SINTESA TUNGSTEN TRIOKSIDA NANO PARTIKEL DENGAN METODE SOL GEL DAN
PROSES KALSINASI
Arya Dana1, M.Ageng Tirtawana2, Osa Ahmad3
Mahasiswa Jurusan Teknik Metalurgi FT-UNTIRTA
ABSTRAK
1
Jurnal Teknik Material dan Metalurgi
Institut Teknologi Sepuluh Nopember Surabaya, 2011
a b
c d
2
Jurnal Teknik Material dan Metalurgi
Institut Teknologi Sepuluh Nopember Surabaya, 2011
3
Jurnal Teknik Material dan Metalurgi
Institut Teknologi Sepuluh Nopember Surabaya, 2011
(d)
(c)
(b)
(a)
Gambar 3. Pola XRD pada serbuk tungsten trioksida yang telah dikalsinasi dengan berbagai temperatur.
(a) 300ºC, (b) 400ºC, (c) 500ºC, dan (d) 600ºC
(a) (b)
(c) (d)
Gambar 4. Hasil Foto SEM serbuk tungsten trioksida pada temperatur kalsinasi (a) 300ºC, (b) 400ºC, (c)
500ºC, dan (d) 600ºC dengan perbesaran 10.000x
4
Jurnal Teknik Material dan Metalurgi
Institut Teknologi Sepuluh Nopember Surabaya, 2011
5
Jurnal Teknik Material dan Metalurgi
Institut Teknologi Sepuluh Nopember Surabaya, 2011
Pada kurva TGA temperatur 500ºC menyebabkan kandungan unsur volatile pada
tidak mengalami pengurangan persen massa, larutan menguap dengan sempurna.
ketika pada temperatur sampai 600ºC kamar Area lembah yang terjadi pada range
serbuk tungsten trioksida menunjukkan 600-815 cm-1 menunjukkan terjadinya
penambahan persen massa yaitu sebesar 2.5 penyerapan vibrasi yang dilakukan oleh gugus
%. Hal ini disebabkan bahwa pada kondisi v(O-W-O) interbridging dalam WO3. Pada
serbuk tungsten oksida setelah dikalsinasi pada daerah 953 cm-1 (temperatur 500ºC)
temperatur 500ºC memiliki daya serap yang merupakan penyerapan vibrasi yang dilakukan
sangat baik terhadap kandungan unsur sekitar. oleh gugus v(W=O) dimana Tungsten
Tamaki (1994) dan Wang (2003), berikatan dengan gugus oksida. [18].
dalam jurnalnya mengatakan bahwa proses Selain adanya ikatan-ikatan
sintesa tungsten trioksida dengan utama,pada grafik FT-IR tersebut juga terdapat
menggunakan proses solgel dan metode beberapa lembah namun dengan nilai
kalsinasi pada temperatur 550ºC menunjukkan intensitas yang tidak begitu dominan. Pada
kecenderungan yang sesuai untuk aplikasi daerah 1744 cm-1 merupakan indikasi adanya
sebuah sensor. Untuk itu, pada kondisi inilah ikatan C=O. Pada daerah 2342 cm-1
dimungkinkan aplikasi sensor paling baik mengindikasikan adanya ikatan C-H. Adanya
digunakan. rantai ikatan C-H, dan C=O ini berasal dari
adanya unsur lain yang masih terikat secara
Analisa FT-IR kimia dengan sampel. Ikatan ini berasal dari
Gambar 8. menunjukkan spektra FTIR ethanol dan surfactant.
serbuk tungsten trioksida pada berbagai
temperatur kalsinasi. Seluruh sampel Analisa Raman
menunjukkan penyerapan terkuat pada 500- Pengujian Raman Spectroscopy
1000 cm-1, dimana ini merupakan pelebaran digunakan untuk mengkarakterisasi material
ikatan W-O-W. dimana untuk mendapatkan detail ikatan kimia
Terjadinya lembah yang hampir sama dari WO3.
dan berada pada daerah yang sama merupakan Gambar 9. menunjukkan hasil kurva
pengaruh frekuensi dari jenis vibrasi dan FT-IR dimana terdapat 3 ikatan penting yang
pengaruh panjang ikatan (kekuatan ikatan). dapat terlihat yaitu, dengan nilai raman shift
[8],[17] tinggi pada daerah sekitar 850-750 cm-1,
Pada range 3000-3500 cm-1 (pada medium pada daerah sekitar 750-600 cm-1, dan
semua temperatur), terdapat penyerapan rendah pada daerah sekitar 400-200 cm-1.
vibrasi yang cukup luas pada bidang vibrasi Puncak kurva dengan intensitas paling tinggi
dari molekul air (H2O). (Daniel ). Pada kurva terlihat pada daerah 816 cm-1 menunjukkan
IR temperatur 300ºC, terdapat lembah yang adanya ikatan W=O stretching vibration
menandakan penyerapan vibrasi pada daerah modes (v(W=O)) dimana permukaan dari W
1628 cm-1 dimana vibrasi ini timbul karena terikat dengan sekelompok atom O. [15],[18]
adanya penyerapan vibrasi yang dilakukan Puncak pada daerah 719 cm-1
oleh molekul δ(H-OH). menunjukkan adanya ikatan O-W-O stretching
Area lembah cukup curam terjadi pada modes (v(O-W-O)) dimana ikatan itu
daerah 1400 cm-1 yang merupakan indikasi merupakan ikatan W6+- O.Terdapat 2 puncak
adanya penyerapan vibrasi yang dilakukan pada range 400-200 cm-1 yaitu pada 270 cm-1
oleh molekul OH (δ(OH)) yang dimilik oleh dan 323 cm-1 dimana menunjukkan adanya
gugus hydroxyl .[18] ikatan W-O-W bending modes (δ(W-O-W))
Pada temperatur 300ºC, terdapat dari jembatan oksigen. [18]
cukup banyak puncak vibrasi yang luas dan
tajam pada range 3000-3500 cm-1 dimana Analisa HR-TEM
menandakan masih banyaknya gugus air yang HR-TEM pada umumnya digunakan
berikatan dengan Tungsten. Kecenderungan untuk melihat bentuk morfologi dari suatu
membentuk lembah semakin berkurang sesuai material dengan resolusi yang lebih baik
dengan kenaikan temperatur. Hal ini dibanding dengan SEM. Pengujian HR - TEM
disebabkan karena kenaikan temperatur
6
Jurnal Teknik Material dan Metalurgi
Institut Teknologi Sepuluh Nopember Surabaya, 2011
7
Jurnal Teknik Material dan Metalurgi
Institut Teknologi Sepuluh Nopember Surabaya, 2011
Gambar 10. HR-TEM serbuk Tungten Trioksida Gambar 11. HR-TEM area A
setelah proses kalsinasi 600ºC dengan perbesaran 20.000x
0.37 nm
0.35 nm
d [200]
d [020]
5 nm 5 nm
Gambar 12. HR-TEM serbuk Tungten Trioksida setelah proses kalsinasi 600°C pada
area B dengan perbesaran 20.000x
0.38 nm d [022]
5 nm
Gambar 12. HR-TEM serbuk Tungten Trioksida setelah proses kalsinasi 600°C pada
area C dengan perbesaran 20.000x
8
Jurnal Teknik Material dan Metalurgi
Institut Teknologi Sepuluh Nopember Surabaya, 2011
Gambar 13. Hasil pengujian EDS tungsten trioksida temperatur kalsinasi 600ºC.
10