Oleh :
11171015
TAHUN 2021
HUBUNGAN MEKANISME KOPING DENGAN TINGKAT STRES DALAM
MENYUSUN SKRIPSI PADA MAHASISWA PROGRAM STUDI S1
KEPERAWATAN REGULER XA DI STIKES PERTAMEDIKA
Sarjana Keperawatan
Oleh :
11171015
TAHUN 2021
LEMBAR PERSETUJUAN
Laporan hasil penelitian ini telah diperiksa, disetujui dan dipertahankan dihadapan
Tim Penguji Program Studi S1 Keperawatan
Menyetujui,
Pembimbing Skripsi,
Mengetahui,
i
LEMBAR PENGESAHAN
Penguji I
Penguji II
Penguji III
ii
SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN PERTAMEDIKA
PROGRAM STUDI S1 KEPERAWATAN
Riset, Juli 2021
Fildzah Aulia Relawan
Hubungan Mekanisme Koping Dengan Tingkat Stres Dalam Menyusun Skripsi pada
Mahasiswa Program Studi S1 Keperawatan Reguler XA Di STIKes Pertamedika
XIV + 53 halaman + 7 table + 3 skema + 8 lampiran
ABSTRAK
Stres adalah gangguan yang terjadi pada tubuh dan pikiran yang disebabkan oleh
perubahan dan tuntutan kehidupan. Penyebab stres yang banyak terjadi pada
mahasiswa tingkat akhir selama menjalani perkuliahan adalah tugas akhir yang
berupa penugasan skripsi. Dalam menghadapi stres cara individu untuk mengurangi
stres dinamakan mekanisme koping. Mekanisme koping adalah cara yang digunakan
oleh individu dalam menyelesaikan masalah, mengatasi perubahan yang terjadi, dan
situasi yang mengancam baik secara kognitif maupun perilaku. Penelitian ini
bertujuan untuk mengetahui hubungan mekanisme koping dengan tingkat stres dalam
menyusun skripsi pada mahasiswa Program Studi S1 Keperawatan di STIKes
Pertamedika. Penelitian ini menggunakan desain Korelatif dengan pendekatan Cross
Sectional. Populasi dalam penelitian ini adalah mahasiswa Program Studi S1
Keperawatan Reguler XA. Teknis pengambilan sampel menggunakan Total
Sampling dengan jumlah sampel sebanyak 45 orang. Instrument penelitian ini
menggunakan kuesioner. Hasil penelitian menggunakan uji statistik Chi-Square
menunjukkan ada hubungan yang signifikan antara mekanisme koping dengan
tingkat stres (p value = 0,005). Hasil penelitian diharapkan dapat dimanfaatkan untuk
memberikan pengetahuan tambahan tentang hubungan mekanisme koping dengan
tingkat stres dalam menyusun skripsi pada mahasiswa tingkat akhir sehingga dapat
melakukan pencegahan stres dengan tindakan yang tepat
iii
INSTITUTE OF HEALTH SCIENCE PERTAMEDIKA
BACHELOR OF NURSING PROGRAM
Research, July 2021
FILDZAH AULIA RELAWAN
The Correlation of Coping Mechanisms and Stress Levels in Writing Thesis for
Undergraduate Student of Regular Nursing XA at STIKes Pertamedika
XIV + 53 pages + 7 tables + 3 scheme + 8 attachment
ABSTRACT
Stress is disorders that occur in the body and mind caused by the changes and
demands of life. The most common cause of stress in undergraduate students is final
project in the form of a thesis assignment. In dealing with stress, the individual’s
way of reducing stress is called the coping mechanism. Coping mechanism is
methods used by individuals to solve problems, cope with the changes that occur,
and situations that threaten both cognitively and behaviorally. This research aims to
determine the correlation of coping mechanism and stress levels in writing thesis of
Undergraduate Student of Regular Nursing XA at STIKes Pertamedika. This
research used a Correlative design with a Cross-Sectional approach. The population
in this research is Undergraduate Students of Regular Nursing XA in STIKes
Pertamedika. The sampling technique used is Total Sampling with a sample of 45
people. This research instrument used a questionnaire. The results of the research
were using the Chi-Square statistical test showed that there was a significant
relationship between coping mechanism and stress levels (p value = 0,005). The
results of this research are expected to be used to provide additional knowledge
about the correlation of coping mechanism and stress levels in writing thesis for
undergraduate student, so that it can take the stress prevention with the right action.
iv
SURAT PERNYATAAN
NIM : 11171015
Menyatakan bahwa saya tidak melakukan kegiatan plagiat dalam penulisan Laporan
Penelitian Mata Ajaran Riset Keperawatan saya yang berjudul:
Hubungan Mekanisme Koping dengan Tingkat Stres dalam Menyusun Skripsi pada
Mahasiswa Program Studi S1 Keperawatan Reguler XA di STIKes Pertamedika.
Apabila suatu saat nanti terbukti saya telah melakukan tindakan plagiat, maka saya
akan menerima sangsi yang telat ditetapkan.
v
HALAMAN PERNYATAAN PERSETUJUAN PUBLIKASI
TUGAS AKHIR UNTUK KEPENTINGAN AKADEMI
NPM : 11171015
Beserta perangkat yang ada (jika diperlukan). Dengan Hak Bebas Royalti
Nonekslusif ini STIKes PERTAMEDIKA berhak menyimpan, mengalih
media/formatkan, mengelola dalam bentuk pangkalan data (Database), merawat dan
mempublikasikan tugas akhir saya selama tetap mencantumkan nama saya sebagai
penulis/pencipta dan sebagai pemilik Hak Cipta.
Dibuat di : Tangerang
Yang Menyatakan
vi
KATA PENGANTAR
Puji syukur kami panjatkan kehadirat Allah SWT yang telah melimpahkan Rahmat
dan Karunianya sehingga peneliti dapat menyelesaikan oenelitian yang berjudul
“Hubungan Mekanisme Koping dengan Tingkat Stres dalam Menyusun Skripsi pada
Mahasiswa Reguler XA Program Studi S1 Keperawatan di STIKes Pertamedika.”
Penelitian ini dibuat untuk memenuhi tugas akhir mata ajar Riset Keperawatan pada
Program Studi S1 Keperawatan Sekolah Tinggi Ilmu Keperawatan
PERTAMEDIKA. Peneliti menyadari banyak pihak yang turut membantu sejak awal
penyusunan sampai selesainya penelitian ini. Pada kesempatan ini peneliti ingin
menyampaikan ucapan terima kasih kepada
vii
12. Ns. Hanik Rohmah, M.Kep., Sp.Mat. selaku penguji III yang ikut membantu
membimbing proses penelitian ini.
13. Kepala Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan PERTAMEDIKA yang telah
memberikan izin untuk melakukan penelitian ini.
14. Kepada Ayah saya Adjie Herro Relawan dan Ibu saya Dwi Juwita Ningrum yang
selalu mendukung dan mendoakan saya dalam melakukan penelitian ini,
sehingga laporan ini dapat selesai sesuai dengan waktunya.
15. Kepada kakak-kakak saya Bidari Annida Relawan dan Ghifari Afiyan Relawan
yang selalu mendukung dan mendoakan saya dalam melakukan penelitian ini,
sehingga laporan penelitian ini dapat selesai sesuai dengan waktunya.
