Anda di halaman 1dari 8

BAB IV

HASI PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

A. Hasil Penelitian
1. Hasil Pretest dan Posttest

Penelitian pengaruh model pembelajaran kooperatif tipe Think Pair Share (TPS)
terhadap hasil belajar siswa pada materi kelarutan dan hasil kali kelarutan ini
dilakukan di SMAN 29 Jakarta pada kelas XI MIA 1 yang berjumlah 36 orang siswa.
Sampel diberikan perlakuan dengan model pembelajaran kooperatif tipe TPS. Data
yang dieprlukan dalam penelitian ini adalah hasil pretest dan posttest siswa.
Sebelum melakukan penelitian dilakukan pretest terlebih dahulu untuk
mengetahui kemampuan awal siswa. Setelah melakukan penelitian terhadap siswa
dengan ,menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe TPS maka dilakukan
posttest untuk mengetahui hasil belajar siswa setelah diberikan perlakuan.
Berdasarkan hasil perhitungan data penelitian mengenai hasil pretest dan posttes
hasil belajar dari 36 siswa yang dijadikan sampel diperoleh data sebagai berikut:

Tabel 4.1 Data Hasil Pretest


Titik Tengah Frekuensi fk
No Interval Nilai (xi) (fi) Persentase
1 20 25 22,5 1 1 2,78%
2 26 31 28,5 6 7 16,67%
3 32 37 34,5 11 18 25%
4 38 43 40,5 9 27 38,89%
5 44 49 46,5 7 34 19,4%
6 50 55 52,5 2 36 5,56%
Rata-rata = 38

Berdasarkan tabel diatas dapat diketahui bahwa yang memperoleh nilai


dibawah rata-rata berjumlah 18 siswa (44,45%), dan yang memperoleh nilai diatas
rata-rata berjumlah 9 siswa (24,96%). Sedangkan untuk nilai varians yaitu 54,26 dan
standar deviasi sebesar 7,37.
Sedangkan untuk hasil nilai posttest dapat dilihat pada tabel berikut:
Tabel 4.2 Data Hasil Posttest
Frekuensi Titik Tengah fk
No Interval Nilai Persentase xi.fi
(fi) (xi)
1 65 70 1 67,5 2,78% 1 67,5
2 71 76 1 73,5 2,78% 2 73,5
3 77 82 2 79,5 5,56% 4 159
4 83 88 4 85,5 11,11% 8 342
5 89 94 9 91,5 25% 17 823,5
6 95 100 19 97,5 52,78% 36 1852,5
Rata-rata = 92,17 3318

Berdasarkan tabel diatas dapat diketahui bahwa yang memperoleh nilai dibawah
rata-rata berjumlah 8 siswa (22,23%), dan yang memperoleh nilai diatas rata-rata
berjumlah 19 siswa (52,78%). Sedangkan untuk nilai varians yaitu 57,14 dan standar
deviasi sebesar 7,56.
Dengan demikian, berdasarkan Tabel 4.1 dan Tabel 4.2 nilai siswa mengalami
peningkatan dari pretest ke posttest, hal ini terjadi karena pada nilai pretest
merupakan penilain yang diberikan sebelum siswa diberikan perlakuan, sedangkan
untuk nilai posttest merupakan penilaian setelah siswa diberikan perlakuan dengan
menggunakan penerapan model pembelajaran kooperatif tipe TPS sehingga dapat
disimpulkan bahwa hasil belajar siswa dari pretest ke posttest mengalami
peningkatan.
Data tersebut dapat dilihat dengan diagram batang dibawah ini:
30

Banyaknya Siswa
25
20
15
10
5
0
Nilai
36 - 42 42 - 48 48 - 54 54 - 61 61 - 67 67 - 73
Pretest
Nilai 95 -
70 - 75 75 - 80 80 - 85 85 - 90 90 - 95
Posttest 100
Pretest 1 7 4 6 9 4
Posttest 3 0 0 1 3 24

