STATISTIKA
Dosen Pengampu:
Prof. Dr. I Made Sutajaya, M. Kes
Oleh
Julianto Arruan (1913043001)
1. Data jenis kelamin (Pria/Wanita), viabilitas (berkecambah/tidak berkecambah), rasa sakit (sakit, agak
sakit, dan tidak sakit) dapat diuji dengan uji statistik non parametrik, karena datanya berskala nominal.
2. Jenis data berskala interval dan rasio yang berdistribusi normal tetapi tidak homogen, digunakan uji
statistik independent sample t test, karena syarat uji independent sample t test tidak terpenuhi untuk
keterkaitan antar kelompok data.
3. Jika diperoleh Simpangan Baku (SB) sebesar 0,172 dan standar error sebesar 0,214 dari rerata, artinya
nilai sampel data tidak terlalu bervariasi dan memiliki tingkat akurasi yang baik.
4. Jika sebelum bekerja diperoleh rerata denyut nadi pematung sebesar 82,87 dpm dan sesudah bekerja
menjadi 102,18 dpm, artinya nilai rerata denyut nadi pematung sebelum bekerja < nilai rerata denyut
nadi pematung sesudah bekerja yang menandakan bahwa ada perbedaan rerata denyut nadi
pematung antara sebelum dan sesudah bekerja.
5. Nilai α sebesar 0,01 digunakan sebagai tetapan pada analisis statistik untuk penelitian obat, artinya
hasil penelitian obat memiliki kesempatan untuk salah sebesar 1% dan untuk benar sebesar 99%.
6. Taraf kepercayaan 99% menggunakan nilai α sebesar 0,01 yang biasanya digunakan sebagai tetapan
pada penelitian obat
7. Pada tiga kelompok data diketahui datanya berdistribusi normal, uji prasyarat selanjutnya adalah uji
beda dengan uji Anova One Way
8. Hasil uji Shapiro-Wilk diperoleh nilai p = 0,517, artinya data berdistribusi normal
9. Hasil uji Kolmogorov-Smirnov diperoleh nilai p = 0,017, artinya data berdistribusi tidak normal
10. Uji Shapiro-Wilk digunakan untuk menguji sebaran data acak suatu sampel kecil (jumlah sampelnya
≤ 50), karena kriteria normal (nilai kemaknaan (p) > 0,05 untuk uji Shapiro-Wilk berada pada
jumlah sampel tersebut.
11. Uji Kolmogorov-Smirnov digunakan untuk menguji sebaran data acak dan spesifik pada suatu
populasi (jumlah sampelnya > 50), karena kriteria normal (nilai kemaknaan (p) > 0,05 untuk uji
Kolmogorov-Smirnov berada pada jumlah sampel tersebut.
12. Penelitian pada dua atau lebih kelompok sampel bebas (group) penghtiungan jumlah sampel
menggunakan rumus Independent Sample t-Test, Anova one way, Manova, Anakova (untuk uji
parametrik) dan Mann-Whitney, Kruskal-Wallis (untuk uji non parametrik).
13. Penelitian pada dua atau lebih kelompok sampel berpasangan (paired) penghitungan jumlah sampel
menggunakan rumus uji t paired, Anova one way, Manova, Anakova (untuk uji parametrik) dan
uji Wilcoxon, Friedman (untuk uji non parametrik).
14. Uji homogenitas data dengan uji Kolmogorov-Smirnov digunakan untuk uji prasyarat pada sebaran
kelompok data.
15. Pada uji homogenitas data, diperoleh nilai p = 0,005, artinya data tersebut tidak homogen.
16. Uji one sample t test memerlukan uji prasyarat dalam bentuk uji normalitas data, karena syarat uji one
sample t test adalah data berdistribusi normal
17. Jika awalnya peneliti ingin menggunakan uji one sample t test, akan tetapi hasil uji K-S diperoleh nilai p
= 0,005, maka uji penggantinya adalah uji Mann-Whitney pada taraf signifikansi 5%.
18. Uji Chi Square tidak memerlukan uji prasyarat dalam bentuk uji normalitas data, karena tidak
mendasarkan pada asumsi data berdistribusi normal.
19. Hasil uji one sample t test dengan taraf signifikansi 5% diperoleh nilai p = 0,002, artinya data
berdistribusi tidak normal.
20. Hasil uji Chi Square dengan taraf signifikansi 5% diperoleh nilai p = 0,052, artinya data berdistribusi
tidak normal.
II. Jawablah sesuai dengan permintaan dari soal berikut.
Berdasarkan hasil analisis dengan menggunakan SPSS diperoleh output sebagai berikut.
Berdasarkan tabel hasil analisis di atas, menunjukkan bahwa jumlah sampel yang digunakan adalah 27.
Dari 27 sampel data berat badan, dapat diketahui bahwa berat badan memiliki nilai terkecil sebesar 40,00 dan
nilai tertinggi sebesar 80,00. Ini berarti bahwa berat badan mahasiswa yang paling ringan adalah 40 kg dan
yang paling berat adalah 80 kg. Data berat badan memiliki rata-rata berat badan adalah 53,1852 dan standar
deviasinya sebesar 11,82252 yang berarti bahwa sampel yang digunakan sangat bervariasi.
Berdasarkan tabel hasil di atas dapat kita ketahui bahwa nilai Chi Square hitung dari variabel berat badan
adalah 23,376 dan nilai Chi Square hitung dari variabel tinggi badan adalah 16,556. Sedangkan nilai
signifikansi dari variabel berat badan adalah 0,918 dan nilai signifikansi dari variabel tinggi badan adalah
0,020. Nilai signikansi dari variabel berat badan lebih besar dari 0,05 sehingga H0 diterima dan Ha ditolak
yang berarti bahwa tidak ada perbedaan berat badan antar mahasiswa. Sedangkan nilai signifikansi dari
variabel tinggi badan kurang dari lebih kecil dari 0,05 sehingga H0 ditolak dan Ha diterima yang berarti bahwa
ada perbedaan tinggi badan antar mahasiswa.
Berdasarkan tabel hasil analisis di atas, dapat kita ketahui bahwa nilai Z hitung dari variabel berat badan
adalah 0,934 dan nilai Z hitung dari variabel tinggi badan 0,348. Sedangkan nilai signifikansi dari variabel
berat badan adalah 1,132 dan nilai signifikansi dari variabel tinggi badan adalah 0,154. Oleh karena nilai
signifikansi dari kedua variabel tersebut lebih besar dari 0,05 maka dapat disimpulkan bahwa data pada
variabel berat badan dan tinggi badan berdistribusi normal.
Tabel hasil analisis One Sample t-Test
Variabel t hitung Nilai signifikansi
Berat badan 8,889 0,000
Tinggi badan 161, 234 0,000
Berdasarkan tabel hasil analisis di atas dapat kita ketahui bahwa nilai t hitung dari vaiabel berat badan
adalah 23,376 ( > t tabel (1,706)) dan nilai t hitung dari variabel tinggi badan adalah 161, 234 ( > t tabel
(1,706). Sedangkan nilai signifikansi baik itu variabel berat badan maupun variabel tinggi badan adalah 0,000.
Oleh karena nilai t hitung dari kedua variabel yang ada > t tabel dan nilai signifikansi dari kedua variabel
tersebut < 0,05 maka hipotesis nol ditolak yang berarti bahwa ada perbedaan berat badan dan tinggi badan
antar mahasiswa.