesti, 2018).
Koping adalah cara yang digunakan oleh individu dalam menyelesaikan
masalah, mengaasi perubahan yang terjadi, dan situasi yang mengancam baik
secara kognitif maupun perilaku (Nasir & Muhith, 2011).

Mekanisme koping adalah usaha yang dilakukan individu untuk mencari jalan
keluar dari masalah agar dapat menyesuaikan diri pada perubahan yang
terjadi (Safira & Saputra, 2012). Menurut Sarafino & Smith (2011),
Mekanisme koping merupakan cara yang digunakan individu dalam
mengatasi atau menyelesaikan masalah. Terdapat dua jenis mekanisme
koping yaitu koping berfokus pada masalah (problem focused coping) dan
koping berfokus pada emosi (emotional focused coping). Kemudian
karakteristik mekanisme koping terbagi menjadi dua yaitu mekanisme koping
adaptif adalah koping yang mendukung fungsi integrase, pertumbungan,
3

pembelajaran, dan mencapai tujuan. Sedangkan, mekanisme koping


maladaptive adalah koping yang menghambat fungsi integrase, memecahkan
pertumbuhan, menurunkan otonomi dan cenderung menguasai lingkungan
(Stuart & Sundeen, 2013).

Berdasarkan penelitian yang dilakukan Usralell, Melly, & Roza (2020), yang
berjudul ‘Hubungan Strategi Koping dengan Tingkat Stres Mahasiswa
Poltekkes Kemenkes Riau yang Menyusun Skripsi’. Dari 72 orang mahasiswa
Poltekkes Riau yang sedang menyusun skripsi didapatkan hasil bahwa
mayoritas mahasiswa menggunakan stresteg koping adaptif dan mengalami
stress normal sebanyak 23 orang (74,2%) dan menggunakan strategi koping
maladaptive dan mengalami stress sedang sebanyak 15 orang (37,5%).
Adapula penelitian yang dilakukan Rosalina, Emil, & Gusti (2013), yang
berjudul ‘Hubungan Mekanisme Koping dengan Tingkat Stres Pada Pasien
Fraktur’. Ditemukan hasil penelitian didapatkan 41 pasien fraktur yang
menggunakan mekanisme koping adaptif terdapat sebanyak 3 orang pasien
(7,3%) yang mengalami stress berat. Sedangkan, bila dibandingkan dengan
19 pasien fraktur yang menggunakan mekanisme koping maladaptive terdapat
1 orang pasien (5,3%) yang mengalami stress ringan.

Berdasarkan pengalaman peneliti yang saat ini sedang menyusun skripsi.


Didapatkan hampir semua mahasiswa mengalami stres dalam menghadapi
skripsi. Stres ini ditunjukkan melalui respon tubuh yaitu mulai dari sulit tidur,
mudah gelisah, mudah marah, mengalami perubahan emosional, dan masih
banyak keluhan lainnya. Mereka melakukan berbagai macam cara untuk
mengurangi stress. Antara lain, liburan, melakukan hobi, mendengarkan
musik, mengerjakan kegiatan lain yang dapat menenangkan atau melakukan
teknik distraksi stres dalam mengalihkan stres yang dialami.

Berdasarkan hasil wawancara terhadap 15 mahasiswa tingkat akhir yang


sedang menyusun skripsi di STIKes PERTAMEDIKA Program Studi S1
Keperawatan Reguler X. Hasil dari wawancara yang dilakuan sebanyak 6 (40
4

%) orang mengatakan mereka mudah gelisah, berdebar, sulit tidur, penurunan


atau peningkatan nafsu makan selama proses penyususnan skrispi, 5 (33,3%)
orang mengatakan jadi mudah marah atau emosi dan mudah mengalami
perubahan emosional selama penyusunan proses skripsi, 4 (26,7%) orang
mengatakan sering pusing dan lebih memilih menghindari pemicaraan yang
berkaitan dengan skripsi. Kemudian dilakukan wawancara terkait bagaimana
cara mereka untuk menghindari atau mengurangi dampak dari stress yang
dialami. Hasil wawancara didapatkan sebanyak 9 (60%) mahasiswa
mengatakan cara mereka dalam menghindari stress skripsi dengan cara
menyibukan diri dengan kegiatan-kegiatan yang ada dirumah seperti
mengerjakan tugas rumah dan pergi liburan, 6 (40%) mahasiswa lainnya
mengatakan mereka lebih senang menghabiskan waktu dirumah, tidur, atau
melakukan hobi yang digemari. Lalu peneliti melakukan wawancara terkait
perkembangan skrispi yang mahasiswa kerjakan, didapatkan hasil seluruh
mahasiswa (100%) mengatakan belum melanjuti skripsinya dikarenakan
malas dan menunggu arahan dari dosen untuk melanjutkan skripsinya,
sehingga skripsi yang dikerjakan tidak mengalami kemajuan atau terhambat.
Dari hasil observasi didapatkan data sebanyak 5 (33,33%) mahasiswa yang
menghindar diajak komunikasi mengenai pembahasanan tentang skripsi,
sebanyak 8 (53,33%) mahasiswa yang terjadi perubahan emosional (menjadi
tidak bersemangat) dalam membahas topik skripsi, dan 2 (13,33%)
mahasiswa yang tampak mengalami penurunan berat badan dalam proses
penyusunan skripsi.

Berdasarkan latar belakang tersebut maka peneliti tertarik untuk melakukan


penelitian dengan judul “Hubungan Antara Mekanisme Koping Dengan
Tingkat Stress Pada Mahasiswa Tingkat Akhir di STIKes PERTAMEDIKA
Yang Sedang Menyusun Skripsi.”
5

B. Perumusan Masalah
Stress adalah suatu betuk ketegangan mental atau emosional yang merupakan
akibat dari keadaan yang tidak sesuai dengan harapan. Pada mahasiswa stress
biasanya sering dialami oleh mahasiswa tingkat akhir dalam proses
penyusunan skripsinya. Mulai dari masalah waktu, tugas lainnya yang
menumpuk, tekanan dari lingkungan sekitar menjadi salah satu pencetus dari
stress. Respon yang dialami mahasiswa dalam menghadapi stress
berbagaimacam, dari tenang, gelisah, sulit tidur, perubahan emosional, hingga
mudah marah. Banyak cara yang dilakukan mahasiswa tingkat akhir dalam
menghindari stressnya hal ini terkait dengan bagaimana mereka menyikapi
stress yang didapatkannya. Berbeda individu berbeda pula cara mereka
menyikapi stress. Dalam hal ini perlu diperhatikan mekanisme koping yang
dilakukan seorang mahasiswa dalam menghadapi atau menghindari stress nya
bahkan dapat menentukan tingkatan stress yang dialami mahasiswa.

Berdasarkan fenomena lapangan yang didapatkan terdapat sebagian besar


mahasiswa tingkat akhir di STIKes PERTAMEDIKA yang sedang menyusun
skripsi mengalami stress dengan keluhan sulit tidur, perubahan emosional,
menutup diri dan keluhan lainnya. Mekanisme koping yang dilakukan
mahasiswa juga berbagai macam seperti menyibukan diri dengan cara
melakukan pekerjaan rumah atau membantu orang tua, liburan, melakukan
hobi, tidur, dan hal lainnya yang dapat mengurangi dampak dari stress yang
dirasakan.

Berdasarkan uraian tersebut maka rumusan masalah dalam penelitian ini


sebagai berikut “Apakah ada hubungan antara mekanisme koping dengan
tingkat stres pada Mahasiswa Program Studi S1 Keperawatan Regular XA di
STIKes Pertamedika Jakarta dalam menyusun skripsi?”

C. Tujuan Penelitian
6

Tujuan penelitian terdiri dari tujuan umum dan tujuan khusus:


1. Tujuan Umum
Tujuan umum dari penelitian ini adalah untuk mengetahui adanya
hubungan antara mekanisme koping dengan tingkat stres dalam menyusun
skripsi pada Mahasiswa Program Studi S1 Keperawatan di STIKes
Pertamedika Jakarta.
2. Tujuan Khusus
a. Mengidentifikasi karakteristik Mahasiwa Reguler XA Program Studi
S1 Keperawatan di STIKes Pertamedika (Jenis Kelamin).
b. Mengidentifikasi tingkat stres yang dialami Mahasiwa Reguler XA
Program Studi S1 Keperawatan di STIKes Pertamedika.
c. Mengidentifikasi mekansime koping yang dilakukan Mahasiwa
Reguler XA Program Studi S1 Keperawatan di STIKes Pertamedika.
d. Menganalisa hubungan mekanisme koping dengan tingkat stress yang
dialami Mahasiwa Reguler XA Program Studi S1 Keperawatan di
STIKes Pertamedika.

D. Manfaat Penelitian
1. Bagi Lembaga Pendidikan
Hasil penelitian ini diharapkan dapat bermanfaat dan dapat dijadikan
acuan dalam ilmu keperawatan dan dapat menambah topik pemahasan
terutama di Keperawatan Jiwa untuk mengetahui adanya hubungan
mekanisme koping dengan tingkat stres dalam menyusun skripsi.

2. Bagi Perkembangan Ilmu Keperawatan


Hasil penelitian ini diharapkan sebagai masukan bagi penelitin yang
sedang melakukan penelitian terkait tentang hubungan mekanisme koping
dengan tingkat stres dalam menyusun skripsi, sehingga dapat diantisipasi
untuk mengurangi dampak dari stres dengan tindakan yang tepat agar
aktifitas belajar tidak terganggu.
BAB II

TINJAUAN PUSTAKA
A. Konsep Dasar Stres

1. Definisi Stres
Stres merupakan istilah yang berasal dari bahasa latin “Stingere” yang
berarti “keras” (stricus), yaitu sebagai keadaan atau kondisi respon dari
tubuh terhadap situasi yang menakutkan, mengejutkan, membingungkan,
membahayakan, dan mengganggu seseorang (Febriana & Wahyuningsih,
2011). Stres adalah kondisi yang disebabkan oleh interaksi antara individu
dengan lingkungan, yang menimbulkan persepsi jarak antara tuntutan-
tuntutan yang berasal dari situasi yang bersumber dari sistem biologis,
psikologis, dan sosial pada diri seseorang. Stres juga dapat dikatakan
sebagai tekanan, keegangan atau gangguan yang tidak menyenangkan
yang berasal dari luar diri individu (Legiran, Aziz & Bellinawati, 2015).
Stres adalah suatu bentuk ketegangan mental atau emosional yang
merupakan akibat dari keadaan yang tidak sesai dengan harapan atau
tuntutan (Tio, 2018).

Stress adalah ketidakmampuan dalam mengatasi ancaman (nyata atau


bayangan) kesejahteraan mental, fisik, emosional, dan spiritual yang
menghasilkan serangkaian respon fisiologi dan adaptasi (Seaward, 2014).
Menurut Lazarus dan Folkman (dalam Evanjeli, 2012) yang menjelaskan
bahwa stres merupakan kondisi individu yang dipengaruhi oleh
lingkungan. Kondis stres terjadi akibat adanya ketidakseimbangan antara
tekanan yang dihadapi individu dan kemampuan untuk menghadapi
tekanan tersebut. Seseorang membutuhkan energi yang cukup untuk
menghadapi situasi stres agar tidak mengganggu kesejahteraan mereka.
Berdasarkan pendapat menurut beberapa ahli bisa kita simpulkan yaitu
stres adalah suatu peristiwa atau hal yang sifatnya mengancam peribadi
seseorang yang mengalaminya dikarenakan ketidak siapan seseorang
dalam menerima tekanan yang didapatkan.

7
8

2. Penyebab Stres
Stressor adalah kondisi yang menyebabkan stress (Umar, 2014). Stressor
adalah suatu peristiwa atau situasi yang terjadi pada individu, atau objek
yang dapat menimbulkan stres dan reaksi terhadap stres. Ada beberapa
bentuk stressor yaitu stressor psikologis (misalnya, krisis, frustasi, konflik
dan tekanan) dan stressor bio ekologis (misalnya, suara/bising yang
menggangu, polusi udara, suhu terlalu panas/dingin, ketidakcukupan gizi)
(Dermawan, 2014).

Stres akademik merupakan salah satu penyebab stres pada mahasiswa


semester akhir. Penyebab stres akademik merupakan hal yang normal
terjadi karena merupakan bagian perkembangan diri seperti menyesuaikan
diri dengan tatanan sosial baru, mendapatan peran dan tanggung jawab
baru sebagai mahasiswa, mempunyai beban belajar dan konsep-konsep
pendidikan yang berbeda dengan masa sekolah sebelumnya, kegian/beban
akademik, masalah keuangan, kurangnya kemampuan dalam mengelola
waktu, harapan terhadap pencapaian akademik, perubahan gaya hidup dan
perkembangan konsep diri. Beban akademik yang dimaksud adalah
pekerjaan rumah (penugasan) yang sangat banyak, atau tidak jelas,
penyusunan skripsi hubungan dengan staf akademik dan tekanan waktu
untuk menyelesaikan tugas atau pendidikan (Rikhmawati, Farida &
Nurhalimah, 2014).