16. Kepada sepupu-sepupu saya Farah Nabila, Alicia Salsabila, Luthfi Rizky,
Faishal Rivaldi, dan Faris Rizaldi yang selalu ada untuk menyemangati,
membantu, serta mendoakan saya sehingga skripsi ini dapat selesai sesuai
dengan waktunya.
17. Kepada sahabat seperjuangan saya Santi Susilawati, Laily Mirza, dan Ulfia
Azhar yang sangat membantu dan mendukung saya sehingga skripsi ini dapat
selesai sesuai dengan waktunya.
18. Kepada seluruh teman-teman terdekat saya Yolanda Oktaviani, Rifqiyatul
Adibah, Santika Sinaga, Pitria Samoal, Tina Maharani, dan Ahmad Rizaldi yang
selalu ada untuk menyemangati, membantu, serta mendoakan saya sehingga
skripsi ini dapat selesai sesuai dengan waktunya.
19. Kepada seluruh teman SMA saya Ronaa Pindo, Azka Elfriza, Laras Nurbaeti,
Choirunnisa, Maytasya Fadhilla, Adinda Reisha, Janis Rizki, Aditya Yudhistira,
Ridwan Dwi, dan Dianmas Rizal yang selalu ada untuk menyemangati,
membantu, serta mendoakan saya sehingga skripsi ini dapat selesai sesuai
dengan waktunya.
20. Teman-teman Angkatan Reguler X Program Studi SI Keperawatan Sekolah
Tinggi Ilmu Kesehatan PERTAMEDIKA.
21. Kepada teman kelompok bimbingan saya Alfia Andawi, Gita Varidika, Virgini
Sijabat, dan Fahrul Suko yang selalu membantu menyumbangkan ide-idenya
dalam pembuatan skripsi ini.
viii
22. Para responden atas keikutsertaan dan kerja samanya, sehingga skripsi ini dapat
selesai sesuai dengan waktunya.
23. Semua pihak yang tidak dapat kami sebutkan satu persatu yang turut
berpartisipasi dalam pembuatan skripsi ini.
Jakarta, 2021
Peneliti
ix
DAFTAR ISI
LEMBAR PERSETUJUAN..........................................................................................i
LEMBAR PENGESAHAN..........................................................................................ii
ABSTRAK..................................................................................................................iii
SURAT PERNYATAAN.............................................................................................v
HALAMAN PERNYATAAN PERSETUJUAN PUBLIKASI..................................vi
KATA PENGANTAR................................................................................................vii
DAFTAR ISI................................................................................................................x
DAFTAR SKEMA.....................................................................................................xii
DAFTAR TABEL.....................................................................................................xiii
DAFTAR LAMPIRAN.............................................................................................xiv
BAB I PENDAHULUAN.............................................................................................1
A. Latar Belakang Masalah....................................................................................1
B. Perumusan Masalah...........................................................................................5
C. Tujuan Penelitian...............................................................................................5
D. Manfaat Penelitian.............................................................................................6
BAB II TINJAUAN PUSTAKA..................................................................................7
A. Konsep Dasar Stres............................................................................................7
B. Konsep Mekanisme Koping............................................................................19
C. Penelitian Terkait.............................................................................................24
D. Kerangka Berpikir/Teori..................................................................................27
BAB III KERANGKA KONSEP PENELITIAN.......................................................28
A. Kerangka Konsep.............................................................................................28
B. Hipotesis..........................................................................................................29
C. Definisi Operasional........................................................................................30
BAB IV METODOLOGI PENELITIAN...................................................................32
A. Desain Penelitian.............................................................................................32
B. Populasi, Sampel, dan Teknik Pengambilan Sampel.......................................32
C. Tempat Penelitian............................................................................................33
D. Waktu Penelitian..............................................................................................34
E. Etika Penelitian................................................................................................34
x
F. Alat Pengumpulan Data/Instrumen Penelitian.................................................36
G. Prosedur Pengumpulan Data............................................................................37
H. Prosedur Pengolahan Data...............................................................................39
I. Teknik Analisis Data.......................................................................................41
BAB V HASIL PENELITIAN...................................................................................43
A. Hasil Analisa Univariat....................................................................................43
B. Hasil Analisa Bivariate....................................................................................45
BAB VI PEMBAHASAN HASIL PENELITIAN.....................................................46
A. Interpretasi dan Diskusi Hasil..........................................................................46
B. Keterbatasan Penelitian....................................................................................52
BAB VII PENUTUP...................................................................................................53
A. Kesimpulan......................................................................................................53
B. Saran................................................................................................................53
DAFTAR PUSTAKA.....................................................................................................
xi
DAFTAR SKEMA
xii
DAFTAR TABEL
xiii
DAFTAR LAMPIRAN
xiv
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
Stress adalah gangguan yang terjadi pada tubuh dan pikiran yang disebabkan
oleh perubahan dan tuntutan kehidupan. Stress juga bisa diartikan sebagai
tekanan, ketegangan, atau gangguan yang tidak menyenangkan yang berasal
dari luar diri seseorang (Jenita DT Donsu, 2017). Penyebab stress disebabkan
oleh stressor. Stressor adalah stimulus yang mengawali atau mencetuskan
perubahan (Ardhiyanti, Pitriani & Darmayanti, 2014). Penyebab stress yang
banyak terjadi pada mahasiswa tingkat akhir selama menjalani perkuliahan
adalah tugas akhir yang berupa penugasan skripsi dan penugasan lainnya
yang sangat banyak, atau tidak jelas, hubungan dengan staf akademik dan
tekanan waktu untuk menyelesaikan tugas atau pendidikan (Rikhmawati,
Farida &Nurhalimah, 2014).
Stress dapat berdampak untuk performa pekerjaan kita secara efektif, dan bisa
berdampak positif ataupun negatif atas hubungan kerja dengan orang lain.
1
Stress jangka panjang akan menyebabkan kelelahan total hingga menurunnya
fungsi jasmani dan rohani (Ludwig Suparmo, 2018). Penyebab dari stress itu
2
2
sendiri adalah stressor, bagaimana cara kita bertindak yaitu kita perlu
identifikasi terlebih dahulu mana stressor yang paling perlu kita tangani yang
menjadi prioritas. Strategi menghadapi stress dapat melalui tindakan 4 A
yaitu, Avoid (Hindar), Alter (Rubah), Adapt (Adaptasi) & Accept (Menerima)
(Ludwig Suparmo, 2018).
Faktor lain yang dapat menjadi penyebab terjadinya stres yaitu tugas yang
menumpuk, waktu pengumpulan yang singkat, lingkungan yang kurang
mendukung, dan gangguan lainnya yang terjadi berulang kali, stressor yang
datang tidak menutup kemungkinan terjadi dalam banyak bentuk dan ukuran.
Kita sekarang mengetahui bahwa bukan kondisi atau lingkungan saja yang
dapat menyebabkan stress, tetapi persepsi atau interpretasi terhadap situasilah
yang menyebabkannya (Rasmun, 2020).
Dalam menghadapi stress cara individu untuk mengurangi stress itulah yang
dinamakan koping. Secara alamiah baik secara sadar maupun tidak sadar,
sesungguhnya setiap individu telah menggunakan mekanisme koping dalam
menghadapi stress dalam dirinya (Rasmun, 2020). Mekanisme koping juga
berperan dalam menentukan stress yang kita hadapi (Weda & Hesti, 2018).
