Anda di halaman 1dari 78

SKRIPSI

HUBUNGAN TAHAPAN KEHAMILAN TERHADAP

KUALITAS TIDUR DI RUMAH SAKIT UMUM

SILOAM TANGERANG

Ditulis untuk memenuhi sebagian persyaratan akademik


guna memperoleh gelar Sarjana Kedokteran Strata Satu

Oleh:
NAMA : SELVIANA
NPM : 01071170117

PROGRAM STUDI KEDOKTERAN


FAKULTAS KEDOKTERAN
UNIVERSITAS PELITA HARAPAN
TANGERANG
2020
SKRIPSI

HUBUNGAN TAHAPAN KEHAMILAN TERHADAP

KUALITAS TIDUR DI RUMAH SAKIT UMUM

SILOAM TANGERANG

Ditulis untuk memenuhi sebagian persyaratan akademik


guna memperoleh gelar Sarjana Kedokteran Strata Satu

Oleh :
NAMA : SELVIANA
NPM : 01071170117

PROGRAM STUDI KEDOKTERAN


FAKULTAS KEDOKTERAN
UNIVERSITAS PELITA HARAPAN
TANGERANG
2020

i
PERNYATAAN KEASLIAN KARYA TUGAS AKHIR

Saya mahasiswa Program Studi Pendidikan Dokter, Fakultas Kedokteran


Universitas Pelita Harapan,

Nama Mahasiswa : Selviana


Nomor Pokok Mahasiswa : 01071170117

Program Studi : Kedokteran

Dengan ini menyatakan bahwa karya tugas akhir yang saya buat dengan judul
“HUBUNGAN TAHAPAN KEHAMILAN TERHADAP KUALITAS TIDUR
DI RUMAH SAKIT UMUM SILOAM TANGERANG” adalah:

1. Dibuat dan diselesaikan sendiri, dengan menggunakan tinjauan lapangan


dan buku-buku serta jurnal acuan yang tertera di dalam daftar pustaka pada
karya tugas akhir saya.
2. Bukan merupakan duplikasi karya tulis yang sudah dipublikasikan atau
yang pernah dipakai untuk mendapat gelar sarjana di universitas lain,
kecuali pada sumber informasi yang dicantumkan dengan cara penulisan
referensi yang semestinya.
3. Bukan merupakan karya terjemahan dari kumpulan buku atau jurnal acuan
yang tertera di dalam daftar pustaka pada karya tugas akhir saya.

Kalau terbukti saya tidak memenuhi apa yang telah dinyatakan di atas, maka karya
tugas akhir ini batal.
Tangerang, 29 Mei 2020
Yang membuat pernyataan,

Selviana

ii
UNIVERSITAS PELITA HARAPAN
FAKULTAS KEDOKTERAN

PERSETUJUAN DOSEN PEMBIMBING TUGAS AKHIR


HUBUNGAN TAHAPAN KEHAMILAN TERHADAP KUALITAS TIDUR
DI RUMAH SAKIT UMUM SILOAM TANGERANG

Oleh :

Nama : Selviana
NPM : 01071170117
Program Studi : Pendidikan Dokter

Telah diperiksa dan disetujui untuk diajukan dan dipertahankan dalam Sidang
Tugas Akhir guna memperoleh gelar Sarjana Kedokteran Strata Satu pada Program
Studi Pendidikan Dokter, Fakultas Kedokteran Universitas Pelita Harapan,
Tangerang, Banten.
Tangerang, 29 Mei 2020

Menyetujui:
Pembimbing Utama,

dr. Petra Wahjoepramono, SpBS

Ketua Program Studi, Dekan,

(Dr. dr. Allen Widysanto Sp.P, CTTS, FAPSR) (Prof. Dr. Dr. dr. Eka J. Wahjoepramono, Sp.BS, Ph.D)

iii
UNIVERSITAS PELITA HARAPAN
FAKULTAS KEDOKTERAN

PERSETUJUAN TIM PENGUJI TUGAS AKHIR

Pada Jumat, 29 Mei 2020 telah diselenggarakan Sidang Tugas Akhir untuk

memenuhi persyaratan akademik guna mencapai Gelar Sarjana Kedokteran Strata

Satu, Fakultas Kedokteran Universitas Pelita Harapan, atas nama:

Nama : Selviana
NPM : 00000026701
Program Studi : Pendidikan Dokter
Fakultas : Kedokteran
Termasuk Ujian Tugas Akhir yang berjudul “HUBUNGAN TAHAPAN
KEHAMILAN TERHADAP KUALITAS TIDUR DI RUMAH SAKIT
UMUM SILOAM TANGERANG” oleh tim penguji yang terdiri dari:
Nama Penguji Jabatan dalam Tim Tanda Tangan
Penguji

1. dr. Astra Dea , sebagai Ketua


Simanungkalit, Sp.S

2. dr. Petra , sebagai Anggota


Wahjoepramono, SpBS

3. , sebagai Anggota

Tangerang, 29 Mei 2020

iv
ABSTRAK
Selviana (01071170117)

HUBUNGAN TAHAPAN KEHAMILAN TERHADAP KUALITAS TIDUR


DI RUMAH SAKIT UMUM SILOAM TANGERANG

Latar Belakang: Penurunan kualitas tidur adalah masalah yang signifikan


terjadi pada saat kehamilan karena dapat mempengaruhi fisiologi, perilaku, emosi
dan mental seseorang. Kualitas tidur yang baik dibutuhkan pada saat kehamilan
sebagai energi yang digunakan dalam proses persalinan dan dapat mempengaruhi
kondisi kehamilan. Oleh sebab itu, penting untuk melakukan penelitian tentang
pengaruh kehamilan terhadap kualitas tidur.
Tujuan: Mengetahui hubungan tahapan kehamilan terhadap kualitas tidur.
Metode Penelitian: Penelitian ini adalah studi analitik komparatif
kategorik tidak berpasangan yang dilaksanakan dengan desain penelitian cross
sectional. Sampel penelitian total berjumlah 170 orang merupakan wanita hamil
yang datang ke poli kandungan RSU Siloam Tangerang. Pengambilan data
menggunakan kuesioner PSQI (Pittsburgh Sleep Quality Index). Pemilihan subjek
dengan consecutive sampling. Pengambilan data berlangsung dari bulan Januari
2020 sampai Maret 2020. Hasil data yang terkumpul akan diolah menggunakan uji
statistik Chi Square & Kruskal Wallis dengan IBM Statistical Product and Service
Solution (SPSS) 23.
Hasil: Hasil analisis dari 170 responden wanita hamil yang terdiri dari 32
wanita di trimester pertama, 55 wanita di trimester kedua dan 83 wanita di trimester
ketiga memiliki hubungan signifikan antara tahapan kehamilan terhadap kualitas
tidur (p = 0.000). Sebanyak 18.8% responden mempunyai kualitas tidur yang baik
dan 81.2% responden mempunyai kualitas tidur yang buruk. Terjadi penurunan
kualitas tidur pada trimester pertama (mean rank = 61.20), lalu sedikit membaik
pada trimester kedua (mean rank = 59.08) dan memburuk kembali pada trimester
ketiga (mean rank = 112.37).
Kesimpulan: Terdapat hubungan tahapan kehamilan terhadap kualitas tidur
di Rumah Sakit Umum Siloam Tangerang. Kualitas tidur ibu hamil pada trimester
ketiga memiliki kualitas tidur terburuk dibandingkan trimester lainnya. Penurunan
kualitas tidur pada kehamilan disebabkan oleh perubahan secara anatomis,
fisiologis, hormonal dan psikologis.

Kata kunci: kualitas tidur, kehamilan

v
ABSTRACT

Selviana (01071170117)

ASSOCIATION BETWEEN STAGE OF PREGNANCY AND QUALITY OF


SLEEP IN RUMAH SAKIT UMUM SILOAM TANGERANG

Background: Decreasing sleep quality is is a significant problem that


occurs during pregnancy because it affects a person's physiology, behavior,
emotions and mental. Good sleep quality is needed during pregnancy as energy that
is used in labor and can affect the condition of pregnancy. Due to the magnitude of
the problem, it is important to conduct a study on the relationship of pregnancy to
sleep quality.
Objective: To examine the relationship between the stages of pregnancy and
the quality of sleep.
Methods: This research is an unpaired categorical comparative analytic
study and conducted with a cross sectional study design. The total sample of the
study were 170 pregnant women who came to Obstetricians at Siloam Hospital
Tangerang Hospital. Retrieval of data using the PSQI (Pittsburgh Sleep Quality
Index) questionnaire. The subject sampling selection will use consecutive sampling.
The data will be collected from January 2020 until March 2020. The data will be
collected and be processed using Chi Square & Kruskal Wallis statistical test and
with IBM Statistical Product and Service Solution (SPSS) 23.
Results : Analysis from 170 pregnant women respondents, there were 32
women in the first trimester, 55 women in the second trimester and 83 women in
the third trimester had a significant relationship between the stages of pregnancy
to sleep quality (p = 0,000). A total of 18.8% of respondents had good sleep quality
and 81.2% of respondents had poor sleep quality. Sleep quality decreased in the
first trimester (mean rank = 61.20), then slightly improved in the second trimester
(mean rank = 59.08) and worsened again in the third trimester (mean rank =
112.37).
Conclusion: There is a significant relationship between the stages of
pregnancy and the quality of sleep at Rumah Sakit Umum Siloam Tangerang. Sleep
quality of pregnant women in the third trimester has the worst sleep quality
compared to other trimesters. Decreased quality of sleep in pregnancy is caused by
changes in anatomical, physiological, hormonal and psychological.

Keyword: quality of sleep, pregnancy


mkkkklkdjjf

vi
KATA PENGANTAR

Puji Syukur kepada Tuhan yang Maha Esa atas segala berkat yang telah
diberikan-Nya, sehingga Tugas Akhir Skripsi ini dapat diselesaikan.
Tugas Akhir dengan judul “HUBUNGAN TAHAPAN KEHAMILAN
TERHADAP KUALITAS TIDUR DI RUMAH SAKIT UMUM SILOAM
TANGERANG” ini ditujukan untuk memenuhi sebagian persyaratan akademik
guna memperoleh gelar Sarjana Kedokteran Strata Satu Universitas Pelita Harapan,
Tangerang.
Penulis menyadari bahwa tanpa bimbingan, bantuan, dan doa dari berbagai
pihak, Tugas Akhir ini tidak akan dapat diselesaikan tepat pada waktunya. Oleh
karena itu, penulis mengucapkan terima kasih sebesar-besarnya kepada semua
pihak yang telah membantu dalam proses pengerjaan Tugas Akhir ini, yaitu kepada:
1. Prof. Dr. Dr. dr. Eka Julianta W., Sp.Bs, Ph.D, selaku Dekan Fakultas
kedokteran
2. Dr. dr. Allen Widyasanto Sp.P, CTTS, FAPSR, selaku Ketua Program
Studi Kedokteran.
3. dr. Petra Wahjoepramono, SpBS, selaku Dosen Pembimbing yang telah
memberikan bimbingan dan meluangkan waktu untuk memberikan
masukan kepada penulis.
4. dr. Astra Dea Simanungkalit, Sp.S, selaku Dosen Penguji yang telah
memberikan banyak masukan selama pelaksanaan sidang skripsi.
5. Semua dosen yang telah mengajar penulis selama berkuliah di
Universitas Pelita Harapan.
6. Staf Karyawan Fakultas Kedokteran dan Staf Karyawan perpustakaan
yang telah membantu penulis dalam kegiatan administratif dan lainnya.
7. Pasien wanita hamil yang dengan suka rela menjadi responden pada
penelitian ini.
8. Orang tua yang telah memberikan dukungan moral, doa, dan kasih
sayang.

vii
9. Semua pihak yang namanya tidak dapat disebutkan satu per satu.
Akhir kata, penulis menyadari bahwa masih terdapat banyak kekurangan
dalam Tugas Akhir Skripsi ini. Oleh karena itu, kritik dan saran dari pembaca akan
sangat bermanfaat bagi penulis. Semoga Tugas Akhir ini dapat bermanfaat bagi
semua pihak yang membacanya.

