HASIL PENELITIAN
4.1 Deskripsi Data
Penelitian ini dilakukan secara luring di lapangan cakrawala Universitas
Negeri Malang dengan metode penelitian true experiment dan dengan rancangan
penelitian pre-test and post test one group design. Data diperoleh dari sampel 8
atlet lari jarak jauh dari PASI Kota Malang yang diambil sampel darahnya melalui
pembuluh darah vena cubiti yaitu sebelum dan sesudah pemberian latihan HIIT
(High Intensity Interval Training). Latihan HIIT yang dipakai dalam penelitian
adalah dengan model lari interval yaitu sampel diintruksikan untuk berlari selama
2 menit dan berjalan selama 2 menit dengan pengulangan sebanyak 10 repetisi.
Sebelum dilakukan pengambilan data penelitian sampel diperiksa terlebih dahulu
kesehatannya dan mengisi biodata yang sudah disediakan oleh peneliti. Adapun
hasil rata-rata umur dan IMT dapat dilihat pada tabel 4.1
Tabel 4.1 Rata-rata usia dan IMT
Usia IMT
21,27 ± SD 2,30 20,37 ± SD 1,40
2.5
1.5
0.5
0
19 20 21 23
Usia
Gambar 4.1 Gambaran umum usia
Pada gambar 4.1 dapat dilihat bahwa umur termuda dari subjek adalah 19
tahun sedangkan untuk umur tertuanya adalah 23 tahun. Pada gambar dapat
diketahui bahwa subjek yang berumur 19 tahun ada sebanyak 3 orang, dan untuk
subjek yang berumur 20 tahun ada 1 orang, lalu untuk subjek yang berumur 21
tahun ada 3 orang. Sedangkan subjek yang paling tertua yaitu umur 23 tahun
berjumlah 1 orang. Sebaran indeks massa tubuh (IMT) dapat dilihat pada gambar
4.2.
2.5
1.5
0.5
0
Kurus Normal Overweight Obesitas tingkat 1
Pada penelitian ini populasi yang digunakan adalah atlet lari jarak jauh
PASI kota malang. Dengan berat badan yang tidak ditentukan. Pada gambar diatas
diketahui bahwa sebanyak 2 atlet lari jarak jauh dikategorikan dalam kategori
kurus (<18.50). 3 orang dikatakan normal (18.50-24.99), 2 orang dikatakan
overweight (>25.00), dan 1 orang dikatakan obesitas tingkat 1 (>30.00).
Keterangan
Jumlah = Banyaknya subjek penelitian
Mean = Rata-rata hasil uji laboratorium
SD = Simpangan Baku
Minimum = Skor terendah hasil uji laboratorium
Maximum = Skor tertinggi hasil uji laboratorium
Range = Rentang skor minimum dengan skor maximum
Pada uji analisis deskriptif dihasilkan bahwa range data hasil uji kadar
leukosit sebelum latihan HIIT (High Intensity Interval Training) model lari
interval dengan jumlah sampel sebanyak 8 orang menghasilkan range atau
rentang skor sebesar 1,8 dengan nilai minimum sebesar 4,8 dan maximum sebesar
8,8 dan rata-rata sebesar 5,375. Serta dihasilkan standar deviasi sebesar 0,5970.
Serta pada uji analisis deskriptif setelah latihan HIIT (High Intensity Interval
Training) model lari interval dengan jumlah sampel yang sama dihasilkan rentang
skor sebesar 5,5 dengan nilai minimum 4,7 dan nilai maximum 10,2 dan rata-rata
sebesar 6,687. Serta dihasilkan standar deviasi sebesar 1,6496.
Pada uji normalitas dalam penelitian ini memakai uji Shapiro-Wilk dikarenakan
sampel yang digunakan kurang dari 50 sampel (<50). Dalam pengujian ini data
dikatakan berdistribusi normal jika nilai signifikan >0,05 atau lebih dari 0,05 (sig.
>0,05). Dalam penelitian yang dilakukan ini nilai signifikan bernilai sebesar 0,202
untuk pretest dan 0,215 untuk postest. Nilai signifikan lebih dari 0,05 maka dapat
dikatakan data hasil penelitian berdistribusi normal.
4.2.3 Uji-T (Paired Sample T-Test)
Dalam analisis data uji-T berpasangan atau Paired Sample T-test
digunakan untuk membuktikan hipotesis dalam penelitian. Menurut widjarjono
(2010) Analisis Uji-T berfungsi untuk membandingkan dua variabel yang saling
berpasangan untuk membuktikan hipotesis yang telah dibuat oleh peneliti. Pada
hasil uji analisis uji-T kali ini akan disajikan dalam bentuk tabel. Dalam analisis
uji-T mempunyai ketentuan yaitu :
Jika nilai signifikansi (2-tailed) < 0.05 menunjukkan adanya perbedaan
yang signifikan antara variabel awal dengan variabel akhir. Ini
menunjukkan terdapat pengaruh yang bermakna terhadap perbedaan
perlakuan yang diberikan pada masing-masing variabel.
Nilai signifikansi (2-tailed) >0.05 menunjukkan tidak terdapat perbedaan
yang signifikan antara variabel awal dengan variabel akhir. Ini
menunjukkan tidak terdapat pengaruh yang bermakna terhadap perbedaan
perlakukan yang diberikan pada masing-masing variabel.
Berikut tabel hasil uji analisis Uji-T Berpasangan
Tabel 4.4 Hasil analisis Uji-T Berpasangan
Pair-1 tailed)
1,3125 0,6537 -2,008 7 0,085
Pada tabel hasil analisis uji-T berpasangan diperoleh hasil nilai sig, (2-
tailed) sebesar 0,085 > 0,05 dengan perhitungan yang telah diuraikan diperoleh
nilai uji dengan derajat 8-1 = 7. Pada uji ini interpretasi meningkat atau tidaknya
kadar leukosit dilihat dari sig. (2 tailed) adalah 0,085. Jadi dari hasil uji t
berpasangan diperoleh sig. (2 tailed) lebih besar dari 0,05.
Kesimpulannya tidak ada perbedaan yang signifikan antara tes awal (pre test) dan
tes akhir (post test). Oleh karena itu latihan high intensity interval training (HIIT)
model lari interval tidak berpengaruh signifikan terhadap kadar leukosit pada
atletlari jarak jauh PASI Kota Malang