Koping adalah cara yang digunakan oleh individu dalam menyelesaikan
masalah, mengaasi perubahan yang terjadi, dan situasi yang mengancam baik
secara kognitif maupun perilaku (Nasir & Muhith, 2011).
Mekanisme koping adalah usaha yang dilakukan individu untuk mencari jalan
keluar dari masalah agar dapat menyesuaikan diri pada perubahan yang
terjadi (Safira & Saputra, 2012). Menurut Sarafino & Smith (2011),
Mekanisme koping merupakan cara yang digunakan individu dalam
mengatasi atau menyelesaikan masalah. Terdapat dua jenis mekanisme
koping yaitu koping berfokus pada masalah (problem focused coping) dan
koping berfokus pada emosi (emotional focused coping). Kemudian
karakteristik mekanisme koping terbagi menjadi dua yaitu mekanisme koping
adaptif adalah koping yang mendukung fungsi integrase, pertumbungan,
3
Berdasarkan penelitian yang dilakukan Usralell, Melly, & Roza (2020), yang
berjudul ‘Hubungan Strategi Koping dengan Tingkat Stres Mahasiswa
Poltekkes Kemenkes Riau yang Menyusun Skripsi’. Dari 72 orang mahasiswa
Poltekkes Riau yang sedang menyusun skripsi didapatkan hasil bahwa
mayoritas mahasiswa menggunakan stresteg koping adaptif dan mengalami
stress normal sebanyak 23 orang (74,2%) dan menggunakan strategi koping
maladaptive dan mengalami stress sedang sebanyak 15 orang (37,5%).
Adapula penelitian yang dilakukan Rosalina, Emil, & Gusti (2013), yang
berjudul ‘Hubungan Mekanisme Koping dengan Tingkat Stres Pada Pasien
Fraktur’. Ditemukan hasil penelitian didapatkan 41 pasien fraktur yang
menggunakan mekanisme koping adaptif terdapat sebanyak 3 orang pasien
(7,3%) yang mengalami stress berat. Sedangkan, bila dibandingkan dengan
19 pasien fraktur yang menggunakan mekanisme koping maladaptive terdapat
1 orang pasien (5,3%) yang mengalami stress ringan.
B. Perumusan Masalah
Stress adalah suatu betuk ketegangan mental atau emosional yang merupakan
akibat dari keadaan yang tidak sesuai dengan harapan. Pada mahasiswa stress
biasanya sering dialami oleh mahasiswa tingkat akhir dalam proses
penyusunan skripsinya. Mulai dari masalah waktu, tugas lainnya yang
menumpuk, tekanan dari lingkungan sekitar menjadi salah satu pencetus dari
stress. Respon yang dialami mahasiswa dalam menghadapi stress
berbagaimacam, dari tenang, gelisah, sulit tidur, perubahan emosional, hingga
mudah marah. Banyak cara yang dilakukan mahasiswa tingkat akhir dalam
menghindari stressnya hal ini terkait dengan bagaimana mereka menyikapi
stress yang didapatkannya. Berbeda individu berbeda pula cara mereka
menyikapi stress. Dalam hal ini perlu diperhatikan mekanisme koping yang
dilakukan seorang mahasiswa dalam menghadapi atau menghindari stress nya
bahkan dapat menentukan tingkatan stress yang dialami mahasiswa.
C. Tujuan Penelitian
6
D. Manfaat Penelitian
1. Bagi Lembaga Pendidikan
Hasil penelitian ini diharapkan dapat bermanfaat dan dapat dijadikan
acuan dalam ilmu keperawatan dan dapat menambah topik pemahasan
terutama di Keperawatan Jiwa untuk mengetahui adanya hubungan
mekanisme koping dengan tingkat stres dalam menyusun skripsi.
TINJAUAN PUSTAKA
A. Konsep Dasar Stres
1. Definisi Stres
Stres merupakan istilah yang berasal dari bahasa latin “Stingere” yang
berarti “keras” (stricus), yaitu sebagai keadaan atau kondisi respon dari
tubuh terhadap situasi yang menakutkan, mengejutkan, membingungkan,
membahayakan, dan mengganggu seseorang (Febriana & Wahyuningsih,
2011). Stres adalah kondisi yang disebabkan oleh interaksi antara individu
dengan lingkungan, yang menimbulkan persepsi jarak antara tuntutan-
tuntutan yang berasal dari situasi yang bersumber dari sistem biologis,
psikologis, dan sosial pada diri seseorang. Stres juga dapat dikatakan
sebagai tekanan, keegangan atau gangguan yang tidak menyenangkan
yang berasal dari luar diri individu (Legiran, Aziz & Bellinawati, 2015).
Stres adalah suatu bentuk ketegangan mental atau emosional yang
merupakan akibat dari keadaan yang tidak sesai dengan harapan atau
tuntutan (Tio, 2018).
7
8
2. Penyebab Stres
Stressor adalah kondisi yang menyebabkan stress (Umar, 2014). Stressor
adalah suatu peristiwa atau situasi yang terjadi pada individu, atau objek
yang dapat menimbulkan stres dan reaksi terhadap stres. Ada beberapa
bentuk stressor yaitu stressor psikologis (misalnya, krisis, frustasi, konflik
dan tekanan) dan stressor bio ekologis (misalnya, suara/bising yang
menggangu, polusi udara, suhu terlalu panas/dingin, ketidakcukupan gizi)
(Dermawan, 2014).
3. Tanda Stress
Stres dapat mempengaruhi tubuh dan jiwa seseorang. Saat seseorang
mengalami stres tubuh, jiwa dan perilaku individu akan menampakkan
tanda-tanda dan gejala stres. Masing-masing individu akan bereaksi
dengan cara berbeda jika menghadapi ancaman yang bisa menmbulkan
stress. Tanda-tanda umum mulainya merasakan stress menurut Tio
(2018):
a. Telapak tangan dan/atau telapak kaki terasa dingin atau berpeluh
b. Kepala sering pusing
c. Merasa pedih di ulu hati, perih lambung, sampai perasaan mual dan
ingin muntah
d. Timbul kepanikan
e. Maunya tidur berkepanjangan atau sebaliknya sukar untuk tidur atau
mengalami insomnia
f. Terus-menerus susah berkonsentrasi
g. Bersikap berkeinginan sangat keras hingga fanatic
h. Menarik diri ataupun menyendiri
i. Merasa kelelahan yang terus-menerus
j. Menjadi mudah tersinggung dan gampang marah
k. Berat badan meningkat atau malah terjadi penurunan berat secara
signifikan
l. Perasaan yang terus-menerus diliputi keheranan ataupun merasa
terbebani berlebihan
4. Tingkat stres
Stress adalah suatu kondisi dimana keadaan tubuh terganggu karena
tekanan yang didapatkan baik secara mental maupun fisik. Tingkat stres
yaitu hasil penilaian derajat stres yang dialami individu. Tingkat stres
dapat digolongkan menjadi stres normal, stres ringan, stres sedang dan
stres berat (Mardiana & Zelfino, 2014).
a. Stres Normal
10
b. Stres Ringan
Stres ringan adalah stress yang dihadapi setiap orang secara teratur,
umumnya dirasakan oleh setiap mahasiswa misalnya: lupa,
kebanyakan tidur, kemacetan, dikritik atau revisi skripsi yang
menumpuk. Situasi seperti ini biasanya berakhir dalam beberapa
menit atau beberapa jam dan biasanya tidak menimbulkan bahaya
(Rachmadi, 2014).
c. Stres Sedang
Stres sedang berlangsung lebih dalam dari beberapa jam bahkan
sampai beberapa hari. Misalnya masalah perselisihan yang tidak dapat
diselesaikan dengan teman, pacar, atau kerabat (Potter & Perry, 2014).