Tangerang, 29 Mei 2020


Penulis

Selviana

viii
DAFTAR ISI

COVER
HALAMAN JUDUL ................................................................................................... i
PERNYATAAN KEASLIAN KARYA TUGAS AKHIR....................................... ii
PERSETUJUAN DOSEN PEMBIMBING TUGAS AKHIR ............................... iii
PERSETUJUAN TIM PENGUJI TUGAS AKHIR .............................................. iv
ABSTRAK ...................................................................................................................v
ABSTRACT ............................................................................................................... vi
KATA PENGANTAR.............................................................................................. vii
DAFTAR ISI ............................................................................................................. ix
DAFTAR TABEL ................................................................................................... xiii
DAFTAR GAMBAR............................................................................................... xiv
BAB I PENDAHULUAN............................................................................................1
1.1 Latar Belakang ..................................................................................................1
1.2 Perumusan Masalah ..........................................................................................3
1.3 Pertanyaan Penelitian ........................................................................................3
1.4 Tujuan Penelitian ..............................................................................................3
1.4.1 Tujuan Umum .......................................................................................3
1.4.2 Tujuan Khusus.......................................................................................3
1.5 Manfaat Penelitian ............................................................................................3
1.5.1 Manfaat Akademik ................................................................................3
1.5.2 Manfaat Praktis .....................................................................................4
BAB II TINJAUAN PUSTAKA ................................................................................5
2.1 Tidur ..................................................................................................................5
2.1.1 Definisi ...................................................................................................5
2.1.2 Siklus Tidur ...........................................................................................5
2.1.2.1 Tidur NREM (Non Rapid- Eye Movement) ............................6
2.1.2.2 Tidur REM (Rapid Eye Movement) ........................................7

ix
2.1.3 Mekanisme Tidur ..................................................................................9
2.1.4 Perubahan Fisiologis Tubuh Saat Tidur ..............................................12
2.1.4.1 Kardiovaskular ......................................................................12
2.1.4.2 Aktivitas Saraf Simpatis........................................................12
2.1.4.3 Pernafasan .............................................................................12
2.1.4.4 Aliran Darah Serebral ...........................................................12
2.1.4.5 Ginjal.....................................................................................12
2.1.4.6 Endokrin ................................................................................13
2.1.5 Normal Jam Tidur ...............................................................................13
2.1.6 Gangguan Tidur...................................................................................13
2.1.7 Disomnia .............................................................................................14
2.1.7.1 Insomnia ................................................................................14
2.1.7.2 Obstructive Sleep Apnea Syndrome (OSAS) .........................15
2.1.7.3 Restless Leg Syndome (RLS) .................................................15
2.1.7.4 Hipersomnia ..........................................................................15
2.1.7.5 Narkolepsi .............................................................................15
2.1.7.6 Gangguan Tidur Ritme Sikardian .........................................16
2.1.8 Parasomnia ..........................................................................................16
2.1.9 Kualitas Tidur......................................................................................16
2.1.10 Penilaian Kualitas Tidur ......................................................................17
2.1.11 Faktor-faktor yang Mempengaruhi Kualitas Tidur .............................17
2.1.11.1 Jenis Kelamin dan Usia .........................................................17
2.1.11.2 Aktivitas Fisik .......................................................................17
2.1.11.3 Stres Psikologis .....................................................................18
2.1.11.4 Sleep Hygene.........................................................................18
2.1.11.5 Merokok ................................................................................18
2.1.11.6 Alkohol ..................................................................................18
2.1.11.7 Gangguan Tidur.....................................................................19
2.1.12 Kualitas Tidur pada Kehamilan...........................................................19
2.2 Kehamilan .......................................................................................................20
2.2.1 Definisi ................................................................................................20

x
2.2.2 Perubahan Fisiologis pada Kehamilan ................................................21
2.2.2.1 Sistem Reproduksi ................................................................21
2.2.2.2 Sistem Kardiovaskuler ..........................................................23
2.2.2.3 Sistem Respirasi ....................................................................23
2.2.2.4 Sistem Perkemihan ................................................................24
2.2.2.5 Sistem Pencernaan ................................................................24
2.2.2.6 Sistem Muskuloskeletal ........................................................25
2.2.2.7 Sistem Integumen ..................................................................25
2.2.2.8 Sistem Endokrin ....................................................................25
2.2.3 Perubahan Fisiologis Berdasarkan Trimester yang Mempengaruhi
Kualitas Tidur......................................................................................26
2.2.3.1 Trimester Pertama .................................................................26
2.2.3.2 Trimester Kedua ....................................................................26
2.2.3.3 Trimester Ketiga ...................................................................27
2.2.4 Perubahan Psikologis ..........................................................................27
BAB III KERANGKA TEORI, KERANGKA KONSEP DAN HIPOTESIS .....29
3.1 Kerangka Teori ...............................................................................................29
3.2 Kerangka Konsep ............................................................................................30
3.3 Hipotesis .........................................................................................................30
3.3.1 Hipotesis Null......................................................................................30
3.3.2 Hipotesis Kerja ....................................................................................31
3.4 Variabel ...........................................................................................................31
3.4.1 Variabel Bebas ....................................................................................31
3.4.2 Variabel Terikat...................................................................................31
3.4.3 Variabel Perancu .................................................................................31
3.5 Definisi Operasional .......................................................................................31
BAB IV METODOLOGI PENELITIAN ...............................................................34
4.1 Desain Penelitian ............................................................................................34
4.2 Lokasi dan Waktu ...........................................................................................34
4.3 Bahan dan Cara Penelitian ..............................................................................34
4.4 Populasi Penelitian ..........................................................................................34

xi
4.5 Cara Pengambilan Sampel ..............................................................................35
4.6 Cara Perhitungan Jumlah Sampel ...................................................................35
4.7 Kriteria Inklusi ................................................................................................36
4.8 Kriteria Eksklusi .............................................................................................36
4.9 Alur Penelitian ................................................................................................36
4.10 Pengolahan Data .............................................................................................37
4.11 Uji Statistik .....................................................................................................37
4.12 Etika Penelitian ...............................................................................................37
BAB V HASIL DAN PEMBAHASAN ....................................................................38
5.1 Hasil.... ............................................................................................................38
5.1.1 Tabel Demografis ................................................................................38
5.1.2 Hasil Skor Kualitas Tidur Wanita Hamil ............................................39
5.1.3 Hubungan Tahapan Kehamilan Terhadap Kualitas Tidur...................41
5.1.4 Perbandingan Tahapan Kehamilan Terhadap Kualitas Tidur .............42
5.2 Pembahasan .....................................................................................................43
BAB VI KESIMPULAN & SARAN........................................................................48
6.1 Kesimpulan .....................................................................................................48
6.2 Saran... ............................................................................................................48
BAB VII DAFTAR PUSTAKA ...............................................................................50
LAMPIRAN 1 ...........................................................................................................54
LAMPIRAN 2 ...........................................................................................................58

xii
DAFTAR TABEL

Tabel 2.1 Perbandingan Fase Tidur ...........................................................................7


Tabel 5.1 Data Demografis Sampel .........................................................................38
Tabel 5.2 Hubungan Status Kehamilan dan Skor PSQI (≤5 & >5) .........................39
Tabel 5.3 Hubungan Status Kehamilan dan Skor PSQI 4 Kategori.........................40
Tabel 5.4 Hubungan Tahapan Kehamilan Terhadap Kualitas Tidur .......................41
Tabel 5.5 Mean Rank Status Kehamilan ..................................................................42

xiii
DAFTAR GAMBAR

GAMBAR 1. Perbandingan EEG pada Fase Tidur ....................................................6


GAMBAR 2. Perbandingan Gerakan Tubuh pada Fase Tidur ..................................9
GAMBAR 3. (A) Proses Terjaga & (B) Proses Tidur ...............................................10
GAMBAR 4. Proses Sirkadian ..................................................................................11
GAMBAR 5. Sekresi Melatonin ................................................................................11
GAMBAR 6. Grafik Perbandingan Kualitas Tidur Ibu Hamil di Rumah Sakit
Umum Siloam Tangerang...................................................................41

xiv
BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Tidur merupakan salah satu bentuk relaksasi yang bermanfaat untuk
mengembalikan kondisi seseorang yang lelah menjadi segar kembali.1 Pada
dewasa muda (18-25 tahun) dan dewasa (26-64 tahun) memiliki jam tidur
normal 7 – 9 jam perhari.2 Kebutuhan tidur itu sendiri dipengaruhi oleh usia,
jenis kelamin, aktivitas fisik, dan faktor psikologis.3
Kehamilan merupakan suatu proses fertilisasi antara spermatozoa dan
ovum (sel telur), kemudian terjadi proses implantasi lalu pada akhirnya akan
terbentuk janin.4 Selama proses kehamilan berlangsung, seorang ibu akan
mengalami perubahan secara anatomis, biokimia, fisiologis dan hormonal.5
Apabila terjadi abnormalitas pada salah satunya dapat memberikan efek pada
sistem fungsi ibu dan janin yang dikandungnya. Perubahan hormonal
merupakan salah satu penyebab yang dapat mempengaruhi siklus dan kualitas
tidur.6 Tidur yang cukup saat kehamilan sangat dibutuhkan pada ibu hamil
untuk mendapatkan energi yang nantinya digunakan saat proses persalinan.7
Kehamilan pada trimester pertama sering mengalami gangguan kantuk
di siang hari akibat peningkatan progesteron. Rasa mual dan tidak nyaman saat
kehamilan dapat menyebabkan penurunan pada kualitas tidur. Kecemasan
tentang kelahiran juga dapat menyebabkan gangguan tidur insomnia.8 Oleh
karena itu apabila terjadinya penurunan kualitas dan gangguan tidur yang
dialami pada saat kehamilan dapat menyebabkan suatu masalah. Gangguan
tidur seperti Restless Legs Syndrome (RLS), Sleep Apnea dan Noctural
Gastroesofageal Reflux juga menjadi salah satu gangguan kualitas tidur pada
ibu hamil.9
Menurut National Sleep Foundation di Amerika, sebagian besar wanita
menganggap kehamilan merupakan saat yang dipenuhi kegembiraan. Tetapi

1
banyak dari wanita mengalami gangguan tidur, terutama bagi mereka yang
sebelumnya tidak mempunyai riwayat gangguan tidur. Sekitar 78% wanita
melaporkan mengalami gangguan tidur selama kehamilan dibandingkan waktu
lain selama hidupnya. Perasaan sangat lelah pun dilaporkan terutama pada saat
trimester pertama dan ketiga.10
Penelitian yang sudah pernah dilakukan oleh Hedman et al. (2002) di
Finlandia menunjukkan bahwa terdapat hubungan antara kehamilan dan
kualitas tidur, pada trimester pertama jumlah tidur meningkat dibandingkan
trimester yang lainnya, kemudian kualitas tidur mulai memburuk pada trimester
kedua. Pada masa kehamilan trimester ketiga dan tiga bulan setelah melahirkan
merupakan masa kualitas tidur terburuk.9
Penelitian yang dilakukan oleh Huong et al. (2019) di Vietnam, juga
menunjukkan adanya perbandingan kualitas tidur, dimana terjadi kualitas tidur
yg buruk pada trimester pertama dibandingkan dengan kualitas tidur sebelum
hamil. Lalu, keadaan ini membaik pada trimester kedua dan memburuk kembali
pada trimester ketiga.11
Lee et al. (2004) di California melaporkan tidur <6 jam berhubungan
dengan persalinan yang lebih lama dan lebih banyak kelahiran caesar.12
Penurunan kualitas tidur saat kehamilan dapat meningkatkan resiko pasca
persalinan,8 tetapi apabila tingkat kualitas tidur dapat diperbaiki dapat
mengurangi gejala depresi.
Hingga saat ini, belum ada penelitian serupa di Indonesia. Sehingga,
berdasarkan latar belakang tersebut, memahami hubungan tahapan kehamilan
terhadap kualitas tidur harus di teliti lebih lanjut karena tidur merupakan salah
satu hal yang sangat penting agar seorang ibu mempunyai energi cukup yang
nantinya akan digunakan untuk proses persalinan. Apabila terdapat gangguan
tidur dapat mempengaruhi kondisi kandungannya, sehingga penting untuk

2
ditinjau lebih lanjut untuk mengetahui apakah ada atau tidak adanya hubungan
tahapan kehamilan terhadap kualitas tidur.

1.2 Perumusan masalah


Pada saat proses kehamilan berlangsung, perubahan anatomis, biokimia,
fisiologis dan hormonal tidak dapat dihindari. Sedangkan, faktor-faktor tersebut
yang menyebabkan terjadinya penurunan pada kualitas tidur. Sedangkan
kualitas tidur yang baik dibutuhkan pada saat kehamilan untuk energi saat
melakukan proses persalinan.8,13

1.3 Pertanyaan penelitian


Apakah terdapat hubungan tahapan kehamilan terhadap kualitas tidur?

1.4 Tujuan penelitian

1.4.1 Tujuan Umum


Untuk mengetahui apakah terdapat hubungan tahapan kehamilan
terhadap kualitas tidur di Rumah Sakit Umum Siloam Tangerang.

1.4.2 Tujuan Khusus


Untuk mengetahui perbandingan kualitas tidur pada setiap
tahapan kehamilan (trimester pertama, kedua dan ketiga).

1.5 Manfaat penelitian

1.5.1 Manfaat Akademik


1.5.1.1 Memberikan kontribusi data baru mengenai tahapan kehamilan
terhadap kualitas tidur.

3
1.5.1.2 Memberikan wawasan pengetahuan penulis mengenai hubungan
tahapan kehamilan terhadap kualitas tidur.
1.5.1.3 Sebagai data penunjang untuk penelitian lebih lanjut.

1.5.2 Manfaat Praktis


1.5.1.2 Penelitian ini dapat digunakan sebagai data di Indonesia untuk
pertimbangan dalam informed consent dan penyuluhan pada
pasien hamil.

4
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Tidur
2.1.1 Definisi

Tidur adalah suatu indikator vital bagi kesehatan dan kesejahteraan,


tidur merupakan suatu kondisi penurunan kesadaran secara periodik yang masih
dapat dibangunkan saat diberi rangsangan sensorik dan rangsang lainnya.
Aktivitas tidur memiliki siklus berulang setiap harinya dan merupakan kegiatan
yang normal. 10
Menurut National Institute of Mental Health (NIMH), tidur dan bangun
adalah suatu kegiatan berulang yang mencerminkan perubahan terkoordinasi
dalam organisasi fungsional dinamis otak yang nantinya digunakan untuk
mengoptimalkan fisiologi, perilaku dan kesehatan seseorang. Tidur dan bangun
diatur oleh proses homeostatis dan sirkadian.14 Sehingga tanpa tidur yang cukup
dapat mempengaruhi kemampuan seseorang untuk melakukan aktivitas dan
terjadinya penurunan konsentrasi.
Tidur merupakan salah satu cara untuk melepaskan rasa lelah baik
secara jasmani maupun rohani. Tidur adalah suatu bentuk relaksasi yang paling
baik sehingga bermanfaat untuk mengembalikan kondisi seseorang yang lelah
menjadi segar kembali.

