Source : Diolah dari Data Badan Pusat Statistik Kota Medan (diakses melalui https://medankota.bps.go.id/ )
Tugas Mandiri 2. Mata Kuliah Pengantar Demografi
Tabel 2. Jumlah Penduduk Kota Medan Tahun 2015 Menurut Piramida Penduduk Kota Medan Tahun 2015
Kelompok Umur dan Jenis Kelamin
Laki - Laki Perempuan
https://medankota.bps.go.id/ )
Tugas Mandiri 2. Mata Kuliah Pengantar Demografi
Analisis/Perbandingan Singkat Mengenai Piramida Penduduk Kota Medan Tahun 2010, 2015, dan 2020 Menurut Kelompok Umur dan Jenis Kelamin
Pada tahun 2010 dan 2015, piramida penduduknya membentuk piramida konstruktif (Constructive) / Granat. Piramida jenis ini menunjukkan kelahiran yang
besar di waktu yang lalu tetapi terjadi kematian bayi yang tinggi menyebabkan proporsi yang dapat hidup terus ke usia dewasa dan menjadi tua lebih sedikit.
Penduduk yang berada dalam kelompok termuda, jumlahnya lebih sedikit dibandingkan dengan jumlah penduduk kelompok umur dewasa (di atas 15 tahun).
Piramida tersebut juga menunjukkan bahwa pada tahun 2010 dan 2015, Kota Medan berada pada masa Transisi Demografi tahan 2-3, dimana mulai adanya
perpanjangan/peningkatan usia harapan hidup di Kota Medan. Hal tersebut dapat terjadi karena adanya peningkatan fasilitas dan pelayanana kesehatan, sehingga
nantinya memungkinkan terbentuknya piramida penduduk stationer.
Sedangkan pada tahun 2020, piramida penduduknya mulai berubah menjadi bentuk piramida stastioner (Stationary) / Batu Nisan. Piramida jenis ini sering
disebut juga sebagai piramida penduduk dewasa dikarenakan pada piramida ini digambarkan ata dapat diketahui bahwa penduduk yang mencapai usia dewasa
lebih banyak dari jumlah sebelumnya. Piramida penduduk ini digambarkan dengan badan gemuk dan dasar yang sama atau lebih kecil dan dengan ujung atas
yang membesar menunjukkan bahwa beberapa waktu yang lalu telah terjadi jumlah kelahiran yang cukup besar, tetapi tingkat kematian bayi menurun sehingga
jumlah bayi yang lahir dan tetap hidup mencapai usia dewasa lebih banyak yang jumlah sebelumnya. Hal ini menyebabkan banyaknya penduduk dalam setiap
kelompok umur hampir sama, kecuali pada kelompok tertentu. Hal ini menunjukkan tingkat kesehatan di wilayah tersebut baik, sehingga banyak dari
penduduknya yang mencapai usia dewasa dan penduduk usia tua juga masih terhitung banyak, maka dapat dikatakan pertumbuhan penduduk pada piramida ini
cukup stabil. Pada piramidaini, juga dapat diketahui bahwa Kota Medan sedang pada masa bonus demografi dikarenakan jumlah usia penduduk produktifnya
lebih banyak daripada penduduk non-produktifnya. Sehingga perlu diperhatikan untuk fasilitas kesehatan, pendidikan, dan ekonomi (tunjangan pension
meninkat, ketersediaan lapangan kerja) di wilayah tersebut agar kondisi bonus demografi tersebut dapat memberikan kebermanfaatan bagi Kota Medan dan
bahkan negara Indonesia.
Tugas Mandiri 2. Mata Kuliah Pengantar Demografi
Analisis :
Dengan menggunakan rumus rasio kepadatan penduduk di atas, dari data – data pada kolom (2) dan (3), kita dapat menghitung dan mengetahui jumlah penduduk per
km2 di tiap kabupaten/kota di Provinsi Sumatera Utara. Sebagai contoh, akan diulas mengenai density ratio dari dua Kabupaten/Kota dengan density ratio tertinggi dan
terendah, yakni Kota Medan dan Kabupaten Pakpak Bharat.
Density Ratio Kota Medan
Dari tabel 4 tersebut, dapat diketahui bahwa wilayah kabupaten/kota dengan rasio kepadatan penduduk (Density Ratio) tertinggi di Provinsi Sumatera Utara adalah Kota
Medan dengan jumlah penduduk 2.435.252 jiwa yang menempati wilayah Kota Medan seluas 265 km2, memiliki rasio kepadatan penduduk 9.189,6, yang mana artinya
ada +9.190 orang yang tinggal/menempati di tiap 1 km 2 dari wilayah Kota Medan di Provinsi Sumatera Utara. Angka jumlah penduduk Kota Medan yang sebesar
2.435.252 jiwa tersebut ternyata juga merupakan persebaran terbesar penduduk Provinsi Sumatera yakni sebesar 16,46 persen dari total penduduk Sumatera Utara
(14.799.361 jiwa) tinggal/menempati wilayah Kota Medan. Hal ini sangat wajar terjadi karena Kota Medan merupakan ibukota dari Provinsi Sumatera Utara, sehingga
perkembangan ekonomi, ketersediaan fasilitas pendidikan dan kesehatan yang tinggi meningkatkan pertumbuhan penduduk di Kota Medan lebih tinggi daripada
kabupaten/kota lainnya, oleh karenanya terjadi peningkatan migrasi masuk (In-migration) penduduk ke Kota Medan, menyebabkan peningkatan jumlah penduduk di
Kota Medan.
Density Ratio Kabupaten Pakpak Bharat
Dari tabel 4 tersebut, dapat diketahui pula bahwa wilayah kabupaten/kota dengan rasio kepadatan penduduk (Density Ratio) terendah di Provinsi Sumatera Utara adalah
Kabupaten Pakpak Bharat dengan jumlah penduduk hanya mencapai 52.351 jiwa penduduk yang menempati wilayah seluas 1.218,30 km2, memiliki rasio kepadatan
penduduk 42,97, yang mana artinya ada +43 orang yang tinggal/menempati di tiap 1 km 2 dari wilayah Kabupaten Pakpak Bharat di Provinsi Sumatera Utara. Angka
jumlah penduduk Kabupaten Pakpak Bharat yang sebesar 52.351 jiwa tersebut ternyata juga merupakan persebaran terendah penduduk Provinsi Sumatera yakni tidak
mencapai 1 persen, hanya menyentuh angka 0,35 persen dari total penduduk Sumatera Utara (14.799.361 jiwa) tinggal/menempati wilayah Kabupaten Pakpak Bharat.
Hal ini dapat mengindikasikan bahwa di Kabupaten Pakpak Bharat, mungkin perkembangan ekonominya masih rendah, ketersediaan fasilitas pendidikan dan
Tugas Mandiri 2. Mata Kuliah Pengantar Demografi
kesehatannya kurang memadai, sehingga pertumbuhan penduduknya lebih lamban daripada kabupaten/kota lainnya, oleh karenanya mungkin terjadi banyak migrasi
keluar (out-migration) oleh penduduk Pakpak Bharat ke daerah lainnya, sehingga menyebabkan sedikitnya penduduk yang tinggal di wilayah Kabupaten Pakpak Bharat
dibandingkan Kabupaten/Kota lainnya di Provinsi Sumatera Utara.