ABSTRAK
Cangkang kerang mengandung kalsium yang berpotensi sebagai biokeramik yang dapat
diperoleh salah satunya dari cangkang kerang ale-ale (Meretrix-meretrix). Ale-ale merupakan
salah satu jenis kerang yang masuk dalam kelas bivalvia khas dari kabupaten Ketapang,
Kalimantan Barat yang biasanya dimanfaatkan masyarakat menjadi olahan makanan dan
kerajinan, sedangkan cangkangnya belum dimanfaatkan secara maksimal. Penelitian ini
dilakukan untuk mengekstraksi kalsium karbonat (CaCO3) dari cangkang kerang ale-ale
dengan proses kalsinasi selama 4 jam pada temperatur kalsinasi 500°C. Hasil analisis XRF
menunjukkan bahwa cangkang kerang ale-ale mengandung kalsium oksida (CaO) sebesar
87%. Hasil difraktogram XRD pada temperatur kalsinasi 500°C menunjukkan fase CaCO3 yang
muncul pada 2θ: 29,38°, 29,47°, 47,48°, 48,48° dan 39,38°. Hasil penelitian ini menunjukkan
bahwa kalsium karbonat murni berhasil diekstraksi dari cangkang kerang ale-ale dengan
temperatur kalsinasi 500°C.
Kata Kunci : cangkang kerang ale-ale (Meretrix meretrix), ekstraksi, kalsium karbonat
PENDAHULUAN
Cangkang kerang mengandung CaCO3 yang berpotensi dimanfaatkan sebagai biokeramik
untuk beberapa aplikasi rekayasa jaringan (Hoque et al., 2013). Kandungan CaCO3 dalam batu
kapur mencapai lebih dari 90% dan sisanya adalah zat-zat lainnya. Kalsium karbonat (CaCO3)
adalah senyawa yang terdapat dalam batuan kapur dalam jumlah besar. Senyawa ini
merupakan mineral paling sederhana yang tidak mengandung silikon dan merupakan sumber
pembuatan senyawa kalsium terbesar secara komersial (Othmer, 1965).
Salah satu jenis kerang yang banyak mengandung kalsium adalah cangkang ale-ale
(Meretrix meretrix). Penelitian Mijan et al. (2015) menyebutkan bahwa cangkang ale-ale
mengandung komposisi kalsium hingga 95%. Ale-ale (M. meretrix ) merupakan salah satu jenis
kerang masuk dalam kelas bivalvia khas dari kabupaten Ketapang, Kalimantan Barat yang
biasanya dimanfaatkan masyarakat menjadi olahan makanan dengan cara fermentasi
menggunakan garam (Nofiani et al., 2010). Ale-ale adalah jenis kerang dari spesies vertebrata,
bagian dagingnya dimanfaatkan sebagai bahan tambah untuk makanan sedangkan kulitnya
belum dimanfaatkan secara maksimal. Kulit ale-ale dimanfaatkan warga untuk menimbun jalan
maupun pekarangan rumah. Selain itu, cangkang kerang juga dimanfaatkan sebagai bahan
pembuat kapur sirih atau bahan kerajinan (Suratmin, 2007).
Ekstraksi adalah proses pencarian zat-zat aktif dari bagian tumbuhan obat, hewan maupun
dari beberapa jenis ikan dan biota laut lainnya. Zat aktif tersebut terdapat di dalam sel sehingga
diperlukan metode tertentu untuk mengekstraksinya (Tobo, 2001). Pada penelitian ini
menggunakan metode kalsinasi pada temperatur 500°C untuk mengekstraksi kalsium karbonat
(CaCO3) dari bahan dasar cangkang ale-ale.
54
Jurnal Kimia Khatulistiwa, Tahun 2019, 8(1): 54-58 ISSN 2303-1077
METODOLOGI PENELITIAN
Alat dan Bahan
Alat-alat yang digunakan yaitu, cawan petri, krus, cawan porselen, alu dan mortal, ball
milling, ayakan 150 mesh, neraca analitik dan mufle furnace. Karakterisasi menggunakan XRF
(X-Ray Fluorescence) PAN Alytical Type: Epsilon 3 dan XRD (X-Ray Diffraction) Pan Analytical
Type: Expert Pro. Bahan yang digunakan yaitu cangkang ale-ale (Meretrix meretrix) yang
berasal dari Desa Suka Bangun, Kabupaten Ketapang.
Prosedur Kerja
Preparasi cangkang ale-ale
Kulit kerang dicuci menggunakan air mengalir, setelah itu dilakukan pengeringan
dibawah sinar matahari, mengacu pada metode yang dikembangkan oleh Fadhilah et al., (2015)
kemudian dilakukan tahap penghancuran cangkang dengan menggunakan ball milling untuk
mendapatkan ukuran yang halus. Serbuk diayak menggunakan ayakan 150 mesh untuk
memisahkan partikel yang berukuran kecil dan seragam, kemudian dianalisis dengan XRF.