Gambar: 4.1 Digram Batang Nilai Pretest dan Posttest

Sedangkan untuk analisis data penelitian dibuat dalam bentuk nilai rata-rata
(mean), nilai tengah (median), nilai terbanyak (modus), dan standar deviasi hasil
pretest dan posttest. Berdasarkan perhitungan-perhitungan statistik maka di dapat
beberapa nilai pemusatan dan penyebaran data dari pretest dan posttest yang
ditunjukan pada tabel dibawah ini:

Tabel 4.3 Rekapitulasi Ukuran Pemusatan Data Pretest dan Posttest


No Pemusatan dan penyebaran data Pretest Posttest
1 Nilai Tertinggi 53 100
2 Nilai Terendah 20 67
3 Mean 38 92,17
4 Median 37,5 35,78
5 Modus 94,8 100,5
6 Varians 54,26 57,14
6 Standar Deviasi 7,37 7,56

Berdasarkan Tabel 4.3, diketahui bahwa nilai tertinggi yang diperoleh dari
hasil pretest adalah 53, sedangkan untuk posttest adalah 100. Nilai terendah untuk
hasil pretest sebesar 20, sedangkan untuk hasil posttest sebesar 67. Rata-rata nilai
hasil pretest adalah 38 sedangkan untuk rata-rata nilai posttest adalah 92,17. Nilai
yang banyak muncul (modus) pada hasil pretest adalah 94,8, sedangkan pada posttest
adalah 100,5. Untuk nilai tengah (median) pada hasil pretest adalah 37,5, sedangkan
pada posttest 35,78. Untuk varians yang diperoleh hasil pretest sebesar 54,26,
sedangkan pada hasil posttest sebesar 57,14. Untuk standar deviasi yang diperoleh
hasil pretest sebesar 7,37, sedangkan pada hasil posttest sebesar 7,56. Data tersebut
dapat dilihat pada diagram batang berikut ini:

120
100
80
Skor

60
40
20
0
Standar
Mean Median Modus
Deviasi
Pretest 57.1 60 63 9.92
Posttest 95.2 100 100 8.56

Gambar 4.2 Diagram Batang Ukuran Pemusatan Data Pretest dan Posttest

2. Hasil Analisis Data


1. Pengujian Prasyarat Analisis Data
1. Uji N-Gain
Untuk mengetahui seberapa besar peningkatan dari pretest ke posttest maka
dilakukan uji N-Gain (Normalized Gain). Berikut ini adalah tabel Uji N-Gain antara
pretest dan posttest