Fase ini ditandai dengan kewaspadaan, fokus pada indera pengelihatan
dan pendengaran, peningkatan ketegangan tetapi masih dalam batas
toleransi, dan tidak mampu mengatasi situasi yang dapat berdampak
pada diriya (Suzanne & Brenda, 2014).
d. Stres Berat
Situasi stres yang terjadi beberapa minggu bahkan sampai tahun.
Semakin sering atau lama situasi stress yang terjadi, semakin tinggi
resiko kesehatan yang akan ditimbulkan (Mardiana & Zelfino, 2014).
Stres berat seperti perselisihan dengan dosen atau teman yang terjadi
secara terus-menerus, kesulitan finansial yang berkepanjangan, dan
penyakit fisik kronis atau jangka panjang. Makin sering dan lama
situasi stres, makan semakin tinggi resiko stres yang ditimbulkan.
11
Stressor ini dapat menimbulkan gejala, antara lain merasa tidak dapat
merasakan perasaan positif, merasa tidak kuat lagi untuk melakukan
suatu kegiatan merasa tidak ada hal yang dapat diharapkan di masa
depan, sedih dan tertekan, putus asa, kehilangan minat akan banyak
hal, merasa tidak berharga dan berdaya sebagai seorang manusia,
berpikir bahwa hidup tidak bermanfaat. Semakin meningkat stres
yang dialami mahasiswa tingkat akhir secara bertahap maka akan
menurun energi dan respon adaptif (Purwati, 2012).
yaitu 80. Skor total 20-44 adalah tidak stres, 45-59 adalah stres ringan,
60-69 adalah stres sedang dan >70 adalah stres berat (WHO, 2017).
Adapun penilaian hasil skor dikategorikan dalam skala alternatif jawab
sebagai berikut:
6. Jenis Stres
Menurut Ludwig Suparmo (2018) terdapat 2 (dua) jenis stress, yaitu:
a. Acute Stress (Stres Akut)
Terjadi karena tekanan/beban yang melampaui batas ketahanan diri
pribadi. Sering diartikan salah sebagai bentuk stress karena salah
mengambil sikap. Stress akut bisa terjadi isalnya etika berlari jarak
jauh atau mengikuti latihan jasmani berat, kehabisan daya tahan.
Tergantung diri masing-masing, ada yang terimbas akut stress ketika
sedang ikut dalam roller coaster yang memicu habis keluarnya
adrenalin, namun bagi bayak orang yang sudah mengantisipasi
ancaman malah merasakan dalam bantingan dari atas dan belokan
yang tajam dalam kecepatan tinggi sebagai ‘kenikmatan tersendiri’.
Stress akut hanya berlangsung singkat, sehingga biasanya tidak
merugikan tubuh kita.
‘ingat dan tidak ingat’ yang disebut sebagai spatial recognition. Stress
demikian juga berdampak kehilangan nafsu makan. Menurut
penelitian ternyata wanita dapat lebih bertahan dalam keadaan stress
yang kronis, tanpa terlihatnya gejala buruk yang mengikutinya.
Sedangkan laki-laki dapat lebih baik menyikasi stress, namun bila
melampaui batas ambangnya, dampak kemunduran mental terlihat
pada pria sangat drastic
7. Patofisiologi Stres
Secara fisiologi, stres yang terjadi di dalam tubuh direspon dengan
mengaktivasi hipotalamus, selanjutnya akan mengendalikan sistem
neuroendokrin yaitu sistem simpatis dan sistem korteks adrenal lalu
berhubungan dengan aktivitas aksis hypothalamic - pituitary – adrenal
(HPA). Saraf simpatis berespon terhadap impuls saraf dari hipotalamus
yaitu dengan mengaktivasi berbagai organ dan otot polos yang terdapat di
bawah pengendaliannya. Saraf simpatis memberi sinyal ke medula
adrenal untuk melepaskan epinefrin dan norepinefrin ke aliran darah
(Cahyono, 2014).
8. Sumber Stres
Menurut Maramis (dalam Hariandja, 2011), sumber stres yaitu, frustasi,
konflik, dan tekanan. Pada fase frustasi (frustration) terjadi ketika
kebutuhan pribadi terhalangi dan seseorang gagal dalam mencapai tujuan
yang diinginkannya. Frustrasi dapat terjadi sebagai akibat dari
keterlambatan, kegagalan, kehilangan, kurangnya sumber daya, atau
diskriminasi. Konflik (conflicts), terjadi karena tidak bisa memilih antara
dua atau lebih macam keinginan, kebutuhan atau tujuan.
9. Dampak Stres
Stres tidak hanya mempengaruhi kondisi kesehatan tetapi juga terhadap
prestasi. Goff.A.M. (2011) menyatakan bahwa tingkat stres berpengaruh
terhadap kemampuan akademik. Tingkat stres seseorang dipengaruhi oleh
tingkat kedewasaan dilihat dari usia dan pengalaman hidup. Kegagalan
mahasiswa semester akhir dalam menyelesaikan tuntutan akademik,
penundaan dalam penyelesaian tugas, prestasi akademik yang rendah dan
masalah kesehatan merupakan indicator-indikator bahwa stress akademik
sering dialami atau terjadi pada mahasiswa semester akhir (Stuart &
Laraia, 2018).
a. Avoid (Hindari)
Kuasai diri untuk mengatakan ‘tidak’ mau karena stress, tidak mau
terimbas oleh gejala stress. Eling atau sadarkan diri bahwa kita
bertekad tidak mau ikut dalam situasi yang membawa ke emosi stress.
Jangan ikti kelompok atau orang yang sedang mengalami stress, agar
tidak terpengaruh dari emosional orang lain. Kontrol diri pada
lingkungan sekitar.
b. Alter (Merubah)
Rubahlah ara berkomunikasi agar lebih jelas dan lebih pasti, tetap
dengan rasa hormat dan terbuka. Komunikasikan pendapat kita dengan
jelas, agar lebih dapat dimengerti bagi yang kita hadapi. Bila perlu
harus siap juga berkompromi, rubah sikap meskipun sekerdarnya
(sedikit) agar pihak lain merasa lebih nyaman. Ambil sikap
berimbang, sadarkan diri bagaimana menyimbangkan dalam atau
bersama keluarga, hubungan sosial, tanggung jawab yang harus
diselesaikan, serta seimbangkan dengan suasana kerja di kantor atau di
pabrik.
Adaptif Maladaptif
4. Sumber Koping
Sumber koping merupakan pilihan-pilihan atau strategi yang membantu
individu menentukan apa yang seharusnya atau dapat dilakukan dan apa
yang beresiko. Menurut Stuart (2013), sumber koping individu terdiri
dari dua jenis sumber yaitu sumber koping yang berasal dari internal dan
eksternal, antara lain:
a. Sumber Koping Internal
Sumber koping intenal berasal dari pengetahuan, keterampilan,
komitmen dan tujuan hidup, kepercayaan diri, kepercayaan agama,
serta control diri pada masing-masing individu. Karakteristik
kepribadian individu yang tersusun atas kontrol diri, omitmen dan
tantangan merupakan sumber mekanisme koping yang tangguh.