Stressor adalah stimulus yang mengawali atau mencetuskan perubahan


(Ardhiyanti, Pitriani & Darmayanti, 2014). Penyebab stres yang terjadi
pada mahasiswa tingkat akhir selama menjalani perkuliahan adalah
tuntutan akademik, penilaian sosial, penyusunan skripsi, manjemen waktu
serta persepsi indiviu terhadap waktu penyelesaian tugas, deadline tugas
perkuliahan dengan waktu yang ditentukan, kondisi perbedaan bahasa
yang digunakan, dan biaya kuliah (Kausar, 2014)
9

3. Tanda Stress
Stres dapat mempengaruhi tubuh dan jiwa seseorang. Saat seseorang
mengalami stres tubuh, jiwa dan perilaku individu akan menampakkan
tanda-tanda dan gejala stres. Masing-masing individu akan bereaksi
dengan cara berbeda jika menghadapi ancaman yang bisa menmbulkan
stress. Tanda-tanda umum mulainya merasakan stress menurut Tio
(2018):
a. Telapak tangan dan/atau telapak kaki terasa dingin atau berpeluh
b. Kepala sering pusing
c. Merasa pedih di ulu hati, perih lambung, sampai perasaan mual dan
ingin muntah
d. Timbul kepanikan
e. Maunya tidur berkepanjangan atau sebaliknya sukar untuk tidur atau
mengalami insomnia
f. Terus-menerus susah berkonsentrasi
g. Bersikap berkeinginan sangat keras hingga fanatic
h. Menarik diri ataupun menyendiri
i. Merasa kelelahan yang terus-menerus
j. Menjadi mudah tersinggung dan gampang marah
k. Berat badan meningkat atau malah terjadi penurunan berat secara
signifikan
l. Perasaan yang terus-menerus diliputi keheranan ataupun merasa
terbebani berlebihan

4. Tingkat stres
Stress adalah suatu kondisi dimana keadaan tubuh terganggu karena
tekanan yang didapatkan baik secara mental maupun fisik. Tingkat stres
yaitu hasil penilaian derajat stres yang dialami individu. Tingkat stres
dapat digolongkan menjadi stres normal, stres ringan, stres sedang dan
stres berat (Mardiana & Zelfino, 2014).
a. Stres Normal
10

Stres normal yang dihadapi secara teratur dan merupakan bagian


alamiah dari kehidupan. Seperti dalam situasi: kelelahan setelah
mengerjakan tugas, takut tidak lulus ujian, merasakan detak jantung
berdetak lebih keras ketika sedang melakukan bimbingan skripsi
maupun ketika akan melakukan presentasi. Stres normal alamiah dan
menjadi penting, karena setiap mahasiswa pasti pernah mengalami
stres bahkan sudah dialami sejak dalam kandungan (Purwati, 2012).

b. Stres Ringan
Stres ringan adalah stress yang dihadapi setiap orang secara teratur,
umumnya dirasakan oleh setiap mahasiswa misalnya: lupa,
kebanyakan tidur, kemacetan, dikritik atau revisi skripsi yang
menumpuk. Situasi seperti ini biasanya berakhir dalam beberapa
menit atau beberapa jam dan biasanya tidak menimbulkan bahaya
(Rachmadi, 2014).

c. Stres Sedang
Stres sedang berlangsung lebih dalam dari beberapa jam bahkan
sampai beberapa hari. Misalnya masalah perselisihan yang tidak dapat
diselesaikan dengan teman, pacar, atau kerabat (Potter & Perry, 2014).
Fase ini ditandai dengan kewaspadaan, fokus pada indera pengelihatan
dan pendengaran, peningkatan ketegangan tetapi masih dalam batas
toleransi, dan tidak mampu mengatasi situasi yang dapat berdampak
pada diriya (Suzanne & Brenda, 2014).

d. Stres Berat
Situasi stres yang terjadi beberapa minggu bahkan sampai tahun.
Semakin sering atau lama situasi stress yang terjadi, semakin tinggi
resiko kesehatan yang akan ditimbulkan (Mardiana & Zelfino, 2014).
Stres berat seperti perselisihan dengan dosen atau teman yang terjadi
secara terus-menerus, kesulitan finansial yang berkepanjangan, dan
penyakit fisik kronis atau jangka panjang. Makin sering dan lama
situasi stres, makan semakin tinggi resiko stres yang ditimbulkan.
11

Stressor ini dapat menimbulkan gejala, antara lain merasa tidak dapat
merasakan perasaan positif, merasa tidak kuat lagi untuk melakukan
suatu kegiatan merasa tidak ada hal yang dapat diharapkan di masa
depan, sedih dan tertekan, putus asa, kehilangan minat akan banyak
hal, merasa tidak berharga dan berdaya sebagai seorang manusia,
berpikir bahwa hidup tidak bermanfaat. Semakin meningkat stres
yang dialami mahasiswa tingkat akhir secara bertahap maka akan
menurun energi dan respon adaptif (Purwati, 2012).

5. Pengukuran Tingkat Stres


Tingkat stres adalah hasil penelitian terhadap berat ringannya stress yang
dialami seseorang. Tingkatan stres ini diukur dengan menggunakan The
Zung Self-Rating Depression Scale (ZSDS) yang dirancang oleh W.W.
Zyng menilai tingkat depresi atau tingkatan stres untuk pasien yang
mengalami gangguan stres. ZSDS adalah suatu kuesioner yang berisi 20
item pertanyaan yang digunakan untuk menilai tingkat depresi seseorang
yang item pada skala yang menilai empat karakteristik stres yang umum
(WHO, 2017). ZSDS digunakan secara luas sebagai pertanyaan screening
yang mencangkup gejala afektif, psikologis dan somatic terkait dengan
stres. Skala ZSDS ini juga digunakan sebagai alat sederhana untuk
mengawasi perubahan tingkat stres dalam jangka waktu tertentu (WHO,
2017).

Zung Self-Rating Depression Scale (ZSDS) adalah skala pelapor yang


terdiri dari 20 pertanyaan. Skala normal yaitu dengan skor 34 atau kurang,
dan skor stres yaitu 50 atau lebih. Skala memberikan petunjuk global
mengenai kekuatan (intensitas) gejala stres pasien, termasuk ekspresi
afektif dari stres. Responden diminta untuk mengisi kuesioner ZSDS yang
terdiri dari 10 item pertanyaan positif dan 10 item pertanyaan negative.
Masing-masing pertanyaan memiliki skor 1 sampai 4. Pertanyaan
berbentuk pertanyaan tertutup yang cukup dijawab dengan 4 macam
jawaban, yaitu dengan “Jarang”, “Kadang-kadang”, “Sering”, dan
“Hampir Selalu”. Skor total terendah yaitu 20 sedangkan skor tertinggi
12

yaitu 80. Skor total 20-44 adalah tidak stres, 45-59 adalah stres ringan,
60-69 adalah stres sedang dan >70 adalah stres berat (WHO, 2017).
Adapun penilaian hasil skor dikategorikan dalam skala alternatif jawab
sebagai berikut:

Tabel 2.1 Skala Alternatif Jawaban


No Alternatif Jawaban Skor
1 Stres Normal 20-44
2 Stres Ringan 45-59
3 Stres Sedang 60-69
4 Stres Berat 70 >

6. Jenis Stres
Menurut Ludwig Suparmo (2018) terdapat 2 (dua) jenis stress, yaitu:
a. Acute Stress (Stres Akut)
Terjadi karena tekanan/beban yang melampaui batas ketahanan diri
pribadi. Sering diartikan salah sebagai bentuk stress karena salah
mengambil sikap. Stress akut bisa terjadi isalnya etika berlari jarak
jauh atau mengikuti latihan jasmani berat, kehabisan daya tahan.
Tergantung diri masing-masing, ada yang terimbas akut stress ketika
sedang ikut dalam roller coaster yang memicu habis keluarnya
adrenalin, namun bagi bayak orang yang sudah mengantisipasi
ancaman malah merasakan dalam bantingan dari atas dan belokan
yang tajam dalam kecepatan tinggi sebagai ‘kenikmatan tersendiri’.
Stress akut hanya berlangsung singkat, sehingga biasanya tidak
merugikan tubuh kita.

b. Chronic Stress (Stres Kronik)


Berbeda dengan stress akut, stress kronis dampaknya cukup lama
yang dapat mengancam kesehatan tubuh dalam jangka panjang. Stress
kronis dapat mengakibatkan seseorang kehilangan memori (ingatan
masa lampai), pengenalan kembali atau benda/tempat/orang sebagai
13

‘ingat dan tidak ingat’ yang disebut sebagai spatial recognition. Stress
demikian juga berdampak kehilangan nafsu makan. Menurut
penelitian ternyata wanita dapat lebih bertahan dalam keadaan stress
yang kronis, tanpa terlihatnya gejala buruk yang mengikutinya.
Sedangkan laki-laki dapat lebih baik menyikasi stress, namun bila
melampaui batas ambangnya, dampak kemunduran mental terlihat
pada pria sangat drastic

7. Patofisiologi Stres
Secara fisiologi, stres yang terjadi di dalam tubuh direspon dengan
mengaktivasi hipotalamus, selanjutnya akan mengendalikan sistem
neuroendokrin yaitu sistem simpatis dan sistem korteks adrenal lalu
berhubungan dengan aktivitas aksis hypothalamic - pituitary – adrenal
(HPA). Saraf simpatis berespon terhadap impuls saraf dari hipotalamus
yaitu dengan mengaktivasi berbagai organ dan otot polos yang terdapat di
bawah pengendaliannya. Saraf simpatis memberi sinyal ke medula
adrenal untuk melepaskan epinefrin dan norepinefrin ke aliran darah
(Cahyono, 2014).

Aktifnya hipotalamus–puitutary–adrenal axis (HPA), menimbulkan


conditioning stimuli pada alur limbic–hipotalamus–puitutary-adrenal Axis
(LHPA axis), lalu merangsang hipotalamus dan menyebabkan
disekresinya hormon corticotrophin relesing hormone (CRH) merangsang
hipotalamus untuk mensekresikan hormon ACTH (adrenocorticotropic
hormone), kemudian dibawa melalui aliran darah ke korteks adrenal.
Peningkatan sekresi ACTH (adrenocorticotropic hormone), menyebabkan
meningkatnya sekresi kortisol (Usui dkk., 2012).
Sekresi ACTH (adrenocorticotropic hormone) terjadi karena sistem
korteks adrenal mengaktivasi ketika hipotalamus mensekresikan CRF
(corticotropin-releasing factor) yaitu zat kimia yang bekerja pada kelenjar
hipofisis, terletak di bawah hipotalamus. Kemudian menstimulasi
14

pelepasan kortisol yang berfungsi untuk meregulasi kadar gula darah


(Sugiharto, 2012).

HPA memberikan sinyal pada kelenjar adrenal untuk memproduksi


hormon kortisol dan adrenaline lebih banyak. Aksis HPA meningkatkan
produksi dan pelepasan glucocorticoid termasuk hormone stress utama
kortisol. Selanjutnya hormon kortisol memobilisasi aktifitas hampir
semua sistem homeostasis dalam persiapan reaksi melawan atau lari (fight
or flight). Aksis HPA melepaskan hormon katekolamin yang juga
berperan sebagai neurotransmitter, yaitu dopamin (DA), adrenalin (A),
dan noradrenalin (NA). Katekolamin mengaktifkan nucleus amigdala
(menyebabkan rasa takut) yang mencetuskan respon emosional terhadap
stressor, misalnya takut terhadap gempa, atau marah kepada musuh. Otak
melepaskan neuropeptida S, suatu mikro protein yang memodulasi stress
dengan menekan keinginan tidur, meningkatkan kewaspadaan dan
perasaan khawatir. Akibatnya timbul keinginan urgen untuk perilaku
melawan atau lari (fight or flight).

8. Sumber Stres
Menurut Maramis (dalam Hariandja, 2011), sumber stres yaitu, frustasi,
konflik, dan tekanan. Pada fase frustasi (frustration) terjadi ketika
kebutuhan pribadi terhalangi dan seseorang gagal dalam mencapai tujuan
yang diinginkannya. Frustrasi dapat terjadi sebagai akibat dari
keterlambatan, kegagalan, kehilangan, kurangnya sumber daya, atau
diskriminasi. Konflik (conflicts), terjadi karena tidak bisa memilih antara
dua atau lebih macam keinginan, kebutuhan atau tujuan.

Tekanan (pressure), didefinisikan sebagai stimulus yang menempatkan


individu dalam posisi untuk mempercepat, meningkatkan kinerjanya, atau
mengubah perilakunya. Tipe yang keempat adalah perubahan (changes),
tipe sumber stres yang keempat ini seperti hal nya yang ada di seluruh
tahap kehidupan, tetapi tidak dianggap penuh tekanan sampai
mengganggu kehidupan seseorang baik secara positif maupun negatif.
15

Self-Imposed merupakan sumber stres yang berasal dalam sistem


keyakinan pribadi pada seseorang, bukan dari lingkungan (Susane L,
2017).

9. Dampak Stres
Stres tidak hanya mempengaruhi kondisi kesehatan tetapi juga terhadap
prestasi. Goff.A.M. (2011) menyatakan bahwa tingkat stres berpengaruh
terhadap kemampuan akademik. Tingkat stres seseorang dipengaruhi oleh
tingkat kedewasaan dilihat dari usia dan pengalaman hidup. Kegagalan
mahasiswa semester akhir dalam menyelesaikan tuntutan akademik,
penundaan dalam penyelesaian tugas, prestasi akademik yang rendah dan
masalah kesehatan merupakan indicator-indikator bahwa stress akademik
sering dialami atau terjadi pada mahasiswa semester akhir (Stuart &
Laraia, 2018).

Seiring berjalannya waktu, jika stres akademik yang dihadapi oleh


mahasiswa semester akhir tersebut tidak diatasi dengan baik, terjadi
akumulasi stressor yang dapat menyebabkan penurunan adaptasi, gagal
bertahan, dan akhirnya menyebabkan kematian. Mahasiswa
mengasumsikan kesehatan diri mereka sendiri melalui perasaan sejahtera,
kemampuan berfungsi secara normal dan baik, dan tidak adanya gejala
penyakit yang dialami (Potter & Perry, 2018). Tidak sedikit kasus yang
terjadi mahasiswa melakukan aksi bunuh diri akibat stres akademik yang
dialami. Beban stres yang dirasa terlalu berat juga dapat memicu seorang
remaja untuk berperilaku negatif, seperti merokok, alkohol, tawuran, seks
bebas bahkan menggunakan obat-obatan terlarang atau oba-obatan
berbahaya (Widianti, 2018).

Dampak psikologis termasuk depresi, kecemasan yang terus menerus


terjadi, pesimis, bahkan kebencian, selain itu adanya penurunan semangat
kerja, menurunnya produktivitas dan konflik interpersonal. Sedangkan
dari hasil penelitian Knudsen, Ducharme dan Roman (2018) menunjukan
16

adanya hubungan antara stres yang berdampak negatif terhadap kualitas


tidur yang buruk, jadi stres bukan hanya mempengaruhi kemampuan
untuk menyesuaikan diri pada lingkungan, namun secara jelas juga dapat
mempengaruhi kesehatan apabila dilihat dari sumber-sumber psikologi
dari stres. Jika dilihat dari aspek-aspek stres, maka menurut Sarafino
(dalam Rosanty, 2014) ada empat pola gangguan yang merupakan respon
akibat stres, yaitu:
a. Emosi, merupakan gangguan perasaan yang muncul antara lain mudah
tersinggung, cemas, marah, gelisah, depresi, sensitif, gugup, sedih,
dan perasaan bersalah yang berlebihan.
b. Kognitif, merupakan gangguan pada fungsi pikir, seperti kurang
konsentrasi, mudah lupa, tidak mampu mengambil keputusan.
c. Perilaku, merupakan gangguan pola perilaku yang mungkin timbul
akibat stres antara lain ketidakmampuan untuk bersosialisasi,
gangguan dalam hubungan interpersonal dan peran sosial.
d. Fisiologis, merupakan gangguan kesehatan seperti tegang, gemetar,
mudah lelah, sakit kepala, jantung berdebar-debar, sakit perut, sulit
tidur, dan sebagainya.

