Anda di halaman 1dari 4

TINJAUAN PUSTAKA

Cangkang Telur Ayam

Kandungan utama cangkang telur adalah senyawa kalsium. Tingginya kandungan


CaCO3 menjadikan cangkang telur ayam negeri sebagai komoditas yang berpotensi sebagai
starting material biocompatible biomaterial. Cangkang telur merupakan 11% dari berat total
telur yang disusun oleh adalah 90.9 % kalsium karbonat (Hincke dkk 1995), dan sisanya
adalah kalsium fosfat, bahan organik dan magnesium karbonat. Komposisi nutrisi cangkang
telur dapat secara lengkap dilihat pada Tabel 1.

Nutrisi Cangkang telur (% berat) Nutrisi Cangkang telur (% berat)


Air 29 - 35 Aspartic acid 0,83 - 0,87
Protein 1.4 - 4 Cystine 0,37 - 0,41
Lemak murni 1.1 - 0.2 Glutamic acid 1,22 - 1,26
Abu 89.9 - 91.1 Glycine 0,48 - 0,51
Kalsium 35.1 - 36.4 Histidine 0,25 - 0,30
CaCO3 90.9 Isoleucine 0,34
Fosfor 0.12 Leucine 0,57
Sodium 0.15 - 0.17 Lysine 0,37
Magnesium 0.37 - 0.40 Methionine 0,28 - 0,29
Potassium 0.10 - 0.13 Phenylalanine 0,38 - 0,46
Sulfur 0.09 - 0.19 Proline 0,54 - 0,62
Alanine 0.45 Serine 0,64 - 0,65
Arginine 0.56 - 0.57 Thereonine 0,45 - 0,47
Tabel 1 Komposisi nutrisi cangkang telur2 (Riyani dkk 2005)

Biphasic Calcium Phosphate (BCP)


Biphasic calcium phosphate (BCP)adalah senyawa apatit yang terdiri dari dua fase yaitu
hydroxyapatite ((HA), Ca10(PO4)6(OH)2), dan -tricalcium phosohate (-TCP, Ca3(PO4)2). HA
padat keramik dapat digunakan sebagai implan tulang karena hampir restorable dan bio-inert.
sedangkan -TCP yang mampu terdegradasi secara biologis dengan laju yang lebih tinggi,
bersifat bioresorbable dan juga bioaktif. Tingkat kelarutan TCP lebih tinggi dibanding HA
Sifat kelarutan BCP tergantung pada rasio -TCP/HA. Semakin tinggi nilai rasio dan
porositasnya maka semakin mudah larut material tersebut (Lobo & Arenzeh 2010).
Proses pembentukan -TCP : 3 CaO + 2 H3PO4 Ca3(PO4)2 + H2O (l)

Proses pembentukan HA : 10 CaO + (NH4)2HPO4 Ca10(PO4)6(OH)2 + NH3 (l)

X-Ray Diffraction (XRD)


Karakterisasi X-Ray Diffraction (XRD) merupakan teknik yang digunakan untuk
mengetahui struktur kristal, perubahan fasa, dan derajat kristalinitas. XRD dapat digunakan
untuk mengetahui kualitas kristal suatu bahan, mengetahui jenis-jenis unsur dan senyawa
yang terkandung dalam material secara kualitatif. Informasi langsung yang diperoleh dari uji
struktur kristal dengan menggunakan XRD adalah spektrum sudut hamburan (2) yang
digambarkan sepanjang sumbu horizontal dan intensitas (I) sebagai sumbu vertikal. Atom di
dalam material tersebut tersusun dalam suatu struktur yang teratur. Adanya intensitas
maksimum dan minimum pada difraksi menunjukkan bahwa material memiliki struktur
kristal. Pola-pola difraksi sinar-X berbagai bahan telah dikumpulkan dalam data JCPDS
(Joint Committee of Power Difraction Standard). Hasil analisis pola XRD sampel yang akan
dianalisis komposisi fasanya dapat dibandingkan dengan pola XRD terukur pada JCPDS.