2.1.2 Siklus Tidur

Setiap malam seseorang akan mengalami dua jenis siklus tidur yang
berbeda dan saling bergantian yaitu NREM (Non Rapid- Eye Movement) yang
memiliki fase 1 lalu berkembang menjadi fase 2 lalu diikuti oleh fase 3 dan 4
dan akhirnya fase REM. 15

5
Putaran fase dari NREM ke REM dikatakan sebagai 1 siklus tidur.
Panjang rata-rata siklus yaitu berlangsung selama sekitar 90 menit dan setiap
individu yang memiliki tidur normal akan melewati 4-5 siklus setiap harinya.
Tidur NREM merupakan sekitar 75-80% dari total waktu yang dihabiskan saat
tidur dan tidur REM 20-25%.16

GAMBAR 1. Perbandingan EEG pada Fase Tidur15

2.1.2.1 Tidur NREM (Non Rapid- Eye Movement)


Tidur NREM sering juga disebut dengan tidur gelombang
lambat yaitu merupakan keadaan tidur yang dalam, biasanya tanpa
mimpi yang terjadi secara teratur selama periode tidur normal ditandai
dengan gelombang delta (kecepatan lambat dan amplitudo besar) dan
aktivitas otonom tingkat rendah.15,16
Tidur NREM memiliki 4 fase, dimana fase 1 yaitu tahapan tidur
biasa, kemudian memasuki fase 2 dan 3 yaitu tidur sedang dan kemudian
fase 4 yaitu tidur pulas. Setelah memasuki fase 4 tekanan darah berada
pada titik paling rendah dari satu hari yang sudah dilewati dan kerja
jantung mulai melambat.

6
2.1.2.2 Tidur REM (Rapid Eye Movement)
Tidur REM adalah fase tidur yang bertanggung jawab untuk
tahapan mimpi. Pada fase ini mata seseorang bergerak berputar dengan
cepat, bergerak dari satu sisi ke sisi lain, gelombang otak menjadi lebih
cepat dan aktif, ditandai dengan otot-otot tubuh yang menjadi sangat
rileks (kecuali otot ekstraokular). Pada saat tidur REM, otak akan
mengolah beberapa informasi yang dialami sepanjang hari. Biasanya
REM akan terjadi setiap 90 menit dan memiliki durasi sekitar 5-20
menit. Pada siklus pertama, tidur REM hanya terjadi sedikit atau tidak
ada, dan berkembang pada siklus tidur berikutnya.15,16,17

Tabel 2.1. Perbandingan Fase Tidur


NREM Fase 1 NREM Fase 2 NREM Fase 3 NREM Fase 4 REM
Tahapan tidur Tahapan tidur Tahap awal dari Tahapan tidur Tahapan tidur
biasa/ dangkal. ringan tidur yang paling dalam yang
Transisi antara dalam bertanggung
bangun dan jawab atas
tidur. terjadinya
proses mimpi

1-7 menit 10-25 menit Beberapa menit 20-40 menit 5-20 menit

Karakteristik : Karakteristik : Karakteristik : Karakteristik : Karakteristik :


• Masih dapat • Masih relatif • Sulit untuk • Sangat sulit • Disertai
terganggu mudah untuk terbangun untuk dengan
dengan suara terbangun • Saraf dibangunkan mimpi aktif
• Terdapat • Frekuensi simpatis • Tonus otot • Sangat sulit
pergerakan nadi, nafas mendominasi menurun dibangunkan,

7
bola mata dan suhu • Frekuensi • Jarang terjadi apabila
lambat menurun nadi & nafas suatu bangun dapat
• Merasa melambat gerakan membuat
mengantuk • Parasomnia • Kecepatan seseorang
• Frekuensi terjadi di fase jantung dan merasa
nadi & nafas ini pernafasan pening &
menurun menurun sangat
Tonus otot mengantuk
mulai rileks • Frekuensi
pernafasan
dan jantung
tidak teratur
• Tidak ada
tonus otot/
sangat rileks
EEG : EEG : EEG : EEG : EEG :
Gelombang Terdapat Gelombang Gelombang Gelombang
alpha menjadi gelombang delta delta (jumlah theta
theta K-kompleks dan aktivitas
spindle gelombang
lambat
bertegangan
tinggi
meningkat)

8
GAMBAR 2. Perbandingan Gerakan Tubuh pada Fase Tidur18

2.1.3 Mekanisme Tidur


Siklus tidur dan bangun/terjaga diatur oleh interaksi dua proses utama
yaitu proses yang mendorong terjadinya tidur/ proses homeostasis (proses S)
dan proses yang mempertahankan agar tubuh tetap terjaga/ proses sirkadian
(proses C). Proses S terakumulasi sepanjang hari dan puncaknya berada tepat
sebelum waktu tidur di malam hari.
Proses C mendorong seseorang agar tetap terjaga/ terbangun, proses ini
dibentuk sepanjang hari yang berfungsi agar proses S tidak terjadi. Namun,
proses C akan menurun pada waktu tidur. Proses C juga berfungsi untuk
menjaga siklus tidur-bangun yang terkoordinasi dengan siklus terang-gelap
lingkungan.15
Pada proses S, tidur diinisiasi dalam Ventrolateral Preoptic Nucleus
(VLPO) yang berada di hipotalamus anterior berfungsi untuk menghambat
daerah arousal (pembangkitan/ teraktivasinya pada kinerja manusia)
termasuk16 :
a. Locus Ceruleus/ LC : sekresi noradrenergik/norepinephrine yang membuat
mimpi menjadi hilang
b. Raphe Nuclei : sekresi dari serotonin/ 5-HT dan menyebabkan tubuh
menjadi terjaga/terbangun

9
c. Tuberomammillary Nucleus : sekresi histaminergik yang terlibat dalam
arousal, memori, tidur, keseimbangan energi
d. Bagian lateral hipotalamus terdapat Pedunculopontine Tegmentum / PPT
dan Laterodorsal Tegmentum/ LTD : sekresi asetilkolin yang berfungsi
untuk pengaktifan retikular batang otak/ RAS untuk merangsang aktivitas
di otak depan/forebrain dan korteks serebral untuk mendorong
kewaspadaan/alertness dan tetap terjaga/wakefulness
e. Bagian Perifornical/ PeF : menstimulasi hipokretin/orexin untuk
mengativasi neuron kolinergik dan membantu dalam mengendalikan waktu
tidur
f. Ventral Periaqueductal Gray Matter/ vPAG : mensekresi dopamin yang
berfungsi untuk meningkatkan kesadaran

GAMBAR 3. (A) Proses Terjaga & (B) Proses Tidur 15

Pertukaran antara tidur REM dan NREM dikontrol oleh neuron


monoaminergik dan kolinergik. Neuron kolinergik menjadi sangat aktif pada
saat tidur REM dan terjadi penurunan drastis aktivitas neuron adrenergik dan
serotonergik. Sedangkan pada NREM neuron adrenergik dan serotonergik
menjadi aktif, dan neuron kolinergik menjadi tidak aktif.19

10
Ritme sirkadian atau proses C merupakan salah satu ritme yang
dimodulasi oleh hipotalamus. Hipotalamus mengendalikannya melalui nukleus
suprakiasmatik dengan input sensorik dari saluran retinohipothalamik
berdasarkan tingkat cahaya yang terdeteksi oleh retina. Melatonin adalah
hormon yang diproduksi oleh kelenjar pineal dan merupakan salah satu
modulator ritme sirkadian, kadar melatonin meningkat pada malam hari dan
menurun pada siang hari. Fungsi dari melatonin sendiri yaitu mengatur siklus
bangun dan tidur. Keadaan gelap merangsang tubuh untuk memproduksi lebih
banyak melatonin yang akan mengirim sinyal ke otak agar tubuh siap untuk
tidur. Siklus suhu tubuh juga diatur oleh hipotalamus dimana kenaikan suhu
tubuh meningkat saat melakukan aktivitas dan menurun ketika malam hari atau
saat tidur.20
GAMBAR 4. Proses Sirkadian21

GAMBAR 5. Sekresi Melatonin22

11
2.1.4 Perubahan Fungsi Fisiologis Tubuh Saat Tidur
2.1.4.1 Kardiovaskular
Terjadinya perubahan tekanan darah dan detak jantung selama
tidur yang ditentukan oleh aktivitas sistem saraf otonom. Terjadinya
peningkatan tekanan darah dan denyut jantung secara singkat yang
terjadi pada saat K-kompleks, arousal, dan gerakan tubuh.23

2.1.4.2 Aktivitas Saraf Simpatis


Terjadi penurunan saraf simpatis pada saat tidur NREM sejalan
dengan penurunan tingkat tidur yang semakin dalam. Namun terdapat
peningkatan saraf simpatis secara singkat terjadi pada saat tidur REM
karena peningkatan tekanan darah dan denyut jantung.23
2.1.4.3 Pernafasan
Terjadi perubahan ventilasi dan laju pernafasan pada saat tidur,
dimana menjadi semakin cepat dan tidak menentu pada saat tidur REM.
Tetapi terjadi penurunan laju pernafasan pada saat tidur NREM.23

2.1.4.4 Aliran Darah Serebral


Pada saat tidur NREM terjadi penurunan yang signifikan dalam
aliran darah dan metabolisme, sedangkan aliran darah dan metabolisme
pada saat tidur REM sebanding saat kondisi tubuh terbangun/terjaga.23
2.1.4.5 Ginjal
Terjadi penurunan ekskresi natrium, kalium, klorida dan
kalsium selama tidur yang menyebabkan terjadinya penurunan dalam
produksi urin.15,23

12
2.1.4.6 Endokrin
Fungsi endokrin seperti hormon pertumbuhan, tiroid dan
melatonin dipengaruhi oleh tidur. Sekresi hormon pertumbuhan terjadi
selama beberapa jam pertama dimulai saat onset tidur, sekresi hormon
tiroid terjadi pada malam hari dan hormon melatonin menginduksi rasa
kantuk yang dipengaruhi oleh siklus terang-gelap.23

2.1.5 Normal Jam Tidur


a. Bayi baru lahir (0-3 bulan) : rentang tidur 14 - 17 jam setiap harinya
b. Bayi (4-11 bulan) : rentang tidur 12 - 15 jam setiap harinya
c. Balita (1-2 tahun) : rentang tidur 11 – 14 jam setiap harinya
d. Anak-anak pra sekolah (3-5 tahun) : rentang tidur 10 – 13 jam setiap
harinya
e. Anak-anak usia sekolah (6-13 tahun) : rentang waktu tidur 9 – 11 jam
setiap harinya
f. Remaja (14-17 tahun) : rentang waktu tidur 8 – 10 jam setiap harinya
g. Dewasa Muda (18-25 tahun) : rentang waktu tidur 7 – 9 jam setiap
harinya
h. Dewasa (26-64 tahun) : rentang waktu tidur 7 – 9 jam setiap harinya
i. Orang Dewasa yang Lebih Tua (>65 tahun) : rentang waktu tidur 7 – 8
jam setiap harinya.14

2.1.6 Gangguan Tidur


Menurut American Academy of Sleep Medicine, gangguan tidur
diklasifikasikan menjadi (1) Disomnia (gangguan tidur ekstrinsik dan intrinsik
dan gangguan tidur ritme sirkadian), (2) Parasomnia (gangguan pada arousal
dan transisi bangun-tidur serta gangguan tidur REM), (3) Gangguan tidur yang

13
terkait dengan gangguan mental dan neurologik, (4) Proposed Sleep Disorder.
Gangguan tidur yang paling sering yaitu Disomnia dan Parasomnia.24
Gangguan tidur memiliki dampak dalam mortalitas dan morbiditas.
Selain itu gangguan tidur dapat mengganggu jalur saraf dan berdampak pada
penyakit neurologis. Penurunan kualitas tidur meningkatkan resiko depresi dan
gangguan memori kerja/ kognitif. Selain itu, gangguan tidur mempengaruhi
sistem neuroendokrin, metabolisme, kardiovaskular dan imunitas tubuh.25
Gangguan tidur dapat menyebabkan terjadinya respon inflamasi dalam
tubuh yang ditandai dengan peningkatan IL-6 dan C- reactive protein. Sistem
neuroendokrin berhubungan dengan tidur dan inflamasi. Hormon- hormon
seperti adrenalin dan katekolamin dapat meningkatkan aktivitas dari inflamasi.
Selain itu, katekolamin juga mengganggu aktivitas tidur.25

2.1.7 Disomnia
Disomnia adalah gangguan tidur yang berkaitan dengan kesulitan untuk
memulai atau mempertahankan tidur atau mengalami kantuk yang berlebihan.
Disomnia dibagi menjadi24 :
2.1.7.1 Insomnia
Suatu kondisi ketidakmampuan seseorang untuk jatuh tertidur
atau mempertahankan tidur. Insomnia dibagi menjadi dua yaitu
insomnia primer dan insomnia sekunder.
Insomnia primer bersifat sementara, berlangsung dalam
beberapa hari dan berkaitan dengan zona waktu yang menggangu jadwal
tidur, tidak memperoleh manfaat tidur atau tidur restoratif (seseorang
tidak merasa telah cukup beristirahat setelah tidur dalam jumlah normal)
dan dapat juga disebabkan oleh stress akut.
Insomnia sekunder merupakan suatu kondisi dimana seseorang
memiliki keluhan mengantuk yang eksesif/ berlebihan biasanya

14
berhubungan dengan obat-obatan, alkohol, gangguan nyeri kronis,
depresi kronis, obesitas dan penuaan.
2.1.7.2 Obstructive Sleep Apnea Syndrome (OSAS)
OSAS merupakan gangguan pernafasan saat tidur yang
berhubungan dengan terjadinya obstruksi jalan nafas bagian atas yang
berhubungan dengan penurunan saturasi oksigen darah dan hiperkapnia
(tekanan parsial karbon dioksida/ PaCO2 yang tidak normal).
2.1.7.3 Restless Leg Syndome (RLS)
RLS merupakan gangguan sensorimotor umum yang terkait
dengan rasa tidak nyaman pada kaki yang menyebabkan seseorang
memiliki keinginan tidak terkontrol untuk menggerakan kaki mereka
untuk mengurangi rasa tidak nyaman pada kaki yang bersifat sementara,
biasanya keluhan ini akan muncul pada saat istirahat dan lebih buruk
pada malam hari.
2.1.7.4 Hipersomnia
Hipersomnia adalah suatu kondisi dimana terjadi kantuk di siang
hari yang berlebihan akibat tidur dimalam hari yang berlebihan. Dapat
dikaitkan oleh gangguan tidur seperti OSAS dan Narkolepsi.
2.1.7.5 Narkolepsi
Narkolepsi memiliki gejala khas yaitu terjadinya :
a. Hipersomnia : kondisi kantuk berlebihan di siang hari
b. Halusinasi : Halusinasi Hipnagonik terjadi saat sedang tidur dan
Halusinasi Hipnopompik terjadi saat bangun dari tidur, dimana
orang yang mengalami ini sering mendengar atau melihat sesuatu.
Sleep Paralysis (lumpuh tidur) : orang yang mengalami ini akan
merasa kehilangan kemampuan untuk bergerak dan berbicara atau
lumpuh baik saat tidur maupun saat bangun. Kejadian ini dapat
berlangsung selama beberapa detik dan menit.