10. Respon Stres


Individu harus mampu merespon terhadap stressor dan beradaptasi
terhadap tuntutan atau perubahan yang terjadi atau yang dibutuhkan.
Adaptasi fisiologis dan psikologis memungkinkan homeostasis tubuh.
Penelitian Selye (dalam Potter & Perry, 2018) mengidentifikasi dua
respon stres, yaitu Local Adaptation Syndrome (LAS) dan General
Adaptation Syndrome (GAS).

a. Local Adaptation Syndrome (LAS)


Tubuh menghasilkan respon yang banyak terhadap stres. Respon
setempat ini termasuk pembekuan darah dan penyembuhan luka,
akomodasi mata terhadap cahaya. Respon ini berjangka pendek dan
tidak terus menerus, terjadi hanya setempat tidak melibatkan
keseluruhan sistem sistem, memerlukan stresor untuk
17

menstimulasikannya dan bersifat restorative. Contoh dari Local


Adaptation Syndrome (LAS) adalah respon inflamasi dan respon
refleks nyeri (Ardhiyanti, Pitriani & Darmayanti, 2014).

b. General Adaptation Syndrome (GAS)


Selye (dalam Wulandari, 2012) menyatakan bahwa dampak negatif
yang terjadi akibat stres dijelaskan menurut teori sindrom adaptasi
umum general adaptation system (GAS) dari Selye. GAS adalah
respons berpola tertentu terhadap tuntutan ekstra yang diterimanya.
Menurut Selye ada tiga fase spesifik, yaitu fase alarm fisiologis,
resistensi dan kelelahan. Fase alarm fisiologis atau reaksi flight
(mengindar) or fight (melawan) sebagai reaksi siaga tubuh dalam
menghadapi ancaman dari luar.

Ancaman atau stressor akan mengaktifkan sirkuit sres atau aksis


hipotalamus-pituitari-kelenjar adrenal (aksi HPA) untuk memproduksi
hormon stres. Produksi hormon ini akan diarahkan untuk melindungi
ubuh agar tetap eksis terhadap ancamman (Cahyono, 2014).

Fase resistence atau disebut tahap perlawanan. Individu mencoba


berbagai macam mekanisme penanggulangan psikologis dan
pemecahan masalah serta mengatur strategi. Tubuh berusaha
menyeimbangkan kondisi fisiologis sebelumnya kepada keadaan
normal dan tubuh mencoba mengatasi faktor-faktor penyebab stres
(Wulandari, 2012). Fase kelelahan merupakan fase perpanjangan stres
yang belum dapat tertanggulangi pada fase sebelumnya. Pada tahap
ini cadangan energi telah menipis atau habis akibatnya tubuh tidak
mampu lagi menghadapi stres (Ardhiyanti, Pitriani & Darmayanti,
2014).

11. Strategi Menghadapi Stres


Strategi menghadapi stress menurut Ludwig Suparmo (2018) dapat
dilakukan dengan tindakan ‘4 (empat) A’, yaitu:
18

a. Avoid (Hindari)
Kuasai diri untuk mengatakan ‘tidak’ mau karena stress, tidak mau
terimbas oleh gejala stress. Eling atau sadarkan diri bahwa kita
bertekad tidak mau ikut dalam situasi yang membawa ke emosi stress.
Jangan ikti kelompok atau orang yang sedang mengalami stress, agar
tidak terpengaruh dari emosional orang lain. Kontrol diri pada
lingkungan sekitar.

b. Alter (Merubah)
Rubahlah ara berkomunikasi agar lebih jelas dan lebih pasti, tetap
dengan rasa hormat dan terbuka. Komunikasikan pendapat kita dengan
jelas, agar lebih dapat dimengerti bagi yang kita hadapi. Bila perlu
harus siap juga berkompromi, rubah sikap meskipun sekerdarnya
(sedikit) agar pihak lain merasa lebih nyaman. Ambil sikap
berimbang, sadarkan diri bagaimana menyimbangkan dalam atau
bersama keluarga, hubungan sosial, tanggung jawab yang harus
diselesaikan, serta seimbangkan dengan suasana kerja di kantor atau di
pabrik.

c. Adapt (Adaptasi) Mengambil sikap beradaptasi dengan stressor dan


penyebab stress karena stressor tidak bisa kia rubah, maka sikap
kitalah yang harus berubah (adaptasi). Ambil sikap dari perspektif
positif. Bersikap memandang jarak jauh dengan memikirkan jalan
keluar yang terbaik bagaimana suasana akan dating. Tidak perlu galau
karena akan menghabiskan energy dan membakar emosi. Posisikan
diri dengan standar normal, tidak perlu bersikap seperti perfectionis,
maunya paling benar dan paling baik.

d. Accept (Menerima) Terimalah apa yang tidak dapat langsung berubah.


Menerima bukan menyerah tetapi menghadapinya dengan hati
terbuka. Ada gejala stress yang tidak dapat langsung dicegah,
misalnya meninggalnya secara tiba-tiba seorang yang dikasihi. Dalam
keadaan demikian, haruslah kita terima. Mudah menulisnya, mudah
19

mengatakannya, sering sulit menghadapinya, karena itu sadarkan diri


bahwa waktu akan menghilangkan kesedihan. Hadapi agar tidak
terkena dampak stress yang lebih buruk.

Dalam menghadapi stress cara individu untuk mengurangi stress itulah


yang dinamakan koping. Secara alamiah baik secara sadar maupun tidak
sadar, sesungguhnya setiap individu telah menggunakan mekanisme
koping dalam menghadapi stress dalam dirinya (Rasmun, 2020).
Mekanisme koping juga berperan dalam menentukan stress yang kita
hadapi (Weda & Hesti, 2018).

B. Konsep Mekanisme Koping


1. Pengertian Mekanisme Koping

Koping adalah proses dimana seorang mencoba untuk mengatur


perbedaan yang diterima antara keinginan (demands) dan pendapatan
(resourse) yang dinilai dalam suatu keadaan yang penuh tekanan. Selain
digunakan untuk memperbaiki atau menguasai masalah, koping juga
dapat membantu seseorang untuk mengubah persepsinya atas
ketidaksesuaian, menolerir atau menerima bahaya, juga melepaskan diri
atau mengindari situasi stress (Sutejo, 2018). Kozier, Erb, Berman, dan
Snyder (2011) mengatakan bahwa koping dapat digambarkan juga
sebagai keberhasilan menghadapi atau menangani masalah dan situasi.
Mekanisme koping merupakan sebuah cara atau usaha yang biasa
digunakan oleh individu untuk menyelesaikan masalah, mengatasi
berbagai perubahan dalam kehidupan sehari-hari dan situasi yang
mengancam atau mengganggu baik secara kognitif ataupun perilaku.

Koping bisa dikatakan juga sebagai proses individu dalam mengatur


ketidakseimbangan antara tuntutan dan kemampuan individu tersebut
dalam situasi stress. Dengan kata lain saat individu berada di dalam
situasi yang penuh tekanan, maka individu tersebut akan mengambil
tindakan untuk mengatasi rasa stress yang dialaminya (Nasis & Muhith,
2011). Koping individu adalah suatu respon positif yang digunakan oleh
20

seseorang untuk melakukan pemecahan terhadap masalah atau


mengurangi stress yang diakibatkan dari masalah maupun peristiwa yang
sedang dialaminya, dengan menggunakan sumber-sumber dalam diri
individu serta mengembangankan perilaku yang bertujuan untuk
menumbuhkan kekuatan dan mengurangi dampak dari stress yang dialami
(Stuart, 2013).

2. Jenis-Jenis Mekanisme Koping


Menurut Lazarus dan Folkman (dalam Nasir dan Muhith, 2011), dalam
melakukan koping ada dua strategi yang bisa dilakukan, yaitu:
a. Koping yang Berfokus pada Masalah (problem focused coping)
Problem focused coping adalah usaha mengatasi stress dengan cara
mengatur atau mengubah masalah yang dihadapi dan lingkungan
sekitarnya yang menyebabkan terjadinya terkanan. Koping ini
ditunjukan dengan mengurangi tuntutan dari situasi yang penuh
dengan stress atau memperluas sumber untuk mengatasinya.
Seseorang cenderung menggunaan metode ini apabila mereka percaya
bahwa sumber atau tuntutan dari situasinya dapat diubah. Strategi
yang dipakai dalam problem focused coping antara lain sebagai
berikut:
1) Confrontative coping : yaitu usaha untuk mengubah keadan yang
dianggap menekan dengan cara yang agresif, tingkat kemarahan
yang cukup tinggi, dan pengambilan risiko.
2) Seeking social support : usaha untuk mendapatkan kenyamanan
emosional dan bantuan informasi dari orang lain.
3) Planful problem solving : usaha untuk mengubah keadaan yang
dianggap menekan dengan cara yang hati-hati, bertahap, dan
analitis.

b. Koping yang Berfokus pada Emosi (emotional focused coping)


Emotional focused coping adalah usaha mengatasi stress dengan cara
mengatur respon emosional dalam rangka menyesuaikan diri dengan
dampak yang akan ditimbulkan oleh suatu kondisi atau situasi yang
21

dianggap penuh tekanan. Koping ini ditunjukan untuk mengontrol


respon emosional terhadap siatuasi stress. Seseorang dapat mengatur
respon emosionalnya melalui pendekatan perilaku dan kognitif.
Strategi yang digunakan dalam emotional focused coping antara lain
sebagai berikut:
1) Self-control : usaha untuk mengatur perasaan ketika menghadapi
situasi yang menekan.
2) Distancing : usaha untuk tidak terlibta dalam permasalahan,
seperti menghindar dari permasalahan seakan tidak terjadi apa-
apa atau menciptakan pandangan-pandangan yang positif, seperti
menganggap masalah sebagai lelucon.
3) Positive reappraisal : usaha untuk bereaksi dengan menciptakan
makna positif yang bertujuan untuk mengembangkan diri
termasuk melibatkan diri dalam hal-hal yang religius
4) Accepting responsibility : usaha untuk bereaksi dengan
menumbuhkan kesadaran akan peran diri dalam permasalahan
yang dihadapi, dan berusaha mendudukan segala sesuatu
sebagaimana mestinya
5) Escape avoidance : usaha untuk mengatasi situasi menekan
dengan lari dari situasi tersebut atau menghindari perilaku
merokok, minum alkohol, dan menggunakan obat-obatan
terlarang.
6) Seeking social emotional support : usaha untuk mencari dukungan
baik secara emosional maupun sosial kepada orang lain.
Individu menggunakan problem focused coping jika masalah yang
mereka hadapi dapat dikontrol. Sebaliknya, individu cenderung
menggunakan emotional focused coping dalam menghadapi masalah, jika
masalah mereka sulit untuk dikontrol.

3. Karakteristik Mekanisme Koping


Menurut Stuart dan Sundeen (2013), rentang respon mekanisme koping
dapat digambarkan sebagai berikut:
22

Adaptif Maladaptif

Skema 2.1 Rentang Respon Mekanisme Koping

a. Mekanisme Koping Konstruktif (Adaptif)


Koping Konstruktif (Adaptif) merupakan suatu kejadian dimana
seorang individu dapat melakukan koping secara baik serta cukup
sehingga dapat mengatur berbagai tugas mempertahankan hubungan
dengan orang lain, mempertahankan konsep diri dan mempertahankan
emosi serta pengaturan terhadap respon stress. Koping yang cuup
artinya bahwa individu mampu melakukan manajemen tingkah laku
terhadap pemecahan masalah yang paling sederhana dan realistis yan
berfungsi untuk bisa membebaskan diri dari masalah yang sedang
dihadapinya (Safaria & Saputra, 2013).
Adapun karakteristik mekanisme koping adaptif sebagai berikut :
1) Dapat menceritakan secara verbal tentang perasaan
2) Mengembangkan tujuan yang realistis
3) Dapat mengidentifikasi sumber koping
4) Dapat mengembangkan mekanisme koping yang efektif
5) Mengidentifikasi alternative strategi
6) Memilih strategi yang tepat
7) Menerima dukungan

b. Mekanisme Koping Destruktif (Maladaptif)


Mekanisme koping maladaptive adalah suatu keadaan dimana
seseorang melakukan koping yang kurang baik sehingga mengalami
keadaan yang beresiko tinggi atau suatu ketidakmampuan untuk
mengatasi stressor. Koping maladaptive atau koping yang kurang baik
menandakan bahwa individu mengalami kesulitan dalam beradaptasi
terhadap lingkungannya maupun situasi yang sangat menekan.
Karakteristik koping maladaptive, yaitu:
1) Menyatakan tidak mampu
2) Tidak mampu menyelesaikan masalah secara efektif
23

3) Perasaan lemas, takut, irritable, tegang, gangguan fisiologis,


adanya stress kehidupan
4) Tidak mampu memenuhi kebutuhan dasar

4. Sumber Koping
Sumber koping merupakan pilihan-pilihan atau strategi yang membantu
individu menentukan apa yang seharusnya atau dapat dilakukan dan apa
yang beresiko. Menurut Stuart (2013), sumber koping individu terdiri
dari dua jenis sumber yaitu sumber koping yang berasal dari internal dan
eksternal, antara lain:
a. Sumber Koping Internal
Sumber koping intenal berasal dari pengetahuan, keterampilan,
komitmen dan tujuan hidup, kepercayaan diri, kepercayaan agama,
serta control diri pada masing-masing individu. Karakteristik
kepribadian individu yang tersusun atas kontrol diri, omitmen dan
tantangan merupakan sumber mekanisme koping yang tangguh.
Seseorang yang memiliki pribadi yang tangguh menerima stressor
sebagai sesuatu yang dapat diatur ataupun dianggap sebagai suatu
tantangan.

b. Sumber Koping Eksternal


Dukungan sosial merupakan sumber koping eksternal yang utama
atau yang berperan paling penting. Dukungan sosial ini berperan
sebagai rasa memiliki informasi terhadap seseorang atau lebih. Hal
ini menyebabkan seseorang merasa bahwa dirinya dihargai atau
dianggap sehingga disebut juga sebagai dukungan harga diri.
Dukungan sosial dapat meningkatkan rasa kepribadian mandiri dan
tidak menyebabkan ketergantungan terhadap individu lainnya.