Seseorang yang memiliki pribadi yang tangguh menerima stressor
sebagai sesuatu yang dapat diatur ataupun dianggap sebagai suatu
tantangan.
C. Penelitian Terkait
1. Penelitian Usraleli, Melly, Roza Dellana, (2020), dengan judul “hubungan
strategi koping dengan tingkat stres mahasiswa Poltekkes Kemenkes Riau
25
5. Penelitian Lie Liana, Erti Ikhtiarini, Enggal Hadi, (2019), dengan judul
“hubungan mekanisme koping dengan stres pasien TB Paru di Rumah
Sakit Paru Jember” didapatkan sampel 84 responden dengan
menggunakan teknik consecutive sampling, teknik pengumpulan data
menggunakan kuesioner dengan teknik analisa menggunakan uji
spearman correlation. Hasil penelitian ini menunjukan sebagian besar
pasien menggunakan mekanisme koping adaptif (83,3%) dan lebih sedikit
menggunakan mekanisme koping maladaptive (16,7%), dan sebagian
besar paasien berada dalam kategori stres ringan (52,4%). berdasarkan
27
hasil analisa didapatkan nilai p-value 0,00 dan nilai koefisien korelasi (r)
sebesar -0,529. Kesimpulan ada hubungan antara mekanisme koping
dengan stres pasien TB Paru di Rumah Sakit Paru Jember.
D. Kerangka Berpikir/Teori
Adapun kerangka berpikir penelitian dapat diliihat pada Skema 2.2
Stressor :
- Beban akademik Tingkat stres
- Penyusunan skripsi - Stres normal
- Perubahan perkembangan - Stres ringan
Mahasiswa Tingkat
diri - Stres sedang
Akhir
- Masalah keuangan - Stres berat
- Kurang mampu (Mardiana &
mengelola waktu Zelfino, 2014)
Rikhmawati, Farida
&Nurhalimah, 2014)
Mekanisme
Koping
A. Kerangka Konsep
Kerangka konsep penelitian pada dasarnya merupakan kerangka hubung
antara konsep-konsep yang ingin diamati atau diukur melalui penelitian yang
akan dilakukan. Kerangka konsep penelitian secara operasional merupakan
gambaran hubungan antara variabel-variabel penelitian (Sugiyono, 2014).
Menurut Silaen (2018) megatakan bahwa variable penelitian merupakan
konsep yang mempunyai berbagai macam nilai atau mempunyai nilai yang
bervariasi, yaitu suatu sifat, karakteristik atau fenomena yang dapat
menunjukan sesuatu untuk dapat diukur atau diamati yang nilainya bervariasi.
Kerangka konsep dalam penelitian ini mengacu pada teori yang menunjukan
bahwa adanya hubungan antara tingkat stres dengan mekanisme koping.
28
29
Tingkat stres
Mekanisme Koping :
- Stres normal
- Adaptif - Stres ringan
- Maladaptive - Stres sedang
- Stres berat
Kriteria Responden
- Jenis Kelamin
Keterangan :
: Diteliti
: Tidak diteliti
B. Hipotesis
Hipotesis adalah praduga atau asumsi yang harus diuji melalui fakta atau data
yang didapatkan atau diperoleh melalui penelitian (Dantes, 2012). Hipotesis
adalah suatu pernyataan yang penting kedudukannya dalam penelitian, maka
dari itu penelitian dituntut kemampuannya untuk dapat merumuskan hipotesis
dengan tepat dan jelas (Suharsih, 2013). Pada umumnya, hipotesis terdiri dari
dua tipe yaitu hipotesis nol (Ho) dan hipotesis alternative (Ha). Hipotesis nol
(Ho) merupakan hipotesis yang menyatakan tidak adanya hubungan antara
variabel datu dengan variabel yang lainnya. Sedangkan, hipotesis alternative
(Ha) merupakan hipotesis yang menyatakan adanya hubungan antara variabel
satu dengan variabel yang lainnya (Sugiyono, 2015).
C. Definisi Operasional
Definisi operasional variabel penelitian menurut Sugiyono (2015, h.38)
adalah suatu atribut atau sifat atau nilai dari objek atau kegiatan yang
memiliki variasi tertentu yang telah ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari
lalu kemudian ditarik atau diambil kesimpulannya. Definisi variabel-variabel
penelitian harus dirumuskan untuk menghindari kesalahan dalam
pengumpulkan data. Tujuan dari definisi operasional yaitu membuat variabel
menjadi lebih kongkrit dan dapat diukur. Dalam definisi operasional, peneliti
menjelaskan tentang apa yang harus diukur, bagaimana mengukurnya, apa
saja kriteria pengukurannya, instrumen apa yang digunakan untuk
mengukurnya dan apa skala pengukurannya (Dharma, 2011).
31
METODOLOGI PENELITIAN
A. Desain Penelitian
Desain penelitian adalah pedoman atau prosedur serta teknik dalam
perencanaan penelitian dengan tujuan untuk membangun strategi yang
berguna dalam membangun strategi yang menghasilkan model penelitian atau
blue print (Moleong, 2014). Penelitian ini adalah jenis penelitian kuantitatif
yang menggunakan desain Korelatif dengan pendekatan cross-sectional.
Menurut Sugiyono (2018), metode penelitian kuantitatif adalah metode
penelitian yang dilandaskan berdasarkan filsafat positivism, digunakan untuk
meneliti populasi atau sampel tertentu, pengumpulan data menggunakan
instrument penelitian, analisis datar bersifat kuantitatif atau statistic, yang
bertujuan untuk menguji hipotesis yang telah ditetapkan.
32
Populasi adalah wilayah generalisasi yang terdiri atas objek atau subjek
yang mempunyai kualitas dan karakteristik tertentu yang ditentukan oleh
peneliti untuk dipelajari dan kemudian ditentukan atau ditarik
33
33
2. Sampel Penelitian
Sampel merupakan bagian dari karakteristik dan jumlah yang dimiliki
oleh populasi. Bila populasi terlalu besar dan peneliti tidak mampu
mempelajari semua, maka peneliti dapat mengunakan sampel yang
diambil dari populasi (Sugiyono, 2014). Sampel dalam penelitian ini
adalah seluruh Mahasiswa Reguler XA Program Studi Keperawatan di
STIKes Pertamedika Jakarta yang berjumlah 45 mahasiswa.
C. Tempat Penelitian
Tempat pelaksanaan penelitian ini dilakukan di STIKes Pertamedika Jakarta.
Penggunaan wilayah Kampus STIKes Pertamedika dinilai paling sesuai
berdasarkan fenomena yang dialami pada mahasiswa tingkat akhir Program
Studi S1 Keperawatan di STIKes Pertamedika.
D. Waktu Penelitian
Penelitian ini dimulai dari penyusunan proposal pada bulan Maret hingga Mei
2021 dan dilanjutkan dengan penyusunan laporan penelitian yang dilakukan
pada bulan Mei hingga Juli 2021.