15
2.1.7.6 Gangguan Tidur Ritme Sirkadian
Gangguan ini disebabkan oleh adanya ketidaksesuaian antara
jadwal tidur atau adanya perubahan jadwal tidur dengan kemajuan atau
penundaan selama 3 jam atau lebih dari jam waktu tidur biasanya.
Gangguan ini juga sering disebut sebagai Jetlag Syndrome.

2.1.8 Parasomnia
Parasomnia merupakan gangguan tidur yang menyebabkan kejadian
yang tidak diinginkan terjadi pada saat sedang tidur REM atau setengah sadar
pada saat tidur NREM. Beberapa gangguan yang sering ditemukan pada
parasomnia adalah gangguan tidur berjalan, mimpi buruk, night terror.24

2.1.9 Kualitas Tidur


Menurut, National Sleep Foundation, dewasa muda (18-25 tahun) dan
dewasa (26-64 tahun) memiliki jam tidur normal 7 – 9 jam perhari. Sedangkan
tidur selama 6 jam atau lebih dari 10-11 jam masih dapat dikatakan cukup layak.
Tidur kurang kurang dari 6 jam dan lebih dari 10-11 jam dikatakan tidak layak
atau tidak direkomendasikan.2
Kualitas tidur merupakan penilaian komponen tidur yang dapat dibagi
menjadi segi kualitatif dan kuantitatif. Komponen kuantitatif diukur dari durasi
tidur dan komponen kualitatif merupakan komponen subjektif dari apa yang
dirasakan pada saat tidur dan juga apa yang dirasakan saat bangun tidur.
Penilaian kualitas tidur dapat menggunakan polisomnografi yang dapat menilai
secara objektif, namun polisomnografi jarang digunakan dalam keseharian
klinis. Instrumen yang sering digunakan untuk menilai kualitas tidur yaitu
Pittsburgh Sleep Quality Index (PSQI).

16
2.1.10 Penilaian Kualitas Tidur
Untuk penilaian dari PSQI yaitu melalui pertanyaan dalam bentuk
kuesioner yang dikelompokan menjadi 9 komponen yang mencakup 7 subskala
yaitu kualitas tidur subjektif, latensi tidur, durasi tidur, efisiensi tidur sehari-
hari, gangguan tidur, penggunaan obat tidur dan disfungsi aktivitas saat siang
hari. Masing- masing komponen memiliki nilai 0-3, dimana 0 = baik sekali, 1
= baik, 2 = buruk dan 3 = buruk sekali.26 Skor akhir/ nilai Global PSQI Score
yang dijumlahkan akan menghasilkan antara 0 sampai 21, semakin tinggi skor
yang dihasilkan maka kualitas tidurnya semakin buruk. Skor pada PSQI di
interpretasikan menjadi 4 level yaitu; (1) kualitas tidur baik (PSQI ≤ 5), (2)
gangguan kualitas tidur ringan (PSQI: 6 - 10), (3) gangguan kualitas tidur
sedang (PSQI: 11 - 15), (4) gangguan kualitas tidur berat (PSQI ≥ 16), dengan
tingkat sensitivitas 89,6% dan spesifisitas 86,5%.27

2.1.11 Faktor- faktor yang Mempengaruhi Kualitas Tidur


2.1.11.1 Jenis Kelamin dan Usia
Kualitas tidur dipengaruhi oleh jenis kelamin, wanita memiliki
kualitas tidur yang lebih buruk pada saat menstruasi dan menopause
dibandingkan pria. Semakin usia bertambah, kualitas tidur juga
semakin menurun.28
2.1.11.2 Aktivitas Fisik
Peningkatan aktivitas fisik dapat meningkatkan kualitas tidur
menjadi lebih baik. Menurut penelitian yang dilakukan oleh Quan et
al. (2016) di Korea wanita yang kurang melakukan aktivitas fisik/
berolahraga memiliki kualitas tidur yang lebih buruk dibandingkan
dengan wanita yang melakukan aktivitas fisik/ olahraga secara
reguler.28

17
2.1.11.3 Stres Psikologis
Gangguan yang menyangkut psikologis seseorang seperti
depresi, stres dan kecemasan menyebabkan kualitas tidur yang buruk.
Stres dan kecemasan dapat meningkatkan saraf simpatis sehingga tidur
NREM fase 4 dan tidur REM dapat terganggu.29
2.1.11.4 Sleep Hygiene
Sleep Hygiene meliputi perilaku dan kondisi lingkungan yang
dapat meningkatkan kualitas tidur. Hal ini termasuk mempunyai jam
tidur yang reguler; membuat suasana kamar tidur menjadi tenang,
gelap dan sejuk; menghindari konsumsi cokelat, kafein dan kokoa 6
jam sebelum tidur; menghindari aktivitas fisik berat sebelum tidur atau
gangguan mental yang dapat membuat tidur menjadi tidak tenang.
Meningkatkan sleep hygiene berguna untuk mengatasi gangguan tidur
seperti insomnia.30
2.1.11.5 Merokok
Merokok merupakan salah satu penyebab kualitas tidur yang
buruk karena tingginya kadar nikotin di dalam rokok dapat
menimbulkan efek sedatif yang bisa menghambat proses tidur.
Dibandingkan dengan individu yang tidak merokok, individu yang
merokok lebih sering mengalami gangguan tidur seperti gangguan
pernapasan, OSAS, insomnia dan juga kualitas tidur yang buruk
ditandai oleh durasi tidur yang lebih singkat, peningkatan latensi tidur,
kantuk di siang hari dan kesulitan mempertahankan tidur.31
2.1.11.6 Alkohol
Alkohol bekerja sebagai obat sedatif yang berinteraksi dengan
beberapa sistem neurotransmiter yang penting dalam regulasi tidur.
Efek alkohol terhadap kualitas tidur bergantung pada konsumsi
alkohol akut atau kronis.

18
Pada efek awal dari konsumsi alkohol menyebabkan efek
menenangkan, penurunan latensi tidur, tetapi efek ini hanya bersifat
sementara dan akhirnya dapat menyebabkan penurunan kualitas tidur
seperti tidur yang terus menerus dan gangguan sirkadian. Beberapa
penelitian menunjukkan bahwa mengkonsumsi alkohol meningkatkan
rasa kantuk, tetapi kemudian menyebabkan sering terbangun pada
malam hari.32,33
2.1.11.7 Gangguan Tidur
Gangguan tidur dapat menyebabkan penurunan kualitas tidur.
Gangguan tidur dibagi menjadi 4, namun gangguan tidur yang sering
terjadi yaitu Disomnia dan Parasomnia. Disomnia terdiri dari
insomnia, Restless Leg Syndrome (RLS), hipersomnia, narkolepsi dan
gangguan tidur ritme sirkadian. Parasomnia terdiri dari gangguan tidur
berjalan, mimpi buruk dan night terror.24

2.1.12 Kualitas Tidur pada Kehamilan


Perbedaan waktu tidur pada wanita yang hamil dan yang tidak hamil
adalah sama dengan normal jam tidur yang termasuk dalam kategori dewasa
muda atau dewasa yaitu 7-9 jam. Namun, seringkali terjadinya penurunan
kualitas tidur pada kehamilan yang disebabkan oleh perubahan fisiologis dan
hormonal. Penelitian sebelumya yang dilakukan oleh Huong et al. (2019)
dimana terjadi peningkatan hormon (estrogen dan progesteron) pada saat
kehamilan, dimana perubahan ini bermula pada trimester pertama dan
puncaknya berada pada trimester ketiga. Pada trimester pertama gangguan
kualitas tidur disebabkan oleh mual muntah, perasaan tidak nyaman akibat
perubahan metabolisme dan fisiologis dalam tubuhnya, sedangkan pada
trimester kedua terjadi peningkatan frekuensi urin, pembesaran pada uterus.
Perubahan pada trimester ketiga sama halnya seperti trimester kedua, namun
perubahan yang dialami semakin signifikan seperti rasa nyeri pada payudara,

19
pembesaran uterus, pergerakan janin, frekuensi urin yang semakin meningkat,
nafas yang mulai sesak dan rasa ketakutan membayangkan proses melahirkan.11
Menurut penelitian dilakukan oleh Mindell et al. (2015) di Amerika,
dimana hasilnya menunjukkan sebanyak 76% wanita hamil mengalami kualitas
tidur yang buruk, kurang tidur dimalam hari 38% dan kantuk di siang hari 49%.
Semua wanita melaporkan sering terbangun di malam hari 100%, dan 78%
sebagian besar wanita tidur di siang hari. Gejala insomnia dialami sebanyak
57%, gangguan pernafasan saat tidur 19%, dan restless leg syndrome 24%.
Selain itu, gejala lain yang mengganggu kualitas tidur yaitu sering buang air
kecil sebanyak 83% dan kesulitan untuk menemukan posisi tidur yang nyaman
sebanyak 79%.27
Sedangkan pada perubahan psikologis berupa identitas, kecemasan,
depresi dan kelabilan emosional. Penelitian yang dilakukan oleh Huong et al.
(2019) menunjukkan terdapat perbedaan kualitas tidur pada nulipara dan
multipara. Dimana multipara memiliki kualitas tidur yang lebih buruk
dibandingkan nulipara.11
Kualitas tidur pada kehamilan dapat diukur dengan kuesioner PSQI.
Terjadinya kualitas tidur yang buruk dapat memberikan dampak buruk pada
kehamilan. Kualitas tidur yang buruk pada kehamilan dapat menyebabkan
kelahiran prematur34, hipertensi gestational dan kelahiran dengan operasi
caesar.13 Lalu, apabila terganggunya kualitas tidur dan durasi tidur dapat
menyebabkan tahap persalinan yang lebih lama serta mempengaruhi tipe
kelahiran, berat bayi yang lahir dan skor Apgar.35

2.2 Kehamilan
2.2.1 Definisi
Menurut American College of Obstetricians and Gynecologists
Committee, kehamilan merupakan berlangsungnya proses fertilisasi antara

20
spermatozoa dan ovum (sel telur) yang dilanjutkan dengan proses nidasi atau
implantasi (peristiwa masuknya atau tertanamnya hasil konsepsi ke dalam
endometrium) lalu terbentuk embrio hingga minggu ke- 8 dan dari minggu ke-
8 sampai kelahiran disebut janin. Kehamilan normal berlangsung selama 280
hari (40 minggu atau 9 bulan 7 hari) dihitung dari hari pertama haid terakhir
dan tidak lebih dari 43 minggu/300 hari.4
Kehamilan dibagi menjadi 3 trimester, trimester pertama berlangsung
selama 12 minggu, trimester kedua berlangsung selama 15 minggu (minggu ke
13-27), dan trimester ketiga berlangsung selama 13 minggu (minggu ke 28-40).

2.2.2 Perubahan Fisiologi pada Kehamilan


Pada saat kehamilan terjadi berbagai perubahan fisik yang akan dialami
oleh sang ibu. Perubahan ini meliputi sistem reproduksi, sistem kardiovaskuler,
sistem respirasi, sistem perkemihan, sistem pencernaan, sistem
muskuloskeletal, sistem integumen dan juga sistem endokrin.36,37
Umumnya kehamilan berkembang dengan normal, namun tidak dapat
diprediksi apakah ada ibu yang bermasalah saat kehamilan. Maka dari itu, setiap
perubahan fisiologis yang dialami oleh sang ibu harus dipantau serta
mendeteksi dan menatalaksana setiap kondisi yang tidak normal.