5. Alat Ukur Mekanisme


Kuestioner yang digunakan untuk mengukur mekanisme koping dalam
penelitian ini yaitu kuestioner The Brief Cope Scale. Kuestioner ini
dikembangkan oleh Carver berdasarkan teori Lazarus dan Folkman
24

(2019). Terdapat 28 pertanyaan dengan menggunakan skala likert dengan


empat alternatif jawaban dan dengan 14 item sub skala yang menilai
dimensi koping yang berbeda. Dari 14 item pertanyaan sub skala tersebut
menggambarkan mekanisme koping yaitu (1) problem focused coping
yang terdiri dari sub skala active coping, planning, use instrumental
support, (2) emotional focused coping yang meliputi sub skala religion,
reframing positif, use emotional support, denial dan acceptance, (3)
dysfunctional coping yang meliputi sub skala humor, self-distraction,
venting, denial, behavioral disengagement, self-blame, dan substance use
(Carver, Scheier & Weintraub, 2019).

Apabila responden menjawab pertanyaan yang menunjukkan mekanise


koping yang adaptif maka setiap item diberi nilai 1 = tidak pernah
melakukan, 2 = jarang melakukan, 3 = sering melakukan, dan 4 = selalu
melakukan. Sedangkan pertanyaan yang menunjukan mekanisme koping
yang maladaptive maka setiap item pertanyaan diberi nilai 4 = tidak
pernah melakukan, 3 = jarang melakukan, 2 = sering melakukan, dan 1 =
selalu melakukan. Skala tersebut dikelompokkan dalam pertanyaan
favorable dan unfavorable dengan empat alternative jawaban yaitu tidak
pernah, jarang, sering, dan selalu, yang dimana rentang skornya dari 1
sampai dengan 4. Peneliti menggunakan kuestioner The Brief Cope Scale
yang dikembangkan oleh Carver dan dibuat dalam versi bahasa
Indonesia. Instrument ini memiliki nilai Internal Consistency atau
Cronbach’s alpha 0,868 (Yusuf, Low & Yip, 2019). Kuestioner
mekanisme koping yang akan digunakan peneliti telah dilakukan uji
realibilitas oleh Yussof, Low & Yip (2019) menggunakan teknik Alpha
dari Cronbach. Berdasarkan uji realibilitas yang telah dilakukan koefisien
reliabilitas (rtt) yaitu seberan 0,799.

C. Penelitian Terkait
1. Penelitian Usraleli, Melly, Roza Dellana, (2020), dengan judul “hubungan
strategi koping dengan tingkat stres mahasiswa Poltekkes Kemenkes Riau
25

yang menyusun skripsi” didapatkan sampel 72 responden dengan


menggunakan teknik non probability sampling dengan jenis total
Sampling, teknik pengumpulan data menggunakan kuesioner Depression
Anxiety Stress Scale (DASS). Hasil penelitian yang didapatkan
berdasarkan uji statistik Kai Kuadrat diperoleh P-Value sebesar 0,014.
Berdasarkan nilai P-Value < 0,05, maka Ho ditolak. Diketahui bahwa
mayoritas mahasiswa menggunaka strategi koping adaptif an mengalami
stres normal sebanyak 23 orang (74,2%) dan menggunakan strategi
koping maladaptive dan mengalami stres sedang sebanyak 15 orang
(37,5%). Kesimpulan ada hubungan antara strategi koping dengan tingkat
stres mahasiswa Poltekkes Kemenkes Riau yang menyusun skripsi.

2. Penelitian Muhammad Agung, Mulyanti, (2019), dengan judul


“mekanisme koping berhubungan dengan tingkat depresi pada mahasiswa
tingkat akhir” didapatkan sampel 47 responden dengan menggunakan
teknik total sampling, teknik pengumpulan data menggunakan dua
kuesioner yaitu the beck depression inventory (BDI) II dan kuesoner
mekanisme koping yang diadopsi dari Indra. Hasil penelitian yang
didapatkan berdasarkan uji statistik Kai Kuadrat diperoleh P Value
sebesar 0,000. Berdasarkan nilai P-Value <0,05, maka Ho ditolak.
Karakteristik depresi responden sebagian besar ialah tergolong depresi
ringan sebanyak 21 orang (45,7%), minimal depresi 19 orang (41,3%) dan
depresi sedang 6 orang (13%). Karakteristik mekanisme koping yang
digunakan mahasiswa sebagian besar ialah maladaptive sebanyak 32
orang (69,6%) dan adaptif 14 orang (30,4%). Kesimpulan ada hubungan
antara mekanisme koping dengan tingkat stres mahasiswa tingkat akhir
Program Studi Pendidikan Ners Perguruan Tinggi Alma Ata.

3. Penelitian Rosalina Primarta, Emil Huriani, Gusti Sumarsih, (2014),


dengan judul ”hubungan mekanisme koping dengan tingkat stres pada
pasien fraktur” didapatkan sampel 60 responden dengan menggunakan
teknik purposive sampling, teknik pengumpulan data dengan cara
26

membagikan kuesioner kepada responden untuk menilai tingkat stres dan


mekanisme koping yang digunakan. Dari penelitian didapatkan 41 orang
pasien fraktur yang menggunakan mekanisme koping adaptif ditemukan
sebanyak 3 pasien (7,3%) mengalami stres berat, bila dibandingkan
dengan 19 pasien fraktur yang menggunakan mekanisme koping
maladaptif ditemukan 1 orang (5,3%) yang mengalami stres ringan. Hasil
penelitian yang didapatkan berdasarkan uji statistic korelasi Lambda,
diperoleh nilai r = 0,300 dengan nilai p = 0,004. Kesimpulan bahwa ada
korelasi atau hubungan antara mekanisme koping dengan tingkat stres
pada pasien fraktur di Ruangan Trauma Centre RSUP DR. M. Djamil
Padang tahun 2013.

4. Penelitian Ima Nadatien, Mulayyinah, (2019), dengan judul “hubungan


mekanisme koping dengan tingkat stres pada pasien kanker di Yayasan
Kanker Indonesia Cabang Jawa Timur” didapatkan sampel 32 responden
dengan menggunakan teknik random sampling, teknik pengumpulan data
menggunakan kuesioner, dengan analisa menggunakan uji Chi-square.
Hasil penelitian didapatkan bahwa dari 32 responden sebagian besar
(56,2%) pasien mempunyai mekanisme koping maladaptive dan hampir
setengah dari responden (40,6%) pasien berada pada stres tingkat berat.
Hasil analisis uji Chi-square diperoleh nilai p-value sebesar 0,006.
Kesimpulan ada hubungan antara mekanisme koping dengan tingkat stres
pada pasien kanker di Yayasan Kanker Indonesia Cabang Jawa Timur.

5. Penelitian Lie Liana, Erti Ikhtiarini, Enggal Hadi, (2019), dengan judul
“hubungan mekanisme koping dengan stres pasien TB Paru di Rumah
Sakit Paru Jember” didapatkan sampel 84 responden dengan
menggunakan teknik consecutive sampling, teknik pengumpulan data
menggunakan kuesioner dengan teknik analisa menggunakan uji
spearman correlation. Hasil penelitian ini menunjukan sebagian besar
pasien menggunakan mekanisme koping adaptif (83,3%) dan lebih sedikit
menggunakan mekanisme koping maladaptive (16,7%), dan sebagian
besar paasien berada dalam kategori stres ringan (52,4%). berdasarkan
27

hasil analisa didapatkan nilai p-value 0,00 dan nilai koefisien korelasi (r)
sebesar -0,529. Kesimpulan ada hubungan antara mekanisme koping
dengan stres pasien TB Paru di Rumah Sakit Paru Jember.

D. Kerangka Berpikir/Teori
Adapun kerangka berpikir penelitian dapat diliihat pada Skema 2.2

Stressor :
- Beban akademik Tingkat stres
- Penyusunan skripsi - Stres normal
- Perubahan perkembangan - Stres ringan
Mahasiswa Tingkat
diri - Stres sedang
Akhir
- Masalah keuangan - Stres berat
- Kurang mampu (Mardiana &
mengelola waktu Zelfino, 2014)
Rikhmawati, Farida
&Nurhalimah, 2014)

Mekanisme
Koping

Mekanisme Koping Adaptif Mekanisme Koping Maladaptif


- Mengungkapkan perasaan - Menyatakan tidak mampu
secara verbal - Tidak mampu menyelesaikan
- Mengembangkan tujuan yang masalah secara efektif
realistis - Perasaan lemas, takut,
- Dapat mengidentifikasi sumber irritable, tegang, gangguan
koping fisiologis, adanya stress
- Dapat mengembangkan kehidupan
mekanisme koping yang efektif - Tidak mampu memenuhi
- Memilih strategi yang tepat kebutuhan dasar
(Safaria & Saputra, 2013) (Safaria & Saputra, 2013)

Stres ada perbaikan, Stres menetap atau


berkurang atau menghilang meningkat
28

Skema 2.2 Kerangka Teori


BAB III

KERANGKA KONSEP PENELITIAN

A. Kerangka Konsep
Kerangka konsep penelitian pada dasarnya merupakan kerangka hubung
antara konsep-konsep yang ingin diamati atau diukur melalui penelitian yang
akan dilakukan. Kerangka konsep penelitian secara operasional merupakan
gambaran hubungan antara variabel-variabel penelitian (Sugiyono, 2014).
Menurut Silaen (2018) megatakan bahwa variable penelitian merupakan
konsep yang mempunyai berbagai macam nilai atau mempunyai nilai yang
bervariasi, yaitu suatu sifat, karakteristik atau fenomena yang dapat
menunjukan sesuatu untuk dapat diukur atau diamati yang nilainya bervariasi.
Kerangka konsep dalam penelitian ini mengacu pada teori yang menunjukan
bahwa adanya hubungan antara tingkat stres dengan mekanisme koping.

Dalam penelitian terdapat beberapa macam atau jenis variabel berdasarkan


hubungan peran atau fungsionalnya. Pada penelitian ini telah ditentukan 2
variabel, yaitu variable dependen atau variable terkait dan variable
independen atau variable bebas.

1. Variable independen atau variable bebas adalah variable yang


mempengaruhi atau yang menjadi sebab timbulnya variable dependen
(Sugiyono, 2016). Variabel independen atau variabel bebas pada
penelitian ini adalah Mekanisme Koping.

2. Variable dependen atau variable terkait adalah variable yang dipengaruhi


atau yang menjadi akibat adanya variable independen (Sugiyono, 2015).
Variabel dependen atau variabel terkait dalam penelitian ini adalah
Tingkat Stress.

28
29

Hubungan antara variabel dependen dan variabel independen digambarkan


pada Skema 3.1

Tingkat stres
Mekanisme Koping :
- Stres normal
- Adaptif - Stres ringan
- Maladaptive - Stres sedang
- Stres berat

Kriteria Responden
- Jenis Kelamin

Keterangan :
: Diteliti
: Tidak diteliti

Skema 3.1 Kerangka Konsep

B. Hipotesis
Hipotesis adalah praduga atau asumsi yang harus diuji melalui fakta atau data
yang didapatkan atau diperoleh melalui penelitian (Dantes, 2012). Hipotesis
adalah suatu pernyataan yang penting kedudukannya dalam penelitian, maka
dari itu penelitian dituntut kemampuannya untuk dapat merumuskan hipotesis
dengan tepat dan jelas (Suharsih, 2013). Pada umumnya, hipotesis terdiri dari
dua tipe yaitu hipotesis nol (Ho) dan hipotesis alternative (Ha). Hipotesis nol
(Ho) merupakan hipotesis yang menyatakan tidak adanya hubungan antara
variabel datu dengan variabel yang lainnya. Sedangkan, hipotesis alternative
(Ha) merupakan hipotesis yang menyatakan adanya hubungan antara variabel
satu dengan variabel yang lainnya (Sugiyono, 2015).

Hipotesis Nol (Ho) dalam penelitian ini yaitu:

Tidak Ada Hubungan Mekanisme Koping dengan Tingkat Stres dalam


Menyusun Skripsi pada Mahasiswa Reguler XA Program Studi S1
Keperawatan di STIKes Pertamedika.
30

Hipotesis Alternatif (Ha) dalam penelitian ini yaitu:

Ada Hubungan Mekanisme Koping dengan Tingkat Stres dalam Menyusun


Skripsi pada Mahasiswa Reguler XA Program Studi S1 Keperawatan di
STIKes Pertamedika.

C. Definisi Operasional
Definisi operasional variabel penelitian menurut Sugiyono (2015, h.38)
adalah suatu atribut atau sifat atau nilai dari objek atau kegiatan yang
memiliki variasi tertentu yang telah ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari
lalu kemudian ditarik atau diambil kesimpulannya. Definisi variabel-variabel
penelitian harus dirumuskan untuk menghindari kesalahan dalam
pengumpulkan data. Tujuan dari definisi operasional yaitu membuat variabel
menjadi lebih kongkrit dan dapat diukur. Dalam definisi operasional, peneliti
menjelaskan tentang apa yang harus diukur, bagaimana mengukurnya, apa
saja kriteria pengukurannya, instrumen apa yang digunakan untuk
mengukurnya dan apa skala pengukurannya (Dharma, 2011).
31

Tabel 3.1 Definisi Operasional


Definisi Skala
Variabel Cara Ukur Alat Ukur Hasil Ukur
Operasional Ukur
Variabel Tingkat Responden Lembar Hasil ukur Ordinal
Dependen : kecemasan (Mahasiswa) kuesioner ZSDS dikategorikan
Tingkat yang dialami mengisi yang berisi 20 menjadi :
Stres seseorang kuesioner item pertanyaan 1. Stres normal
atau indivitu dengan = skor 20-44
berdasarkan 2. Stres ringan
skala likert: = skor 45-59
1. Jarang (1) 3. Stres sedang
2. Kadang- = skor 60-69
kadang (2) 4. Stres berat =
3. Sering (3) skor ≥ 70
4. Hampir (ZSDS)
Selalu (4)

Variabel Cara Responden Lembar Hasil ukur Ordinal


Independen: seseorang (Mahasiswa) kuesioner The dikategorikan
Mekanisme untuk mengisi Brief Cope menjadi :
Koping mengurangi kuesioner Scale yang 1. Mekanisme
stres berisi 28 item koping
pertanyaan maladaptif =
berdasarkan skor ≤ 70
skala likert : Mekanisme
1. Tidak koping
pernah adaptif =
2. Jarang skor > 70
3. Sering
4. Selalu

Jenis Untuk Responden Lembar Hasil ukur Nominal


kelamin menentukan (Mahasiswa) kuesinoner yang dikategorikan
karakteristik mengisi terdiri dari 1 manjadi :
responden kuesioner pertanyaan 1. Laki-laki
dengan metode 2. Perempuan
ceklis.
BAB IV

METODOLOGI PENELITIAN

A. Desain Penelitian
Desain penelitian adalah pedoman atau prosedur serta teknik dalam
perencanaan penelitian dengan tujuan untuk membangun strategi yang
berguna dalam membangun strategi yang menghasilkan model penelitian atau
blue print (Moleong, 2014). Penelitian ini adalah jenis penelitian kuantitatif
yang menggunakan desain Korelatif dengan pendekatan cross-sectional.
Menurut Sugiyono (2018), metode penelitian kuantitatif adalah metode
penelitian yang dilandaskan berdasarkan filsafat positivism, digunakan untuk
meneliti populasi atau sampel tertentu, pengumpulan data menggunakan
instrument penelitian, analisis datar bersifat kuantitatif atau statistic, yang
bertujuan untuk menguji hipotesis yang telah ditetapkan.