E. Etika Penelitian
Etika penelitian bertujuan untuk melindungi subjek penelitian. Polit dan Beck
didalam Dharma (2011) menjelaskan bahwa terdapat 4 prinsip utama dalam
etik penelitian keperawatan adalah:
1. Menghormati harkat dan martabat manusia (respect for human dignity)
Penelitian dilaksanakan dengan menjunjung tinggi harkat dan martabat
manusia. Subjek memiliki hak asasi dan kebebasan untuk menentukan
pilihan ikut atau menolak penelitian (autonomy). Tidak ada paksaan atau
penekanaan tertentu agar subjek bersedia ikut dalam penelitian ini. Subjek
dalam penelitian ini juga berhak mendapatkan informasi yang terbuka dan
lengkap terait pelaksanaan penelitian meliputi tujuan dan manfaat
penelitian, prosedur penelitian, resiko penelitian, keuntungan yang
mungkin didapat dan kerahasiaan informasi.
Dalam pelaksanaan penelitian ini prinsip ini tertuang dalam pelaksanaan
informed consent yaitu persetujuan untuk berpartisipasi sebagai subjek
atau responden dalam penelitian.
Kuesioner yang digunakan penelitian ini terdiri dari tiga bagian, yaitu:
a. Kuesioner Jenis Kelamin
Kuesioner untuk mengukur karekteristik responden yang terdiri dari
satu pertanyaan dengan menggunakan metode ceklis.
b. Kuesioner ZSDZ
Kuesioner untuk mengukur tingkat stres yang dialami seseorang.
Kuesioner ZSDS disediakan empat pilihan yaitu “Jarang (1)”,
“Kadang-kadang (2)”, “Sering (3)”, dan “Hampir Sering (4)”.
Kuesioner ini disesuaikan dengan variabel dependen yaitu Tingkat
Stres yang memiliki 20 pertanyaan. Kuesioner ini menggunakan skala
likert.
empat pilihan yaitu “Tidak Pernah (1)”, “Jarang (2)”, “Sering (3)”,
“Selalu (4)” dan pada mekanisme koping maladaptif disediakan
empat pilihan yaitu “Tidak Pernah (4)”, “Jarang (3)”, “Sering (2)”,
“Selalu (1)”. Kuesioner ini disesuaikan dengan variabel independen
yaitu Mekanisme Koping yang memiliki 28 pertanyaan. Kuesioner ini
menggunakan skala likert.
2. Prosedur Teknis
a. Peneliti menjelaskan tujuan dan prosedur penelitian kepada Kepala
STIKes Pertamedika.
b. Peneliti mengidentifikasi beberapa responden yang akan dijadikan
sampel berdasarkan kriteria inklusi
c. Peneliti membuat ruang obrolan dan dilakukan menggunakan
Aplikasi WhatsApp.
d. Peneliti menjelaskan tujuan dan prosedur penelitian kepada
responden.
e. Setelah responden setuju, peneliti membagikan lembar informed
consent.
f. Peneliti menjelaskan cara pengisian kuesioner dan responden diminta
langsung mengisi kuesioner yang sudah disediakan melalui link
Google Form.
g. Pada setiap kuestioner yang diberikan menjelaskan tujuan penelitian,
manfaat penelitian, kerahasiaan informasi yang diberikan responden
kepada peneliti serta meminta kerja sama responden utuk menjawab
semua pertanyaan atau pernyataan secara jujur, terbuka dan
melakukan observasi.
h. Peneliti memberikan waktu kepada responden untuk mengisi
kuestioner.
i. Setelah kuesioner terisi, responden diminta untuk men-submit
kuestioner yang sudah diisi.
j. Peneliti mengucapkan terima kasih kepada responden yang telah
bersedia mengisi kuestioner.
k. Peneliti mengolah data dan menganalisis sampai dengan
menyimpulkan.
39
2. Coding
Proses coding data yang dilakuan peneliti dalam penelitian ini adalah
dengan cara mengubah data berbentuk kata atau huruf menjadi data
berbentu angka atau bilangan. Dalam penelitian ini mekanisme koping
dilakukan coding sesuai dengan skoring dari kuestioner Brief Cope
berdasarkan pertanyaan favorable dan unvavorable. Berdasarkan
pertanyaan favorable dari kuesioner menggunakan skoring sebagai
berikut; 1 = tidak pernah, 2 = jarang, 3 = sering, dan 4 = selalu.
Sebaliknya, pertanyaan unfavorable menggunakan skoring sebagai
berikut; 1 = selalu, 2 = sering, 3 = jarang, dan 4 = tidak pernah. Skoring
pada kuestioner Zung Self Depression Scale (ZSDS) yaitu; 1 = jarang, 2
= kadang-kadang, 3 = sering, dan 4 = hampir sering. Skoring
karakteristik jenis kelamin sebagai berikut; 1 = laki-laki, dan 2 =
perempuan.
4. Cleaning
Proses cleaning yang dilakukan peneliti dalam penelitian ini adalah
dengan cara memeriksa kembali data-data yang sudah masuk untuk
menghindari kesalahan. Setelah semua data masuk dan dipastikan tidak
terjadi kesalahan, proses selanjutnya yaitu analisa data
41
1. Analisa Univariat
Analisa univariat merupakan uji yang digunakan untuk menjelaskan
karakteristik masing-masing variabel yang ada di dalam penelitian.
Tujuannya yaitu untuk mendeskripsikan karakteristik pada setiap variabel
penelitian (Notoatmodjo, 2012).
F
X= x 100 %
N
Keterangan:
X = Hasil yang dicari
F = Frekuensi
N = Jumlah responden
2. Analisa Bivariat
Analisa bivariat merupakan uji yang dilakukan untuk menguji kolerasi
atau hubungan dari dua variabel dalam penelitian (Notoatmodjo, 2012).
Dalam penelitian ini analisa bivariat dilakukan untuk menguji hubungan
antara variabel dependen terhada variabel independen dengan
menggunakan uji Chi-Square (X2). Uji Chi-Square adalah uji analisa yang
membandingkan frekuensi yang terjadi (observasi) dengan frekuensi
harapan (ekspektasi). Bila nilai frekuensi harapan dengan nilai frekuensi
observasi adalah sama, maka dinyatakan tidak ada perbedaan yang
42
2 (O−E)2
X =∑
E
Keterangan:
X 2 = Statistik Chi-Square
O = Frekuensi hasil observasi
E = Frekuensi yang diharapkan
HASIL PENELITIAN
Pada bab ini penelitian membahas mengenai hasil penelitian, setelah dilakukan
pengumpulan data pada bulan Mei sampai Juli 2021 pada mahasiswa Program Studi
S1 Keperawatan Reguler XA di STIKes Pertamedika. Jumlah responden yang terlibat
dalam penelitian ini adalah 45 mahasiswa.
43
44
Table 5.2
Distribusi frekuensi Berdasarkan Mekanisme Koping Pada Mahasiswa
Program Studi S1 Keperawatan Reguler XA di STIKes Pertamedika
Tahun 2021
(n=45)
Hasil penelitian ini sama dengan penelitian yang dilakukan oleh Zaim,
Podo, & Cahyu (2019) dengan judul Gambaran Tingkat Stres dan
Mekanisme Koping Mahasiswa dalamm Mengerjakan Skripsi di
STIKES Muhammadiyah Gombong Tahun 2019 menyatakan bahwa
mayoritas responden terbanyak yaitu berjenis kelamin perempuan
dengan jumlah 102 (77,3%) responden. Dalam hal ini perempuan
mempunyai respon yang berbeda dengan laki-laki. Perempuan
cenderung lebih mudah merasa khawatir atau cemas, perasaan
bersalah dan sering menggunakan perasaannya dalam menghadapi
sebuah masalah.