Tabel 4.4 Data N-Gain antara pretest dan posttest

SKOR SKOR
NO. NAMA SISWA N-GAIN KATEGORI
PRETEST POSTTEST
1
ABDURROHMAN RIZAL 27 100 1 Tinggi
2
ADLERIANSAH YUSUF 20 67 0,587 Sedang
3
AKMALITA UTAMI 40 93 0,88 Tinggi
4
ANDHIKA MILLZA RAMADHAN 27 93 0,90 Tinggi
5
ANNISA AYU PRIHASTUTI 47 100 1 Tinggi
6
ANNISA DWI UTARI 33 100 1 Tinggi
7
ASTRIANI YULSYAFRIDA 40 100 1 Tinggi
8
BETAVIANE INDAH PUTRI 27 93 0,92 Tinggi
9
DELIA WIDYANISA 33 93 0,895 Tinggi
10
DHANISTA AYU RAMADHANA 40 100 1 Tinggi
11
DIFA AULIA RAHMAH 40 93 0,88 Tinggi
12
ELLYZA ANGGRAINI 53 100 1 Tinggi
13
EMIRANZA PUTRAGAZZA 27 100 1 Tinggi
14
FARHAN SATRIA MARDHANI 33 73 1,1 Tinggi
15
GHINA SYARIFAH 47 100 1 Tinggi
16
GITA FARADILLA ADZANI 33 100 1 Tinggi
17
ISMAHADI 27 86 0,8 Tinggi
18
LUCIA ASTUTI 40 100 1 Tinggi
19
MOCHAMMAD HAEKAL RESTANU 27 80 0,73 Tinggi
20
MUHAMMAD FARREL SAVERO 40 100 1 Tinggi
21
MUHAMMAD FAUZAN FADLI N. 33 86 0,8 Tinggi
22
MUHAMMAD IKHSAN 33 93 0,89 Tinggi
23
MUHAMMAD RIZKY HARIZKA G. 33 80 0,7 Sedang
24
NANDA AISYAH NUR AZELINA 47 100 1 Tinggi
25
NUR MUHAMMAD IQBAL 40 93 0,89 Tinggi
26
RAHMAH SYIFA 40 100 1 Tinggi
27
REZA RIZQY RAMADHAN 33 86 0,8 Tinggi
28
RIZKY ESFANDIARY 53 100 1 Tinggi
29
RIZQIYA INDIRA PUTRI 47 100 1 Tinggi
30
SAFA TALITHA 47 100 1 Tinggi
31
SALSABILA NOVIANI 33 93 0,89 Tinggi
32
SARAH AFIFAH 40 100 1 Tinggi
33
SEKAR AURELLYA SAVIRA 33 93 0,89 Tinggi
34
TANIA MAHESWARA 47 100 1 Tinggi
35
TAWEKSAKA ILYAS NUGRAHA 33 86 0,8 Tinggi
36
VALERIE NUR ANANTHA 47 100 1 Tinggi

Rata-rata 38 92,17 0,87 Tinggi

Tabel 4.5 Kategori N-Gain

Nilai N-Gain Kategori


g 0,7 Tinggi
0,3 g 0,7 Sedang
g 0,3 Rendah

Jadi berdasarkan tabel uji N-gain dan tabel kategori N-gain tersebut, maka
diperoleh hasil rata-rata pretest sebesar 38 sedangkan rata-rata posttest sebesar 92,17.
Hasil uji N-gain sebesar 0,87 yang berdasarkan kategori N-gain tergolong tinggi. Hal
ini menunjukkan rata-rata hasil belajar siswa meningkat dengan sangat baik setelaha
diberikan perlakuan dengan sangat baik setelah diberikan perlakuan dan
membuktikan bahwa penggunaan model pembelajaran kooperatif tipe Think Pair
Share sangat berpengaruh secara signifikan terhadap hasil belajar siswa.