Desain penelitian korelatif merupakan tipe penelitian dengan karakteristik


masalah berupa hubungan korelasi antara dua variabel atau lebih. Tujuan dari
penelitian korelatif yaitu untuk menentukan ada atu tidaknya korelasi antar
variabel atau membuat dugaan atau prediksi berdasarkan hubungan antar
variabel. Penelitian ini dilakukan menggunakan pendekatan cross-sectional.
Penelitian cross-sectional merupakan suatu penelitian untuk mempelajari
dinamika korelasi atau hubungan antara faktor-faktor resiko dengan efek,
melalui cara pendekatan, observasional, atau pengumpulan data
(Notoatmojo, 2012). Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui Hubungan
Mekanisme Koping dengan Tingkat Stres dalam Menyusun Skripsi pada
Mahasiswa Reguler XA Program Studi S1 Keperawatan di STIKes
Pertamedika.

B. Populasi, Sampel, dan Teknik Pengambilan Sampel


1. Populasi Penelitian

32
Populasi adalah wilayah generalisasi yang terdiri atas objek atau subjek
yang mempunyai kualitas dan karakteristik tertentu yang ditentukan oleh
peneliti untuk dipelajari dan kemudian ditentukan atau ditarik

33
33

kesimpulannya. Jadi populasi bukan hanya orang, melainkan obyek dan


juga benda-benda alam yang lain (Sugiyono, 2012). Populasi dalam
penelitian ini yaitu seluruh Mahasiswa Reguler XA Program Studi S1
Keperawatan di STIKes Pertamedika sebanyak 45 Mahasiswa.

2. Sampel Penelitian
Sampel merupakan bagian dari karakteristik dan jumlah yang dimiliki
oleh populasi. Bila populasi terlalu besar dan peneliti tidak mampu
mempelajari semua, maka peneliti dapat mengunakan sampel yang
diambil dari populasi (Sugiyono, 2014). Sampel dalam penelitian ini
adalah seluruh Mahasiswa Reguler XA Program Studi Keperawatan di
STIKes Pertamedika Jakarta yang berjumlah 45 mahasiswa.

3. Teknik Pengambilan Sampel


Teknik dalam penelitian ini menggunakan teknik Total Sampling. Total
Sampling adalah teknik penentuan sampel yang melibatkan semua
anggota populasi digunakan sebagai sampel (Sugiyono, 2014). Penulis
menentukan kriteria untuk memudahkan pengambilan sampel. Adapun
kriteria penelitian antara lain:
a. Kriteria inklusi
Kriteria inklusi adalah kriteria yang harus dimiliki oleh individu
dalam populasi untuk dijadikan sampel dalam penelitian (Dharma,
2011), kriteria inklusi pada penelitian ini yaitu, bersedia menjadi
responden.
b. Kriteria eksklusi
Kriteria ekslusi adalah kriteria yang tidak boleh dimiliki atau tidak
boleh ada oleh sampel yang digunakan untuk penelitian (Dharma,
2011), Kriteria ekslusi pada penelitian ini yaitu, mahasiswa yang
sedang sakit berat atau sakit parah saat penelitian dilakukan.
34

C. Tempat Penelitian
Tempat pelaksanaan penelitian ini dilakukan di STIKes Pertamedika Jakarta.
Penggunaan wilayah Kampus STIKes Pertamedika dinilai paling sesuai
berdasarkan fenomena yang dialami pada mahasiswa tingkat akhir Program
Studi S1 Keperawatan di STIKes Pertamedika.

D. Waktu Penelitian
Penelitian ini dimulai dari penyusunan proposal pada bulan Maret hingga Mei
2021 dan dilanjutkan dengan penyusunan laporan penelitian yang dilakukan
pada bulan Mei hingga Juli 2021.

E. Etika Penelitian
Etika penelitian bertujuan untuk melindungi subjek penelitian. Polit dan Beck
didalam Dharma (2011) menjelaskan bahwa terdapat 4 prinsip utama dalam
etik penelitian keperawatan adalah:
1. Menghormati harkat dan martabat manusia (respect for human dignity)
Penelitian dilaksanakan dengan menjunjung tinggi harkat dan martabat
manusia. Subjek memiliki hak asasi dan kebebasan untuk menentukan
pilihan ikut atau menolak penelitian (autonomy). Tidak ada paksaan atau
penekanaan tertentu agar subjek bersedia ikut dalam penelitian ini. Subjek
dalam penelitian ini juga berhak mendapatkan informasi yang terbuka dan
lengkap terait pelaksanaan penelitian meliputi tujuan dan manfaat
penelitian, prosedur penelitian, resiko penelitian, keuntungan yang
mungkin didapat dan kerahasiaan informasi.
Dalam pelaksanaan penelitian ini prinsip ini tertuang dalam pelaksanaan
informed consent yaitu persetujuan untuk berpartisipasi sebagai subjek
atau responden dalam penelitian.

2. Menghormati privasi dan kerahasian subjek (respect for privacy and


confidentiality)
Manusia sebagai subjek penelitian memiliki privasi dan hak asasi dalam
mendapatkan kerahasiaan informasi. Namun tidak bisa dipungkiri bahwa
penelitian menyebabkan terbukanya informasi tentang subjek. Sehingga
35

peneliti harus merahasikan berbagai informasi yang menyangkut privasi


subjek yang tidak ingin identitasnya dan segala informasi mengenai
dirinya diketahui oleh orang lain.
Dalam pelaksanaan penelitian prinsip ini dilakukan dengan cara tidak
memberikan nama pada responden dan responden diminta mengganti
namanya dengan inisial dan dalam pendataannya peneliti hanya akan
pemberian kode tertentu untuk reponden agar tetap terjaga privasi dan hak
asasinya. Selain itu data responden hanya akan dipublikasi degan cara
memberikan kode responden. Semua informasi yang telah dikumpulkan
disimpan ditempat yang dijamin kerahasiaannya oleh peneliti, hanya
kelompok data tertentu yang akan dilaporkan pada hasil riset.

3. Memperhitungkan manfaat dan kerugian yang ditimbulkan (balancing


harm and benefits)
Prinsip ini menjelaskan bahwa setiap penelitian harus mempertimbangkan
manfaat atau keuntungan yang sebesar-besarnya bagi subjek penelitian
dan populasi dimana hasil penelitian akan diterapkan (beneficience).
Kemudian untuk mengurangi dampak yang merugikan bagi subjek
penelitian (normaleficience). Peneliti harus mempertimbangkan rasio
antara manfaat dan kerugian dari penelitian.
Dalam melaksanakan penelitian ini, prinsip ini dilakukan peneliti dengan
cara menghindari kerugian yang mungkin terjadi dan memaksimalkan
manfaat yang akan didapatkan responden.

4. Menghormati keadilan dan inklusitas (respect for justice inclusiveness).


Prinsip keterbukaan dalam penelitian mengandung makna bahwa
penelitian ini dilakukan secara hati-hati, cermat, jujur, tepat dan dilakukan
secara professional. Sedangkan prinsip keadilan mengandung makna
bahwa penelitian ini memberikan keuntungan dan beban secara merata
sesuai dengan kebutuhan dan kemampuan subjek.
Dalam pelaksanaan penelitian ini prinsip ini dilaksanakan peneliti dengan
melakukan penelitian secara adil untuk seluruh responden dan tidak
36

membeda-bedakan responden dengan cara semua reponden mendapat


penjelasan terkait penelitian ini dan pada saat pengisian kuesioner.

F. Alat Pengumpulan Data/Instrumen Penelitian


1. Instrument Penelitian
Alat pengumpulan data atau instrument penelitian merupakan suatu alat
yang digunakan oleh peneliti untuk mengobservasi, menilai atau
mengukur suatu fenomena. Data yang diperoleh atau didapat dari suatu
pengukuran kemudian dianalisi dan dijadikan sebagai bukti (evidence)
dari suatu penelitian. Pengukuran adalah suatu cara sistematis untuk
menentukan ukuran, jumlah atau memberi label pada objek dan atribut
yang dimilikinya (Dharma, 2011). Salah satu instrument pengumpulan
data yaitu dengan menggunakan kuesioner atau angket. Kuesioner atau
angkat adalah teknik pengumpulan data yang dilakukan dengan cara
memberi pertanyaan atau pernyataan tertulis kepada responden yang
mengharuskan responden menjawab dengan jujur.

Kuesioner yang digunakan penelitian ini terdiri dari tiga bagian, yaitu:
a. Kuesioner Jenis Kelamin
Kuesioner untuk mengukur karekteristik responden yang terdiri dari
satu pertanyaan dengan menggunakan metode ceklis.

b. Kuesioner ZSDZ
Kuesioner untuk mengukur tingkat stres yang dialami seseorang.
Kuesioner ZSDS disediakan empat pilihan yaitu “Jarang (1)”,
“Kadang-kadang (2)”, “Sering (3)”, dan “Hampir Sering (4)”.
Kuesioner ini disesuaikan dengan variabel dependen yaitu Tingkat
Stres yang memiliki 20 pertanyaan. Kuesioner ini menggunakan skala
likert.

c. Kuestioner Brief Cope


Kuesioner untuk mengukur cara seseorang untuk mengurangi stres.
Kuesioner Brief Cope pada mekanisme koping adaptif disediakan
37

empat pilihan yaitu “Tidak Pernah (1)”, “Jarang (2)”, “Sering (3)”,
“Selalu (4)” dan pada mekanisme koping maladaptif disediakan
empat pilihan yaitu “Tidak Pernah (4)”, “Jarang (3)”, “Sering (2)”,
“Selalu (1)”. Kuesioner ini disesuaikan dengan variabel independen
yaitu Mekanisme Koping yang memiliki 28 pertanyaan. Kuesioner ini
menggunakan skala likert.

2. Hasil Uji Coba Instrumen


Uji coba instrument dilakukan untu menganalisa instrument sehingga
diketahui sumbang butir-butir pertanyaan terhadap indikator yang telah
ditetapkan pada masing-masing variabel. Uji coba instrument sangat
penting dilakukan pada instrument yang belum ada persediaan di
Lembaga Pengukuran dan Penilaian, setelah itu di revisi apabila
instrument belum baik (Suharsimi Arikunto, 2012). Dalam penelitian ini
tidak dilakukan uji coba instrument karena sudah baku, dengan hasil nilai
uji validitas dan uji reliabilitas yang terdapat pada Tabel 4.1

Table 4.1 Nilai Hasil Uji Validitas dan Uji Reliabilitas


No Uji Uji
Instrument
. Validitas Reliabilitas
1 Zung Self-Rating
Depression Scale
(ZSDS) 0,82 0,73
(WHO dalam Andi,
2017)
2 The Brief Cope Scale
(Yusuf, Low & Yip, 0,868 0,799
2019)

G. Prosedur Pengumpulan Data


Pengumpulan data dilakukan mengikuti prosedur pengumpulan data sebagai
berikut :
1. Prosedur Administrasi
38

a. Mengajukan izin survey penelitian data awal kepada Kepala di


STIKes Pertamedika.
b. Menyerahkan surat izin survey penelitian ke ketua STIKes
Pertamedika.
c. Setelah mendapatkan surat penelitian, peneliti melakukan penelitian.

2. Prosedur Teknis
a. Peneliti menjelaskan tujuan dan prosedur penelitian kepada Kepala
STIKes Pertamedika.
b. Peneliti mengidentifikasi beberapa responden yang akan dijadikan
sampel berdasarkan kriteria inklusi
c. Peneliti membuat ruang obrolan dan dilakukan menggunakan
Aplikasi WhatsApp.
d. Peneliti menjelaskan tujuan dan prosedur penelitian kepada
responden.
e. Setelah responden setuju, peneliti membagikan lembar informed
consent.
f. Peneliti menjelaskan cara pengisian kuesioner dan responden diminta
langsung mengisi kuesioner yang sudah disediakan melalui link
Google Form.
g. Pada setiap kuestioner yang diberikan menjelaskan tujuan penelitian,
manfaat penelitian, kerahasiaan informasi yang diberikan responden
kepada peneliti serta meminta kerja sama responden utuk menjawab
semua pertanyaan atau pernyataan secara jujur, terbuka dan
melakukan observasi.
h. Peneliti memberikan waktu kepada responden untuk mengisi
kuestioner.
i. Setelah kuesioner terisi, responden diminta untuk men-submit
kuestioner yang sudah diisi.
j. Peneliti mengucapkan terima kasih kepada responden yang telah
bersedia mengisi kuestioner.
k. Peneliti mengolah data dan menganalisis sampai dengan
menyimpulkan.
39

H. Prosedur Pengolahan Data


Data yang telah diperoleh dari proses pengumpulan data diubah ke dalam
bentuk tabel lalu data diolah menggunakan perangkat lunak. Proses
pengolahan data menggunakan program komputer yang terdiri dari beberapa
tahap, yaitu:
1. Editing
Proses editing data yang dilakuan peneliti dalam penelitian ini adalah
dengan cara melakukan pemeriksaan dan perbaikan terhadap kuesioner
sebelum disebarkan kepada responden dan melakukan pemeriksaan
kuestioner yang sudah diisi responden untuk mengetahui ada atau
tidaknya jawaban yang belum lengkap. Dari hasil pemeriksaan semua
kuestioner sudah terisi dengan lengkap.