46
47
b. Variabel Independen
Mekanisme Koping
Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa, dari 45 mahasiswa terdapat
44 (97,8%) mahasiswa melakukan mekanisme koping adaptif dan 1
(2,2%) mahasiswa melakukan mekanisme koping maladaptif.
Hasil penelitian ini sama dengan penelitian yang dilakukan oleh Zaim,
Podo, & Cahyu (2019) dengan judul Gambaran Tingkat Stres dan
Mekanisme Koping Mahasiswa dalam Mengerjakan Skripsi di
STIKES Muhammadiyah Gombong Tahun 2019 menyatakan bahwa
sebanyak 98 (74,2%) responden melakukan mekanisme koping
adaptif. Hal ini dikarenakan mahasiswa pada saat masalah muncul
tidak langsung mengambil keputusan dengan cara emosional
melainkan menggunakan kesabaran. Sebagian besar mahasiswa yang
mempunyai tekanan dalam menyusun skripsi memilih untuk mencri
dukungan dari orang lain dengan cara bercerita, melakukan kegiatan-
kegiatan positif dan mencari informasi yang berguna untuk
mengurangi atau menyelesaikan masalahnya.
48
Hal ini juga sesuai dengan teori yang dikemukakan Oli (2013)
mekanisme koping adaptif muncul dikarenakan mahasiswa mampu
bertahan dalam menghadapi masalahnya dengan kepala dingin dan
tidak menggunakan rasa emosional atau kemarahan yang tinggi.
Mahasiswa mempunyai rasa tanggung jawab dan rencana agar bisa
menyelesaikan masalahnya dengan baik dan tepat waktu. Selain itu
mahasiswa bisa terbuka kepada orang lain dengan berbagi cerita atas
masalah yang dialaminya untuk mendapatkan dukungan dan informasi
yang positif untuk menyelesaikan masalahnya.
c. Variabel Dependen
Tingkat Stres
Hasil dari penelitian ini sebagian besar mahasiswa mengalami stres
ringan yaitu sebanyak 37 (82,9%) mahasiswa.
maka stres yang dialaminya akan semakin ringan. Hasil dari indikator
dari stres yang memiliki peran yang besar yaitu pada indikator gejala
emosional dan perilaku. Stres yang dialami seorang individu dapat
mudah mempengaruhi emosi dan perilaku seseorang menjadi mudah
marah, bereaksi berlebihan terhadap suatu situasi, tidak sabar,
menghabiskan banyak energi ketika cemas dan tidak bisa menerima
sesuatu yang dengan dihadapinya. Respon individu terhadap stres
yaitu respon afektif, fisiologis, perilaku, kognitif dan sosial. Respon
afektif ditunjukan dengan mudah marah, gelisah, cemas berlebih dan
putus asa. Sedangkan respon perilaku ditunjukan dengan kurangnya
kemampuan dalam mengontrol diri. Peneliti berpendapat bahwa gejala
tersebut muncul merupakan respon individu dalam menghadapi stres
dan merupakan cara individu untuk mengurangi perasaan tidak
nyaman dengan cara meluapkan emosi.
2. Analisa Bivariat
Berdasarkan hasil uji statistik Chi-Square diperoleh P value = 0,005 (P
value < 0,05) Ho ditolak, artinya ada hubungan yang signifikan antara
mekanisme koping dengan tingkat stres dalam menyusun skripsi pada
mahasiswa Program Studi S1 Keperawatan di STIKes Pertamedia.
Hasil penelitian ini sama dengan hasil penelitian yang dilakukan oleh
Usraleli, Melly, & Roza (2020) dengan judul Hubungan Strategi Koping
dengan Tingkat Stres Mahasiswa Poltekkes Kemenkes Riau yang
Menyusun Skripsi. Hasil analisa statistik dalam penelitian ini
menggunakan uji Chi-Square dan didapatkan hasil nilai P value = 0,014
(P value < 0,05). Maka dapat diambil kesimpulan bahwa Ho ditolak dan
Ha diterima yang artinya ada hubungan yang signifikan antara strategi
koping dengan tingkat stres mahasiswa Poltekkes Kemenkes Riau yang
menyusun skripsi.
Erb, Berman, & Synder (2020) mengatakan bahwa koping dapat bersifat
malataptif dan adaptif. Koping adaptif dapat membantu individu
mengurangi stres yang diakibatkan secara efektif. Semakin adaptif koping
51
yang dilakukan maka semakin ringan tingkat stres yang dialami. Manfaat
yang dapat dirasakan oleh mahasiswa yang melakukan koping secara
adaptif yaitu memiliki pola hidup yang sehat dan semangat yang tinggi
dalam menyelesaikan skripsinya. Koping maladaptif dapat mengakibatkan
hal yang memancing respon stres yang lebih berat. Koping maladaptif
banyak terjadi dikarenakan individu kurang mendapatkan dukungan
dalam menghadapi masalahnya. Dukungan ini dapat berupa dukungan
emosional atau informasi dari lingkungan masyarakat sekitar.
Secara teori menurut Lazarus dan Folkman (dalam Yobas, 2013), koping
sangat berkaitan erat dengan stres. Koping didefinisikan sebagai strategi
kognitif dan perilaku yang dilakukan oleh individu dalam mengatasi
situasi yang penuh dengan stres. Yesil, Oztunc, dan Esklmez (2015) juga
mengatakan bahwa koping stres merupakan respon kognitif, perilaku, atau
emosional yang dilakukan dengan menanggung, mengurangi atau
menghilangkan ketegangan yang disebabkan oleh keadaan stres. Byrne &
Thompson (2016), mengatakan bahwa tingkat stres yang tinggi yang
dialami mahasiswa keperawatan di seluruh pendidikan keperawatan
mengganggu kemampuan mahasiswa dalam memecahkan masalah dan
penggunaan proses intelektual. Tingkat stres tinggi juga menyebabkan
ketidakefektifan pada strategi koping yang dilakukan (Findik et al., 2015).
Bila ditinjau dari uraian diatas menurut analisa peneliti, penelitian ini
menjelaskan bahwa adanya hubungan yang terjadi antara mekanisme
koping dengan tingkat stres. Dalam menyusun skripsi, stres mungkin akan
menjadi salah satu hal yang juga harus dihadapi mahasiswa. Stres yang
dialami masing-masing mahasiswa akan berbeda, baik penyebab maupun
dampaknya. Koping merupakan salah satu cara untuk menghindari,
mengurangi atau bahkan menghilangkan dampak dari stres. Semakin baik
atau adaptif mekanisme koping yang seorang individu lakukan maka
semakin rendah tingkat stres yang dialaminya. Begitupun sebaliknya,
52
B. Keterbatasan Penelitian
Dalam penelitian ini peneliti tidak mendapatkan masalah ataupun kendala,
dikarenakan walaupun saat ini sedang dalam keadaan pandemi dari virus
corona, peneliti dapat menyebar kuesioner secara daring menggunakan
aplikasi Whats App dengan Google Form. Responden yang terlibat dalam
penelitian ini pun kooperatif, sehingga proses pengumpulan data hanya
membutuhkan waktu 2 hari.