2.2.2.1 Sistem Reproduksi


Selama kehamilan sistem reproduksi mengalami perubahan
seperti terjadinya peningkatan jumlah estrogen dan progesteron yang
diproduksi oleh korpus luteum, dan terjadinya peningkatan prolaktin
yang diproduksi oleh pituitari anterior. Peningkatan estrogen dan
progesteron juga mempengaruhi Follicle Stimulating Hormon (FSH)
dan Luteinizing Hormon (LH) dimana hormon ini akan dihambat
sehingga tidak terjadi maturasi folikel dan pelepasan ovum dan siklus

21
menstruasi berhenti. Prolaktin berfungsi untuk meningkatkan sel-sel
produksi ASI agar bekerja dengan maksimal.
Peningkatan pada estrogen menyebabkan peningkatan pada jaringan
adiposa sehingga terjadi pembesaran pada payudara. Peningkatan pada
progesteron juga menyebabkan pembesaran pada lobulus payudara.
Kedua hormon ini menimbulkan gejala pada payudara berupa
ketegangan, merasa penuh, terasa nyeri, serta terjadinya peningkatan
berat payudara, terjadi pembesaran pada payudara, puting susu.
Pembesaran payudara menyebabkan timbulnya striae. Terbentuk
kolostrum yang merupakan cairan kekuningan yang keluar pertama
kali sebelum ASI, cairan ini kaya akan antibodi dan diproduksi pada
akhir minggu 16 kehamilan.
Peningkatan estrogen dan progesteron juga menyebabkan
pembesaran pada uterus. Uterus berfungsi sebagai tempat tumbuh dan
berkembangnya janin. Terjadi perubahan pH vagina menjadi asam dan
dinding uterus menjadi hipertrofi. Pembesaran uterus dapat di palpasi
pada kehamilan 12-14 minggu pada daerah simpisis pubis. Setelah 4
bulan kehamilan, peningkatan oksitosin menyebabkan terjadinya
kontraksi pada uterus dengan ciri kontraksi/ mulas, tidak teratur
disebut juga sebagai Braxton Hicks Sign.36 Terjadi pergerakan pada
bayi yang biasanya sulit dibedakan dengan gerakan peristaltik.
Terjadi peningkatan vaskularisasi pada vagina dan vulva
sehingga menghasilkan warna biru keunguan pada bagian mukosa
vagina dan cervix disebut juga sebagai chadwick sign. Peningkatan
estrogen dan progesteron menstimulasi rangsangan serviks sehingga
terbentuknya lendir putih kental/leukorrhea.
Peningkatan pada hormon estrogen dan progesteron dapat
menyebabkan penurunan pada tidur REM.38 Hormon oksitosin
berfungsi untuk menyebabkan terjadinya kontraksi pada uterus dan

22
puncaknya berada pada malam hari. Kontraksi uterus pada malam hari
dapat menyebabkan terjadinya pernurunan kualitas tidur karena
perasaan yang tidak nyaman dirasakan oleh ibu.38,39

2.2.2.2 Sistem Kardiovaskuler


Untuk menyesuaikan kehamilan terjadi perubahan sistem
kardiovaskuler yang disebabkan oleh peningkatan kadar estrogen dan
progesteron yang menyebabkan vasodilatasi perifer dan penurunan
resistensi vaskular sistemik (SVR) yang terjadi pada usia kehamilan 8
minggu. Dalam sirkulasi plasenta utero tidak terdapat autoregulasi
(mengubah diameter pembuluh darah untuk mengimbangi perubahan
MAP) sehingga terjadi peningkatan cardiac output (CO) untuk
menjaga tekanan darah. 38,39
Pada awal kehamilan peningkatan cardiac output dicapai
dengan terjadinya peningkatan denyut jantung (HR) sebesar 15-25%
diikuti dengan peningkatan volume stroke (SV) sebesar 20-30%.
Sebagian besar peningkatan cardiac output dialirkan ke rahim, ginjal
dan kulit untuk memberi nutrisi pada janin, mengeluarkan sisa
metabolisme ibu dan janin, serta membantu dalam mengontrol suhu
sang ibu.

2.2.2.3 Sistem Respirasi


Pada saat kehamilan paru-paru juga bekerja lebih keras untuk
menjaga oksigen yang dibutuhkan oleh sang ibu dan janin.
Peningkatan oksigen yang signifikan ini karena laju metabolisme dan
konsumsi oksigen yang bertambah. Terdapat peningkatan volume tidal
(volume udara yang di inspirasi atau di ekspirasi pada setiap kali
pernafasan normal) sebanyak 45%. Pembesaran pada uterus di
kehamilan menyebabkan terjadinya penekanan pada diafragma

23
sehingga mengalami kesulitan/ tidak nyaman saat bernafas tanpa
hipoksia, biasanya terjadi pada trimester ketiga. Kehamilan juga sering
dikaitkan dengan terjadinya OSA (Obstuctive Sleep Apnea). 38,39

2.2.2.4 Sistem Perkemihan


Perubahan pada struktur ginjal terjadi akibat peningkatan
progesteron, tekanan yang tinggi akibat pembesaran uterus dan
peningkatan volume darah. Hal ini akan menyebabkan otot polos
menjadi relaksasi, penurunan tonus kandung kemih disertai dengan
peningkatan kapasitas kandung kemih sehingga frekuensi berkemih
menjadi meningkat dan inkontinensia. Selama kehamilan ginjal
kurang lebih harus menyaring 50% dari sebelum kehamilan.
Peningkatan kerja pada ginjal dan laju filtrasi ginjal menyebabkan
fungsi kerja ginjal semakin efisien, namun reabsorbsi glukosa dalam
tubulus proksimal dan tubulus kolektivus menjadi kurang efektif
karena semua disaring oleh ginjal. Semua perubahan dalam sistem
ginjal akan kembali setelah 4-6 minggu pasca persalinan. 38,39

2.2.2.5 Sistem Pencernaan


Pada proses kehamilan, terjadi perubahan nafsu makan yang
meningkat. Walaupun demikian, pada awal kehamilan/ trimester
pertama terjadinya peningkatan Human Chorionic Gonadotropin
(HCG) yang diproduksi oleh plasenta dan perubahan metabolisme
karbohidrat yang menyebabkan mual muntah. Peningkatan
progesteron menyebabkan penurunan tonus otot dan memperlambat
dalam proses digestif sehingga seringkali menyebabkan konstipasi dan
kelambatan dalam pengosongan lambung. Penurunan aktivitas
peristaltik sehingga suara bising usus meredup atau menghilang.
Terjadi peningkatan aliran darah dan vena di panggul menyebabkan

24
terbentuknya hemoroid pada akhir kehamilan.38,39 Peningkatan pada
progesteron menyebabkan terjadinya penurunan tonus pada sfingter
esofagus bagian bawah sehingga dapat terjadi Pyrosis (Heartburn).36

2.2.2.6 Sistem Muskuloskeletal


Perubahan hormon dan peningkatan berat badan pada saat
kehamilan menyebabkan terjadinya pembentukan lumbar lordosis
pada ibu hamil untuk mengimbangi perubahan yang terjadi.
Pembesaran pada uterus menyebabkan terjadinya peregangan pada
otot abdomen untuk menyesuaikan sehingga membentuk diastasis
recti pada otot rektus abdominis. Kenaikan kadar estrogen pada
kehamilan juga menyebabkan terjadinya peningkatan elastisitas dan
relaksasi pada ligamen sehingga timbul gejala nyeri sendi, nyeri
punggung dan perut. Peningkatan kadar hormon relaksin, progesteron,
dan sendi yang melonggar membantu dalam proses mempersiapkan
persalinan.36,38,39

2.2.2.7 Sistem Integumen


Perubahan keseimbangan pada estrogen dan progesteron
merangsang peningkatan melanin sehingga terjadi hiperpigmentasi
pada striae gravidarum, areola mamae, papila mamae dan linea nigra
menjadi tampak lebih gelap. Striae gravidarum/ stretch marks
terbentuk akibat terjadinya peregangan pada kulit perut, payudara dan
bokong.36,38,39

2.2.2.8 Sistem Endokrin


Human Placental Lactogen yang di produksi oleh plasenta
selama kehamilan menyebabkan penurunan sensitivitas terhadap

25
insulin, sehingga kadar glukosa menjadi lebih tinggi setelah
mengkonsumi makanan yang memiliki kadar karbohidrat tinggi
selama kehamilan. Terjadi peningkatan hormon oksitosin yang
nantinya akan dilepaskan saat persalinan untuk memperkuat kontraksi
pada otot rahim, merangsang persalinan dan menghentikan
pendarahan setelah persalinan. Respon oksitosin terhadap stress
berkurang untuk mencegah kelahiran prematur. Terjadi peningkatan
hormon prolaktin yang berfungsi untuk merangsang produksi ASI. 38,39

2.2.3 Perubahan Fisiologis Berdasarkan Trimester yang Mempengaruhi


Kualitas Tidur
2.2.3.1 Trimester Pertama
Pada trimester pertama terjadi peningkatan Human Chorionic
Gonadotropin (HCG) yang diproduksi oleh plasenta yang dapat
menyebabkan mual muntah. Peningkatan hormon estrogen dan
progesteron menyebabkan terjadinya perubahan pada payudara
sehingga menimbulkan gejala ketegangan, merasa penuh, terasa nyeri,
tenderness, serta terjadinya peningkatan berat payudara, terjadi
pembesaran pada payudara, puting susu. Peningkatan pada
progesteron menyebabkan otot polos menjadi relaksasi, penurunan
tonus kandung kemih disertai dengan peningkatan kapasitas kandung
kemih sehingga frekuensi berkemih menjadi meningkat dan
inkontinensia.36,38,39
2.2.3.2 Trimester Kedua
Pada trimester kedua sering disebut juga sebagai periode emas
karena gejala yang dialami pada trimester satu berkurang pada
trimester dua. Penurunan pada Human Chorionic Gonadotropin
(HCG) yang diproduksi oleh plasenta yang dapat menyebabkan
penurunan frekuensi mual muntah. Namun, pada trimester ini

26
progesteron dan estrogen juga semakin meningkat sehingga efek dari
frekuensi berkemih menjadi meningkat. Kenaikan kadar estrogen pada
kehamilan juga menyebabkan terjadinya peningkatan elastisitas dan
relaksasi pada ligamen sehingga timbul gejala nyeri sendi, nyeri
punggung dan perut. Peningkatan progesteron menyebabkan
terjadinya penurunan tonus pada sfingter esofagus bagian bawah
sehingga dapat terjadi Pyrosis (Heartburn). Peningkatan hormon
oksitosin menyebabkan kontraksi pada uterus dengan ciri kontraksi/
mulas, tidak teratur disebut juga sebagai Braxton Hicks Sign.36,38,39

2.2.3.3 Trimester Ketiga


Pada trimester ketiga, pembesaran pada uterus menyebabkan
posisi dan rasa tidak nyaman saat tidur. Beberapa gejala trimester
kedua masih terdapat di trimester ketiga seperti peningkatan frekuensi
berkemih, nyeri sendi, nyeri perut, nyeri punggung, heartburn.
Pembesaran pada uterus di kehamilan menyebabkan terjadinya
penekanan pada diafragma sehingga mengalami kesulitan/ tidak
nyaman saat bernafas. Intensitas dan frekuensi kontraksi pada uterus/
Braxton Hicks Sign semakin meningkat terutama satu atau dua minggu
sebelum melahirkan.36,38,39

2.2.4 Perubahan Psikologis


Perubahan pada kehamilan dapat berupa fisik dan non-fisik, perubahan
non- fisik ini berupa psikologis yang dapat bersifat sementara atau sampai
kehamilan berakhir. Biasanya, perubahan psikologis terjadi pada kehamilan
pertama seorang ibu sehingga harus beradaptasi dengan perubahan yang terjadi.
Perubahan fisik yang terjadi pada kehamilan juga mempengaruhi respon
emosionalnya dalam menerima kehamilan.29

27
Pengalaman pertama seorang wanita dalam kehamilan menyebabkan
perubahan terhadap identitas diri, dimana seorang ibu akan mengubah
persepsinya tentang wanita yang bekerja secara profesional atau menjadi wanita
yang keibuan untuk mengurusi anaknya. Beberapa wanita dapat dengan mudah
menerima identitas barunya, namun beberapa sulit untuk menerima perubahan
ini terutama pada mereka yang bekerja. Wanita hamil juga mengalami tekanan
sosial untuk menunjukkan komitmen terhadap anak yang di kandungannya
seperti mengubah gaya hidup, seperti mengkonsumsi makanan sehat,
mengurangi/ tidak konsumsi alkohol dan merawat tubuh mereka.40
Banyak wanita mengalami penurunan kognitif selama kehamilan
seperti menjadi pelupa dan sulit berkonsentrasi saat mengerjakan aktivitas.
Wanita hamil memiliki resiko tinggi terhadap depresi dan kecemasan.
Kecemasan yang terjadi dapat berupa ketakutan saat memikirkan tentang rasa
sakit saat persalinan, tumbuh kembang janin. Mengalami kelabilan emosional
yang terlihat pada perubahan mood yang cepat dan menjadi lebih sensitif.

28
BAB III
KERANGKA TEORI, KERANGKA KONSEP DAN HIPOTESIS

3.1 Kerangka Teori

Kehamilan

• Trimester Pertama (12 minggu)


• Trimester Kedua (15 minggu/ minggu
ke 13-27)
• Trimester Ketiga (13 minggu/ minggu
ke 28-40)

Perubahan Perubahan
Fisiologis Psikologis

• Multipara
• Merokok
• ↑ Estrogen • Identitas
• Mengkonsumsi
• ↑ Progesteron • Depresi
minuman
• ↑ Oksitosin beralkohol • Kecemasan
• Sesak nafas • Riwayat • Kelabilan Emosional
• ↑ frekuensi berkemih & gangguan tidur •
inkontinesia
• ↑ HCG (Mual Muntah)
• Kontraksi pada uterus

Kualitas Tidur

Baik Ringan Sedang Berat


(PSQI ≤ 5) (PSQI 6-10) (PSQI 11-15) (PSQI ≥16)

29
3.2. Kerangka konsep

Kehamilan
• Trimester Pertama (12 minggu)
Kualitas Tidur • Trimester Kedua (15 minggu/
minggu ke 13-27)
• Trimester Ketiga (13 minggu/
minggu ke 28-40)

Variabel perancu:
1. Multipara
2. Merokok
3. Mengkonsumsi minuman
beralkohol
4. Riwayat Gangguan Tidur

= Variabel Bebas

= Variabel Terikat

= Variabel Perancu

3.3. Hipotesis
3.3.1 Hipotesis Null
Tidak ada hubungan tahapan kehamilan terhadap kualitas tidur
di Rumah Sakit Umum Siloam Tangerang.

30
3.3.2 Hipotesis Kerja
Ada hubungan tahapan kehamilan terhadap kualitas tidur di
Rumah Sakit Umum Siloam Tangerang.