2. Coding
Proses coding data yang dilakuan peneliti dalam penelitian ini adalah
dengan cara mengubah data berbentuk kata atau huruf menjadi data
berbentu angka atau bilangan. Dalam penelitian ini mekanisme koping
dilakukan coding sesuai dengan skoring dari kuestioner Brief Cope
berdasarkan pertanyaan favorable dan unvavorable. Berdasarkan
pertanyaan favorable dari kuesioner menggunakan skoring sebagai
berikut; 1 = tidak pernah, 2 = jarang, 3 = sering, dan 4 = selalu.
Sebaliknya, pertanyaan unfavorable menggunakan skoring sebagai
berikut; 1 = selalu, 2 = sering, 3 = jarang, dan 4 = tidak pernah. Skoring
pada kuestioner Zung Self Depression Scale (ZSDS) yaitu; 1 = jarang, 2
= kadang-kadang, 3 = sering, dan 4 = hampir sering. Skoring
karakteristik jenis kelamin sebagai berikut; 1 = laki-laki, dan 2 =
perempuan.

3. Data Entry atau Processing


Proses data entry atau processing yang dilakuan peneliti dalam penelitian
ini adalah dengan cara memasukan jawaban dari masing-masing
40

kuesioner yang sudah diisi responden, kemudian ditotal nilainya ke


dalam program software pengolahan data statistik.

4. Cleaning
Proses cleaning yang dilakukan peneliti dalam penelitian ini adalah
dengan cara memeriksa kembali data-data yang sudah masuk untuk
menghindari kesalahan. Setelah semua data masuk dan dipastikan tidak
terjadi kesalahan, proses selanjutnya yaitu analisa data
41

I. Teknik Analisis Data


Teknik analisa data yang dilakukan sesuai dengan jenis instrument yang
dikumpulkan. Analisa data ini mencangkup prosedur organisasi data, reduksi
dan penyajian data baik menggunakan table, diagram ataupun grafik. Data
dianalisa dengan perhitungan statistik ataupun dalam cara deskriptif
menggunakan program pengolahan data.

1. Analisa Univariat
Analisa univariat merupakan uji yang digunakan untuk menjelaskan
karakteristik masing-masing variabel yang ada di dalam penelitian.
Tujuannya yaitu untuk mendeskripsikan karakteristik pada setiap variabel
penelitian (Notoatmodjo, 2012).
F
X= x 100 %
N

Keterangan:
X = Hasil yang dicari
F = Frekuensi
N = Jumlah responden

Data yang disajikan dalam bentuk distribusi frekuensi adalah


Karakteristik responden (Jenis Kelamin), Mekanisme Koping, dan
Tingkat Stres.

2. Analisa Bivariat
Analisa bivariat merupakan uji yang dilakukan untuk menguji kolerasi
atau hubungan dari dua variabel dalam penelitian (Notoatmodjo, 2012).
Dalam penelitian ini analisa bivariat dilakukan untuk menguji hubungan
antara variabel dependen terhada variabel independen dengan
menggunakan uji Chi-Square (X2). Uji Chi-Square adalah uji analisa yang
membandingkan frekuensi yang terjadi (observasi) dengan frekuensi
harapan (ekspektasi). Bila nilai frekuensi harapan dengan nilai frekuensi
observasi adalah sama, maka dinyatakan tidak ada perbedaan yang
42

bermakna atau signifikan. Sebaliknya, bila nilai frekuensi harapan dan


nilai frekuensi observasi adalah beda, maka dinyatakan ada perbedaan
yang bermakna atau signifikan. Pembuktian dengan uji Chi-Square dapat
menggunakan rumus:

2 (O−E)2
X =∑
E

Keterangan:
X 2 = Statistik Chi-Square
O = Frekuensi hasil observasi
E = Frekuensi yang diharapkan

Keputusan untuk menguji kemaknaan digunakan batas kemaknaan 5% (α


= 0,05) adalah :
a. Bila p value < α maka Ho ditolak dan Ha diterima artinya ada
Hubungan Mekanisme Koping dengan Tingkat Stres dalam Menyusun
Skripsi pada Mahasiswa Reguler XA Program Studi S1 Keperawatan
di STIKes Pertamedika.
b. Bila p value > α maka Ho diterima dan Ha ditolak artinya tidak ada
Hubungan Mekanisme Koping dengan Tingkat Stres dalam Menyusun
Skripsi pada Mahasiswa Reguler XA Program Studi S1 Keperawatan
di STIKes Pertamedika.
BAB V

HASIL PENELITIAN
Pada bab ini penelitian membahas mengenai hasil penelitian, setelah dilakukan
pengumpulan data pada bulan Mei sampai Juli 2021 pada mahasiswa Program Studi
S1 Keperawatan Reguler XA di STIKes Pertamedika. Jumlah responden yang terlibat
dalam penelitian ini adalah 45 mahasiswa.

A. Hasil Analisa Univariat


Analisis univariate dalam penelitian ini dengan melihat distribusi frekuensi
dari karakteristik responden yang berupa jenis kelamin.
1. Karakteristik Responden (Jenis Kelamin)
Hasil analisa univariate karakteristik responden jenis kelamin adalah
sebagai berikut:
Table 5.1
Distribusi Frekuensi Berdasarkan Jenis Kelamin Mahasiswa Program
Studi S1 Keperawatan Reguler XA di STIKes Pertamedika Tahun 2021
(n=45)

No Jenis Kelamin Frekuensi Persentase (%)


1 Laki – laki 3 6,7
2 Perempuan 42 93,3
Total 45 100

Table 5.1 menunjukkan bahwa dari 45 responden mahasiswa Program


Studi S1 Keperawatan Reguler XA di STIKes Pertamedika terdapat 42
(93,3%) responden berjenis kelamin wanita, dan 3 (6,7%) responden
berjenis kelamin laki-laki.

2. Data Variabel Independen


Hasil analisa univariate berdasarkan mekanisme koping pada mahasiswa
Program Studi S1 Keperawatan Reguler XA di STIKes Pertamedika
sebagai berikut:

43
44

Table 5.2
Distribusi frekuensi Berdasarkan Mekanisme Koping Pada Mahasiswa
Program Studi S1 Keperawatan Reguler XA di STIKes Pertamedika
Tahun 2021
(n=45)

No Mekanisme Koping Frekuensi Persentase (%)


1 Maladaptif 1 2,2
2 Adaptif 44 97,8
Total 45 100

Table 5.2 menunjukan bahwa dari 45 responden mahasiswa Program


Studi S1 Keperawatan Reguler XA di STIKes Pertamedika. Didapatkan
data sebanyak 44 (97,2%) mahasiswa dengan mekanisme koping adaptif
dan 1 (2,2%) mahasiswa dengan mekanisme koping maladaptive.

3. Data Variabel Dependen


Hasil analisa univariate berdasarkan tingkat stres yang dialami mahasiswa
Program Studi S1 Keperawatan Reguler XA di STIKes Pertamedika
sebagai berikut:
Table 5.3
Distribusi Frekuensi Berdasarkan Tingkat Stres Pada Mahasiswa Program
Studi S1 Keperawatan Reguler XA di STIKes Pertamedika Tahun 2021
(n=45)

No Tingkat Stres Frekuensi Persentase (%)


1 Stres Normal 4 8,9
2 Stres Ringan 37 82,9
3 Stres Sedang 4 8,9
Total 45 100
45

Table 5.3 menunjukan bahwa dari 45 mahasiswa di Program Studi S1


Keperawatan Reguler XA di STIKes Pertamedika. Didapatkan data
sebanyak 4 (8,9%) mahasiswa mengalami stres normal, 37 (82,9%)
mahasiswa mengalami stres ringan, dan 4 (8,9%) mahasiswa mengalami
stres sedang.

B. Hasil Analisa Bivariate


Analisa bivariate digunakan untuk menguji ada atau tidaknya hubungan
mekanisme koping dengan tingkat stres yang dialami mahasiswa Program
Studi S1 Keperawatan Reguler XA di STIKes Pertamedika. Peneliti
menggunakan uji statistic Chi-Square.
Table 5.4
Hubungan Mekanisme Koping dengan Tingkat Stres dalam Menyusun
Skripsi pada Mahasiswa Program Studi S1 Keperawatan Reguler XA di
STIKes Pertamedika Tahun 2021
(n=45)

Mekanisme Tingkat Stres


Total P value
Normal Ringan Sedang
Koping N % N % N % N %
Maladaptif 1 100 0 0 0 0 1 100 0,005
Adaptif 3 6,8 37 84,1 4 9,1 44 100
Jumlah 4 8,9 37 82,2 4 8,8 45 100

Tabel 5.4 menunjukan bahwa dari 44 orang responden dengan mekanisme


koping adaptif sebanyak 3 orang (6,8%) dengan tingkat stres normal. Dari 1
orang responden dengan mekanisme koping maladaptif terdapat 1 orang
(100%) dengan tingkat stres normal. Hasil uji Chi-Square diperoleh nilai P
value = 0,005 (P value < 0,05) maka Ho ditolak, artinya hubungan yang
signifikan antara mekanisme koping dengan tingkat stres yang dialami
mahasiswa Program Studi S1 Keperawatan Reguler XA di STIKes
Pertamedika.
BAB VI

PEMBAHASAN HASIL PENELITIAN


Bab ini menjelaskan interpretasi hasil diskusi peneliti dan keterbatasan peneliti,
interpretasi diskusi menerangkan hasil penelitian yang dikaitkan dengan penelitian
sebelumnya dan studi kepustakaan dan keterbatasan penelitian yang terkait dengan
desain penelitian yang digunakan dan karakteristik sampel yang digunakan.
Penelitian ini ditujukan untuk mengetahui hubungan mekanisme koping dengan
tingkat stres dalam menyusun skripsi pada mahasiswa Program Studi S1
Keperawatan Reguler XA di STIKes Pertamedika.

A. Interpretasi dan Diskusi Hasil


1. Analisa Univariat
a. Karakteristik Responden (Jenis Kelamin)
Hasil penelitian ini didapatkan data mayoritas responden berjenis
kelamin perempuan (93,3%).

Hasil penelitian ini sama dengan penelitian yang dilakukan oleh Zaim,
Podo, & Cahyu (2019) dengan judul Gambaran Tingkat Stres dan
Mekanisme Koping Mahasiswa dalamm Mengerjakan Skripsi di
STIKES Muhammadiyah Gombong Tahun 2019 menyatakan bahwa
mayoritas responden terbanyak yaitu berjenis kelamin perempuan
dengan jumlah 102 (77,3%) responden. Dalam hal ini perempuan
mempunyai respon yang berbeda dengan laki-laki. Perempuan
cenderung lebih mudah merasa khawatir atau cemas, perasaan
bersalah dan sering menggunakan perasaannya dalam menghadapi
sebuah masalah.

Jenis kelamin perempuan memiliki tingkat kekhawatiran yang negatif


terhadap adanya suatu konflik dan stres, perempuan juga lebih sering
menggunakan perasaan yang mengakibatkan rasa yang tidak nyaman.
Konflik yang dialaminya dapat memicu hormone negatif sehingga
memicu timbulnya perasaan gelisah, stres, dan rasa takut. Sedangkan

46
47

laki-laki pada umumnya menikmati terjadinya konflik dan persaingan,


bahkan menganggap konflik sebagai dorongan yang positif untuk
menyelesaikan masalah (Rosiana, 2018).

Menurut analisa peneliti dari uraian diatas maka dapat disimpulkan


bahwa lebih banyak perempuan yang rentan atau sensitive terhadap
stres dikarenakan perempuan lebih banyak menggunakan perasaan
dalam menghadapi masalah yang menimbulkan perasaan-perasaan
negatif atau perasaan tidak nyaman terlebih penelitian ini dilakukan
terhadap mahasiswa Program Studi Keperawatan yang sebagian besar
mahasiswanya adalah perempuan, karena bidang keperawatan banyak
diminati perempuan.

b. Variabel Independen
Mekanisme Koping
Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa, dari 45 mahasiswa terdapat
44 (97,8%) mahasiswa melakukan mekanisme koping adaptif dan 1
(2,2%) mahasiswa melakukan mekanisme koping maladaptif.

Hasil penelitian ini sama dengan penelitian yang dilakukan oleh Zaim,
Podo, & Cahyu (2019) dengan judul Gambaran Tingkat Stres dan
Mekanisme Koping Mahasiswa dalam Mengerjakan Skripsi di
STIKES Muhammadiyah Gombong Tahun 2019 menyatakan bahwa
sebanyak 98 (74,2%) responden melakukan mekanisme koping
adaptif. Hal ini dikarenakan mahasiswa pada saat masalah muncul
tidak langsung mengambil keputusan dengan cara emosional
melainkan menggunakan kesabaran. Sebagian besar mahasiswa yang
mempunyai tekanan dalam menyusun skripsi memilih untuk mencri
dukungan dari orang lain dengan cara bercerita, melakukan kegiatan-
kegiatan positif dan mencari informasi yang berguna untuk
mengurangi atau menyelesaikan masalahnya.
48

Hal ini juga sesuai dengan teori yang dikemukakan Oli (2013)
mekanisme koping adaptif muncul dikarenakan mahasiswa mampu
bertahan dalam menghadapi masalahnya dengan kepala dingin dan
tidak menggunakan rasa emosional atau kemarahan yang tinggi.
Mahasiswa mempunyai rasa tanggung jawab dan rencana agar bisa
menyelesaikan masalahnya dengan baik dan tepat waktu. Selain itu
mahasiswa bisa terbuka kepada orang lain dengan berbagi cerita atas
masalah yang dialaminya untuk mendapatkan dukungan dan informasi
yang positif untuk menyelesaikan masalahnya.

Menurut analisa peneliti berdasarkan uraian diatas bahwa mahasiswa


yang mengalami masalah banyak yang memilih untuk mengatasinya
dengan kepala dingin atau dengan mekanisme koping adaptif seperti
mengalihkan pikiran dengan kegiatan-kegiatan yang positif, memilih
untuk terbuka atau bercerita mengenai konflik yang dialaminya
dengan maksud mencari dukungan atau informasi dari teman atau
kerabat terdekat untuk menghadapi atau menyelesikan konfliknya.

c. Variabel Dependen
Tingkat Stres
Hasil dari penelitian ini sebagian besar mahasiswa mengalami stres
ringan yaitu sebanyak 37 (82,9%) mahasiswa.