B. Hasil dan Pembahasan


Hasil belajar adalah kemampuan-kemampuan yang dimiliki siswa setelah ia
menerima pengalaman belajarnya (Sudjana, 2009, h. 12). Berdasarkan kerangka pikir
yang telah dikemukakan, peneliti menduga dan meyakini bahwa terdapat keterkaitan
antara model pembeljaran kooperatif tipe Think, Pair, Share (TPS) dengan hasil belajar
siswa pada materi kelarutan dan hasil kali kelarutan. Atas dasar keyakinan yang didukung
oleh teori para ahli, maka penulis bermaksud untuk meneliti pengaruh model
pembelajaran kooperatif tipe TPS terhadap hasil belajar siswa. Pada pembahasan ini,
penulis akan menjelaskan lebih lanjut mengenai hasil penelitian yang telah didapatkan.
Sebelum dilakukan perlakuan kepada siswa, peneliti mengambil data pretest
untuk mengetahui kecocokan kelas tersebut untuk dijadikan sampel penelitian dan
sesudah dilakukan perlakuan kepada siswa, peneliti mengambil data posttest.
Berdasarkan hasil nilai pretest dan posttest terdapat peningkatan yang signifikan.
Peningkatan nilai dari pretest dan posttet, hal ini bisa dilihat dari hasil perolehan rata-rata
pretest sebesar 38 sedangkan rata-rata posttest sebesar 92,17. Untuk mengetahui seberapa
besar peningkatan dari hasil pretest ke posttest, maka teknik analisis data dengan
menggunakan uji N-Gain, berdasarkan uji N-Gain tersebut diperoleh hasil sebesar 0,87
yang berdasarkan kategori N-Gain termasuk ke dalam kategori tinggi. Hal ini
menunjukkan bahwa peningkatan nilai hasil belajar siswa dari pretest ke posttest sangat
baik yakni ada pada katagori tinggi. Sehingga dapat dikatakan bahwa penerapan model
pembelajaran kooperatif tipe Think, Pair, Share memberikan pengaruh yang cukup besar
terhadap hasil belajar siswa. Hal tersebut juga dibuktikan dengan adanya peningkatan
hasil belajar siswa pada kategori tinggi.
Pengaruh model pembelajaran kooperatif tipe Think, Pair, Share terhadap hasil
belajar dapat meningkatkan hasil belajar siswa berdasarkan nilai pretest dan posttest. Hal
ini dikarenakan model pembelajaran kooperatif tipe TPS dapat memberi siswa lebih
banyak waktu berpikir untuk merespon, siswa menjadi lebih aktif, siswa saling
membantu dalam memecahkan masalah, membuat siswa berpikir kritis, siswa dapat
mengintegrasikan pengetahuan dengan pengalaman yang di miliki siswa dan siswa akan
lebih mudah menemukan dan lebih mudah memahami konsep yang sulit jika siswa saling
berdiskusi kelompok dengan temannya.
Setelah diskusi kelompok, guru mengadakan pemanggilan anggota kelompok
dengan nomor tertentu. Setiap siswa dalam kelompok memiliki nomor yang ebrbeda-
beda. Selain itu model pemeblajaran ini secara tidak langsung melatih siswa untuk saling
berdiskusi dan berbagi ide sebagai upaya memperoleh berbagai informasi sehingga setiap
orang mengetahui pasti jawaban yang telah didiskusikan tersebut. Selain itu, semangat
dan motivasi siswa menjadi kelompok terbaik juga dikarenakan adanya sebuah
pengahrgaan atau hadiah. Dimana siswa merasa bangga dan senang ketika usaha keras
yang siswa lakukan diberikan suatu pujian atau penghargaan.
Dari hasil penelitian maka dapat disimpulkan bahwa penggunaan pembelajaran
menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe Think, Pair, Share berpengaruh
terhadap hasil belajar siswa pada konsep kelarutan dan hasil kali kelarutan. Dapat
dikatakan berpengaruh karena berdasarkan uji N-gain antara hasil pretest dengan posttest,
seta berdasarkan hasil pretest dan posttest sangat berbeda secara signifikan. Peningkatan
ini terjadi karena pemberian model pembelajaran kooperatif tipe Think, Pair, Share akan
merangsang siswa untuk belajar lebih aktif, karena pembelajaran yang melibatkan diskusi
untuk memecahkan suatu masalah yang dimana ditahap terakhir memberikan ruang
kepada siswa untuk menjelaskan mengenai hasil diskusinya dan guru membantu siswa
dalam mnyimpulkan kegitan bersama-sama untuk menyamakan persepsi sehingga
membuat siswa dapat memperbaiki pemahaman yang kurang di pahami.
Secara keseluruhan siswa telah mencapai ketuntasan belajar selama kegiatan
pembelajaran. Hal ini dikarenakan siswa antusias dan termotivasi sehingga siswa lebih
aktif dalam kegiatan pembelajaran. Factor lainnya yang membantu siswa dalam mencapai
ketuntasan belajar adalah karena keberhasilan guru dalam mengelola pembelajaran
menggunakan model pembelajaran yang cukup efektif dan menarik bagi siswa.
Jadi dapat disimpulkan bahwa jika pembelajaran dengan memanfaatkan model
pembelajaran yang secara inovatif dapat membangun tingkat kognisi peserta didik maka
yang akan timbul adalah peserta didik lebih memahami pembelajaran dan dapat
meningkatkan pemahaman dalam mempelajari suatu konsep yang diajarkan.

Anda mungkin juga menyukai