3.4. Variabel
3.4.1 Variabel Bebas : Kehamilan
3.4.2 Variabel Terikat : Kualitas Tidur
3.4.3 Variabel perancu : Multipara, Merokok, Mengkonsumsi Minuman
Beralkohol dan Riwayat Gangguan Tidur

3.5. Definisi Operasional

No Variabel Indikator Metode Definisi Referensi

1. Kehamilan Kehamilan Wawancara Merupakan proses Definition of


dibagi Term
medis fertilisasi antara
menjadi Pregnancy
trimester spermatozoa dan oleh
pertama, American
ovum (sel telur)
kedua dan College of
ketiga. yang dilanjutkan Obestetricians
Diukur and
dengan proses
melakui Gynecologist
HPHT (Hari nidasi atau Comitte4
Pertama Haid
implantasi.
Terakhir)
2. Kualitas Baik Kuesioner Jumlah dan Sleep Health
(PSQI ≤ 5) oleh Buysse
Tidur PSQI kualitas tidur
dan tidak (2014)14
baik (ringan (Pittsburgh dalam semalam
(PSQI 6-10),
Sleep Quality
sedang
(PSQI 11- Index)
15), berat
(PSQI ≥16))

31
3. Multipara Menyebutkan Kuesioner Seorang wanita Quality of
angka yang telah Sleep among
kehamilan ke melahirkan bayi Pregnant
berapa lebih dari satu kali. Women oleh
Dimana pada Huong et al
penelitian ini (2019) 11
dijadikan sebagai
faktor perancu.
4. Merokok Ya/Tidak Kuesioner Merupakan suatu Principle of
tindakan Pulmonary
menghirup dan Medicine oleh
menghembuskan Weinberger S
41
asap dari bahan
tanaman yang
terbakar dan
bersifat
karsinogenik.
5. Konsumsi Ya/Tidak Kuesioner Merupakan zat Definition of
Minuman beracun dan Alcohol oleh
Beralkohol psikoaktif dengan WHO 42
kecenderungan
menghasilkan
ketergantungan.

32
6. Gangguan Ya/Tidak Kuesioner Gangguan tidur Sleep
Tidur diklasifikasikan Disorder oleh
menjadi American
(1) Disomnia, Academy of
(2) Parasomnia, Sleep
(3) gangguan tidur Medicine 24
yang terkait
dengan gangguan
mental dan
neurologik, (4)
Proposed Sleep
Disorder.

33
BAB IV
METODOLOGI PENELITIAN

4.1 Desain Penelitian


Jenis penelitian ini adalah studi analitik dengan metode potong lintang/ cross
sectional.

4.2 Lokasi dan Waktu


Lokasi : Rumah Sakit Umum Siloam Hospital, Lippo Village, Tangerang.
Waktu : Januari – April 2020.

4.3 Bahan dan Cara Penelitian


Penelitian ini dilakukan dengan menggunakan Kuesioner PSQI (Pittsburgh
Sleep Quality Index).
Cara :
1. Mencari target ibu hamil di Rumah Sakit Umum Siloam yang masuk
dalam kriteria inklusi dan eksklusi, lalu peneliti akan menanyakan
kesediannya untuk mengikuti penelitian ini.
2. Setelah target bersedia akan diwawancara oleh peneliti mengenai
identitas diri dan juga jumlah dan kualitas tidur berdasarkan kuesioner.
3. Mencatat hasil temuan di tabel data yang sudah tersedia.
4. Setelah data telah terkumpul, dilanjutkan dengan analisis data.

4.4 Populasi Penelitian


• Populasi target : Ibu hamil di seluruh Indonesia.
• Populasi terjangkau : Ibu hamil yang sedang berobat/ kontrol ke
Rumah Sakit Umum Siloam, Tangerang.

34
• Sampel penelitian : Ibu hamil yang berada di Rumah Sakit Umum
Siloam, Tangerang

4.5 Cara Pengambilan Sampel


Jumlah sampel diambil dengan cara non-probabilitas, yaitu sampel consecutive.

4.6 Cara Penghitungan Jumlah Sampel


Berdasarkan tujuan dan hipotesis penelitian, maka penelitian ini
termasuk dalam Analitik kategorik tidak berpasangan dengan rumus sebagai
berikut;

Jumlah sampel :

Keterangan:
Z : 1.64 (kesalahan tipe 1 ditetapkan 10%)
Z : 0.84 (kesalahan tipe 2 ditetapkan 20%)
P1 : proporsi efek pada variable yang yang diteliti (0.529)
P2 : proporsi efek pada variable standar (0.661)
1
P : P= (P1 + P2) = 0.595
2

Q : Q= 1 – P = 0.405
Q1 : Q1 = 1 – P1 = 0.471
Q2 : Q2 = 1 – P2 = 0.339

2
1.64√2 × 0.595 × 0.405 + 0.84√(0.529 × 0.471) + (0.661 × 0.339)
𝑛=( )
0.529 − 0.661

= 169.02 = 170 orang


Jumlah minimal sampel yang harus di dapat adalah 170 orang ibu hamil.

35
4.7 Kriteria Inklusi
1. Merupakan seorang ibu yang sedang hamil.
2. Bersedia untuk berpartisipasi dalam penelitian.

4.8 Kriteria Eksklusi


1. Tidak bersedia berpastisipasi dalam penelitian ini
2. Data yang diberikan tidak lengkap
3. Memiliki riwayat gangguan tidur sebelum kehamilan (OSA, Insomnia,
Parasomnia Narkolepsi, Hipersomnia, dan lainnya)
4. Mengkonsumsi Alkohol & Rokok

4.9 Alur Penelitian

Persiapan
(kuesioner)

Sampel Penelitian

Memenuhi kriteria
inklusi

Ya Tidak Eksklusi/ tidak ikut serta dalam


penelitian
Informed Consent
Tidak Bersedia Eksklusi/ tidak ikut serta dalam
Bersedia
penelitian
Menjawab kuesioner
PSQI

Pengumpulan Data

Penyusunan Laporan
Pengolahan dan dan Interpretasi 36
Analisis data Hasil Penelitian
4.10 Pengolahan Data
Data yang diperoleh merupakan data primer yang didapatkan dari
pengisian kuesioner yang akan dirangkum dalam bentuk tabel menggunakan
Microsoft Excel dan data akan dianalisa menggunakan SPSS 23.

4.11 Uji Statistik


Penelitian ini menggunakan uji Chi-Square dan uji nonparametrik
Kruskal Wallis yang akan diolah menggunakan program SPSS 23.

4.12 Etika Penelitian


Persetujuan etik akan diajukan kepada Komite Etik Tugas Akhir
Fakultas Kedokteran Universitas Pelita Harapan, dan Komite Etik Rumah Sakit
Umum Siloam Lippo Karawaci.

37
BAB V

HASIL DAN PEMBAHASAN

5.1 Hasil

5.1.1 Tabel Demografis Responden

Penelitian dilakukan sebanyak 170 responden telah di tabulasi

dan disajikan pada Tabel 5.1;

Tabel 5.1 Data Demografis Sampel

Kategori Frekuensi (n) Persentase (%)


Umur (tahun)
17 – 25 51 30
26 – 35 99 58.5
36 – 45 20 11.5

Pekerjaan
Ibu Rumah Tangga 100 58.8
Kantoran 33 19.4
Buruh Pabrik 20 11.7
Wiraswasta 9 5.2
Lainnya 8 4.9

Usia Kehamilan
Trimester 1 (1-12 minggu) 32 18.8
Trimester 2 (13-27 minggu) 55 32.3
Trimester 3 (28-40 minggu) 83 48.9

Dari 170 wanita hamil yang berpartisipasi dalam penelitian ini,

dengan usia rata-rata adalah 29.01 dan 58.8% adalah ibu rumah tangga.

Pada saat survei, 18.8% sedang dalam masa trimester pertama (28-40

38
minggu), 32.3% trimester kedua (13-27 minggu) dan 48.9% trimester

ketiga (28-40 minggu).

5.1.2 Hasil Skor Kualitas Tidur Wanita Hamil

Dalam perhitungan hasil skor PSQI dapat dibagi menjadi 2

kelompok yaitu hasil skor dibagi menjadi dua kategori dan empat

kategori. Skor yang dibagi menjadi dua kategori yaitu kualitas tidur baik

(PSQI ≤5) dan kualitas tidur buruk (PSQI >5). Selanjutnya, skor yang

dibagi menjadi empat kategori yaitu (1) kualitas tidur baik (PSQI ≤ 5),

(2) gangguan kualitas tidur ringan (PSQI: 6 - 10), (3) gangguan kualitas

tidur sedang (PSQI: 11 - 15), (4) gangguan kualitas tidur berat (PSQI ≥

16)

Tabel 5.2 Hubungan Status kehamilan dan skor PSQI (≤ 5 & >5)

Kategori Frekuensi (n) Persentase (%)


n = 170
Trimester 1
Baik (PSQI ≤ 5) 5 15.6
Buruk (PSQI >5) 27 84.4
Total PSQI: Mean ± SD: 6.62 ± 1.129, Range : 4-9
Trimester 2
Baik (PSQI ≤ 5) 22 40
Buruk (PSQI >5) 33 60
Total PSQI: Mean ± SD: 6.29 ± 2.283, Range : 1-12
Trimester 3
Baik (PSQI ≤ 5) 5 6.1
Buruk (PSQI >5) 78 93.9
Total PSQI: Mean ± SD: 8.92 ± 2.243, Range : 2-14

39
Pada Tabel 5.2 data dari 170 wanita hamil yang dibagi menjadi

dua kategori yaitu memiliki kualitas tidur baik (PSQI ≤5) dan memiliki

kualitas tidur buruk (PSQI >5) menunjukkan hasil lebih banyak wanita

hamil yang mengalami kualitas tidur yang buruk dibandingkan kualitas

tidur baik dengan persentase jumlah ibu hamil yang mengalami kualitas

tidur buruk dan hasil mean skor tertinggi terdapat pada trimester ketiga,

lalu diikuti oleh trimester pertama dan kedua (8.92, 6.62, 6.29).

Tabel 5.3 Hubungan Status kehamilan dan skor PSQI 4 Kategori

Kategori Frekuensi (n) Persentase (%)


n = 170
Trimester 1
Baik (PSQI ≤ 5) 5 15.6
Ringan (PSQI 6-10) 27 84.4
Sedang (PSQI 11-15) 0 0
Berat (PSQI ≥16) 0 0
Total PSQI: Mean ± SD: 6.62 ± 1.129, Range : 4-9
Trimester 2
Baik (PSQI ≤ 5) 22 40
Ringan (PSQI 6-10) 31 56.3
Sedang (PSQI 11-15) 2 3.6
Berat (PSQI ≥16) 0 0
Total PSQI: Mean ± SD: 6.29 ± 2.283, Range : 1-12
Trimester 3
Baik (PSQI ≤ 5) 5 6.1
Ringan (PSQI 6-10) 60 72.2
Sedang (PSQI 11-15) 18 21.7
Berat (PSQI ≥16) 0 0
Total PSQI: Mean ± SD: 8.92 ± 2.243, Range : 2-14

40
Berdasarkan Tabel 5.3, data dari 170 wanita hamil yang dibagi

menjadi empat kategori yaitu pada trimester pertama memiliki kualitas

tidur baik dan ringan dengan persentase 15.6% dan 84.4%. Sedangkan

pada trimester kedua dan ketiga menunjukkan ada yang memiliki

gangguan kualitas tidur sedang dengan persentase 3.6% dan 21.7%. Dari

semua tahapan kehamilan tidak ada yang memiliki gangguan kualitas

tidur berat.

5.1.3 Hubungan Tahapan Kehamilan Terhadap Kualitas Tidur

Tabel 5.4 Tabel Hubungan Tahapan Kehamilan Terhadap Kualitas Tidur

Variabel Kualitas Tidur Kualitas Tidur P-value


Baik (PSQI ≤ 5) Buruk
(PSQI>5)
Trimester 1 5 27
Trimester 2 22 33 0.000
Trimester 3 5 78
Total PSQI: Mean ± SD: 7.62 ± 2.43, Range : 1-14

GAMBAR 6. Grafik Perbandingan Kualitas Tidur Ibu Hamil di Rumah Sakit


Umum Siloam Tangerang
Jumlah Ibu Hamil

41
Pada Tabel 5.4 hasil dari 170 data wanita hamil dengan nilai

rata-rata PSQI 7.62 ± 2.43, dengan kemungkinan skor 1-14, yang diolah

menggunakan chi-square menunjukkan terdapat hubungan antara

tahapan kehamilan terhadap kualitas tidur dengan hasil p-value = 0.000,

dimana p-value <0.05 sehingga hipotesis adanya hubungan tahapan

kehamilan terhadap kualitas tidur di Rumah Sakit Umum Siloam

Tangerang dapat ditegakkan. Pada Gambar 6, grafik menunjukkan

kualitas tidur pada kehamilan lebih banyak yang mengalami kualitas

tidur yang buruk.

5.1.4 Perbandingan Tahapan Kehamilan Terhadap Kualitas Tidur


Tabel 5.5 Tabel Mean Rank Status Kehamilan

Variabel Frekuensi (n) Mean Rank P-value


n = 170
Trimester 1 32 61.20
Trimester 2 55 59.08 0.000
Trimester 3 83 112.37

Pada Tabel 5.5 yang diolah menggunakan Kruskal Wallis

karena penelitian ini merupakan penelitian non-parametrik,

menunjukkan hasil terdapat perbedaan rata-rata peringkat atau mean

rank pada trimester pertama, kedua dan ketiga yaitu 61.20, 59.08 dan

112.37 dengan p-value = 0.000, dimana hasil dari mean rank sejalan

dengan persentase hasil skor kualitas tidur sehingga hipotesis dapat

ditegakkan. Kualitas tidur terburuk terjadi pada trimester ketiga diikuti

42
oleh trimester pertama lalu trimester kedua dengan persentase gangguan

kualitas tidur 93.9% (trimester ketiga), 84.4% (trimester pertama) dan

40% (trimester kedua).

5.2 Pembahasan

Penelitian ini dilakukan terhadap 170 wanita hamil di Rumah Sakit

Umum Siloam Tangerang dalam periode Januari- Maret 2020. Dari 170 wanita

hamil yang ikut serta dalam penelitian, 32 wanita sedang dalam masa trimester

pertama, 55 wanita dalam trimester kedua dan 83 wanita dalam trimester ketiga.

Semua responden yang memenuhi kriteria inklusi dan ekslusi melakukan

pengisian kuesioner PSQI untuk menilai kualitas tidur pada saat kehamilan.

Hasil penilaian dari PSQI dapat dibagi menjadi dua kategori dan empat

kategori. Dimana dua kategori dibagi menjadi baik (PSQI ≤ 5) dan buruk (PSQI

>5), sedangkan empat kategori dibagi menjadi (1)kualitas tidur baik(PSQI ≤ 5),

(2) gangguan kualitas tidur ringan (PSQI: 6 - 10), (3) gangguan kualitas tidur

sedang (PSQI: 11 - 15), (4) gangguan kualitas tidur berat (PSQI ≥ 16).