Hasil penelitian ini sama dengan penelitian yang dilakukan oleh


Liana, Erti, & Enggal (2019) dengan judul Hubungan Mekanisme
Koping dengan Stres pasien TB Paru di Rumah Sakit Paru Jember
didapatkan bahwa sebagian besar pasien TB paru di Rumah Sakit Paru
Jember berada dalam kategori stres ringan sebanyak 44 (52,4%)
orang. Peneliti berpendapat bahwa ringan atau beratnya stres yang
dialami seseorang bergantung pada acara masing-masing individu
dalam menghadapi masalah dan menyesuaikan diri dengan masalah
yang dihadapi. Semakin baik individu dalam menghadapi masalah
49

maka stres yang dialaminya akan semakin ringan. Hasil dari indikator
dari stres yang memiliki peran yang besar yaitu pada indikator gejala
emosional dan perilaku. Stres yang dialami seorang individu dapat
mudah mempengaruhi emosi dan perilaku seseorang menjadi mudah
marah, bereaksi berlebihan terhadap suatu situasi, tidak sabar,
menghabiskan banyak energi ketika cemas dan tidak bisa menerima
sesuatu yang dengan dihadapinya. Respon individu terhadap stres
yaitu respon afektif, fisiologis, perilaku, kognitif dan sosial. Respon
afektif ditunjukan dengan mudah marah, gelisah, cemas berlebih dan
putus asa. Sedangkan respon perilaku ditunjukan dengan kurangnya
kemampuan dalam mengontrol diri. Peneliti berpendapat bahwa gejala
tersebut muncul merupakan respon individu dalam menghadapi stres
dan merupakan cara individu untuk mengurangi perasaan tidak
nyaman dengan cara meluapkan emosi.

Menurut Maramis (2011), stres adalah respon tubuh yang tidak


spesifik terhadap setiap kebutuhan tubuh yang terganggu, suatu
kejadian yang terjadi dalam kehidupan yang tidak dapat dihindari.
Setiap seseorang yang mengalami stres akan mengalami dampak baik
secara fisik, psikologis, intelektual, sosial, dan spiriual yang dapat
mengganggu keseimbangan fisiologis. Dampak dari stres yang
dialami seseorang secara fisiologis memancing tubuh untuk
melakukan suatu hal yang bisa mengurangi atau menghindari stres
yang dikenal sebagai koping.

Berdasarkan uraian diatas hasil analisa peneliti sebagian besar


mahasiswa mengalami stres ringan dikarenakan mereka masih mampu
dalam mengontrol diri ketika sedang menghadapi masalah atau
konflik. Kemampuan mahasiswa dalam menghadapi stres yang
dialaminya pun beragam sehingga menyebab kan mahasiswa
mengalami tingkat stres yang berbedanya. Dalam penelitian ini
50

sebagian besar mahasiswa dapat menghadapi atau menyelesaikan


masalah yang dihadapinya dengan baik, sehingga sebagian besar
mahasiswa mengalami stres ringan.

2. Analisa Bivariat
Berdasarkan hasil uji statistik Chi-Square diperoleh P value = 0,005 (P
value < 0,05) Ho ditolak, artinya ada hubungan yang signifikan antara
mekanisme koping dengan tingkat stres dalam menyusun skripsi pada
mahasiswa Program Studi S1 Keperawatan di STIKes Pertamedia.

Hasil penelitian ini sama dengan hasil penelitian yang dilakukan oleh
Usraleli, Melly, & Roza (2020) dengan judul Hubungan Strategi Koping
dengan Tingkat Stres Mahasiswa Poltekkes Kemenkes Riau yang
Menyusun Skripsi. Hasil analisa statistik dalam penelitian ini
menggunakan uji Chi-Square dan didapatkan hasil nilai P value = 0,014
(P value < 0,05). Maka dapat diambil kesimpulan bahwa Ho ditolak dan
Ha diterima yang artinya ada hubungan yang signifikan antara strategi
koping dengan tingkat stres mahasiswa Poltekkes Kemenkes Riau yang
menyusun skripsi.

Penelitian selanjutnya yang dilakukan oleh Agung & Mulyanti (2015)


dengan judul Mekanisme Koping Berhubungan dengan Tingkat Depresi
pada mahasiswa Tingkat Akhir. Penelitian ini menggunakan uji statistik
Chi-Square dan didapatkan hasil P value = 0,000 (P value < 0,05). Maka
dapat diambil kesimpulan Ho dotolak dan Ha dierima yang artinya ada
hubungan yang bermakna antara mekanisme koping dengan tingkat
depresi pada mahasiswa tingkat akhir Program Studi Pendidikan Ners
Perguruan Tinggi Atma Ata.

Erb, Berman, & Synder (2020) mengatakan bahwa koping dapat bersifat
malataptif dan adaptif. Koping adaptif dapat membantu individu
mengurangi stres yang diakibatkan secara efektif. Semakin adaptif koping
51

yang dilakukan maka semakin ringan tingkat stres yang dialami. Manfaat
yang dapat dirasakan oleh mahasiswa yang melakukan koping secara
adaptif yaitu memiliki pola hidup yang sehat dan semangat yang tinggi
dalam menyelesaikan skripsinya. Koping maladaptif dapat mengakibatkan
hal yang memancing respon stres yang lebih berat. Koping maladaptif
banyak terjadi dikarenakan individu kurang mendapatkan dukungan
dalam menghadapi masalahnya. Dukungan ini dapat berupa dukungan
emosional atau informasi dari lingkungan masyarakat sekitar.

Secara teori menurut Lazarus dan Folkman (dalam Yobas, 2013), koping
sangat berkaitan erat dengan stres. Koping didefinisikan sebagai strategi
kognitif dan perilaku yang dilakukan oleh individu dalam mengatasi
situasi yang penuh dengan stres. Yesil, Oztunc, dan Esklmez (2015) juga
mengatakan bahwa koping stres merupakan respon kognitif, perilaku, atau
emosional yang dilakukan dengan menanggung, mengurangi atau
menghilangkan ketegangan yang disebabkan oleh keadaan stres. Byrne &
Thompson (2016), mengatakan bahwa tingkat stres yang tinggi yang
dialami mahasiswa keperawatan di seluruh pendidikan keperawatan
mengganggu kemampuan mahasiswa dalam memecahkan masalah dan
penggunaan proses intelektual. Tingkat stres tinggi juga menyebabkan
ketidakefektifan pada strategi koping yang dilakukan (Findik et al., 2015).

Bila ditinjau dari uraian diatas menurut analisa peneliti, penelitian ini
menjelaskan bahwa adanya hubungan yang terjadi antara mekanisme
koping dengan tingkat stres. Dalam menyusun skripsi, stres mungkin akan
menjadi salah satu hal yang juga harus dihadapi mahasiswa. Stres yang
dialami masing-masing mahasiswa akan berbeda, baik penyebab maupun
dampaknya. Koping merupakan salah satu cara untuk menghindari,
mengurangi atau bahkan menghilangkan dampak dari stres. Semakin baik
atau adaptif mekanisme koping yang seorang individu lakukan maka
semakin rendah tingkat stres yang dialaminya. Begitupun sebaliknya,
52

semakin buruk atau maladaptif mekanisme koping yang seorang individu


lakukan maka semakin tinggi berat tingkat stres yang dialami.

B. Keterbatasan Penelitian
Dalam penelitian ini peneliti tidak mendapatkan masalah ataupun kendala,
dikarenakan walaupun saat ini sedang dalam keadaan pandemi dari virus
corona, peneliti dapat menyebar kuesioner secara daring menggunakan
aplikasi Whats App dengan Google Form. Responden yang terlibat dalam
penelitian ini pun kooperatif, sehingga proses pengumpulan data hanya
membutuhkan waktu 2 hari.
BAB VII

PENUTUP
A. Kesimpulan
Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan yang tentang mekanisme
koping dengan tingkat stres pada mahasiswa Program Studi S1 Keperawatan
Reguler XA di STIKes Pertamedika, maka peneliti dapat menyimpulkan
bahwa :
1. Teridentifikasi bahwa gambaran karakteristik Mahasiwa Reguler XA
Program Studi S1 Keperawatan di STIKes Pertamedika berdasarkan
berjenis kelamin mayoritas yaitu perempuan (93,3%)
2. Teridentifikasi bahwa mayoritas Mahasiwa Reguler XA Program Studi S1
Keperawatan di STIKes Pertamedika mengalami stres dengan tingkatan
ringan (82,9%)
3. Teridentifikasi bahwa mayoritas Mahasiwa Reguler XA Program Studi S1
Keperawatan di STIKes Pertamedika melakukan mekanisme koping
secara adaptif (97,8%)
4. Ada hubungan yang signifikan antara mekanisme koping dengan tingkat
stres dalam menyusun skripsi pada mahasiswa Program Studi S1
Keperawatan Reguler XA di STIKes Pertamedika (P value = 0,005)

B. Saran
1. Bagi Lembaga Pendidikan
Hasil penelitian ini diharapkan dapat bermanfaat dan dapat dijadikan
acuan dalam ilmu keperawatan dan dapat menambah topik pemahasan
terutama di Keperawatan Jiwa untuk mengetahui adanya hubungan
mekanisme koping dengan tingkat stres dalam menyusun skripsi.

2. Bagi Perkembangan Ilmu Keperawatan


Hasil penelitian ini diharapkan sebagai masukan bagi penelitin yang
sedang melakukan penelitian terkait tentang hubungan mekanisme koping
dengan tingkat stres dalam menyusun skripsi, sehingga dapat diantisipasi

53
untuk mengurangi dampak dari stres dengan tindakan yang tepat agar
aktifitas belajar tidak terganggu.

54
DAFTAR PUSTAKA

Agung, M., & Mulyanti. (2015). Mekanisme Koping Berhubungan Dengan Tingkat
Depresi Pada Mahasiswa Tingkat Akhir. Journal Ners And Midwifery
Indonesia, 2354-7642.

Agusmar, A. Y., Vani, A. T., & Wahyuni. (2019). Perbandingan Tingkat Stres Pada
Mahasiswa Angkatan 2018 Dengan Angkatan 2015 Fakultas Kedokteran
Universitas Baiturrahmah. Health & Medical Journal, 1, (2), 34-38.

Azizah, L. M. (2011). Keperawatan Jiwa Aplikasi Praktik Klinik. Yogyakarta: Graha


Ilmu.

Budiarto, Eko. (2012). Biostatistika Untuk Kedokteran dan Kesehatan Masyarakat.


Jakarta: EGC

Dini Q, A. (2020). Buku Ajar Asuhan Keperawatan Keluarga Pada Pasien Post
Operasi Katarak. Padang: Pustaka Galeri Mandiri.

Donsu, Jenita. D. T. (2017). Psikologi Keperawatan. Klaten: Pustaka Baru Press.

Dyah, B., & Agustinus, B. (2018). Validitas dan Reliabilitas Penelitian. Jakarta:
Mitra Wacana Media.

Friedman, M. M., Bowden, V. R., & Jones, E. G. (2014). Buku Ajar Keperawatan
Keluarga (Riset, Teori, dan Praktek) Edisi 5. Jakarta: EGC.

Galih, P, E, B, U., & Oktadoni, S. (2017). Hubungan Coping Mechanism dengan


Hasil Ujian Akhir Blok Basic Science 1 pada Mahasiswa Angkatan 2015
Fakultas Kedokteran Universitas Lampung. Jurnal AgromedUnila, 4, (2), 333-
337.

Hastono, S. P. (2021). Analisis Data Pada Bidang Kesehatan. Depok: Rajawali Pers.

Hastono, S. P., & Sabri, L. (2014). Statistik Kasehatan. Jakarta: PT. Raja Grafindo
Persada.

Hawari, D. (2011). Manajemen Stres Cemas dan Depresi. Jakarta: FKUI

Hidayat, A. Aziz Alimul. (2013). Metode Penelitian Keperawatan Dan Teknik


Analisa Data. Jakarta: Salemba Medika.

Jiwantoro, Y. A. (2017). Riset Keperawatan Analisis Data Statistik Menggunakan


SPSS. Jakarta: Mitra Wacana Medika.

Ludwig, S. (2018). Manajemen Stres Agar Tidak Stres. Jakarta: Campustaka.


Martyarini, B. S., & Murniati. (2018). Stress, Stressor Dan Koping Stres Pada
Mahasiswa Keperawatan Dan Kebidanan Di STIKES Harapan Bangsa
Purwokerto. Viva Medika, 10, (02), 6-12.

Maryam, S. (2017). Strategi Coping: Teori Dan Sumberdayanya. Jurnal Konselin


Andi Matappa, 1, (2), 101-107.

Nasib, T. L. G. (2016). Teori Stres : Stimulus, Respons, dan Transaksional. Taiwan


(NTOU): Buletin Psikologi.

Nasir & Muhith. (2011). Dasar – Dasar Keperawatan Jiwa: Pengantar dan Teori.
Jakarta: Salemba Medika

Nursalam. (2015). Metodologi Penelitian Ilmu Keperawatan. Jakarta Selatan:


Salemba Medika.

Notoatmodjo, & Soekidjo. (2015). Metodologi Penelitian Kesehatan. Jakarta: PT


Rineka Cipta.

_________. (2012). Metodologi Penelitian Kesehatan. Jakarta: PT Rineka Cipta.


Oktavia, & Nova. (2015). Sistematika Penulisan Harya Ilmiah. Yogyakarta: Penerbit
Deepublish.
Putri, D. A., Sambodo, S. P., & Retna, T. A. (2017). Gambaran Tingkat Stres
Mahasiswa. Jurnal Keperawatan, 5, (1), 40-47.
Riadi, E. (2016). Statistika Penelitian (Analisis Manual dan IBM SPSS). Jakarta:
Penerbit ANDI.
Rosalina, P., Emil, H., & Gusti, S. (2014). Hubungan Mekanisme Koping Dengan
Tingkat Stres Pada Pasien Fraktur. Ners Jurnal Keperawatan, 10, (1), 66-74.
Setiadi. (2013). Konsep dan Praktik Riset Keperawatn Edisi 2. Yogyakarta: Graha
Ilmu.
Stuart, G. W., & Sundeen, S. J. (2013). Buku Saku Keperawatan Jiwa Edisi Ke-6. St.
Louis: Mosby Book Inc.
Sugarti, A., & Isqi Karimah (2018). Gambaran Stress Dan Dampaknya Pada
Mahasiswa. InSight, 20, (2), 1693-2552.
Sugiyono. (2017). Metode Penelitian Kuantitatif Kualitatif Dan R&B. Bandung:
Alfabeta.
_________. (2015). Metode Penelitian Kuantitatif Kualitatif Dan R&B. Bandung:
Alfabeta.
_________. (2014). Metode Penelitian Kuantitatif Kualitatif Dan R&B. Bandung:
Alfabeta.
Sutejo, M. (2018). Keperawatan Kesehatan Jiwa. Yogyakarta: Pustaka Baru Press.
Sutejo. (2017). Keperawatan Jiwa Konsep dan Praktik Asuhan Keperawatan
Kesehatan Jiwa dan Psikososial. Yogyakarta: Pustaka Baru Press.
Tio. (2018). Jangan Stres Berhenti Kerja. Sukabumi: CV Jejak.
Tirta, D, S., Bambang, S., Adisasmita, A, C., Vinsensa, A., & Anggraini, M. (2019).
Validity and Reliability of Indonesian Language Version of Zung Self-Rating
Depression Scale Questionnare for Pulmonary Tuberculosis Patients. Indian
Journal of Public Health Research & Development, 10, (12), 2023-2027.
Toru, V. (2019). Dampak Stres Yang Dialami Mahasiswa Saat Menyelesaikan
Skripsi. Jurnal Kesehatan Primer, 4, (1), 30-41.