55
Jurnal Kimia Khatulistiwa, Tahun 2019, 8(1): 54-58 ISSN 2303-1077
Setelah proses preparasi selesai, serbuk putih yang telah diayak tersebut dikalsinasi selama 4
jam pada temperatur 500°C. Proses preparasi cangkang ale-ale dapat dilihat pada Gambar 1
Hasil kalsinasi pada temperatur yakni 500°C selama 4 jam, dihasilkan penyusunan bobot
yaitu sebesar 3,516% dengan warna serbuk yaitu abu tua kehitaman. Hal ini menunjukkan
bahwa kalsium karbonat (CaCO3) berhasil diekstraksi. Hasil serbuk cangkang ale-ale setelah
kalsinasi dapat dilihat pada Gambar 2
Serbuk yang dihasilkan selanjutnya dikarakterisasi dengan XRD yang bertujuan untuk
melihat material yang terbentuk. Hasil analisis XRD dapat dilihat pada Gambar 3 dan puncak
difaktogram pada temperatur kalsinasi 500°C dapat dilihat pada Tabel 2
56
Jurnal Kimia Khatulistiwa, Tahun 2019, 8(1): 54-58 ISSN 2303-1077
Analisis difraksi sinar-x (XRD) pada Gambar 3 hasil ekstraksi sampel cangkang ale-ale
pada temperatur kalsinasi 500°C menunjukkan hasil difraktogram secara keseluruhan dari
puncak-puncak yang muncul merupakan fase dari CaCO3 yang disesuaikan dengan data ICDD
No. 01-078-4615. Pola difraksi yang diperoleh sesuai dengan hasil penelitian yang dilakukan
oleh Mijan, et al., (2015) yaitu CaCO3 muncul pada 2θ : 29,5°, 48,3° dan 39,4°. Sesuai dengan
hasil penelitian yang dilakukan oleh Charlena (2015) yaitu CaCO3 yang muncul pada 2θ :
29,39°.
CaCO3
10 20 30 40 50 60
2θ
Gambar 3. Hasil difraktogram XRD serbuk cangkang ale-ale setelah kalsinasi pada temperatur
500°C
Keterangan:
: CaCO3
SIMPULAN
Cangkang kerang ale-ale (Meretrix meretrix) mengandung kalsium oksida (CaO) sebesar
87% berpotensi digunakan sebagai bahan dasar ekstraksi kalsium karbonat CaCO3. Hasil
difraktogram XRD pada temperatur kalsinasi temperatur 500°C menunjukkan telah
terbentuknya CaCO3 murni dengan pola difraksi khas yang muncul yaitu pada 2θ : 29,38°,
29,47° 47,48°, 48,48° dan 39,38°.
57
Jurnal Kimia Khatulistiwa, Tahun 2019, 8(1): 54-58 ISSN 2303-1077
DAFTAR PUSTAKA
Charlena.; Bambang, S. dan Lestari Puji A., 2015, Sintesis Hidroksiapatit dari Cangkang
Keong Sawah (Bellamya Javanica) dengan Metode Simultan Presipitasi Pengadukan
Berganda, Prosiding SEMIRATA 2015 Bidang MIPA BKS-PTN Barat Universitas
Tanjungpura, Pontianak Hal. 284-293
Fadhilah, R.; Rizmahardian, A.K.dan Margarita, M.I., 2015, Sintesis Hidroksiapatit dari
Cangkang Kerang Ale-Ale (Meretrix Spp) Sebagai Material Graft Tulang, Jurnal
Majalah Ilmiah Al Ribaath., Vol 12. No.1, Hal 44-60. ISSN: 1412-7156
Hoque, Md Enamul.; Muhammad, Shehryar. and Khandakar Md.N. Islam., 2013, Processing
and Characterization of Cockle Shell Calcium Carbonate (CaCO3) Bioceramic for
Potential Application in Bone Tissue Engineering, J. Material Sci Eng., 2:4
Khiri, M.Z. Ahmad.; Khamirul Amin A.M.; Norhazlin, Z.; Che Azurahanim C.A.; Zarifah, N.A.;
Nur Fadilah, B. and Mohd Hafiz M.Z., 2016, The Usability of Ark Clam Shell (Anadara
Granosa) as Calcium Precursor to Produce Hydroxyapatite Nanoparticle Via Wet
Chemical Precipitate Method in Various Sintering Temperature. Journal
SpringerPlus., 5:1206
Nofiani, R.; M. Kalbar. and P. Ardiningsih., 2010, Chemical Characteristic and
Microbiological Safety of Commercial Fermented Ale-ale from West Kalimantan,
Indonesia, Journal of Fish eries and Aquatic Science., 5 (6) : 483-493
Mijan, N. Asikin.; YH Taufiq Yap. and H.V Lee., 2015, Synthesis of Clamshell Derived
Ca(OH)2 Nano-Particles Via Simple Suractant-Hydration Treatment. 2015. Chemical
Engineering Jounal., Vol. 262 pages 1043-1051
Othmer, D.F and Ke Kirk, R.E, 1957," Inorganic Process industries ", p.p. 107-115, The
Macmillan Company, New York
Suratmin, Satyarno I. dan Tjokrodimuljo K., 2007, Pemanfaatan Kulit Ale-Ale Sebagai
Agregat Kasar dalam Pembuatan Beton, Jurnal Forum Teknik Sipil., No. 17
Tobo, F. 2001, Buku Pegangan Laboratorium Fitokimia 1, Universitas Hasanuddin,
Makassar.
58