Dari 170 responden dihasilkan rata-rata dari skor PSQI yaitu 7.62 ± 2.43

(Mean ± SD), Range : 1-14. Berdasarkan persentase ibu hamil yang memiliki

gangguan kualitas tidur buruk dan rata-rata skor dari PSQI terjadi sedikit

penurunan pada trimester kedua, dibandingkan trimester pertama, lalu terjadi

peningkatan kembali pada trimester ketiga, dengan rata-rata 6.62, 6.29 dan

8.92. Pada pembagian empat kategori, sebanyak 19% memiliki kualitas tidur

43
baik, 69% gangguan kualitas tidur ringan, 12% gangguan kualitas tidur sedang

dan tidak ada yang memiliki gangguan kualitas tidur berat.

Analisis data penelitian ini untuk mencari hubungan antara tahapan

kehamilan terhadap kualitas tidur menggunakan uji Chi-Square yang

menunjukkan hasil bermakna karena didapatkan nilai p-value 0.000, sehingga

hipotesis adanya hubungan tahapan kehamilan terhadap kualitas tidur di Rumah

Sakit Umum Siloam Tangerang dapat ditegakkan.

Kemudian, dilakukan uji Kruskal-Wallis untuk melihat perbandingan

kualitas tidur antara trimester pertama, kedua dan ketiga. Hasil menunjukkan

terdapat perbedaan pada mean rank yaitu 61.20, 59.08 dan 112.37 dengan p-

value = 0.000. Hasil dari mean rank sejalan dengan persentase hasil skor

kualitas tidur. Sehingga dapat disimpulkan bahwa kualitas tidur memburuk

pada trimester pertama, lalu sedikit membaik pada trimester kedua, lalu

memburuk kembali pada trimester ketiga. Hal ini juga menunjukkan kualitas

tidur pada trimester ketiga memiliki kualitas tidur yang lebih buruk

dibandingkan kualitas tidur pada trimester pertama dan kedua.

Hasil penelitian ini telah menunjukkan adanya hubungan antara tahapan

kehamilan dengan kualitas tidur, dimana penelitian ini sejalan dengan beberapa

studi yang telah dilakukan sebelumnya.

Huong et al. (2019) di Vietnam, dengan menggunakan PSQI sebagai

instrumen, menemukan bahwa terjadi kualitas tidur yang buruk pada trimester

pertama yaitu dengan mean rank 59.36, lalu membaik pada trimester kedua

44
44.44 dan memburuk kembali pada trimester ketiga 66.18. Hal ini disebabkan

karena peningkatan hormon (estrogen dan progesteron) yang mulai pada

trimester pertama dan puncaknya berada di trimester ketiga. Pada trimester

pertama keluhan mual dan muntah menjadi salah satu faktor utama kualitas

tidur menjadi menurun, lalu perasaan tidak nyaman akibat perubahan

metabolisme dan fisiologis, sedangkan pada trimester kedua terjadi

peningkatan frekuensi urin, pembesaran pada uterus. Pada trimester ketiga

perubahan menjadi lebih jelas dan signifikan yaitu uterus menjadi jauh lebih

besar dari trimester sebelumnya, rasa nyeri pada payudara dan frekuensi urin

yang semakin meningkat, nafas yang mulai sesak, pergerakan janin, rasa

ketakutan membayangkan proses melahirkan yang dapat menyebabkan ibu

hamil sering terbangun di malam hari, dimana perubahan ini dapat menggangu

aktivitas tidur yang dapat mengakibatkan penurunan kualitas tidur.11

Studi yang dilakukan oleh Hedman et al. (2001) di Finlandia

menunjukkan adanya hubungan antara tahapan kehamilan dan kualitas tidur.

Hasil penelitiannya yaitu terjadi peningkatan jumlah tidur pada trimester

pertama, lalu kualitas tidur memburuk pada trimester kedua dan pada masa

kehamilan trimester ketiga memiliki masa kualitas tidur terburuk. Hal ini

disebabkan karena seringnya terbangun di tengah malam dan kesulitan untuk

tertidur kembali, dimana kejadian ini dimulai dari awal kehamilan dan berlanjut

hingga akhir kehamilan. Lalu, pada trimester ketiga para wanita hamil sering

terbangun berulang kali untuk buang air kecil sehingga membuat kualitas tidur

45
menurun. Menurut penelitian yang sudah dilakukan, keluhan yang paling sering

menyebabkan terjadinya penurunan kualitas tidur yaitu gelisah, sakit/nyeri

punggung, kram pada kaki, pergerakan janin, dan mimpi buruk.9

Menurut National Sleep Foundation di Amerika, sekitar 78% wanita

mengalami gangguan tidur selama kehamilan.10 Pada penelitian yang dilakukan

di Rumah Sakit Umum Siloam Tangerang, pada trimester pertama rata-rata

kualitas tidurnya terganggu akibat mual muntah, dimana hal ini sejalan dengan

perubahan fisiologis normal pada ibu hamil yaitu terjadi peningkatan Human

Chorionic Gonadotropin (HCG) yang diproduksi oleh plasenta.36,38,39

Pada trimester kedua, banyak wanita hamil yang mengeluhkan

terjadinya penurunan kualitas tidur, bukan karena mual muntah sebab

konsentrasi HCG sudah menurun sehingga keluhan mual muntah sudah

berkurang bahkan sudah tidak ada lagi. Tetapi beberapa mengalami penurunan

kualitas tidur disebabkan oleh frekuensi berkemih, perut semakin membesar

yang menyebabkan posisi tidur yang tidak nyaman.36,37,38 Namun pada

trimester kedua banyak ibu hamil yang mendapatkan kualitas tidur baik karena

perubahan yang dialami belum terlalu signifikan.

Sedangkan pada trimester ketiga, hal yang menyebabkan penurunan

kualitas tidur yaitu posisi tidur yang tidak nyaman karena perut yang membesar,

rasa panas/gerah, meningkatnya frekuensi berkemih (> 3x dalam semalam),

nafas yang mulai sesak, nyeri pada punggung, pergerakan janin dan frekuensi

kontraksi uterus /Braxton Hicks Sign semakin meningkat.36,38,39

46
Salah satu kekurangan dari penelitian ini yaitu tidak dapat mengkontrol

faktor fisiologis dan psikologis yang mungkin dapat memberikan efek terhadap

kualitas tidur. Jumlah sampel yang kecil dan waktu penelitian yang terbatas

juga menjadi salah satu kekurangan dari penelitian ini sehingga tidak dapat

mengkontrol multipara yang juga mungkin dapat mempengaruhi kualitas tidur.

Sehingga saran untuk penelitian selanjutnya apabila memiliki waktu penelitian

yang lebih lama dan jumlah sampel yang lebih luas dapat melakukan

penelitian dengan metode nested case control sehingga multipara dapat

dikontrol.

47
BAB VI

KESIMPULAN DAN SARAN

6.1 Kesimpulan

• Terdapat hubungan yang bermakna antara tahapan kehamilan terhadap

kualitas tidur di Rumah Sakit Umum Siloam Tangerang.

• Kualitas tidur wanita hamil pada trimester ketiga memiliki kualitas tidur

terburuk, lalu di ikuti trimester pertama dan yang terakhir trimester kedua.

• Penurunan kualitas tidur pada kehamilan disebabkan oleh perubahan secara

anatomis, fisiologis, hormonal dan psikologis.

6.2 Saran

• Peneliti selanjutnya apabila memiliki waktu yang lebih lama dalam

melakukan penelitian disarankan untuk mengikuti perkembangan wanita

hamil mulai dari trimester pertama sampai trimester ketiga untuk melihat

hasil yang lebih spesifik pada perbandingan kualitas tidur tiap trimesternya.

• Peneliti selanjutnya dapat membandingkan antara wanita hamil dan tidak

hamil untuk mengetahui apakah ada perbedaan kualitas tidur.

• Diharapkan peneliti berikutnya dapat meningkatkan jumlah sampel dan

memperluas populasi sampel.

48
• Karena pada hasil penelitian ini lebih mencondong pada masalah kualitas

tidur yang menurun, maka sebagai tenaga kesehatan disarankan untuk

memberi perhatian lebih untuk mencari solusi agar kualitas tidur ibu dapat

meningkat.

• Diharapkan bagi instansi kesehatan untuk dapat melakukan edukasi kepada

wanita hamil bahwa memiliki kualitas tidur yang baik sangat diperlukan

dan harus diperhatikan.

49
BAB VII
DAFTAR PUSTAKA

1. Christian LM, Carroll JE, Teti DM, Hall MH. Maternal Sleep in Pregnancy
and Postpartum Part I: Mental, Physical, and Interpersonal Consequences. Curr
Psychiatry Rep. 2019;21(3).
2. Hirshkowitz M, Whiton K, Albert SM, Alessi C, Bruni O, DonCarlos L, et al.
National sleep foundation’s sleep time duration recommendations:
Methodology and results summary. Sleep Heal [Internet]. 2015;1(1):40–3.
Available from: http://dx.doi.org/10.1016/j.sleh.2014.12.010
3. Taskiran N. Pregnancy and Sleep Quality. J Turkish Soc Obstet Gynecol.
2011;8(3):181–7.
4. Accreta P. Definition of Term Pregnancy by American College of
Obstetricians and Gynecologists Committee. Obstet Gynecol. 2002;99(1):169–
70.
5. Ahmed N, Khan A, Waseem A, Khan T, Shabbir H, Waqas A. Prevalence of
Sleep Disturbances During Pregnancy -A Pilot Study Prevalence of Sleep
Disturbances During Pregnancy – A Pilot Study. 2019;(May).
6. Jamalzehi A, Omeidi K, Javadi M, Dashipour A. Evaluation of Sleep Quality
in Third Trimester of Pregnancy and Its Relation to Birth Characteristics in
Women Referred to Gynecology Clinic of Tamin Ejtemaee Hospital of
Zahedan. Sch Res Libr [Internet]. 2017;9(2):194–201. Available from:
www.scholarsresearchlibrary.com
7. Venugopal L, Rajendran P, V. P. A study on assessment of sleep quality in
south Indian pregnant women. Int J Res Med Sci. 2018;6(10):3197.
8. Sut HK, Asci O, Topac N. Sleep quality and health-related quality of life in
pregnancy. J Perinat Neonatal Nurs. 2016;30(4):302–9.

50
9. Hedman C, Pohjasvaara T, Tolonen U, Suhonen-Malm AS, Myllylä V V.
Effects of pregnancy on mothers’ sleep. Sleep Med. 2002;3(1):37–42.
10. Pregnancy & Sleep - National Sleep Foundation [Internet]. [cited 2019 Oct
12]. Available from: https://www.sleepfoundation.org/articles/pregnancy-and-
sleep
11. Huong NTT, Thuy NTH, Yen LTH. Quality of Sleep among Pregnant Women.
Int J Clin Med. 2019;10(01):16–25.
12. Lee KA, Gay CL. Sleep in late pregnancy predicts length of labor and type of
delivery. AmJObstetGynecol. 2004;191:2041– 2046.
13. Sharma SK, Nehra A, Sinha S, Soneja M, Sunesh K, Sreenivas V, et al. Sleep
disorders in pregnancy and their association with pregnancy outcomes: a
prospective observational study. Sleep Breath. 2016;20(1):87–93.
14. Buysse DJ. Sleep Health: Can We Define It? Does It Matter? Sleep. 2014 Jan
1;37(1):9–17.
15. Carley DW, Farabi SS. Physiology of sleep. Diabetes Spectr. 2016 Feb
1;29(1):5–9.
16. Brinkman JE, Sharma S. Physiology, Sleep [Internet]. StatPearls. 2018 [cited
2019 Oct 12]. Available from: http://www.ncbi.nlm.nih.gov/pubmed/29494118
17. Patel AK, Araujo JF. Physiology, Sleep Stages [Internet]. StatPearls. 2018
[cited 2019 Oct 12]. Available from:
http://www.ncbi.nlm.nih.gov/pubmed/30252388
18. Colten HR, Altevogt BM. Sleep Disorders and Sleep Deprivation: An Unmet
Public Health Problem [Internet]. 2006 [cited 2019 Oct 23]. Available from:
www.nap.edu
19. Feriante J, Araujo JF. Physiology, REM Sleep [Internet]. StatPearls. 2019
[cited 2019 Oct 12]. Available from:
http://www.ncbi.nlm.nih.gov/pubmed/30285349
20. Reddy S, Sharma S. Physiology, Circadian Rhythm [Internet]. StatPearls. 2019
[cited 2019 Oct 12]. Available from:

51
http://www.ncbi.nlm.nih.gov/pubmed/30137792
21. Normal sleep | Sleep Center | Salem Health [Internet]. [cited 2019 Oct 23].
Available from: https://www.salemhealth.org/services/sleep/what-is-normal-
sleep-
22. How Circadian Rhythms Works [Internet]. [cited 2019 Oct 23]. Available
from: https://www.howsleepworks.com/how_circadian.html
23. Colten HR, Altevogt BM, Research I of M (US) C on SM and. Sleep
Physiology. 2006;
24. Pathophysiology: the biologic basis for disease in adults and children. Seventh
ed. St. Louis, Missouri: Elsevier; 2014. 1810 p.
25. Miller MA. The role of sleep and sleep disorders in the development,
diagnosis, and management of neurocognitive disorders. Front Neurol.
2015;6(OCT).
26. Buysse DJ, Reynolds CF, Monk TH, Berman SR, Kupfer DJ. Buysse DJ,
Reynolds CF, Monk TH, Berman SR, Kupfer DJ. The Pittsburgh Sleep Quality
Index: a new instrument for psychiatric practice and research. Psychiatry Res.
1989;28:193–213. 1989;
27. Mindell JA, Cook RA, Nikolovski J. Sleep patterns and sleep disturbances
across pregnancy. Sleep Med. 2015;16(4):483–8.
28. Quan SA, Li YC, Li WJ, Li Y, Jeong JY, Kim DH. Gender differences in sleep
disturbance among elderly koreans: Hallym aging study. J Korean Med Sci.
2016;31(11):1689–95.
29. Li Y, Gu S, Wang Z, Li H, Xu X, Zhu H, et al. Relationship between stressful
life events and sleep quality: Rumination as a mediator and resilience as a
moderator. Front Psychiatry. 2019;10(MAY):1–9.
30. Tsai SY, Lee CN, Wu WW, Landis CA. Sleep Hygiene and Sleep Quality of
Third-Trimester Pregnant Women. Res Nurs Heal. 2016;39(1):57–65.
31. Purani H, Friedrichsen S, Allen AM. Sleep quality in cigarette smokers:
Associations with smoking-related outcomes and exercise. Addict Behav