BAB VII
PENUTUP
A. Kesimpulan
Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan yang tentang mekanisme
koping dengan tingkat stres pada mahasiswa Program Studi S1 Keperawatan
Reguler XA di STIKes Pertamedika, maka peneliti dapat menyimpulkan
bahwa :
1. Teridentifikasi bahwa gambaran karakteristik Mahasiwa Reguler XA
Program Studi S1 Keperawatan di STIKes Pertamedika berdasarkan
berjenis kelamin mayoritas yaitu perempuan (93,3%)
2. Teridentifikasi bahwa mayoritas Mahasiwa Reguler XA Program Studi S1
Keperawatan di STIKes Pertamedika mengalami stres dengan tingkatan
ringan (82,9%)
3. Teridentifikasi bahwa mayoritas Mahasiwa Reguler XA Program Studi S1
Keperawatan di STIKes Pertamedika melakukan mekanisme koping
secara adaptif (97,8%)
4. Ada hubungan yang signifikan antara mekanisme koping dengan tingkat
stres dalam menyusun skripsi pada mahasiswa Program Studi S1
Keperawatan Reguler XA di STIKes Pertamedika (P value = 0,005)
B. Saran
1. Bagi Lembaga Pendidikan
Hasil penelitian ini diharapkan dapat bermanfaat dan dapat dijadikan
acuan dalam ilmu keperawatan dan dapat menambah topik pemahasan
terutama di Keperawatan Jiwa untuk mengetahui adanya hubungan
mekanisme koping dengan tingkat stres dalam menyusun skripsi.
53
untuk mengurangi dampak dari stres dengan tindakan yang tepat agar
aktifitas belajar tidak terganggu.
54
DAFTAR PUSTAKA
Agung, M., & Mulyanti. (2015). Mekanisme Koping Berhubungan Dengan Tingkat
Depresi Pada Mahasiswa Tingkat Akhir. Journal Ners And Midwifery
Indonesia, 2354-7642.
Agusmar, A. Y., Vani, A. T., & Wahyuni. (2019). Perbandingan Tingkat Stres Pada
Mahasiswa Angkatan 2018 Dengan Angkatan 2015 Fakultas Kedokteran
Universitas Baiturrahmah. Health & Medical Journal, 1, (2), 34-38.
Dini Q, A. (2020). Buku Ajar Asuhan Keperawatan Keluarga Pada Pasien Post
Operasi Katarak. Padang: Pustaka Galeri Mandiri.
Dyah, B., & Agustinus, B. (2018). Validitas dan Reliabilitas Penelitian. Jakarta:
Mitra Wacana Media.
Friedman, M. M., Bowden, V. R., & Jones, E. G. (2014). Buku Ajar Keperawatan
Keluarga (Riset, Teori, dan Praktek) Edisi 5. Jakarta: EGC.
Hastono, S. P. (2021). Analisis Data Pada Bidang Kesehatan. Depok: Rajawali Pers.
Hastono, S. P., & Sabri, L. (2014). Statistik Kasehatan. Jakarta: PT. Raja Grafindo
Persada.
Nasir & Muhith. (2011). Dasar – Dasar Keperawatan Jiwa: Pengantar dan Teori.
Jakarta: Salemba Medika
Usraleli, Melly, & Roza, D. (2020). Hubungan Strategi Koping Dengan Tingkat Stres
Mahasiswa Poltekkes Kemenkes Riau Yang Menyusun Skripsi. Jurnal Ilmiah
Universitas Batanghari Jambi, 20, (3), 967-970.
Yusuf, A., & H. E. Nihayati. (2015). Buku Ajar Keperawatan Kesehatan Jiwa.
Jakarta Selatan: Salemba Medika.
Zaim, A., Podo, Y., & Cahyu, S. (2019). Gambaran Tingkat Stres Dan Mekanisme
Koping Dalam Mengerjakan Skripsi di STIKES Muhammadiyah Gombong
Tahun 2019. University Research Colloqium, 622-629.
Indah, S. (2020). Tren Mahasiswa Rentan Stres, Bagaimana Cara Mencegah dan
Mengatasinya?. [dikutip 24 Mei 2021]: tersedia pada
https://rs.iu.ac.id/umu/berita-artikel/artikel-populer/tren-mahasiswa-rentan-
stres-bagaimana-cara-mencegah-dan-mengatasinya
Nindias, N. K. (2019). Depresi Karena Skripsi, Kampus & Dosen Wajib Menolong
Mahasiswa. [dikutip 24 Mei 2021]: tersedia pada https://tirto.id/depresi-karena-
skripsi-kampus-dosen-wajib-menolong-mahasiswa-ddqy
Sophia, M. (2018). Survei Buktikan Mahasiswa Zaman Sekarang Mudah Depresi, Ini
Sebabnya!. [dikutip 24 Mei 2021]: tersedia pada
https://www.idntimes.com/science/discovery/winda-carmelita/survei-buktikan-
mahasiswa-zaman-sekarang-mudah-depresi/4
WHO. 2017. The Zung Self-Rating Depression Scale. [dikutip 27 Mei 2021];
tersedia pada
https://www.who.int/substance_abuse/research_tools/zungdepressi onscale/en/
William W.K. Zung. 2021. Zung Self-Rating Depression Scales (ZSDS). [dikutip 27
Mei 2021]: tersedia pada https://www.statisticssolution.com/fress-
resourse/directory-of-survey-instruments/zung-self-rating-depression-scale-
zsdz/#:~:text=The%20Zung%20Self%2DRating%20Depression%20Scale
%20has%20fairly%20good%20reliability,split%2Dhalf%20reliability%20of
%200.73.&text=In%20aaddition%2C%20ZSDZ%20has%20a,hysteria%2C
%20hypochondriasis%2C%20and%20paranoia.
LAMPIRAN 1
NIM : 11171015
Dengan ini saya mohon kepada saudara untuk bersedia menandatangani lembar
persetujuan untuk menjadi responden penelitian sesuai dengan petunjuk yang ada.
Jawaban responden akan dijaga kerahasiaannya dan hanya digunakan untuk
kepentingan penelitian.
Jakarta, 2021
Hormat Saya,
Dengan ini ditandatangani surat persetujuan ini, maka saya menyatakan untuk
berpartisipasi dalam penelitian ini.
Jakarta, 2021
LEMBAR KUESIONER
Karakteristik Responden
Statistics
TINGKAT MEKANIS
JK STRES MEKOPING
N Valid 45 45 45
Missing 0 0 0
Frequency Table
JENIS KELAMIN
Valid Cumulative
Frequency Percent Percent Percent
TINGKAT STRES
Valid Cumulative
Frequency Percent Percent Percent
Valid Cumulative
Frequency Percent Percent Percent
Cases
TINGKAT STRES
ADAPTIF Count 3 37 4
Total Count 4 37 4
Total
ADAPTIF Count 44
Total Count 45
Chi-Square Tests
Asymptotic
Significance
Value df (2-sided)
N of Valid Cases 45
Value
a
Odds Ratio for
MEKANISMEKOPING
(MALADAPTIF /
ADAPTIF)
RIWAYAT HIDUP
Agama : Islam
Riwayat Pendidikan