Usraleli, Melly, & Roza, D. (2020). Hubungan Strategi Koping Dengan Tingkat Stres
Mahasiswa Poltekkes Kemenkes Riau Yang Menyusun Skripsi. Jurnal Ilmiah
Universitas Batanghari Jambi, 20, (3), 967-970.

Yusuf, A., & H. E. Nihayati. (2015). Buku Ajar Keperawatan Kesehatan Jiwa.
Jakarta Selatan: Salemba Medika.

Yusuf, S. (2012). Psikologi Perkembangan Remaja dan Dewasa. Bandung: PT.


Remaja Rosda.

Zaim, A., Podo, Y., & Cahyu, S. (2019). Gambaran Tingkat Stres Dan Mekanisme
Koping Dalam Mengerjakan Skripsi di STIKES Muhammadiyah Gombong
Tahun 2019. University Research Colloqium, 622-629.

Indah, S. (2020). Tren Mahasiswa Rentan Stres, Bagaimana Cara Mencegah dan
Mengatasinya?. [dikutip 24 Mei 2021]: tersedia pada
https://rs.iu.ac.id/umu/berita-artikel/artikel-populer/tren-mahasiswa-rentan-
stres-bagaimana-cara-mencegah-dan-mengatasinya

Nindias, N. K. (2019). Depresi Karena Skripsi, Kampus & Dosen Wajib Menolong
Mahasiswa. [dikutip 24 Mei 2021]: tersedia pada https://tirto.id/depresi-karena-
skripsi-kampus-dosen-wajib-menolong-mahasiswa-ddqy

Reni, S. (2019). 20 Persen Mahasiswa di Bandung Berpikir Serius untuk Bunuh


Diri. [dikutip 24 Mei 2021]: tersedia pada
https://regional.kompas.com/read/2019/10/12/19563181/20-persen-mahasiswa-
di-bandung-berpikir-serius-untuk-bunuh-diri?page=all

Sophia, M. (2018). Survei Buktikan Mahasiswa Zaman Sekarang Mudah Depresi, Ini
Sebabnya!. [dikutip 24 Mei 2021]: tersedia pada
https://www.idntimes.com/science/discovery/winda-carmelita/survei-buktikan-
mahasiswa-zaman-sekarang-mudah-depresi/4

WHO. 2017. The Zung Self-Rating Depression Scale. [dikutip 27 Mei 2021];
tersedia pada
https://www.who.int/substance_abuse/research_tools/zungdepressi onscale/en/
William W.K. Zung. 2021. Zung Self-Rating Depression Scales (ZSDS). [dikutip 27
Mei 2021]: tersedia pada https://www.statisticssolution.com/fress-
resourse/directory-of-survey-instruments/zung-self-rating-depression-scale-
zsdz/#:~:text=The%20Zung%20Self%2DRating%20Depression%20Scale
%20has%20fairly%20good%20reliability,split%2Dhalf%20reliability%20of
%200.73.&text=In%20aaddition%2C%20ZSDZ%20has%20a,hysteria%2C
%20hypochondriasis%2C%20and%20paranoia.
LAMPIRAN 1

LEMBAR PERMOHONAN MENJADI RESPONDEN

Responden yang saya hormati

Saya yang bertanda tangan di bawah ini

Nama : Fildzah Aulia Relawan

NIM : 11171015

Adalah mahasiswa program studi SI Keperawatan STIKes PERTAMEDIKA Jakarta


akan melakukan penelitian dengan judul “Hubungan Mekanisme Koping dengan
Tingkat Stres dalam Menyusun Skripsi pada Mahasiswa Reguler XA Program Studi
S1 Keperawatan di STIKes Pertamedika.”

Dengan ini saya mohon kepada saudara untuk bersedia menandatangani lembar
persetujuan untuk menjadi responden penelitian sesuai dengan petunjuk yang ada.
Jawaban responden akan dijaga kerahasiaannya dan hanya digunakan untuk
kepentingan penelitian.

Atas bantuan dan partisipasinya, saya ucapkan terima kasih.

Jakarta, 2021

Hormat Saya,

(Fildzah Aulia Relawan)


LAMPIRAN 2

LEMBAR PERSETUJUAN RESPONDEN (INFORMED CONSENT)

Saya yang bertanda tangan di bawah ini:

Nama Responden (Inisial) :

Setelah membaca dan mendapatkan penjelasan serta jawban terhadap pertanyaan


yang saya ajukan mengenai penelitian ini, saya memahami tujuan penelitian ini untuk
mengetahui Hubungan Mekanisme Koping dengan Tingkat Stres dalam Menyusun
Skripsi pada Mahasiswa Reguler XA Program Studi S1 Keperawatan di STIKes
PERTAMEDIKA. Saya mengerti bahwa peneliti akan menghargai dan menjunjung
tinggi hak-hak saya sebagai responden dan saya menyadari penelitian ini tidak
berdampak negtatif bagi saya ataupun bagi tempat sekolah saya.

Dengan ini ditandatangani surat persetujuan ini, maka saya menyatakan untuk
berpartisipasi dalam penelitian ini.

Jakarta, 2021

Peneliti Yang Menyatakan

(Fildzah Aulia Relawan) (…………………)


LAMPIRAN 3

LEMBAR KUESIONER

HUBUNGAN MEKANISME KOPING DENGAN TINGKAT STRES DALAM


MENYUSUN SKRIPSI PADA MAHASISWA REGULER XA PROGRAM
STUDI S1 KEPERAWATAN DI STIKES PERTAMEDIKA

Petunjuk Pengisian Kuesioner :

A. Isilah data dibawah ini dengan lengkap


B. Mohon kuesioner ini diisi dengan menjawab jujur seluruh pertanyaan yang
ada
C. Pertanyaan dibawah adalah tentang Tingkat Stres dan Mekanisme Koping
D. Baca pertanyaan sebelum menjawab
E. Berilah tanda ceklis (√) pada kotak yang telah disediakan dan pilihlah sesuai
keadaan yang sebenarnya
F. Setelah selesai menjawab mohon kuesioner untuk dikirim.

KUESIONER KARAKTERISTIK RESPONDEN

Karakteristik Responden

1. Jenis Kelamin : ( ) Laki-laki


( ) Perempuan

KUESIONER TINGKAT STRES

ZUNG SELF-RATING DEPRESSION SCALE (ZSDS)

Beri tanda (√) sesuai dengan yang anda alami

No Pertanyaan Jarang Kadang- Sering Hampir


. Kadang Selalu
1 Saya merasa sedih dan murung
Saya merasa paling baik pada pagi
2
hari
3 Saya merasa sering ingin menangis
Saya merasa sulit tidur saat malam
4
hari
Saya makan sebanyak saya bisa
5
makan
6 Saya menyukai lawan jenis
Saya menyadari berat badan saya
7
menurun
8 Saya memiliki masalah konstipasi
Jantung saya berdebar lebih cepat dari
9
biasanya
Saya merasa lelah tanpa alasan yang
10
jelas
11 Pikiran saya terasa jernih seperti biasa
Saya merasa mudah melakukan hal-
12
hal yang biasa saya lakukan
Saya merasa gelisah dan tidak bisa
13
diam
Saya memiliki harapan besar pada
14
masa depan
Saya lebih mudah terganggu dari
15
biasanya
Saya merasa mudah untuk
16
menentukan pilihan
17 Saya merasa berguna dan dibutuhkan
Hidup saya terasa cukup penuh dan
18
padat
Saya merasa orang lain akan lebih
19
baik bila saya telah tiada
Saya menikmati hal-hal yang dulu
20
biasa saya lakukan

KUESIONER MEKANISME KOPING THE BRIEF COPE SCALE


Beri tanda (√) sesuai dengan yang anda alami

No Pertanyaan Tidak Jarang Sering Selalu


. Perna
h
1 Saya berusaha memikirkan melakukan
sesuatu untuk mengatasi masalah yang
saya alami
2 Saya mengambil tindakan untuk
mencoba membuat situasi ini menjadi
lebih baik
3 Saya berdiskusi dengan orang lain untuk
mencari solusi dari masalah yang saya
alami
4 Saya meminta saran atau bantuan dari
orang lain tentang apa yang harus
dilakukan dalam menghadapi masalah
5 Saya berusaha membuat strategi tentang
apa yang sebaiknya saya lakukan untuk
mengatasi masalah
6 Saya memikirkan tentang langkah-
langkah apa yang harus saya lakukan
7 Saya menerima kenyataan bahwa
masalah tersebut telah terjadi
8 Saya belajar untuk terbiasa dengan
masalah
9 Saya mencari dukungan emosional dari
orang lain
10 Saya mencari kenyamanan dan
pengertian dari orang lain
11 Saya tidak serius menanggapi masalah
saya saat ini
12 Saya berusaha membuat masalah ini
lebih menyenangkan
13 Saya berusaha melihat situasi ini dengan
cara yang berbeda, agar masalah tersebut
tampak lebih positif
14 Saya mencari sesuatu yang positif dari
masalah yang terjadi
15 Saya berusaha untutk menemukan
kenyamanan dalan agama atau keyakinan
spiritual saya
16 Saya berdoa untuk mengatasi masalah
17 Saya tidak berusaha untuk
menyelesaikan masalah
18 Saya mengatakan untuk mengatasi
masalah
19 Saya mengatakan kepda diri sendiri
bahwa ini tidak nyata
20 Saya tidak percaya tentang kondisi saya
saat ini
21 Saya berusaha bekerja atau melakukan
kegiatan lain untuk mengisi pikiran saya
22 Saya melakukan sesuatu untuk
mengurangi pikiran tentang kondisi saya
seperti pergi ke bioskop, menonton TV,
membaca, melamun, tidur atau belanja
23 Saya mengkritik diri sendiri
24 Saya menyalahkan diri sendiri untuk hal-
hal yang terjadi
25 Saya membuat perasaan saya menjadi
lebih baik atau perasaan lega dalam
menghadapi masalah dengan
mengkonsumsi alkohol atau obat-obatan
lain
26 Saya mencoba melupakan atau melalui
masalah yang saya hadapi dengan
mengkonsumsi alkohol dan obat-obatan
lain
27 Saya menyatakan kepada diri sendiri
masalah yang saya hadapi ringan dan
tidak perlu memikirkannya
28 Saya berusaha mengungkapkan
perasaan-perasaan negative saya
LAMPIRAN 4
LAMPIRAN 4
LAMPIRAN 5
LAMPIRAN 6

HASIL UJI UNIVARIAT

Statistics

TINGKAT MEKANIS
JK STRES MEKOPING

N Valid 45 45 45

Missing 0 0 0

Frequency Table

JENIS KELAMIN

Valid Cumulative
Frequency Percent Percent Percent

Valid Laki-Laki 3 6.7 6.7 6.7

Perempuan 42 93.3 93.3 100.0

Total 45 100.0 100.0

TINGKAT STRES

Valid Cumulative
Frequency Percent Percent Percent

Valid NORMAL 4 8.9 8.9 8.9

RINGAN 37 82.2 82.2 91.1

SEDANG 4 8.9 8.9 100.0

Total 45 100.0 100.0


MEKANIS MEKOPING

Valid Cumulative
Frequency Percent Percent Percent

Valid MALADAPTI 1 2.2 2.2 2.2


F

ADAPTIF 44 97.8 97.8 100.0

Total 45 100.0 100.0


LAMPIRAN 7

HASIL UJI BIVARIAT

Case Processing Summary

Cases

Valid Missing Total

N Percent N Percent N Percent

MEKANIS MEKOPING 45 100.0% 0 0.0% 45 100.0%


* TINGKAT STRES

MEKANISME KOPING * TINGKAT STRES Crosstabulation

TINGKAT STRES

NORMAL RINGAN SEDANG

MEKANIS MALADAPTIF Count 1 0 0


MEKOPING
% within 100.0% 0.0% 0.0%
MEKANISME
KOPING

ADAPTIF Count 3 37 4

% within 6.8% 84.1% 9.1%


MEKANISME
KOPING

Total Count 4 37 4

% within 8.9% 82.2% 8.9%


MEKANISME
KOPING
MEKANISME KOPING * TINGKAT STRES Crosstabulation

Total

MEKANISME MALADAPTIF Count 1


KOPING
% within MEKANISME 100.0%
KOPING

ADAPTIF Count 44

% within MEKANISME 100.0%


KOPING

Total Count 45

% within MEKANISME 100.0%


KOPING

Chi-Square Tests

Asymptotic
Significance
Value df (2-sided)

Pearson Chi-Square 10.483a 2 .005

Likelihood Ratio 5.092 2 .078

Linear-by-Linear 5.625 1 .018


Association

N of Valid Cases 45

a. 5 cells (83.3%) have expected count less than 5. The


minimum expected count is .09.
Risk Estimate

Value
a
Odds Ratio for
MEKANISMEKOPING
(MALADAPTIF /
ADAPTIF)

a. Risk Estimate statistics cannot


be computed. They are only
computed for a 2*2 table without
empty cells.
LAMPIRAN 8

RIWAYAT HIDUP

Nama : Fildzah Aulia Relawan

Tempat / Tanggal Lahir : Pontinak, 14 Oktober 1999

Jenis Kelamin : Perempuan

Agama : Islam

Alamat : Jl. PDK Kenanga No. 66 RT 003/RW 010 Rempoa,


Ciputat Timur, Tangerang Selatan.

Riwayat Pendidikan

1. MIN 15 Bintaro Jakarta Selatan Lulus Tahun 2011


2. SMPN 178 Jakarta Selatan Lulus Tahun 2014
3. SMA Hang Tuah 1 Jakarta Selatan Lulus Tahun 2017

Anda mungkin juga menyukai