52
[Internet]. 2019;90:71–6. Available from:
https://doi.org/10.1016/j.addbeh.2018.10.023
32. Chueh KH, Guilleminault C, Lin CM. Alcohol Consumption as a Moderator of
Anxiety and Sleep Quality. J Nurs Res. 2019;27(3):1–6.
33. Colrain IM, Nicholas CL, Baker FC. Alcohol and the sleeping brain [Internet].
1st ed. Vol. 125, Handbook of Clinical Neurology. Elsevier B.V.; 2014. 415–
431 p. Available from: http://dx.doi.org/10.1016/B978-0-444-62619-6.00024-0
34. Okun ML, Schetter CD, Glynn LM. Poor Sleep Quality is Associated with
Preterm Birth. Sleep. 2011;34(11):1493–8.
35. Zafarghandi N, Hadavand S, Davati A, Mohseni SM, Kimiaiimoghadam F,
Torkestani F. The effects of sleep quality and duration in late pregnancy on
labor and fetal outcome. J Matern Neonatal Med. 2012;25(5):535–7.
36. Cunningham, F. Gary, editor. Williams obstetrics. 25th editi. New York:
McGraw-Hill; 2018.
37. Somma-Pillay P, Piercy-Nelson C, Tolppanen H, Mebazaa A. Physiological
changes in Pregnancy. Cardiovasc J Afr [Internet]. 2016;27(2):89–94.
Available from:
http://www.ncbi.nlm.nih.gov/pubmed/27213856%0Ahttp://www.pubmedcentr
al.nih.gov/articlerender.fcgi?artid=PMC4928162
38. Pires GN, Andersen ML, Giovenardi M, Tufik S. Sleep impairment during
pregnancy: Possible implications on mother-infant relationship. Med
Hypotheses [Internet]. 2010;75(6):578–82. Available from:
http://dx.doi.org/10.1016/j.mehy.2010.07.036
39. Won CHJ. Sleeping for two: The great paradox of sleep in pregnancy. J Clin
Sleep Med. 2015;11(6):593–4.
40. Atkinson L, Teychenne M. Psychological, Social and Behavior Changes
During Pregnancy. Exerc Sport Act Dur Pregnancy. 2019;
41. Weinberger S. Principle of Pulmonary Medicine. Sixth Edit.
42. WHO | Alcohol. WHO. 2014;

53
LAMPIRAN 1

LEMBAR INFORMASI

HUBUNGAN TAHAPAN KEHAMILAN TERHADAP KUALITAS TIDUR


DI RUMAH SAKIT UMUM SILOAM TANGERANG

Saya, Selviana, mahasiswi Fakultas Kedokteran Universitas Pelita Harapan hendak


melaksanakan penelitian untuk menyelesaikan tugas akhir wajib sebagai mahasiswi
kedokteran. Untuk itu, saya mengundang Anda untuk berpartisipasi dalam penelitian
ini. Keikutsertaan Anda dalam penelitian ini bersifat sukarela, jadi Anda dapat
memutuskan untuk berpartisipasi atau sebaliknya.

Tujuan Penelitian:
Penelitian ini dilakukan dengan tujuan untuk mengetahui adanya hubungan tahapan
kehamilan terhadap kualitas tidur.

Mengapa Subjek terpilih:


1. Merupakan seorang ibu yang sedang hamil
2. Tidak memiliki riwayat gangguan tidur sebelum kehamilan
3. Tidak merokok dan mengkonsumsi alkohol
4. Bersedia untuk berpartisipasi dalam penelitian.

Tata Cara/Prosedur:
Populasi sampel penelitian ini adalah 170 wanita hamil di Poli Kandungan Rumah
Sakit Umum Siloam Gedung B Lippo Village. Responden akan dijelaskan secara
singkat mengenai penelitian ini. Apabila responden bersedia, maka peneliti akan
meminta responden untuk menandatangani lembar informed consent. Setelah itu,

54
responden diminta untuk mengisi kuesioner yang akan digunakan untuk megetahui
kualitas tidur responden dengan menggunakan kuesioner PSQI (Pittsburgh Sleep
Quality Index). Data yang dikumpulkan dalam penelitian ini akan diolah menggunakan
Microsoft Exel dan SPSS berdasarkan hasil dari kuesioner. Semua data yang diberikan
akan dijaga kerahasiaanya.

Risiko dan ketidaknyamanan:


Tidak ada risiko karena tidak dilakukan intervensi dalam penelitian ini.

Manfaat:
Manfaat umum adalah untuk mengetahui pengaruh kehamilan terhadap kualitas tidur
di Rumah Sakit Umum Siloam Tangerang.
Manfaat untuk subjek adalah memberikan pengetahuan dan membantu pemberian
edukasi mengenai pengaruh kehamilan terhadap kualitas tidur.

Produser alternatif:
Tidak ada.

Kerahasiaan data:
Data subjek akan disimpan secara aman dan hanya digunakan untuk kepentingan
penelitian.

Perkiraan jumlah subjek yang akan diikut sertakan:


Berdasarkan perhitungan jumlah sampel, jumlah subjek yang akan diikutsertakan
berjumlah 170 subjek wanita hamil.

Kesukarelaan:
Subjek dapat mengikuti dan menolak dengan sukarela tanpa ada pemaksaan.

55
Periode Keikutsertaan subjek:
Keikutsertaan subjek dalam penelitian ini sesuai dengan waktu penelitian dan
pengambilan data informasi (saat pengisian kuesioner).

Subjek dapat dikeluarkan/mengundurkan diri dari penelitian:


Apabila subjek menolak untuk mengikuti penelitian atau data yang diberikan subjek
tidak lengkap dan termasuk dalam kriteria ekslusi penelitian.

Pembiyaan dari perusahaan asuransi kesehatan/peniliti:


Tidak ada.

Insentif dan kompensasi:


Tidak ada.

Pertanyaan:
Apabila subjek memiliki pertanyaan yang berkaitan dengan penelitian ini, maka dapat
menghubungi Selviana ke 082260103069 sebagai peneliti apabila ada pertanyaan Anda
mengenai penelitian ini.

56
SURAT PERNYATAAN PERSETUJUAN (PSP)
UNTUK IKUT SERTA DALAM PENELITIAN
DENGAN SUBJEK IBU HAMIL
(INFORMED CONSENT)

Saya telah membaca atau memperoleh penjelasan, sepenuhnya menyadari, mengerti,


dan memahami tentang tujuan, manfaat, dan risiko yang mungkin timbul dalam
penelitian, serta telah diberi kesempatan untuk bertanya dan telah dijawab dengan
memuaskan, juga sewaktu-waktu dapat mengundurkan diri dari keikut- sertaannya,
maka saya setuju/tidak setuju*) ikut dalam penelitian ini, yang berjudul:
“HUBUNGAN TAHAPAN KEHAMILAN TERHADAP KUALITAS TIDUR DI
RUMAH SAKIT UMUM SILOAM TANGERANG”

Saya dengan sukarela memilih untuk ikut serta dalam penelitian ini tanpa
tekanan/paksaan siapapun. Saya akan diberikan salinan lembar penjelasan dan formulir
persetujuan yang telah saya tandatangani untuk arsip saya.
Saya setuju:
Ya/Tidak*)

Tgl.: Tanda tangan (bila tidak


bisa dapat digunakan cap
jempol)
Nama Peserta :
Umur:
Alamat:
Nama Peneliti:

Nama Saksi:

*) coret yang tidak perlu

57
LAMPIRAN 2

KUESIONER PENELITIAN

HUBUNGAN TAHAPAN KEHAMILAN TERHADAP KUALITAS TIDUR


DI RUMAH SAKIT UMUM SILOAM TANGERANG

Identintas responden

1. Nama :
2. Usia :
3. Apakah pekerjaan anda ?(mohon diberi tanda X pada kotak yang anda dipilih)

Ibu Rumah Tangga


Kantoran

Buruh Pabrik

Wiraswasta/ usaha sendiri

4. Status Kehamilan : (mohon diberi tanda X pada kotak yang anda pilih)

1-12 minggu/ 3 bulan pertama

13-27 minggu/ 4 – 6 bulan

28-40 minggu/ > 6 bulan (lebih dari 6 bulan)

5. Ini adalah kehamilan anda yang ke- _____ (mohon dijawab dengan angka, contoh
: ke- 1, ke-2)
6. Apakah anda merokok selama kehamilan ? (mohon diberi tanda X pada kotak yang
anda dipilih)

Iya

Tidak

58
7. Apakah anda mengkonsumsi alkohol secara teratur selama kehamilan? (mohon
diberi tanda X pada kotak yang anda dipilih)

Iya

Tidak

8. Apakah anda pernah di diagnosa oleh dokter memiliki gangguan tidur sebelum
kehamilan? (mohon diberi tanda X pada kotak yang anda dipilih)

Iya

Tidak

KUESIONER KUALITAS TIDUR


(PSQI) TOTAL SKOR

1. Jam berapa biasanya anda mulai tidur malam?

2. Berapa lama anda biasanya baru bisa tertidur tiap malam?

3. Jam berapa anda biasanya bangun pagi?

4. Berapa lama anda tidur dimalam hari?

59
(mohon diberi tanda X pada kotak yang anda dipilih)
5 Seberapa sering masalah-masalah dibawah ini Tidak 1x 2x ≥3x
mengganggu tidur anda? pernah semin seming semin
ggu gu ggu
a) Tidak mampu tertidur selama 30 menit sejak berbaring

b) Terbangun ditengah malam atau terlalu pagi

c) Terbangun untuk ke kamar mandi

d) Tidak mampu bernafas dengan nyaman

e) Batuk atau mengorok

f) Kedinginan dimalam hari

g) Kepanasan dimalam hari

h) Mimpi buruk

i) Terasa nyeri

`j) Alasan lain ………

6 Selama sebulan terakhir, seberapa sering anda


menggunakan obat tidur
7 Seberapa sering anda mengantuk ketika melakukan
aktifitas disiang hari
Tidak Kecil Sedang Besar
antusias
8 Seberapa besar antusias anda ingin menyelesaikan masalah
yang anda hadapi
Sangat Baik kurang Sangat
baik kurang
9 Bagaimana kualitas tidur anda selama kehamilan
Bagaimana kualitas tidur anda selama seminggu yang lalu

60
PENILAIAN KUESIONER KUALITAS TIDUR (PSQI)

1. Komponen 1 – Kualitas tidur secara subjektif


Jawaban terhadap pertanyaan nomor 9 Nilai komponen 1
Sangat Baik 0
Baik 1
Kurang 2
Sangat Kurang 3

2. Komponen 2 - Latensi Tidur (kesulitan memulai tidur)


Jawaban terhadap pertanyaan nomor 2 Nilai komponen 2 pertanyaan nomor 2
≤ 15 menit 0
16-30 menit 1
31-60 menit 2
≥ 60 menit 3
Jawaban terhadap pertanyaan nomor Nilai komponen 2 pertanyaan nomor 5
5a
Tidak pernah 0
Sekali seminggu 1
2 kali seminggu 2
≥ 3 kali seminggu 3
Jumlah dari nilai pertanyaan Nilai komponen 2
nomor 2 & 5a
0 0
1-2 1
3-4 2
5-6 3

61
3. Komponen 3 – Durasi Tidur
Jawaban terhadap pertanyaan nomor 4 Nilai komponen 3
>7 jam 0
6-7 jam 1
5-6 jam 2
<5 jam 3

4. Komponen 4 – Efisiensi Tidur


Efisiensi tidur = ((durasi tidur)/ (lama di tempat tidur)) x 100%
Durasi Tidur = pertanyaan nomor 4
Lama di tempat tidur = menghitung dari jawaban nomor 1 dan 3
Efisiensi Tidur Nilai komponen 4
>85% 0
75-84% 1
65-74% 2
<65% 3

5. Komponen 5 - Gangguan ketika tidur malam


Jawaban terhadap pertanyaan Nilai komponen 5 pertanyaan
nomor 5b – 5j nomor 5b – 5j
Tidak pernah 0
Sekali seminggu 1
2 kali seminggu 2
≥ 3 kali seminggu 3
Jumlah skor dari 5b – 5j Nilai komponen 5
0 0
1-9 1
10-18 2
19-27 3

62
6. Komponen 6 – Penggunaan obat tidur
Jawaban terhadap pertanyaan nomor 6 Nilai komponen 6
Tidak pernah 0
Sekali seminggu 1
2 kali seminggu 2
≥ 3 kali seminggu 3

7. Komponen 7 – Disfungsi aktivitas saat siang hari


Jawaban terhadap pertanyaan nomor 7 Nilai komponen 7 pertanyaan nomor 7
Tidak pernah 0
Sekali seminggu 1
2 kali seminggu 2
≥ 3 kali seminggu 3
Jawaban terhadap pertanyaan nomor 8 Nilai komponen 7 pertanyaan nomor 8
Tidak antusias 0
Kecil 1
Sedang 2
Besar 3
Jumlah dari nilai pertanyaan Nilai komponen 7
nomor 7 & 8
0 0
1-2 1
3-4 2
5-6 3

• Jumlahkan semua skor mulai dari komponen 1 - 7

63

Anda mungkin juga menyukai