Gambar 1 Pola difraksi pada bidang kristal memenuhi hukum Bragg (Anonim 2011).
FTIR (Fourier Transform Infrared)
FTIR merupakan salah satu teknik spektroskopi inframerah yang dapat
mengidentifikasi kandungan gugus kompleks dalam senyawa kalsium fosfat, tetapi tidak
dapat digunakan untuk menentukan unsur-unsur penyusunnya. Pada spektroskopi inframerah,
spektrum inframerah terletak pada daerah dengan panjang gelombang mulai dari 0,78 sampai
1000 m atau bilangan gelombang dari 12800 sampai 1 cm-1. Dilihat dari segi aplikasi dan
instrumentasi, spektrum inframerah dibagi ke dalam tiga jenis radiasi yaitu inframerah dekat
(bilangan gelombang 128004000 cm-1), inframerah pertengahan (bilangan gelombang
4000200 cm-1), dan inframerah jauh (bilangan gelombang 20010 cm-1). FTIR termasuk ke
dalam kategori radiasi inframerah pertengahan (bilangan gelombang 4000200 cm-1)
(Griffith 2007).

Scanning Electron Microscopy (SEM)


Scanning Electron Microscopy (SEM) adalah salah satu jenis mikroskop elektron yang
menggunakan berkas elektron untuk menggambar profil permukaan benda. Prinsip kerja
SEM adalah menembakkan permukaan benda dengan berkas elektron berenergi tinggi.
Elektron ini dihasikan oleh sebuah sumber yang disebut electron gun, disejajarkan oleh anoda
dan magnetic lens dan difokuskan scanning coil dan detektor. Perangkat mikroskop dapat
dilihat pada Gambar 6. Permukaan benda yang dikenai berkas akan memantulkan kembali
berkas tersebut atau menghasilkan elektron sekunder ke segala arah. Dari hasil pantulan
tersebut ada satu arah di mana berkas dipantulkan dengan intensitas paling tinggi. Pada saat
dilakukan pengamatan, lokasi permukaan benda yang ditembak dengan berkas elektron di-
scan ke seluruh area daerah pengamatan (Abdullah 2009).
Gambar 2 Skema Prinsip Kerja SEM. (http://mse.iastate.edu/microscopy/col lege.html.)

Uji Vickers (Uji Kekerasan)


Kekerasan didefinisikan sebagai ketahanan bahan terhadap penetrasi pada permukaan
bahan. Kekerasan diukur dengan menumbuk indenter pada permukaan. Indenter biasanya
berbentuk piramida dan terbuat dari material yang jauh lebih keras daripada material yang
diuji, misalnya intan atau baja. Indenter menekan permukaan bahan uji dengan sudut 900.
Besarnya kekerasan dihitung dengan persamaan.
F
VHN = 1854,4 d 2

Keterangan:
VHN : Vickers Hardnes Number (HV)
F : Beban yang diterapkan (gf)
d : Diagonal rata-rata bidang piramida hasil dari jejak indentor (m)

Gambar 3 Pengujian Vickers (http://www.alatuji.com/article/detail/3/what-is-hardness-test-


uji-kekerasan-#.Uk-BL9JkM80)
Abdullah M, Khairurrijal. 2009. Review: Karakterisasi nanomaterial. J Nano Saintek
2009; 2 (1):1-9.
[Anonim]. 2011. X-Ray Crystallography. [terhubung berkala] http://en.wikipedia.org/wiki
(5 Oktober 2013).
[Anonim]. 2010. Perangkat Scaning Elektron Microscopy. [terhubung berkala]
http://mse.iastate.edu/microscopy/col lege.html. (5 Oktober 2013).

[Anonim]. 2013. What is Hardness Test (Uji Kekerasan) ?. [terhubung


berkala] http://www.alatuji.com/article/detail/3/what-is-hardness-test-
uji-kekerasan-#.Uk-L9JkM80 (5 Oktober 2013).

Griffith P.R, Haseth J.A. 2007. Fourier Transform Infrared Speroscopy. New Jersey : A
John Wiey & Sons, Inc Publication.
Hincke M T, Tsang C P, Courtney M, Hill V, Narbaitz R. 1995. Purification and
Immunochemistry of a Soluble Matrix Protein of The Chicken Eggshell (Ovocleidin
17). Calcif tissue 1995;56(6): 578-83.
Lobo SE, Arinzeh TL. (2010). Biphasic Calcium Phosphate Ceramics for Bone
Regeneration and tissue Engineering Applications. Materials 3:815-826.
Riyani E, A Maddu, DS Soejoko, 2005. Karakterisasi Senyawa Kalsium Fosfat Karbonat
Hasil Pengaruh Penambahan Ion F- dan Mg2+. Jurnal Biofisika 1:82- 89.

Anda mungkin juga menyukai